Anda di halaman 1dari 7

KAJIAN POTENSI PENGEMBANGAN MATERIAL KOMPOSIT POLIMER

DENGAN SERAT ALAM UNTUK PRODUK OTOMOTIF

Mochamad Sulaiman1*, Muhammad Hudan Rahmat2*


1, 2
Staf Pengajar Program Studi Teknik Mesin Fakultas Sains & Teknologi Universitas Islam Raden Rahmat Malang

Email: *sule.kmp@gmail.com

ABSTRAK

Perkembangan teknologi komposit tidak hanya pada komposit sintetis, akan tetapi juga
mengarah pada komposit alam/Nature Composites (NACO) dikarenakan keistimewaan sifatnya
yang dapat didaur ulang. Negara Indonesia memiliki potensi serat alam yang sangat banyak dan
bervariasi, sehingga berpeluang mengembangkan polimer komposit dengan menggunakan serat
alam. Penggunaan bahan komposit berbahan alam dalam bidang industri otomotif saat ini
mengalami perkembangan yang sangat pesat dan berusaha menggeser keberadaan bahan sintetis.
Pemanfaatan serat alam sebagai bahan baku produk telah banyak dilakukan berbagai penelitian
untuk mendapatkan sifat produk yang memenuhi standar keamanan maupun standar ekonomis.
Makalah ini memberikan tinjauan ringkas tentang pengembangan komposit alam dalam pembuatan
produk otomotif. Kami menelaah dan mengkaji penelitian terdahulu yang telah dipuplikasikan
tentang kekuatan tarik serat alam sebagai bahan komposit, serta jumlah ketersediaan serat alam
yang ada di Indonesia.

Kata Kunci: Komposit, Serat Alam, Produk Otomotif, Natural Composite (NACO)

