Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH LIMBAH INDUSTRI

(PT. INDAH KIAT PULP & PAPER)

Disusun oleh:

Anggia Febi Rarasati 20200301016

Intan Audiya Isminabila 20200301121

Jeni Puspita Sari 20200301008

Naida Sela Edina 20200301011

Rayhan Diaz Syahputra 20200301073

FAKULTAS ILMU-ILMU KESEHATAN

PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT

KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA

UNIVERSITAS ESA UNGGUL

BEKASI

2022
A. Latar Belakang

Industri kertas merupakan salah satu jenis industri terbesar di dunia dengan
menghasilkan 178 juta ton pulp, 278 juta ton kertas dan karton, serta menghabiskan
670 juta ton kayu. Pertumbuhannya dalam dekade berikutnya diperkirakan antara 2%
hingga 3.5% per tahun, sehingga membutuhkan kenaikan kayu log yang dihasilkan
dari lahan hutan seluas 1 sampai 2 juta hektar setiap tahun. Di Indonesia industri
kertas memberikan kontribusi yang sangat besar dalam eksport non migas, tetapi
dibalik itu juga menyumbang kerusakan lingkungan terbesar lingkungan bagi
ekosistem di perairan. Karena industri pulp dan kertas memerlukan pasokan air dalam
jumlah yang besar dalam setiap kegiatannya. Keperluan air untuk memproduksi satu
ton pulp adalah sebesar 35 – 220 m3 dengan muatan bahan pencemar sebesar 30 m3.
lndonesia telah memiliki lebih dan 40 pabrik industri kertas dengan kapasitas total
produksi 1,436,900 ton/tahun. Sebagian besar industri ini terletak di pulau Jawa (53%
berada di Jawa Barat dan 35% berada di Jawa timur), sedangkan sebagian lainnya
berada di pulau Sumatra dan Sulawesi. Adapun jenis kertas yang diproduksi meliputi
kertas koran, kertas kraft, karton, kertas rokok, kertas tissue dsb.

PT. Indah Kiat Pulp & Paper, Tbk merupakan salah satu perusahaan penghasil
kertas yang cukup besar di Indonesia. Untuk menjadi yang terdepan diantara pesaing
dengan produk sejenis, PT. Indah Kiat Pulp & Paper, Tbk perlu mempertahankan
bahkan meningkatkan kualitas produk kertas yang dihasilkan serta dapat mengolah
limbah yang dihasilkan dari proses produksi dengan baik.

B. Profil Perusahaan PT. Indah Kiat Pulp & Paper Tbk.

PT. Indah Kiat Pulp & Paper Tbk (“Indah Kiat” atau “Perseroan”) didirikan
pada tanggal 7 Desember 1976 dengan nama CV. Berkat dan berkedudukan di Jakarta
dengan lokasi pabrik di Tangerang, Propinsi Banten. Perseroan mulai memproduksi
kertas woodfree sejak tahun 1978. Pada tanggal 6 Juli 1983, nama Perseroan diubah
menjadi PT. Berkat Indah Agung. Pada tahun 1986, nama Perseroan diganti menjadi
PT. Indah Kiat Pulp & Paper Corporation dan selanjutnya pada tahun 1996 menjadi
PT. Indah Kiat Pulp
& Paper Corporation Tbk. Sejak tahun 1998, nama Perseroan menjadi PT.
Indah Kiat Pulp & Paper Tbk. Pada tahun 1990, Perseroan mencatatkan sahamnya di
Bursa Efek Jakarta dan Bursa Efek Surabaya (keduanya sekarang bergabung menjadi
Bursa Efek Indonesia).

