Anda di halaman 1dari 9

Citra Sains Teknologi

ISSN : 2798-6888 (online)


Volume 1, Nomor 2, Edisi Januari 2022, Hal 50-58
https://publisher.yccm.or.id/index.php/cisat
 50

Analisa Kekuatan Tarik dan Kekerasan Komposit Resin


Polyester yang Diperkuat dengan Serat Pohon Aren (Ijuk)
dengan Variasi Acak, Lurus dan Terputus-Putus Pendek
Benny Sinaga1, Charles S.P Manurung2, Richard A.M Napitupulu3, Miduk Tampubolon4,
Suriady Sihombing5
1,2,3,4,5
Program Studi Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas HKBP Nommensen Medan, Indonesia.

Info artikel ABSTRAK


Komposit adalah material yang dibentuk dari serat yang digunakan sebagai
Sejarah artikel: penguat terhadap matriks. Penelitian tentang komposit ini menggunakan Ijuk
Diterima Okt 17, 2021 yang diperoleh dari pohon Aren sebagai penguat, resin sebagai matriks, dan
katalis. Resin yang digunakan sebagai matriks dalam hal ini adalah resin
Revisi Des 22, 2021
polyester, dan katalis methyl ethyl keton peroxide (MEKPO). Penelitian ini
Disetujui Jan 26, 2022 bertujuan untuk mengetahui kekuatan tarik dan uji keras pada komposit serat
ijuk dengan konfigurasi susunan acak, lurus memanjang, terputus-putus
pendek dan sebagai pembandingnya adalah spesimen tanpa serat. untuk
Kata kunci:
spesimen pengujian menggunakan mesin uji tarik dan menggunakan mesin uji
Polimer, keras (Vickers). Dari hasil pengujian uji tarik dan uji keras, didapatkan
Serat Sohon Aren (Ijuk), kekuatan uji tarik dan kekerasan yang paling tinggi adalah dari komposit
Ujik tarik, dengan susunan acak yaitu (P) = 251,721 Kg, (= 241.886,6mm, (= 1.723,8
Kg/mm², ( = 3.447 Kg/mm, ( ) = 3.149.1 dan angka kekerasan 7,462745
Uji keras.
kg/mm2.
This is an open access article under the CC BY-SA license.

Korespondensi Penulis:
Benny Sinaga
Program Studi Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas HKBP Nommensen Medan,
Jl. Sutomo No 4 A, Medan Sumatera Utara 20234.
Email: benny.sinaga@gmail.com

1. PENDAHULUAN
Penggunaan material teknik dari jenis komposit sudah semakin banyak diminati, karena sifat
yang dimiliki oleh material tersebut serta proses pembuatannya yang relatif lebih mudah
dibandingkan material jenis lain seperti logam, keramik, plastik dan lain-lain. Material komposit
adalah material yang sangat penting karena mempunyai sifat-sifat yang khusus. Sifat-sifat tersebut
diantaranya adalah kekuatannya, ringan, tidak terkorosi serta usia fatik yang lebih baik dibanding
bahan konvensional lainnya.
Klasifikasi bahan komposit dapat dibentuk dari sifat dan strukturnya. Bahan komposit dapat
diklasifikasikan kedalam beberapa jenis. Secara umum klasifikasi komposit yang sering digunakan
antara lain seperti :
a. Klasifikasi menurut kombinasi material utama, seperti metal-organic atau metal anorganic.
b. Klasifikasi menurut karakteristik bult-from, seperti system matrik atau laminate.
c. Klasifikasi menurut instribusi unsur pokok, seperti continous dan dicontinous.
d. Klasifikasi menurut fungsinya, seperti elektrikal atau structural (Schwartz,1984)
Sedangkan klasifikasi menurut komposit serat (fiber-matrik composites) dibedakan menjadi
beberapa macam antara lain :
a. Fiber composite (komposit serat) adalah gabungan serat dengan matrik
b. Filled composite adalah gabungan matrik continous skeletal dengan matrik yang kedua
c. Flake composite adalah gabungan serpih rata dengan metrik

