Anda di halaman 1dari 6

MAKALAH SEMENTARA KELOMPOK 2

RUANG LINGKUP EKOLOGI INDUSTRI


A. Definisi Ekologi Industri

Ekologi industrial adalah studi tentang sistem industri yang bertujuan untuk
mengidentifikasi dan menerapkan strategi terbaik untuk mengurangi dampak terhadap
lingkungan. Industri seperti pabrik manufaktur dan energi, mengekstraksi bahan mentah dan
sumber daya alam dari bumi dan mengubahnya menjadi produk dan layanan yang memenuhi
permintaan penduduk Ekologi industri memberikan perspektif jangka panjang, mendorong
pertimbangan pengembangan keseluruhan baik teknologi maupun kebijakan untuk
pemanfaatan sumber daya yang berkelanjutan dan perlindungan lingkungan di masa depan.
Secara ontologisnya, Ekologi Industri dijelaskan oleh brown (2006) bahwa Ekologi
Industri merupakan salah satu dari sejumlah bidang studi baru, seperti kimia hijau' atau
'ekonomi ekologi, yang telah menjangkau berbagai disiplin ilmu, baik dalam nama maupun
substansi. Memang hal ini menimbulkan sejumlah masalah bagi praktisi, termasuk untuk
menjawab pertanyaan yang sulit mengenai "batasan dan konten di lapangan" (kapan sesuatu
dianggap sebagai ranahnya 'ekologi industri' dan kapan pula itu menjadi ranah dari ilmu lain
seperti ekologi atau ilmu lingkungan, ataupun teknik industri dan teknik lingkungan.
Tapi di luar itu semua, pada prinsipnya Ekologi Industri dipahami sebagai satu disiplin
ilmu yang melibatkan interaksi dari berbagai ilmu lain, dan bersifat eksklusif. Artinya, dalam
kombinasi dan sintesis yang dihasilkan baik dalam konsep maupun metodologinya, ia menjadi
berbeda dengan yang lain, sehingga batasan dan konten di lapangan akan segera terdeteksi
untuk dijadikan kajian dan ranahnya Ekologi Industri.
Pada prinsipnya, secara substansial dalam konsep pembangunan berkelanjutan. Ekologi
Industri merupakan salah satu pendekatan yang utama yang memuat prinsip ekonomi
lingkungan dan industri hijau. Halaman ditampikan dengan izin Deepublish. Hak Cipta
Ekologi Industri adalah suatu pendekatan sistem yang menginteraksikan antara sistem ekologis
dengan industri, mempelajari aliran material dan energi serta transportasinya, berorientasi pada
masa depan, suatu perubahan dari proses linier ke proses siklus, menekankan keharmonisan
yang mengintegrasikan aktivitas industri dalam sistem ekologi dan memiliki gagasan untuk
membuat sistem industri menjadi lebih efisien serta berkelanjutan secara alami Sebagai ilmu,
Ekologi Industri merupakan suatu pendekatan manajemen lingkungan di mana suatu sistem
industri tidak dilihat secara terpisah dengan sistem sekelilingnya tetapi merupakan bagian utuh
yang saling 172 mendukung dalam rangka mengoptimalkan siklus material ketika suatu bahan
baku diproses menjadi produk.

