Anda di halaman 1dari 5

IDENTIFIKASI KEKUATAN TARIK RESIN POLISTER DAN SERAT SABUT

KELAPA DENGAN ORIENTASI PLANAR, CONTINOUS FIBER

Hendra Suherman

Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknologi Industri, Universitas Bung Hatta


Jl. Gajahmada No. 19, Gunung Pangilun Padang – 25143
Telp. (0751) - 52457

Abstract
The high price of synthetic fiber, which is use as fiber reinforcement on fiberglass
products, makes its products price become expensive. One of alternative to reduce fiberglass
products price is by replaces fiber synthetic with other fiber, which is having similar mechanical
properties but cheaper and still not abandon regional potency.Coconut fibers are regional potency
that still not used optimally moreover they often considered as waste that doesn’t have economic
values. The coconut fiber that used as replace fiber synthetic This research use experimental
method with control variable are percentage of coconut fiber and polyester resin by planar
orientation, continuous fiber. The reseach result shows that the optimum composition is on 40%
fiber: 60% resin polyester, with value of tensile strengt is 20,75 Mpa and value of strain is 7 %.

Key word: fiber reinforcement, coconut fibers, fiber synthetic, polyester resin

1. Pendahuluan dapat berfungsi dengan baik dalam


melakukan fungsinya.
Tingginya harga serat sintetis yang Penggunaan serat sabut kelapa yang
digunakan sebagai penguat (fiber sebelumnya dianggap tidak mempunyai nilai
reiforcement) pada produk dengan matriks ekonomis diharapkan akan dapat
pengikat resin poliester menyebabkan harga meningkatkan pendapatan asli daerah
produk yang dihasilkan menjadi mahal. Salah disamping itu penenmuan material baru yang
satu alternatif untuk menurunkan harga dapat digunakan untuk memproduksi produk
produk adalah mengganti serat sintetis dengan dengan proses casting tanpa proses melting
serat lain yang harganya lebih murah namun akan berdampak terhadap penurunan harga
mempunyai sifat mekanik relatif sama dengan produk yang dihasilkan dapat tercapai.
serat sintetis tanpa mengabaikan
pengoptimalan pemanfaatkan potensi daerah. 2. Landasan Teori
Salah satu potensi daerah yang belum
optimal penggunaanya bahkan sering kali 2.1 Kombinasi Campuran
dianggap sebagai limbah yang tidak bernilai Kombinasi campuran sangat
ekonomis dalam hal ini serat sabut kelapa berpengaruh terhadap sifat makanik material
akan digunakan sebagai pengganti serat paduan (serat dan resin), berdasarkan kondisi
sintetis. Namun untuk dapat menggantikan tersebut dalam pencampuran harus
serat sintetis dengan serat sabut kelapa menggunakan paduan kombinasi campuran
diperlukan suatu penelitian yang (rule of mixture) yang melibatkan
berkelanjutan yang mengamati tentang sifat penjumlahan masa rata-rata dari material.
mekanik yang dihasilkan dengan mengganti Masa material paduan (serat dan resin)
serat yang digunakan disamping itu tinjauan merupakan penjumlahan dari masa matriks
proses manuifaktur yang tepat juga harus dan penguat.
mendapat perhatian khususus untuk
mendapatkan sifat mekanik produk seperti mc = mm + mr .......................... (1)
yang diinginkan sehingga produk tersebut
dimana :

34 Jurnal Teknos-2k, Vol.5, No. 2, Juli 2005


m = masa, Ib ( kg) 2.4 Orientasi serat
c,m,r = paduan (serat dan resin), matriks, Secara umum terdapat tiga jenis
reinforcement orientasi fiber pada material paduan, yaitu
(a).one dimentional, continuous fiber, (b).
Volume dari paduan (serat dan resin) Planar, continuous fiber berbentuk anyaman,
merupakan penjumlahan dari : dan (c). Random, discontinuous fiber.
Vc = Vm + Vr + VV …………. (2)
Dimana :
V = Volume, in 3 ( cm3 )
VV = Volume beberapa cacat paduan,

