Anda di halaman 1dari 7

Journal of Mechanical Engineering, Vol. 3, No.

1, Maret 2019
p-ISSN: 2598-7380 e-ISSN: 2613-9847
Journal Homepage: http://jurnal.untidar.ac.id/index.php/mechanical

KARAKTERISTIK KEKUATAN TARIK KOMPOSIT BERPENGUAT SERAT


AMPAS TEBU DENGAN MATRIKS EPOXY

Catur Pramono1), Sri Widodo2), Muhamad Galih Ardiyanto3)


1
Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas Tidar
email: caturpramono@untidar.ac.id
2
Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas Tidar
email: sriwidodo@untidar.ac.id
3
Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas Tidar
email: galihardiyanto11@gmail.com

Abstrak
Komposit merupakan material yang terdiri dua komponen atau lebih yang meliliki karakteristik
ringan dan relatif kuat. Penelitian ini menggunakan serat ampas tebu (baggase) yang banyak
dihasilkan di pabrik pengolahan gula tebu. Treatment serat ampas tebu dengan direndam dalam
larutan alkali (NaOH) selama 2 jam untuk menghilangkan gabus/lilin yang menempel pada serat.
Metode pencetakan komposit dengan hand lay up. Matrik yang digunakan pada penelitian ini adalah
epoxy. Fraksi volume komposit antara serat ampas tebu dengan epoxy adalah 4% : 96%, 8%:92%
dan 12% : 88%. Sifat mekanik yang diuji yaitu kekuatan tarik. Uji tarik mengacu standar ASTM
D638 tipe 4. Hasil uji tarik komposit tertinggi didapat pada fraksi volume serat ampas tebu dengan
epoxy 12%:88% dengan nilai kekuatan tarik rata-rata 28,43 MPa.

Kata kunci: komposit, serat ampas tebu, hand lay up, uji tarik

Abstract
Composite is a material consisting of two or more components which have characteristics mild and
relatively strong. This study used bagasse fiber which is widely produced in sugar industry.
Treatment of bagasse fiber by soaked in alkaline solution (NaOH) for 2 hours to remove the cork /
wax attached to the fiber. Manufacture of composite by hand lay up. The matrix used in this study is
epoxy. The fraction volume of composite between bagasse fiber and epoxy are 4%: 96%, 8%: 92%
and 12%: 88%. The mechanical properties tested is tensile strength. The tensile test refers to ASTM
D638 type 4. The highest tensile test composite resulted at the fraction volume composite of bagasse
fiber with epoxy 12%: 88% i.e. 28.43 MPa.

