Anda di halaman 1dari 7

TI - 005 p - ISSN : 2407 – 1846

e - ISSN : 2460 – 8416


Website : jurnal.umj.ac.id/index.php/semnastek

ANALISA LAJU AUS, KEKERASAN DAN KOEFESIEN GESEK


PEMBUATAN KOPLING TIDAK TETAP (CLUTCH) DENGAN
MENGGUNAKAN SABUT KELAPA DAN SERAT BAMBU
Bagus DP*1 , Iwan Susanto 2, dan Paulus Sukusno 3
1
Program Studi Magister Terapan Rekayasa,Teknologi Manufaktur, Pasca Sarjana, Politeknik Negeri Jakarta, Jl.
Prof. G. A. Siwabessy, Kampus UI, Depok, 16425
*
Corresponding Author : bagus.dwiputra.mtr19@mhsw.pnj.ac.id

Abstrak
Kopling yang berfungsi sebagai penyambung dan memutus dua buah poros.Kampas kopling
motor matic pada umumnya terdiri dari karbon yang tertanam dalam matriks
polimer.Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh dari komposisi bahan yang
menggunakan material komposit serat bambu dan sabut kelapa,dengan menggunakan resin
epoxy terhadap laju aus, uji kekerasan dan uji gesek matic dan membandingkanya dengan
dengan kampas kopling manufaktur Komposisi bahan material komposit ini memiliki
beberapa sampel pengujian. Bahan ini dicampur kemudian dipress selama 15 menit
menggunakan suhu 1100 C di berikan beban kompaksi sebesar 2000kg . Setelah mencapai
holding time, sampel dikeluarkan dari cetakan. Setelah itu dilakukan proses Pengujian laju
aus menurut standar SNI 09-01431987, Pengujian kekerasan dengan standart Vickers LM
800AT, Pengujian koefisien gesek. dengan standart SNI 09-01431987 Hasil rekayasa
komposit menunjukan Sampel A (Bambu 80% dengan epoxy 30%) memiliki nilai koefisien
gesek paling kecil yaitu 0.28 (x10-7 cm³ /Nm) Pada suhu 100°C., Sampel E (Kelapa 80%
dengan epoxy 20%) memiliki nilai koefisien gesek paling besar yaitu 0.36 (x10-7 cm³ /Nm)
Pada suhu 100°C. Sampel E (Bambu 80% dengan epoxy 20%) Nilai kekerasan sebesar
153.11 VHN mendekati dengan kampas kopling aslinya ( sampel G) sebesar 184.47 VHN.
Kata Kunci : resin epoxy, serat bambu, sabut kelapa

Abstract
The coupling that functions as a connector and disconnects the two shafts. Automatic motor
couplings generally consist of carbon embedded in a polymer matrix. wear rate, hardness test
and matic friction test and compare it with manufacturing clutch lining. The composition of
this composite material has several test samples.This material is mixed and then pressed for
15 minutes using a temperature of 1100 C given a compaction load of 2000 kg. After
reaching the holding time, the sample is removed from the mould. After that, the process of
testing the wear rate according to the standard SNI 09-01431987, testing the hardness with
the standard Vickers LM 800AT, testing the coefficient of friction. with standard SNI 09-
01431987.The results of composite engineering show that Sample A (Bamboo 80% with
30% epoxy) has the smallest friction coefficient value of 0.28 (x10-7 cm³ /Nm) At a
temperature of 100°C., Sample E (Coconut 80% with 20% epoxy) has The greatest friction
coefficient value is 0.36 (x10-7 cm³ /Nm) at a temperature of 100°C. Sample E (Bamboo
80% with 20% epoxy) The hardness value of 153.11 VHN is close to the original clutch
(sample G) of 184.47 VHN.
Keywords: epoxy resin, bamboo fiber, coconut fiber