Saat ini, Perseroan memiliki fasilitas produksi di tiga lokasi yaitu Perawang-
Riau serta Tangerang dan Serang - Banten. Perseroan memproduksi bubur kertas
(pulp), berbagai jenis produk kertas yang terdiri dari kertas untuk keperluan tulis dan
cetak (berlapis dan tidak berlapis), kertas fotokopi, kertas industri seperti kertas
kemasan yang mencakup containerboard (linerboard dan corrugated medium),
corrugated shipping containers (konversi dari containerboard), boxboard dan kertas
berwarna

C. Bahan Baku, Bahan Penolong dan Bahan Tambahan

 Bahan Baku
Bahan baku merupakan bahan mentah atau bahan utama yang diperlukan
untuk mencapai hasil akhir berupa barang konsumsi yang digunakan seseorang.
Sedangkan bahan penolong merupakan bahan yang diperlukan dan digunakan dalam
proses produksi tersebut.
Bahan baku untuk proses produksi kertas menggunakan dua bahan baku, yaitu
1) LBKP (Laubholz Bleached Kraft Pulp). Adalah pulp serat pendek, berasal
dari pohon yang berdaun lebar tumbuhan tropis. LBKP ini diperoleh dari PT.
IKPP Perawang, Riau.
2) NBKP (Nadelholz Bleached Kraft Pulp). Adalah jenis pulp serat panjang,
berasal dari pohon berdaun jarum. Biasanya tumbuh di daerah dingin dan
sub-tropis, seperti pinus merkusi, wasterm hemlock, dll. NBKP ini impor
dari New Zealand, Argentina dan Amerika.
 Bahan Penolong
Bahan penolong adalah bahan yang digunakan untuk mempermudah proses
dan meningkatkan kualitas dari produk yang dihasilkan. Bahan penolong yang
digunakan dalam pembuatan bubur kertas berupa :
- Air, diperlukan sebagi pelarut dan pencuci.
- NaOH (Natrium Hidroksida)
- CLO2 (Klorin Dioksida)
- H2SO4 (Asam sulfat)
- NaOCL (NatriumHipoklorit)
- H2O2(Hidrogen Peroksida)
 Bahan Tambahan
Bahan yang digunakan sebagai pelengkap dalam proses produksi untuk
menghasilkan produk yang fungsinya sempurna sesuai parameter produk yang
diharapkan. Ada dua macam bahan pelengkap dalam pembuatan kertas yaitu :

1. Bahan pengisi, bahan untuk menutupi lubang-lubang halus pada permukaan


kertas. Sehingga diperoleh kertas yang halus dan rata. Bahan-bahan tersebut
diantaranya: kaolin, gips, tanah diatomea, kapur magnesit.
2. Bahan perekat, bahan untuk merekatkan kayu atau selolusa agar lebih kuat
dan kokoh. Bahan tersebut diantaranya: perekat arpus, perekat hewani,
perekat tepung kanji.

D. Tahapan Proses Produksi Kertas


Proses produksi PT. IKPP Tangerang terdiri dari Stock Preparation, Paper
Machine &Finishing Converting, Tahapan proses produksi di industri ini adalah:
1. Stock Preparation
Pulp secara mekanis diolah menjadi bubur pulp kemudian di bentuk menjadi
lembaran melalui paper machine. Tahap ini menggunakan dua bahan baku, yaitu:
LBKP (Laubholz Bleached Kraft Pulp), NBKP (Nedelholz Bleached Kraft Pulp).
Proses ini memiliki tiga tahap, yaitu:
 Proses Pembuburan (Pulping). Proses penghancuran bahan baku lembaran
pulp (pulp sheet) menjadi bubur kertas atau pulp dalam suatu alat pulper.
Bahan baku yang dibutuhkan :
1. LBKP (Laubholz Bleached Kraft Pulp). Adalah pulp serat pendek,
berasal dari pohon yang berdaun lebar tumbuhan tropis. LBKP ini
diperoleh dari PT. IKPP Perawang, Riau.
2. NBKP (Nadelholz Bleached Kraft Pulp). Adalah jenis pulp serat
panjang, berasal dari pohon berdaun jarum. NBKP ini impor dari New
Zealand, Argentina dan Amerika.

