Anda di halaman 1dari 4

PENGOLAHAN LIMBAH UNTUK KEHIDUPAN YANG LEBIH

BAIK
WASTE TREATMENT FOR A BETTER LIFE
Galih Anjarwati

Program Studi S1 Teknik Kimia, Fakultas Teknik, Universitas Sultan Ageng Tirtayasa. Banten,
Indonesia

Email : 3335210046@untirta.ac.id

Abstrak

Salah satu cara untuk memacu pertumbuhan ekonomi suatu negara adalah dengan melakukan
pembangunan industrialisasi. Meskipun industrialisasi dapat memacu pertumbuhan ekonomi
suatu negara, nyatanya ada dampak yang harus dihadapi salah satunya yaitu keberadaan limbah
hasil industry. Selain dari industry, limbah juga dapat berasal dari kegiatan rumah tangga sehari-
hari. Pengertian limbah sendiri adalah bahan buangan tidak terpakai yang berdampak negatif
terhadap masyarakat jika tidak dikelola dengan baik. Limbah akan mengakibatkan terjadinya
pencemaran terhadap lingkungan disekitarnya.Penelitian ini dilakukan agar pengolahan limbah
dapat dilakukan dari awal pembuatan produk hingga akhir.

Kata Kunci : dampak, limbah, pencemaran

Abstract

Carrying out industrialization development is one technique to boost a country's economic


progress. Although industrialisation can help a country's economy flourish, it also has negative
consequences, one of which is the presence of industrial waste. Apart from industry, waste can
also come from daily household activities. Waste is defined as unused waste material that has a
detrimental impact on society if it is not properly managed. Pollution of the environment will
result from waste. This study was carried out in order to treat waste from the beginning to the
finish of the manufacturing process.

Keyword : impact, waste, pollution

PENDAHULUAN

Limbah hasil industry sudah menjadi hal umum yang harus diwaspadai di era industrialisasi
ini. Namun, seringkali pengelola industry tidak memperhatikan limbah yang dihasilkan. Artinya,
limbah dibuang tanpa dilakukannya pengolahan terlebih dahulu. Alasan adanya limbah tidak
hanya dari proses produksi tetapi bisa juga dari keberlangsungan hidup. Maksud dari
keberlangsungan hidup disini salah satunya yaitu dari limbah rumah tangga. Contoh limbah
rumah tangga yang seringkali kita temui adalah air deterjen sisa cucian, air sabun, dan air tinja.
Oleh karena itu, proses pengolahan limbah harus dilakukan dari awal produksi sampai akhir
penggunaan agar tidak menyebabkan pencemaran yang akan berakibat fatal dan membahayakan
lingkungan (Sunarsih, 2018).

Berdasarkan senyawanya limbah dibedakan menjadi dua macam, yaitu limbah organic dan
limbah anorganik. Limbah organic adalah limbah yang bisa dengan mudah diuraikan melalui
proses yang alami seperti pestisida atau pemupukan yang berlebih. Limbah ini biasanya
dihasilkan dari kegiatan rumah tangga dan industry yang terdiri dari bahan-bahan bersifat
organic. Beberapa limbah rumah tangga seperti sisa obat, baterai bekas dan air aki tergolong B3
yaitu bahan berbahaya dan beracun. Selain itu, limbah cair rumah tangga dapat mengandung
bibit penyakit atau pencvemaran biologis seperti bakteri, jamur, virus dan sebagainya.
Sedangkan limbah industry akan mengerndap ke tanah, dasar sungai, danau atau laut karena
mempunyai sifat kimia yang stabil. Dengan begitu, limbah industry akan mempengeruhi
organisme yang hidup di ekosistem tersebut. Limbah anorganik adalah limbah yang berasal dari
sumber daya alam yang tidak dapat diuraikan dan diperbaharui. Biasanya limbah ini terdiri dari
limbah pertambangan dan industry. Limbah ini mengandung jenis bahan anorganik seperti garam
anorganik, asam anorganik atau limbah anorganik yang berasal dari rumah tangga.

Berdasarkan sumbernya limbah dibedakan menjadi tiga macam, yaitu limbah pabrik, rumah
tangga dan industry. Limbah pabrik termasuk kategori limbah berbahaya karena memiliki kadar
gas beracun. Limbah rumah tangga adalah limbah yang dihasilkan dari kegiatan rumah tangga.
Sedangkan limbah industry berasal dari hasil produksi pabrik yang mengandung zat berbahaya
seperti asam anorganik dan senyawa organic.

