Anda di halaman 1dari 15

I.

PENGANTAR INDUSTRI

Pada masa-masa awal keberadaannya, kertas memiliki kedekatan yang


sangat kuat dengan kegiatan tulis menulis. Meskipun budaya tulis telah
berlangsung lama, ribuan tahun sebelum masehi, namun hal itu tidak berarti
bahwa setua itu pulalah usia persentuhan manusia dengan kertas. Kertas bukanlah
media pertama yang dijadikan tempat untuk menulis. Sebelum kelahiran kertas,
manusia telah menggunakan media lain sebagai media untuk menulis, seperti
tulang, batu, tanah liat, logam (kuningan, tembaga, perunggu, dan timah),
lembaran-lembaran kayu, daun, kulit pohon, bambu, parchment (suatu bahan
berbentuk lembaran yang terbuat dari kulit binatang), dan vellum (bahan
berbentuk lembaran yang terbuat dari kulit anak sapi atau kulit anak domba)
(Sukey, 1978).

Kertas sebagai media baru untuk kegiatan tulis menulis baru mulai dikenal
pada abad ke-2 atau tepatnya tahun 105 M. Adapun orang yang berjasa
mengenalkan kertas pada peradaban manusia adalah Tsai Lun, seorang pegawai
biasa di pengadilan Kerajaan Cina semasa Kaisar Ho Ti. Temuan yang semula
dianggap biasa saja oleh sang penemunya, dalam perkembangannya kemudian
menjadi fenomenal. Kertas produk Tsai Lun yang berbahan dasar pohon murbei
dalam waktu relatif singkat dapat menggantikan fungsi berbagai media tulis yang
telah digunakan sebelumnya, seperti bambu dan kain sutera.Berkat jasanya
menemukan kertas, Kaisar Ho Ti kemudian memberi gelar bangsawan kepada
Tsai Lun (Sukey, 1978).

Kertas sebagai media tulis kemudian menyebar ke berbagai belahan


dunia.Pada awal abad ke-7, kertas mulai diproduksi di Negara Jepang. Setelah
Jepang, menyusul Korea, Nepal, dan India pada abad ke-9. Sementara dunia Arab
telah mengenalnya sejak abad ke-8.Teknologi pembuatan kertas menyebar pula ke
negara-negara Eropa secara bertahap, seperti Spanyol pada pertengahan abad ke-
12, kemudian Perancis, Itali, Jerman, dan Swiss. Melalui transfer teknologi pula,

1
Amerika pada akhir abad ke-17 sudah memiliki kapasitas untuk membuat kertas.
Dengan tersebarnya teknologi pembuatan kertas ke berbagai negeri di luar daratan
Cina secara otomatis kertas sebagai media tulis bukan lagi menjadi milik eksklusif
masyarakat Cina.Kertas kemudian menjadi bagian dari peradaban dunia dan
digunakan masyarakat dunia sebagai media tulis menulis (Faith, 1987).

Seiring dengan perkembangan peradaban, pembuatan kertas pun terus


mengalami penyempurnaan, baik dalam hal penggunaan bahan mentah, proses
pembuatan, maupun teknologi pembuatan. Setelah menyebar ke Eropa, secara
perlahan tapi pasti proses pembuatan kertas tidak lagi dilakukan secara manual
tetapi dilakukan secara mekanik. Pohon murbei pun tidak lagi menjadi satu-
satunya bahan mentah pembuatan kertas tetapi digunakan pula bahan-bahan
mentah lainnya, seperti rumput esparto, jerami, dan kayu. Dalam kaitannya
dengan terobosan baru dalam proses pembuatan kertas dengan menggunakan
mesin, perlu dicatat kiranya nama-nama penemu dan pengembang mesin pembuat
kertas, seperti, Nicolas Louis Robert dan St Leger Didot dari Perancis (1798) serta
Henry dan Sealy Fourdrinier dari Inggris (Edi, 1996).Melalui mesin-mesin
pembuat kertas yang bekerja terus menerus, maka proses pembuatan kertas
diawali dengan mencampurkan serat-serat bahan selulosa dengan air, kemudian
dihancurkan menjadi bubur secara mekanis atau secara kimiawi, selanjutnya
dituangkan di atas kain tebal yang merupakan saringan halus dan bergerak terus
menerus, kemudian di pres melalui rol-rol yang terus berputar dan terakhir
dikeringkan di dalam alat pengering (Pringgodigdo, 1977).