B. Pengolahan Limbah Industri


Industrialisasi merupakan bidang yang berfungsi untuk meningkatkan taraf hidup dan
kesejahteraan masyarakat. Terkait hal ini, di satu sisi industri memberikan dampak positif, namun disisi
lain ada juga dampak yang harus di waspadai salah satunya adalah keberadaan limbah hasil industri.
Limbah merupakan hasil samping yang tidak diinginkan dari proses produksi dalam kegiatan industri.
Banyak industri yang menganggap limbah sebagai sesuatu yang tidak perlu diperhatikan, padahal
keberadaannya harus ditangani dengan baik agar tidak menimbulkan masalah bagi lingkungan.
Pengolahan limbah merupakan suatu hal yang harus ada pada setiap industri. Setiap keuntungan yang
didapatkan dari proses industri harus dibarengi dengan pengolahan limbah, agar tidak merugikan
lingkungan maupun makhluk hidup yang lainnya. Pengolahan limbah ini ada banyak sekali macamnya
sesuai dengan masing- masing jenis limbah. Berikut pengolahan limbah industry.
a. Pengolahan limbah padat
Proses industrialisasi memang banyak sekali menimbulkan limbah. salah satu jenis
limbah yang dapat dihasilkn dari proses industri adalah limbah yang berbentuk padat.
Untuk mengatasi limbah padat cara yang dapat kita lakukan antara lain sebagai berikut:
- Penimbunan terbuka
Solusi atau pengolahan pertama yang bisa dilakukan pada limbah padat adalah
penimbunan terbuka. Limbah padat dibagi menjadi organik dan juga non organik.
Limbah padat organik akan lebih baik ditimbun, karena akan diuraikan oleh
organisme-organisme pengurai sehingga akan membuat tanah menjadi lebih subur.
- Sanitary landfill
Sanitary landfill ini menggunakan lubang yang sudah dilapisi tanah liat dan juga
plastik untuk mencegah pembesaran di tanah dan gas metana yang terbentuk dapat
digunakan untuk menghasilkan listrik.
- Insinerasi
Memindahkan limbah dari bentuk padat yang kasat mata ke bentuk gas yang tidak
kasat mata.
Membuat kompos padat
Seperti halnya penimbunan, seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya bahwasannya
limbah padat yang bersifat organik akan lebih bermanfaat apabila dibuat menjadi
kompos. Kompos ini bisa dijadikan sebagai usaha masyarakat yang sangat
bermanfaat bagi banyak orang.
- Daur ulang
Limbah padat yang bersifat non organik bisa dipilah-pilah kembali. Limbah padat
yang masih bisa diproses kembali bisa di daur ulang menjadi barang yang baru atau
dibuat barang lain yang bermanfaat atau bernilai jual tinggi. sebagai contoh adalah
kerajinan dari barang- barang bekas.
b. Pengolahan limbah cair
Selain limbah padat, industri juga akan menghasilkan limbah cair. Limbah cair
penanganannya berbeda dengan limbah padat, tentu saja hal ini karena bentuknya yang
berbeda. Untuk limbah cair sendiri, pengolahannya dapat dilakukan sebagai berikut:
- Pengolahan primer dengan proses penyaringan, pengolahan awal, pengendapan dan
pengapungan. Pengolahan ini efektif untuk polutan minyak dan juga lemak.
- Pengolahan sekunder, menggunakan mikroorganisme untuk menguraikan bahan.
- Pengolahan tersier yang bersifat khusus
- Desinfeksi
- Slude treatment atau pengolahan lumpur.
c. Pengolahan limbah gas
Pengolahan limbah gas pada bidang industri dapat dilakukan sebagai berikut:
- Mengontrol emisi gas buang
- Menghilangkan materi partikulat dari udara pembuangan
d. Pengolahan limbah B3
Limbah B3 yang sangat berbahaya apabila dibiarkan saja tentu akan menimbulkan
dampak yang buruk. Oleh karena itulah kita harus bisa mengolahnya supaya tidak
berbahaya. Berikut merupakan pengolahan limbah B3:
- Metode pengolahan secara fisika
Metode ini meliputi proses pembersihan gas, pemisahan cairan dan penyisihan
komponen- komponen spesifik dengan metode adsobsi, kristalisasi, dialisa,
elektrodialisa, evaporasi, leaching, reverse osmosis, solvent extraction dan strippin.
- Metode pengolahan secara kimia
Metode ini meliputi proses redoks, elektrolisa, netralisasi, pengendapan, stabilisasi,
adsobsi, penukaran ion dan pirolisis.
- Metode stabilisas/solidifikasi
Metode ini bertujuan untuk mengurangi potensi racun dan kandungan limbah B3
dengan cara membatasi daya larut, penyebaran, dan daya racun sebelum limbah
dibuang ke tempat penimbunan akhir.

