Anda di halaman 1dari 7

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Produksi Bersih

Pada penelitian ini disusun rekomendasi produksi bersih meliputi


good house keeping yang berkaitan dengan pengehmatan air, dimana
good housekeeping merupakan upaya yang dilakukan perusahaan
secara mandiri dalam memberdayakan sumber daya untuk mengatur
penggunaan energi, bahan baku, dan air secara optimal guna
mencegah pencemaran lingkungan (KLH,2003).

4.2 Masalah Pada Industri kertas

Menurut ( Tawonpanich dkk, ) industri kertas yang memiliki masalah


dalam persiapan bahan baku yaitu inkonsistensi tingkat homogenitas
pulp dalam proses produksi.

Menurut ( Nugraha, dan Susanti,) , (Haryono), dan (Firdaus, dkk,)


industri kertas yang mereka teliti memiliki masalah kehilangan serat
pada tahap preparasi bahan baku maupun proses produksi.

Menurut ( Anh. Tuong,) industri kertas yang ia teliti memiliki


permasalahan berupa kebocoran pipa, dan kehilangan serat pada
proses produksi akibat tingginya kadar non-serat dalam bahan baku.

Dapat dilihat bahwasanya permasalahan industri kertas secara umum


meliputi proses persiapan bahan baku dan kehilangan serat pada
proses produksi. Hal tersebut dapat menyebabkan meningkatnya
kebutuhan air pada industri kertas / ton produksi.
4.3 Produksi Bersih dan Peluang Produksi Bersih

Produksi bersih merupakan strategi pengelolaan lingkungan yang


preventif dan terpadu untuk mengurangi dampak yang ditimbulkan
akibat produksi (UNEP, 2003). Berikut merupakan produksi bersih
yang telah diterapkan dan peluang produksi bersi yang dapat
diterpakan pada berbagai industri kertas :

A. Industri Kertas Berbahan Dasar Mulberry di Thailand

Peluang produksi bersih yang dapat diterapkan pada industri kertas


berbahan dasar mulberry anatara lain :

1. Proses penambahan bahan

 Jumlah kayu harus konsisten tiap satu kali proses pemasakan agar terjadi
homogenisasi pada pemasakan pulp
 Konsentrasi optimum bahan kimia perlu diperhatikan pada setiap grade materi
kayu bagian dalam mulberry untuk menghindari kelebihan pemakaian bahan
kimia.
 Pencucian secara counter current diperlukan dan juga pencucian secara batch
untuk menghemat air. Pengaplikasian gelembung udara dan teknik ultrasonic
menarik untuk digunakan agar meningkatkan efisensi pembilasan.
 Air dari tahapan pencucian .. dapat digunakan kembali pada proses perendaman.
Tentunya dengan memperhatikan efek dari pemakaian kembali air terhadap
karakteristik pulp
 Direkomendasikan mixing untuk mengurangi waktu proses perendaman,
pemasakan, dan pencucian
 Otomasi kontrol air disarankan untuk menghemat air
 Daur ulang air limbah akhir yang digunakan untuk proses sangat diperlukan.
Treatments air limbah seperti reverse osmosis atau ozone untuk meningkatkan
kualitas air
 Air limbah dari tiap tahap harus dipisahkan dan diolah secara terpisah. Treatment
tambahan perlu dipertimbangkan untuk air limbah dari tahap pulping yang
mengandung molekul lignin dan tannin.

2. Modifikasi alat

 Steam digester dengan arah berlawanan / counter curent dapat meningkatkan


konsistensi dari pemasakan kayu.
 Desain baru dari digester dengan penutup dan sampling ports guna menghemat
energi dan mengecek kualitas dari pulp yang dimasak secara manual.
 Sistem perpipaan daur ulang dipasang pada tahap pencucian dan soaking
 Modifikasi pada sistem pencucian menjadi aliran counter current setelah tahap
pemasakan dan bleaching

3. Pengunaan Bahan kimia alternatif.

 Hidrogen peroxide atau sodium peroxide dapat digunakan selain penggunaan


NaOH
 Ledakan uap digunakan sebagai pretreatment raw material sebelum tahap
pemasakan guna mengurangi pemakaian NaOH.
 Oksigen dan ozon dengan atau tanpa hidrogen peroxie dapat dimanfaatkan pada
tahap bleaching.

4. Alternatif pengolahan air limbah

 Cahaya matahari dan temperatur yang tinggi dapat dimanfaatkan untuk


pengolahan menggunakan microalgae. Pengolahan ini sangat ramah lingkungan,
tanpa tambahan bahan kimia, dan biaya yang digunakan juga kecil. Selain itu,
biomassa dari microalgae dapat dikeringkan dan digunakan untuk pakan hewan
dan fertilizer

B. Perusahaan Pulp and Papper di Serang


Peluang produksi bersih yang dapat diterapkan :

1. White Water Recovery di Stock Preparation 3/6

Pengolahan air sisa produksi atau back water. Penambahan zat kimia ke dalam air sisa
produksi guna memisahkan serat dengan air menggunakan alat purgomat yang
dikendalikan dengan sistem Distribution Control System (DCS). Air yang telah
terpisah dari serat (White Water) akan digunakan kembali untuk proses produksi.
Sedangkan serat yang telah terpisah akan di press untuk mengurangi kadar airnya lalu
dikirim ke penyimpanan bahan baku.

