Anda di halaman 1dari 33

1

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI............................................................................................................1
BAB 1. PENDAHULUAN......................................................................................2
1.1 Latar Belakang...............................................................................................2
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA.............................................................................5
2.1 Papan Partikel.................................................................................................5
2.2 Jenis Papan Partikel........................................................................................5
2.3 Kulit Jagung (Klobot Jagung)........................................................................7
2.4 Asam Asetat...................................................................................................8
BAB 3. METODE RISET......................................................................................10
3.1 Capaian yang Terukur..................................................................................14
BAB 4. BIAYA DAN JADWAL KEGIATAN.....................................................15
4.1 Anggaran Biaya............................................................................................15
4.2 Jadwal Kegiatan...........................................................................................16
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................17
Lampiran 1. Biodata Ketua dan Anggota, Biodata Dosen Pendamping................18
Lampiran 2. Surat Pernyataan Ketua Pelaksana....................................................33
2

BAB 1. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Berdasarkan SNI 01-4449-2006, papan serat adalah panel yang
dihasilkan dari pengempaan serat kayu atau bahan berlignoselulosa lain
dengan ikatan utama berasal dari bahan baku yang bersangkutan (khususnya
lignin) atau bahan lain (khususnya perekat) untuk memperoleh sifat khusus.
Salah satu bahan berlignoselulosa non kayu yang dapat dimanfaatkan dalam
pembuatan papan serat adalah kulit jagung atau yang biasa dikenal dengan “
klobot jagung”.
Tanaman Jagung (Zeamays saccharata) merupakan salah satu tanaman
serelia yang tumbuh hampir diseluruh dunia. Di Indonesia jagung merupakan
bahan makanan pokok kedua setelah padi, banyak daerah di Indonesia yang
berbudaya mengkonsumsi jagung, antara lain Madura, Yogakarta, Sulawesi
Selatan, Maluku Utara, Nusa Tenggara Timur,dll (Sari Lela Irawan, 2014).
Seiring dengan kebutuhan jagung yang cukup tinggi, maka bertambah
pula limbah pertanian atau hasil ikutan dari produksi jagung yang dihasilkan.
Salah satu hasil ikutan dari produksi tanaman jagung berupa kulit jagung
(klobot jagung). Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS), produksi jagung
di Indonesia pada tahun 2012 sebesar 19.37 juta ton. Produksi jagung dalam
jumlah besar membawa dampak pada jumlah limbah jagung. Dari hasil panen
buah jagung, bobot klobot atau kulit jagung berkisar antara 38,38% (Made
Dirgantara, 2013). Hasil ikutan dari produksi tanaman jagung ini banyak
dimanfaatkan sebagai hijauan pakan ternak oleh petani, namun belum
seluruhnya optimal dalam pemanfaatannya.
Berdasarkan hasil pengujian yang dilakukan di Laboratorium Hasil
Hutan IPB kandungan kulit jagung terdiri dari lignin 10,11%, holoselulosa
67,99%, alfa selulosa 38,66%. Menurut Evalina (2011) bahwa limbah yang
mengandung bahan berlignoselulosa selama ini belum mendapat perhatian
yang lebih, padahal potensi kandungan selulosa dalam limbahnya dapat
dimanfaatkan untuk dijadikan papan serat.
Perekat yang digunakan dalam pembuatan papan serat kulit jagung
adalah asam sitrat. Pada umumnya pembuatan papan serat dan papan partikel
menggunakan perekat sintetik berbasis formaldehida yang memiliki
kandungan emisi formaldehida atau melebihi standar yang sudah ditetapkan,
sehingga dapat mengganggu kesehatan dan lingkungan (Ragil Widyorini,
2012). Asam sitrat merupakan salah satu inovasi dalam meminimalisir
penggunaan perekat sintetik, sehingga dalam pembuatan papan hanya
menggunakan sedikit atau bahkan tanpa menggunakan perekat sintetik
(binderlessboard). Pada penelitian Umemura et al. (2011) yang menggunakan
asam sitrat sebagai bahan perekat untuk kayu alam, menunjukan hasil bahwa
asam sitrat mampu berfungsi sebagai perekat dengan kualitas mekanik yang
baik.
3

Pada penelitian Umemura et al. (2013) yang di acu dalam skripsi


Prasatya (2014) meneliti penggunaan perkat alami yaitu asam sitrat dan
sukrosa untuk pembuatan papan partikel dengan bahan baku kayu. Papan
partikel dibuat dengan kerapatan 0,8 gr/cm3, dikempa pada suhu 2000C
selama 10 menit. Hasil penelitian menunjukan bahwa rasio asam sitrat dan
sukrosa yang optimum adalah 25/75 dan kadar perekat optimum 30%.
Modulus patah (MOR) dan modulus elastisitas (MOE) masing-masing adalah
20,6 MPa dan 4,6 GPa. Kekuatan Internal Bond (IB) adalah 1,6 MPa,
menunjukan bahwa perekat memiliki kekuatan ikatan yang sangat baik. dari
penelitian yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa asam sitrat dan sukrosa
dapat digunakan sebagai perekat alami papan partikel.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui karakteristik papan
serat yang terbuat dari kulit jagung pada berbagai variasi kadar perekat asam
sitrat. Pada penelitian ini variasi kadar perekat asam sitrat masing-masing
sebesar 10%, 20% dan 30% dari berat papan serat. Adapun karakteristik serat
yang akan di uji yaitu sifat fisis (kadar air, kerapatan, pengembangan tebal,
dan penyerapan air) dan sifat mekanis (keteguhan cabut sekrup, keteguhan
lentur modulus patah, dan keteguhan lentur modulus elastisitas) yang
memenuhi syarat mutu standar pengujian sesuai dengan SNI 01-4449-2006.
Pemanfaatan kulit atau klobot jagung sebagai bahan baku pembuatan
papan serat dengan asam sitrat sebagai perekat ini di harapakan bisa menjadi
salah satu inovasi yang bisa digunakan dalam pembuatan papan serat non
kayu dan pemanfaatan limbah kulit jagung.
1.2 Perumusan Masalah