Seminar Nasional Sains dan Teknologi 2021 1


Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Jakarta , 17 November 2021
TI - 005 p - ISSN : 2407 – 1846
e - ISSN : 2460 – 8416
Website : jurnal.umj.ac.id/index.php/semnastek
PENDAHULUAN Pohon bambu ternyata tidak hanya
Pendahuluan bermanfaat sebagai bahan baku kursi, meja
Kopling berfungsi sebagai dan pajangan. Bambu juga potensial
penyambung dan memutus dua buah poros sebagai pendukung dunia otomotif
(Tang, Liu, and Han 2015). Gaya gesekan pengganti serat karbon (Yang et al. 2010).
dan keausan kampas kopling berubah terus Serabut bambu memiliki ketahanan aus,
menerus selama proses perpindahanan dan ketahanan penyerapan air yang baik
transmisi, tergantung pada berbagai faktor, dapat digunakan dalam beragam aplikasi.
seperti cara mengemudi, formulasi kampas Serabut bambu yang sepenuhnya matang
kopling, parameter manufaktur dan menghasilkan serat sarabut coklat, dan
karakteristik gesekan (Alajmi and Shalwan mepunyai resistensi terhadap abrasi. Serat
2015). bambu dapat mengurangi tingkat dan
Kampas kopling motor matic pada kebisingan dan memberikan koefisien
umumnya terdiri dari karbon yang tertanam gesekan yang stabil.
dalam matriks polimer (Arunachalam and Berdasarakan penelitian yang sudah
Pandian 2016). Kampas kopling komposit dilakukan sebelumnya tidak ada penelitian
matriks polimer dengan serat alami sebagai mengenai pembuatan kampas kopling
penguat memiliki beberapa keunggulannya, berbahan sabut kelapa (Titani 2018) dan
yaitu ramah lingkungan, tahan panas dan serat bambu (Manuputty and Berhitu 2010),
memiliki koefisien gesekan yang baik maka penelitian pembuatan kampas koping
Untuk mengatasi banyak limbah pertanian berbahan sabut kelapa dan serat bambu
yang tidak dimanfaatkan seperti sabut menjadi sebuah kerterbaruan pada
kelapa dan serat bambu dapat digunakan penelitian dan harus dilakukan.
untuk industri. Bahan kampas kopling
komposit harus memiliki ketahanan aus Landasan Teori
yang tinggi untuk mengurangi biaya 1. Berapa besar koefisien gesek antara kampas
produksi (Wang and Huang 2009). Saat ini kopling manufactur dengan kampas kopling
masih ada beberapa produsen pembuat rekayasa komposit
kampas kopling yang menggunakan 2. Berapa besar laju aus antara kampas kopling
karbon, Studi menunjukkan bahwa serat manufactur dengan kampas kopling
rekayasa komposit
karbon memiliki efek berbahaya baik pada 3. Berapa besar kekerasan antara kampas
lingkungan maupun kesehatan manusia kopling manufactur dengan kampas kopling
(Genaidy et al. 2009). rekayasa komposit
Sabut kelapa juga sering di jadikan
limbah yang biasanya di gunakan untuk Batasan Masalah
membakar,peredam, media tanam. Sabut 1. Bahan yang diuji adalah sabut kelapa, serat
kelapa merupakan salah satu bahan yang bambu dan epoxy.
ramah lingkungan yang mudah didapat dan 2. Pengujian uji aus, uji tekan, dan uji gesek
dapat diaplikasikan sebagai bahan dari yang di pabrikasi dari sabut kelapa
komposit untuk kebutuhan transportasi. dan serat bambu.
Sabut kelapa juga dapat mempunyai 3. Komposisi pencampuran dibagi menjadi 6
sifatnya yang mudah terurai, ramah komposisi.
lingkungan. Sabut kelapa yang sepenuhnya Standart Pengujian Koefisien Gesek, Laju
matang menghasilkan serat sabut coklat, aus yang di gunakan adalah SNI 09-
dan mepunyai resistensi terhadap abrasi. 01431987, sedangkan untuk pengujian
(Khan, Srivastava, and Gupta 2018) kekerasan dengan standart Vickers LM
800AT,

Seminar Nasional Sains dan Teknologi 2021 2


Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Jakarta , 17 November 2021
TI - 005 p - ISSN : 2407 – 1846
e - ISSN : 2460 – 8416
Website : jurnal.umj.ac.id/index.php/semnastek
Tujuan Penelitian Diagram Penelitian
Menganalisa nilai koefisien gesek,laju aus,
Table.1 komposisi bahan yang di gunakan
nilai kekerasan, antara kampas kopling
bambu kelapa
yang direkayasa dengan sabut kelapa dan
komposisi Epoxy % %
serat bambu dibandingkan dengan kampas
kopling original manufactur. A 30 70
B 30 70
Metode Penerlitian C 30 35 35
D 20 80
Studi pustaka dan studi
E 20 80
lapangan
F 20 40 40
Pencampuran bahan
Menyiapkan alat, bahan dan
Pencampuran semua bahan dengan
cetakan
komposisi variasi yang telah ditentukan.
Pencampuran bahan dengan Sampel A,B,C dengan epoxy 30%
komposisi bahan sedangkan sampel D,E,F dengan epoxy
20% untuk mengetahui nilai koefesien
gesek dan laju aus sebanyak 6 komposisi

