TUGAS KHUSUS
3.1. Judul
Analisa pengaruh jenis kayu Eucalyptus Pelita dan Acacia Mangium
terhadap konsumsi white liquor dalam proses Cooking di PT Tanjungenim Lestari
Pulp and Paper
Kebutuhan pulp dan kertas di Indonesia dan pada masa mendatang akan
semakin meningkat begitu juga di dunia. Hal ini tidak lepas dari usaha-usaha
untuk meningkatkan kapasitas dengan menghasilkan produk pulp dan kertas dalam
meningkatkan kemampuan untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri dan dapat
mengekspor ke berbagai negara yang memerlukan. Untuk itu diperlukan lebih
banyak bahan baku serat. Pada tahun 2003 konsumsi kertas mencapai 5,31 juta ton,
untuk tahun 2004 kebutuhan konsumsi kertas mencapai 5,40 juta ton, sedangkan
pada tahun 2005 konsumsi kertas mencapai 6,45 juta ton (Pusat Grafik Indonesi,
2007). Dapat diprediksikan bahwa kapasitas sumber bahan baku yang dibutuhkan
harus banyak agar kebutuhan tersebut dapat terpenuhi.
Pulp sebagai bahan baku kertas dapat dibuat dari semua jenis kayu, baik jenis
kayu yang berserat panjang (hard wood) maupun kayu yang berserat pendek (soft
wood). Proses pembuatan pulp yang paling banyak dipakai saat ini adalah proses
sulfat atau sering disebut juga dengan kraft, penyebab utamanya adalah karena
proses kraft memiliki keunggulan dibandingkan dengan proses lain, dimana
prosesnya sangat sederhana, cepat, menghasilkan pulp yang memiliki kekuatan
yang tinggi dan dapat dipakai untuk pembuatan pulp dari bahan kayu yang berasal
dari spesies yang berbeda.
Salah satu proses penting dalam pembuatan pulp yaitu proses pemasakan
kayu yang telah dibuat chip yang dilakukan dalam sebuah bejana yang cukup besar
dan tinggi yang disebut digester dan dengan menggunakan panas dan reaksi kimia.
Pemasakan ini bertujuan untuk menghilangkan zat-zat non selulosa yang terdapat
didalam bahan baku. Bahan kimia yang digunakan sebagai larutan
pemasak yaitu lindi putih (white liquor) yang mengandung bahan kimia aktif (alkali
aktif) yaitu campuran larutan Natrium Hidroksida (NaOH) dan Natrium Sulfida
(Na2S) serta mengandung bahan kimia yang tidak aktif yaitu Natrium Karbonat
(Na2CO3).
Pada saat proses pemasakan berlangsung, kebutuhan alkali aktif merupakan
salah satu variabel yang perlu diperhatikan. Larutan NaOH yang terkandung di
dalam alkali aktif berfungsi untuk melarutkan lignin dan zat-zat ekstraktif lainnya
yang terdapat dalam bahan baku kayu sehingga sellulosa terlepas dari ikatannya.
Sedangkan larutan Na2S berfungsi untuk mempercepat reaksi antara NaOH dengan
lignin lewat peurunan energi aktivasi dan memberikan hasil yang lebih tinggi serta
kekuatan pulp yang lebih baik. Oleh karena itu dengan adanya alkali aktif yang
terkandung didalam white liquor akan membantu proses penghilangan lignin yang
disebut juga dengan delignifikasi.
Dalam pembuatan pulp yaitu pemasakan di dalam suatu bejana yaitu dengan
menggunakan bahan kimia white liquor sebagai bahan utama. Jenis bejana pemasak
yang digunakan adalah digester yaitu bejana bertemperatur danbertekanan tinggi
didalam proses pemasakan ini sangat memperhatikan suhu larutan pemasak (liquor)
agar mencapai keadaan operasi yang optimal. Black Liquor merupakan larutan sisa
pemasak yang dihasilkan dari proses pembuatan pulp (proses pulping). Dalam
pembuatan pulp, industri pulp dan kertas membutuhkan serat selulosa dari bahan -
bahan berlignoselulosa baik kayu maupun non kayu yang diperoleh dengan cara
pemasakan atau sering disebut dengan proses pulping. Black liquor sangat
mencemari lingkungan jika dibuang sehingga dilakukan usaha mengurangi
pembuangannya. Maka perlu di upayakan penanganan dan pemanfaatannya
Senyawa organik dalam black liquor biasanya digunakan sebagai bahan bakar dan
senyawa anorganiknya diambil kembali. Oleh karena itu dirasa perlu untuk
melakukan analisa mengenai pengaruh jenis kayu Eucalyptus Pelita dan Acacia
Mangium terhadap konsumsi white liquor dalam proses Cooking di PT
Tanjungenim Lestari Pulp and Paper.