1. Bagaimana proses pembuatan papan partikel dari limbah kulit jagung atau
klebot jagung?
2. Apakah asam sitrat dapat digunakan sebagai perekat pada pembuatan
papan partikel?
1.3 Tujuan
1. Untuk membuat papan partikel dari limbah kulit jagung atau klebot
jagung.
2. Untuk memanfaatkan limbah kulit jagung atau klebot jagung untuk
mengurangi pencemaran lingkungan.
1.4 Kegunaan
Kegunaan yang dapat diambil dari penelitian ini :
a. Bagi penulis
Penulis dapat mengetahui proses pembuatan papan partikel dari
kulit jagung atau klebot jagung. Selain itu penulis juga dapat membuat
4

artikel dan jurnal ilmiah yang merupakan tugas Program Kreaktivitas


Mahasiswa sebagai mahasiswa Politknik Negeri Tanah Laut.

b. Bagi pembaca
Penulis berharap dari penlitian ini, pmbaca mendapatkan
pengetahuan dan informasi tentang pembuatanpapan partikel dari
limbah kulit jagung atau klebot jagung, shingga pembaca termotivasi
untuk meminimalisir pembuatan papan partikel dari kayu.

c. Bagi pemerintah
Berdasarkan penelitian yang penulis lakukan, pemerintah dapat
segera mengambil langkah-angkah untuk melestarikan hutan dari
penggunaan kayu sebagai bahan baku pembuatan papan partikel.
1.5 Luran
1. Papan partikel dari limbah kulit jagung atau klebot jagung.
2. Artikel ilmiah tentang pemanfaat limbah kulit jagumg atau klebot jagung
sebagai bahan baku pembuatan papan partikel.
5

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA


2.1 Papan Partikel
Papan partikel merupakan salah satu jenis produk komposit atau
panel kayu yang terbut dari partikel-partikel kayu atau bahan-bahan
berlignoselulosa lainnya, yang diikat dengan perekat atau bahan pengikat
lainnya kemudian dikempa panas (Maloney 1993, dalam Fuadi 2009).
Menurut (Iskandar dalam Hesty 2009), papan partikel adalah
lembaran hasil pengempaan panas campuran partikel kayu atau bahan
berlognoselulosa lainnya dengan perekat organik dan bahan lainnya.
Kualitas papan partikel merupakan fungsi dari beberapa faktor
yang berinteraksi dalam proses pembuatan papan partikel tersebut. Sifat
fisis dan mekanis papan partikel seperti kerapatan, modulus patah,
modulus elastis dan keteguhan rekat internal serta pengembangan tebal
merupakan parameter yang cukup baik untuk menduga kualitas papan
partikel yang dihasilkan (Haygreen dan Bowyer 1986, dalam Fuadi 2009).

2.2 Jenis Papan Partikel


Ada beberapa jenis papan partikel yang ditinjau dari beberapa segi,
yaitu sebagai berikut (Hesty, 2009) :
a. Bentuk
Papan partikel umumnya berbentuk datar dengan ukuran relatif
panjang, relatif lebar, dan relatif tipis sehingga disebut Panel. Ada papan
partikel yang tidak datar (papan partikel lengkung) dan mempunyai
bentuk tertentu tergantung pada acuan (cetakan) yang dipakai seperti
bentuk kotak radio.
b. Pengempaan
Cara pengempaan dapat secara mendatar atau secara ekstrusi. Cara
mendatar ada yang kontinyu dan tidak kontinyu. Cara kontinyu
berlangsung melalui ban baja yang menekan pada saat bergerak
memutar. Cara tidak kontinyu pengempaan berlangsung pada lempeng
yang bergerak vertikal dan banyaknya celah (rongga atau lempeng) dapat
satu atau lebih.
Pada cara ekstrusi, pengempaan berlangsung kontinyu diantara dua
lempeng yang statis. Penekanan dilakukan oleh semacam piston yang
bergerak vertikal atau horizontal.
c. Kerapatan
Ada tiga kelompok kerapatan papan partikel, yaitu rendah, sedang
dan tinggi. Terdapat perbedaan batas antara setiap kelompok tersebut,
tergantung pada standar yang digunakan.
6

d. Kekuatan (sifat mekanis)


Pada prinsipnya sama seperti kerapatan, pembagian berdasarkan
kekuatanpun ada yang rendah, sedang, dan tinggi. Terdapat perbedaan
batas antara setiap macam (tipe) tersebut, tergantung pada standar yang
digunakan. Ada standar yang menambahkan persyaratan beberapa sifat
fisis.
e. Macam perekat
Macam perekat yang dipakai mempengaruhi ketahanan papan
partikel terhadap pengaruh kelembaban, yang selanjutnya menentukan
penggunaanya. Ada standar yang membedakan berdasarkan sifat
perekatnya, yaitu interior dan eksterior. Ada standar yang memakai
penggolongan berdasarkan macam perekat, yaitu tipe U (urea
formaldehida atau yang setara), tipe M (melamin urea formaldehida atau
yang setara) dan tipe P (phenol formaldehida atau yang setara). Untuk
yang memakai perekat urea formaldehida ada yang membedakan
berdasarkan emisi formaldehida dari papan partikelnya, yaitu yang
rendah dan yang tinggi atau yang rendah, sedang dan tinggi.
f. Susunan partikel
Pada saat membuat partikel dapat dibedakan berdasarkan
ukurannya, yaitu halus dan kasar. Pada saat membuat papan partikel
kedua macam partikel tersebut dapat disusun tiga macam sehingga
menghasilkan papan partikel yang berbeda yaitu papan partikel homogen
(berlapis tunggal), papan partikel berlapis tiga dan papan partikel berlapis
bertingkat.
g. Arah Partikel
Pada saat membuat hamparan, penaburan partikel (yang sudah
dicampur sama perekat) dapat dilakukan secara acak (arah serat partikel
tidak diatur) atau arah serat diatur, misalnya sejajar atau bersilangan
tegak lurus. Untuk yang disebutkan terakhir dipakai partikel yang relatif
panjang, biasanya berbentuk untai sehingga disebut papan untuk terarah.
h. Penggunaan
Berdasarkan penggunaan yang berhubungan dengan beban, papan
partikel dibedakan menjadi papan partikel penggunaan umum dan papan
partikel struktural (memerlukan kekuatan yang lebih tinggi). Untuk
membuat mebel, pengikat dinding dipakai papan partikel penggunaan
umum. Untuk membuat komponen dinding, peti kemas dipakai papan
partikel struktural.
i. Pengolahan
7