Resin epoxy 30%, Resin epoxy 20%, Proses pengepresan


Proses sampel hotpress dengan suhu 110°
selama 15 menit dengan tekanan 2000 kg.
1. Pengujian laju aus menurut standar SNI 09-
Pengepresan beban 2 ton
01431987
Suhu 110°C waktu 15 menit
2. Pengujian kekerasan dengan standard
Original Vickers LM 800AT
Sampel 3. Pengujian koefisien gesek. dengan standart
SNI 09-01431987
Pengujian laju aus menurut Pengujian kekerasan Pengujian koefisien gesek menurut Pengujian sem edx standar SNI
standar SNI 09-01431987 menurut standard Vickers standar SNI 09-01431987 Quanta 650
Proses ini di awali dengan melihat hasil dari
LM 800AT
beberapa pengetesan, yaitu : pengujian laju
aus, pengujian gesek, dan pengujian
Hasil pengujian
kekerasan.
Koefesien Gesek
Analisa dan Pembahasan koefisien gesek adalah gaya yang terjadi
ketika dua permukaan benda saling
bergesekan (Damm, Morlock, and Bishop
kesimpulan
2015) (Biemond et al. 2011)

Uji Aus
journal
Laju aus adalah sebagai hilangnya bagian
dari permukaan yang saling berinteraksi
yang terjadi sebagai hasil gerak relatif pada
permukaan (Sumiyanto et al. 2019).
Uji kekerasan
Uji kekerasan suatu material didefinisikan
sebagai ketahanan benda terhadap gaya
penekanan dari benda lain yang lebih keras.
terhadap suatu permukaan benda uji
(Mallikarjun et al. 2013)..

Seminar Nasional Sains dan Teknologi 2021 3


Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Jakarta , 17 November 2021
TI - 005 p - ISSN : 2407 – 1846
e - ISSN : 2460 – 8416
Website : jurnal.umj.ac.id/index.php/semnastek

HASIL DAN PEMBAHASAN menjadi lebih awet. Pengaruh suhu pada


Koefisien gesek 1000C terhadap koefesien gesek komposit
Pada penelian ini di dapat hasil pengujian dengan memiliki sifat impak yang rendah karena
menggunakan uji standard (SNI 09-0143-1987) epoxy tidak dapat mengikat dengan
seperti tabel sebagai berikut : sempurna partikel penguatnya semakin tinggi
suhunya maka pengikat komposit akan
Tabel 2 hasil uji koefisien gesek semakin mengikat (Puja 2010).
Koefisien Gesek
Nilai koefisien Nilai Standart Laju Aus
Sampe
Gesek (x10-7 Koefisien Gesek Pada penelian ini di dapat hasil pengujian
l
cm³ /Nm) (x10-7 cm³ /Nm) dengan menggunakan uji standard (SNI 09-
100°C 150°C 100°C 150°C 0143-1987) sebagai berikut :
A 0,09 0,15
B 0,1 0,09 Tabel 3 hasil uji aus
C 0,28 0,03
D 0,09 0,04 Nilai
E 0,36 0,1 Nilai Uji Aus standart
F 0,27 0,09 0.25- (x10-7 cm³ /Nm) Uji Aus
G 0,36 0,33 0.3-0.6 0.6 (x10-7
Samp cm³
el 100°C 150°C /Nm)
A 0,028 0,145
B 0,039 0,191
C 0,045 0,145
D 0,029 0,144
E 0,076 0,373
F 0,069 0,306 1,02-
G 0,057 0,132 1,53

Gambar.1 Grafik uji koefisien gesek 0,4


0,3
laju aus

Pengaruh suhu pada 1500 c terhadap 0,2


koefesien gesek, Peningkatan nilai koefisien 0,1
gesek komposit ini disebabkan oleh sifat 0
serat bambu yang lebih kasar. Semakin A B C D E F G
banyak kandungan serat bambu maka luas sampel
penampang serat bambu pada permukaan
komposit semakin besar. Dengan sifat serat
bambu yang kasar, maka komposit dengan Gambar . 2 grafik uji aus
kandungan serat bambu yang semakin besar
akan memiliki koefisien gesek yang lebih
besar pula. Dengan demikian, material serat Hal ini menunjukan bahwa semakin rapat
bambu memenuhi syarat sebagai bahan pori-pori partikel pada bahan maka akan
kampas rem. Nilai koefisien gesek yang menghasilkan laju aus yang kecil yaitu
tinggi dapat mengurangi beban kopling bambu 70% epoxy 30% (sampel A) Pada
sehingga komponen- komponen kopling 100°C untuk epoxy 30%. Laju aus