Kertas mulai digunakan di Indonesia setelah budaya tulis telah lama


dikenal di Indonesia.Ada dua jenis kertas pada masa awal dikenalnya kertas di
Indonesia yaitu kertas tradisional dan kertas pabrik. Kertas tradisional adalah
kertas produk bangsa Indonesia yang dibuat melalui cara-cara tradisional, sebagai
contoh kertas tradisional yang bernama daluang, yang dibuat dengan
menggunakan bahan dasar dari kulit kayu pohon Paper Mulberry Broussonetia
papyrifera vent atau dalam tradisi masyarakat Sunda dikenal dengan nama pohon
2
Saeh, Jawa (glulu/galugu), Madura (Dhalubang/dhulubang), dan di Sumba Timur
dikenal dengan nama Kembala (Edi, 1996).

Penggunaan kertas pabrik di Indonesia dimulai setelah adanya kontak


budaya antara Indonesia dengan bangsa-bangsa Timur (Cina dan Arab) atau Barat
(Eropa).Kertas pabrik yang pertama kali masuk ke Indonesia didatangkan oleh
para pedagang muslim yang berasal dari Arab. Selanjutnya,penggunaankertas
pabrik semakin intens pada era VOC. VOC mendatangkan kertas pabrik ke
Indonesia yang berasal dari negara-negara Eropa (Edi, 1996).

3
II. BAHAN BAKU

Kertas terbuat dari bahan baku yang disebut pulp, sedangkan pulp ini
berasal dari serat tanaman yang merupakan jalinan serat yang telah diolah
sedemikian rupa sehingga membentuk suatu lembaran (Velliana, 2013). Pada
dasarnya hampir semua tanaman berserat dapat dibuat pulp, tetapi harga dan
kualitas pulp yang dihasilkan belum tentu ekonomis dan baik sehingga tidak dapat
bersaing di pasaran.Sumber serat utama adalah tanaman kayu, yang dapat dibagi
menjadi kayu daun (hardwood) dan kayu jarum (softwood), ada juga sumber serat
dari bukan kayu (nonwood).Pulp selain berasal dari serat kayu dan bukan kayu,
juga dapat diperoleh dari kertas dan karton daur ulang (Susi Sugesty, 1991).

Menurut uraian Smook (1982), secara umum bahan baku untuk pembuatan
pulp dipisahkan atas dua kelompok yaitu tanaman kayu (wood) dan tanaman
bukan kayu (nonwood).
1. Tanaman Kayu (Wood)
Tanaman kayu adalah sumber bahan baku yang paling banyak digunakan
dan tersedia cukup melimpah di alam. Menurut ilmu botani, kayu digolongkan
menjadi dua bagian besar, yaitu gymnospermae yang biasa disebut kayu daun
jarum (softwood) dan angiosprermaeatau kayu daun lebar (hardwood).
A. Kayu Daun Jarum (Softwood)
Tanaman kayu daun jarum berdaun tidak sempurna karena
tidak memiliki tangkai, helai dan urat daun, daunnya berbentuk jarum
dan serat yang dihasilkan adalah serat panjang.Contohnya : Pinus,
Cemara, Aghatis dan lain-lain.
B. Kayu Daun Lebar (Hardwood)
Kayu daun lebar biasanya mempunyai cirri-ciri tanaman berdaun
sempurna yaitu memiliki tangkai, helai dan urat.Umumnya berdaun lebar
dan bentuk daun bulat sampai lonjong.Serat yang dihasilkan adalah serat
pendek.Contohnya : Acacia Mangium, Eucalyptus sp, Albazia sp dan
lain-lain.
4
Berikut ini merupakan tabel komponen kimia dari kayu daun jarum
(Hardwood) dan kayu daun lebar (Softwood) (Kurniawan dkk, 2013).

Golongan Kayu
Komponen Kayu daun lebar Kayu dau jarum
(%) (%)
Selulosa 40-45 41-44
Lignin 18-23 28-32
Pentosan 21-24 8-13
Zat ekstraktif 1-2 2,03
Abu 0,22 0,89
Sumber : Dumanauw, 2001

2. Tanaman Bukan Kayu (Nonwood)


Jenis tanaman lain yang dapat digunakan untuk bahan baku
pembuatan pulp adalah tanaman bukan kayu. Tanaman ini banyak jenis dan
ragamnya seperti jenis rumpu-rumputan, perdu berbatang basah dan tanaman
berkayu lunak.Tanaman ini dapat berasal dari hasil pertanian, hasil
perkebunan atau limbah industri. Tanaman non kayu ini pada umumnya
banyak mengandung sel gabus (pith) atau bukan serat. Seratnya dapat berasal
dari kulit, batang, dan bahkan biji atau buahnya.Contohnya jerami, ampas
tebu, nanas, tandan kosong kelapa sawit dan lain-lain (Kurniawan dkk, 2013).