Keywords: composite, bagasse fiber, hand lay up, tensile test, impact test
PENDAHULUAN keausan, kekuatan tarik komposit serat
Seiring dengan kemajuan ilmu ampas tebu dengan matrik polyester. Pada
pengetahuan dan teknologi dalam dunia penelitian ini serat yang digunakan adalah
industri telah mendorong peningkatan serat ampas tebu dengan fraksi volume
dalam permintaan terhadap material 40%, panjang serat 10 mm, 20 mm, 30 mm,
komposit. Material yang ramah 40 mm. Proses pembuatan spesimen
lingkungan, mampu didaur ulang, serta menggunakan press mold. Jenis matrik
terurai sendiri oleh alam merupakan yang digunakan adalah polyester BQTN
tuntutan teknologi sekarang ini. Salah satu 157, 1% hardener. Cetakan spesimen
material yang diharapkan mampu menggunakan kaca. Standart acuan untuk
memenuhi hal tersebut adalah material pembuatan dan pengujian spesimen yang
komposit dengan material pengisi serat digunakan yaitu ASTM D 638-03 type I
alam. untuk pengujian Tarik. Hasil penelitian
Komposit merupakan gabungan dari menunjukkan bahwa komposit dengan
dua atau lebih material yang berbeda memakai serat pendek kekuatannya
menjadi suatu bentuk mikroskopik, yang semakin rendah walaupun masih mampu
terbuat dari bermacam-macam kombinasi menahan beban tarik. Hal tersebut
atau gabungan antara serat dan matriks. dikarenakan panjang serat yang digunakan
Saat ini bahan komposit yang diperkuat melebihi dari panjang kritis serat tersebut.
dengan serat merupakan material teknik Berdasarkan latar belakang di atas,
yang banyak digunakan, ini karena maka didapat rumusan masalahan yang
kekuatan dan kekauan spesifik yang jauh masuk ke dalam aspek penelitian yaitu
diatas material teknik pada umumnya dan menganalisis kekuatan tarik komposit serat
bahan yang dari komposit memiliki ampas tebu bermatriks resin epoxy dengan
keunggulan yaitu berat jenisnya rendah, variasifraksi volume serat 4%, 8% dan
kekuatan yang lebih tinggi, tahan korosi 12%.
dan memiliki biaya yang murah (Hastuti
dkk., 2018). METODE PENELITIAN
Serat ampas tebu (bagasse) sebagian 1. Serat Ampas Tebu
besar mengandung ligno-cellulose. Serat ampas (bagsse) tebu adalah suatu
Panjang seratnya antara l,7 sampai 2 mm residu dari proses penggilingan tanaman
dengan diameter sekitar 20 mikro, tebu (saccharum oficinarum) setelah
sehingga ampas tebu ini dapat diolah diekstrak atau dikeluarkan niranya akan
menjadi papan buatan. Bagasse menghasilkan sejumlah besar produk
mengandung air 48-52%, gula rata-rata limbah berserat. Serat ampas tebu yang
3,3% dan serat rata-rata 47,7%. Serat selama ini digunakan sebagai bahan bakar,
bagasse tidak dapat larut dalam air dan dijadikan pupuk, atau dibuang begitu saja
sebagian besar terdiri dari selulosa, sehingga dapat mencemari lingkungan.
pentosan dan lignin. Serat ampas tebu Serat ampas tebu sebagian besar
mempunyai sifat mekanik yang cukup mengandung ligno-cellulose. Panjang
baik, tidak korosif, low density, harga yang seratnya antara l,7 sampai 2 mm dengan
relatif murah dan lebih ramah lingkungan diameter sekitar 20 mikro, sehingga ampas
karena bisa didaur ulang (Esse, 2018). tebu ini dapat diolah menjadi papan buatan.
Penelitian serat ampas tebu dengan Bagasse mengandung air 48-52%, gula
variasi pengaruh panjang serat ampas tebu rata-rata 3,3% dan serat rata-rata 47,7%.
10 mm, 20 mm, 30 mm, 40 mm terhadap Serat bagasse tidak dapat larut dalam air