Seminar Nasional Sains dan Teknologi 2021 4


Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Jakarta , 17 November 2021
TI - 005 p - ISSN : 2407 – 1846
e - ISSN : 2460 – 8416
Website : jurnal.umj.ac.id/index.php/semnastek

dipengaruhi oleh temperatur yang semakin


tinggi menyebabkan lapisan gesekan uji kekerasan
berkembang sehingga mempercepat keausan

kekerasan
(Kumar and Srivastava 2016). 200
Serat bambu merupakan penguat yang
digunakan untuk produksi komposit polimer 0 uji kekerasan
karena aspek rasio yang tinggi dan kinerja D E F G
mekanik yang kuat . Pengaruh suhu dan
Komposisi
pembebanan pada sifat mekanik, komposit
memiliki siklus termal yang berbeda. Sifat
Gambar .3 grafik uji kekerasan
material dimodifikasi dengan meningkatnya
suhu (Flament et al. 2014). sifat mekanik dan Berdasarkan tabel hasil uji kekerasaan
variabilitas komposit serat bambu yang sampel D,E,F dapat diuraikan pembahasan
diperkuat meningkat secara signifikan sebagai berikut:
dibandingkan dengan bambu mentah dan 1. Nilai uji kekerasan sebesar 153.11 VHN
komposit berbasis bambu lainnya (Yu et al. yang terbesar adalah sampel E
2014). 2. Nilai uji kekerasan sebesar 108.01 VHN
Sampel E ( bambu 80%, kelapa 20% ) yang terkecil adalah sampel D
paling mendekati dengan nilai keausan pada
kampas kopling yang ada di pasaran yakni Dari hasil pengujian kekerasan Vickers
sebesar 0.057 (x10-7 cm³ /Nm). karena nilai yang paling keras adalah sampel E (
semakin tinggi nilai keausannya maka kelapa 80%, epoxy 20%) di lihat dari
semakin bagus kualitasnya dan jugak besarnya nilai kekerasan vickers di
mempengaruhi sifat mekanik pada sampel bandingkan dengan kampas kopling
yaitu meningkatkan kekerasannya. Sehingga manufaktur di karenakan semakin banyak
pada pengujian keausan serat bambu sabut kandungan berat resin epoxy semakin
kelapa dan resin epoxy dapat menahan beban menambah nilai kekerasan dari kampas
yang di akibatkan oleh kecepatan variasi kopling sehingga lebih keras dari kampas
putaran (Barkoula et al. 2008. Ukuran serbuk kopling manufaktur (Puja 2010).
yang lebih kecil menyebabkan struktur Pencampuran material bahan serta hasil press
sampel padat sehingga pori-pori pada menghasilkan homogenitas akan
permukaan lebih kecil dan mnghambat laju mempengaruhi sifat mekanisnya (Barkoula et
keausan kampas kopling. al. 2008).
Nilai kekerasan suatu bahan juga
Test kekerasan terpengaruh oleh besar waktu penekanan
Pada penelian ini di dapat hasil pengujian kompaksi yang diberikan dalam proses
dengan menggunakan uji standard (Vickers pembuatan bahan kampas kopling. Dalam
LM 800AT) sebagai berikut : pembuatan kampas, nilai kekerasan kampas
Table 4 hasil uji kekerasan juga berpengaruh dengan semakin besar
uji kompaksi yang dibebankan maka bonding
kekerasan komposit semakin rapat sehingga pori
Sampel (VHN) semakin kecil, akibanya semakin keras pula
D 108,01 komposit tersebut. Karena komposit tersebut
sendiri dipengaruhi oleh beberapa faktor
E 153,11
dalam proses pembuatan dari bahan menjadi
F 127,65 komposit dan beberapa penyebabnya yaitu:
G 184,47 variasi bahan, beban kompaksi yang
diberikan serta lamanya beban kompaksi, dan
pemanasan (Purboputro 2012)