5
III. PROSES PRODUKSI

Proses pembuatan kertas dapat dilakukan dengan mengubah bahan baku


serat menjadi pulp dan kertas. Urutan proses pembuatannya adalah : Persiapan
bahan baku,pembuatan pulp (secara kimia, semikimia, dan mekanik), pencucian
pulp, penyaringan pulp, pemutihan (bleaching), dan pembuatan kertas. Proses
yang membutuhkan energi paling tinggi adalah proses pembuatan pulp
(https://nzic.org.nz).
1. Persiapan Bahan Baku
Kayu dapat tiba di sebuah pabrik kayu pulp dalam bentuk kayu mentah
atau sebagai kepingan dari pabrik kayu. Area persiapan kayu dari pabrik pulp
memiliki beberapa fungsi dasar: untuk menerima dan memberi meter pada
pasokan kayu ke proses pulping dengan laju yang diminta oleh pabrik, untuk
menyiapkan kayu sehingga memenuhi spesifikasi pakan pabrik untuk spesies,
kebersihan dan dimensi, dan untuk mengumpulkan materi yang ditolak oleh
operasi sebelumnya dan mengirimkannya ke pembuangan akhir. Kayu diubah
menjadi kepingan atau kayu gelondongan yang cocok untuk didinginkan
dalam serangkaian langkah yang bisa meliputi debarking, penggergajian,
chipping, dan skrining (www.ilocis.org).

2. Pembuatan Pulp
Proses pembuatan pulp, biasa disebut proses memasak ini diperuntukkan
untuk menghancurkan kepingan kayu sehingga menjadi serat
(https://nzic.org.nz). Proses ini dapat dilakukan dengan tiga cara, yakni :
A. Kimia
Proses pembuatan pulp secara kimia dilakukan untuk melemahkan
hubungan lignin - karbohidrat sebagai perekat serat dengan pengaruh
bahan kimia. Pemisahan lignin tergantung dari proses yang digunakan
seperti proses sulfit, proses sulfat (kraft), dan proses soda (Surest &
Satriawan, 2010).

6
a. Proses Soda
Pembuatan pulp dengan proses soda menggunakan tekanan
tinggi dan menambahkan NaOH yang berfungsi sebagai larutan
pemasak dengan perbandingan 4 : 1 dari kayu yang digunakan.
Larutan yang dihasilkan dipekatkan dengan cara penguapan. Proses
soda jarang digunakan dibandingkan dengan proses sulfit, karena
proses soda lebih sulit memperoleh zat kimia dari larutan pemasak.
Keuntungan proses soda adalah mudah mendapatkan kembali bahan
kimia hasil pemasakan (recovery) NaOH dari lindi hitam dan bahan
baku yang dipakai dapat bermacam-macam (Surest & Satriawan,
2010). Proses soda dijalankan pada suhu antara 165 sampai
dengan1710C, tekanan 90 105 psi dan waktu 6 8 jam, selulosa
hasil ukurannya pendek dankurang kuat, berwarna coklat tetapi mudah
untuk dilakukan pemutihan (Shreve, 1977).
b. Proses Sulfit
Dalam proses sulfit digunakan campuran asam sulfur (H2SO4)

dan ion bisulfat (HSO3-) untuk melarutkan lignin. Proses ini


memisahkan lignin sebagai garam-garan asam lignosulfonat dan
sebagian besar struktur molekul lignin tetap utuh. Bahan kimia basa
untuk bisulfit dapat berupa ion kalsium, magnesium, sodium, atau
ammonium. Pembuatan pulp sulfit berlangsung dalam rentang pH
yang lebar. Asam sulfit menunjukkan bahwa pembuatan pulp dibuat
dengan kelebihan asam sulfur (pH 1-2), sedangkan pemasakan bisulfit
dibuat di bawah kondisi yang kurang asam (pH 3-5).Pulp sulfit lebih
cerah dan mudah diputihkan, tetapi lembaran kertasnya lebih lemah
dibandingkan pulp sulfat (kraft) (Surest & Satriawan, 2010).
Proses sulfit menggunakan cairan pemasak yang disiapkan dari
pembakaran gas sulfur yang menghasilkan SO2 :

7
S + O2 SO2

Kemudian gas SO2 yang terbentuk dilewatkan pada sebuah menara


absorber. Biasanya pada industri-industri yang baru, digunakan
NH4OH, Mg(OH)2 atau Na2CO3

2SO2 + Mg(OH)2 Mg(HSO3)2

SO2 + NH4OH NH4HSO3

(Shreve, 1977).