contoh pori-pori
Gambar.1. Orientasi serat pada material
Density dari paduan (serat dan resin) dapat
dihitung dengan persamaan berikut :
3. Proses Manufaktur Cetakan Terbuka
c  f m m  f r r ……… (3) (open mold processes)
dimana :
f m  Volume fraksi matriks Perbedaan bentuk dari cetakan
terbuka pada proses pembentukan fiber
f r  Volume fraksi penguat reinforced polymers adalah pemakaian
permukaan cetakan positif atau negatif untuk
2.2. Resin Poliester (matrik pengikat) memproduksi struktur lapisan FRP. Nama
Resin Poliester (tak jenuh) termasuk lain untuk proses cetakan terbuka termasuk
jenis plastik termosetting dengan nilai contact lamination dan contact molding.
kekuatan tarik 60 N/mm2 dan jika diperkuat Material awal (resin, Fiber, Mats,woven
dengan serat kaca (fiberglass) meningkat rovings) digunakan untuk permukaan cetakan,
sampai sekitar 600 N/mm2 (Kramer dan untuk membentuk ketebalan yang diinginkan.
Schanagl, 1997). Resin Poliester berbentuk
cair sehingga dalam proses pembentukan
tidak memerlukan proses pemanasan,
viskositas relatif rendah dan dapat mengeras
pada temperatur kamar dengan penggunaan
katalis tanpa menghasilkan gas sewaktu
proses pencampuran.
Gambar 2. Tipe cetakan terbuka : (a)
2.3 Serat Sabut Kelapa Positif, (b) Negatif
(fiber reinforcement )
Keuntungan dari penggunaan
Material penguat yang digunakan
untuk membuat spesimen pengujian adalah cetakan terbuka adalah biaya cetakan
serat sabut kelapa dan resin poliester yang lebih murah dibandingkan dengan
berfungsi sebagai matriks pengikat menggunakan cetakan tertutup yang
Serat sabut kelapa adalah serat yang terdiri dari dua bagian.
terdapat pada sabut kelapa, yang jika dilepas
dari sabutnya akan membentuk serat-serat 3.1. Hand Lay – Up
memanjang, dengan ukuran panjang  5 cm. Hand Lay Up adalah salah satu
Pengunaan serat sabut kelapa pada resin dari jenis cetakan terbuka yang telah
poliester adalah sebagai pengganti serat digunakan pada awal tahun 1940 untuk
sintetis yang selama ini digunakan sebagai membuat lambung kapal. Hand lay up
fiber reiforcement pada resin polister.
adalah metode pembentukan dimana
lapisan resin dan reinforcement berturut-

Jurnal Teknos-2k, Vol.5, No. 2, Juli 2005 35


turut secara manual dilakukan untuk Setelah tegangan dari material uji
membentuk struktur lapisan Fiber diketahui selanjutnya dihitung regangan.
Reinforcement Polimer. Formulasi untuk menghitung regangan adalah
Prosedur dasar terdiri dari lima (l f  l o )
tahap, yaitu (1). Cetakan yang sudah   …………… (5)
disiapkan dibersihakan dengan mengunakan lo
release agent, (2). Cetakan diberi lapisan tipis
dimana ;
(resin, untuk memberi warna) yang akan
menjadi lapisan luar cetakan, (3) Diberikan  = regangan
lapisan resin dan fiber secara berturut – turut lf = panjang akhir ( mm )
dengan memberika tekanan pada lapisan resin lo = panjang awal ( mm )
dan fiber dengan rol sehingga menghilangkan
gelembung udara, (4) proses selesai 5. Metode Penelitian
dilakukan, (5) Produk yang telah mengeras
dikeluarkan dari cetakan. Penelitian dilakukan dengan
mengikuti langkah-langkah sesuai dengan
alur pada diagram alir berikut.
Studi Literatur

Desain Spesimen

Pemilihan Material

Pemilihan Proses

Pembuatan Spesimen

Spesimen Pengujian

Gambar 3. Open Mold, Hand Lay Up


Tidak
Fabrication Layak ?

Ya
4. Pengujian Tarik
Pengujian Spesimen
Pengujian tarik terhadap spesimen
material dilakukan dengan tujuan untuk Analisis dan Kesimpulan
mendapatkan nilai tegangan () dan regangan
() dari material, sehingga nilai ini pada Gambar 4. Langkah-Langkah Penelitian
aplikasinya akan dijadikan batasan dari
tarikan yang diizinkan. 5.1 Desain Spesimen, Pemilihan Material
Untuk dapat menentukan besarnya dan Pemilihana Proses
tegangan dari material digunakan persamaan Spesimen untuk pengujian tarik
berikut : dibuat berdasarkan standar ASTM, sedangkan
meterial yang digunakan untuk spesimen
F pengujian adalah serat sabut kelapa sebagai
  ………………… (4)
A penguat dan resin poliester sebagi matrik
pengikat dengan metode hand lay-up
dimana : fabrication.
 = tegangan ( N/mm2) Pemilihan material tersebut didasari
F = gaya yang diterapkan ( N ) oleh kemudahan proses pengoptimalan
A = luas penampang ( mm2 ) potensi daerah. Rancangan komposisi antara