Seminar Nasional Sains dan Teknologi 2021 5


Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Jakarta , 17 November 2021
TI - 005 p - ISSN : 2407 – 1846
e - ISSN : 2460 – 8416
Website : jurnal.umj.ac.id/index.php/semnastek

Peningkatan kekerasan tersebut gesek paling besar adalah sampel E yaitu


diakibatkan oleh distribusi campuran yang 0,36. Semakin sedikit komposisi epoxy yang
homogen antar partikel serbuk. German digunakan akan menghasilkan koefesien
(German 2005) menyatakan bahwa gesek yang besar.
kehomogenan distribusi antar partikel 3. Nilai kekerasan sampel E sebesar
dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu 153.11 VHN mendekati dengan kampas
lamanya waktu pencampuran, kecepatan kopling aslinya ( sampel G) sebesar 184.47
pencampuran, ukuran partikel, dan jenis VHN.
material. Kehomogenan campuran sangat Hal ini disebabkan oleh banyaknya
berpengaruh pada proses kompaksi karena jumlah pori-pori pada suatu bahan maka
gaya tekan yang diberikan pada saat bahan tersebut memiliki nilai kekerasan yang
kompaksi akan terdistribusi secara merata besar
sehingga kualitas ikatan permukaan antar Saran
partikel semakin baik sehingga 1. Pencampuran dilakukan dengan teliti
meningkatkan densitas dan sifat mekanis. supaya komposisi material sesuai yang di
Olakanmi, , (Olakanmi 2012) menyatakan inginkan dan tercampur merata.
bahwa homogenitas campuran serbuk 2. Pembuatan banyak spesimen dan
aluminium juga akan meningkat seiring variasi yang beragam memudahkan dalam
dengan lamanya waktu mixing. Lama waktu pengamatan hasil pengujian kampas.
mixing akan menurunkan aglomerasi dimana
aglomerasi tersebut akan menghambat Daftar Pustaka
terjadinya ikatan antar partikel. Hal yang
sama juga dinyatakan pada penelitian Alajmi, Mahdi and Abdullah Shalwan. 2015.
Hildayati (Anon n.d.) bahwa peningkatan “Correlation between Mechanical
sifat mekanis disebabkan distribusi serbuk Properties with Specific Wear Rate and
penguat yang merata sehingga the Coefficient of Friction of
memungkinkan terjadinya kontak permukaan Graphite/Epoxy Composites.”
antara penguat dan matriks menjadi besar. Materials 8(7):4162–75.
Besarnya kontak permukaan tersebut Arunachalam, K. and G. Sundara Pandian.
mengakibatkan kuatnya ikatan antara matriks 2016. “Modeling and Analysis of Clutch
dan penguat sehingga akan meningkatkan Facing Made up of Biodegradable Coir
densitas. Fibre Based Composite Material.”
Polymers and Polymer Composites
KESIMPULAN DAN SARAN 24(7):463–68.
Genaidy, Ash, Thabet Tolaymat, Reynold
Kesimpulan Sequeira, Magda Rinder, and Dion
1. Pada suhu 100°C untuk epoxy 30% Dionysiou. 2009. “Health Effects of
yang memiliki laju aus paling kecil adalah Exposure to Carbon Nanofibers:
sampel A yaitu 0,028, untuk epoxy 20% yang Systematic Review, Critical Appraisal,
memiliki laju aus paling kecil adalah sampel Meta Analysis and Research to Practice
D yaitu 0,076. Semakin banyak komposisi Perspectives.” Science of the Total
epoxy yang digunakan akan menghasilkan Environment 407(12):3686–3701.
laju yang kecil. Hal ini menunjukan bahwa Manuputty, Monalisa and Pieter Th. Berhitu.
semakin rapat pori-pori partikel pada bahan 2010. “Pemanfaatan Material Bambu
maka akan menghasilkan laju aus yang kecil Sebagai Alternatif Bahan Komposit
2. Pada suhu 100°C untuk epoxy 30% Pembuatan Kulit Kapal Pengganti
yang memiliki nilai koefisien gesek paling Material Kayu Untuk Armada Kapal
besar adalah sampel C yaitu 0,28, untuk Rakyat Yang Beroperasi Di Daerah
epoxy 20% yang memiliki nilai koefisien Maluku.” Jurnal Teknologi 7(2):788–

Seminar Nasional Sains dan Teknologi 2021 6


Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Jakarta , 17 November 2021
TI - 005 p - ISSN : 2407 – 1846
e - ISSN : 2460 – 8416
Website : jurnal.umj.ac.id/index.php/semnastek