Journal homepage: https://publisher.yccm.or.id/index.php/cisat


 51
d. Particulate composite adalah gabungan partikel dengan matrik
e. Laminate composite adalah gabungan lapisan atau unsur pokok lamina (Schwartz, 1984 : 16)
Seiring dengan inovasi yang dilakukan dalam bidang material serat alam dijadikan sebagai
bahan penguat komposit. Suatu material komposit pada umumnya diperkuat oleh serat, dimana serat
sangat mempengaruhi dan menentukan kekuatan dari komposit tersebut. Bahan serat tersebut dapat
diperoleh dari bahan alam dan non alam. Serat alam merupakan serat yang diperoleh dari sumber
daya alam yang dapat diperbaharui seperti serat kayu, serat tandan buah kelapa sawit, serat rami,
serat sisal, serat bambu, serat pisang dan lain sebagainya. Sedangkan serat buatan (sintetis) diperoleh
dari proses kimia seperti serat boron, serat karbon atau serat grafit, serat gelas, serat alumina, serat
aramid, dan serat silikon karbida.
Dalam penelitian ini penulis meneliti tentang material komposit yang diperkuat serat pohon
aren (ijuk) dengan bahan pengikat resin polyester. Dimana resin polimer memiliki sifat bahan
pengikat (matriks) yang baik dan merupakan pilihan yang paling ekonomis, serta mudah diperoleh
dan lebih sering digunakan dibandingkan dengan resin lainya.
Adapun identifikasi masalah pada penelitian ini antara lain adalah pentingnya karakteristik
material seperti kekuatan, keuletan, kekerasan dan sifat mekanik lainnya sehingga diperlukan untuk
melakukan suatu pengujian serta analisa atas hasil pengujian yang dilakukan. Pada penelitian ini,
komposit yang diuji adalah dari jenis resin polyester dan katalis yang diperkuat dengan serat dari
bahan Ijuk yang diperoleh dari pohon Aren. Penyusunan serat dilakukan dengan 3 (tiga) jenis
orientasi yaitu acak, lurus memanjang dan terputus-putus pendek.
Serat ijuk adalah serat alam yang mungkin hanya sebagian orang mengetahui kalau serat ini
sangatlah istimewa dibandingkan serat alam lainnya. Serat berwarna hitam yang dihasilkan dari
pohon aren memilki banyak keistimewaan diantaranya :
a. Tahan lama, Bahwa serat ijuk aren mampu tahan lama dan tidak mudah terurai.
b. Tahan terhadap asam dan garam air laut, Serat ijuk merupakan salah satu serat yang tahan
terhadap asam dan garam air laut, salah satu bentuk pengolahan dari serat ijuk adalah tali ijuk
yang telah digunakan oleh nenek moyang kita untuk mengikat berbagai peralatan nelayan laut.
c. Mencegah penembusan rayap tanah. Serat ijuk aren sering digunakan sebagai bahan pembungkus
pangkal kayu-kayu bangunan yang ditanam dalam tanah untuk memperlambat pelapukan kayu
dan mencegah serangan rayap.
Keunggulan komposit serat ijuk dibandingkan dengan serat gelas adalah komposit serat ijuk
lebih ramah lingkungan karena mampu terdegradasi secara alami dan harganya pun lebih murah bila
dibandingkan serat lain. Kemudian pengujian yang dilakukan adalah Uji Tarik dan Uji Keras dengan
metode Vickers.

2. METODE PENELITIAN
2.1. Bahan dan peralatan
2.1.1. Bahan
a. Serat pohon kelapa ( Ijuk )
Serat ijuk adalah serat alam yang mungkin hanya sebagian orang mengetahui kalau serat ini
sangatlah istimewa dibandingkan serat alam lainnya
b. Pola spesimen kekutan tarik komposit
Pola dibuat dari bahan kayu dengan tujuan agar lebih mudah di bentuk.

