Anda di halaman 1dari 7

Nama : Qarel Ainal Chat

Kelas : 4 KC
NPM : 0617 3040 0983
Dosen Pengampu : Ir. Jaksen M. Amin., M.Si.

Pengendalian Kualitas Kertas Dengan Menggunakan Statistical Process Control di Paper


Machine 3
Vera Devani1, Fitri Wahyuni2

Abstract. Purpose of this research is to determine types and causes of defects commonly found in
Paper Machine 3 by using statistical process control (SPC) method. Statistical process control (SPC)
is a technique for solving problems and is used to monitor, control, analyze, manage and improve
products and processes using statistical methods. Based on Pareto Diagrams, wavy defect is found as
the most frequent defect, which is 81.7%. Human factor, meanwhile, is found as the main cause of
defect, primarily due to lack of understanding on machinery and lack of training both leading to
errors in data input.

Keywords. defect, statistical process control, quality control

Abstrak. Penelitian ini dilakukan untuk menganalisa kecacatan produk kertas serta menganalisa
faktor-faktor yang menyebabkan kecacatan dengan menggunakan statistical process control. Statistik
process control merupakan metode pengambilan keputusan untuk memonitoring, mengendalikan,
menganalisa, mengelola serta memperbaiki produk dan proses dengan menggunakan metoda
statistik. Berdasarkan diagram Pareto, kecacatan produk yang banyak terjadi terdapat pada
kecacatan wavy dengan persentase 81,7%. Faktor penyebab utama kecacatan adalah faktor manusia,
karena operator yang baru memahami mesin dan kurangnya pelatihan sehingga terjadi kesalahan
dalam pengimputan data dan menyebabkan terjadi kecacatan pada produk.

Kata Kunci. kecacatan, pengendalian kualitas, statistical process control

I. PENDAHULUAN defect perhari adalah 32.066 ton. Berdasarkan masalah


PT. IK bergerak di bidang manufaktur yang yang dihadapi perusahaan, yaitu banyaknya defect A-
memproduksi pulp dan kertas. Sistem produksi yang Sortir pada Paper Machine 3 maka perlu dilakukan
dilakukan pada perusahaan ini adalah make to order. upaya mengendalikan kualitas produk kertas untuk
Berdasarkan pengamatan defect yang sering terjadi mencari penyebab terjadi defect serta mencari solusi
adalah defect yang terjadi pada mesin yang termasuk ke perbaikannya.
dalam wklasifikasi grade dan defect A-Sortir yang Terry (1985) dikutip oleh Ayuni (2012)
terdiri dari beberapa cacat diantaranya wavy (G2 atau menyatakan bahwa pengendalian merupakan ketentuan
gelombang), rewinder wringkle (L1 atau lipatan mati apa yang harus dilaksanakan, menilai dan mengoreksi
rewinder), less diameter (D3 atau diameter roll kurang), pelaksanaannya bila perlu dengan maksud supaya
dan Dented Roll/Joint (R1 atau Rusak Karena pelaksanaan pekerjaan sesuai dengan rencana semula.
Bantingan). Berikut adalah tabel perbandingan produksi Definisi lain, Sultana, dkk. (2009) dikutip oleh Arifianti
perhari dan jumlah cacat yang terjadi. Dari pengamatan (2013), Statistical Process Control (SPC) digunakan
yang dilakukan pada bulan Januari 2013 pada produk untuk mengendalikan proses produksi secara
kertas A-Sorter dengan jumlah produksi 26.746.441 ton berkesinambungan dan mengidentifikasi kerusakan yang
dengan jumlah defect 961.985 ton berarti dengan rata- terjadi ketika proses produksi berlangsung. SPC juga
rata produksi perhari 891.548 ton terdapat rata-rata digunakan untuk mengumpulkan dan menganalisis data
hasil pemeriksaan terhadap sampel dalam kegiatan atau jasa mengalami perubahan yang akan
pengawasan kualitas produk. Selain itu SPC juga mempengaruhi kualitas (Heizer dan Render, 2005
digunakan untuk mengukur kualitas sekarang dari dikutip oleh Kartika, 2013)
produk atau jasa dan mendeteksi apakah proses barang