Ada dua macam papan partikel berdasarkan tingkat pengolahannya,


yaitu pengolahan primer dan pengolahan sekunder. Papan partikel
pengolahan primer adalah papan partikel yang dibuat melalui proses
pembuatan partikel, pembentukan hamparan dan pengempaan yang
menghasilkan papan partikel. Papan partikel pengolahan sekunder adalah
pengolahan lanjutan dari papan partikel pengolahan primer misalnya
dilapisi venir indah, dilapisi kertas aneka corak.
2.3 Kulit Jagung (Klobot Jagung)
Tanaman jagung (Zeamays saccharata) merupakan komoditas
pangan sumber karbohidrat kedua setelah beras (Resdina Silalahi, 2012).
Tanaman ini berasal dari Meksiko bagian selatan, Amerika Tengah yang
dapat tumbuh didaerah beriklim tropis maupun subtropis. Di Indonesia
tanaman jagung merupakan salah satu komoditas tanaman pangan yang
digemari masyarakat. Selain harganya yang terjangkau komoditas ini
juga mudah didapatkan disetiap daerah di Indonesia.

Gambar 2.1. Kulit Jagung

Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS), produksi jagung di


Indonesia pada tahun 2012 sebesar 19.37 juta ton. Produksi jagung dalam
jumlah besar membawa dampak pada jumlah limbah jagung. Dari hasil
panen buah jagung, bobot klobot atau kulit jagung berkisar antara
38,38% (Made Dirgantara, 2013). Selama ini klobot jagung di Indonesia
banyak digunakan sebagai pakan ternak, pembungkus makanan
tradisional, dan kerajinan tangan. Namun pemanfaatan klobot jagung
masih belum efektif dalam memaksimalkan potensi limbah dari klobot
jagung.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Nandini Paramita,
S.Sn tahun 2010 mengenai kulit jagung, kulit jagung dapat
dimanfaatkan untuk aplikasi-aplikasi lain yang memberikan nilai lebih
kepada limbah kulit jagung tersebut salah satunya adalah sebagai bahan
baku papan serat.
8

Komposisi kimia dari kulit jagung dapat dilihat pada Tabel 2.2.
Tabel 2.2. Komposisi Kimia Kulit Jagung

Kandungan Kadar (%)

Alfa Selulosa 38,66

Air 9,63

Holo selulosa 67,99

Lignin 10,11

Sumber : Laboratorium Terpadu Hasil Hutan IPB (2015)


Berdasarkan hasil pengujian kandungan kimia kulit jagung yang
dilakukan di Laboratorium Terpadu Hasil Hutan IPB (Institut
Pertanian Bogor), kulit jagung memiliki kandungan selulosa yang
cukup tinggi, sehingga kulit jagung dapat dikembangkan sebagai
alternatif bahan baku potensial untuk industri kayu dan serat, seperti
papan serat, industri pulp, dan lain-lain.
2.4 Asam Asetat
Asam sitrat merupakan asam organik lemah yang ditemukan
pada daun dan buah tumbuhan genus Citrus (jeruk-jerukan). Senyawa
ini merupakan bahan pengawet yang baik dan alami, selain digunakan
sebagai penambah rasa asam pada makanan dan minuman ringan. Zat
ini juga dapat digunakan sebagai zat pembersih yang ramah
lingkungan dan sebagai antioksidan.
Penelitian Umemura (2013), menyebutkan bahwa senyawa
polikarboksilat seperti asam sitrat dapat menghasilkan ikatan partikel
yang tinggi dan dapat menjadi alternatif perekat alami pengganti
formaldehida.
9

Gambar 2.3. Asam Sitrat


Dalam pembuatan papan serat bahan perekat yang biasa digunakan
adalah perekat sintetis. Perekat sintetis yang biasa digunakan adalah jenis
perekat Urea Formaldehida (UF), Penol Formaldehida (PF), dan
Melamin Formaldehida (MF). Kelemahan perekat sintetis adalah
ketersediaan sumber bahan bakunya yang semakin berkurang, hal ini
karena perekat sintetis bahan bakunya berasal dari olahan minyak bumi
yang tidak dapat diperbaharui (Maloney, 1993). Selain itu penggunaan
perekat sintetis dapat menimbulkan emisi yang dapat menyebabkan
gejala pusing, sakit kepala, dan insomnia (Umemura, 2000). Di sisi lain,
penggunaan perekat alami yang terbuat dari polimer alam yang berasal
dari olahan tanaman dan binatang, sifatnya lebih ramah lingkungan dan
tidak menimbulkan efek negatif terhadap kesehatan. Pada penelitian
Umemura et al. (2011) yang menggunakan asam sitrat sebagai bahan
perekat untuk kayu alam, menunjukan hasil bahwa asam sitrat mampu
berfungsi sebagai perekat dengan kualitas mekanik yang baik seperti
pada pengujian keteguhan cabut sekrup, keteguhan modulud patah, dan
keteguhan modulus elastisitas.
10

BAB 3. METODE RISET


3.1 Waktu Dan Tempat
Penelitian ini menggunakan metode penelitian eksperimental.
Metode eksperimen diartikan sebagai metode penelitian kualitatif dengan
bentuk yang sistematis dengan tujuan untuk mencari pengaruh variabel
independen (treatment/perlakuan) terhadap variabel yang dependen
(hasil) dengan memberikan perlakuan khusus dan pengendalian yang
ketat dalam suatu kondisiagar tidak ada variabel lain (selain variable
treatment). Sehingga dalam penelitian eksperimen menggunakan
kelompok kontrol dan sering penelitian eksperiment dilakukan didalam
laboratorium.

