Anda di halaman 1dari 12

NO Penulis dan Tujuan Metode Hasil

Tahun
Penulis
1 Sahid Bayu Komposit serat alam Alat dan Bahan Penelitian Pengaruh Tekanan P
Setiajit1 , adalah salah satu Bahan yang digunakan Pengepresan Terhadap w
Wijang komposit yang untuk penelitian adalah Densitas Komposit Kenaf-Pp p
Wisnu ramah lingkungan. mat kenaf-PP yang Hasil pengujian densitas n
Raharjo1 , Tanaman kenaf diperoleh di PT. Toyota komposit serat PP – Kenaf s
Heru (Hibiscus Boshoku Indonesia, dengan variasi waktu m
Sukanto2 Cannabinus) Penelitian ini dilakukan di pengepresan 5, 10, 15, 20 dan k
memiliki potensi Laboratorium Material 25 menit dapat dilihat pada k
2016 sebagai bahan baku Teknik Teknik Mesin gambar 3. 1s p
industri. Serat alam Universitas Sebelas Maret n
yang ringan, kuat, Surakarta. Alat dan Bahan
murah, mudah Penelitian Bahan yang
penanganannya digunakan untuk
serta ramah penelitian adalah mat
lingkungan sudah kenaf-PP yang diperoleh di
banyak digunakan PT. Toyota Boshoku
untuk menggantikan Indonesia. Penelitian ini
serat gelas dan dilakukan di Laboratorium
mineral filler di Material Teknik Teknik
berbagai interior. Mesin Universitas Sebelas Pengaruh Waktu Pengepresan
Serat kenaf saat ini Maret Surakarta. Alat dan Terhadap Kekuatan Bending
masih sangat Bahan Penelitian Bahan
terbatas yaitu yang digunakan untuk
sebagai bahan dasar penelitian adalah mat
pembuatan kertas kenaf-PP yang diperoleh di
dan karung goni. PT. Toyota Boshoku
Serat kenaf memiliki Indonesia
kandungan 75%
selulosa dan 15%
lignin dan
mempunyai
kekuatan tarik 283-
800 MPa [1]
Komposit serat kenaf Pengaruh Tekanan
polypropylene (PP). Pengepresan Terhadap
Pembuatan komposit Kekuatan Tarik
jenis ini dapat
dilakukan dengan
metode hot press
atau injection
moulding.
mengatakan bahwa
sifat mekanik
komposit serat alam
akan lebih baik
apabila
pembuatannya
dilakukan dengan
metode hot press
dibandingkan
dengan injection
moulding, karena
pada proses injection
moulding serat akan
mengalami
degradasi.
Karakteristik
mekanik komposit
yang dibuat dengan
metode hot press
dipengaruhi oleh
beberapa parameter
salah satunya adalah
waktu pengepresan.
2 I Wayan Kajian ini difokuskan Bahan komposit terdiri P
Windra untuk menyelidiki dari penguat adalah serat t
Nugraha1 , I sifat ketegangan jute dan matriks k
Made tarik dan kekerasan diaplikasikan resin epoksi p
Astika1 , I permukaan dari Bisphenol A k
Dewa Gede komposit anyaman Epichlorohydrin (EPR-174). a
Ary serat jute dengan Kemudian pengering s
Subagia1,2 variasi kekentalan curing agent epoxy m
matrik. Resin epoksi dipergunakan a
2021 telah diaplikasikan Cyclonliphatic Amine (EPH- Pengujian kekerasan permukaan v
sebagai matrik pada 555). Sedangkan untuk setiap variasi kekentalan m
komposit dengan pengencer dari epoksi matriks epoksi diuji dengan e
variasi kekentalan. dipergunakan minyak menggunakan Rockwell
Komposisi resin thinner Nitro Cellulose hardness testing machine HR-
epoksi dan pengeras (NC) dengan rumus kimia 400, Mitutoyo dengan mengacu
yang digunakan C3H6O atau CH3COCH3 pada standar ASTM E384 dan
adalah rasio 60:40 wt yang mengandung 80% ASTM E10. Pengujian kekerasan
%, 65:35 wt% dan minimum aseton, yang ditunjukkan seperti pada
70:30 wt%. diproduksi oleh Gambar 4(d). Pengujian Brinell
Kekentalan resin PT.Mataram. Thinner (HB) telah diterapkan sebanyak
epoksi dilakukan adalah zat yang terdiri dari 5 titik untuk masing-masing
melalui penambahan golongan keton, alkohol variasi benda uji. Data uji HB
5% dan 10% pelarut dan hydrocarbon yang didapatkan berupa besaran
thinner NC. umumnya digunakan diameter indentasi pada bidang
Kekentalan resin untuk menurunkan horizontal dan bidang vertikal
epoksi diukur kekentalan (viscosity) dari ditunjukkan seperti Gambar 6.