1. PENDAHULUAN maka dari itu peluang yang sangat


Perkembangan teknologi komposit menarik dalam pengembangan komposit
tidak hanya pada komposit sintetis, akan polimer dengan menggunakan serat alam.
tetapi juga mengarah pada komposit Saat kini penggunaan material
alam/Nature Composites (NACO) komposit dalam kehidupan sehari-hari
dikarenakan keistimewaan sifatnya yang sangat bervariasi, misal untuk pembuatan
dapat didaur ulang atau istilah lain peralatan rumah tangga, komponen–
terbarukan. Komposit polimer dengan komponen mesin seperti casing kapal,
serat alam memiliki banyak keunggulan mobil maupun sepeda motor yang terbuat
jika dibandingkan dengan komposit dari bahan material komposit polimer.
sintetis. Perkembangan material komposit Penggunaan bahan komposit polimer
polimer sebagai pengganti logam dan berserat alam dalam bidang industri
karbon sangat menjadi perhatian, hal ini otomotif saat ini pula mengalami
karena komposit polimer memiliki sifat perkembangan yang pesat serta berusaha
mekanik yang cukup baik, memiliki sifat menggeser keberadaan bahan komposit
isolator panas dan suara, tahan korosi, polimer sintetis yang sudah biasa
serta dapat dijadikan sebagai penghambat dipergunakan sebagai penguat pada
listrik yang baik selain itu juga ramah bahan komposit seperti E-Glass, Carbon,
lingkungan (Sirait, 2010). Komposit dan Silicone Carbide. Penggunaan
polimer dengan serat alam sangat ramah komposit polimer dalam produksi
lingkungan karena mampu terdegradasi komponen-komponen mobil telah
secara alami juga karena harga serat alam terbukti mampu menyeimbangkan fungsi
pun lebih murah dibandingkan bahan mobil seperti mengurangi berat dan
serat sintetis. Indonesia memiliki potensi menjaga keselamatan penumpang
kekayaan serat alam yang sangat (Ezekweb. 2016).
berlimpah dan bervariasi macamnya,
Salain itu pemanfaatan serat alam murah dari segi harga dibandingkan serat
sebagai bahan baku produk telah banyak sintetis (Christiani, 2010). Serat ijuk juga
dilakukan berbagai penelitian dalam memiliki keunggulan dibandingkan
mendapatkan data sifat mekanis dari dengan serat alam yang lain. Serat yang
produk untuk memenuhi standar dihasilkan dari pohon aren memilki
keamanan maupun standar ekonomis keistimewaan seperti: memperlambat
produk tersebut. Untuk itu kajian tentang pelapukan kayu, tahan terhadap asam dan
potensi pengembangan material komposit garam air laut, serta mencegah serangan
polimer dengan serat alam pada produk rayap tanah (Munandar, 2008).
otomotif sangat diperlukan agar dapat Kenaf
memberikan referensi pengembangan Kenaf (Hibiscus cannabinus L.)
material yang lebih terukur selain itu juga adalah tanaman berlignoselulosa yang
agar mampu menciptakan produk yang potensial untuk dikembangkan sebagai
lebih efisien dan ramah lingkungan. Hasil raw material alternatif industri. Kenaf
kajian ini tidak dimaksudkan untuk diklasifikasi sebagai tanaman penghasil
menjadi data komprehensif, karena fokus fiber pada jenis Hibiscus (Malvaceae)
kajian ini adalah pada penggunaan yang dapat dibudidayakan pada daerah
komposit polimer serat alam untuk tropis maupun subtropis. Bagian serat
produk otomotif dari segi ketersediaan kenaf terdiri dari serat bagian luar yang
serat dan kekuatan tekanan tarik dari terdapat pada kulit sebesar 35% dari berat
komposit polimer tersebut. kering tangkai dan bagian dalam yang
terdapat pada inti sebasar 65% dari berat
2. SERAT ALAM UNTUK PENGUAT tangkai (Balittas, 2014). Serat kenaf
KOMPOSIT POLIMER memiliki kualitas serat yang baik di
Daun Nanas lingkungan air dan tanah dengan pH 5,5
Serat daun nanas ialah salah satu seperti lahan gambut. Dewasa ini serat
serat yang telah dikembangan sebagai kenaf telah banyak digunakan sebagai
penguat komposit polimer. Serat daun alternatif raw material untuk industri
nanas (pineapple–leaf fibres) merupakan pulp maupun kertas.
jenis serat yang berasal dari tumbuhan Rotan
(vegetable fibre) diperoleh dari daun Rotan merupakan sumber hayati
tanaman nanas. Pemanfaatan serat daun yang dapat menggantikan kayu, nama
nanas pada bahan komposit polimer lain dari rotan adalah Lepidocaryodidae.
merupakan alternatif dalam pembuatan Rotan merupakan sumber hayati
komposit polimer, karena serat daun penghasil devisa negara yang cukup