Secara garis besar proses pembuatan papan partikel berbahan


limbah kulit jagung ini dengan metode pemberian asam sitrat sebagai
perekat,dengan suhu 200ͦ C.Dantekanan 25 kg/cm Dalam pembuatan
papan partikel bahan perekat yang biasa digunakan adalah perekat
sintetis. Perekat sintetis yang biasa digunakan adalah jenis perekat Urea
Formaldehida (UF), Penol Formaldehida (PF), dan Melamin
Formaldehida (MF).

3.2 Alat dan Bahan


Bahan yang digunakan yaitu :
1. Kulit jagung
2. Asam sitrat 30% dari berat papan serat

Alat yang digunakan yaitu :


1. Ring flaker, berfungsi untuk memotong kulit jagung menjadi

potongan-potongan kecil

2. Beater Hollander, berfungsi untuk memisahkan papan partikel

3. Oven, berfungsi untuk mengeringkan papan partikel

4. Timbangan, berfungsi mengukur massa papan partikel

5. Spray Gun, berfungsi untuk menyemprotkan perekat pada papan.


11

6. Blender Drum, berfungsi untuk pencampuran serat dengan perekat.

7. Alat penekan yang terbuat dari kayu.

8. Kempa panas (Hot Press).


Alat kempa ini berfungsi untuk memberikan tekanan pada
papan partikel agar sesuai dengan pengaturan ketebalan yang
digunakan sehingga menghasilkan papan partikel yang padat.

9. Mesin potong, untuk memotong papan partikel menjadi benda uji.

10. Neraca Analitik Digital, berfungsi untuk mengukur massa perekat


dan benda uji.

11. Jangka sorong, untuk mengukur panjang, lebar, dan tebal benda uji

12. Mesin UTM (Universal Testing Machine), untuk

pengujian MOE, MOR, keteguhan cabut sekrup.

13. Alat-alat lain : gelas ukur, penggaris, dan spidol.

3.3 Variabel Riset

Berdasarkan hasil riset dapat dilihat bahwa riset ini menggunakan


kulit jagung dengan menggunakan perekat asam sitrat.
3.4 Tahapan Riset
1. Proses penyeratan

2. Proses pencampuran antara papan partikel dengan perekat (blending)

3. Proses pembuatan lembaran (Mat Forming)

4. Proses pengempaan (Pressing)

5. Proses Pengkondisian (Conditioning).

3.5 Prosedur pengolahan papan partikel berbahan dasar kulit (klobot)


jagung

1. Proses Penyeratan

Proses penyeratan dilakukan dengan perlakuan pada kulit


jagung melalui tahapan-tahapan sebagai berikut :
12

a. Serat kulit jagung dicuci hingga bersih, kemudian dijemur


selama 1 hari dengan tujuan untuk menurunkan kadar air agar
memudahkan dalam proses penggilingannya.

b. Setelah kulit jagung selesai dikeringkan kulit jagung dipotong


dengan RingFlaker.

c. Setelah kulit jagung dipotong dengan Ring Flaker.

d. Setelah kulit jagung dipotong, kulit jagung disiapkan sebagai


bahan papan partikel.

2. Pencampuran antara papan partikel dengan perekat (blending)

Papan partikel yang sudah siap dijadikan papan ditimbang


kemudian dimasukan kedalam mesin pengaduk (Blender Drum),
perekat asam sitrat dimasukan kedalam Spray Gun. Blender Drum
dihidupkan dan perekat disemprotkan secara merata terhadap serat
kulit jagung.

3. Pembuatan lembaran (Mat Forming)

Pada pembuatan lembaran. Papan partikel yang sudah


tercampur merata dengan perekat dimasukan kedalam alat pencetak
dengan ukuran 35 c × 35 c yang telah dilapisi plat dan kertas teflon
pada alas cetakan. dimasukan kedalam cetakan lalu ditekan dengan
penekan kayu hingga padat kemudian cetakan dilepas. Serat lalu
dilapisi kembali dengan kertas teflon dan plat.

4. Pengempaan (Pressing)

Lembaran papan yang telah terbentuk kemudian diletakan


pada alat kempa. Agar ketebalan papan sama, kedua sisi plat diganjal
dengan plat besi setebal 0,9 cm. Setelah itu dilakukan pengempaan
dengan suhu 2000C dengan waktu kempa 10 menit dan tekanan
sebesar 25kg/cm2.

5. Pengkondisian (Conditioning)

Setelah proses pengempaan selesai, selanjutnya papan serat


disimpan dirak dengan suhu ruangan selama 7 – 14 hari. Tujuan dari
pengkondisian ini adalah agar kadar air papan serat menjadi seragam
dan dapat melepaskan tegangan sisa yang terdapat dalam papan
sebagai akibat dari pengempaan panas. Pengkondisian dilakukan
selama 14 hari pada suhu kamar. Setelah papan serat berumur 14
hari, dilakukan pengujian sifat fisis dan mekanis papan serat.
13

3.6 Luaran dan Indikator

Pada penelitian ini menargetkan luaran sebagai berikut:

1. Didapatkannya alternative bahan baku pembuatan papan partikel


menggantikan papan kayu menimbulkan permasalahan lingkungan.
2. Bagi pembaca diharapkan mendapatkan pengetahuan baru tentang
pemanfaatan limbah kulit (klobot) pisang.
3. Bagi mahasiswa diharapkan bisa menjadi referensi pengembangan
penelitian yang berbeda jenis.
4. Bagi masyarakat, jika penelitian ini bisa berlanjut dan bisa menjadi
lapangan kerja baru sebagai wujud interpretasi penelitian ini.
Indikator capaian

