NIM : 191117028
1. a. Polusi apa yang timbul setelah dilakukan kajian pada rencana penerapa produksi bersih
pada industri Pelapisan Logam.
b. Peluang-peluang apa yang dilakukan dalam pelaksanaan produksi bersih pada
industri Pelapisan Logam
2. a. Polusi apa yang timbul setelah dilakukan kajian pada rencana penerapan produksi
bersih pada industri KERTAS
b.Peluang-peluang apa yang dilakukan dalam pelaksanaan produksi bersih pada Industri
KERTAS
3. Mengapa diperlukan konsep Penerapan Produksi Bersih dalam kegiatan Indudtri
4. a. Polusi apa yang timbul setelah dilakukan kajian pada rencana penerapan produksi
bersih pada industri Kertas dan Pulp
b.Peluang-peluang apa yang dilakukan dalam pelaksanaan produksi bersih pada industri
Kertas dan Pulp
5. a. Polusi apa yang timbul setelah dilakukan kajian pada rencana penerapan produksi bersih
pada industri Penyelupan Tekstil.
b. Peluang-peluang apa yang dilakukan dalam pelaksanaan produksi bersih pada industri
Penyelupan Tekstil.
Jawaban :
1. a. Pada saat kajian dilaksanakan, ada sejumlah masalah lingkungan yang berhubungan dengan
pabrik pelapisan logam adalah :
1) penggunaan air yang berlebihansehingga menimbulkan air limbah yang berlebihan
2) penggunaan bahan-bahan yang berbahaya sehingga perlu ditingkatkan perlindungan terhadap
karyawan.
Penghematan Air.
Pemakaian air yang berlebihan akan mengurangi keuntungan perusahaan, sementara itu
disisi lain, perlindungan alam juga harus dijaga dengan memakai air secara efisien
mungkin.
Untuk mengidentifikasikan pemakaian air dari masing-masing unit proses,
direkomendasikan membuat neraca massa air untuk seluruh unit proses, dari data ini bisa
diketahui unit proses mana yang masih bisa ditekan penggunaan airnya dan air dari
proses yang satu mungkin masih bisa dipakai untuk proses yang lain tanpa dilakukan
pengolahan lebih dahulu.
Air dari pompa vakum direkomendasikan untuk dimanfaatkan kembali pada bagian
proses lain yang membutuhkan air panas (misalnya pada tahap akhir pencucian pulp)
sejalan dengan perlindungan terhadap air. Rekomendasi lainnya adalah memperbaiki
kebocoran yang terjadi pada pipa-pipa air.
Penghematan Energi.
Pemakaian energi yang efisien akan menurunkan biaya energi. Pelaksanaan rekomendasi
yang diberikan antara lain, memanfaatkan uap yang terjadi pada tangki condensate
sesudah uap tersebut dipakai pada proses pengeringan. Dengan memanfaatkan uap
tersebut, panas yang dibutuhkan untuk menaikkan suhu air umpan boiler bisa dikurangi.
Pemakaian Bahan Kimia.
Disamping harganya yang mahal, bahan kimia juga menimbulkan masalah pada
lingkungan sehingga diupayakan untuk memakai bahan kimia tersebut seminimal
mungkin serta melakukan pengolahan supaya bisa dimanfaatkan kembali.
3. Produksi bersih perlu diterapkan dalam industry karena dapat meningkatkan efisiensi
penggunaan sumber daya alam, mencegah terjadinya pencemaran lingkungan dan mengurangi
terbentuknya limbah pada sumbernya sehingga dapat meminimasi resiko terhadap kesehatan dan
keselamatan manusia serta kerusakan lingkungan. Strategi produksi bersih menekankan adanya
upaya pengelolaan lingkungan secara terus-menerus. Suatu keberhasilan atau pencapaian target
pengelolaan lingkungan bukan merupakan akhir suatu upaya melainkan menjadi input bagi
siklus upaya pengelolaan lingkungan berikutnya. Mengurangi risiko dalam produksi bersih
dimaksudkan dalam arti risiko keamanan, kesehatan, manusia dan lingkungan serta hilanganya
sumber daya alam dan biaya perbaikan atau pemulihan. Produksi bersih diperlukan sebagai suatu
strategi untuk mengharmonisasikan upaya perlindungan lingkungan dengan kegiatan
pembangunan atau pertumbuhan ekonomi, mencegah terjadinya pencemaran lingkungan,
memelihara dan memperkuat pertumbuhan ekonomi dalam jangka panjang, mencegah atau
memperlambat terjadinya proses degradasi lingkungan dan pemanfaatan sumberdaya alam
melalui penerapan daur ulang limbah serta memperkuat daya saing produk di pasar internasional.
Selain itu Produksi bersih berfokus pada usaha pencegahan terbentuknya limbah, yang
merupakan salah satu indikator inefisiensi. Dengan demikian, usaha pencegahan tersebut harus
dilakukan sejak awal proses produksi dengan mengurangi terbentuknya limbah serta
pemanfaatan limbah yang terbentuk melalui daur ulang. Keberhasilan upaya ini akan
menghasilkan penghematan yang besar karena penurunan biaya produksi yang signifikan
sehingga pendekatan ini dapat menjadi sumber pendapatan.