nanas ini telah dikenal akan kekuatannya, besar bagi Indonesia. Indonesia telah
yang mana serat daun nanas memilik memberikan sumbangan sebesar 80%
kualitas yang bagus serta memiliki kebutuhan rotan dunia. Total 90% dari
permukaan yang halus (Fahmi & jumlah tersebut rotan dihasilkan dari
Hermansyah, 2011). Tanaman nanas hutan alam di Sumatera, Sulawesi,
sangat luas penyebarannya, sehingga Kalimantan dan 10% sisanya dihasilkan
dapat ditemukan pada daerah tropik dan dari budidaya rotan. Indonesia memiliki
daerah subtropik maupun daerah yang delapan marga rotan yang terdiri dari 306
mempunyai keadaan iklim basah serta jenis, akan tetapi hanya 51 jenis yang
kering (Setyawan et al., 2012). sudah dimanfaatkan (Jokosisworo, 2009).
Ijuk/Aren Pengembangan industri pengolahan
Komposit polimer dengan serat komposit polimer dengan bahan baku
alam seperti serat ijuk memiliki serat kulit rotan saat ini mempunyai arti
keunggulan bila dibandingkan dengan penting yaitu dari segi pemanfaaatan
serat sintetis, komposit serat ijuk lebih
sumber daya alam yang belum sepenuhnya untuk kegiatan produksi
termanfaatkan secara maksimal. yang mempunyai nilai tambah ekonomis.
Pelepah Gebang Sampai saat ini pemanfaatan sabut kelapa
Tanaman gebang (Corypha Utan masih terbatas pada industri mebel
Lamarck) merupakan jenis palma dan ataupun kerajinan rumah tangga dan
bermanfaat untuk menunjang kehidupan belum diolah menjadi produk teknologi.
manusia. Meski berstatus tanaman liar Serat sabut kelapa memiliki potensi
dan tumbuh menjadi hutan kawasan, akan sebagai penguat bahan baru pada
tetapi memiliki potensi yang besar dan komposit polimer (Amin & Samsudi,
telah dimanfaatkan oleh masyarakat NTT 2010).
pada khususnya dan Indonesia umumnya. Ampas Tebu
Sekitar 5%-10% luas padang savana di Salah satu jenis serat alam yang
Pulau Timor ditumbuhi oleh pohon sangat potensial adalah serat ampas tebu.
gebang (Naiola, 2006). Serat pelepah Ampas tebu merupakan limbah dari
gebang sebagai bahan baku komposit proses pengolahan gula yang
polimer dapat bernilai ekonomis dan pemanfaatannya belum optimal.
mudah diperoleh dalam jumlah banyak Sebanyak 60% dari ampas tebu tersebut
(Abanat et al, 2012). dimanfaatkan oleh pabrik gula sebagai
Rami bahan bakar, bahan baku untuk kertas,
Tanaman rami (Boehmeria Nivea) bahan baku industri kanvas rem, industri
adalah jenis tanaman serat yang tumbuh jamur dan lainlain. Sehingga
subur di Indonesia, seperti di daerah diperkirakan sebanyak 40% dari ampas
Wonosobo Jawa Tengah juga di Garut tebu tersebut belum dimanfaatkan
Jawa Barat. Produk serat rami telah (Rahman & Kamiel, 2011). Pemanfaatan
digunakan sebagai bahan kertas dan serat tebu sebagai bahan penguat material
tekstil (Diharjo, 2006). Produksi rami komposit belum maksimal. Selama ini
mencapai 100 ribu ton per tahun, lebih ampas tebu hanya digunakan sebagai
besar dari produksi serat abaca yang bahan bakar pengganti kayu bakar.
hanya mencapai 70 ribu ton per tahun Mendong
(Eichhorn et al, 2001). Serat rami berasal Tanaman Mendong (Fimbristylis
dari serat alam sangat berpotensi untuk globulosa) merupakan salah jenis
dikembangkan dan memenuhi kriteria rumput, satu famili dari Cyperacea,
penggunaan bahan alami, pun demikian termasuk tanaman yang tumbuh dilahan
jika dilihat dari sisi kekuatan (Soemardi, basah, di daerah yang berlumpur dan
2009). memiliki air yang cukup, dan biasanya
Sabut Kelapa tumbuh dengan panjang lebih kurang 100
Kelapa adalah tanaman perkebunan cm (Suryanto et al, 2013). Serat mendong
dengan wilayah terluas, lebih luas merupakan tanaman budidaya yang
dibandingkan dengan tanaman kelapa memiliki potensi ekonomi yang baik,
sawit muapun karet. Menempati urutan namun selama ini pemanfaatan serat
kedua untuk tanaman budidaya setelah mendong itu sendiri hanya sebagai tikar,
padi. Selain daging buah, bagian lain dari tali, serta produk kerajinan tangan. Serat
kelapa juga memiliki nilai ekonomis tersebut mudah ditemukan dialam dan
seperti daun kelapa, batang pohon dan ketersediaannya melimpah sehingga
tempurung, tapi sabut kelapa kurang berpotensi untuk dikembangkan lebih
mendapat perhatian (Astika, 2013). lanjut sebagai bahan baku komposit
Potensi dari limbah sabut kelapa begitu (Banowati et al, 2017).
besar dan belum dimanfaatkan