2. Penerapan Produksi Bersih di Paper Machine

Ada beberapa tindakan seperti House Keeping dan juga reuse yaitu diantaranya :

a. Mengurangi Fiber Loss

 Pengoptimalan kinerja mesin produksi di paper machine


 Sebulan sekali dilakukan control terhadap mesin
 Menjaga formula bahan yang digunakan

b. Efisiensi Bahan Kimia

 Dosis bahan kimia dikurangi tanpa mengurangi kualitas produk


 Memilih bahan baku yang minim penggunaan tambahan bahan kimia seperti waste
paper

c. Efisiensi Penggunaan Steam

 Uap panas yang lolos ke lingkungan dapat ditekan

d. Mengurangi Terjadinya Broke

 Mengatur turbulensi pulp yang menuju headbox


 Mengatur tekanan roll ketika proses pressing, agar tidak memutus lembaran kertas
 Mengontrol kualitas pulp agar terbebas dari pengotor yang dapat menghambat kerja
pada paper machine

e. Reuse Broke

 Melakukan reuse lembaran kerja yang terputus (broke) akibat adanya kotoran yang
terbawa atau akibat dari tekanan yang terlalu kuat di paper machine. Broke akan
dikrim kembali ke machine test untuk diolah dari tahapan awal paper machine.

f. Recycle di Finishing
Produk yang mengalami kecacatan seperti sobek, kotor, adanya gelombang, akan
dikirim ke tempat penyimpanan bahan baku untuk diolah kembali dari tahap awal
proses produksi sebagai bahan baku.

C. Industri Pulp and Papper di vietnam

Peluang produksi bersih yang dapat diterapkan :

1. Tata Graha Yang Baik

 Pemisahan inti halus dan debu ampas tebu menggunakan layar pemisah
 Perbaikan belt conveyor guna mencegah timbulnya tumpahan ampas tebu
 Keran air diganti dengan jenis lain agar terhindar dari kebocoran
 Katup penutup otomatis dipasang untuk meminimalisasi pemborosan air
 Pipa uap diisolasi
 Digester diisolasi
 Pembersihan gulungan pada paper machine agar kertas tidak pecah

2. Kontrol proses yang lebih baik

 Cairan hitam pekat awal dipisahkan


 Indikator konsistensi dipasang
 Ukuran pemotong tepi disesuaikan agar mengurangi kerugian pemangkasan sisi
 Air lunak dimanfaatkan sebagai air umpan boiler
 Pemasangan unit pemulihan serat (saveall)
 Waktu pemukulan dikurangi
 Digester diperbesar

3. Daur ulang

 Cairan hitam pekat dimanfaatkan sebagai aditif bahan konstruksi.

D. PT Perawang Industri Pulp and Papper.

Sumber limbah beserta opsi produksi bersih


1. Reject cleaner (menghasilkan limbah cair) mulanya air sisa proses dimasukan kedalam
penampung kemudian dipisahkan antara padatan dan cairan, dimana air yang terpisah
dibuang langsung ke lingkungan. Opsi produksi bersih yang ditawarkan adalah menggunakan
air kembali dengan cara mengirimkannya ke tangki save all.
2. Machine screen ( menghasilkan limbah cair) mulanya air sisa olahan dari machine screen
yang mengandung fiber langsung dibuang ke lingkungan. Opsi produlsi bersih air sisa olahan
dialirkan menuju reject cleaner untuk mendapat perlakuan yang sama.
3. Wire and press part (menghasilkan limbah cair) banyak air yang terbuang pada unit ini.
Opsi produksi bersih membuat penampung air dan menggunakan kembali air untuk produksi.
Hasil penerapan produksi bersih
Turunnya kualitas limbah yang dihasilkan dimana pada awalnya limbah yang keluar memiliki
nilai TSS 1012,98 mg/L menjadi 256,59 mg/L terjadinya penurunan kebutuhan air dari 12 t/
ton paper menjadi 8 t/ ton paper.
F. PT Pindo Delli Industri Kertas

a. Produksi bersih yang telah diterapkan


1. Penggunaan sumber daya secara efisien dan melakukan upaya konservasi.
2. Penggantian bahan baku dan bahan penolong.
3. Modifikasi proses.
4. Formulasi produk.
5. Pemeliharaan dan peningkatan kebersihan.
6. Minimasi penggunaan air dan energi.
7. Penerapan goodhousekeeping.
8. Pelatihan
Uraian lebih detail terkait produksi bersih yang diterapkan PT Pindo Deli
1. Penjadwalan produksi per cycle
2. Pemasangan kropta (untuk recovery fiber)
Prinsip kerja kropta ini sama seperti clarifier dimana fungsi dari kropta sendiri untuk
memisahkan serat dengan air dari limbah white water.
3. Pengoprasian incleaner screen.
Dilakukan pada mesin stock preparation (PM 3-4) sehingga fiber yang terbuang dapat diolah
kembali menjadi bahan baku duplex.

b. Rekomendasi produksi bersih


1. Peningkatan goodhousekeeping.
2. Analisis terhadap pulp sebelum digunakan.
3. Mengganti mesin lama dengan mesin baru.
4. Daur ulang terhadap limbah sludge.
5. Melakulan daur ulang pada unit stock preparation.

G. Panduan Produksi Bersih Gujarat

Anda mungkin juga menyukai