Anda di halaman 1dari 6

Jurnal SIMETRIS, Vol…. No….

JULI 2022
ISSN: 2252-4983

PENGARUH KOMPOSISI DAN MATERIAL BIOKOMPOSIT TERHADAP KEAUSAN


KAMPAS REM

Yuniarto Agus Winoko1


Teknik Mesin, Program Studi Teknik Otomotif Elektronik
Politeknik Negeri Malang
Email: dhimazyuni@gmail.com

Achmad Dhani Audi Pratama2


Teknik Mesin, Program Studi Teknik Otomotif Elektronik
Politeknik Negeri Malang
Email: dhaniaudi63@gmail.com

ABSTRAK

Bahan asbes yang banyak digunakan dalam bahan gesekan bantalan rem bersifat
karsinogenik yang berbahaya bagi kesehatan jangka panjang. Metode pembuatan kampas rem
dengan cara mencampurkan bahan dasar kampas rem yang berasal dari alam berupa serbuk
bamboo dan abu ampas tebu dengan prosentase campuran yang berbeda sebanyak 25% serbuk
bamboo, 35% abu ampas tebu dan 40% polyurethane sample berkode A. 35% serbuk bamboo,
25% abu ampas tebu dan 40% polyurethane sample berkode B. Sedangkan 45% serbuk bamboo,
15% abu ampas tebu dan 40% polyurethane sample berkode C. Menggunakan cetak tekan dengan
gaya tekan 14,709 N. Kekerasan rata-rata paling tinggi 77,4 HD didapat pada kampas rem berkode
A dengan perbangdingan campuran bahan 25% serbuk bambu, 35% abu ampas tebu dan 40%
polyurethane. Sedangkan nilai kekersan rata-rata terendah 70,6 HD didapat pada kampas rem ber
kode C dengan perbandingan bahan campuran 35% serbuk bambu, 25% abu ampas tebu dan 40%
polyurethane.

Kata kunci: metode, biokomposit, kekerasan

ABSTRACT

Asbestos material which is widely used in brake pad friction material is carcinogenic which
is harmful to long term health. The method of making brake pads is by mixing the basic
ingredients of brake linings from nature in the form of bamboo powder and bagasse ash with
different percentages of mixtures of 25% bamboo powder, 35% bagasse ash and 40%
polyurethane sample coded A. 35% bamboo powder , 25% bagasse ash and 40% polyurethane
sample coded B. While 45% bamboo powder, 15% bagasse ash and 40% polyurethane sample
coded C. Using compression molding with a compressive force of 14.709 N. The highest average
hardness is 77, 4 HD was obtained on the brake lining coded A with the ratio of a mixture of 25%
bamboo powder, 35% bagasse ash and 40% polyurethane. While the lowest average hardness
value of 70.6 HD was obtained on brake pads with code C with a mixture ratio of 35% bamboo
powder, 25% bagasse ash and 40% polyurethane.

Keywords: method, biocomposite, hardness

1. PENDAHULUAN

Sistim rem adalah suatu mekanisme perlambatan kecepatan kendaraan agar laju kendaraan
bisa terkendali, dimana prinsip dasarnya berdasarkan perubahan energi kinetik gerak ke energi
panas. Kondisi ini berakibat berkurangnya gerakan roda penggerak dibandingkan kondisi awal,

