Anda di halaman 1dari 4

Bagaimana terjadi dampak lingkungan terhadap industri semen

Pencemaran lingkungan hidup adalah masuk atau dimasukkannya makhluk hidup, zat, energi,
dan komponen lain ke dalam lingkungan hidup oleh kegiatan manusia, sehingga melampaui baku
mutu yang telah ditetapkan. Kerusakan lingkungan hidup adalah perubahan langsung dan/atau
tidak langsung terhadap sifat fisik, kimia, dan/atau hayati lingkungan hidup yang melampaui
kriteria baku kerusakan lingkungan hidup. Dampak lingkungan hidup adalah pengaruh
perubahan pada lingkungan hidup yang diakibatkan oleh suatu usaha dan/atau kegiatan.

Pabrik semen merupakan sumber pencemar yang berat. Setiap proses produksi berdampak buruk
bagi lingkungan, baik dari proses penyediaan bahan baku hingga proses produksi. Bahan baku
berasal dari penambangan batu kapur. Dimana pegunungan-pegunungan kapur akan terkikis,
lama-lama keberadaannya hilang. Keadaan tersebut dapat menyebabkan rusaknya ekosistem
hutan kapur. Berubahnya aliran air, hilangnya mata air dan bahkan air sungainya.

Tingginya kebutuhan semen, terbatasnya energi tak terbarukan, dan terjadinya pemanasan global
akibat gas rumah kaca, mendorong industri semen untuk mencari alternatif sumber energi yang
ramah lingkungan. Salah satu upaya untuk mengatasi kerusakan lingkungan akibat limbah B3
maupun non B3 (biomass) yaitu dengan memanfaatkan limbah sebagai sumber energi dengan
cara co-processing.

Di Industri Semen di seluruh dunia, protokol pemantauan dan perhitungan CO2 menggunakan
standar WBCSD yang juga mengacu pada IPCCC. Sejak 2010 hingga 2017 Holcim Indonesia
telah mengurangi 8,8% produk CO2 spesifik per ton semen asli (dari 715 sampai 652 kg CO2 /
ton produk Semen). Secara umum dapat diartikan bahwa dengan menggunakan 1 ton bahan
bakar alternatif akan mengurangi 0,9 - 1 ton CO2.

Upaya Penyelesaiannya

Banyak cara yang dapat dilakukan untuk memusnahkan limbah sisa buangan industri, agar limbah tidak
memberikan dampak yang negatif bagi lingkungan, melainkan dapat memberikan dampak positif, yaitu
menjadi sumber bahan baku alternatif maupun bahan bakar alternatif (Alternative Fuel & Material –
AFR) yang berguna bagi masyarakat bila dikelola dengan benar dan tepat guna. Untuk itu, pada diskusi
Pojok Iklim kali ini akan dibahas tentang pemanfaatan limbah B3 pada sektor industri khusunya
industri semen.
1. Mengurangi Sumber Limbah

Salah satu langkah yang bisa dilakukan oleh Perusahaan dalam mencegah pencemaran limbah
adalah dengan mengurangi sumber limbah yang dihasilkan dari proses produksi atau manufaktur.
Telah banyak perusahaan yang melakukan strategi pengurangan limbah dari aktivitas mereka,
beberapa langkah yang mereka lakukan menggunakan metode

2. Modifikasi Teknologi

Salah satu langkah yang cukup efektif dalam pengurangan jumlah sumber limbah adalah dengan
pemanfaatan teknologi.

3. Fasilitas Terorganisir

Cara lain yang bisa dilakukan untuk pengurangan limbah adalah dengan cara membuat fasilitas
terorganisir yang mampu menampung limbah dan mengolah limbah menjadi lebih aman sebelum
dibuang ke lingkungan.

4. Re-formulasi atau Redesain

Anda bisa memformulasikan atau meredesain ulang dalam proses produksi, sehingga limbah
buangan yang dihasilkan lebih sedikit. Tetapi Anda juga perlu memperhatikan bahwa langkah ini
dilakukan dengan bijak dan tanpa mempengaruhi produksi limbah di tahap lain.