 Proses Penggilingan (Refining). Refining adalah proses penggilingan serat


dalam suatu alat yang disebut refiner sampai didapatkan tingkat kehalusan
tertentu untuk menghasilkan kekuatan ikatan serat yang optimum. Sebelum
masuk ke refiner, pulp dilewatkan pada HDC (High Density Cleaner)
sehingga kotoran berat seperti pasir, logam, gumpalan pulp dan lainnya
akan terpisah. Kemudian dikontrol konsistensi bubur pulp dengan alat
CRC (Consistency Recording Controller).
 Proses Pencampuran (Mixing). Merupakan proses pencampuran pulp
berserat panjang dan pendek dalam sebuah alat yaitu mixing chest. Tujuan
pencampuran ini agar tensile strength (daya tahan kertas terhadap gaya
tarik yang bekerja pada kedua ujung kertas) dapat ditingkatkan.

2. Paper Machine

Merupakan bagian yang bertanggung jawab terhadap pembuatan kertas. Di


bagian ini bubur pulp yang berasal dari Stock Preparation diolah sehingga
dihasilkan lembaran-lembaran kertas dalam bentuk jumbo-jumbo roll. Di bagian
Paper Machine ini terbagi dalam beberapa tahap, yaitu :
 Pembersihan. Dimulai saat pulp dari machine chest dialirkan ke stuff box
yang berfungsi untuk mengatur jumlah aliran bahan, kemudian diencerkan
dengan white water dari silo pit dan dipompakan ke centricleanner.
 Penyaringan. Pulp dialirkan ke horizontal screen agar bubur pulp terpisah
dari gumpalan serat dan kotoran yang tertinggal. Gumpalan serat ini
dibuang ke Pack Pulper.
 Penyebaran. Bubur pulp dialirkan ke head box yang berfungsi untuk
menyebarkan bubur secara merata pada wire part, disini terdapat dandy
roll yang berfungsi untuk mengurangi air.
 Pengurangan Air. Air dari wire part diloloskan ke bawah sehingga
terbentuk lembaran kertas yang masih basah di atas permukaan wire.
Kadar air tahap ini 90-99%.
 Penekanan. Lembaran kertas digerakkan oleh felt yang berputar menuju
press part, lembaran kertas dilewatkan pada dua buah roll silinder yang
berputar berlawanan. Dalam proses ini kadar air turun menjadi 70-80%.
 Pengeringan. Lembaran kertas dilewatkan di dryer part menggunakan
pemanasan pada suhu 80-1300C. Dryer part ini terdiri dari lima kelompok.
 Surface Sizing. Pada lembaran kertas dilakukan external sizing dengan
menambahkan surface sizing solution (larutan kanji) secara merata.
Lembaran kertas akan menjadi basah sehingga perlu dilakukan pengeringan

 Penggulungan. Merupakan proses akhir di Paper Machine, lembaran kertas


dilewatkan paper roll yang berfungsi untuk menggulung kertas menjadi
rol-rol besar (jumbo roll).
3. Finishing Converting

Di bagian Finishing Converting ini kertas siap dikirim ke konsumen dengan


berbagai ukuran jenis yaitu dalam bentuk roll dan bentuk sheet. Pada seksi ini terdiri
dari
beberapa tahap yaitu pemotongan, penyortiran dan packing. Setelah
pemotongan di mesin rewinder, roll di-packing. dengan menggunakan wrapping
paper. Kemudian dililit dengan plastik (strech film) di mesin cyclop. Setelah itu
dilakukan building yaitu penyusunan dari produksi kertas yang sudah jadi di atas
pallet kayu dan diikat agar saat pengangkutan tetap dalam kondisi baik. Selain
memproduksi kertas putih PT. IKPP Tangerang juga memproduksi kertas warna.
E. Tahapan Proses Pengolahan Limbah Cair

Proses Pengolahan Air Limbah pada WWT I

a. Pernyaringan (Screen)

Screen adalah penyaringan yang digunakan untuk memisahkan padatan atau


serpihan yang berukuran besar dan dilakukan sebelum perlakuan-perlakuan lain.
Rancangan saringan ditentukan oleh ukuran ruang yang terbuka dan menggunakan
berbagai jenis bahan konstruksi. Pemilihan penyaringan yang digunakan ditentukan
oleh sifat dan ukuran padatan.