3.3. Tujuan
Adapun tujuan yang ingin dicapai dari melaksanakan tugas khusus ini adalah
supaya dapat mengetahui pengaruh jenis kayu Eucalyptus Pelita dan Acacia
Mangium terhadap konsumsi white liquor dalam proses Cooking di PT
Tanjungenim Lestari Pulp and Paper
3.4. Manfaat
Dengan dilakukannya analisa pengaruh jenis kayu Eucalyptus Pelita dan
Acacia Mangium terhadap konsumsi white liquor maka dapat menjadi sumber
informasi mengenai jenis kayu dengan konsumsi white liquor yang efisien.
Pulp terdiri dari serat selulosa yang berasal dari tumbuh-tumbuhan. Serat
mempunyai panjang, lebar dan diding yang bervariasi, tergantung pada jenis dan
posisinya dalam suatu pohon serta lokasi tumbuhnya. Di Indonesia banyak terdapat
berbagai jenis tumbuh-tumbuhan yang bisa dijadikan bahan baku pembuatan pulp
seperti jabon, sungkai, mangium, karet, dan sengon. Dalam hal ini kandungan
selulosa dan lignin dalam suatu tanaman sangat berpengaruh besar terhadap bahan
baku pulp.
3.6.5. Klasifikasi Kelas Kualitas Serat Kayu untuk Bahan Baku Pulp dan Kertas
Kualitas keterangan :
Kelas I Serat panjang sampai panjang sekali, dinding sel tipis sekali dan
lumen lebar. Serat akan mudah digiling. Diduga akan menghasilkan lembaran
dengan kekuatan sobek, retak, dan tarik yang tinggi.
Kelas II Serat kayu sedang sampai panjang, mempunyai dinding sel tipis dan
lumen agak lebar. Serat akan mudah menggepeng waktu digiling dan ikatan
seratnya baik. Serat jenis ini diduga akan menghasilkan lembaran dengan
kekuatan sobek, retak dan tarik cukup tinggi.
Kelas II Serat kayu berukuran pendek sampai sedang, dinding sel dan lumen
sedang. Dalam lembaran pulp kertas, serat agak menggepeng dan ikatan antar
seratnya masih baik. Diduga akan menghasilkan lembaran dengankekuatan
sobek, retak, dan tarik sedang.
Kelas VI Serat kayu pendek, dinding sel tebal dan lumen serat sempit. Serat
akan sulit menggepeng waktu digiling. Jenis ini diduga akan menghasilkan
lembaran dengan kekuatan sobek, retak dan tarik yang rendah.
(Aprysilverfox, 2010).
Tabel 3.5. Komposisi Lindi Hitam (Black Liquor) Proses Kraft Kayu Lunak
Komponen Kandungan
(% Padatan Kering)
Lignin 46
Asam- asam Hidroksi 30
Asam Format 8
Asam Asetat 5
Ekstraktif 7
Senyawa lain 4
Sumber : Sjostrom (1995)
3.7.2. Perhitungan
Tahap-tahap perhitungan yang dilakukan untuk menghitung kebutuhan
white liquor dan total black liquor solid pada unit cooking adalah sebagai berikut:
1 Perhitungan Total Black Liquor Solid
𝐵𝑑𝑡
𝐶𝑜𝑜𝑘𝑖𝑛𝑔 𝑃𝑟𝑜𝑑𝑢𝑐𝑡𝑖𝑜𝑛 𝑥 0,9
1. Chip to digester= 𝐴𝑑𝑡
𝑦𝑖𝑒𝑙𝑑
𝐶ℎ𝑖𝑝 𝑡𝑜 𝑑𝑖𝑔𝑒𝑠𝑡𝑒𝑟 𝑥 𝑀𝑜𝑖𝑠𝑡𝑢𝑟𝑒
2. Water in Chip to digester =
(100−𝑀𝑜𝑖𝑠𝑡𝑢𝑟𝑒)
Input Output
Komponen
1 2 3 4
Selulosa (C6H10O5 – CH3) 48722.90 0 0 25043.57
Hemiselulosa (C5H11O5COH) 21654.62 0 0 11130.48
Lignin 32481.94 0 31756.16 725.78
Ekstraktif 5413.66 0 5413.66 0
Air 485.40 0 0 485.40
NaOH 0 171906.25 166554.99 0
Na2S 0 57302.08 52741.62 0
C6H10O5 Na 0 0 24749.58 0
CH3OH 0 0 4281.01 0
C5H11O5CSHNa2 - ½ O2 0 0 15084.61 0
108758.52 229208.33 300581.63 37385.23
Total
