Tugas Akhir ini disusun untuk memenuhi salah satu persyaratan menyelesaikan
pendidikan Program Studi Diploma III Teknik Kimia
Oleh:
Eryan Gabriel NIM.171411006
Saeful Hidayat NIM.171411024
Pemanfaatan air bersih saat ini meliputi sekitar 70% untuk pertanian, 20 %
industri dan 10 % untuk domestik (Rahmani,2015) dapat dilihat bahwasanya
industri merupakan konsumen air terbesar kedua setelah pertanian.
Namun pada praktiknya setelah dibuat aturan tersebut masih ada saja industri
kertas yang kurang memanfaatkan air daur ulang seperti dilansir dari laman
detiknews.com PT Pindo Deli III yang berlokasi di kabupaten Karawang dilarang
beroprasi. Larangan tersebut dituangkan dalam surat No. 660.1/927/PPL yang
ditandatangani Wawan Setiawan, Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten pada
29 April 2019. Larangan tersebut muncul karena PT Pindo Deli III terbukti
mencemari lingkungan karena membuang limbah cair ke sungai. Hal tersebut
menjdaikan konumsi air pada industri menjadi lebih tinggi dari semestinya.
Untuk mengatasi hal tersebut, tentunya semua pihak harus diuntungkan baik
industri, pemerintah, maupun masyarakat oleh karena itu kami melakukan study
literatur mengenai teknologi penghematan air pada industri kertas dengan
memperhatikan aspek produksi bersih karena menurut (Bratasida, 1997) dampak
dari produksi bersih tidak hanya dirasakan oleh industri saja, melainkan masyarakat
dan pemerintah.
Ditinjau dari industri ada faktor yang menyebabkan industri kertas menjadi
industri yang boros. Pada umumnya permasalahan pada industri kertas masalah
stock preparation atau persiapan bahan baku. Banyaknya serat yang hilang loss
fiber menyebabkan konsumsi utilitas menjadi lebih tinggi akibatnya nonproduct
output hasil produksi menjadi tinggi. Oleh karena itu perlu dilakukan peninjauan
lebih spesifik terkait proses proses yang menyebabkan loss fiber pada proses
produksi kertas dan solusi atas masalah tersebut.
1.3. Tujuan
Penelitian studi literatur ini dibatasi pada beberapa aspek antara lain :
1. Literatur yang digunakan digolongkan menjadi dua jenis antara lain literatur
primer ( menggunakan lima literatur berupa tesis berdasarkan penelitian praktisi )
selama 10 tahun terakhir, literatur sekunder ( menggunakan sebuah buku
internasional dan jurnal yang relevan dengan penelitian).
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pulp
Pulp adalah produk antara dalam pembuatan kertas dan kertas sebagai hasil
dari pemisahan (mekanis, semikimia, dan kimia) bahan baku berserat. Bahan baku
yang digunakan adalah bahan yang mengandung selulosa seperti kayu (wood) dan
non kayu (non wood) [ CITATION Tar18 \l 1057 ] . Ketika pulp berbentuk sebagai
benda berbentuk cair, maka pulp menyerupai dengan bubur. Pulp inilah yang
merupakan bahan baku dari kertas dan produk turunan lainnya seperti polywoods
[ CITATION Nur17 \l 1057 ]. Biasanya dalam bahan baku pulp terdapat beberapa
komponen seperti selulosa, hemiselulosa, dan lignin. Pada umumnya, prinsip yang
digunakan dalam pembuatan pulp adalah pemisahan selulosa dari senyawa lignin
yang dikandung dari bahan baku [ CITATION Azh10 \l 1057 ]. Adapun syarat bahan
baku yang digunakan untuk pembuatan pulp [ CITATION THa10 \l 1057 ] adalah
1. Memiliki serat
2. Kadar selulosa terkandung lebih dari 40%
3. Kandungan lignin 25%,
4. Kadar airnya 10%,
5. Mengandung sedikit abu
Secara umum bahan baku yang dipakai pada industri kertas menurut uraian
[ CITATION Smo82 \l 1057 ] dalam Kurniawan et al (2013), dipisahkan menjadi dua
kelompok yaitu :
1. Tanaman Kayu (Wood)
Sumber bahan baku utama pembuatan kertas berasal dari tanaman kayu.
