Anda di halaman 1dari 2

Kronologi:

Theresia Afrinsia Darna (53), guru salah satu SMA di Kota Kupang, Nusa Tenggara
Timur (NTT), yang dianiaya siswa berinisial RJD (17), mengaku ingin memproses hukum
sang murid sehingga ada efek jera.Theresia yang merupakan guru mata pelajaran Sosiologi,
menyebut, RJD termasuk nakal dan kerap membuat onar dalam kelas.

Theresia melaporkan RJD ke polisi setelah dipukul di bagian wajah. Peristiwa itu
bermula ketika jam pelajaran Sosiologi dimulai pukul 08.00 Wita. Saat sedang mengajar,
RJD tidak mendengar pelajaran, tetapi malah bercerita dengan temannya. Saat itu, suaranya
sangat besar hingga mengganggu proses belajar mengajar di dalam kelas. Melihat itu,
Theresia lalu menegur RJD, tetapi tak digubris.

"Karena dia tidak peduli saat saya tegur, saya jalan mendekatinya, dan saya minta dia
ulangi materi yang sudah saya sampaikan," ungkap Theresia. Namun, RJD malah balik
bertanya ke Theresia halaman berapa. Theresia pun ingin mengetuk kepalanya dengan spidol,
tetapi RJD langsung memukul di bagian hidung. Tak hanya sampai di situ, RJD pun
menendang Theresia. Beruntung aksi penganiayaan itu dilerai siswa lainnya.

Theresia yang menderita luka di bagian hidung, selanjutnya menyampaikan ke kepala


sekolah. Setelah itu, dia lalu mendatangi Markas Polsek Kelapa Lima dan melaporkan
kejadian itu. Kini korban dan pelaku, sedang menjalani pemeriksaan secara intensif. Bidang
Hubungan Masyarakat Kepolisian Daerah NTT Komisaris Besar Polisi Ariasandy,
membenarkan kejadian itu. Sementara itu, pelaku langsung diamankan di Polsek Kelapa
Lima untuk penyidikan lebih lanjut.

Pandangan psikologis:

Psikolog Mira Amir menduga siswa tersebut memiliki masalah perilaku dan
pengendalian diri. Hal ini cenderung karena sifat emosional yang belum matang sehingga
tidak dapat mengontrol emosi pada diri. Faktor psikologis ini dapat dibentuk oleh kebiasaan
kekerasan yang terus menerus terjadi di sekitar lingkungan tempat tinggalnya. Merasa harga
diri lebih tinggi juga dapat memicu diri untuk menganggap orang lain sepele dan tidak segan
dengan orang lain.

Pandangan nilai sosial:


Siswa yang memiliki kepribadian keras dan terbiasa tumbuh dalam lingkungan sosial
yang familiar dengan kekerasan lebih berpeluang untuk melakukan tindak kekerasan dan
menganiaya orang lain.

Disini perlunya peran guru dan sekolah untuk mengajarkan siswanya soal bagaimana
mereka harus berprilaku, bergaul dengan sesama, sopan santun, serta berprilaku positif
lainnya. Siswa juga harus diberi pemahaman bahwa jika mereka melakukan perbuatan
melanggar hukum, mereka akan mendapatkan dampaknya, baik dampak hukum maupun
sosial. Tapi ada hal penting yang juga harus dikedepankan yaitu peran keluarga dalam
mendidik anak dan menuntun anak berprilaku baik.

Dampak:

1. Dampak Mental & Psikologi:


Terjadinya perasaan rendah diri, malu, terhina, depresi, gangguan dalam menjalin
hubungan sosial dengan orang lain/trauma.
2. Dampak sosial
Yang dialami pelaku kekerasan adalah terisolasi, dikucilkan di ranah sosial (sekolah,
tempat kerja, lingkungan tempat tinggal, dll).

Solusi:

Disarankan agar orang tua lebih peka jika anak membutuhkan perhatian khusus. Para
guru juga diminta untuk bisa menangani anak-anak yang memiliki masalah perilaku.
Sebaiknya jika ditemukan anak yang memiliki masalah perilaku, dianjurkan untuk melakukan
pemeriksaan melalui tenaga medis atau psikolog agar mendapatkan penanganan atau terapi
yang tepat.

Anda mungkin juga menyukai