Anda di halaman 1dari 9

NAMA

NIM
SHIFT
KELOMPOK

: MAHDI
: 03121003085
:D
:1

KERUGIAN VORTEKS
1) Pengaruh Vorteks pada Proses Isolasi Minyak kelapa Murni dengan proses
Pengadukan
Vortex adalah putaran air yang memebentuk aliran yang bergerak secara
tangensial. Vortex pada permukaan membentuk stratifikasi pada berbagai lapisan
tanpa adanya aliran longitudinal antara lapisan-lapisan itu. Bila di dalam sistem
terdapat partikel zat padat maka arus sirkulasi akan melemparkan padatan itu
dengan gaya sentrifugal ke arah luar, yang lalu bergerak ke bawah dan setelah
sampai di dasar tangki akan menuju ke pusat. Hal ini menyebabkan pencampuran
yang diharapkan tidak terjadi, melainkan timbul pemisahan antara lapisan atas dan
bawah yang harus dihindari.Kerugian yang diakibatkan oleh Vorteks dalam
pencampuran fluida
Perlu diketahui bahwa lemak jenuh yang terdapat pada minyak kelapa
adalah lemak jenuh dengan rantai sedang dan pendek. Lemak jenuh rantai sedang
dan pendek sangat mudah dicerna dan diserap tubuh. Justru pada minyak sayur
mengandung lemak jenuh dengan rantai panjang sehingga sulit dipecah. Dengan
demikian,

menimbulkan

penumpukan

yang

menyebabkan

penyumbatan.

Contohnya pada minyak kedelai, minyak kacang, dan minyak jagung.


Minyak kelapa murni atau Virgin Coconut Oil (VCO) adalah suatu produk
minyak yang dihasilkan dari suatu proses tanpa pemanasan dari kelapa tua yang
segar dimana munyak kelapa murni mempunyai kandungan asam laurat yang
tinggi ( + 51 %). Di dalam tubuh, asam laurat tersebut diubah menjadi monolaurin
yang dapat mengatasi serangan virus, bakteri maupun protozoa. Virgin Coconut
Oil merupakan minyak yang paling sehat dan aman bila dibandingkan dengan
minyak goreng golongan minyak sayur, seperti minyak jagung, minyak kedelai,
minyak biji bunga matahari dan minyak kanola. Virgin Coconut Oil mampu
mendukung sistem kekebalan dengan membebaskan tubuh dari mikroorganisme
berbahaya.
Pada dasarnya, santan adalah emulsi antara minyak, protein, dan air.
Emulsi dapat diartikan sebagai campuran dari dua cairan atau lebih yang saling

tidak melarutkan, di mana cairan yang satu terdispersi dalam bentuk globulaglobula atau butir-butir kecil dalam cairan lainnya. Kestabilan emulsi cair dapat
rusak akibat pemanasan, pendinginan, proses sentrifugasi. Pemanasan dilakukan
untuk memecah atau merusak emulsi guna mendapatkan VCO. Metode ini akan
menghasilkan minyak, namun berbau menyengat (gosong) dan warnanya kurang
bening (kekuningan). Untuk memperoleh kualitas VCO yang baik penggunaan
panas diminimalkan atau sama sekali dihilangkan. Oleh karena itu berkembang
metode fermentasi dan pemakaian minyak pancingan. Namun prosesnya sulit
dikontrol dan yield minyaknya masih rendah.
Salah satu alternatif metode pemisahan minyak dari santannya adalah
proses pengadukan. Gerakan terinduksi dengan pola sirkulasi tertentu akan
memberikan efek sentrifugal sehingga minyak , air dan protein akan terpisah
setelah didiamkan beberapa saat. Pola sirkulasi ini diciptakan perputaran impeler
didalam cairan yang teraduk. Ada dua macam impeler pengaduk : Impeler jenis
pertama disebut impeler aliran aksial (axial flow impeller), impeler jenis ini akan
membangkitkan arus sejajar dengan sumbu poros impeler sedang yang kedua
disebut impeller aliran radial (radial flowimpeller) impeller aliran radial akan
membangkitkan arus pada arah tangensial atau radial. Dari segi bentuknya ada
tiga jenis impeler : Propeler (baling-baling), Dayung (Paddle), dan Turbin.
Jenis aliran di dalam bejana yang sedang diaduk bergantung pada jenis
impeler, karakteristik fluida, ukuran dimensi (proporsi) tangki, sekat dan
kecepatan putar. Kecepatan fluida pada setiap titik dalam tangki mempunyai tiga
komponen arah dan pola alir keseluruhan didalam tangki itu bergantung pada
variasi dari ketiga komponen arah kecepatan tersebut dari satu lokasi ke lokasi
lain. Komponen kecepatan yang pertama adalah komponen radial yang bekerja
pada arah tegak lurus terhadap poros impeler. Komponen kedua ialah komponen
longitudinal yang bekerja pada arah pararel dengan poros. Komponen ketiga
adalah komponen tangensial atau rotasional yang bekerja pada arah singgung
terhadap lintasan lingkar di sekeliling poros. Dalam keadaan biasa, dimana poros
impeller terpasang vertikal, komponen radial dan tangensial berada dalam satu
bidang horizontal dan komponen longitudinalnya vertikal