1. Persiapan, pada tahap ini dilakukan penyiapan ide dan metode-metode


yang akan diterapkan dalam penelitian dengan melakukan konsultasi
dengan dosen pembimbing secara berkala.
2. Pengumpulan data, pada tahap ini dilakukan pencarian ide
pengumpulan data dengan penentuan target berupa subjek maupun
objek dan hasil data yang didapatkan dapat memenuhi penunjang
penelitian.
3. Pelaksanaan program penelitian:
a. Di lapangan, pada tahap ini dilakukan penjalinan hubungan baik
dengan masyarakat terkait agar penelitian dapat dengan mudah
dilaksanakan dan didapatnya daerah atau tempat untuk mendapatkan
objek penelitian paku sayur.
b. Pencarian alternative data, pada tahap ini dilakukan pencarian
alternative data apabila data yang ada belum sesuai dengan yang
seharusnya.
c. Melaksanakan kegiatan social
d. Pembuatan pamphlet informasi, dibuat pamphlet yang menarik
berisikan objek penelitian, tujuan penelitian, dan manfaat penelitian
sebagai promosi agar mendapat perhatian dan dukungan dari
masyarakat sekitar.
14

e. Penyuluhan, dilakukan penyuluhan berdasarkan pamphlet yang telah


dibuat melalui kegiatan secara luring/daring untuk mensosialisikan
kegiatan penelitian papan dari kulit jagung sebgai alternative papan
kayu.
f. Evaluasi, didapatkan hasil evaluasi yang akan menjadi bahan koreksi
kesalahan pada laporan akhir.
g. Penyusunan laporan, didapatkan laporan penelitian dari hasil
evaluasi.
h. Pengadaan,diapatkan hasil penelitian yang sesuai yaitu kertas dari
bahan baku kulit (klobot) jagung.
i. Laporan akhir, didapatkan laporan akhir dengan hasil konsultasi dan
persetujuan dari dosen pembimbing.
3.7 Capaian yang Terukur

1. Menjelaskan apa yang dimaksud dengan papan partikel dan kulit


(klobot) sebagai alternatif pembuatan papan kayu yang berbahan
dasar kulit jagung.
2. Menjelaskan hubungan antara Kulit (klobot) sebagai alternatif bahan
baku pembuatan papan partikel.
3. Memberikan masukan kepada pembaca supaya mendapatkan
pengetahuan tentang berbagai macam tanaman di lingkungan sekitar
yang memiliki potensi tinggi bagi kehidupan kita.
15

BAB 4. BIAYA DAN JADWAL KEGIATAN

4.1 Anggaran Biaya


Rekapitulasi rencana anggaran biaya disusun sesuai dengan
kebutuhan dan mengikuti format Tabel 4.1.
Tabel 4.1. Format Rekapitulasi Rencana Anggaran Biaya

No Jenis Pengeluaran Sumber Dana Biaya (Rp)

1 Belanja Bahan Belmawa Rp 3.000.000

Politeknik Negeri Tanah Laut Rp 600.000

2 Belanja Sewa Belmawa Rp 850.000

Politeknik Negeri Tanah Laut Rp 250.000

3 Perjalanan Lokal Belmawa Rp 800.000

Politeknik Negeri Tanah Laut Rp 300.000

4 Lain-lain Belmawa Rp 550.000

Politeknik Negeri Tanah Laut Rp 250.000

Jumlah Rp 6.600.000

Belmawa Rp 5.200.000

Rekap Sumber Dana Politeknik Negeri Tanah Laut Rp1.400.000

Jumlah Rp 6.600.000
16

4.2 Jadwal Kegiatan


Jadwal kegiatan pelaksanaan PKM-RE Tabel 4.2.

Tabel 4.2. Jadwal Kegiatan Pelaksanaan PKM–RE

No Jenis Bulan Person


kegiatan penanggung
Ke-1 Ke-2 Ke-3
jawab
1 Membuat Akhmad Riadi,
proposal isi Badriyanor
2 Persiapan Muhmmad
penelitian Sofwan,
Rahmaniah
3 Pembelian Nita Apriliyanti,
alat dan Rahmaniah
bahan
4 Pembuatan Akhmad Riadi,
papan Muhammad
partikel Sofwan
5 Pengujian Nita Apriliyanti,
papan Badriyanor
partikel
6 Analisis Nita Apriliyanti,
Hasil Rahmaniah
7 Penulisan Muhammad
Laporan Sofwan,
Badriyanor
8 Publikasi Nita Apriliyanti,
Ilmiah Akhmad Riadi
9 Monev Muhammad
Sofwan,
Badriyanor
10 PIMNAS Rahmaniah,
Akhmad Riadi
17

DAFTAR PUSTAKA

Sari Lela. 2014. Jerami Jagung Dan Kandungan Zat Makanan.


http://sarilelairawan21.blogspot.com/2014/06/makalah-bpfr-jerami-jagung
dan.html [Selasa, 23 Juni 2015]

Dirgantara, Made. 2013. Karakterisasi Mekanik Biokomposit Klobot Jagung


Sebagai Bahan Dasar Plastik Biodegradable. Jurnal. Bogor : Jurusan
Fisika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam IPB.

Widyorini, Ragil. 2012. Pengaruh Konsentrasi Asam Sitrat dan Suhu Pengempaan
Terhadap Kualitas Papan Partikel Dari Pelepah Nipah. Skripsi. Yogyakarta
: Jurusan Teknologi Hasil Hutan Fakultas Kehutanan UGM.

Umemura K., O. Sugihara, dan S. Kawai. 2013. Investigation of a new natural


adhesive composed of citric acid and sucrose for particleboard. Article.
Japan : Japan wood research society Kyoto University

Prasetya, Yudha. 2104. Pengaruh Proporsi Campuran Sabut Kelapa Dan Serat
Bambu Betung Dengan Perekat Asam Sitrat Untuk Pembuatan Papan
Partikel Berdasarkan SNI 03-2105-2006. Skripsi. Jakarta : Jurusan Teknik
Sipil Fakultas teknik UNJ.