menggunakan larutan kental seperti Dimensi diameter horizontal
metode bola jatuh, epoksi dan cat. Disamping dan vertikal dirata-ratakan
sedangkan Vacuum menurunkan kekentalan untuk menghitung besarnya
Resin Transfer juga mampu memberikan nilai kekerasan HB.
Molding (VRTM) daya ikatan dan
diaplikasikan untuk mengkilapkan serta
membuat panel memiliki daya penguapan
komposit. Sifat tarik yang tinggi. Diketahui
dan kekerasan bahwa thinner
komposit mengandung metanol
masingmasing diuji [CH3OH]. Bahan komposit
oleh Universal terdiri dari penguat adalah
Testing Machine serat jute dan matriks
(UTM) dan Rockwell diaplikasikan resin epoksi
hardness testing Bisphenol A
machine (RH). Epichlorohydrin (EPR-174).
Pengujian patahan Kemudian pengering
komposit dilakukan curing agent epoxy
menggunakan dipergunakan
pemindaian Cyclonliphatic Amine (EPH-
mikroskop elektron 555). Sedangkan
(SEM). Hasil pengencer dari epoksi
pengujian dipergunakan minyak
menunjukkan bahwa thinner Nitro Cellulose
nilai tegangan tarik (NC) dengan rumus kimia
pada komposit C3H6O atau CH3COCH3
tertinggi adalah yang mengandung 80%
terjadi komposit minimum aseton, yang
dengan komposisi diproduksi oleh
matriks tanpa sat PT.Mataram. Thinner
pelarut yaitu 60:40 adalah zat yang terdiri dari
wt% yaitu 41,823 golongan keton, alkohol
MPa. Kemudian, dan hydrocarbon yang
Modulus tarik adalah umumnya digunakan
1,370 GPa, serta untuk menurunkan
perpanjangan mulur kekentalan (viscosity) dari
adalah 0,04% larutan kental seperti
maksimum. Hasil uji epoksi dan cat. Disamping
kekerasan menurunkan kekentalan
permukaan dari juga mampu memberikan
komposit dihasilkan daya ikatan dan
terbaik pada rasio mengkilapkan serta
65:35 wt% yang memiliki daya penguapan
ditambahkan thinner yang tinggi. Diketahui
10%. Kesimpulannya, bahwa thinner
kekentalan tidak mengandung metanol
berpengaruh [CH3OH]
signifikan terhadap
nilai tegangan tarik
dan kekerasan,
tetapi berpengaruh
efektif terhadap
daya ikat serat
karena perilaku pull-
out dan delaminasi
sangat kecil terjadi.
3 Sofyan Komposit merupakan S
Djamil1 , gabungan dari dua m
Sobron material atau lebih p
Lubis2 , yang membentuk k
Calvin sifat baru. Komposit la
Chardly dengan bahan dasar m
Pospos material alam sangat a
terkenal belakangan k
2017 ini, karena m
diharapkan hasil uji r
material komposit ini n
akan sekuat material
besi. Dalam
penelitian ini
menggunakan matrix
Kayu Mahoni dan
Reinforcement
Bambu yang
dianyam. Penelitian
dimulai dengan
Anyaman Plain dan
Anyaman Basket
yang dipotong
dengan ukuran
200mm x 20mm.