Dari reaksi diatas, dapat dilihat bahwa untuk menghasilkan bahan


baku kertas yang maksimal maka hal yang perlu diperhatikan yaitu :

- pH rendah
- konsentrasi SO2 diperbesar
- suhu dan tekanan diperbesar
(Bierman, 1996).

Kondisi optimum untuk menghasilkan bahan baku yang


maksimal yaitu pemasakan dilakukan pada suhu 129 - 1490 C, tekanan
70-90 psi dan waktu 7-12 jam. Dalam proses pemasakan bahan dasar
yang berwarna ini akan menghasilkan selulosa yangberwarna putih
dan akan terpecah serta membentuk Lignosulfonat (Stephenson,
1950).
c. Proses Sulfat (Kraft)
Proses kraft menggunakan natrium hidroksida yang
ditambahkan natrium sulfat. Dalam proses ini natrium sulfat yang
ditambahkan, direduksi di dalam tungku pemulihan menjadi natrium
sulfida yang dibutuhkan untuk delignifikasi. Pada proses ini
digunakan bahan pemutih sehingga pulp yang dihasilkan mempunyai
derajat putih yang berkualitas tinggi. Untuk proses ini sering kali
8
digunakan dalam proses pembuatan pulp dikarenakan pemulihan
bahan kimia yang lebih sederhana dan sifat-sifat pulpnya yang lebih
baik. Walaupun proses ini sering digunakan namun
prosesnyamempunyai kelemahan yang sukar diatasi seperti bau gas
(SO2dan Cl2) yang tidak enak dan kebutuhan bahan kimia pemutih

yang tinggi untuk pulp kraft dari kayu lunak. Keuntungan proses kraft
adalah proses ini lebih fleksibel karena dapat digunakan untuk
berbagai jenis kayu. Hasil pengolahan bubur kertas secara kimiawi
menghasilkan serat-serat yang murni dan panjang, sehingga akan
menghasilkan kertas yang kuat (Surest & Satriawan, 2010).
Pada proses sulfat, larutan pemasak yang digunakan adalah natrium
hidroksida dan natrium sulfat. Natrium sulfat dihasilkan dari reduksi
sulfat selama proses pembakaran dengan reaksi:
Na2SO4 + 2C Na2S + 2CO2
NaOH dihasilkan dari hidrolisis Na2S di dalam air :
Na2S + H2S NaOH+ NaHS
Dalam proses pulping kraft, NaOH adalah bahan kimia utama
dalam proses memasak. Reaksi kimia utama dalam proses memasak
kraft dapat dinyatakan sebagai :
NaOH + NaSH + Kayu Senyawa Na + senyawa S
Kayu mewakili berbagai senyawa organik seperti: selulosa, hemi-
selulosa, lignin, lemak, dan resin. NaHS berfungsi sebagai buffer dan
mengurangi efek degradasi selulosa oleh NaOH. NaHS dapat bereaksi
dengan lignin menghasilkan thio-lignin yang mudah larut dalam alkali
sehingga pemasakan dapat berlangsung lebih singkat dan temperatur
dapat diturunkan sekitar 160-1700C. Serat yang dihasilkan sangat baik
tetapi memiliki warna yang jelek, sehingga proses ini digunakan untuk
membuat kertas berkekuatan tinggi seperti kantong semen dan kertas
bungkus.