Tabel 1. Rata-rata Hasil Produksi Serat di Indonesia


Rata-rata Produksi/
No Nama Serat Sumber
tahun (ton)
1 Sabut Kelapa 5800 Saraswati (2010)
2 Mendong 140 Suryanto et al. (2014)
3 Pelepang Gebang 500 Ballitas (2015)
4 Daun Nanas 9941 Waluyo (2010)
5 Rami 2000 Kemenperin (2015)
6 Ijuk/Aren 1650 Surono & Sukoco (2016)
7 Kulit Rotan 400 Jokosisworo (2009)
8 Kenaf 8854 Ballitas (2015)
9 Ampas Tebu 1020 Syahputra et al. (2011)

3. KEKUATAN TARIK KOMPOSIT sifat mekanik dari bahan komposit.


POLIMER SERAT ALAM Dalam kajian ini hanya membahas
Serat komposit untuk produk tentang kekuatan tarik komposit alam
otomotif memiliki standar yang harus dari penelitian-penelitian terdahulu yang
dicapai, mulai dari standar keamanan telah dilakukan. Komposit alam telah
(safety) maupun standar ekonomis banyak diteliti dan diuji oleh banyak
produk tersebut. Aspek standar keamanan peneliti di Indonesia. Tabel 2 berikut
bisa dilihat dari kriteria kekuatan tarik merupakan rangkuman dari hasil-hasil
(tensile strength), kekuatan tekan/tekuk penelitian tentang kekuatan tarik
(compressive strength) dan juga kekuatan komposit polimer yang diperkuat dengan
impak (impact strength). Pengujian serat alam.
tersebut juga bertujuan untuk mengetahui

Tabel 2. Kekuatan tarik komposit polimer dengan filler serat alam


Hasil Uji Standar Uji
Serat (Filler) Sumber
Tarik (MPa) (ASTM)
Sabut Kelapa 58.00 D3039 Astika et al. (2013)
Mendong 26.60 D3039 Banowati et al. (2017)
Pelepang Gebang 51.97 D638 Abanat et al. (2012)
Daun Nanas 33.57 D3039 Setyawan et al. (2012)
Rami 80.00 D3039 Irawan et al. (2009)
Ijuk/Aren 36.37 D638 Mahmuda et al. (2013)
Kulit Rotan 21.65 D638 Jokosisworo (2009)
Kenaf 28.35 D638 Hariyanto (2009)
Ampas Tebu 31.44 D638 Rahman & Kamiel (2011)