Dirgantara, Made. 2013. Karakterisasi Mekanik Biokomposit Klobot Jagung


Sebagai Bahan Dasar Plastik Biodegradable. Jurnal. Bogor : Jurusan
Fisika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam IPB.
18

Lampiran 1. Biodata Ketua dan Anggota, Biodata Dosen Pendamping


19
20
21
22
23

Biodata Dosen Pembimbing


A. Identitas Diri
1 Nama Lengkap (dengan gelar) Ema Lestari, S.Pd., M.Pd
2 Jenis Kelamin Perempuan
3 Jabatan Fungsional -
4 NIP / NIK / Identitas lainnya 160201152
5 NIDN 0023089201
Rantau Keminting, 23 Agustus
6 Tempat dan Tanggal Lahir
1992
E-mail emalestari@politala.ac.id/
7
emalestari@politala.ac.id/
8 Nomor Telepon / HP 08115140392
Jl. A Yani Km 6 Desa Panggung,
9 Alamat Kantor
Kec Pelaihari
10 Nomor Telepon / Faks 0512 21537
11 Lulusan yang Telah Dihasilkan D3 = 22 Orang
12 Mata Kuliah yang diampu 1. Biologi
2. Statistik
3. Mikrobiologi Industri
4. Teknologi Pengemasan dan
Penyimpanan
5. Teknologi Hasil Hortikultura
6. Teknologi Pengolahan Karet
7. Teknologi Pengolahan Sawit
8. Teknologi Emulsi
9. Pengembangan Produk Lokal
Pangan
10. Pengetahuan Bahan
Agroindustri
24

B. Riwayat Pendidikan
S1 S2 S3
Nama
Universitas Lambung Universitas Lambung
Perguruan -
Mangkurat Mangkurat
Tinggi
Bidang Ilmu Pendidikan Biologi Pendidikan Biologi -
Tahun
2010 - 2014 2014 – 2015 -
Masuk-Lulus
Struktur Populasi dan
Pola Distribusi
Reptilia di Kawasan
Tumbuhan Mahar
Judul Wisata Air Terjun Bajuin
(Kleinhovia hospita L)
Skripsi / sebagai Pengayaan Materi -
di desa Batu Tangga
Tesis Dunia Hewan di SMA
Kecamatan Batang Alai
Kelas X
Timur Kabupaten Hulu
Sungai Tengah
1. Prof. Dr. Ir. H. M. Arief
1. Dr. Dharmono, M.Si
Nama Soendjoto, M.Sc
-
Pembimbing 2. Dra. Hj. Sri
2. Dr. Dharmono, M.Si
Amintarti M.Si

C. Pengalaman Penelitian dalam 5 tahun terakhir


Pendanaan
No. Tahun Judul Penelitian
Sumber Jumlah (Rp.)
Karakterisasi Pati Temulawak
(Curcuma zanthorrhiza
Roxb) dan Tepung Talipuk
(Nymphaea pubecens Willd)
IRPI
1 2017 termodifikasi secara 93.000.000,-
DKTI
Mikrobiologi sebagai
Komoditas Sumber Bahan
Pangan Pengganti Tepung
Terigu
Perancangan Produksi Bersih
di Pabrik Tahu UD. Usaha DRPM
2 2018 17.500.000,-
Berkah Kecamatan Pelaihari
Kabupaten Tanah Laut
3 2019 Strategi Bauran Pemasaran DRPM 13.083.000,-
menggunakan Model SWOT
25

AHP untuk Produk Krupuk


Buah di UD. Sukma
Kecamatan Takisung
Kabupaten Tanah Laut
Pengembangan Teknologi
Tepung Talipuk (Nymphaea
pubecens Willd)
DIPA
4 2019 Termodifikasi dalam Aplikasi 10.000.000,-
POLTEK
dan Evaluasinya sebagai
Pensubstitusi Tepung Terigu
pada Produk Pangan
Karakterisasi Roti Manis
Berbasis Modified Talipuk
Flour (Motaf) dengan DIPA
5 2020 Penambahan Tepung Pati 7.500.000,-
POLTEK
Temulawak sebagai Pangan
Fungsional

D. Pengalaman Pengabdian kepada Masyarakat dalam 5 tahun terakhir


Pendanaan
No. Tahun Judul Penelitian
Sumber Jumlah (Rp.)
DIPA
Pembuatan brownies
Politeknik
1 2016 kukus labu jagung di 2.745.800,-
Negeri
desa Sungai Jelai
Tanah Laut
DIPA
Pembuatan Keripik
Politeknik
2 2016 Singkong Beraneka 2.748.100,-
Negeri
rasa
Tanah Laut
DIPA
Pembuatan mie
Politeknik
3 2016 rainbow di desa 4.200.000,-
Negeri
Guntung Besar
Tanah Laut
Pengemasan Terasi DIPA
untuk Meningkatkan Politeknik
4 2017 2.477.000,-
Nilai Jual di desa Negeri
Tanjung Dewa Tanah Laut
Pembuatan Empek- DIPA
Empek Ikan Haruri Politeknik
5 2017 5.518.000,-
(Haruan Seledri) di Negeri
desa Tambak Karya Tanah Laut
DIPA
Politeknik
Diversifikasi Dodol
6 2017 Negeri 4.130.000,-
Menjadi Labu
Tanah Laut
26