Gambar 1. Pola Spesimen Terbuat Dari Kayu


c. Resin (Polyester)

Analisa Kekuatan Tarik dan Kekerasan Komposit Resin Polyester...(Benny Sinaga)


52  ISSN : 2798-6888

Resin merupakan material polimer kondensat yang dibentuk berdasarkan reaksi antara kelompok
polyol, yang merupakan organik gabungan dengan alkohol multiple atau gugusan fungsi
hidroksi, dan polycarboxylic yang mengandung ikatan ganda. Resin yang digunakan adalah jenis
polimer thermoset yang memiliki rantai karbon yang panjang. Matriks jenis ini memiliki sifat
dapat mengeras pada suhu kamar dengan penambahan katalis tanpa pemberian tekanan proses
pembentukan.
d. Katalis MEKP (Methyl Ethyl Keton Peroksida)
Katalis merupakan material kimia yang digunakan untuk mempercepat reaksi polimerisasi
struktur komposit pada kondisi suhu kamar dan tekanan atmosfir. Pemberian katalis dapat
berfungsi untuk mengatur pembentukan pengerasan material. Sehingga material yang sedang
dicetak tidak terlalu lama mengeras.
e. Silica Rubber dan Hardener
Silica Rubber danHardener digunakan untuk pembuatan cetakan karet.
2.1.2. Peralatan
a. Cetakan karet
Cetakan karet digunakan sebagai cetakan spesimen uji tarik.

Gambar 2. Cetakan Karet Spesimen Uji Tarik (Silica Rubber + Hardener


b. Mesin uji tarik
Digunakan untuk mengetahui tegangan dan regangan pada spesimen uji tarik.

Gambar 3. Mesin Uji Tarik


c. Mesin uji keras mikro
Mesin uji keras digunakan untuk mengetahui kekerasan spesimen penelitian setelah dilakukan
proses cladding. Mesin uji keras yang digunakan adalah mesin uji keras vikers.

Citra Sains Teknologi, Vol. 1, No. 2, Januari 2022 : 50 - 58


 53

Gambar 4. Alat Uji Kekerasan


d. Mesin bor tangan
Digunakan untuk mengaduk campuran resin dan seratpohon aren (Ijuk). Mata mesin bor diganti
dengan sebuah batang yang ujungnya dibuat sirip untuk mengaduk campuran resin dan katalis.
e. Timbangan digital
Digunakan untuk menakar massa resin dan serat seratpohon aren (Ijuk) agar sesuai dengan
komposisi yang diharapkan.
2.1.3. Proses persiapan serat pohon aren (Ijuk)
Untuk membuat spesimen kekuatan tarik komposit hybrida diperlukan bahan dasar sebagai
penguatnya, yaitu serat pohon aren (Ijuk). Dan proses persiapan serat pohon aren (Ijuk). dilakukan
dengan beberapa langkah berikut ini.
a. Menyiapkan serat pohon aren (Ijuk)

Gambar 5. Ijuk Pohon Aren


b. Memilih serat pohon aren (Ijuk) yang akan digunakan
c. Serat pohon aren (Ijuk) dibersihkan dengan menggunakan air untuk menghilangkan kotoran/
debu yang menempel pada ijuk.
d. Serat dicuci dengan air bersih lalu dikeringkan dengan cara menjemur dibawah panas matahari
sampai ijuk kering.
e. Serat pohon aren (Ijuk) yang sudah kering dipotong - potong dengan ukuran spesimen yang
akan dibuat.
f. Bobot serat pohon aren ( ijuk) yang digunakan :
Tabel 1. Bobot serat
Variasi serat Panjang serat Berat serat Diameter Serat (µm)
(mm) (gr)
Acak 15 mm 2 gr 95,1 µm
Lurus Memanjang 200 mm 2 gr 95,1 µm
Terputus Pendek-pendek 20 mm 2 gr 95,1 µm
Analisa Kekuatan Tarik dan Kekerasan Komposit Resin Polyester...(Benny Sinaga)
54  ISSN : 2798-6888

2.1. 4. Proses pembuatan spesimen uji tarik


Untuk membuat specimen kekuatan tarik komposit diperlukan bahan dasar sebagai
penguatnya, yaitu serat pohon aren (Ijuk), resin Polyester, katalis. Dengan perbandingan Resin dan
katalis 90 %, serat pohon aren (Ijuk) 10%,.
Tabel 2. Standar uji tarik menurut standar JIS – Z. 2201.
t (mm) w (mm) L (mm) Lo (mm)
10 15 78 195

Gambar 6. Standar Spesimen Uji Tarik


a. Pembuatan tampa Serat
Resin polyester + Katalis MEKP yang telah dicampur sesuai dengan perbandinganya,
langsung dituang kedalam cetakan karet. Sehingga membentuk spesimen tampa serat dan spesimen
ini digunakan sebagai pembanding pada spesimen serat acak, spesimen serat lurus dan spesimen.