4. PRODUK OTOMOTIF BAHAN polimer untuk membuat bermacam-


KOMPOSIT POLIMER macam produk. Produk/komponen
Pemanfaatan komposit polimer otomotif yang telah menggunakan
telah berkembang sangat pesat. Tidak komposit serat alam sebagai bahan filler
terkecuali pada bidang otomotif juga antara lain adalah dashboard,
telah banyak memanfaatkan komposit instrumental panel, seat back, hat rack,
side and door panel, spare tire lining, sebesar 80 MPa, sedangkan serat fiber
business table, piller cover panel, under lain belum dapat mencapai 74 MPa
body protection trim, boot lining, dan seperti kekuatan tarik dari fiberglass.
headliner panel (Suddel & Evans, 2005). Artinya hanya serat rami saja yang dapat
Sampai saat ini penggunaan komposit memenuhi standar safety/keselamatan.
polimer serat alam terus berkembang
pada pembuatan produk bumper mobil 7. KESIMPULAN
maupun bodi mobil hingga helm sebagai Potensi pengenbangan produk
alat keselamatan berkendara. otomotif dengan bahan baku komposit
polimer serat alam belum cukup mampu
5. KEKUATAN TARIK KOMPOSIT mengantikan serat gelas maupun serat
POLIMER karbon dalam segi standar keselamatan
Sebelum komposit polimer dengan khusus untuk komponen eksterior.
serat alam populer dan mulai Diketahui dengan cara membandingkan
dikembangkan telah banyak bahan hasil kekuatan tarik (tensile strength) dari
komposit polimer lain yang telah hasil-hasil penelitian yang sudah pernah
digunakan untuk keperluan produk dilakukan. Akan tetapi pengembangan
otomotif seperti fiberglass (serat kaca), produk otomotif dengan komposit
fibercarbon (serat karbon) dan masih polimer serat alam dapat dilakukan untuk
banyak lagi. Bahan fiberglass dan komponen interior saja. Sebagai contoh,
fibercarbon dari segi kekuatan tarik PT. Toyota di Jepang telah memakai
memiliki kualitas yang baik, hal tersebut bahan komposit polimer ber-filler serat
dijadikan standar minimum dalam kenaf untuk komponen panel mobil.
pembuatan komposit polimer untuk
produk otomotif. DAFTAR PUSTAKA
Abanat, J.D.J., Purnowidodo, A. &
Tabel 3. Kekuatan tarik maksimum Irawan, S.Y. 2012. Pengaruh Fraksi
Kekuatan Tarik Volume Serat Pelepah Gebang
Bahan (Corypha Utan Lamarck) Terhadap
(MPa)
Sifat Mekanik Pada Komposit
Fiberglass 74 Bermatrik Epoksi. Jurnal Rekayasa
Mesin, 3(2): 352-361.
Fibercarbon 249
Amin, M. & Samsudi. 2010.
(Sumber: Phillip & Craelius, 2005) Pemanfaatan Limbah Serat Sabut
Kelapa Sebagai Bahan Pembuat
Helm Pengendara Kendaraan Roda
6. POTENSI KOMPOSIT POLIMER Dua. Prosiding Seminar Nasional
DENGAN SERAT ALAM Unimus 2010. Universitas
Ditinjau dari segi ketersediaan Muhahammadiyah Semarang: 314-
bahan baku serat maka serat daun nanas 318.
kemudian disusul serat kenaf memiliki Astika, I.M., Lokantara, I.P. & Karohika,
potensi ekonomis yang baik dilihat dari I.M.G. 2013. Sifat Mekanis
jumlah produksi per tahun yang cukup Komposit Polyester dengan
tinggi yakni sebanyak 9941 ton dan 8854 Penguat Serat Sabut Kelapa. Jurnal
ton. Sehingga cukup memenuhi Energi dan Manufaktur, 6(2): 95-
kebutuhan akan bahan baku dalam 202.
pembuatan produk otomotif. Akan tetapi Balittas. 2014. Biologi Tanaman Kenaf.
jika ditinjau dari segi kekuatan tarik Balai Penelitian Tanaman
maka serat rami saja yang mampu Tembakau dan Serat, Malang.
menandingi kekuatan tarik yaknik
_______. 2015. Laporan Hasil Penelitian Ijuk dengan Matrik Epoxy. Jurnal
Tanaman Pemanis dan Serat TA. FEMA, 1(3): 79-84.
2015. Balai Penelitian Tanaman Munandar, I. 2012. Sifat Mekanik Dan
Pemanis dan Serat, Malang. Sifat Fisis Pada Serat Ijuk (Arenga