II. LANDASAN TEORI 2. Spesifikasi yang berlaku, hasil produksi yang


Pengendalian Kualitas ingin dicapai harus dapat berlaku, bila ditinjau dari segi
Kualitas barang atau jasa dapat berkenaan dengan kemampuan proses dan keinginan atau kebutuhan
keandalan, ketahanan, waktu yang tepat, penampilannya, konsumen yang ingin dicapai dari hasi lproduksi
integritasnya, kemurniannya, individualitasnya, atau tersebut. Dapat dipastikan dahulu apakah spesifikasi
kombinasi dari berbagai faktor tersebut. Uraian di atas tersebut dapa tberlaku sebelum pengendalian kualitas
menunjukkan bahwa pengertian kualitas dapat berbeda- pada proses dapat dimulai.
beda pada setiap orang pada waktu khusus dimana 3. Tingkat ketidaksesuaian yang dapat diterima.
kemampuannya (availability), kinerja (performance), Tujuan dilakukan pengendalian suatu proses adalah
keandalan (reliability), kemudahan pemeliharaan dapat mengurangi produk yang berada di bawah standar
(maintainability) dan karakteristiknya dapat diukur. seminimal mungkin. Tingkat pengendalian yang
Ditinjau dari sudut pandang produsen, kualitas dapat diberlakukan tergantung pada banyaknya produk yang
diartikan sebagai kesesuaian dengan spesifikasinya. berada dibawah standar
Suatu produk akan dinyatakan berkualitas oleh 4. Biaya kualitas, sangat mempengaruhi tingkat
produsen, apabila produk tersebut telah sesuai dengan pengendalian dalam menghasilkan produk dimana biaya
spesifikasinya. mempunyai hubungan yang positif dengan terciptanya
Menurut Deming, kualitas adalah apapun yang produk yang berkualitas.
menjadi kebutuhan dan keinginan konsumen, sedangkan
menurut Crosby mempersepsikan, kualitas sebagai nihil Statistical Process Control
cacat, kesempurnaan dan kesesuaian terhadap Pengendalian kualitas statistik dilakukan dengan
persyaratan (Yamit, 2005). menggunakan alat bantu statistik yang terdapat pada
Menurut Nasution , M.N (2005) ada beberapa SPC (Statistical Process Control) dan SQC (Statistical
persamaan dalam definisi kualitas, yaitu dalam elemen- Quality Control) merupakan teknik penyelesaian
elemen sebagai berikut: masalah yang digunakan untuk memonitor,
1. Kualitas mencakup usaha memenuhi atau mengendalikan, menganalisis, mengelola dan
melebihi harapan pelanggan memperbaiki produk dan proses menggunakan metode-
2. Kualitas mencakup produk, jasa manusia, metode statistik. Pengendalian kualitas statistik
proses, dan lingkungan (Statistical Quality Control atau SQC) sering disebut
3. Kualitas merupakan kondisi yang selalu sebagai pengendalian proses statistik (Statistical Process
berubah (misalnya apa yang dianggap Control atau SPC).
merupakan kualitas saat ini mungkin Menurut Dorothea (2003) dikutip oleh Bakhtiar,
dianggap kurang berkualitas pada masa dkk, (2013), Statistical Quality Control (Pengendalian
mendatang). Kualitas Statistik) adalah teknik yang digunakan untuk
mengendalikan dan mengelola proses baik manufaktur
Faktor-faktor yang mempengaruhi pengendalian maupun jasa melalui menggunakan metode statistik.
kualitas yang dilakukan perusahaan (Douglas C. Pengendalian kualitas statistik merupakan teknik
Montgomery, 2001 dikutip oleh Bakhtiar, 2013): penyelesaian masalah yang digunakan untuk
1. Kemampuan proses. Batas-batas yang ingin memonitor, mengendalikan, menganalisis, mengelola
dicapai haruslah disesuaikan dengan kemampuan proses dan memperbaiki produk dan proses menggunakan
yang ada. Tidak ada gunanya mengendalikan suatu metode-metode statistik.
proses dalam batas-batas yang melebihi kemampuan Pengendalian kualitas secara statistik dengan
atau kesanggupan proses yang ada. menggunakan Statistical Process Control (SPC)
mempunyai tujuh (7) alat statistik utama yang dapat
digunakan sebagai alat bantu untuk mengendalikan digunakan sebagai identifikasi masalah yang paling
kualitas sebagaimana disebutkan juga oleh Heizer dan penting. Dalam diagram pareto, berlaku aturan
Render (2005) dikutip oleh Kartika (2103) antara lain 80/20. Artinya 20% jenis kecacatan dapat
yaitu Check Sheet, Histogram, Control Chart, Diagram menyebabkan 80% kegagalan proses (Yuri, 2013).
Pareto, Diagram Sebab Akibat, Scatter Diagram, dan 5. Diagram Alir atau Diagram Proses (Process Flow