34 Jurnal Teknos-2k, Vol.5, No. 2, Juli 2005


serat sabut kelapa dan resin poliester adalah Pada porsentase serat 40 % nilai
10% : 90%, 20%:80%, 30%:70% dan 40% : kekuatan tarik (  ) = 20,76 Mpa, regangan
60 %. (  ) = 7 %, gaya ( F ) = 2084,62 N dan
pertambahan panjang dari spesimen ( L ) =
6. Hasil dan Pembahasan 0,6 mm. Pada porsentase ini terlihat bahwa
terjadi peningkatan yang signifikan terhadap
Setelah dilakukan pengujian terhadap semua variabel pengujian, ini merupakan
spesimen, maka diperoleh data seperti pada persesentase optimum dari komposisi serat
tabel dibawah ini. dan resin polyester.
Tabel.1. Hasil pengolahan data spesimen uji
tarik 7. Kesimpulan
Porsentase
serat dan
L   Dari hasil penelitian dapat
No resin F (N)
(mm) (%) (Mpa) disimpulkan bahwa setelah dilakukan
polyester,
(%) pengujian tarik komposisi optimum antara
serat sabut kelapa sebagai penguat dengan
1 10 : 90 0,05 1226,25 0,9 18,86
resin poliester sebagai pengikat adalah pada
persentase 40% serat sabut kelapa dan 60%
2 20 : 80 0,15 1348,88 2,6 15,09 resin polyester dengan nilai kekuatan tarik ()
20,76 Mpa dan nilai regangan () = 7 %.
3 30 : 70 0,05 1103,62 0,08 16,98
8. Daftar Pustaka
4 40 : 60 0,6 2084,62 7 20.75
1. Boothroyd, G. Dewhurst., P. Knight, W.,
Product Design for Manufacture and
6.1 Pembahasan assembly, Marcel Dekker., Inc. 1994.
Setelah dilakukan pengujian tarik 2. Groover, M.P., Fundamental of Modern
(tensile streght) terhadap spesimen uji maka Menufacturing, Prentice Hall, 1995.
diperoleh hasil pada porsentase serat 10 % 3. Gibson, Ronald. F. Principles of
nilai tegangan tarik () = 18,86 Mpa, nilai Composite Material Mechanics.
regangan () = 0,9 %, gaya maksimum yang McGraw-Hill, Inc. Michigan. 1989.
mampu ditahan spesimen uji (F) = 1226,25 N 4. Suherman, Hendra., Saputra, Aria.,
dan nilai pertambahan panjang adalah (L) = Analisa Sifat Mekanik Resin Poliester dan
0,05 mm. Serat Sabut Kelapa Orientasi Fiber
Pada porsentase serat 20 % terjadi Planar. Laporan Tugas Akhir Jurusan
peningkatan pertambahan panjang sebesar Teknik Mesin , Perpustakaan Fakultas
0,15 mm begitu juga dengan nilai regangan Teknologi Industri Universitas Bung
naik menjdi 2,6 % sedangkan nilai tegangan Hatta Padang.2003
tarik turun dari 18,86 menjadi 15,09 Mpa. 5. Horath, L., Fundamental of Material
Namun gaya maksimum yang mampu ditahan Science for Technologists, Prentice
meningkat dari 1226,25 menjadi 1348,88 N. Hall,1995.
Dari hasil ini terlihat bahwa penambahan 6. Kramer, Hans dan Johann Scharnagl.
serat sebanyak 10 % berikutnya ( porsentase Pengetahuan Bahan untuk Industri.
serat 20 % ) mengakibatkan penurunan nilai Penerbit Katalis/ PT. Bina Mitra Plaosan.
tegangan tarik sebesar 3,77 Mpa. Jakarta. 1997.
Penambahan serat sebesar 10 % 7. Suhardiyono, L. Tanaman Kelapa.
berikutnya (porsentase serat 30 %) dan 70 % Kanisius. Yogyakarta. 1998.
resin poliester diperoleh nilai kekuatan tarik
() = 16,98 Mpa, regangan (  ) = 0,08 %,
gaya ( F ) = 1103,62 N dan pertambahan
panjang dari spesimen ( L ) = 0,05 mm.

Jurnal Teknos-2k, Vol.5, No. 2, Juli 2005 35


33
Jurnal Teknos-2k, Vol.6, No.1, 1 Juli 2005

Anda mungkin juga menyukai