Anda di halaman 1dari 4

A.

PENGERTIAN EKOSISTEM INDUSTRI


Ekologi Industri adalah bidang ilmu yang difokuskan pada dua tujuan yaitu
peningkatan ekonomi dan peningkatan kualitas lingkungan. Pada konsep ekologi
industri, sistem industri dipandang bukan sebagai suatu sistem yang terisolasi dari
sistem dan lingkungan disekelilingnya, melainkan merupakan satu kesatuan. Didalam
sistem ini dioptimalkan siklus material, dari mulai bahan mentah hingga menjadi
bahan jadi, komponen, produksi dan pembuangan akhir. Faktor-faktor yang
dioptimalkan termasuk sumber daya, energi dan modal.
Konsep dalam Ekologi Industri mengadaptasi analogi ekosistem alam kedalam sistem
industri. Tingkatan-tingkatan organisme dalam ekosistem saling berinteraksi, saling
mempengaruhi membentuk suatu sistem yang menunjukkan kesatuan. Tingkatan
organisasi dalam dunia industri adalah industri tunggal, industri kawasan, industri
global dan ekosistem industri. Antara komunitas industri dan lingkungannya selalu
terjadi interaksi.Ekosistem kawasan industri merupakan kawasan industri yang
menjalankan prinsip ekologi dalam operasinya, sehingga dapat disebut juga sebagai
Eco-industrial Park atau Eko-Kawasan Industri. Sejalan dengan pengembangan Eko-
kawasan Industri, pengembangan akan teknologi hijau juga harus dilakukan dalam
rangka mencapai tujuan ekosistem secara holistik, yaitu pembangunan yang
berkelanjutan.                
  
B. KOMPONEN DALAM RANCANGAN EKO-
KAWASAN INDUSTRI
ekosistem industri merupakan salah satu pendekatan yang penting dalam menghadapi
tantangan dalam mencapai tujuan pembangunan yang ‘berkelanjutan’. Konsep
Ekosistem Kawasan Industri (Eco-Industrial Park / EIP) selanjutnya disingkat dengan
EIP, pertama kali disosialisasikan secara formal pada tahun 1992-1993.Komponen
dalam Rancangan Eko-Kawasan Industri :
 Sistem alam :
meminimumkan dampak negative pada lingkungan, dan memperkecil biaya operasi,
serta menggunakan energi matahari dan / atau energi angin
 Energi :
Strategi utama adalah penggunaan energi secara efisien untuk mengurangi biaya-
biaya serta mengurangi beban lingkungan.
 Alir material :
Dalam Eko-Kawasan Industri, pihak perusahaan memandang limbah sebagai sesuatu
produk yang berharga yang dapat dijual untuk digunakan oleh pihak lain.
 Aliran air :
Air yang telah melalui suatu proses dapat digunakan kembali oleh pihak lain, yang
dialirkan melalui suatu tahapan proses sesuai keperluan. Infrastruktur kawasan dapat
dirancang untuk beberapa tingkatan / grade air (bergantung pada kebutuhan
perusahaan).
 Pengelolaan Kawasan dan Dukungan Layanan :
Pengelolaan harus mendukung pertukaran produk antar perusahaan di kawasan,
mendukung perusahaan dalam beradaptasi dengan lingkungan beraragam industri
(misalnya mobilitas supplier atau pelanggan di areal kawasan). Layanan lain juga
menyangkut pemeliharaan akses / link pertukaran produk antar perusahaan di
kawasan serta pemeliharaan sistem telekomunikasi. Disamping itu, dapat diadakan
dukungan layanan bersama berupa pusat pelatihan, kantin, pusat kesehatan, kantor
untuk pembelian barang-barang umum, transportasi, kantor logistic dll         
                                                                                                       