Kelapa yang dipakai dalam penelitian ini didatangkan dari Pacitan


dikarenakan kelapa pacitan dagingnya lebih tebal dan keras serta banyak
digunakan oleh industri penghasil VCO di Surabaya. Dari segi umur kelapa,
peneliti tidak bisa memastikan bahwa kelapa yang digunakan adalah kelapa yang
tua di pohon dan umurnya seragam. Peneliti hanya mendapatkan informasi dari
penjual kelapa bahwa kelapa yang dipakai dalam penelitaian ini kelapa yang
sudah cukup tua untuk diambil minyaknya. Selain itu, peneliti juga sulit untuk
menyeragamkan hasil santan yang diperoleh dari parutan kelapa karena proses
pemerasan masih dilakukan secara manual. Sehingga dari 20 kg parutan kelapa
yang ditambah 20 lt air diperoleh santan sekitar 30 ml. Untuk menyeragamkan
kualitas dan kuantitas santan, maka basis percobaan didasarkan pada jumlah kanil
yang diperoleh dari pendiaman santan, yaitu 10 lt kanil untuk setiap percobaan.
Pada proses isolasi Minyak kelapa murni dengan proses Pengadukan
Semakinbesar pergolakan tersebut, busa atau gelembung udara yang muncul
dipermukaan juga semakinbanyak. Benturan arus pengadukan Vorteks dengan
baffel ini juga menyebabkan cairan sampai tumpah dari wadah. Dengan kondisi
pengadukan tersebut, maka selama pengadukan berlangsung banyak gelembung
udara yang bercampur dengan santan sehingga saat proses pengadukan
dihentikan, terdapat gelembung-gelembung udara yang terjebak di dalam cairan
santan. Ketika santan hasil pengadukan didiamkan, lama-kelamaan viskositasnya
akan naik dan mulai memadat. Saat terjadi pemadatan santan, emulsi santan mulai
pecah. Minyak, air, dan protein akan terpisah. Minyak yang terpisah mula-mula
akan menempati gelembung udara yang terjebak didalam santan. Proses
pemisahan tersebut terjadi secara difusi yang disebabkan karena perbedaan
konsentarasi di dalam santan dan gelembung udara.
Karena begitu banyaknya gelembung udara yang berisi minyak, maka
lapisan padatan protein yang disebut blondo akhirnya terpecah dan muncullah 4
lapisan, yaitu lapisan blondo atas, lapisan minyak, lapisan blondo bawah, dan
lapisan air. Pada proses pemecahan emulsi melalui pengadukan, pengadukan yang
berlebih menyebabkan molekul minyak terpecah menjadi semakin kecil dan
permukaan minyak akan semakin besar, sehingga protein yang ada tidak cukup

untuk menyelubungi semua molekul minyak. Molekul minyak yang tidak


terselubungi protein akankeluar dari emulsi dan terpisah. Namun karena proses
pengadukannya tidak maksimal, minyak hanya keluar di antara permukaan blondo
dan tidak terkumpul dalam satu lapisan tersendiri. Dengan kata lain, minyak
masih tercampur dengan blondo dan sulit sekali dipisahkan secara fisik.Jadi
Vorteks menghambat proses pemisahan tersebut.
2) PENGARUH JARAK ALUR TERHADAP KEKUATAN VORTEKS DAN BILANGAN
REYNOLD KRITIS ALIRAN FLUIDA BERDENYUT DALAM SALURAN
BERPENAMPANG SEGIEMPAT