Gambar 7. Tanpa serat


b. Orientasi Acak (Random)
Serat yang terputus-putus dicampur dengan resin, lalu diaduk dengan menggunakan bor
bermata mixer sampai merata lalu adukan dicampur dengan Katalis MEKP dan dituangkan kedalam
cetakan karet.

Gambar 8. Komposit serat orientasi acak


c. Orientasi Lurus memanjang (continuous)
Serat disusun pada cetakan karet dengan cara memanjang dan tidak terputus. Setelah selesai
serat disusun pada cetakan karet, kemudian resin polyester + Katalis MEKP yang telah dicampur
sesuai perbandingannya sebesar 100 ml : 1 ml. Kemudian di aduk secara berlahan-lahan agar resin
polyester dan Katalis MEKP tercampur dengan rata. Setelah itu resin polyester dituang kedalam
masing-masing cetakan karet yang telah berisi susunan serat lurus.

Gambar 9. Komposit serat variasi lurus


d. Orientasi Terputus-putus pendek ( discontiniuous)
Serat yang disusun rapi dan putus-putus, Setelah selesai serat, kemudian resin polyester +
Katalis MEKP yang telah dicampur sesuai perbandingannya sebesar 100 ml : 1 ml. Kemudian di
aduk secara berlahan-lahan agar resin polyester dan Katalis MEKP tercampur dengan rata. Setelah
itu resin polyester dituang kedalam masing-masing cetakan karet yang telah berisi susunan serat
discontinious.

Citra Sains Teknologi, Vol. 1, No. 2, Januari 2022 : 50 - 58


 55

Gambar 10. Komposit serat pohon aren (ijuk) variasi discontinious


2.1.5. Pengujian Spesimen
Pengujian dilakukan setelah seluruh spesimen dengan variasi yang ditentukan telah siap
dicetak. Pengujian yang dilakukan meliputi Uji Tarik dan Uji Kekerasan.
Pada pengujian tarik beban diberikan secara kontinu dan bersamaan dengan itu dilakukan
pengamatan mengenai perpanjangan yang dialami benda uji dan dihasilkan kurva tegangan-
regangan. Tegangan dapat diperoleh dengan membagi beban dengan luas penampang mula benda
uji.
Proses pengujian tarik dilakukan dengan cara , kedua ujung spesimen dijepit; salah satu
ujung dihubungkan dengan perangkat pengukur beban dari mesin uji dan ujung lainnya dihubungkan
ke perangkat peregang. (R.E. Smallman).
σ 𝐹
𝑈 = 𝐴𝑈 …………………….(2−1)
𝑂
Dimana: 𝜎𝑈 = Tegangan nominal (kg/mm2)
Fu = Beban maksimal (kg)
Ao = Luas penampang mula dari penampang batang (mm2)
∆𝐴 𝐴𝑜 − 𝐴1
𝑞= 𝑥 100% = 𝑥 100% … … . (2 − 2)
𝐴𝑜 𝐴𝑜
Dimana: q = Reduksi penampang (%)
Ao = Luas penampang mula (mm2)
A1 = Luas penampang akhir (mm2)
Pengujian dilakukan untuk mengetahui sifat-sifat mekanis suatu material, diantara sifat- sifat
mekanis yang dapat diketahui dari hasil pengujian tarik adalah sebagai berikut:
a. Kekuatan tarik
b. Kuat luluh dari material
c. Keuletan dari material
d. Modulus elastic dari material
e. Kelentingan dari suatu material
f. Ketangguhan.
Pengujian kekerasan adalah satu dari sekian banyak pengujian yang dipakai, karena dapat
dilaksanakan pada benda uji yang kecil tanpa kesukaran mengenai spesifikasi. Kekerasan (Hardness)
adalah salah satu sifat mekanik (Mechanical properties) dari suatu material.
Kekerasan suatu material harus diketahui khususnya untuk material yang dalam
penggunaanya akan mangalami pergesekan (frictional force) dan dinilai dari ukuran sifat mekanis
material yang diperoleh dari deformasi plastis (deformasi yang diberikan dan setelah dilepaskan).
Pengujian yang paling banyak dipakai adalah dengan menekankan penekan tertentu kepada
benda uji dengan beban tertentu dan dengan mengukur ukuran bekas penekanan yang terbentuk
diatasnya, cara ini dinamakan cara kekerasan dengan penekanan.
Kekerasan juga didefinisikan sebagai kemampuan suatu material untuk menahan beban
identasi atau penetrasi (penekanan). Didunia teknik, umumnya pengujian kekerasan menggunakan 4
macam metode pengujian kekerasan, yakni :
a. Brinnel (HB/BHN)
b. Rockwell (HR/RHN)
c. Vikers (HV/VHN)
d. Micro Hardness (Namun jarang sekali dipakai)
Metode pengujian kekerasan yang di gunakan dalam melakukan penelitian ini adalah metode
pengujian Vickers. Pada pengukuran kekerasan menurut Vickers sebuah intan yang berbentuk limas
(piramid), kemudian intan tersebut ditekankan pada benda uji dengan suatu gaya tertentu, maka pada
benda uji terdapat bekas injakan dari intan ini. Bekas injakan ini akan lebih besar apabila benda uji
tersebut semakin lunak dan bila beban penekanan bertambah berat.

