TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Kayu
Kayu merupakan sumber utama bahan serat untuk pembuatan kertas dan
pulp . Saat ini, kayu menyediakan sekitar 93% serat pembuatan pulp, sisa bahan
serat termasuk jerami gandum, ampas tebu, bambu, buluh, rami dan serat non-
kayu lainnya. Menurut jenis pohonnya, kayu dapat dibagi menjadi dua jenis: kayu
lunak (soft wood) dan kayu keras (hard wood).
2. Hemiselulosa
Hemiselulosa merupakan salah satu konstituen utama dalam kayu yaitu
sekitar 20–35% dari kayu. Hemiselulosa dibagi oleh dua kelas terpentingnya,
xilan dan glukomanan, yang dapat ditemukan baik pada kayu keras maupun kayu
lunak dengan perbedaan kandungan tergantung pada jenis kayunya (Rosta, 2021).
3. Lignin
Lignin merupakan polimer aromatik yang terbentuk melalui polimerisasi
radikal. Struktur lignin sangat kompleks dan memiliki beberapa sifat yang tidak
biasa untuk biopolimer, mengandung berbagai jenis ikatan terkondensasi dan
struktur eter, dan tidak memiliki struktur kimia primer. Secara umum, lignin pada
kayu keras yang mendominasi adalah sinapil alkohol (45-75%), diikuti oleh
koniferil alkohol (25-50%) dan kumaril alkohol sebagai sisa struktur (0-8%).
Untuk lignin kayu lunak, sebagian besar didominasi oleh koniferil alkohol (lebih
dari 95%) dan sisanya adalah alkohol kumaril. Struktur monomer lignin dan
komposisinya dalam kayu keras ditunjukkan pada Gambar 2.3.
Gambar 2.3 Monomer Lignin dan Komposisinya dalam Kayu Keras (Tandy,
2022)
Cairan yang digunakan dalam kraft cooking, yang dikenal sebagai white
liquor, terdiri dari natrium hidroksida (NaOH) dan natrium sulfida (Na 2S). Selama
proses kraft pulp, sebagian besar lignin dalam chips kayu secara kimiawi dipecah
setelah reaksi dengan natrium hidroksida (NaOH) dan natrium sulfida (Na 2S) pada
suhu dan tekanan tinggi. Proses ini menargetkan hidrolisis/pelarutan lignin, dan
serat dibebaskan dari kayu melalui pelarutan lignin ke dalam spent liquor (Jardim
et al., 2022). Proses cooking bisa batch atau continuous. Selama proses ini,
sejumlah besar senyawa Totally Reduced Sulfur (TRS) dapat dihasilkan, yaitu:
hidrogen sulfida (H2S), metil mercaptan (MM), dimetil dulfida (DMS), dan
dimetil disulfida (DMDS).
Ada dua paten yang menjelaskan variasi proses recovery lignin, LignoBoost
dan LignoForce. Teknik yang paling umum digunakan untuk recovery lignin
adalah LignoBoost, yang didasarkan pada keseimbangan disosiasi gugus asam
lemah dalam lignin. Karbon dioksida (CO 2) dilarutkan dalam black liquor untuk
menurunkan pH dari 13 menjadi 10. Keuntungan utama menggunakan CO 2 adalah
tidak mengganggu keseimbangan antara natrium (Na) dan belerang (S) dalam
siklus recovery.
Nilai pKa untuk gugus fenol dalam lignin bervariasi antara 6,2 dan 11,3,
tergantung pada pola substitusi. Jadi, ketika pH diturunkan menjadi 10, gugus-
gugus ini menjadi terprotonasi, yang menyebabkan pengendapan lignin. Setelah
pengendapan, padatan dipisahkan dengan penyaringan dan kemudian
disuspensikan kembali dalam air dan asam sulfat (H2SO4) pada pH 2,5 untuk
menghilangkan kotoran. Langkah pencucian yang efektif diperlukan karena lignin
yang diendapkan mengandung kadar Na yang tinggi yang harus dicuci dan
dikembalikan ke pabrik untuk menghindari gangguan keseimbangan Na-S dan,
karenanya, membutuhkan permintaan bahan kimia tambahan yang berlebihan.
Lignin dapat digunakan sebagai biofuel internal di pabrik atau dijual sebagai
pengganti bahan bakar lain. Selain itu, dapat dipasarkan sebagai bahan kimia
teknis untuk aplikasi yang beragam, menciptakan sumber pendapatan bagi pabrik;
namun, asal tumbuhan lignin dan proses pemulihan menentukan sifat lignin yang
diperoleh
DAFTAR PUSTAKA
Ahza, A., 2019, Tanaman Pohon Endemik Indonesia Acacia crassicarpa, Planter
and Forester, dilihat 19 April 2019,
(https://www.planterandforester.com/2019/04/acacia-crassicarpa.html)
Ahza, A., 2019, Kebun Benih Semai Uji Keturunan F2 Eucalyptus pellita, dilihat
19 April 2019, (https://www.planterandforester.com/2019/04/kebun-benih-
semai-uji-keturunan-f2.html)
Dieste, A., Clavijo, L., Torres, A. I., Barbe, S., Oyarbide, I., Bruno, L., &
Cassella, F. (2016). Lignin from Eucalyptus spp. kraft black liquor as
biofuel. Energy & Fuels, 30(12), 10494-10498.
Jardim, J. M., Hart, P. W., Lucia, L. A., Jameel, H., & Chang, H. M. (2022). The
Effect of the Kraft Pulping Process, Wood Species, and pH on Lignin
Recovery from Black Liquor. Fibers, 10(2), 16.
Kouisni, L., Gagné, A., Maki, K., Holt-Hindle, P., & Paleologou, M. (2016).
LignoForce system for the recovery of lignin from black liquor: feedstock
options, odor profile, and product characterization. ACS Sustainable
Chemistry & Engineering, 4(10), 5152-5159.