Pada aliran laminar di dalam saluran beralur melintang terdapat dua daerah
aliran: (i) aliran utama dalam saluran dan (ii) aliran Vorteks resirkulasi dalam alur.
Dua daerah tersebut dipisahkan oleh lapisan geser bebas (free shear layer). Dalam
kondisi stedi, tidak ada pertukaran fluida antara kedua daerah ini. Salah satu
kemungkinan untuk meningkatkan laju transport dalam saluran beralur adalah
memperbaiki pencampuran lateral (lateral mixing) dengan mengganggu lapisan
geser pemisah antara aliran utama dan aliran resirkulasi dalam alur (Kang, 2001).
Gerakan aliran utama dari hulu ke hilir mengalami defleksi ke dalam alur pada Re
50 sementara aliran Vorteks di dalam alur bergerak ke hilir seiring meningkatnya
Re (Gangguan lapisan geser pemisah yang terjadi seiring meningkatnya bilangan
Re akan mengubah kondisi aliran dari stedi ke aliran osilasi pada bilangan Re
yang lebih kecil dibandingkan jika fluida mengalir dalam saluran tanpa alur.
Aliran osilasi ini dikenal sebagai aliran yang berosilasi terus-menerus
(selfsustained oscillatory flow). Bilangan Reynold kritis di mana permulaan selfsustained oscillatory flow terjadi tergantung pada panjang alur yakni menjadi
lebih kecil jika panjang alur meningkat
Osilasi aliran terjadi akibat aliran stedi menjadi tidak stabil karena
mengalami bifurkasi pada bilangan Reynold kritis tertentu. Ketidakstabilan ini
muncul karena dipicu oleh munculnya Tollmien-Schlichting wave. Aliran yang
berosilasi menginduksi tegangan Reynold (Reynold stress) dan mampu
meningkatkan difusi momentum yaitu mengangkut energi dari aliran utama ke
aliran osilasi dan mempertahankannya. Akibatnya rugi tekanan (pressure drop)
dari aliran utama meningkat. Ketidakstabilan Kelvin-Helmholtz terbentuk pada

tepi alur disebabkan oleh formasi pelengkungan lintasan profil kecepatan,


menekan

gelombang

Tollmien-Schlichting

di

bagian

luar

alur

dan

memproyeksikan energi padanya. Akibat dari interaksi kompleks, menghasilkan


gelombang berjalan dua dimensi (two-dimensional traveling waves) pada bilangan
Re cukup rendah .
Kekuatan Vorteks dihubungkan dengan pertukaran fluida antara alur dan
saluran dan transport momentum osilasi melintasi shear layer Pada aliran fluida
berdenyut di dalam saluran beralur melintang, Vorteks utama muncul dalam alur
pada dinding bagian bawah saluran selama fasa deselerasi (deceralation phase)
dan suatu Vorteks tambahan dibangkitkan dekat dinding rata pada bagian atas
saluran. Proses pengisian dan pengosongan Vorteks utama menimbulkan
pertukaran fluida antara alur dan saluran
Pada Re kritis muncul dua sampai tiga gelombang dalam satu panjang
geometri periodisitas (one geometric periodicity length). Kondisi ini dapat
meningkatkan kemampuan perpindahan panas yang dikenal sebagai peningkatan
perpindahan panas resonansi. Bifurkasi aliran dari kondisi stedi ke kondisi aliran
osilasi mempertinggi kemampuan perpindahan panas. Hal ini disebabkan oleh
pencampuran fluida dan gangguan lapisan batas termal tetapi diikuti oleh kerugian
tekanan (Adachi dan Uehara., 2001).
Aliran tak stedi yang berkembang di dalam daerah beralur berlangsung
juga dalam daerah saluran rata (tanpa alur di sebelah hilir) hingga mencapai
beberapa kali panjang alur. Hal ini mengakibatkan peningkatan perpindahan panas
lokal dan rugi tekanan pada aliran stedi di dalam saluran rata (Greiner et al.,
2000). Hal yang sama dilaporkan oleh Obi et al. bahwa perpindahan panas dalam
saluran beralur meningkat sebagai konsekuensi dari gerakan turbulen fluida, tetapi
tidak dapat dihindari rugi tekanan akibat berkurangnya tinggi saluran. Intensitas
turbulensi meningkat seiring berkurangnya tinggi saluran.
Pada aliran fluida laminar dalam saluran beralur akan terbentuk shear
layer antara aliran utama dalam saluran dan aliran resirkulasi dalam alur. Untuk
aliran yang berdenyut, pada fase akselerasi (katup denyut mulai membuka) shear
layer mulai mengalami separasi. Sebuah Vorteks utama terbentuk dalam alur pada

