1. Stock Preparation
Pulp secara mekanis diolah menjadi bubur pulp kemudian di bentuk menjadi
lembaran melalui paper machine. Tahap ini menggunakan dua bahan baku, yaitu:
LBKP (Laubholz Bleached Kraft Pulp), NBKP (Nedelholz Bleached Kraft Pulp).
Proses ini memiliki tiga tahap, yaitu:
Proses Pembuburan (Pulping).
Proses penghancuran bahan baku lembaran pulp (pulp sheet) menjadi bubur kertas
atau pulp dalam suatu alat pulper. Bahan baku yang dibutuhkan :
1) LBKP (Laubholz Bleached Kraft Pulp). Adalah pulp serat pendek, berasal dari
pohon yang berdaun lebar tumbuhan tropis. LBKP ini diperoleh dari PT. IKPP
Perawang, Riau.
2) NBKP (Nadelholz Bleached Kraft Pulp). Adalah jenis pulp serat panjang, berasal
dari pohon berdaun jarum. NBKP ini impor dari New Zealand, Argentina dan
Amerika.
Proses Penggilingan (Refining).
Refining adalah proses penggilingan serat dalam suatu alat yang disebut refiner
sampai didapatkan tingkat kehalusan tertentu untuk menghasilkan kekuatan ikatan
serat yang optimum. Sebelum masuk ke refiner, pulp dilewatkan pada HDC (High
Density Cleaner) sehingga kotoran berat seperti pasir, logam, gumpalan pulp dan
lainnya akan terpisah. Kemudian dikontrol konsistensi bubur pulp dengan alat CRC
(Consistency Recording Controller).
Proses Pencampuran (Mixing).
Merupakan proses pencampuran pulp berserat panjang dan pendek dalam sebuah
alat yaitu mixing chest. Tujuan pencampuran ini agar tensile strength (daya tahan
kertas terhadap gaya tarik yang bekerja pada kedua ujung kertas) dapat ditingkatkan.
2. Paper Machine
Merupakan bagian yang bertanggung jawab terhadap pembuatan kertas. Di
bagian ini bubur pulp yang berasal dari Stock Preparation diolah sehingga dihasilkan
lembaran-lembaran kertas dalam bentuk jumbo-jumbo roll. Di bagian Paper Machine
ini terbagi dalam beberapa tahap, yaitu :
Pembersihan.
Dimulai saat pulp dari machine chest dialirkan ke stuff box yang berfungsi untuk
mengatur jumlah aliran bahan, kemudian diencerkan dengan white water dari silo pit
dan dipompakan ke centricleanner.
Penyaringan.
Pulp dialirkan ke horizontal screen agar bubur pulp terpisah dari gumpalan serat
dan kotoran yang tertinggal. Gumpalan serat ini dibuang ke Pack Pulper.
Penyebaran.
Bubur pulp dialirkan ke head box yang berfungsi untuk menyebarkan bubur secara
merata pada wire part, disini terdapat dandy roll yang berfungsi untuk mengurangi
air.
Pengurangan Air.
Air dari wire part diloloskan ke bawah sehingga terbentuk lembaran kertas yang
masih basah di atas permukaan wire. Kadar air tahap ini 90-99%.
Penekanan. Lembaran kertas digerakkan oleh felt yang berputar menuju press part,
lembaran kertas dilewatkan pada dua buah roll silinder yang berputar berlawanan.
Dalam proses ini kadar air turun menjadi 70-80%.
Pengeringan.
Lembaran kertas dilewatkan di dryer part menggunakan pemanasan pada suhu 80-
1300C. Dryer part ini terdiri dari lima kelompok.
Surface Sizing.
Pada lembaran kertas dilakukan external sizing dengan menambahkan surface
sizing solution (larutan kanji) secara merata. Lembaran kertas akan menjadi basah
sehingga perlu dilakukan pengeringan kembali. Penggulungan. Merupakan proses
akhir di Paper Machine, lembaran kertas dilewatkan paper roll yang berfungsi untuk
menggulung kertas menjadi rol-rol besar (jumbo roll).