Proses selanjutnya
anyaman bambu
direkatkan dengan
menggunakan epoxy Bagian ini berisi tata kerja
agar menyatu secara penelitian yang telah
makro dengan kayu dilakukan serta ditulis
dengan cara hand dengan jelas, sehingga
lay-up. Kemudian percobaan atau penelitian
komposit ini akan yang telah dilakukan dapat
diuji tarik dan uji diulang dengan hasil yang
flexural untuk dapat sama.
mengetahui
Berdasarkan gambar 4.6, 4.7
kekuatan yang
dan 4.8 hasil pengujian tarik
dihasilkan. Proses
dengan variabel hubungan
pengujian dilakukan
antara tegangan dan regangan
dengan dua metode :
yang diambil dari data
pengujian tarik yang
perhitungan, spesimen kayu
mengacu pada ASTM
mahoni tegangan maksimum
3039 dan pengujian
sebesar 14,07 N mm2 ⁄ . Hasil
lentur yang mengacu
pengujian untuk komposit
pada ASTM 7264.
anyaman plain menghasilkan
Berdasarkan
tegangan maksimum sebesar
pengujian tarik, dari
43,18 N mm2 ⁄ dan komposit
5 spesimen
anyaman basket sebesar 45,65
didapatkan kekuatan
N mm2 ⁄ . Komposit anyaman
tarik maksimum
basket memiliki nilai tegangan
untuk spesimen Plain
tarik maksimum yang paling
Composite sebesar
tinggi dibandingkan dengan
43,18 𝑁 𝑚𝑚2 ⁄ , dan
jenis komposit plain.
Basket composite
Peningkatan nilai tegangan
sebesar 45,65 𝑁
maksimum juga berbanding
𝑚𝑚2 ⁄ . Sedangkan,
lurus dengan regangan yang
berdasarkan
dihasilkan, semakin tinggi nilai
pengujian flexural
tegangan maksimum, maka
dari 3 spesimen
regangan yang terjadi juga
didapatkan kekuatan
semakin besar.
tarik maksimum
untuk komposit
anyaman plain
menghasilkan
tegangan maksimum
sebesar 68,35 𝑁
𝑚𝑚2 ⁄ dan untuk
anyaman basket
sebesar 82,27 𝑁
𝑚𝑚2 ⁄ . Hasil yang
didapatkan dari
pengamatan
mikroskop optik
menunjukkan bahwa
serat patahan
komposit anyaman
plain dan basket
memiliki sifat getas.
4 Juriah Kajian ini merupakan Kajian ini merupakan studi S
Mulyanti1 , studi eksperimen eksperimen dalam e
Syahril dalam pembuatan pembuatan material p
Machmud1 , material komposit komposit dengan penguat n
Sukamto1 , dengan penguat serbuk kaca dari limbah a
Daniel serbuk kaca dari rumah tangga dan serbuk d
Afrizal1 limbah rumah tangga aluminium dari limbah k
dan serbuk industri. Dari kajian ini p
2022 aluminium dari akan diperoleh m
limbah industri. Dari karakteristik material k
kajian ini akan komposit dengan variasi
diperoleh komposisi serbuk kaca dan
karakteristik material serbuk aluminium sebagai
komposit dengan penguat. Kajian ini
variasi komposisi dianggap perlu
serbuk kaca dan dilakukakan untuk mencari
serbuk aluminium bahan komposit yang Hasil pengujian laju keausan
sebagai penguat. bukan saja unggul dalam menunjukkan bahwa material III
Kajian ini dianggap sifat-sifat mekanik, tetapi dengan komposisi material 35%
perlu dilakukakan juga optimal dalam serbuk kaca, 35% serbuk
untuk mencari bahan aplikasinya serta aluminium dan 30% resin,
komposit yang bukan memanfaatkan material memiliki nilai laju keausan yang
saja unggul dalam limbah dalam jumlah paling rendah di antara material
sifat-sifat mekanik, cukup besar yang yang lain dengan nilai keausan