337966.86 kg/h 337966.86 kg/h
Tabel 3.12 Neraca Massa Digester Tanggal 4 September 2021
Input Output
Komponen
1 2 3 4
Selulosa (C6H10O5 – CH3) 48688.26 0 0 25025.77
Hemiselulosa (C5H11O5COH) 21639.23 0 0 11122.56
Lignin 32458.84 0 31700.18 758.66
Ekstraktif 5409.81 0 5409.81 0
Air 485.09 0 0 485.09
NaOH 0 174425.07 169077.62 0
Na2S 0 58141.69 53584.47 0
C6H10O5 Na 0 0 24731.99 0
CH3OH 0 0 4277.97 0
C5H11O5CSHNa2 - ½ O2 0 0 15073.89 0
108681.23 232566.77 303855.92 37392.08
Total
341248.00 kg/h 341248.00 kg/h
Input Output
Komponen
1 2 3 4
Selulosa (C6H10O5 – CH3) 21682.97 0 0 15178.08
Hemiselulosa (C5H11O5COH) 9636.88 0 0 6745.81
Lignin 14455.31 0 14164.20 291.12
Ekstraktif 2409.22 0 2409.22 0
Air 239.61 0 0 239.61
NaOH 0 75412.52 73942.49 0
Na2S 0 25137.51 23884.71 0
C6H10O5 Na 0 0 6798.90 0
CH3OH 0 0 1176.03 0
C5H11O5CSHNa2 - ½ O2 0 0 4143.86 0
48423.98 100550.02 126519.39 22454.61
Total
148974.01 kg/h 148974.01 kg/h
3.8.2. Pembahasan
White liquor adalah cairan yang digunakan pada proses pemasakan di unit
cooking . Kandungan yang terdapat dalam white liquor adalah NaOH dan Na2S
yang membantu dalam proses pemisahan kandungan Lignin dan Ekstraktif pada
Chip. NaOH berfungsi untuk mendegradasi dan melarutkan lignin sehingga mudah
untuk dipisahkan dari selulosa. Sedangkan Na2S yang menghasilkan ion
hidrosulfida berfungsi untuk mempercepat proses delignifikasi dan mendegradasi
lignin, namun juga melindungi karbohidrat dari degradasi sehingga dihasilkan
rendemen yang tinggi dan kekuatan fisik yang baik. Black liquor adalah cairan sisa
pemasak pada unit cooking yang dapat diolah kembali menjadi white liquor.
Sedangkan black liquor solid adalah padatan organik maupun inorganik yang
terkandung di dalam black liquor.
Gambar 3.1 Hubungan antara Kebutuhan White Liquor dan cooking production
pada bahan baku Accacia Mangium
Gambar 3.2 Hubungan antara Kebutuhan White Liquor dan cooking production
pada bahan baku Eucalyptus Pellita
Gambar 3.3 Perbandingan Kebutuhan White Liquor pada bahan baku EucalyptusPellita
dan Acacia Mangium
Grafik diatas menunjukkan jumlah kebutuhan White Liquor dengan bahan
baku Eucalyptus Pellita tanggal 3 september 2021 sebanyak 3,12 m3/ADT UKP,
pada tanggal 4 september 2021 sebanyak 3,17 m3/ADT UKP, dan pada tanggal 5
september 2021 sebanyak 3,19 m3/ADT UKP. Sedangkan pada bahan baku Acacia
Mangium tanggal 21 september 2021 sebanyak 2,95 m3/ADT UKP, pada tanggal
22 september 2021 sebanyak 3,01 m3/ADT UKP, dan pada tanggal 23 september
2021 sebanyak 4,98 m3/ADT UKP. Berdasarkan data pengamatan , kapasitas
produksi di cooking tidak sama setiap harinya, sehingga grafik tersebut tidak dapat
menunjukkan perbedaan kebutuhan White Liquor secara objektif.
Proses yang terjadi di unit cooking merupakan reaksi delignifikasi yang
bertujuan untuk menurunkan kadar lignin. Kadar lignin dapat diketahui dengan
melihat nilai kappa number. Apabila kappa number terlalu rendah dapat
menyebabkan viskositas juga menjadi rendah dan berpengaruh terhadap kekuatan
pulp.