1
Jurnal SIMETRIS, Vol…. No…. April 2012
ISSN: 2252-4983

sebab adanya transfer panas dari sepatu rem ke tromol. Kampas rem umumnya terbuat dari bahan
yang ketahanan geseknya tinggi, agar dapat menghambat laju putaran roda secara kontinyu bahan
tersebut diantaranya serat asbes yang tercampur dengan resin serta perekat. Saat ini penggunaan
serat asbes berbahaya bagi kesehatan manusia, sebab jangka panjang karena dapat membentuk
karsinogenik.
Pemilihan bahan alternatif lain untuk kampas rem dapat menggunakan resin dengan
pertimbangan kesehatan serta tanpa mengurangi koefisien gesek dan suhu yang timbul selama
proses pengereman tidak terlalu tinggi. Penggunaan resin poliuretan berfungsi sebagai pengikat
mengalami deformasi yang mengakibatkan perubahan daya rekat yang meningkat selama proses
pengereman belangsung. Pada sistem rem cakram tidak ada yang memenuhi kriteria terkait kinerja
yang diinginkan, seperti keamanan dan daya tahan pada kondisi pengereman yang berbeda. Bahan
kampas rem memerlukan koefisien gesek yang stabil dan tingkat keausan yang rendah pada
berbagai kondisi yang berbeda. Bahan harus kompatibel dengan bahan rotor atau disc brake untuk
mengurangi keausan, getaran, dan suara saat pengereman.
Beberapa peneliti terdahulu tentang bahan kampas rem yang di lakukan oleh Rina.L, dan
Sunardi. 2016. Dalam penelitian yang berjudul: “Studi Eksperimental Pengaruh Ukuran Partikel
Serbuk Bambu Terhadap Sifat Mekanis Komposit Untuk Aplikasi Kampas Rem Sepeda Motor”.
Menyimpulkan bahwa nilai kekerasan komposit berbanding lurus dengan nilai densitasnya[1].
Lazuardi.I,S. and M. Hartono. 2022 Dalam penenelitiannya dengan judul “Pengaruh Komposisi
dan Temperatur Material Biokomposit Terhadap Kinerja Kampas Rem Non
Asbestos”menyimpulkan bahwa semakin keras suatu bahan maka keausan akan semakin kecil [2].
Pramuko.I. 2020. Dalam penelitian tentang kekerasan bahan kampas rem menggunakan tingkat
kehalusan serbuk kayu jati yang berjudul “Pembutan Kampas Rem Menggunakan Variasi Butiran
Mesh Almunium Silicon (Al-Si) 50, 60, 100 Yang Dicampur Dengan Serbuk Kayu Jati Terhadap
Nilai Tingkat Kekerasan, Keausan Dan Koefisien Gesek”. Menyimpulkan bahwa disimpulkan
bahwa semakin kecil butir Mesh Alumunium Silicon dapat mempengaruhi peningkatan nilai
kekerasan pada kampas rem berbahan dasar alami serbuk kayu jati. [3]. Aminur. dan M. Hasbi.
2015. Dalam pembahasan keausan kampas menggunakan bahan serat kulit buah pinang dan serbuk
Al2O3 dengan judul “Proses Pembuatan Biokomposit Polimer Serat Untuk Aplikasi Kampas Rem”.
Menyimpulkan bahwa nilai laju keausan tertinggi terjadi pada biokomposit tanpa penambahan
alumina yaitu 9.065E-06 gr/mm2 . detik, sedangkan nilai laju keausan terendah terjadi pada
biokomposit dengan penambahan 5% alumina yaitu 2.506E-06 gr/mm2 . detik [4].
Tujuan membandingkan angka kekerasan dan keausan gesek maksimal beserta minimal
dengan memvariasi komposisi campuran bahan pembuat kampas rem. Prosentasenya 25%serbuk
bambu, 35%abu ampas tebu dan 40% polyurethane untuk specimen nomor 1. 35%serbuk bambu,
25%abu ampas tebu dan 40%polyuretane untuk specimen ke dua. 45% serbuk bambu, 15% abu
ampas tebu dan 40% polyuretane.

2. METODE PENELITIAN

Metode pembuatan spesimen dibuat dengan mencampurkan bahan pembuat kampas rem
kedalam cetakan dan diberi gaya tekan 1,5 ton dengan waktu 15 menit. Proses pengeringan
kampas rem menggunakan suhu ruang. Untuk pengujian kekerasan menggunakan durometer shore
D dengan cara menekan durometer ke benda uji sebanyak 10 titik secara acak dengan standart
ASTM D2240, sedangkan metode pengujian keausan kampas rem menggunakan disk yang diputar
menggunakan motor listrik dengan memberi beban pada kampas rem, dan menentukan jarak geser
tertentu. Dengan menimbang perbandingan berat sebelum dan berat sesudah di lakukan penujian
[2]. Serta metode analisa data menggunakan two way anofa.

2
Jurnal SIMETRIS, Vol…. No…. JULI 2022
ISSN: 2252-4983

2.1 Bahan

Bahan pembuat kampas rem terdiri dari serbuk bambu, abu ampas tebu dan polyurethane, dimana
serbuk bamboo dengan ukuran mesh 50 Dikarenakan bambu mempunyai tingkat kekuatan tarik rata-
rata sebesar 107,44 Mpa [5]. Abu Ampas Tebu dengan rumus kimia (Silika oksigen SiO2 berasal
dari residu hasil pembakaran ampas), berat jenis abu ampas tebu 2,25 gr/cm3 [6]. poliuretane
(Poliuretan merupakan bahan polimer yang mengandung gugus fungsi uretan (- NHCOO-) dalam
rantai utamanya.) dengan kekuatan lentur mencapai 44,18 MPa [7].