tetapi juga optimal memerlukan pengelolaan 7,73 x 10−6 gr/mm2 .detik. Hal
dalam aplikasinya tepat agar tidak tersebut berarti bahwa material
serta memanfaatkan menimbulkan masalah. tersebut adalah material yang
material limbah Pembuatan material paling tahan aus. Sedangkan
dalam jumlah cukup komposit ini menggunakan material yang memiliki nilai
besar yang bahan serbuk kaca, serbuk keausan yang paling tinggi
memerlukan aluminium dan resin (mudah aus) terjadi pada
pengelolaan tepat epoksi dengan komposisi material I dengan perbandingan
agar tidak perbandingan volume 50% volume material serbuk kaca
menimbulkan serbuk kaca-20% serbuk 50%, serbuk aluminium 20% dan
masalah. Pembuatan aluminium-30% resin, resin 30% dan nilai keausan 2,27
material komposit ini 40%serbuk kaca-30% x 10−5 gr/mm2 .detik. Diketahui
menggunakan bahan serbuk aluminium-30% pula bahwa material dengan
serbuk kaca, serbuk resin, dan 35% serbuk nilai kekerasan paling tinggi
aluminium dan resin kaca-35% serbuk adalah material III dan material
epoksi dengan aluminium-30% resin. dengan kekerasan terendah
komposisi Proses pembuatan terdapat pada material I dengan
perbandingan material komposit ini perbandingan volume material
volume 50% serbuk menggunakan metode hot serbuk kaca 50%, serbuk
kaca-20% serbuk press dengan tekanan gaya aluminium 20% dan resin 30%.
aluminium-30% vertikal 4,5 kg pada suhu Hasil pengujian laju keausan
resin, 40%serbuk 80oC selama 60 menit. menunjukkan bahwa material III
kaca-30% serbuk Karakterisasi yang dengan komposisi material 35%
aluminium-30% dilakukan meliputi serbuk kaca, 35% serbuk
resin, dan 35% kekerasan dan laju aluminium dan 30% resin,
serbuk kaca-35% keausan masing-masing memiliki nilai laju keausan yang
serbuk aluminium- komposisi material. Dari paling rendah di antara material
30% resin. Proses hasil pengujian diketahui yang lain dengan nilai keausan
pembuatan material bahwa karakteristik terbaik 7,73 x 10−6 gr/mm2 .detik. Hal
komposit ini dengan laju keausan tersebut berarti bahwa material
menggunakan terendah dan kekerasan tersebut adalah material yang
metode hot press yang tertinggi, diperoleh paling tahan aus. Sedangkan
dengan tekanan gaya pada komposisi 35% material yang memiliki nilai
vertikal 4,5 kg pada serbuk kaca-35% serbuk keausan yang paling tinggi
suhu 80oC selama 60 aluminium-30% resin, (mudah aus) terjadi pada
menit. Karakterisasi dengan nilai laju keausan material I dengan perbandingan
yang dilakukan 7,73 x 10-6 gr/mm2 .detik volume material serbuk kaca
meliputi kekerasan dan kekerasan 49,3 HRB. 50%, serbuk aluminium 20% dan
dan laju keausan resin 30% dan nilai keausan 2,27
masing-masing x 10−5 gr/mm2 .detik. Diketahui
komposisi material. pula bahwa material dengan
Dari hasil pengujian nilai kekerasan paling tinggi
diketahui bahwa adalah material III dan material
karakteristik terbaik dengan kekerasan terendah
dengan laju keausan terdapat pada material I dengan
terendah dan perbandingan volume material
kekerasan yang serbuk kaca 50%, serbuk
tertinggi, diperoleh aluminium 20% dan resin 30%.