9
Proses sulfat memakai alkali aktif dan sulfiditas sebagai bahan
pemasak, sebagai bahan baku hampir semua jenis kayu dan non kayu
baik kayu lunak maupun kayu keras. Pulp yang dihasilkan berwarna
coklat dan mempunyai kekuatan fisik yang tinggi sehingga biasanya
digunakan untuk pembuatan kertas semen, kertas bungkus dan kertas
liner, dan mudah diputihkan (bleaching).
Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam proses pemasakan
tanpa merusak pulp :
1. Konsentrasi alkali (NaOH dan Na2S) harus rendah pada awal
pemasakan dan tetap konsisten selama itu. Konsentrasi alkali
yang tinggi dapat meningkatkan degradasi selulosa dan
mengkonsumsi alkali yang tidak perlu.
2. Konsentrasi hydrogen sulfida (HS- terbentuk saat Na2S larut
dan bereaksi dengan kayu) harus setinggi mungkin diawal
proses pemasakan. Hydrogen sulfida meningkatkan lau
pembentukan lignin dan tidak menurunkan selulosa pada awal
memasak seperti NaOH.
3. Konsentrasi lignin yang terlarut harus serendah mungkin,
terutama di akhir pemasakan. Lignin terlarut memperlambat
reaksi delignifikasi.
4. Suhu harus rendah, terutama di awal pemasakan. Suhu rendah
menurunkan degradasi selulosa. Suhu memasak kraft spesifik
umumnya 135-175 C dimana struktur lignin dan senyawa
organik lainnya dipecah menjadi fragmen kecil dan dilarutkan
ke dalam larutan alkali. Tekanan yang digunakan pada proses
ini yaitu 100-125 psi dan waktu 2 5 jam (Shreve, 1977).
B. Semi Kimia
Proses semi kimia pada umumnya digunakan oleh industri yang tidak
terlalu membutuhkan derajat keputihan yang tinggi pada produknya.
Proses ini, sesuai dengan namanya, merupakan gabungan proses mekanik
10
dan kimia, dimana bahan kimia yang digunakan tidak terlalu banyak dan
tenaga mekanik yang digunakan juga tidak sebesar proses mekanik.
Proses ini ditandai dengan adanya penambahan bahan kimia seperti
Na2CO3, NaOH, dan senyawa kimia lain untuk memurnikan pulp hasil
mekanik. Dalam prosesnya terdapat pengerjaan yang hanya dilakukan
secara mekanik tanpa bantuan kimia. Proses ini banyak dipakai pada
industri kertas koran dan karton (Viikari & Lantto, 2002).

C. Mekanik
Pulpyag dihasilkan secara mekanik diproduksi dengan cara menggiling
kepingan kayu diantara plat logam, sehingga memisahkan kayu dengan
seratnya. Proses pemecahan serat selulosa secara mekanik ini
menghasilkan pulp yang lebih lemah daripada pulp yang dipisahkan
secara kimia (www.ilocis.org).

3. Pencucian Pulp
Banyaknya bahan kimia yang digunakan dalam pembuatan pulp, maka
pemulihan bahan kimia sangat penting. Penghapusan bahan kimia diperlukan
karena beberapa alasan:
Bahan kimia terlarut mengganggu proses hilir bubur kertas
Bahan kimia (terutama lignin terlarut) sangat merugikan lingkungan
Ada banyak jenis mesin yang digunakan untuk mencuci bubur
kertas.Kebanyakan dari mereka mengandalkan penggusuran padatan terlarut
(anorganik dan organik) di dalam bubur kertas dengan air panas, namun
beberapa menggunakan tekanan untuk memeras bahan kimia (nzic.org.nz).

4. Penyaringan Pulp
Selain serat, bubur kertas yang dimasak juga mengandung bundel serat dan
simpul yang tidak dimasak. Proses memasak modern (bersamaan dengan

11
penyaringan chip yang bagus untuk mencapai chip yang konsisten
ketebalannya) memiliki kontrol yang baik atas delignifikasi dan
menghasilkan lebih sedikit "penolakan". Simpul serat dilepas dengan
melewatkan bubur kertas yang dilengkapi dengan lubang halus atau slot
(nzic.org.nz).

5. Pemutihan (Bleaching)
Pemutihan melibatkan menghilangkan hampir semua lignin yang masih
tersisa setelah memasak, seperti lignin yang mengandung gugus kromoforik
yang membuat bubur kertas menjadi gelap. Sesungguhnya, pemutihan dan
memasak adalah proses delignifikasi. Pemutihan dilakukan dalam dua
tahap.Pertama, pulp diolah dengan NaOH dan O2.NaOH menghilangkan ion
hidrogen dari lignin dan kemudian O2 memecah polimer.Kemudian,
pulpdiolah dengan ClO2 lalu campuran NaOH, O2 dan peroksida dan
akhirnya dengan ClO2 lagi untuk menghilangkan lignin yang tersisa
(nzic.org.nz).