3. Finishing Converting
Di bagian Finishing Converting ini kertas siap dikirim ke konsumen dengan
berbagai ukuran jenis yaitu dalam bentuk roll dan bentuk sheet. Pada seksi ini terdiri
dari beberapa tahap yaitu pemotongan, penyortiran dan packing. Setelah pemotongan
di mesin rewinder, roll di-packing. Dengan menggunakan wrapping paper.
Kemudian dililit dengan plastik (stretch film) di mesin cyclop. Setelah itu dilakukan
building yaitu penyusunan dari produksi kertas yang sudah jadi di atas pallet kayu
dan diikat agar saat pengangkutan tetap dalam kondisi baik. Selain memproduksi
kertas putih PT. IKPP Tangerang juga memproduksi kertas warna.
Industri pulp dan kertas merupakan salah satu industri penghasil limbah padat
yang jumlahnya cukup besar. Kontribusi terbesar dari limbah padat adalah serat
limbah (sludge) industri pulp dan kertas. Serat limbah industri pulp dan kertas yang
berasal dari sistem pengolahan limbah cair. Limbah Lumpur yang mempunyai yang
mempunyai kadar padatan sekitar 20 – 30%, yang selama ini penanganannya di
tumpuk di lokasi pabrik pada lahan tertentu, dan sewaktu-waktu dibuang sebagai
landfill. Pemasalahan yang ada di industri pulp dan kertas adalah lahan untuk
pembuangan serat limbah industri pulp yang sangat terbatas dan pada lokasi tersebut
dapat menimbulkan gangguan pada lingkungan. Pembuangan limbah padat dengan
cara ini dapat menimbulkan suatu permasalahan, sehingga membutuhkan penanganan
yang lebih baik.
Pasokan air yang cukup besar dalam industri pulp tentunya akan
mempengaruhi kualitas badan air disekitar industri pulp tersebut. Hampir semua
kegiatan industri dan teknologi selalu menghasilkan limbah yang menimbulkan
masalah bagi lingkungannya. Berbagai macam pencemar dalam limbah tersebut
selalu bercampur dengan air, baik dalam kondisi terlarut, tersuspensi, koloid ataupun
sebagai endapan partikel yang tidak terlarut. Adanya pencemar ini harus
diminimalkan, sehingga tidak mengganggu lingkungan, apabila air tersebut
digunakan untuk irigasi pertanian. Badan air pada umumnya memiliki kemampuan
memperbaiki kualitasnya sendiri secara alami (self purification). Dengan
bertambahnya beban pencemaran yang masuk ke dalam badan air, akan
mengakibatkan kemampuan self purification dari badan air tersebut berkurang dengan
ditandai adanya perubahan fisik, kimia dan biologi pada badan air. Pada umumnya
badan air yang telah tercemar kandungan oksigennya akan sangat rendah, karena
oksigen yang terlarut di dalam air digunakan untuk mendegradasi bahan buangan
organik yang terkandung dalam badan air menjadi bahan yang mudah menguap.
Semakin banyak bahan organik yang terkandung dalam badan air, maka semakin
sedikit oksigen yang terlarut. Buangan limbah cair industri kertas pada umumnya
berwarna putih susu kecoklatan dengan busa yang memenuhi permukaan air sungai.
Hal ini disebabkan karena limbah mengandung selulosa (bahan dasar pulp), bila
tertimbun di dasar sungai atau lahan terbuka akan menimbulkan bau busuk.