pada komposisi 35% Hasil pengujian laju keausan
serbuk kaca-35% menunjukkan bahwa material III
serbuk aluminium- dengan komposisi material 35%
30% resin, dengan serbuk kaca, 35% serbuk
nilai laju keausan aluminium dan 30% resin,
7,73 x 10-6 memiliki nilai laju keausan yang
gr/mm2 .detik dan paling rendah di antara material
kekerasan 49,3 HRB. yang lain dengan nilai keausan
7,73 x 10−6 gr/mm2 .detik. Hal
tersebut berarti bahwa material
tersebut adalah material yang
paling tahan aus. Sedangkan
material yang memiliki nilai
keausan yang paling tinggi
(mudah aus) terjadi pada
material I dengan perbandingan
volume material serbuk kaca
50%, serbuk aluminium 20% dan
resin 30% dan nilai keausan 2,27
x 10−5 gr/mm2 .detik. Diketahui
pula bahwa material dengan
nilai kekerasan paling tinggi
adalah material III dan material
dengan kekerasan terendah
terdapat pada material I dengan
perbandingan volume material
serbuk kaca 50%, serbuk
aluminium 20% dan resin 30%.
5 Ahmad Ibnu Alumunium Bahan yang digunakan Pengujian Kekasaran Pengujian P
Nafili1 , Sri merupakan unsur dalam penelitian ini adalah kekerasan dilakukan di Lab. k
Mulyo yang paling alumunium bekas yang di Material Fakultas Teknik a
Bondan melimpah di bumi cor kembali dengan Universitas Wahid Hasyim t
Respati1 , dan terdapatnya ditambahkan alumina yang Semarang dengan menggunakan k
Budi selalu berupa ada di pasaran. Metode alat uji Surface Roughness p
Santoso2 kombinasi dengan pembuatan spesimen Tester. Tujuan pengujian ini d
unsur lain. Salah satu menggunakan pengecoran adalah untuk mengetahui harga m
2017 dari jenis komposit squezze. Pencampuran kekasaran,Hasil dari uji p
yang dipakai luas aluminium bekas dan kekasaran dapat dilihat pada p
dalam berbagai alumina saat dalam kowi tabel di bawah ini : k
aplikasi adalah keadaan cair. Bentuk A
komposit Al-Al203. spesimen hasil pengecoran
Komposit ini adalah adalah silinder dengan
pengembangan dari diameter 12 mm dan
komposit bermatriks panjang 100 mm.
Dari hasil pengujian kekasaran
logam yaitu Perpaduan Al-Al2O3 yaitu
dapat diketahui nilai kekasaran
aluminium, Dengan dengan mencampur
pada material aluminium
alumina (Al203) alumina dengan variasi 5,
dengan variasi campuran 0%,
sebagai fasa 10 dan 15% berat. Cetakan
5%, 10%, dan 15% rata rata
penguat. Untuk dipanaskan pada suhu
memiliki kekasaran secara
menghasilkan 200C. Tekanan pada
berkala adalah sebesar 1.02,
produk cor yang pengecoran squezze
1.10, 1.16 dan , 1.27 Ra. Dengan
unggul dengan adalah 100 Mpa. Hasil
menggunakan bahan pengecoran ini nantinya hasil tersebut maka variasi
daur ulang dapat yang akan dilakukan alumina 15% memiliki nilai
dilakukan dengan permesinan. Permesinan kekasaran paling tinggi. Data
metode pengecoran pada spesimen hasil hasil pengujian kekerasan juga
squeeze. Pengecoran pengecoran menggunakan dapat dilihat dalam bentuk
squeeze sering mesin bubut manual. grafik yaitu pada Gambar 2.
disebut juga Bagian spesimen yang
penempaan logam diratakan adalah bagian
cair (liquid metal yang melintang.