2
dan sebagian besar terdiri dari selulosa, penelitian ini adalah hardener epoxy.
pentosan dan lignin. Serat ampas tebu Katalis berfungsi untuk mempercepat
mempunyai sifat mekanik yang baik, tidak proses pengerasan dan pengeringan
korosif, low density, harga yang relatif spesimen.
murah dan lebih ramah lingkungan karena 5. Wax
bisa didaur ulang (biodegradable) Wax (lilin) yang digunakan pada
(Ferdika, 2014). penelitian ini adalah jenis mirror glaze,
2. Alkalisasi dengan NaOH yang berfungsi untuk mempermudah
Perlakuan alkali pada serat merupakan pelepasan spesimen dari cetakan.
proses modifikasi permukaan serat dengan 6. Metode Hand Lay Up
cara perendaman serat ke dalam basa Hand lay up adalah metode yang
alkali. Tujuan dari proses alkalisasi adalah paling sederhana dan merupakan proses
mengurangi komponen penyusun serat dengan metode terbuka dari proses
yang kurang efektif dalam menentukan fabrikasi komposit. Adapun proses dari
pembuatan dengan metode ini adalah
kekuatan antar muka yaitu hemiselulosa,
dengan cara menuangkan air resin dengan
lignin atau pektin. Dengan pengurangan
tangan ke dalam serat berbentuk anyaman.
komponen lignin dan hemiselulosa, akan Rajuan atau kain, kemudian memberi
menghasilkan struktur permukaan serat tekanan sekaligus meratakannya
yang lebih baik dan lebih mudah dibasahi menggunakan rol atau kuas. Proses
oleh resin, sehingga menghasilkan tersebut dilakukan berulang-ulang hingga
mechanical interlocking yang lebih baik ketebalan yang diinginkan tercapai. Pada
(Shabiri, 2014). proses ini resin langsung berkontak dengan
3. Resin Epoxy udara dan biasanya proses pencetakan
Resin epoxy mengandung struktur dilakukan pada temperatur kamar.
epoxy atau oxirene. Resin ini berbentuk Kelebihan penggunaan metode hand lay up
cairan kental atau hampir padat, yang antara lain:
digunakan untuk material ketika hendak a. Mudah dilakukan.
dikeraskan. Resin epoxy jika direaksikan b. Cocok digunakan untuk komponen
yang besar.
dengan hardener akan membentuk polimer
c. Volumenya rendah.
crosslink. Hardener untuk sistem curing Aplikasi dari pembuatan produk
pada temperatur ruang dengan resin epoxy komposit menggunakan hand lay up ini
pada umumnya adalah senyawa poliamid biasanya digunakan pada material atau
yang terdiri dari dua atau lebih grup amina. komponen yang sangat besar, antara lain
Curing time sistem epoxy bergantung pada body mobil, kapal, turbin, papan partikel
kereaktifan atom hidrogen dalam senyawa yang lebih lebar, dll (Setyanto, 2012).
amina. Epoxy memiliki ketahanan korosi 7. Langkah Pembuatan Komposit
yang lebih baik dari pada polyester pada Sebelum proses pencetakan, serat
keadaan basah, namun tidak tahan terhadap ampas tebu yang baru saja diambil dari
asam. Epoxy memiliki sifat mekanik, tempat penggilingan tebu harus dicuci
listrik, kestabilan dimensi dan penahan dengan air sampai bersih kemudian
panas yang baik (Shabiri, 2014). dijemur dengan bantuan sinar matahari
sampai kering. Setelah proses pengeringan,
4. Katalis ampas tebu di dipisahkan menggunakan
Katalis yang digunakan pada sikat kawat untuk mendapatkan serat yang

3
diinginkan. Setelah serat ampas tebu e. Biarkan hingga mengering selama ± 9
dipisahkan, kemudian serat ampas tebu jam.
dipotong sesuai dengan ukuran yang f. Setelah komposit serat ampas tebu yang
diinginkan. Serat ampas tebu tersebut sudah kering dan keras, komposit serat
kemudian direndam dalam larutan alkali ampas tebu dikeluarkan dari cetakan
(NaOH) dengan waktu 2 jam. Serat yang kemudian dipotong dan dibentuk
sudah direndam larutan NaOH kemudian dengan menggunakan gerinda sesuai
dicuci dengan air dan dikeringkan. dengan standar pengujian ASTM. D 638
Matriks dibuat dengan cara tipe 4 kemudian diuji tarik mengetahui
mencampurkan resin epoxy dan hardener. sifat mekaniknya.
Perbandingan antara hardener dan resin 9. Desain Spesimen Uji Tarik
epoxy yaitu 1:2. Proses pencampuran Desain spesimen uji tarik komposit serat
dilakukan secara manual dengan ampas tebu menggunakan standar
menggunakan tempat gelas plastik dan ASTM D638 tipe 4. Adapun spesifikasi
sendok sebagai pengaduk. Pengadukan ukuran ASTM D638 tipe 4 sebagai
resin epoxy dan hardener selama 10 menit berikut:
secara merata agar resin epoxy dan Panjang (p) = 115 mm
hardener menyatu dan berubah menjadi Lebar (l) = 19 mm
kental dan berwarna putih. Tebal (t) = 3 mm
8. Pembuatan Komposit Lebar dalam = 6 mm
Pembuatan komposit dilakukan Panjang dalam = 33 mm
dengan metode hand lay up. Langkah- Berikut adalah bentuk dan ukuran
langkah pembuatan komposit adalah spesimen uji tarik sesuai pada gambar 1.
sebagai berikut:
a. Sebelum matriks dan serat ampas tebu
dituangkan ke dalam cetakan kaca yang
telah dibentuk, cetakan kaca harus
dibersihkan terlebih dahulu.
Selanjutnya cetakan kaca dilapisi
dengan mirror glaze keseluruh Gambar 1. Desain Spesimen Uji Tarik
permukaan secara merata agar komposit ASTM D638 Tipe 4
tidak menempel pada cetakan kaca.
b. Matriks dituangkan ke dalam cetakan
kaca sedikit demi sedikit secara merata 10. Dasar Perhitungan
sesuai perbandingan volume yang Dasar perhitungan tegangan tarik
sebelumnya telah ditentukan. mengacu ASTM D638 sesuai persamaan
c. Selanjutnya masukan serat ampas tebu
(1).
(arah serat acak) ke dalam cetakan 𝑃
diatas matriks sesuai perbandingan 𝜎𝑡 = 𝐴 (1)
volume yang telah ditentukan dan
tuangkan resin diatas serat sehingga dengan catatan σt: tegangan tarik (MPa),
memenuhi cetakan. P:Beban (N), dan A:Luas Penampang
d. Kemudian letakan kaca diatasnya yang (mm2).
sudah dilapisi mirror glaze agar
permukaan komposit menjadi rata dan
diberi beban diatas kaca tersebut.