Diagram Proses. Chart)
Tools Statistical Process Control (SPC) adalah sebagai Diagram Alir secara grafis menunjukkan sebuah
berikut: proses atau sistem dengan menggunakan kotak dan
1. Lembar Pemeriksaan (Check Sheet) garis yang saling berhubungan. Diagram ini cukup
Check Sheet atau lembar pemeriksaan merupakan sederhana, tetapi merupakan alat yang sangat baik
alat pengumpul dan penganalisis data yang disajikan untuk mencoba memahami sebuah proses atau
dalam bentuk tabel yang berisi data jumlah barang menjelaskan langkah-langkah sebuah proses
yang diproduksi dan jenis ketidaksesuaian beserta 6. Histogram
dengan jumlah yang dihasilkannya. Tujuan Histogram adalah suat alat yang membantu untuk
digunakannya Check Sheet ini adalah untuk menentukan variasi dalam proses. Berbentuk
mempermudah proses pengumpulan data dan diagram batang yang menunjukkan tabulasi dari data
analisis, serta untuk mengetahui area permasalahan yang diatur berdasarkan ukurannya.
berdasarkan frekuensi dari jenis atau penyebab dan 7. Peta Kendali (Control Chart)
mengambil keputusan untuk melakukan perbaikan Peta kendali adalah suatu alat yang secara grafis
atau tidak. digunakan untuk memonitor dan mengevaluasi
2. Diagram Pencar (Scatter Diagram) apakah suatu aktivitas atau proses berada dalam
Diagram Pencar atau disebut juga dengan peta pengendalian kualitas secara statistika atau tidak
korelasi adalah grafik yang menampilkan hubungan sehingga dapat memecahkan masalah dan
antara dua variabel, apakah hubungan antara dua menghasilkan perbaikan kualitas. Peta kendali
variabel tersebut kuat atau tidak, yaitu antara faktor menunjukkan adanya perubahan data dari waktu ke
proses yang mempengaruhi proses dengan kualitas waktu, tetapi tidak menunjukkan penyebab
produk. Dua variabel yang ditunjukkan dalam penyimpangan meskipun penyimpanan itu akan
diagram pencar dapat berupa karakteristik kuat dan terlihat pada peta kendali.
faktor yang mempengaruhinya. Ada beberapa jenis peta kendali atribut, yaitu:
3. Diagram Sebab Akibat (Cause and Effect Diagram)  Peta Kendali p, peta kendali untuk bagian yang
Diagram ini disebut juga Diagram Tulang Ikan ditolak karena taksesuai terhadap spesifikasi.
(Fishbone Chart). Diagram ini berguna untuk  Peta Kendali np, peta kendali untuk banyaknya butir
memperlihatkan faktor-faktor utama yang yang taksesuai.
berpengaruh pada kualitas dan mempunyai akibat  Peta Kendali c, peta kendali untuk banyaknya
pada masalah yang kita pelajari. Selain itu, kita juga ketaksesuaian
dapat melihat faktor-faktor yang lebih terperinci  Peta Kendali u, peta kendali untuk banyaknya
yang berpengaruh dan mempunyai akibat pada faktor ketaksesuaian per satuan
utama tersebut yang dapat kita lihat pada panah-
panah yang berbentuk tulang ikan.
4. Diagram Pareto (Pareto Diagram)
Diagram Pareto adalah grafik balok dan grafik baris
yang menggambarkan perbandingan masing-masing
jenis data terhadap keseluruhan. Dengan memakai
Diagram Pareto, dapat terlihat masalah mana yang
dominan sehingga dapat mengetahui prioritas
penyelesaian masalah. Fungsi Diagram pareto adalah
untuk mengidentifikasi atau menyeleksi masalah
utama untuk peningkatan kualitas dari yang paling
besar ke yang paling kecil. Biasanya diagram pareto
III. METODOLOGI dan peta kendali p. Untuk menganalisa penyebab
Data yang dibutuhkan dalam penelitian ini terjadinya kecacatan digunakan diagram fishbone.
adalah jumlah produksi bulan Januari dan bulan
Februari 2013 dan jenis kecacatan yang termasuk
dalam kategori kelas A-sortir, terdiri dari wavy (G2 IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
atau gelombang), rewinder wrinkle (L1 atau lipatan PT. IK berusaha mempertahankan posisinya
mati ), less diameter (D3 atau diameter roll sebagai produsen pulp dan kertas dengan biaya
kurang), dented roll/joint (R1 atau rusak karena rendah serta pelaku utama di pasar Indonesia dan
bantingan). Metode yang digunakan pada penelitian Asia yang tumbuh pesat, dengan mengandalkan
ini adalah metode statistical process control. keuntungan pada sumber bahan baku, efisiensi
Piranti yang digunakan pada pengolahan data produksi, serta jaringan distribusi yang luas.
adalah histogram, diagram Pareto, diagram pencar,