94. Yu, Yanglun, Xianai Huang, and Wenji Yu.


Khan, Mohammad Z. R., Sunil K. Srivastava, 2014. “A Novel Process to Improve Yield
and M. K. Gupta. 2018. “Tensile and and Mechanical Performance of Bamboo
Flexural Properties of Natural Fiber Fiber Reinforced Composite via Mechanical
Reinforced Polymer Composites: A Treatments.” Composites Part B:
Review.” Journal of Reinforced Plastics Engineering 56:48–53
and Composites 37(24):1435–55. Barkoula, N. M., B. Alcock, N. O. Cabrera,
and T. Peijs. 2008. “Flame-Retardancy
Damm, Niklas B., Michael M. Morlock, and Properties of Intumescent Ammonium
Nicholas E. Bishop. 2015. “Friction Poly(Phosphate) and Mineral Filler
Coefficient and Effective Interference at Magnesium Hydroxide in Combination
the Implant-Bone Interface.” Journal of with Graphene.” Polymers and Polymer
Biomechanics 48(12):3517–21. Composites 16(2):101–13.
Sumiyanto, Abdunnaser, and Achmad Noor Puja, I. 2010. “Studi Sifat Impak Ketahanan
Fajri. 2019. “Analisa Pengujian Gesek, Aus Dan Koefisien Gesek Bahan
Aus Dan Lentur Pada Kampas Rem Komposit Arang Limbah Serbuk
Tromol Sepeda Motor.” 15(1):49–59. Gergaji Kayu Glugu Dengan Matrik
Titani, Fena Retyo. 2018. “Pemanfaatan Epoxy.” Jurnal Energi Dan Manufaktur
Serat Sabut Kelapa Sebagai Material 4(2):2–6.
Penguat Pengganti Fiberglass Pada Purboputro, Pramuko Ilmu. 2012.
Komposit Resin Polyester Untuk “Pengembangan Kampas Rem Sepeda
Aplikasi Bahan Konstruksi Pesawat Motor Dari Komposit Serat Bambu,.”
Terbang.” Techno (Jurnal Fakultas (November):367–73.
Teknik, Universitas Muhammadiyah Olakanmi, Eyitayo Olatunde. 2012. “Effect
Purwokerto) 19(1):23. of Mixing Time on the Bed Density, and
Mallikarjun, M. Sreenivasa Reddy, Biradar Microstructure of Selective Laser
Mallikarjun, and N. G. S. Udupa. 2013. Sintered (SLS) Aluminium Powders.”
“Hardness Evaluation of As-Cast and Materials Research 15(2):167–76.
Heat Treated Al Based Hybrid Anon. n.d.
Composites.” IET Conference “2009_SintesisdanKarakterisasiKaretA
Publications 2013(648 CP):4–7. lam_ProsidingSeminarPascasarjana.Pdf
Puja, I. 2010. “Studi Sifat Impak Ketahanan .”
Aus Dan Koefisien Gesek Bahan Yang, Zhe, Hongdan Peng, Weizhi Wang,
Komposit Arang Limbah Serbuk and Tianxi Liu. 2010. “Crystallization
Gergaji Kayu Glugu Dengan Matrik Behavior of Poly(ε-
Epoxy.” Jurnal Energi Dan Manufaktur Caprolactone)/Layered Double
4(2):2–6. Hydroxide Nanocomposites.” Journal
Kumar, Parshant and V. K. Srivastava. 2016. of Applied Polymer Science
“Tribological Behaviour of C/C–SiC 116(5):2658–67.
Composites—A Review.” Journal of Wang, Wei and Gu Huang. 2009.
Advanced Ceramics 5(1):1–12. “Characterisation and Utilization of
Flament, Camille, Michelle Salvia, Bruno Natural Coconut Fibres Composites.”
Berthel, and Gérard Crosland. 2014. Materials and Design 30(7):2741–44.
“Effect of Thermal Cycling on the Tang, S. H., Yan Fang Liu, and Xiao Han.
Mechanical Properties of a Continuous 2015. “Design and Optimization of
Fibre Composite Used for Car Clutch Clutch Hydraulic Shift Control System
Facings.” Advanced Materials Research in Automatic Transmissions with
891–892:42–47. Failure Protection Function.” Applied
Mechanics and Materials 743:11–16.

Seminar Nasional Sains dan Teknologi 2021 7


Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Jakarta , 17 November 2021

Anda mungkin juga menyukai