forging). Proses Pembubutan melintang ini
pemadatan logam diharapkan hasil
cair dilaksanakan di permukaan bubut pada
dalam cetakan yang bidang datar. Facing
ditekan dengan menggunakan kecepatan memperlihatkan hubungan
tenaga hidrolis. spindel 750 rpm, antara kekasaran dengan variasi
Penelitian ini pemakanan 1 mm, campuran alumina. Grafik
bertujuan untuk kecepatan pemakanan menunjukan terjadi kenaikan
mempelajari 28,2 m/menit. Setelah kekasaran pada setiap
pengaruh alumina permukaan rata kemudian campuran alumina. Kenaikan
terhadap kekasaran diukur kekasaran tertinggi pada campuran
permukaan akibat permukaannya. Alat yang alumina 15%. Apabila dilihat
permesinan hasil digunakan untuk secara keseluruhan campuran
pengecoran squezze mengukur kekasaran alumina berpengaruh terhadap
dengan variasi adalah Surface Roughness kekasaran material aluminium,
campuran alumina 5, Tester merk Time tipe semakin banyak campuran
10 dan 15% berat. TR100. alumina semakin tinggi nilai
Cetakan di panaskan kekasaran pada aluminium
pada temperatur
200C dan dengan
tekanan hidrolik 100
MPa. Dari hasil
pengujian kekasaran
permukaa campuran
alumina 5, 10 dan
15% berat, memiliki
kekasaran berturut
turut 1,10; 1,16 dan
1,27 Ra. Hal ini
menunjukkan bahwa
semakin banyak
campuran alumina
semakin tinggi nilai
kekasaran tetapi
pada foto mikro juga
menunjukkan
semakin banyak
cacatnya.
6 Mugi Komposit terus Rotan yang digunakan Tegangan bending terbesar yang P
Rahayu1 , dikembangkan dalam kajian ini mampu diterima oleh papan fi
Tumpal dengan menggunakan serat rotan komposit adalah sebesar 5,07 b
Ojahan memanfaatkan yang diperoleh dari kg/mm2 . Tegangan bending s
Rajagukguk1 material lokal untuk Lampung Barat. Jenis rotan terbesar ini diterima oleh t
, Slamet memperoleh yang digunakan pada spesimen 3. Spesimen ini d
Sumardi2 , keunggulan mekanis. kajian ini merupakan jenis merupakan papan komposit t
Yusup Provinsi Lampung rotan lilin atau Calamus yang dibuat dengan 12% berat s
Hendronursi kaya akan mineral Javensis. Rotan dilakukan basalt dengan ukuran 100 mesh. m
to2 dan bahan alam pengecilan ukuran hingga Sedangkan tegangan bending k
seperti basalt dan berbentuk serat diameter terendah sebesar 2,11 kg/mm2 . r
2022 rotan yang dapat 2 mm. Serat kemudian Tegangan terendah ini diterima p
digunakan sebagai direndam selama 1 jam oleh spesimen 1 yang dibuat
bahan pengisi dan menggunakan 5% NaOH dengan persentase 2% dengan
penguat. Kajian ini pada air mendidih. Hal ini ukuran mesh 100. Ukuran butir
bertujuan untuk dilakukan dengan maksud basalt yang sama dengan
mengetahui meningkatkan tegangan terbesar. Anova
pengaruh serbuk kompatibilitas serat rotan dilakukan dengan menginput
basalt dan serat [15]. Serat kemudian data pada worksheet Minitab17.
rotan terhadap sifat dibilas dan dijemur hingga Input data untuk dianalisis
mekanik resin kering. Serat yang telah Anova. Anova untuk tegangan
komposit Polyester kering dilakukan tarik ditunjukkan pada Tabel 4
SHCP 2668, dimulai penimbangan kemudian berikut.
dengan dianyam saling tegak lurus
penghancuran basalt (bi-directional/ woven).