Proses pembuatan kertas berasal dari pulp dengan proses kimia menggunakan
sodium sulfat, yang dikenal sebagai proses Kraft (Kraft Process). Senyawa sulfur ini
menyebabkan timbulnya bau telur busuk pada kebanyakan industri kertas. Kraft
pulping menghasilkan pulp kurang dari 50% dari bahan baku kayu, sisanya menjadi
limbah padat (sludge) yang pada akhirnya dapat dibakar, disebar ke dalam tanah atau
dibuang di lapangan terbuka (sistem landfill). Kelebihan dari kraft pulping adalah
bahan kimia yang digunakan dapat didaur ulang kembali (recycle) dan dimanfaatkan
kembali dalam proses berikutnya. Kelebihan lainnya adalah dihasilkannya serat yang
kuat. Kertas majalah, kertas grafis dan percetakan, kantong belanja dan pembungkus
(packaging) pada umumnya terbuat dari kraft pulp ini. Kraft pulp biasanya berwarna
gelap dan umumnya diputihkan kembali dengan senyawa klorin.
Limbah cair industri kertas tersebar ke seluruh ekosistem di sekitarnya. Dalam
percobaan laboratorium, efluen industri kertas menyebabkan penyimpangan
reproduktif pada zooplankton dan invertebrata yang merupakan makanan dari ikan
serta kerusakan genetik dan reaksi sistem kekebalan tubuh pada ikan. Hal ini
menyebabkan penurunan keanekaragaman hayati sungai dan berkurangnya sumber
pangan hewani masyarakat disekitar sungai. Disamping itu sebagian besar industri
kertas menggunakan pemutih yang mengandung klorin. Klorin akan bereaksi dengan
senyawa organik dalam kayu membentuksenyawa toksik seperti dioksin. Dioksin
ditemukan dalam proses pembuatan kertas, air limbah (efluen), bahkan di dalam
produk kertas yang dihasilkan.
Industri kertas menggunakan air dalam jumlah yang sangat besar untuk
membilas zat kimia dan senyawa yang tidak diinginkan dari pulp. Oleh karenanya air
limbah yang telah digunakan pada umumnya mempunyai nilai BOD, COD dan TSS
yang relatif tinggi, jauh di atas batas ambang yang diijinkan. Disamping itu juga
mengandung berbagai jenis zat kimia berbahaya termasuk dioksin. Meskipun
konsentrasi dioksin sangat kecil di dalam air limbah, tetapi pabrik terus beroperasi
dan terus menghasilkan dioksin sehingga konsentrasinya dalam air akan terus
bertambah. Dioksin adalah senyawa organik yang sukar terdegradasi dan
konsentrasinya akan berlipat ganda jika masuk ke dalam rantai makanan karena
adanya proses biomagnifikasi.
3.1 Kesimpulan
Dari penyusunan makalah mengenai pengolahan limbah dan air pada PT. Indah Kiat
Pulp & Paper ini dapat disimpulkan :
1. Air merupakan kebutuhan utama dari PT. Indah Kiat Pulp & Paper, Tbk Tangerang
Mill dikarenakan seluruh proses produksi menggunakan air sungai Cisadane yang
terlebih dahulu melalui treatment. Ada dua jenis air yakni fresh water (air bersih) dan
proccess water (air proses). Pengolahan fresh water ini menggunakan tangki
sedemintasi berbentuk kerucut dengan bantuan bahan kimia antara lain : Alum,
Flokulan, NaOCl, dan NaOH.
2. Limbah yang dihasilkan oleh PT. Indah Kiat Pulp & Paper dibedakan menjadi 2
yaitu, limbah cair dan limbah padat. . Contoh dari limbah B3 adalah Oli bekas, aki
bekas dan bahan-bahan kimia hasil pengujian atau kadaluarsa. Limbah padat seperti
pengikat kawat pulp, dirijen, pelat kayu, seng, potongan wire, plastik dan sisa kertas
yang tercampur warnanya.
3. Pengolahan limbah pabrik kertas terdiri dari pengolahan limbah cair, limbahpadat,
dan limbah gas. Limbah cair yang dihasilkan dari proses produksi diolah dengan
menggunakan Instalasi Pengelolaan Air Limbah (IPAL).Sistem pengelolaan limbah
cair berdasarkan unit operasinya dibedakanmenjadi tiga yaitu fisik, kimia, dan
biologi. Penanganan dari pada limbah dapat dikategorikan berdasarkan proses nya
yakni proses primer, proses sekunder, dan proses tersier.