C. KEUNTUNGAN DARI EKOSISTEM INDUSTRI
          Dengan adanya kerjasama antar pelaku indutri dalam Eko-Kawasan Industri,
maka terdapat beberapa keuntungan yang diperoleh, yaitu :
 Keuntungan keuangan untuk perusahaan :
-  Menurunkan biaya pembelian bahan / material, mendapatkan hasil dari penjualan
limbah kepada   pihak lain dalam kawasan
-  Menurunkan penggunaan energi (misalnya transportasi)
-  Menurunnya biaya pengelolaan limbah karena dilakukan didalam kawasan (dapat
dijual, dan membeli limbah dari perusahaan lain di kawasan)
-  Menurunnya biaya serba-serbi
-  Menurunnya biaya HRD atau perekrutan pegawai karena dilakukan bersama-sama
dengan perusahaan lain dalam kawasan
 Keuntungan bagi lingkungan :
-  Permintaan akan sumber daya alam akan berkurang
-  Berkurangnya jumlah limbah dalam semua bentuk (padat, cair, emisi udara)
-  Menurunnya kemungkinan terjadi kecelakaan dalam transport
-  Keuntungan sosial / bagi masyarakat :
-  Meningkatkan kualitas ekonomi masyarakat dengan adanya pekerjaan
-  Biaya pemanasan murah untuk masyarakat lingkungan sekitar kawasan dan didalam
kawasan
-  Udara dan air yang lebih bersih, sehingga masyarakat sekitar dapat hidup sehat

D. KLASIFIKASI DALAM EKOSISTEM INDUSTRI


Ekosistem Industri dapat diklasifikasikan atas beberapa skala, dari terkecil hingga
besar, dan dapat dipandang dari berbagai perspektif :
1.   Skala terkecil adalah ekosistem didalam satu industri / industri tunggal
dimana komponen-komponennya dapat berupa pelaku bisnis industri, mulai
dari produsen, distributor, supplier hingga konsumen. Dari sisi proses
produksi, komponen dapat berupa tahapan produksi, mulai dari bahan baku
mentah, produk yang dihasilkan, limbah dari proses produksi, hingga
penggunaan limbah sebagai bahan baku untuk menghasilkan suatu produk
lain. Dalam hal ini satu perusahaan dapat memproduksi lebih dari satu jenis
produk, dimana limbah dari suatu produk dapat digunakan sebagai bahan
baku atau bahan tambahan untuk produk lainnya.
2.        Skala yang lebih luas terdiri dari beberapa industri yang saling
berinteraksi, yang letaknya saling berdekatan dalam suatu region atau
kawasan. Dalam kawasan ini, limbah yang dihasilkan oleh suatu industri
dapat digunakan sebagai bahan baku bagi industri lainnya sehingga
membentuk rantai atau jaring bahan baku produksi, analog dengan rantai
atau jaring makanan dalam ekosistem secara umum. Interaksi yang terjadi
dapat lebih luas lagi, yaitu interaksi antar pelaku industri, pemanfaatan
sumber daya di kawasan, aliran energi dsb. Komponen juga dapat berupa
kelompok industri yang menghasilkan produk sejenis, sehingga komponen
ekosistem terdiri dari beberapa kelompok industri / berupa cluster yang
dicirikan oleh jenis produksinya. Contoh beberapa industri yang
menghasilkan produk sejenis misalnya industri furniture yang masing-
masing perusahaan di kawasan memproduksi jenis furniture berbeda,
misalnya lemari, meja dan kursi, dipan, kerajinan lain dengan bahan baku
sama. Tetapi dalam hal ini prinsip ekologi tidak sepenuhnya dapat
diterapkan karena pada tahap terawal, bahan baku yang digunakan adalah
bahan baku dari alam (kayu) yang tidak dapat direproduksi oleh alam pada
kecepatan proporsional dengan kecepatan kebutuhan untuk produksi.
3.        Skala terbesar adalah skala global dan menyeluruh dimana jenis
komponen yang berinteraksi sangat beragam, termasuk didalamnya antara
lain pelaku bisnis, eksportir, importir, kebijakan regional, kebijakan global,
jaringan dari beberapa kawasan industri dan lain-lain yang terkait dalam
lingkaran ekonomi global. Masing-masing pertukaran dikembangkan
sebagai pengelolaan bisnis yang menarik secara ekonomi antara perusahaan
yang berpartisipasi melalui kontrak bilateral. Hal ini menunjukkan bahwa
simbiosis tidak hanya bergantung pada proses perencanaan, tetapi secara
kontinu akan berkembang. Regulasi / kebijakan berperan secara tidak
langsung dalam kerangka ekonomi global.

