Korespondensi Penulis:
Benny Sinaga
Program Studi Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas HKBP Nommensen Medan,
Jl. Sutomo No 4 A, Medan Sumatera Utara 20234.
Email: benny.sinaga@gmail.com
1. PENDAHULUAN
Penggunaan material teknik dari jenis komposit sudah semakin banyak diminati, karena sifat
yang dimiliki oleh material tersebut serta proses pembuatannya yang relatif lebih mudah
dibandingkan material jenis lain seperti logam, keramik, plastik dan lain-lain. Material komposit
adalah material yang sangat penting karena mempunyai sifat-sifat yang khusus. Sifat-sifat tersebut
diantaranya adalah kekuatannya, ringan, tidak terkorosi serta usia fatik yang lebih baik dibanding
bahan konvensional lainnya.
Klasifikasi bahan komposit dapat dibentuk dari sifat dan strukturnya. Bahan komposit dapat
diklasifikasikan kedalam beberapa jenis. Secara umum klasifikasi komposit yang sering digunakan
antara lain seperti :
a. Klasifikasi menurut kombinasi material utama, seperti metal-organic atau metal anorganic.
b. Klasifikasi menurut karakteristik bult-from, seperti system matrik atau laminate.
c. Klasifikasi menurut instribusi unsur pokok, seperti continous dan dicontinous.
d. Klasifikasi menurut fungsinya, seperti elektrikal atau structural (Schwartz,1984)
Sedangkan klasifikasi menurut komposit serat (fiber-matrik composites) dibedakan menjadi
beberapa macam antara lain :
a. Fiber composite (komposit serat) adalah gabungan serat dengan matrik
b. Filled composite adalah gabungan matrik continous skeletal dengan matrik yang kedua
c. Flake composite adalah gabungan serpih rata dengan metrik
2. METODE PENELITIAN
2.1. Bahan dan peralatan
2.1.1. Bahan
a. Serat pohon kelapa ( Ijuk )
Serat ijuk adalah serat alam yang mungkin hanya sebagian orang mengetahui kalau serat ini
sangatlah istimewa dibandingkan serat alam lainnya
b. Pola spesimen kekutan tarik komposit
Pola dibuat dari bahan kayu dengan tujuan agar lebih mudah di bentuk.
Resin merupakan material polimer kondensat yang dibentuk berdasarkan reaksi antara kelompok
polyol, yang merupakan organik gabungan dengan alkohol multiple atau gugusan fungsi
hidroksi, dan polycarboxylic yang mengandung ikatan ganda. Resin yang digunakan adalah jenis
polimer thermoset yang memiliki rantai karbon yang panjang. Matriks jenis ini memiliki sifat
dapat mengeras pada suhu kamar dengan penambahan katalis tanpa pemberian tekanan proses
pembentukan.
d. Katalis MEKP (Methyl Ethyl Keton Peroksida)
Katalis merupakan material kimia yang digunakan untuk mempercepat reaksi polimerisasi
struktur komposit pada kondisi suhu kamar dan tekanan atmosfir. Pemberian katalis dapat
berfungsi untuk mengatur pembentukan pengerasan material. Sehingga material yang sedang
dicetak tidak terlalu lama mengeras.
e. Silica Rubber dan Hardener
Silica Rubber danHardener digunakan untuk pembuatan cetakan karet.
2.1.2. Peralatan
a. Cetakan karet
Cetakan karet digunakan sebagai cetakan spesimen uji tarik.
dimana :
P = Beban penekanan indentor (kgf)
d = Panjang diagonal bekas penekanan indentor (mm)
θ = Sudut dua sisi pyramid yang berhadapan (136o)
Adapun keuntungan dari metode pengujian vickers adalah :
a. Dengan pendesak yang sama, baik pada bahan yang keras maupun lunak nilai kekerasan suatu
benda uji dapat diketahui.
b. Penentuan angka kekerasan pada benda-benda kerja yang tipis atau kecil dapat diukur dengan
memilih gaya yang relatif kecil.
Pengujian mikro vickers adalah metode pengujian kekerasan dengan pembebanan yang
relatif kecil yang sulit dideteksi oleh metode makro vickers. Pada penelitian ini menggunakan metode
mikro vickers karena untuk mengetahui seberapa besar nilai kekerasan pada permukaan benda uji
hasil dari proses heat treatment, sehingga pembebanan yang dibutuhkan juga relatif kecil yaitu
berkisar antara 10 sampai 1000 gf.
2.1. 6. Diagram Alir
3.2. Pembahasan
a. Dari hasil pengujian uji tarik dan uji keras komposit serat pohon aren (Ijuk) bahwa nilai kekuatan
tarik dan kekerasan dari spesimen dengan serat untuk ketiga jenis orientasi memiliki nilai lebih
tinggi dibanding dengan spesimen yang tidak diperkuat oleh serat.
b. Kekuatan tarik paling tinggi diperoleh pada spesimen dengan orientasi serat acak, hal ini
disebabkan oleh jumpal penampang serat yang lebih banyak pada daerah konsentrasi tegangan
dibanding pada orientasi serat jenis yang lainnya.
4. KESIMPULAN
Berdasarkan pengujian yang dilakukan terhadap spesimen komposit dengan berbagai
orientasi serat sebagai penguatnya dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: Bahwa penggunaan
serat pohon aren (ijuk) dapat memperkuat matrik komposit yang terbuat dari resin. Hal ini dapat
dilihat dari naiknya angka kakuatan tarik spesimen berserat bila dibandingkan dengan spesimen yang
tidak memiliki serat. Kekuatan tarik paling besar dijumpai pada spesimen dengan orientasi serat acak
dimana hal ini disebabkan oleh banyaknya penampang serat yang menjadi penguat bila dibanding
dengan orientasi jenis lainnya. Kekerasan spesimen juga mengalami kenaikan setelah diberi serat
dalam matriksnya karena penambahan serat akan menambah kerapatan jenis dari material.
REFERENCES
[1] Agus Susanto. “Teknik Manufaktur”. 7 Juli 2010
[2] Azom, “Composite Casting Resin”, 6 Agustus 2013
[3] Chawla, K.K., Composite Materials, First Ed., Berlin: Springer-Verlag New York Inc, 1987
[4] Frank A., 1998, Cassis, Polyester and Vinyl Ester Resins, Chapman and Hall
[5] Herman, Sinaga. “Defenisi Komposit”. 24 Februari 2010
[6] Hull, Derek, Introduction to Composite Materials, First Pub., New York: Cambridge University
Press, 1981
[7] Phillips N, Leslie, Design with Advance Composite Materials, First Published, Springer-Verlag,
Berlin Heidelberg New York, the united kingdom London SWIY 4SU. 1989.