Tanaman kayu ini dapat ditemukan dan tersedia cukup melimpah di Indonesia.
Berdasarkan jenisnya, kayu dibedakan menjadi dua yaitu :
a. Kayu Daun Jarum atau Kayu Lunak (Softwood)
Tanaman kayu daun jarum memiliki daun yang tidak sempurna
karena tidak mempunyai tangkai, helai, dan urat daun. Daunnya berbentuk
daun jarum dan serat yang dihasilkan merupakan serat panjang. Tanaman
yang termasuk ke dalam softwood yaitu jumuju, cemara, aghatis.
[ CITATION Dum82 \l 1057 ]
b. Kayu daun Lebar atau Kayu Keras (Hardwood)
Tanaman kayu daun lebar mempunyai daun yang sempurna karena
memiliki tangkai, helai, dan urat daun. Biasanya tanaman kayu daun lebar
memiliki daun lebar dan berbentuk bulat, selain itu serat yang dihasilkan
berupa serat pendek. Meskipun berserat pendek, dinding serat hardwood
lebih tebal daripada dinding serat pada tanaman softwood [ CITATION Shm11
\l 1057 ]. Tanaman yang termasuk ke dalam hardwood yaitu Acacia
Mangium, Eucalyptus sp, Albazia sp.
Adapun komponen kimia penyusun dari tanaman kayu daun jarum dan
tanaman kayu daun lebar terdapat pada tabel berikut ini :
Tabel 2.1 Komponen Kimia Penyusun Tanaman Kayu Daun Jarum dan
Tanaman Kayu Daun Lebar
Golongan Kayu
Komponen
Kayu Daun Jarum (%) Kayu Daun Lebar (%)
Abu 0,89 0,22
Zat 2,03 1-2
Ekstraktif
Pentosan 8-13 21-24
Lignin 28-32 18-33
Selulosa 41-44 40-45
Sumber : Dumanauw, 2001 : 30
1. Proses Mekanik
Proses pembuatan pulp secara mekanis dilakukan hanya dengan bantuan
air dan tanpa menggunakan bahan kimia. Proses penguraian serat dilakukan
secara paksa sehingga menghasilkan pulp dengan kualitas yang rendah. Proses
mekanis ini merupakan proses tradisional yang digunakan pertama kali dalam
pembuatan pulp dan proses ini juga telah lama ditinggalkan. Walaupun begitu,
proses ini memiliki keuntungan karena membutuhkan biaya produksi yang
rendah ([ CITATION JPC80 \l 1057 ] . Proses mekanis ini terbagi lagi kedalam
beberapa proses yaitu :
1.1. Pembuatan Pulp Kayu Asah Batu
Menggunakan mesin grinda atau mesin pengasah dalam
menghaluskan kayu menjadi bagian – bagian halus dengan bantuan
silikon karbida atau alumunium oksida. Bagian – bagian halus dari kayu
ini yang disebut dengan pulp. Serat yang terkandung dalam bahan baku
yang diasah ini menjadi rusak akibat dari proses mekanik itu sendiri.
Maka dari itu kekuatan kertas yang dihasilkan akan menjadi rendah.
1.2. Pembuatan Pulp Kayu Asah Tekan
Proses ini juga menggunakan mesin gerinda namun diberi tekanan
oleh steam dengan temperatur 105 oC – 125 oC. Sebelum memasuki
gerinda, kayu dipanaskan terlebih dahulu supaya lunak. Proses ini
menghasilkan pulp dengan kekuatan tarik dan kecerahan yang lebih
baik dibandingkan dengan proses kayu asah batu. Selain itu, energi
yang digunakan lebih rendah.
1.3. Proses Mekanik Pembaharuan
Proses ini menggunakan bantuan chip yang dimasukkan ke dalam
lempengen – lempengan logam pada tekanan atmosfir. Selanjutnya uap
disalurkan ke dalam lempengen tersebut agar chip melunak. Proses
pemisahan serat ini tidak membutuhkan energi yang besar.