4
HASIL DAN PEMBAHASAN ampas tebu sebanyak 4%, 8% dan 12%
1. Hasil Uji Tarik Komposit dengan hasil rata-rata dari masing-masing
Spesimen uji yang akan digunakan fraksi volume serat ampas tebu yaitu 20,47
adalah serat ampas tebu yang dicampur MPa; 24,51 MPa dan 28,43 MPa.
dengan resin epoxy dengan perbandingan Berdasarkan hasil tersebut dapat dikatakan
fraksi volume serat ampas tebu dan resin bahwa kekuatan tarik paling tinggi
epoxy 4% : 96%, 8% : 92%, 12% : 88%. didapatkan pada fraksi volume serat ampas
Hasil uji tarik komposit berpenguat serat tebu sebanyak 12% dengan nilai kekuatn
ampas tebu ditampilkan pada tabel 1. tarik rata-rata 28,43 MPa. Hal ini
menunjukkan bahwa fraksi volume
Tabel 1. Hasil Perhitungan Uji Tarik tersebut terdapat serat ampas tebu yang
Vf f p l t g A σ
banyak dibandingkan fraksi volume yang
t
(MPa) 4% dan 8% sehingga semakin banyak serat
No
(%) (kgf) (mm) (mm) (mm) (m/s²) (mm²)
1 4% 38,2 33 6 3 9,81 18 20,82 yang dibutuhkan maka kekuatan tarik

2 4% 37,7 33 6 3 9,81 18 20,55 komposit tersebut juga akan semakin

3 4% 36,8 33 6 3 9,81 18 20,06 tinggi. Kekuatan tarik komposit serat

Rata-rata 37,57 20,47 ampas tebu terendah pada fraksi volume

1 8% 45,5 33 6 3 9,81 18 24,80 serat ampas tebu sebanyak 4% dengan nilai


2 8% 45,1 33 6 3 9,81 18 24,58 kekuatan rata-rata 20,47 MPa. Hal tersebut

3 8% 44,3 33 6 3 9,81 18 24,14 disebabkan terlalu sedikit serat ampas tebu

Rata-rata 44,97 24,51 sehingga kurang berkontribusi dalam


1 12% 53,2 33 6 3 9,81 18 28,99 meningkatkan kekuatan tariknya.