\
Selain itu, variabel-variabel seperti cooking yield dan alkali aktif harus
diperhatikan. Kelebihan alkali dapat menyebabkan kenaikan angka delignifikasi
dan mengurangi yield. Cooking yield pada bahan baku Acacia Mangium lebih besar
daripada Eucalyptus Pellita. Cooking yield berpengaruh pada penggunaan white
liquor, karena semakin besar cooking yield maka penggunaan white liquor semakin
kecil.
b. Total Black Liquor Solid dari Unit Cooking
Semakin banyak white liquor yang digunakan, maka beban recaust untuk
mengkonversikan black liquor menjadi white liquor akan semakin meningkat
dan recovery boiler harus lebih banyak membakar black liquor solid sementara
kapasitas produksinya terbatas yakni 2400 t/d solid. Sehingga hal yang akan
terjadi apabila jumlah black liquor solid melebihi kapasitas recovery boiler
adalah menurunkan kapasitas produksi di unit cooking. Oleh karena itu,
efektivitas penggunaan white liquor harus dipertimbangkan dengan baik agar
potensi penurunan kapasitas produksi pada unit cooking dapat dihindari.
Gambar 3.4 Total Black Liquor Solid pada bahan baku Eucalyptus Pellita dan
Acacia Mangium
Berdasarkan grafik diatas, total black liquor solid yang keluar dari unit
cooking dengan bahan baku Acacia Mangium pada tanggal 21, 22, dan 23
September 2021 secara berurutan adalah sebanyak 2034 t/d, 2067 t/d, dan 1239 t/d.
Sedangkan black liquor solid yang keluar dari unit cooking dengan bahanbaku
Eucalyptus Pellita pada tanggal 3, 4, dan 5 September 2021 secara berurutanadalah
sebanyak 2246 t/d, 2259 t/d, dan 2266 t/d. Sehingga dapat diketahui bahwablack
liquor solid yang keluar dari unit cooking lebih banyak pada bahan baku Eucalyptus
Pellita dibandingkan dengan Acacia Mangium. Hal ini dikarenakan semakin
banyak white liquor yang digunakan maka black liquor solid yang keluar dari unit
cooking semakin banyak pula. Jadi, white liquor yang digunakan dan black liquor
solid yang dihasilkan berbanding lurus seperti yang ditunjukkan pada grafik
dibawah ini.
Gambar 3.5 Hubungan antara kebutuhan White Liquor dengan Black Liquor Solid
Pada laporan ini, judul tugas khusus yang diambil yaitu “Analisa pengaruh
jenis kayu Eucalyptus Pelita dan Acacia Mangium terhadap konsumsi white liquor
dalam proses Cooking di PT Tanjungenim Lestari Pulp and Paper”.Berdasarkan
perhitungan yang dilakukan, diketahui bahwa white liquor dalam proses Cooking
dengan menggunakan bahan baku Eucalyptus Pelita lebih besar dibandingkan
bahan baku Acacia Mangium. Serta dari hasil grafik yang didapatkan , dapat
diketahui Total kebutuhan White Liquor linier dengan total Black liquor Solid
yang dikeluarkan dari unit Cooking.
DAFTAR PUSTAKA
Gmbh, V., & Weinhem, C. Kg. (2006). Handbook of Pulp. (H. Sixta, Ed.) (6th
ed.). Austria: Willey-VCH.
Magno, J. (2013). Analisa Kandungan Kimia Lignin Pada Kayu Akasia (Acacia
Mangium). Samarinda: Politeknik Pertanian Negeri Samarinda.
PT. Tanjungenim Lestari Pulp and Paper. (2020). Company Profile PT TeL PP.
PT Tanjungenim Lestari Pulp and Paper. (2020). Data DCS PT TeL PP.
PT Tanjungenim Lestari Pulp and Paper. (2020). Lab Test Result PT TeL PP.
PT Tanjungenim Lestari Pulp and Paper. (2020). Daily Consumptions For Monthly.
Sihombing, J. (2008). Pengaruh Pemakaian White Liquor (Lindi Putih) Terhadap
Eukaliptus Dan Pinus Merkusi Pada Unit Digester PT. TOBA PULP
LESTARI, Tbk-PORSEA. Medan: USU Repository.
Smook, G.A. (1989). Handbook for Pulp and Paper Technologist. The Joint
Textbook. Atlanta: Committee of The Paper Industry.
92
PT TANJUNGENIM LESTARI PULP AND PAPE
Desa Banuayu, Kec. Empat Petulai Dangku, Kab. Muara Enim, Suma
31172, Indonesia Phone : (62-713) 324150-160, Fax: (62-713) 32418
93