C. Strategi Industri dalam Menjaga Keseimbangan Ekologi


Dalam kawasan industri terjadi berbagai aktivitas industri, yang mana aktivitas ini memiliki
peran dalam pertumbuhan ekonomi, tetapi di sisi lain juga mendorong terjadinya kerusakan lingkungan.
Kerusakan lingkungan yang dimaksud adalah akibat dari eksploitasi sumber daya alam yang digunakan
sebagai sumber energi dan bahan baku dalam kegiatan industri, serta lingkungan dijadikan sebagai
tempat pembuangan limbah. Untuk meminimalkan kerusakan lingkungan tersebut, diperlukan berbagai
strategi yang dapat menyelaraskan antara pertumbuhan ekonomi dan kelestarian lingkungan, adapun
berbagai strategi tersebut antara lain:
a. Adanya sistem penanganan limbah terpadu
Mahalnya biaya untuk penanganan limbah industri dalam rangka pengendalian
lingkungan mengakibatkan sulitnya untuk menumbuhkan kesadaran pihak industri dalam
melaksanakan pengendalian lingkungan yang ditimbulkannya. Oleh karena itu untuk
meminumkan resiko dari kegiatan industri dalam menjaga keseimbangan ekologi
diperlukan sistem penanganan limbah secara terpadu melalui kerja sama dengan industri
lain yang sifatnya saling menguntungkan atau adanya simbiosis antar beberapa industri
baik dari hilir sampai ke hulu. Dengan demikian saling ketergantungan berbagai macam
industri yang menciptakan resiko kerusakan/kerugian bersama dapat dikurangi.
b. Menerapkan simbiosis industri
Pengembangan kawasan industri secara simbiosis diharapkan mampu menghemat
penggunaan sumber daya baik energi maupun bahan dan mengurangi limbah yang
dihasilkan. Sehingga menurunkan atau mengeliminasi potensi dampak terhadap
lingkungan hidup melalui sebuah proses yaitu daur materi dimana limbah sebuah industri
digunakan lagi sebagai bahan baku oleh industri lain. Proses dimulai dengan merancang
produk dengan tujuan meminimumkan baik kebutuhan bahan dan energi, maupun
terbentuknya limbah. Dengan demikian limbah yang tersisa (limbah residual) sangat
minimal dan tidak melampaui baku mutu limbah yang ditentukan oleh pemerintah atau
peraturan-peraturan lain yang sifatnya mengikat.
c. Penyediaan Ruang Terbuka Hijau (RTH)
Ruang terbuka hijau (RTH) adalah area memanjang/jalur dan/atau mengelompok, yang
penggunaannya lebih bersifat terbuka, tempat tumbuh tanaman, baik yang tumbuh secara
alamiah maupun yang sengaja ditanam. Adanya RTH dalam kawasan industri memiliki
peran penting dalam hal menjaga iklim mikro dan menyerap gas rumah kaca yang dihasilkan
oleh kegiatan industri serta kegiatan pendukungnya. Selain itu, juga menjaga penyerapan air
hujan sehingga air hujan yang turun tidak semuanya mejadi air permukaan. kungan hijau di
tengah-tengah lingkungan tempat tinggal atau tempat aktivitasnya, yang terbebas dari polusi,
sehat dan nyaman. Manfaat RTH adalah pelembut kesan keras dari struktur fisik, menolong
manusia mengatasi tekanan-tekanan dari kebisingan, udara panas dan polusi di sekitarnya
serta sebagai pembentuk kesan ruang.