6. Pembuatan Kertas
Pembuatan kertas adalah proses dimana serat pulp dibuat secara mekanis dan
kimiawi, dibentuk menjadi suspensi encer, tersebar di atas permukaan jaring,
air dilepas dengan hisap, dan serat selulosa ditekan dan dikeringkan untuk
membentuk kertas. Ikatan serat dalam lembaran kertas membentuk ikatan
hidrogen, luas permukaan yang meningkat sangat meningkatkan ikatan dan
kekuatankertas.Kekuatan kertas tergantung pada kekuatan serat dan kekuatan
masing-masing ikatan antara serat (nzic.org.nz).

12
IV. KESIMPULAN

Kertas sebagai media baru untuk kegiatan tulis menulis baru mulai dikenal
pada abad ke-2 atau tepatnya tahun 105 M. Adapun orang yang berjasa
mengenalkan kertas pada peradaban manusia adalah Tsai Lun, seorang pegawai
biasa di pengadilan Kerajaan Cina semasa Kaisar Ho Ti. Menurut uraian Smook
(1982), secara umum bahan baku untuk pembuatan pulp dipisahkan atas dua
kelompok yaitu tanaman kayu (wood) dan tanaman bukan kayu (nonwood).
Proses pembuatan kertas dapat dilakukan dengan mengubah bahan baku serat
menjadi pulp dan kertas. Urutan proses pembuatannya adalah : Persiapan bahan
baku,pembuatan pulp (secara kimia, semikimia, dan mekanik), pencucian pulp,
penyaringan pulp, pemutihan (bleaching), dan pembuatan kertas.

13
DAFTAR PUSTAKA

A.G. Pringgodigdo. 1977. Ensiklopedi Umum. Jakarta: Yayasan Kanisius.


Bierman, Christopher J. 1996. Handbook of Pulping and papermaking : Second
Edition. Washington : Academic Press.
Dumanauw, J. F. 2001. Mengenal Kayu. Yogyakarta : Kanisius.
Edi S. Ekadjati, Cultural Plurality: The Sundanese of West Java, dalam Ann
Kumar dan John H. McGlynn. 1996. Illuminations: The Writing Traditions of
Indonesia. Jakarta: The Lontar Foundation, New York and Tokyo: Weatherhill.
Faith Shannon. 1987. The Art and Craft of Paper. Great Britain: Mitchell Beazley
Kurniawan, Asep dan Frescoe B Y. 2013. Pengaruh Variasi Campuran Acacia
mangium dan Eucalyptus pelita terhadap Kualitas brownstock Pulp. Bandung :
Akademi Teknologi Pulp dan Kertas (Tidak Diterbitkan).
Shreve, R.N.1977. The Chemical Process Industries, 2ed. New York : Mc Graw
Hill Book Company, Inc.
Smook, G. A. 1982. Handbook for Pulp and Paper Technologists. Canada :
Canadian Pulp and Paper Association.
Stephenson, J.N. 1950. Pulp and Paper Manufacture, Vol I. New York :Mc Graw
Hill Book Company, Inc.
Sugesty, Susi. 1991. Pemanfaatan Limbah Tanaman Padi untuk Bahan Baku
Kertas Kualitas Ekspor. Bandung : Proyek Pengembangan dan Pelayanan
teknologi Industri Selulosa.
Sukey, Hughes. 1978. Washi Yhe World of Japanese Paper. Kodansha
International : Tokyo, New York, and San Francisco.
Surest Azhary, H dan Satriawan, Dodi. 2010. Pembuatan Pulp dari Batang
Rosella dengan Proses Soda. Jurnal Teknik Kimia No. 2-3 Volume 17
Velliana, Riska .2013. Pembuatan Pulp dari Serat Daun Nanas menggunakan
proses soda. Palembang : Penelitian Jurusan Teknik Kimia Politeknik Negeri
Sriwijaya.

14
Viikari, L dan Raija, Lantto. 2002. Biotechnology in The Pulp and Paper Industry
Volume 11. Finland : Elsevier.
_____.Paper. (http://www.madehow.com/Volume-2/Paper.html, diakses pada
Minggu, 27 Agustus 2017/ 08:52)
_____.The Pulp and Paper Industry.
(https://nzic.org.nz/ChemProcesses/forestry/4C.pdf, diakses pada 27 Agustus
2017/ 10:05)
_____.Chapter 72 - Pulp and Paper Industry.
(http://www.ilocis.org/documents/chpt72e.htm, diakses 27 Agustus 2017/
09:30)

15

Anda mungkin juga menyukai