E.   KENDALA DAN TANTANGAN


       Pada abad-21, eko-industri dan pengembangan teknologi yang mengeliminasi
‘sisa’ atau ‘limbah’ dan memaksimumkan efisiensi akan mengalami masa kritis dalam
usaha pengurangan pemakaian material dan energi serta memelihara kualitas hidup
dan kualitas lingkungan. Perluasan eco-kawasan industri dengan mengembangkan
eco-economi adalah eco-efisien, merupakan faktor yang menentukan apakah tekanan
pasar akan berperan penting sebagai ‘penggerak perubahan (driver of change).
Penerapan eco-kawasan industri mengutamakan keragaman jenis industri
untuk optimalitas siklus pertukaran limbah (waste exchange).  Pada sisi lain,
keragaman dapat juga menjadi kendala pada ekologi industri. Keragaman dapat
berarti meningkatkan kompleksitas, misalnya keragaman pelaku berarti pula
keragaman tujuan / interest. Hal ini dapat menjadi kendala ketika mencoba
merumuskan ‘tujuan umum dalam pengembangan ekosistem industri’. Dari sudut
pandang berbeda, besarnya jumlah pelaku yang terlibat dalam kerjasama dapat
merupakan pengaman bagi kelanjutan sistem. Dalam alam, semakin kecil dan
sederhana sistem biotik, semakin rapuh keberlangsungan sistem. Bahkan jika salah
satu organisme punah, dapat menghancurkan simbiosis. Semakin besar dan semakin
kompleks ekosistem seperti danau, sungai dan hutan, semakinkecil kemungkinan
sistem terganggu jika satu elemen tiba-tiba punah. Keragaman industri yang berarti
pula keragaman interest pelaku, merupakan suatu tantangan dalam penerapan
ekosistem pada suatu kawasan industri. Perlu dilakukan komunikasi yang
berkelanjutan untuk mencapai kesamaan persepsi dalam menyikapi tujuan jangka
panjang penerapan ekosistem pada kawasan industri.

Beberapa hal yang perlu menjadi perhatian dalam menerapkan prinsip ekologi
didalam kawasan industri :
 Para pelaku industri harus memahami limbah sebagai suatu yang bernilai
sebagai bahan dasar untuk industri lainnya. Studi dan kerjasama harus diperluas dan
perusahaan harus mengembangkan visinya dengan menyertakan keseluruhan sistem
dalam perusahaan yang bersatu.
 Perlu adanya lintas batas antar sektor public dan sektor swasta untuk
menghasilkan ekosistem industri dengan dukungan institusional. Pembuat kebijakan
dapat diuntungkan ketika mengetahui bahwa untuk keberlangsungan daur ulang atau
sistem roundput, issue lingkungan harus direfleksikan juga dalam implikasi ekonomi,
social dan budaya, misalnya dalam konteks komunitas aliran (societal context of the
flow).
 Bagi kawasan industri yang sudah ada dan sudah berjalan cukup mapan, perlu
suatu usaha yang memfasilitasi pengembangan sistem kerjasama berdasarkan
pemanfaatan limbah dan energi.
 Perlu dilakukan upaya membangun suatu system kerjasama berdasarkan
pemanfaatan limbah dan energy pada suatu kawasan industry yang sudah ada
 Keberhasilan dari pembentukan hubungan / link dari eco-industri memerlukan
implementasi proyek secara terus-menerus sehingga dapat mengidentifikasi peluang-
peluang yang ada dalam rangka eco-industri. Diperlukan kerja keras untuk
mengidentifikasi regulasi dan kebijakan lain yang menghambat untuk dihilangkan.
Kebijakan berdasarkan insentif misalnya ecological tax reform (keringanan eco-
pajak) dan proyek-proyek teknis perlu diidentifikasi dan di implementasikan untuk
membantu menstimulasi pasar dalam menggerakkan eco-industri.
-

Anda mungkin juga menyukai