D. Tantangan dlm penerapan prinsip ekologi


Sektor industri memiliki peran strategis dan penting untuk me- wujudkan tujuan
pembangunan, namun juga harus menjadi perhatian bahwa sektor industri saat ini memiliki
tantangan berupa benturan aktivitas industri dengan dampak yang berkaitan dengan isu-isu
ling- kungan dan kaitannya dengan proses pembangunan berkelanjutan. Saat ini telah
berkembang isu dan opini telah terjadinya degradasi lingkungan di sekitar kawasan industri
terjadinya klaim dan konflik antara pihak industri dan masyarakat sekitar industri berkaitan
dengan kesenjangan kesejahteraan serta potensi pencemaran lingkungan baik cair, gas/udara,
padatan akibat aktifitas industri, serta permasalahan teknis berkaitan dengan keterbatasan
sumber air baku proses, sumber energi pembangkitan dan pengendalian pengelolaan limbah
industri yang berdampak terhadap proses keberlanjutan industri.
Aktivitas industri juga merupakan salah satu penyebab utama terjadinya kerusakan
lingkungan hidup dan berdampak negatif bagi masyarakat sekitarnya. Perkembangan
industrialisasi yang diikuti dengan pembangunan fisik yang semakin meningkat, yang tanpa
di- dukung oleh usaha-usaha pelestarian lingkungan, kesesuaian dan ke- tepatan konversi lahan
dan tata ruang akan mempercepat proses ke- rusakan alam dan berkurangnya fungsi lingkungan
dan sumberdaya. Antara lain berkurangnya biota darat maupun laut, berkurangnya
keanekaragaman hayati, terjadinya pencemaran akibat limbah dan lain- lain. Pencemaran
maupun akibat-akibat sampingan lain yang diakibat- kan oleh industri ini akan mengurangi
daya dukung lingkungan.
besarnya jumlah pelaku yang terlibat dalam kerjasama dapat merupakan pengaman bagi
kelanjutan sistem. Dalam alam, semakin kecil dan sederhana sistem biotik, semakin rapuh
keberlangsungan sistem. Bahkan jika salah satu organisme punah, dapat menghancurkan
simbiosis. Semakin besar dan semakin kompleks ekosistem seperti danau, sungai dan hutan,
semakinkecil kemungkinan sistem terganggu jika satu elemen tiba-tiba punah. Keragaman
industri yang berarti pula keragaman interest pelaku, merupakan suatu tantangan dalam
penerapan ekosistem pada suatu kawasan industri. Perlu dilakukan komunikasi yang
berkelanjutan untuk mencapai kesamaan persepsi dalam menyikapi tujuan jangka panjang
penerapan ekosistem pada kawasan industri.
Terdapat banyak hambatan yang dijumpai Indonesia untuk mewujudkan industri yang
berwawasan lingkungan. Diantaranya, ada 4 kelompok hambatan yang secara eksplisit telah
nampak. Pertama, perkembangan kesadaran dan awareness sektor swasta terhadap penting- nya
mewujudkan industri hijau relatif lambat. Banyak stakeholder yang sebenarnya menyadari
bahwa mewujudkan industri berwawasan ling- kungan sangatlah penting, dan bahkan akan
dapat meningkatkan daya saing dalam jangka panjang. Namun kesadaran ini belum
sepenuhnya diimplementasikan, ketika kemudian berbenturan dengan keharusan
mengalokasikan modal untuk pelestarian lingkungan. Kedua, seperti lazimnya negara-negara
berkembang lain, hambatan yang cukup dirasa- kan adalah keterbatasan dalam teknologi,
kurangnya inisiatif dan pra- karsa untuk mengembangkan konsep kegiatan produksi yang
ramah lingkungan. Keterbatasan teknologi telah menyebabkan seringnya ter- jadi inefisiensi,
yang mengakibatkan aplikasi teknologi ramah lingkung- an menjadi terkendala. Ketiga, dari
sekitar 2,5 juta perusahaan yang ada di Indonesia pada saat ini, hampir sebagian besar
merupakan usaha kecil dan menengah. Faktanya usaha kecil dan menengah umumnya masih
bersifat modal terbatas, masih mengejar keuntungan yang kadang- kala bersifat jangka pendek
dan kurang memperhatikan kelestarian dan keberlanjutan usaha, termasuk dari sisi lingkungan.
Keempat, lebarnya rentang dan keragaman kondisi geografis dengan tipe negara kepulauan
membuat kesulitan tersendiri dalam pengelolaan teknologi yang tepat di berbagai wilayah,
kecuali jika teknologinya dapat disediakan dan siap guna di wilayah setempat.

Anda mungkin juga menyukai