Analisa Kekuatan Tarik dan Kekerasan Komposit Resin Polyester...(Benny Sinaga)


56  ISSN : 2798-6888

Gambar 11. Uji Vickers


Perhitungan kekerasan didasarkan pada panjang diagonal segi empat bekas injakan dan
beban yang digunakan. Nilai kekerasan hasil pengujian metode Vickers disebut juga dengan
kekerasan HV atau VHN (Vickers Hardness Numbers) yang besarnya.

dimana :
P = Beban penekanan indentor (kgf)
d = Panjang diagonal bekas penekanan indentor (mm)
θ = Sudut dua sisi pyramid yang berhadapan (136o)
Adapun keuntungan dari metode pengujian vickers adalah :
a. Dengan pendesak yang sama, baik pada bahan yang keras maupun lunak nilai kekerasan suatu
benda uji dapat diketahui.
b. Penentuan angka kekerasan pada benda-benda kerja yang tipis atau kecil dapat diukur dengan
memilih gaya yang relatif kecil.
Pengujian mikro vickers adalah metode pengujian kekerasan dengan pembebanan yang
relatif kecil yang sulit dideteksi oleh metode makro vickers. Pada penelitian ini menggunakan metode
mikro vickers karena untuk mengetahui seberapa besar nilai kekerasan pada permukaan benda uji
hasil dari proses heat treatment, sehingga pembebanan yang dibutuhkan juga relatif kecil yaitu
berkisar antara 10 sampai 1000 gf.
2.1. 6. Diagram Alir

Gambar 12. Diagram Alir.

Citra Sains Teknologi, Vol. 1, No. 2, Januari 2022 : 50 - 58


 57
3. HASIL DAN PEMBAHASAN
Dari hasil pengujian yaitu dengan melakukan Uji Tarik, diperoleh bahwa seluruh sampel
yang diuji mengalami patah pada daerah konsentrasi tegangan. Bentuk patahan pada spesimen dapat
dilihat pada Gambar 13 di bawah ini :