Jenis penyaringan yang terdapat di unit pengolahan limbah ini adalah jenis
penyaringan dengan jeruji, yaitu bak yang dilengkapi dengan batang yang disusun
dengan
jarak tertentu yang disesuaikan dengan ukuran padatan yang disaring.
Peletakan batang-batang tersebut diletakan secara miring, peletakan ini dimaksudkan
supaya penyaringan mudah dibersihkan dan memberikan luas penyaringan yang lebih
besar.

b. Tangki Equalisasi

Semua limbah yang masuk ke dalam tangki ini berasal dari buffer tank yang
terdapat pada unit pengolahan limbah WWT IL Tangki cqualisasi ini berguna untuk
meredam atau mengendalikan perubahan (fluktuasi) laju alir dan sifat limbah cair
agar dicapai kondisi pengolahan yang optimum pada tahap pengolahan selanjutnya,
fasilitas equalisasi ini sangat penting di dalam perencanaan Instalasi Pengolahan Air
Limbah (IPAL) terutama bagi pabrik yang pengeluaran limbahnya berfluktuasi
tinggi.

Ukuran bak equalisasi ini dirancang harus dapat menampung dan meredam
perubahan-perubahan laju alir limbah yang diakibatkan oleh keanekaragaman
penjadwalan proses produksi konsentrasi yang pekat dan pembuangan yang tidak
beraturan (intermitten discharge). Sasaran penyamaan meliputi :
o Pencegahan pembebanan kejut (shock loading) bagi sistem perlakuan
biologi
o Pengendalian pH dan penyusutan kebutuhan bahan kimia untuk proses
netralisasi.
o Peredaman peningkatan laju untuk sistem perlakuan kimiawi.

o Pengendalian laju pembebasan limpahan ke lingkungan untuk


pemerataan beban
o Pencegahan konsentrasi bahan beracun yang tinggi masuk ke sistem
perlakuan biologi
Pada tangki equalisasi terdapat blower, dengan tujuan penambahan oksigen
dan untuk mencegah teriadinya pengendapan. Sedangkan limbah yang masuk
dilakukan beberapa pemeriksaan antara lain :
 PH yaitu derajat keasaman. Pemeriksaan pH ini penting karena yang
mempunyai pH rendah (asam) dan pH tinggi (basa) tidak dikehendaki karena
dalam penggunaannya secara teknis menyebabkan kerusakan pada peralatan,
 COD (Chemical Oxygen Demand) adalah kandungan bahan organik dan
anorganik yang dapat dioksidasi yang terdapat di dalam air.
 BOD (Biological Oxygen Demand) adalah kandungan bahan organik yang
dapat diuraikan/didegradasi secara biokimia.
c. Tangki Pencampuran I (Mixing Tank I)