Berdasarkan wujudnya limbah dibedakan menjadi tiga macam, yaitu limbah padat, limbah
cair dan limbah gas. Limbah padat dikenal dengan sampah, sampah adalah sisa dari kegiatan
sehari-hari atau peroses alam yang berbentuk padat. Sesuai dengan namanya, limbah cair
memiliki bentuk fisik cair dan limbah gas memilikibentuk fisik berupa gas atau partikel halus
(debu) (Lararenjana, 2020).

Selain pembagian limbah berdasarkan senyawa, sumber dan wujudnya, ada limbah yang
dinamakan limbah Bahan Berbahaya dan Beracun (Limbah B3). Limbah B3 merupakan limbah
yang berasal dari kegiatan produksi yang menganduk bahan berbahaya dan beracun karena
mudah meledak, terbakar, bersifat reaktif, korosif, beracun, menyebabkan infeksi dan lain-lain.
Limbah B3 dapat berwujud padat, cair, dan gas. Setelah dilakukan uji toksikologi, limbah B3
dapat merusak, mencemarkan lingkungan, dan membahayakan kesehatan. Selain limbah B3,
limbah jenis lainnya juga berdampak terhadap kesehatan manusia, alam, dan lingkungan.
Pengolahan limbah yang tidak baik dapat menyebabkan kondisi lingkungan atau alam kotor dan
bau sehingga membuat ekosistem hewani terganggu dan membahayakan kesehatan manusia
karena terciptaknya berbagai penyakit dan infeksi (Abidin, 2021).

Oleh karena itu, diperlukan proses pengolahan limbah yang tepat agar dapat mengurangi
resiko tersebut. Dalam pengolahan limbah, selama ini dikenal prinsip 3R (Reduce, Reuse, dan
Recycle). Namun seiring perkembangan prinsip 3R berkembang menjadi Reduce, Reuse,
Recycle, Recovery, dan Disposal. Reduce adalah prinsip pengurangan produksi limbah sedari
awal, seperti dengan menggunakan produk yang dapat digunakan dalam jangka waktu yang lama
atau secara berkelanjutan. Reuse adalah prinsip penggunaan kembali bahan yang dapat dan aman
untuk digunakan ulang, seperti pembuatan kerajinan dari bahan bekas. Recycle adalah prinsip
pendaur ulangan yang dapat dilakukan dengan cara melebur, mencacah, dan melelehkan produk
untuk membuat produk baru yang dapat digunakan kembali. Recovery adalah prinsip
penghasilan energi atau material baru yang tidak dapat di daur ulang dengan cara memprosesnya
limbah tersebut. Disposal adalah prinsip pembuangan limbah sisa recovery ke Tempat
Pembuangan Akhir untuk diolah dan diproses agar tidak merusak lingkungan (Maarif, 2021).

Limbah yang diperoleh dari hasilindustri biasanya berbentuk cair. Sebelum membuang
limbah cair, pihak industry harus dapat memastikan bahwa limbah yang dibuang aman untuk
lingkungan. Oleh karena itu, perlu dilakukannya pengolahan limbah cair hasil industry.
Pengolahan limbah cair dapat dilakukan secara fisika, kimia, dan biologi. Pada pengolahan
secara fisika dilakukan penyaringan atau perlakuan fisik lainnya untuk dapat memisahkan
material pengotor yang berukuran cukup besar. Pengolahan secara kimia dilakukan dengan
mengendapkan, memisahkan, atau menghilangkan zat pengotor yang terdiri dari proses
koagulasi, degradasi, ozonisasi, oksidasi, penukar ion, dan lain-lain. Pengolahan secara biologi
dilakukan dengan menguraikan zat pencemar menguunakan mikroba atau biota hidup yang
terdiri dari proses aerobic, anaerobic, dan fakultatif. Setelah dilakukan pengolahan limbah
dengan optimal, air limbah yang telah diolah tidak akan memberikan dampak yang buruk bagi
lingkungan sekitar (Ervina, 2018).

Limbah berwujud gas bersifat fleksibel sehingga jika dibiarkan akan membuat pemcemaran
udara. Untuk mengurangi pencemaran udara dapat dilakukan pengurangan gas buang dan
penggunaan metode fisik-kimia. Pengurangan gas buang dilakukan dengan cara mengontrol
jumlah gas berbahaya yang terkandung di dalam limbah agar tidak mencemari uddara.
Pengontrolan gas dapat dilakukan dengan cara desulfurisasi, menurunkan suhu pembakaran, dan
menggunakan bahan bakar alternatif. Sedangkan penggunaan metode fisik-kimia dilakukan
dnegan cara memurnikan gas buangan supaya lebih ramah lingkungan. Metode-metode ini terdiri
dari metode fase gas, metode fase cair, metode fase padat, dan metode pembakaran (Fatma,
2017).

Anda mungkin juga menyukai