Anda di halaman 1dari 3

NAMA : RAHMA DINI NADIRA

NIM : 2006113816
FAKULTAS: PERTANIAN
JURUSAN : KEHUTANAN
MATKUL : STRUKTUR dan SIFAT KAYU

SIFAT KIMIA KAYU

Sifat kimia kayu adalah sifat-sifat kayu yang berkaitan dengan kandungan zat kimia
dalam kayu. Kimia kayu atau komponen kimia penyusun kayu, dibutuhkan keberadaannya dalam
industri kimia yang mengolah kayu. Sebagai contoh yang nyata adalah industri rayon, seluloid,
pulp & kertas dan sebagainya. Industri-industri ini memanfaatkan komponen kimia yang ada
untuk menghasilkan suatu produk tertentu.

Sifat kimia kayu lebih berfokus pada sel serat, yaitu sel trakeid pada pohon daun lebar
(hardwood) dan sel libriform pada pohon daun jarum (softwood). Sifat kimia kayu membahas
mengenai sel serat pada bagian mikrofibril sampai tingkat molekul.
Berikut adalah anatomi kayu dari tingkat yang terbesar sampai tingkat yang terkecil:
Tree – Board – Growth Ring – Tracheid – Double Cell Wall – Microfibril – Molecule.

Kayu bisa dipandang sebagai susunan komposit sel, susunan bahan organik, dan susunan
dari polimer-polimer. Sel-sel yang menyusun kayu antara lain, sel trakeida, vessel cell, ray cell,
dan parenchime cell. Bahan organik yang menyusun kayu antara lain, karbon (50%), hidrogen
(6%), oksigen (43%), dan unsur lain (Na, Ca, K, Mg, dan Si).

Komponen kimia kayu dapat dibedakan atas dua kelompok yaitu:

A. Komponen penyusun dinding sel, seperti: karbohidrat dan lignin


B. Komponen pengisi rongga sel: zat ekstraktif.
A. Komponen Penyusun Dinding Sel
Adalah komponen kimia yang menyatu di dalam dinding sel. Tersusun atas banyak
komponen yang tergabung dalam karbohidrat dan lignin. Karbohidrat yang telah bebas
dari lignin dan ekstraktif disebut juga dengan holoselulosa. Holoselulosa sebagian besar
tersusun atas selulosa dan hemiselulosa. Selulosa merupakan komponen terbanyak dalam
menyusun kimia kayu, dan secara umum merupakan komponen yang bermanfaat.
 Selulosa: merupakan zat penyusun serat yang dibutuhkan didalam pembuatan
pulp dan kertas, menentukan ikatan kekuatan kertas
 Hemiselulosa: merupakan zat yang mendukung kekuatan kayu, sehingga
keberadaannya sangat menentukan manfaat kayu selain untuk pulp dan kertas
misalnya untuk konstruksi.
B. Komponen Pengisi Rongga Sel
Zat pengisi rongga sel sering disebut dengan komponen ekstraneus, yang dominan diisi
oleh zat ekstraktif. Zat ekstraktif merupakan kumpulan banyak zat seperti: gula,
tepung/pati, tanin, resin, pektin, zat warna kayu, asam-asam, minyak-minyak, lemak
dalam kayu dan sebagainya.
Ada dua keungkinan kondisi ekstraktif ini yaitu:
 Apabila tersusun lebih banyak jenis karbohidratnya maka suatu jenis kayu mudah
diserang cendawan dan serangga lain perusak kayu, dan perlu diawetkan secara
tradisional atau buatan apabila dikehendaki masa pakai yang lebih lama.
 Apabila tersusun lebih banyak jenis minyal-minyak, asam-asam dan garam-
garam yang bersifat racun, maka kayu mempunyai sifat keaweten dan
belum/tidak perlu diawetkan lagi, tetapi kalau masih ingin diawetkan dapat
dilakukan dengan pengawetan buatan (kimawi).
SUMBER BACAAN:

https://pediailmu.com/kehutanan/sifat-sifat-kayu/

https://foresteract.com/sifat-kimia-kayu/

Anda mungkin juga menyukai