4. a. Polusi apa yang timbul setelah dilakukan kajian pada rencana penerapan produksi bersih
pada industri Kertas dan Pulp
Limbah yang dihasilkan oleh industri kertas cukup banyak sehingga dapat mengganggu
lingkungan. Selain itu industri kertas juga membutuhkan banyak zat kimia dalam
pengolahnya sehingga limbah yang dihasilkan akan sangat berbahaya bagi lingkungan
jika tidak dilakukan suatu pengolahan (Suratmo,2003). Penggunaan klorin sebagai
pemutih telah menjadi persoalan yang serius dan merupakan titik berat permasalahan
dalam industri pulp dan kertas
Sebagian besar industri kertas menggunakan pemutih yang mengandung klorin. Klorin
akan bereaksi dengan senyawa organik dalam kayu membentuk senyawa toksik seperti
dioksin. Dioksin ditemukan dalam proses pembuatan kertas, air limbah, bahkan didalam
produk kertas yang dihasilkan. Industri kertas menggunakan air dalam jumlah yang
sangat besar untuk membilas zat kimia dan senyawa yang tidak diinginkan dari pulp.
Oleh karenanya air yang telah digunakan mengandung
b. Industri pulp dan kertas mempunyai peluang untuk melakukan tindakan produksi bersih
melalui beberapa hal berikut :
Modifikasi Produk (product modification)
Modifikasi Produk dapat dilakukan dengan memformulasikan kembali rancangan produk
untuk mengurangi dampak negatif terhadap lingkungan setelah produk tersebut dipakai,
menghilangkan kemasan yang berlebihan dan tidak perlu, meningkatkan masa pakai
produk (product lifetime) serta mendisain produk sehingga produk tersebut dapat didaur
ulang.Kualitas pulp sangat ditentukan oleh jenis kayu yang digunakan. Bahan baku yang
digunakan dalam produksi pulp dan kertas sebagian besar serat kayu. Serat kayu dapat
diperoleh langsung dari kayu atau dipasok dari hasil daur ulang. Guna penghematan atau
efisiansi serat dari bahan baku primer, maka dewasa ini telah diusahakan pemanfaatan
kertas bekas (waste paper) dari berbagai jenis kertas dan karton sebagai bahan baku pulp.
Penggantian Material Input (input substitution)
Pada industri pulpdan kertas, bahan baku utama yang digunakan adalah serat yang
berasal dari tanaman (dengan kandungan utama berupa selulosa). Konversi dari kayu
menjadi selulosa dipengaruhi oleh kadar selulosa kayu dan massa jenis kayu. Karenanya
(Husni dkk ,2007) menyatakan untuk meningkatkan faktor konversi dari kayu menjadi
pulp, maka perlu dipilih jenis kayu yang memiliki riap yang cepat dengan kandungan
selulosa yang tinggi serta memiliki karakteristik fisik dan kimia yang baik, supaya pulp
yang dihasilkan lebih banyak dan memiliki kualitas yang tinggi.
Modifikasi Teknologi (technology modification)
Industri pulp dan kertas menghadapi masalah pencemaran lingkungan berkaitan dengan
proses penghilangan lignin. Proses yang masih dilakukan sekarang ini menggunakan cara
kimia dengan memakai klorin, dimana, proses ini menghasilkan limbah yang berbahaya
bagi lingkungan. Mengingat bahaya senyawa klor-organik yang sangat toksik dari limbah
pemutihan dengan menggunakan klor, maka penggunaan klor harus ditinggalkan
(Kementrian Perindustrian, 2011). Untuk mendukung usaha ini, selain memperbaiki
proses pemutihan yang ada ke arah teknologi pemutihan bebas klor, yang lebih penting
lagi adalah memperbaiki proses sebelumnya yaitu pada proses pemasakannya.
b. Peluang-peluang apa yang dilakukan dalam pelaksanaan produksi bersih pada industri
Penyelupan Tekstil
Rethink
Satu hal yang perlu dipahami bahwa unit pengolah air limbah yang saat ini sedang dalam
taraf uji coba apabila nantinya beroperasi secara optimal dan dilaksanakan secara
konsekuen sehingga air limbah terolah memenuhi BMLC industri tekstil, tentunya akan
membutuhkan biaya operasional yang cukup tinggi sehingga mulai sekarang sudah
seharusnya merubah pola pikir untuk melaksanakan produksi bersih sebelum pengolahan
air limbah karena dapat menekan biaya pengolahan air limbah dalam sistim manajemen
lingkungan yang mengikuti model manajemen Rencanakan-Lakukan-Periksa-Tindaki
(Plan, Do, Chek, Act), dan proses terus berjalan untuk perbaikan berkelanjutan.
Reduksi langsung pada sumber dan pemanfaatan
Pemanfaatan kembali air pendingin mesin pada proses Singeing.
Pemanfaatan air limbah terolah untuk menyerap gas buang pembakaran batubara
Pemanfaatan limbah terolah kondensat untuk umpan boiler
Pengaktifan kembali mesin recovery caustic soda.
Pemanfaatan air limbah desizing scouring.
Pemanfaatan air limbah cucian bleaching untuk desizing-scouring