menggunakan Gambar 1 menunjukkan
ballmill, diikuti serat rotan yang telah Kontribusi tertinggi dari kedua
dengan pengayakan. dianyam. Batuan basalt parameter adalah 79,83% yang
Rotan dipotong dan yang diperoleh dari daerah diperoleh dari parameter
dibentuk menjadi Sukadana, Lampung Timur, persentase berat penggunaan
serat dengan ukuran dilakukan pengecilan basalt. Menunjukkan bahwa
2 mm dan direndam ukuran menggunakan jaw parameter persentase
dalam NaOH 5% crusher dan dilanjutkan penggunaan basalt ini
kemudian dibilas dengan mesin ball mill. memberikan kontribusi yang
hingga bersih. Serat Pengayakan serbuk batuan paling dominan dibandingkan
kering kemudian basalt menggunakan dengan parameter lainnya. Error
ditenun tegak lurus ayakan ASTM lolos 100, yang dihasilkan dari anova
satu sama lain. 200, dan 325 mesh. sebesar 8,36%, menunjukkan
Variasi persentase Perhitungan fraksi massa bahwa terdapat parameter
basalt yakni 2, 7, dan serbuk basalt tiap mesh bebas di luar persentase dan
12% berat dengan sebesar 2%, 7% dan 12%. ukuran (mesh) serbuk basalt
ukuran mesh 100, Resin polyester yang terhadap tegangan tarik. P-value
200, dan 325. digunakan sebagai matriks yang menunjukkan tingkat
Pembuatan komposit komposit tipe SHCP 2668 signifikan dari parameter
dengan metode hand memiliki sifat mekanik persentase dan ukuran (mesh)
lay up dan sepeti pada Tabel 1. basalt sebesar 0,009 dan 0,172.
pemadatan Penambahan hardener Tingkat signifikan pengaruh
menggunakan sebanyak 2% dilakukan parameter terbaik merupakan
tekanan 3 ton. pada saat proses P-value dengan nilai kurang dari
Produk tersebut pengadukan. 5% atau 0,05. Dari data tersebut
kemudian dianalisis, parameter persentase memiliki
uji tarik berdasarkan P-value sebesar 0,009 atau lebih
ASTM D638-3 dan kecil dari 0,05. Dengan demikian
tekuk 3 titik parameter persentase
berdasarkan ASTM penggunaan basalt memiliki
D790 dan dianalisis tingkat signifikan yang tertinggi
menggunakan dibandingkan dengan ukuran
analisis ragam untuk (mesh) basalt. Kontribusi
mengetahui tertinggi dari kedua parameter
pengaruh parameter adalah 67,10% yang diperoleh
pengisi serbuk dari parameter persentase berat
basalt. Hasil kajian penggunaan basalt.
menunjukkan Menunjukkan bahwa parameter
pengaruh yang persentase penggunaan basalt
signifikan terhadap ini memberikan kontribusi yang
persentase basalt paling dominan dibandingkan
dengan kontribusi dengan parameter lainnya.
sebesar 79% dan Kontribusi ukuran (mesh) basalt
serat rotan sebesar sebesar 13,45%. Error yang
8% pada tegangan dihasilkan dari anova sebesar
tarik. Demikian juga 19,45% menunjukkan bahwa
tegangan lentur terdapat parameter bebas di
dipengaruhi secara luar persentase dan ukuran
nyata dengan (mesh) serbuk basalt terhadap
persentase basalt tegangan tarik. P-value yang
sebesar 67%, serat menunjukkan tinkat signifikan
rotan memberikan dari parameter persentase dan
kontribusi sebesar ukuran (mesh) basalt sebesar
19,5%. Parameter 0,05 dan 0,345. Tingkat
ukuran serbuk filler signifikan pengaruh parameter
tidak berpengaruh terbaik merupakan P-value
signifikan. dengan nilai kurang dari 5% atau
Berdasarkan hasil 0,05. Dari data tersebut
kajian ini dapat parameter persentase memiliki
dijadikan sebagai P-value sebesar 0,05 atau
acuan memilki nilai yang sama dengan
pengembangan batas signifikan suatu variabel
pemanfaatan serat α=5%. Kedua variabel
basalt dan rotan persentase dan ukuran kurang
pada material memberikan kontribusi yang
komposit. signifikan terhadap tegangan
bending. Namun demikian,
parameter persentase
penggunaan basalt memiliki
tingkat signifikan yang tertinggi
dibandingkan dengan ukuran
(mesh) basalt.

Anda mungkin juga menyukai