Pada tangki pencampuran ini terjadi proses kimia, dimana koagulan yang
ditambahkan adalah Alum Sulfat yang bersifat asam yang dapat mengikat kotoran
dan menetralisir pH yang tinggi. Pada tangki pencampuran ini terjadi proses
koagulasi. Koagulasi adalah proses penambahan zat kimia untuk memperbesar
ukuran partikel dan logam yang terdapat dalam air limbah, sehingga mudah untuk
dipisahkan antara padatan dengan cairan. Pada tangki pencampuran ini dilakukan
pengadukan dengan kecepatan tinggi, agar alum dan zat-zat organik yang terdapat di
dalam air limbah dapat tercampur dengan sempurna, sehingga akan terbentuk flok
flok yang mempercepat pengendapan.
d. Tangki Pecampuran II (Mixing Tank II)
Pada tangki pencampuran II ini juga terjadi proses kimia, tetapi zat yang
ditambahkan adalah ANP (Anionic Polymer). Polimer ini bermuatan negatif dan
berperan sebagai koloid biasanya bermuatan negatif, sehingga terjadi gaya tolak-
menolak, maka jika diberikan tenaga listrik melalui pengadukan pada kecepatan
tertentu yaitu 3 rpm, maka batas penolakan tersebut dapat ditembus oleh partikel
sehingga terjadi penggabungan membentuk partikel dengan ukuran yang lebih besar.
Proses kimia di tangki ini tidak terlalu besar menurunkan COD.
e. Proses Penjernihan Pertama (Primary Clarifier)

Proses yang teriadi pada tahap ini adalah proses sedimentasi, yaitu
pemisahan padatan dari suatu suspensi dengan pengendapan akibat gaya gravitasi.
Agar terjadi pemisahan maka berat jenis zat padat tersuspensi harus lebih besar dari
cairan dimana zat itu berada. Sedimentasi dalam sistem pengolahan limbah cair
diterapkan pada tahap sebelum tahap pengolahan biologi. Jenis pengendapan
padatan tersuspensi tergantung pada sifat padatan, konsentrasi dan kondisi alat
pengendapan. Biasanya zat padat tersuspensi ini mengandung bahan yang berasal
dari bahan pengisi, serat, dan zat padat terlarut dari komponen-komponen yang
terlarut dan bahan-bahan aditif yang ditambahkan, serta jumlah air limbah
Air limbah yang akan diolah masuk ke bagian tengah dari bak pengendapan
ini, kemudian air mengalir ke bawah dan akhirnya ke samping luar melalui saluran
kecil di pinggir dalam bak pengendapan ini. Pada waktu air mengalir ke permukaan,
kotoran diendapkan ke dasar. Bak sedimentasi ini dilengkapi dengan ruang flokulasi
yang ditempatkan di tengah bak, kemudian alat penggaruk (scrapper) yang bekerja
secara mekanik berputar dengan kecepatan dua atau tiga putaran peram, mendorong
dan mengumpulkan lumpur ke bagian tengah, dan kemudian dikeluarkan melalui
lubang di tengah bawah, dan selanjutnya dibuang ke sludge storage tank. Diameter
bak sedimentasi ini biasanya antara 30-60 m, bak dengan diameter lebih dari 50 m
mempunyai resiko gangguan angin. Untuk menghindari terbawanya zat padat karena
aliran turbulen maka kedalaman bak antara 4-5 m, dengan bagian bawah miring ke
arah pusat. Kedalaman bak sedimentasi tidak mempengaruhi efisiensi.
f. Pumping Pit

Pumping Pit ini hanya sebagai bak penampung sementara yang berasal dari
Primary Clarifier dan sebagai pompa untuk mengalirkan air limbah menuju menara
pendingin (cooling tower).
g. Menara Pendingin (Cooling Tower)
Menara pendingin ini berfungsi untuk menurunkan temperatur, karena
proses ini sangat penting untuk pertumbuhan bakteri, dimana jika temperatur terlalu
tinggi atau terlalu rendah, maka bakteri akan mati dan berkaitan dengan proses
selanjutnya Laju pertumbuhan mikroorganisme yang baik berlangsung pada
temperatur kira-kira 30-40 oC dimana keria enzim mulai dipengaruhi
h. Proses Biotreannent