Uji Sederhana
Kandungan Boraks DIPA
pada Jajanan Kaki Politeknik
7 2018 1.750.400,-
Lima di Desa Negeri
Ambungan Tanah Laut
Kecamatan Pelaihari
DIPA
Pelatihan Pembuatan Politeknik
8 2018 3.870.000,-
Bawang Kriuk Negeri
Tanah Laut
Selektif terhadap
9 2018 Mandiri 1.980.000,-
Produk Pangan
Pemanfaatan DIPA
Komoditas Durian Politeknik
10 2018 2.400.000,-
menjadi Muffin Negeri
Durian Tanah Laut
Pembuatan Kurma
11 2019 Buah Berbasis Mandiri 2.288.000,-
Belimbing Wuluh
Pembuatan Lilin CSR PT.
12 2019 Aromaterapi berbasis Arutmin Site 2.100.000,-
Minyak Sereh Wangi Kintap
Pembuatan Kue Soes
Kering (eclair)
13 2019 Mandiri 2.258.000,-
berbasis Tepung
Pisang Kepok
Pengenalan bahan
pengawet yg diijinkan
14 2019 Mandiri 1.640.000,-
BPOM beserta
batasan2nya.
Pembuatan Sabun
Cuci Tangan Pandan
untuk Pencegahan
15 2020 Covid-19 di Mandiri 2.000.000,-
Lingkungan
Politeknik Negeri
Tanah Laut
Pembuatan
Handsanitizer dengan
Penambahan Ekstrak
Lemon untuk
16 2020 Pencegahan Covid-19 Mandiri 3.650.000,-
di Desa Sungai Bakar,
Kecamatan Bajuin,
Kabupaten Tanah
Laut
27

E. Publikasi Artikel Ilmiah dalam Jurnal 5 tahun terakhir

No. Judul Artikel Ilmiah Nama Jurnal Volume/Nomor/Tahun

Optimasi manisan Jurnal Teknologi


1 Vol 3 No 1 Tahun 2016
buah pepaya kering Agro-Industri
Pengaruh penambahan
carboxymethyl
cellulose (CMC) dan
Jurnal Teknologi
2 agar-agar sebagai Vol 3 NO 2 Tahun 2016
Agro-Industri
pengemulsi pada
pembuatan soyghurt
buah naga
Kajian Etnobotani
Tumbuhan Mahar
WAHANA-BIO
(Kleinhovia hospita
3 Jurnal Biologi dan Vol 16 NO 2-2 Tahun 2016
L.) di desa Batu
Pembelajarannya
Tangga Kecamatan
Batang Alai Timur
Teknik Konvensional
Penggunaan
Jurnal Humaniora
4 Tumbuhan Obat di Vol 2 No 1 Tahun 2016
Teknologi
Kawasan Estuaria
Takisung
Pengaruh Penambahan
berbagai Jenis
Mikroorganisme
Lokal (MOL) dalam Jurnal Sains dan
5 Pembuatan Kompos Terapan Politeknik Vol 5 No 1 Tahun 2017
Berbahan Baku Hasnur
Tandan Kosong
Kelapa Sawit

Karakterisasi Tepung
Kacang Hijau dan
Optimasi Penambahan
Tepung Kacang Hijau Jurnal Teknologi
6 Vol 4 NO 1 Tahun 2017
sebagai Pengganti Agro-Industri
Tepung Terigu dalam
Pembuatan Kue
Bingka
7 Pola Distribusi WAHANA-BIO Vol 17 NO 1-1 Tahun 2017
Tumbuhan Mahar Jurnal Biologi dan
(Kleinhoivia hospita Pembelajarannya
L.) di Desa Batu
Tangga Kecamatan
Batang Alai Timur
28

Kabupaten Hulu
Sungai Tengah
Analisis Kelayakan
Penerapan Produksi
Bersih pada Industri Jurnal Teknologi
8 Vol 5 NO 1 Tahun 2018
Tahu UD. Sugih Agro-Industri
Waras desa Atu-atu
Kecamatan Pelaihari
Karakterisasi dan
Analisis Ekonomi
Pemanfaatan Limbah Jurnal Teknologi
9 Vol 5 NO 2 Tahun 2018
Industri Tahu UD. Agro-Industri
Usaha Berkah,
Pelaihari
Pemanfaatan Tepung
Garut sebagai
Substitusi Tepung Jurnal Teknologi
10 Vol 5 NO 2 Tahun 2018
Terigu dalam Agro-Industri
Pembuatan Kue
Bingka
Kemampuan Tepung
Talipuk (Nymphaea
pubescens Willd) Jurnal Teknologi
11 Vol 6 NO 1 Tahun 2019
dalam Mensubstitusi Agro-Industri
Tepung Terigu Pada
Kue Cookies
POTENSI PATI
TEMULAWAK
SEBAGAI BAHAN
Jurnal Ilmu Pangan
12 PANGAN Vol 3 No. 1 Tahun 2019
dan Hasil Pertanian
PENGGANTI
TEPUNG TERIGU
PADA KUE BOLU
Designing Clean
Production in UD.
13 Usaha Berkah Jurnal Ilmiah Inovasi Vol 19 No. 2 Tahun 2019
Pelaihari Using 5R
Approach
Analisis Teknik
Penerapan Produksi
bersih pada Proses Jurnal Pertanian
14 Vol 23 No 2 Tahun 2019
Pengolahan Crude Andalas
Palm Oil (CPO) dan
Inti Sawit di PT. JY
15 Volume Kembang Jurnal Teknologi & Vol 24 No. 2 Tahun 2019
Adonan dan Sensory Industri Hasil
Roti Manis yang Pertanian
dibuat dari Modified
29

Talipuk Flour (Motaf)