1.4. Thermomekanikal Pulp
Metode ini hampir serupa seperti proses mekanik pembaharuan,
tetapi proses ini dilakukan dengan dua proses pembaharuan yaitu tahap
pertama dengan meningkatkan suhu dan tekanan agar mempermudah
pemisahan serat lalu tahapan kedua persiapan serat untuk membuat
kertas dengan temperatur ambient. High Temperature dalam proses ini
adalah 110 oC – 130 oC. Pulp yang dihasilkan memiliki daya tarik yang
cukup kuat dan proses ini tidak membutuhkan energi yang terlalu besar.
Selain itu keuntungan proses ini yaitu yield yang diperoleh sebesar 90 –
98% dengan biaya produksi yang rendah. Namun kelemahan dari
proses ini yaitu masih terdapat lignin dalam pulp sehingga mengurangi
kualitas pulp.
Kelemahan dari proses mekanis menurut Viikari (2002) adalah :
1. Kertas yang memiliki kekuatan yang rendah
2. Bila dibandingkan dengan proses kimia, pemakaian energi lebih besar
3. Proses ini hanya bisa dilakukan dengan kayu yang lunak
2. Proses Kimia
Pembuatan pulp secara kimia dilakukan dengan menggunakan bahan kimia
sebagai bahan untuk melarutkan senyawa pengikat yang tidak diinginkan, seperti
lignin, pada bagian – bagian kayu. Pulp kimia yang diperoleh berasal dari hasil
pemasakan menggunakan digester, yang mana dalam proses ini ditambahkan
bahan – bahan kimia yang dapat mengurangi kandungan lignin dan mengikat
serat selulosa tanpada mengurangi kadar selulosa. Yield yang dihasilkan dalam
proses kimia ini yaitu 50 % dengan kadar lignin yang rendah yaitu 3-5 %
sehingga menghasilkan kekuatan tarik kertas yang tinggi. Proses kimia ini juga
menghasilkan pulp dengan tingkat kecerahan yang tinggi karena terdapat
tahapan bleaching atau proses pemucatan warna pulp [ CITATION Vii02 \l 1057 ].
Proses kimia menggunakan bahan – bahan kimia untuk menghasilkan pulp
dengan karakter yang berbeda. Terdapat beberapa jenis proses pembuatan pulp
kimia diantaranya :
2.1 Proses Soda
Pertama kali proses ini diperkenalkan oleh C. Watt dan H. Burges
pada tahun 1850. Proses soda, yaitu proses dengan dengan sistem
pemasakan yang menggunakan senyawa alkali seperti NaOH sebagai
larutan pemasak yang ditambahkan ke dalam kolom bertekanan dengan
perbandingan 4:1 dengan jumlah kayu yang akan diolah. Setelah larutan
pemasak digunakan, larutan pemasak bekas tersebut dipekatkan kembali
dengan proses evaporasi (penguapan) dan dibakar.
Sebelum diolah, bahan baku dipotong menjadi bagian – bagian yang lebih
kecil yang selanjutnya dilakukan pengelupasan (debarking). Kayu yang sudah
dikelupas dari kulitnya akan dicacah menjadi Chip yang mempunyai ukuran
Chip Standar menggunakan alat Chipper. Setelah itu, Chip masuk ke vibrating
screening untuk melakukan sortir antara chip yang sudah memenuhi standar
dengan yang belum memenuhi standar.
2. Proses Pemasakan
4. O2 Delignification.
5. Bleaching
7. Proses Recovery
Tahapan selanjutnya yaitu proses recovery sisa bahan kimia pemasak yang
berguna untuk memulihkan sisa – sisa bahan kimia pemasak dengan mengolah
kembali pada unit recovery sehingga bahan – bahan kimia tersebut dapat
digunakan dalam proses di digester. Upaya ini dilakukan untuk meminimalisasi
biaya produksi dan penggunaan bahan kimia agar limbah yang membahayakan
lingkungan dapat berkurang.
1. Pemilihan bahan baku berserat yang tidak konsisten sehingga tidak mendapatkan
homogenitas pada proses pemasakan bubur
3. Proses pencucian pulp menggunakan air yang berlebih atau kurang efisien
1. Light
Pada variabel ini, kesalahan yang timbul dari tingkat terang suatu kertas yang
dihasilkan dapat menimbulkan dua permasalahan yaitu nilai Batas Control
Atas / Upper Control Limit (UCL) yang menyebabkan warna kertas menjadi
sangat terang dan nilai Batas Kontrol Bawah / Lower Control Limit (LCL)
warna kertas sangat gelap.