tepi atas sisi hulu. Pada saat laju aliran utama maksimum (katup denyut terbuka
penuh) Vorteks utama memenuhi seluruh bagian alur. Ketika fase deselerasi (katup
denyut mulai tertutup) Vorteks utama berkembang hingga keluar dari tepi alur.
Disamping itu terbentuk Vorteks tambahan pada saluran rata dekat dinding bagian
atas dengan tanda yang berlawanan dengan Vorteks utama. Kedua Vorteks yang
berpasangan (vortices) tersebut memenuhi keseluruhan saluran pada saat laju
aliran utama minimum (katup denyut tertutup). Setelah itu Vorteks tambahan
menghilang. Proses ini berlangsung terus mengikuti osilasi aliran utama.
Aliran laminar dalam saluran beralur yang bertujuan untuk meningkatkan
laju transport banyak dijumpai. Dalam bidang teknik seperti alat penukar kalor
(compact heat exchanger), sistem pendingin mikroelektronik dan juga dalam
bidang kedokteran serta biokimia . Banyak penelitian telah dilakukan untuk
mengetahui perilaku aliran fluida dalam saluran beralur melintang. Penelitianpenelitian tersebut dilakukan pada berbagai kondisi aliran baik kontinyu maupun
berdenyut dan berbagai bentuk alur seperti segiempat, segitiga atau setengah
lingkaran namun jarak alur tetap. Oleh karena itu penelitian ini memberikan data
perilaku aliran fluida berdenyut dalam saluran beralur melintang dengan jarak alur
yang berubah-ubah.
3) Dinamika Pusat Rotasi Fluida pada Proses DifusiPenggabungan Vorteks
Vorteks adalah massa fluida yang partikelpartikelnya bergerak berputar
dengan garis arus (streamline) membentuk lingkaran konsentris [1]. Gerakan
Vorteks berputar disebabkan oleh adanya perbedaan kecepatan antar lapisan fluida
yang berdekatan.Dalam dunia industri, terbentuknya Vorteks dapat merugikan
ataupun menguntungkan sesuaidengan penerapannya. Pada peralatan pemindah
panas, pipa dibuat beralur sehingga terjadi beda tekanan yang selanjutnya
menimbulkan Vorteks. Vorteks akan menyapu lapisan batas sehingga jumlah panas
yang dipindahkan semakin besar.
Pada proses mixing dalam combustor, Vorteks digunakan untuk
mencampur reaktan sehingga diperoleh campuran yang homogen. Sedangkan
pada belokan saluran Vorteks dianggap merugikan karena meningkatkan kerugian
tekanan sehingga head losses akan semakin besar. Dalam dunia penerbangan