2 12% 51,8 33 6 3 9,81 18 28,23

3 12% 51,5 33 6 3 9,81 2. Penampang Patah Komposit


18 28,07

Rata-rata 52,17 28,43 Pengamatan kerusakan akibat patahan


dengan foto struktur ini bertujuan untuk
Kekuatan tarik komposit serat ampas mengetahui hasil penampang patah
tebu dengan fraksi volume serat 4%, 8% komposit. Pada pengujian ini, spesimen
dan 12% kemudian disajikan pada gambar diambil foto patahannya setelah dilakukan
3. pengujian tarik sesuai gambar 4, 5, 6.

Gambar 3. Kekuatan uji tarik komposit


serat ampas tebu

Berdasarkan gambar 3 menunjukkan


bahwa hasil pengujian tarik komposit serat Gambar 4. Penampang Patah Komposit
ampas tebu dengan fraksi volume serat 4% Fraksi Volume Serat

5
kekuatan tarik. Oleh karena itu, semakin
banyak jumlah serat juga semakin
meningkatkan kekuatan tarik komposit.

SIMPULAN
Kekuatan tarik tertinggi pada
komposit serat ampas tebu yang dibuat
dengan metode hand lay up yaitu pada
fraksi volume serat ampas tebu 12%
dengan nilai kekuatan tarik rata-rata 28,43
MPa. Penampang patah komposit secara
umum menunjukkan patah getas baik
Gambar 5. Penampang patah komposit 8% komposit berpenguat 4%, 8%, dan 12%
Fraksi Volume Serat fraksi volume serat ampas tebu.

UCAPAN TERIMA KASIH


Penulis mengucapkan terima kasih
kepada Jurusan Teknik Mesin Fakultas
Teknik Universitas Tidar, laboran, dan
semua pihak yang telah memberikan
bantuan, dukungan, dan memfasilitasi
sarana selama penelitian sehingga mampu
menyelesaikan dan mempublikasikan
penelitian ini.

DAFTAR PUSTAKA
Annual Book of ASTM Standards, 2002, D
638. Standard Test Methods for
Gambar 6. Penampang patah komposit 8% Tensile Properties, USA
Fraksi Volume Serat Esse, I., 2018, Pemanfaatan Lignin Hasil
Delignifikasi Ampas Tebu sebagai
Pada gambar 4 menunjukkan patahan Perekat Lignin Resorsinol
struktur komposit dengan komposisi fraksi Formaldehida (LRF), FST Universitas
volume serat ampas tebu 4% dicampur Islam Negeri Alauddin, Makassar
dengan resin epoxy 96% adalah patah Shabiri, M., 2014, Pengaruh Rasio
getas. Pada patahan tersebut menunjukkan Epoksi/Ampas Tebu Dan Perlakuan
sedikit jumlah serat pada komposit Alkali Pada Ampas Tebu Terhadap
sehingga linier dengan hasil uji tarik yang Kekuatan Bentur Komposit Partikel
menunjukkan nilai kekuatan tarik terendah. Epoksi Berpengisi Serat Ampas Tebu,
Seiring dengan peningkatan jumlah fraksi jurnal Teknik, Departemen Teknik
volume serat, maka komposit dengan 8% Kimia, Fakultas Teknik,Universitas
fraksi volume serat tebu dan 12 % fraksi Sumatera Utara
volume serat tebu nampak serat yang Ferdika,D., 2014, Bio Oil dari Ampas Tebu
tercabut. Hal tersebut menunjukkan (Bagasse), Universitas Sebelas Maret,
kontribusi serat dalam meningkatkan Surakarta

6
Hastuti, S., Pramono, C., Akhmad, Y.,
2018, Sifat Mekanis Serat Enceng
Gondok Sebagai Material Komposit
Serat Alam Yang Biodegradable,
Journal of Mechanical Engineering
Vol 2 No 1, Magelang
Setyanto, R.H., 2012, Teknik Manufaktur
Kompist Hijau dan Aplikasinya,
Jurnal Performa Vol. 11, No. 1,
Surakarta

Anda mungkin juga menyukai