5. Daur Ulang

Langkah selanjutnya yang bisa dilakukan oleh industri dalam menangani limbah adalah
melakukan daur ulang limbah-limbah yang tidak terpakai. Mungkin hanya beberapa industri
yang dapat mendaur limbah dari proses industri mereka. Tetapi langkah ini bisa dilakukan untuk
mengurangi jumlah limbah yang dihasilkan industri.

6. Pengelolaan Limbah

Mengelola Limbah adalah praktik yang sering dilakukan industri agar limbah yang dibuang
memiliki perubahan karakter, seperti limbah berbahaya menjadi limbah yang tidak berbahaya,
setelah diolah dengan langkah-langkah yang umum dilakukan, seperti:

7. Secara Fisik

Penanganan limbah industri bisa dilakukan dengan mengelola perubahan secara fisik, tetapi cara
ini tidak merubah sikap kimia. Karena limbah di proses untuk merubah ukuran, bentuk atau
keadaannya saja. Dengan cara :

 Penyerapan karbon
 Penyulingan (Distilasi)
 Penyaringan (filtrasi)
 Penguapan (Volatisasi)
 Penggilingan (Grinding)
 Pemadatan (Campacting)
 Secara Kimia

Proses pengolahan limbah secara kimia dilakukan dengan mengubah komposisi limbah atau
merubah karakter limbah menggunakan bahan kimia. Sehingga akan muncul reaksi yang terjadi
pada limbah tersebut. Penambahan bahan kimia tersebut untuk menghilangkan partikel, logam,
dan zat organik beracun yang ada pada limbah.

Adapun metode yang digunakan :

 Penetralan
 Oksidasi dan Reduksi
 Pengendapan
 Pencucian asam
 Menukar Ion
 Insinasi
 Desorpsi Thermal
 Secara Biologi

Pengolahan limbah secara biologi adalah proses pengolahan limbah dengan menambahkan
organisme lain untuk menguraikan komponen organik yang terdapat pada limbah tersebut.
Organisme yang ditambahkan akan mengurai limbah tersebut. Metode yang digunakan adalah:

 Organisme Aerob
 Organisme Anaerob
Sumber

http://pojokiklim.menlhk.go.id/read/pemanfaatan-limbah-bahan-berbahaya-dan-beracun-b3-di-
industri-semen,

Achmadi, U. F. (2014) Dasar-Dasar Penyakit Berbasis Lingkungan. 4th edn. Jakarta: Rajawali Pers. Adha,
R. N., Djajakusli, R. and Muis, M. (2012) Faktor yang mempengaruhi kejadian gangguan fungsi paru pada
pekerja pengangkut semen di gudang penyimpanan semen Pelabuhan Malundung Kota Tarakan
Kalimantan Timur. Makassar. Available at:
http://repository.unhas.ac.id/bitstream/handle/123456789/6069/Jurnal.pdf?sequence. Afifah, W. N.
and Harianto, S. (2014) ‘Dampak Negatif Industri Pt. Semen Indonesia terhadap Masyarakat Desa
Temandang’, Paradigma, 2(1), pp. 1–7. Akili, R. H. et al. (2017) ‘Kejadian Penyakit Infeksi Saluran
Pernapasan Akut pada Pekerja Tambang Kapur’, Kes Mas: Jurnal Kesehatan Masyarakat, 11(1), pp. 41–
45

https://www.mongabay.co.id/2016/04/11/fokus-liputan-bila-tambang-semen-gombongdatang-air-dan-
karst-bakal-hilang-bagian-2/. Armaeni, E. D. and Widajati, N. (2016) ‘Hubungan paparan debu kapur
dengan status faal paru pada pekerja gamping’, The Indonesian Journal of Occupational Safety and
Health, 5(1), pp. 61–70. Cheremisinoff, N. P. and Bendavid Val, A. (2001) ‘EMS: principles and concepts’,
in Green Profits : The manager’s handbook for ISO 14001 and pollution prevention. Copyright © 2001
Elsevier Inc. All rights reserved., pp. 4–17. doi: https://doi.org/10.1016/B978- 075067401-0/50018-9.

Anda mungkin juga menyukai