Banowati, L., Prasetyo, W.A. & Gunara, Pinnata Merr). Universitas
D.M. 2017. Analisis Perbandingan Lampung. Bandar Lampung.
Kekuatan Tarik Orientasi Naiola, B.P. 2006. Fluktuasi Potensial
Unidirectional 0 dan 90 pada Air Harian Gewang (Corypha Utan
Struktur Komposit Serat Mendong Lamarck), Jenis Tumbuhan Hijau
dengan Menggunakan Epoksi Abadi di Savana NTT. Berita
Bakelite EPR 174. INFOMATEK, Biologi, 8(1). Bidang Botani, Pusat
19(2): 57-64. Panalitian Biologi-LIPI.
Christiani, E. 2008. Tesis, Karakteristik Phillips, S.L. & Craelius, W. 2005.
Ijuk Pada Papan Komposit Ijuk Material Properties of Selected
Serat Pendek Sebagai Perisai Prosthetic Laminates. Journal of
Radiasi Neutron. Sumatera Utara. Prosthetics and Orthotics, 17(1):
Diharjo, K. 2006. Pengaruh Perilaku 27-32.
Alkali Terhadap Sifat Tarik Bahan Rahman, M.B.N. & Kamiel, B.P. 2011.
Komposit Serat Rami-Polyester. Pengaruh Fraksi Volume Serat
Jurnal Teknik Mesin, 8(1): 8-13. Terhadap Sifat-sifat Tarik
Eichhorn S.J., Zafeiropoulus C.A.B.N., Komposit Diperkuat Unidirectional
Ansel L.Y.M.M.P., Entwistle K.M., Serat Tebu dengan Matrik
Escamilla P.J.H.F. G.C., Groom L., Poliester. Jurnal Ilmiah Semesta
Hill M.H.C., Rials T.G., dan Wild Teknika, 14(2): 133-138.
P.M. 2001. Review Current Setyawan, P.D., Sari, N.H. & Putra
International Research into D.G.P. 2012. Pengaruh Orientasi
Cellulosic Fibres and Composites, dan Fraksi Volume Serat Daun
Journal of materials Science, pp. Nanas (Ananas Comosus) Terhadap
2107-2131. Kekuatan Tarik Komposit Polyester
Ezekwem, D. 2016. Composite Materials Tak Jenuh (UP). Dinamika Teknik
Literature review for Car bumber. Mesin, 2(1): 28-32.
.13140/RG.2.1.1817.3683. Sirait, D.H. 2010. Material Komposit.
Fahmi, H. & Hermansyah, H. 2011. Erlangga. Jakarta.
Pengaruh Orientasi Serat Pada Soemardi, T.P., Kusumaningsig, W. &
Komposit Resin Polyester/ Serat Irawan, A.P. 2009. Karakteristik
Daun Nenas Terhadap Kekuatan Mekanik Komposit Lamina Serat
Tarik. Jurnal Teknik Mesin. 1(1): Rami Epoksi Sebagai Bahan
46-52. Alternatif Soket Prostesis.
Jokosisworo, S. 2009. Pengaruh MAKARA TEKNOLOGI, 13(2): 96-
Penggunaan Serat Kulit Rotan 101.
Sebagai Penguat Pada Komposit Suddell, B.C. & Evans, W.J. 2005.
Polimer Dengan Matriks Polyester Natural Fiber Composites in
Yukalac 157 Terhadap Kekuatan Automotive Applications. In:
Tarik dan Tekuk. TEKNIK, 30(3): Natural Fibers, Biopolymers, and
191-197. Biocomposites. CRC Press.
Mahmuda, E., Savetlana, S., dan Surono, U.B. & Sukoco. 2016. Analisa
Sugiyanto. 2013. Pengaruh Sifat Fisis dan Mekanis Komposit
Panjang Serat Terhadap Kekuatan Serat Ijuk Dengan Bahan Matrik
Tarik Komposit Berpenguat Serat Poliester. Rekayasa Teknologi
Industri dan Informasi. Sekolah
Tinggi Teknologi Nasional
Yogyakarta. 298-303.
Suryanto, H. & Marsyahyo, Eko &
Irawan, Yudy & Soenoko, Rudy.
2014. Effect of Alkali Treatment on
Crystalline Structure of Cellulose
Fiber From Mendong (Fimbristylis
globulosa) Straw. Key Engineering
Materials. 594-595. 720-724.
10.4028/www.scientific.net/KEM.5
94-595.720.
Suryanto, H., Irawan, Y.S., Marsyahyo,
E. & Soenoko, R. 2013.
Karakteristik Serat Mendong
(Fimbristylis globulosa): Upaya
Menggali Potensi Sebagai Penguat
Komposit Matriks Polimer.
National Conference Green
Technology 3, November 2013.
Syahputra, A.S., Munarti, dan D.P.O.
Saputra. 2011. Pengolahan limbah
pabrik gula. Makalah Pengolahan
Limbah Kimia. Jurusan Kimia.
Fakultas Matematika Ilmu
Pengetahuan Alam. Universitas
Haluoleo. Kendari.

Anda mungkin juga menyukai