Pengolahan air limbah secara biologi tujuan untuk mengurangi senyawa


organik terlarut dalam air limbah. Ada dua cara pokok yang digunakan dalam
pengolahan yaitu proses Oxic dan Anoxic. Penentuan anoxic dan oxic yang lebih
efektif dalam pengolahan suatu jenis air limbah tergantung kepada karakteristik air
limbah yang akan diolah
terutama parameter BoD dan CoD serta perbandingan antara kedua
parameter tersebut.
Pengolahan air limbah secara biologi pada prinsipnya adalah memanfaatkan
populasi mikroorganisme yang dapat menguraikan zat organik terlarut dalam air
limbah menjadi bahan sekuler yang baru dan sumber energi. Dalam sistem
pengolahan, populasi mikroba yang tercampur merupakan populasi yang heterogen
yang selalu berubah sebagai respon terhadap perubahan kondisi lingkungan dan
karakteristik air limbah yang diolah. oleh karena itu dapat ditemukan bermacam-
macam jenis mikroorganisme, seperti bakteri, ganggang, jamur, protozoa, dan lain-
lain.

i. Tangki Penjernihan Akhir

Limbah yang masuk di dalam tangki akan diendapkan, lumpur bakteri akan
mengapung di atas permukaan dan lumpur aktif berada di dasar bak. Lumpur mati
akan dibuang ke tangki pembuangan dan yang aktif dialirkan ke tangki lumpur daur
ulang.
j. Scumpit

Scumpit ini merupakan got kecil yang berisi lumpur tidak aktif yang berasal
dari tangki penjernih akhir dan selanjutnya akan dibuang ke tangki penyimpanan.
k. Tangki Lumpur Daur Ulang (Recycle Storage Tank)

Lumpur yang di sini berasal daritangki penjernih akhir dan akan dialirkan ke
tangki proses anaerobik, karena untuk recycle lumpur aktif yang dapat digunakan
kembali untuk proses penurunan kadar TSS, COD, dan BOD.

l. Pemekatan dan Pemisahan Lumpur (Sludge Thickener)

Lumpur yang berasal dari Lumpur daur ulang, dialirkan ke tangki thickener
karena tidak semua lumpur dapat dialirkan ke dalam tangki anoxic oleh karena itu
ke tangki thickener. Di sini teriadi pemekatan lumpur dan cairan dengan tujuan
dibuang jika dibuang ke dewatering (Dehydrator), pengepresan dapat dilakukan
dengan mudah.
m. Tangki Penyimpanan Lumpur (Sludge Storage Tank)
Tangki ini merupakan tangki penampung lumpur sementara yang berasal dari scumpit dan
pemisahan lumpur sebelum dilanjutkan ke dewatering untuk dilakukan pengepresan atau
pemisahan antara padatan dengan cairan.
n. Dewatering (Dehydrator)

Dewatering ini berfungsi untuk menekan lumpur sehingga terjadi pemisahan


proses penekanan lumpur ini bertujuan untuk antara lumpur dan cairan. Pada
mengurangi kandungan air dalam lumpur, sehingga lumpur menjadi lebih kering
dengan kandungan air 70%. Pengeringan ini melalui sabuk saringan bertekanan
dengan dua tahap, yaitu :
 Daerah pengeluaran air (draining zone)
Pada daerah ini lumpur dikeringkan tanpa diberikan tekanan, selanjutnya lumpur
masuk ke daerah pengeringan bertekanan (pressing zone).
 Daerah pengeringan akhir (drying zone)

Lumpur dikeringkan dengan cara dijepit diantara dua sabuk, sambil ditekan
oleh gulungan secara bertahap di zona penekanan. Sebagai akhir dari proses
pengeringan, Lumpur selanjutnya memasuki daerah zona pengelupasan dengan
tujuan agar lumpur mudah dikelupas dan sabuk. Penambahan polimer yaitu Polimer
Kation (CNP) perlu dilakukan untuk membantu mempercepat dan mempermudah
pengeluaran air.