2. Dyes a
Variabel ini menjelaskan tentang pemakaian pewarna dalam produksi dengan
batas merah dan hijau. Terdapat dua permasalahan yaitu warna merah berlebih
dengan batas atas / UCL dan warna hijau yang berlebih dengan batas bawah /
LCL
3. Dyes b
Variabel selanjutnya yaitu Dyes b dengan batas pemakaian pewarna dari
kuning hingga biru. Dua permasalahan yang terjadi yaitu kuning berlebih
dengan batas atas / UCL dan biru berlebih dengan batas bawah / LCL.
4. Brightness / Tingkat Kecerahan Kertas
Variabel tentang kecerahan suatu kertas. Permasalahan yang timbul apabila
nilai skalarnya melebihi batas atas / UCL yang menyebabkan kertas sangat
cerah dan nilai skalarnya dibawah batas bawah / LCL yang menyebabkan kertas
pucat.
5. Whiteness / Tingkat Keputihan Kertas
Menjelaskan tentang tingkat putihnya suatu kertas dengan dua permasalahan
produksi yaitu nilai skalar melebihi batas atas / UCL yang menyebabkan warna
putih yang dominan dan nilai skalar dibawah batas bawah / LWL yang
menyebabkan warna tidak putih.
Pada proses terdapat masalah pitch yang dapat ditimbulkan akibat dari
penggunaan pulp kayu daun tropis campuran (Mixed Tropical Hardwood). Masalah
ini disebabkan karena adanya kandungan ekstraktif yang tinggi pada kayu jenis
MTH. Akibatnya, gangguan timbul pada mesin pembuat kertas (paper machine)
dan kualitas kertas yang dihasilkan menurun [ CITATION Ind10 \l 1057 ] . Selain
beberapa masalah diatas, terdapat juga masalah pada tempat penyimpanan bahan
baku kimia sebagai akibat dari penumpukan yang berdampak pada penurunan
kualitas bahan baku kimia dan juga meningkatkan biaya persediaan [ CITATION
Sim16 \l 1057 ].
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
Penelitian ini merupakan penelitian dengan skema review literature dimana skema
ini merupakan metode yang sistematis, eksplisit dan reprodusibel untuk melakukan
identifikasi, evaluasi dan sintesis terhadap karya karya hasil pemikiran dan penelitian
yang sudah dihasilkan oleh para peneliti dan praktisi (Okoli & Schabram ; Ring,
Ritchie, Mandava & Jepson, 2011)
Mulai
Merancang Review
Mengumpulkan Data
Analisis
Pada tahap ini dilakukan penentuan topik, tujuan, dan ruang lingkup bahasan
study literatur. Topik penelitian ini adalah penghematan air pada industri kertas
dengan tujuan mengetahui faktor penyebab terjadinya pemborosan air pada industri
kertas dan memberikan rekomendasi teknologi yang dapat diterapkan untuk
menghemat air. Ruang lingkup penelitian ini dibatasi pada teknologi penghemat air
pada industri kertas, kendala industri kertas dalam menerapkan teknologi dan faktor
ekonomi dalam penerapan teknologi.
1. Sumber data primer : merupakan hasil penelitian langsung praktisi pada industri
kertas dalam kurun sepuluh tahun terakhir.
2. Sumber data sekunder : merupakan bahan penunjang berupa buku atau jurnal
yang memiliki keterkaitan dengan penelitian.
3.3 Analisis
Pada tahap ini dilakukan analisis terhadap literatur yang digunakan dalam
penelitian dilakukan dengan cara membandingkan permasalahan umum pada
berbagai industri kertas dan teknologi yang diterapkan dalam setiap literatur.
Pada tahap ini akan dilakukan penarikan simpulan terhadap seluruh literatur
untuk kemudian dituliskan menjadi sebuah review dimana luaran dari tahapan ini
berupa permasalahan umum yang dihadapi industri kertas dan teknologi yang dapat
diterapkan untuk menanggulanginya sehingga penelitian ini dapat dijadikan acuan
oleh industri kertas untuk melanjutkan proses produksinya.