Gambar 13. Spesimen setelah uji tarik


3.1. Hasil
a. Hasil Pengujian Tarik
Pengujian tarik untuk tanpa serat dimana :
1. Nilai beban rata-rata (P) = 201,878 Kg
2. Nilai Perpanjangan rata-rata (ΔLu) = 205.039,8 mm
3. Nilai Tegangan Maksimum rata-rata (σu) = 1.318,3 kg/mm2.
4. Nilai Tegangan Luluh rata-rata (σy) = 2.636 kg/mm2.
5. Nilai Regangan Nominal rata-rata (e) = 2.394,4 mm.
Pengujian tarik untuk orientasi serat acak :
1. Nilai beban rata-rata (P) = 251,721 Kg
2. Nilai Perpanjangan rata-rata (ΔLu) = 241.886,6 mm
3. Nilai Tegangan Maksimum rata-rata (σu) = 1.723,8 kg/mm2.
4. Nilai Tegangan Luluh rata-rata (σy) = 3.447 kg/mm2.
5. Nilai Regangan Nominal rata-rata (e) = 3.149,1 mm.
Pengujian tarik untuk orientasi serat lurus memanjang :
1. Nilai beban rata-rata (P) = 258,412 Kg
2. Nilai Perpanjangan rata-rata (ΔLu) = 228.080 mm
3. Nilai Tegangan Maksimum rata-rata (σu) = 1.654,9 kg/mm2.
4. Nilai Tegangan Luluh rata-rata (σy) = 3.309 kg/mm2.
5. Nilai Regangan Nominal rata-rata (e) = 3.353,1 mm.
Pengujian tarik untuk orientasi serat terputus-putus pendek :
1. Nilai beban rata-rata (P) = 223,314 Kg
2. Nilai Perpanjangan rata-rata (ΔLu) = 204.866,6 mm
3. Nilai Tegangan Maksimum rata-rata (σu) = 1.588,1 kg/mm2.
4. Nilai Tegangan Luluh rata-rata (σy) = 3.208 kg/mm2.
5. Nilai Regangan Nominal rata-rata (e) = 3.167,3 mm.
b. Hasil Pengujian Kekerasan
Dilihat dari hasil pengujian kekerasan pada spesimen tanpa serat, variasi acak, lurus memanjang,
terputus-putus pendek mengalami perbedaan yang signifikan. Pada spesimen tanpa serat
kekerasannya 4,998639 kg/mm2, orientasi acak 7,462745 kg/mm2, lurus memanjang 6,696012
kg/mm2, dan terputus-putus pendek 7,37246 kg/mm2.

Analisa Kekuatan Tarik dan Kekerasan Komposit Resin Polyester...(Benny Sinaga)


58  ISSN : 2798-6888

3.2. Pembahasan
a. Dari hasil pengujian uji tarik dan uji keras komposit serat pohon aren (Ijuk) bahwa nilai kekuatan
tarik dan kekerasan dari spesimen dengan serat untuk ketiga jenis orientasi memiliki nilai lebih
tinggi dibanding dengan spesimen yang tidak diperkuat oleh serat.
b. Kekuatan tarik paling tinggi diperoleh pada spesimen dengan orientasi serat acak, hal ini
disebabkan oleh jumpal penampang serat yang lebih banyak pada daerah konsentrasi tegangan
dibanding pada orientasi serat jenis yang lainnya.

4. KESIMPULAN
Berdasarkan pengujian yang dilakukan terhadap spesimen komposit dengan berbagai
orientasi serat sebagai penguatnya dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: Bahwa penggunaan
serat pohon aren (ijuk) dapat memperkuat matrik komposit yang terbuat dari resin. Hal ini dapat
dilihat dari naiknya angka kakuatan tarik spesimen berserat bila dibandingkan dengan spesimen yang
tidak memiliki serat. Kekuatan tarik paling besar dijumpai pada spesimen dengan orientasi serat acak
dimana hal ini disebabkan oleh banyaknya penampang serat yang menjadi penguat bila dibanding
dengan orientasi jenis lainnya. Kekerasan spesimen juga mengalami kenaikan setelah diberi serat
dalam matriksnya karena penambahan serat akan menambah kerapatan jenis dari material.

REFERENCES
[1] Agus Susanto. “Teknik Manufaktur”. 7 Juli 2010
[2] Azom, “Composite Casting Resin”, 6 Agustus 2013
[3] Chawla, K.K., Composite Materials, First Ed., Berlin: Springer-Verlag New York Inc, 1987
[4] Frank A., 1998, Cassis, Polyester and Vinyl Ester Resins, Chapman and Hall
[5] Herman, Sinaga. “Defenisi Komposit”. 24 Februari 2010
[6] Hull, Derek, Introduction to Composite Materials, First Pub., New York: Cambridge University
Press, 1981
[7] Phillips N, Leslie, Design with Advance Composite Materials, First Published, Springer-Verlag,
Berlin Heidelberg New York, the united kingdom London SWIY 4SU. 1989.

Citra Sains Teknologi, Vol. 1, No. 2, Januari 2022 : 50 - 58

Anda mungkin juga menyukai