Kemudian akhir dari proses pengolahan limbah ini dibuang ke penimbunan


sam itu tanah sebagai media penerima buangan limbah padat. Oleh karena itu ada
persyaratan untuk lokasi lahan penimbunan, yaitu :
1. Lokasi jauh dari pemukiman penduduk.

2. Merupakan lahan yang tidak produktif.

3. Bukan merupakan daerah banjir.

4. Sesuai dengan tata ruang.

5. Secara biologi merupakan daerah yang stabil.

6. Bukan merupakan daerah resapan air tanah.

7. Permeabilitas tanah rendah.


F. Parameter (Baku mutu dan Outlet)

Parameter Baku Mutu Outlet Keterangan


Ph 6-9 7, 03 Sesuai dengan baku mutu
COD ≤ 100 ppm 130, 25 ppm Tidak sesuai dengan baku mutu
BOD ≤ 50 ppm 20, 28 ppm Sesuai dengan baku mutu
TSS ≤ 150 ppm 25, 8 ppm Sesuai dengan baku mutu

G. Kelebihan dan Kekurangan Proses Pengolahan Limbah


- Kelebihan Proses Pengolahan Limbah, yaitu :
1. Cukup efektif dalam pemenuhan baku mutu limbah cair
2. Limbah hasil pengolahan limbah cair yang berupa sludge akan dimanfaatkan
sebagai pupuk untuk tanaman padi, singkong dan lain-lain.
3. Limbah kawat besi, plastik akan dikirim ke bagian General Affairs untuk
disortir dan dijual.
- Kekurangan Proses Pengolahan Limbah, yaitu :
1. Penggunaan sumber daya yang tinggi
2. Diperlukan biaya operasional yang cukup tinggi
3. Lahan untuk pembuangan serat limbah industri pulp yang sangat terbatas dan pada
lokasi tersebut dapat menimbulkan gangguan pada lingkungan.

H. Saran dan Solusi


1. PT. Indah Kiat Pulp and Paper dapat meningkatkan kegiatan sosial perusahan
(community development) di masyarakat terutama pada kesehatan dan pendidikan
serta
meningkatan penyerapan tenaga kerja secara menyeluruh
2. Dalam melakukan kegiatan industri seperti eksploitasi hutan, pembuangan limbah
dan lain sebagainya harus dapat membuat suatu kajian yang bersifat analisis sosial
ekonomi yang dapat mempengaruhi sosial ekonomi masyarakat di sekitarnya.
DAFTAR PUSTAKA

Chomsyatun, Fadli Maulana F. dkk. “Pengolahan Limbah Industri Kertas (PT. Indah Kiat
Pulp & Paper)

Irfan Wahyudi dan M. Al Fatih. 2005. Proses Pengolahan Air Limbah (Waste Water
Treatment) PT. Indah Kiat Pulp dan Paper Serang Mill. Jurusan Teknik Kimia
Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.

https://berbagibahanilmu.blogspot.com/2017/08/bahan-bahan-pembuatan-kertas-
bahan.html. “Bahan-Bahan Pembuatan Kertas”, diakses pada 14 Desember 2022
pukul 14.03
Pertanyaan

1. Pas di penyebaran bubur pulp di alirkan ke headbox, cara mengatur gramatur kertas di
headbox itu gimana,?, misalnya mengubah grammatur dr 60 gsm ke 70 gsm itu gmn
ya, ?
2. Apa saja persayaratan yang harus dipenuhi dalam menentukan lahan pembuangan
limbah ?
3. Limbah B3 yang dihasilkan oleh PT. Indah Kiat Pulp & Paper tersebut limbah dari apa
saja?
4. Dari pengolahan limbah pulp ini apakah menimbulkan efek gangguan pada lingkungan?
Jika iya, contoh gangguan lingkungannya seperti apa?
5. Apakah kertas bekas di daur ulang oleh PT. Indah Kiat Paulp & Paper?

Anda mungkin juga menyukai