1. Frekuensi Kecatatan Produk Kertas


 Histogram Defect Wavy (G2 atau Gelombang)
Dari data hasil pengecekan kualitas kertas, maka histogram kecacatan wavy (G2) dapat dilihat pada
Gambar 1. Gambar 1 menunjukkan bahwa selama 55 hari pengamatan terlihat bahwa kecacatan wavy
sering terjadi pada setiap proses produksi dengan jumlah berkisar 4 sampai dengan 97 cacat. Dari 55 hari
pengamatan yang tidak terjadi kecacatan wavy hanya 2 hari. Total kecacatan wavy selama pengamatan
adalah 1.348 cacat.
 Histogram Defect Rewinder Wrinkle (L1 atau Lipatan Mati Rewinder)
Dari data hasil pengecekan kualitas kertas, maka histogram kecacatan rewinder wrinkle (L1) dapat dilihat
pada Gambar 2. Gambar 2 menunjukkan selama 55 hari pengamatan terlihat bahwa kecacatan rewinder
wrinkle jarang terjadi pada setiap proses produksi. Total kecacatan rewinder wrinkle selama pengamatan
adalah 242 cacat.
 Histogram Defect Less Diameter (D3 atau Diameter Roll Kurang)
Dari data hasil pengecekan kualitas kertas, maka histogram kecacatan less diameter (D3) dapat dilihat
pada Gambar 3. Gambar 3 menunjukkan selama 55 hari pengamatan terlihat bahwa less diameter sangat
jarang terjadi pada setiap proses produksi. Total less diameter selama pengamatan adalah 5 cacat.
 Histogram Defect Dented Roll atau Joint (R1 atau Rusak Karena Bantingan)
Dari data hasil pengecekan kualitas pada kertas, maka histogram kecacatan dented roll atau joint (R1)
dapat dilihat pada Gambar 4. Gambar 4 menunjukkan selama 55 hari pengamatan terlihat bahwa
kecacatan dented roll atau joint sangat jarang terjadi pada setiap proses produksi. Total kecacatan dented
roll atau joint selama pengamatan adalah 55 cacat.
.

Gambar 1. Histogram Perbandingan Jumlah Produksi dengan Defect Wavy (G2)


Gambar 2. Histogram Perbandingan Jumlah Produksi dengan Defect Rewinder Wrinkle (L1)

Gambar 3 Histogram Perbandingan Jumlah Produksi dengan Defect Less Diameter (D3)

Gambar 4 Histogram Perbandingan Jumlah Produksi dengan Defect Dented Roll/Joint (R1)
2. Diagram Pareto (Pareto Diagram)
Tabel persentase setiap jenis defect pada klasifikasi Grade & Defect A-Sortir di Paper Machine Januari-
Februari 2013 adalah sebagai berikut:

Tabel 1 Persentase setiap Jenis defect pada klasifikasi Grade & Defect A-Sortir
No. Jenis defect Jumlah Persentase Kumulatif %Kumulatif
1 Wavy ( Gelombang) = G2 1.348 0,817 81,7 81,7 %
Rewinder Wrinkle (Lipatan Mati Rewinder) =
2 242 0,147 14,7 96,4 %
L1
Dented Roll/ Joint (Rusak Karena Bantingan) =
3 55 0,033 3,3 99,7 %
R1
4 Less Diameter (Diameter Roll Kurang) = D3 5 0,003 0,3 100 %
Total 1.650 100

Berdasarkan Tabel 1 di atas, maka Pareto Dari Gambar 5 di atas dapat diketahui bahwa
Diagram pada klasifikasi Grade & Defect A- kecatatan yang terjadi pada bulan Januari-
Sortir di Paper Machine bulan Januari-Februari Februari 2013 didominasi oleh defect wavy
2013 adalah sebagai berikut: (G2) sebesar 81,7%. Oleh karena itu, perbaikan
diprioritaskan pada jenis defect wavy (G2).