Analisis Swot
Pemasaran Produk
Kerupuk Buah di UD. Jurnal Teknologi
16 Vol 6 No. 2 Tahun 2019
Sukma Kecamatan Agro-Industri
Takisung Kabupaten
Tanah Laut
Penggunaan Lilin
Lebah dengan
Penambahan
Konsentrasi Minyak
Agrium Jurnal Ilmu
17 Atsiri Tanaman Serai Volume 22 No. 3 April 2020
Pertanian
(Cymbopogon
citratus) sebagai
Pengusir Lalat (Musca
domestica)
Pengolahan Limbah
Cair Pabrik Kelapa
Sawit dengan Metode
Filtrasi dan
Jurnal Teknologi
18 Fitoremediasi Volume 21 No. 2 Juli 2020
Lingkungan
Menggunakan
Tanaman Eceng
Gondok (Eichhornia
Crassipes)
POTENSI
PEMANFAATAN
DAUN PEGAGAN Volume 14 Nomor 2 Edisi
19 Jurnal Agrointek
DAN PATI JAGUNG Agustus 2020
MENJADI BEDAK
DINGIN
DAYA TERIMA
KONSUMEN
TERHADAP ROTI
MANIS YANG
Volume 10 No. 02 November
20 DISUBTITUSI Jurnal Agroindustri
2020
MODIFIED
TALIPUK FLOUR
(MOTAF) DAN PATI
TEMULAWAK
Processing Bilimbi
Into Junbo Raisin with Jurnal Pangan dan
21 Volume 9 No.1 Januari 2021
Different Sugar Agroindustri
Additions

F. Pemakalah Seminar Ilmiah dalam 5 tahun terakhir


30

Nama Pertemuan
No. Judul Artikel Ilmiah Waktu dan Tempat
Ilmiah / Seminar
Seminar Nasional Kepraktisan Bahan Ajar November 2016, UNLAM,
Universitas Lambung Reptilia di Kawasan Banjarmasin-Kalimantan
Mangkurat Tahun Wisata Air Terjun Bajuin Selatan
2016 dengan tema sebagai Media
“Potensi, Peluang, dan Pembelajaran Biologi
1 Tantangan dalam
Pengelolaan
Lingkungan Lahan
Basah Secara
Berkelanjutan”
International Seminar Population Structure Of November 2016, UNLAM,
Committee Mahar Plant (Kleinhovia Banjarbaru-Kalimantan
INOVCOM-FP 2016 hospita L.) In The Forest Selatan
“International Batu Tangga Village
2 Conference on Batang Alai Timur Sub-
Innovation and Districts Hulu Sungai
Commercialization of Tengah Regency
Forest Product”

Seminar Nasional Persepsi mahasiswa Januari 2017, Universitas


Universitas Negeri terhadap proses Negeri Surabaya, Surabaya –
Surabaya Tahun 2017 pembelajaran berbasis JawaTimur
dengan tema internet (pra e-learning)
“Pemanfaatan pada program studi
asesmen elektronik Teknologi Industri
3 Pertanian Politeknik
dan hasil penelitian
Negeri Tanah Laut
sains bagi guru, tenaga
kependidikan dan
peneliti untuk
menjawab tantangan
MEA”
Seminar Nasional Pengaruh Ragi Tape Oktober 2017, Universitas
PATPI 2017 dengan terhadap Pembuatan Lampung, Bandar Lampung -
tema “Peran Ahli Tepung Temulawak Sumatera
4 Teknologi Pangan (Curcuma xanthorrhiza
dalam Mewujudkan Roxb) terfermentasi
Ketahanan Pangan
Nasional”
5 International Seminar Potential of Temulawak November 2017, UNLAM,
Committee Starch as Commodity Banjarbaru-Kalimantan
31

INOVCOM-FP 2017 Food Source for Substitute Selatan


“The 2nd International Wheat Flour in Production
Conference on of Sponge Cake
Innovation and
Commercialization of
Forest Product”

IOP Conference Chemical Characteristics November 2020, Universitas


Series: Materials of Sweet Bread Motaf Budi Luhur
6 Science and with Addition of
Engineering Temulawak Starch

G. Pelatihan dalam 5 Tahun Terakhir


No. Pelatihan Penyelenggara Tahun
Pengembangan P3AI (pusat peningkatan
Keterampilan Dasar dan pengembangan
29 November – 02 Desember
1 Teknik Instruksional aktivitas instruksional)
2016
(PEKERTI) bagi Universitas Lambung
Dosen Mangkurat
Workshop Penulisan PPJP Universitas
2 19 – 20 April 2017
Naskah Konferensi Lambung Mangkurat
Workshop Layout dan PPJP Universitas
3 30 - 31 Oktober 2017
Editing Buku Lambung Mangkurat
4 Pelatihan AA P3AI ULM 16 -18 November 2020

H. Karya Buku dalam 5 Tahun Terakhir


Jumlah
No. Judul Buku Tahun Penerbit
Halaman
- - - - -

I. Perolehan HKI dalam 5-10 Tahun Terakhir

No. Judul/Tema HKI Tahun Jenis Nomor P/ID

Perancangan Produksi
Bersih di Pabrik Tahu
Laporan
1 UD. Usaha Berkah 2018 000124805
Penelitian
Kecamatan Pelaihari
Kabupaten Tanah Laut
32

Karakterisasi Pati
Temulawak (Curcuma
Zanthorrhiza Roxb)
dan Tepung Talipuk
(Nymphaea Pubecens
Laporan
2 Wild) termodifikasi 2018 000126536
Penelitian
secara Mikrobiologi
sebagai Komoditas
Sumber Bahan Pangan
Pengganti Tepung
Terigu

J. Pengalaman Merumuskan Kebijakan Publik/Rekayasa Sosial lainnya dalam 5


Tahun Terakhir
Judul/Tema/Jenis
Tempat Respon
No. Rekayasa Sosial Tahun
Penerapan Masyarakat
Lainnya
- - - - -

K. Penghargaan dalam 10 Tahun Terakhir (dari pemerintah, asosiasi atau institusi


lainnya)

No. Jenis Penghargaan Institusi Pemberi Penghargaan Tahun

- - - -

Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dan
dapat dipertanggung jawabkan secara hukum. Apabila dikemudian hari ternyata
dijumpai ketidaksesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima sanksi.
Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya.
Tanah Laut, 25 Februari 2023

(Ema Lestari, S.Pd., M.Pd.)


33

Lampiran 2. Surat Pernyataan Ketua Pelaksana

Anda mungkin juga menyukai