Vorteks merupakan suatu masalah dalam kaitannya dengan keselamatan saat


landing dan take off. Di bidang ilmu atmosfir Vorteks berupa tropical cyclone dan
sangat mempengaruhi cuaca.
Vorteks yang terbentuk pada semua proses diatas tidak hanya satu
melainkan banyak, Vorteks tersebut akan berinteraksi satu sama lain kemudian
bergabung (merging) menjadi sebuah Vorteks tunggal. Gambar 1 memperlihatkan
dua buah Vorteks tunggal bergabung menjadi sebuah Vorteks tunggal.
Penggabungan Vorteks adalah proses yang non linier yang terjadi dalam aliran dua
dimensi, yang mana pada proses ini Vorteks yang berdekatan akan bergabung
membentuk suatu Vorteks baru dan merupakan mekanisme utama dalam evolusi
turbulensi dua dimensi [2]. Interaksi Vorteks merupakan proses yang mengandung
adaptasi Vorteks pada bidang eksternal yang dihasilkan oleh Vorteks lainnya dan
berhubungan dengan bentuk ketidaksimetrisan bidang vorticity dari tiap Vorteks
Fenomena yang terjadi selama proses penggabungan meliputi proses difusi
dan konveksi. Proses difusi sangat menentukan terjadinya proses konveksi.
Apabila selama tahapan difusi, Vorteks tidak mampu mencapai ukuran kritis maka
tahapan konveksi tidak akan terjadi begitu pula penggabungan. Yang membatasi
proses difusi dan konveksi adalah nilai perbandingan radius inti Vorteks (a)
terhadap jarak kedua Vorteks(b) yaitu a/b = 0.29. Nilai ini disebut sebagai ukuran
kritis [4]. Oleh karena itu diperlukan pemahaman yang lebih mendalam mengenai
dinamika Vorteks terutama pada tahapan difusi. Salah satu perilaku yang menarik
adalah bagaimana peranan centroid dari putaran fluida terhadap proses difusi
penggabungan Vorteks.
Penelitian terdahulu yang menjadi dasar kajian antara lain dilakukan oleh
Cerretelli and Williamson, yang mempelajari interaksi dari dua trailing Vorteks
yang mana eksperimen dilakukan pada sebuah saluran, Vorteks dibangkitkan
dengan melewatkan fluida melalui dua buah sayap pada bilangan Re 400 sampai
5700. Penelitian ini mendefinisikan phase yang dilalui selama penggabungan dan
waktu interaksi.Yasuda and Flierl, meneliti penggabungan Vorteks dua dimensi
yang asimetris.

Penelitian ini dilakukan dengan memvariasikan vorticity, dan ukuran dari


Vorteks. Dari penelitian ini diperoleh bahwa Vorteks yang dominan lebih
ditentukan oleh vorticity dari pada ukuran. Penelitian lain yang mendukung adalah
Roberts and Christiansen dalam [4] menemukan bahwa proses penggabungan
Vorteks dengan vorticity sama diperoleh perbandingan antara radius inti Vorteks
(a) dan jarak kedua Vorteks (b) a/b= 0.29.
Dari penelitian ini dapat diambil kesimpulan bahwa pada proses difusi
penggabungan Vorteks pada fluida berputar akan didapat hasil sebagai berikut:
Proses difusi dalam penggabungan Vorteks berlangsung linier. Vorteks yang
berada di pusat (center) perputaran fluida akan memiliki waktu difusi yang lebih
panjang dibandingkan dengan Vorteks yang eksentris terhadap pusat dan menjadi
Vorteks yang dominan dalam proses penggabungan. Meningkatnya jarak kedua
Vorteks akan menyebabkan meningkatnya waktu difusi sehingga transport
fenomena yang terjadi akan didominasi proses difusi. Sedangkan apabila jarak
kedua Vorteks semakin kecil maka waktu difusi akan semakin pendek dan
fenomena transport akan didominasi oleh proses konveksi

Daftar Pustaka
Anonim 1. 2012. Tangki Berpengaduk. http://akademik.che.itb.ac.id/labtek/wpcontent/uploads/2012/05/tdk-tangki-berpengaduk.html.(diakses

pada

tanggal 11 september 2014).


Ciptoadi. 2011. Pengaruh Jarak Alur terhadap KekuatanVorteks dalam Saluran
Berpenampang

Segiempat.http://paparisa.unpatti.ac.id.(diakses

pada

tanggal 11 september 2014)


Riza.2011.

Mixing.

http://rizatoker.blogspot.com/2011/06/mixing.html.(diakses

pada tanggal 11 september 2014)


Sucitro,Ade .2014 . Fluid Mixing. http://rumahdukasi.blogspot.com /2014/03/
fluid-mixing.html.(diakses pada tanggal 11 september 2014)
Purwanto. 2012. Pengaruh Vorteks pada Proses Isolasi Minyak kelapa Murni
dengan Proses Pengadukan. http://repository.akprind.ac.id.(diakses pada
tanggal 11 september 2014).

Anda mungkin juga menyukai