Gambar 5 Diagram Pareto pada Klasifikasi


Grade dan Defect A-Sortir

3. Diagram Pencar (Scatter Diagram Peta Kendali P digunakan untuk mengukur


Berikut adalah gambar Diagram Pencar untuk proporsi ketidaksesuaian (penyimpangan atau sering
defect wavy (G2): disebut cacat) dari item-item dalam kelompok yang
sedang diinspeksi. Berikut ini merupakan Peta
Kendali p untuk defect wavy (G2) bulan Januari-
Februari 2013:

Gambar 6 Diagram Pencar untuk Defect Wavy (G2)

Berdasarkan Gambar 6 di atas terlihat bahwa


terdapat korelasi negatif antara jumlah produksi dan Gambar 7 Peta Kendali p untuk Defect Wavy (G2)
jumlah defect wavy.
Berdasarkan Gambar 7 di atas terlihat bahwa
4. Peta Kendali p terdapat 20 hari dari 55 hari pengamatan berada di
luar batas kendali, sehingga bisa dikatakan produk
tidak terkendali. Karena masih terdapat defect wavy adalah jenis defect wavy (G2) dengan jumlah
yang berada di luar batas kendali maka dilakukan 81,7%.
revisi dengan cara mengeluarkan nilai yang berada di 2. Dari Diagram Tulang Ikan diketahui empat faktor
luar kendali dan melakukan perhitungan ulang. utama penyebab defect wavy (G2) adalah:
Berikut adalah revisi 1 Peta Kendali p untuk defect a. Machine (Mesin)
wavy (G2): Maintenance dilakukan tidak terjadwal dengan
baik.
b. Man (Manusia)
Operator baru yang kurang memahami mesin,
operator salah menginputkan data serta
kurangnya training dari perusahaan.
c. Methode (metode)
Standard Operasional Prosedur (SOP) tidak
dilaksanakan secara maksimal.
d. Enviroment (lingkungan)
Suhu ruangan dingin sehingga kerja menjadi
Gambar 8 Peta Kendali p untuk Defect Wavy (G2) lembab.
Revisi 1
Berdasarkan Gambar 8 di atas terlihat bahwa
semua defect wavy (G2) berada dalam batas kendali. VI. DAFTAR PUSTAKA
Dapat disimpulkan bahwa defect wavy (G2) berada Arifianti, R. Analisis Kualitas Produk Sepatu
pada batas kendali yang telah ditetapkan. Tomkins. Jurnal Dinamika Manajemen.
2013. Vol 4 No. 1: 46-58.
5. Diagram Tulang Ikan Ayuni, D., dkk. Analisis Penerapan Statistical Quality
Setelah diketahui jenis cacat yang dominan terjadi Control pada Beban Usaha PT. PLN. Jurnal
dari Pareto Diagram, perlu dilakukan langkah-langkah Organisasi dan Manajemen. Maret 2012.
perbaikan untuk mengurangi kecacatan tersebut. Vol. 8 No. 1: 22-31.
Diagram Tulang Ikan merupakan alat yang digunakan Bakhtiar, S., dkk. Analisa Pengendalian Kualitas
untuk mengetahui faktor-faktor utama penyebab Dengan Menggunakan Metode Statistical
cacat. Penyebab utama terjadinya defect wavy (G2) Quality Control (SQC). Malikussaleh
dapat dilihat pada Diagram Tulang ikan berikut ini: Industrial Engineering Journal. 2013. Vol 2
No. 1: 29-36.
Grant, E.L. 1989. Pengendalian Mutu Statistik.
Manusia
Jakarta: Erlangga.
Kurang training
Metode

SOP tidak dilaksnakan


Kartika, H. Analisis Pengendalian Kualitas Produk
Operator belum berpengalaman
Operator salah
menginput data
secara maksimal
CPE Film Dengan Metode Statistical Process
Defect Wavy (G2 Control pada PT. MSI. Jurnal Ilmiah Teknik
Maintenance tidak terjadwal
Suhu runagan dingin
Industri. 2013. Vol. 1 No. 1: 50-58.
Mesin Lingkungan
Nasution, M.N. 2005. Manajemen Mutu Terpadu
(Total Quality Manajemen. Jakarta: Ghalia
Indonesia.
Gambar 9 Diagram Tulang Ikan untuk Defect Wavy Yamit, Z. 2005. Manajemen Kualitas Produk dan
Gambar 9. Diagram tulang ikan untuk kecacatan (G2) Jasa, Yogyakarta: Ekonisia.
Yuri, M. Z. dan Rahmat N. 2013. TQM Manajemen
Kualitas Total dalam Perspektif Teknik
V. KESIMPULAN Industri. Jakarta: PT. Indeks.
1. Berdasarkan Diagram Pareto dapat diketahui
bahwa cacat kertas yang paling dominan terjadi

Anda mungkin juga menyukai