2.2 Proses Pembuatan Spesimen

Bahan yang telah disiapkan dicampur dan di diaduk hingga homogen kemudian dituang ke
dalam cetakan. Campuran sesuai dengan komposisi masing- masing seperti yang ditunjukkan pada
tabel 1 ditinjau dari berat spesimen.

Tabel 1. Komposisi Campuran Specimen


Index Serbuk Abu Ampas Polyurethane
Bambu Tebu Adhesive
A 25 % 35 % 40 %
B 35 % 25 % 40 %
C 45 % 15% 40 %

Spesimen dibuat dengan cara kompaksi cetak tekan. Bahan didalam cetakan dikompresi
menggunakan gaya tekan yang telah ditentukan selama 15 menit. Setelah dikeluarkan dari cetakan,
proses pengeringan kampas rem dilakukan selama 2 jam di dalam suhu ruang, untuk memastikan
bahan kering. Spesimen kampas rem kemudian direkatkan ke break pad menggunakan lapisan
perekat. Kekuatan lapisan perekat antara bahan gesekan dengan dan pelat sangat penting untuk
menghindari debonding. Debonding (kerusakan yang terjadi pada bahan komposit yang
disebabkan karena tidak merekatnya serat dan bahan pengikat saat digunakan).

2.3 Pengujian

2.3.1 Kekerasan

Untuk memastikan pencampuran yang merata selama produksi kekerasan spesimen kampas
rem diukur menggunakan alat uji kekerasan. Nilai kekerasan spesimen diperoleh dengan
menggunakan alat uji kekerasan durometer. Sampel bertinggi 5mm digunakan untuk melakukan
pengujian pada berbagai variasi kompsosisi bahan yang berbeda. Pengujian dilakukan dengan
menggunakan durometer berjenis shore D dengan standar uji sesuai ASTM D2240.
F
P
A
Dimana :
P = tekanan
F = gaya
A = Luas Permukaan

2.3.2 Keausan

3
Jurnal SIMETRIS, Vol…. No…. April 2012
ISSN: 2252-4983

Tingkat keausan spesimen diukur menggunakan simulator rem cakram. Spesimen kampas
rem digesek dengan disk rem yang diputar menggunakan motor listrik. Selama pengujian diberi
gaya tekan berbeda sebesar 173,7 N, 349,5 N dan 521,5 N menggunakan waktu 1 menit. Berat
awal spesimen diukur menggunakan timbang digital tingkat akurasi 0,0001 g. Setelah melewati
jarak geser spesimen dilepas, dan dibersihkan kemudian ditimbang untuk mengetahui susut bobot
akibat keausan. Perbedaan berat diukur sebelum dan sesudah pengujian memberikan keausan
sampel. Rumus yang digunakan untuk mengubah rpm berat menjadi jarak adalah :
Jarak  2 .r.N .t
Dimana
r = adalah jari-jari
N = putran (rpm)
T = waktu.

Rumus yang digunakan untuk mengubah penurunan berat menjadi tingkat keausan adalah :
W
WearRate  [2]
S
Dimana
ΔW = selisih berat specimen sebelum dan sesudah pengujian (mg)
S = jarak geser total (m).

3. HASIL PENELITIAN

3.1 Hasil Kekerasan

Gambar 6. Grafik Tingkat Kekerasan Spesimen

Gambar 7. Grafik Rata-Rata Kekerasan Spesimen

Dari gambar 7 diatas dapat dilihat tingkat rata-rata kekersan kampas rem spesimen A
memiliki tingkat kekerasan 1,6 HD selisih lebih tinggi dari spesimen B, sedangkan kampas rem
spesimen C memiliki selisih kekerasan 4,4 HD di bawah kampas rem original. Dan tingkat
kekerasan spesimen A berada di atas spesimen B memiliki selisih 0,7 HD diatas kampas rem
original. Hal ini disebabkan prosentase campuran spesimen A dengan prosentase 25% serbuk
bambu dan 35% abu ampas tebu, sedangkan spesimen B memiliki prosentase 35% serbuk bambu

4
Jurnal SIMETRIS, Vol…. No…. JULI 2022
ISSN: 2252-4983

dan 25% abu ampas tebu, dan spesimen C memiliki campuran 45% serbuk bambu serta abu ampas
tebu memiliki prosentase 15%. Dimana dari masing masing bahan memiliki perbedaan density
dengan 1,39 gr/cm3 untuk serbuk bambu [5]. Sedangkan nilai density dari abu ampas tebu 2,25
gr/cm3[7].

3.2 Hasil Keausan

Gambar 8. Grafik Keausan rerata kampas rem

Gambar 8 diatas menunjukan rata-rata keausan gesek kampas rem mendapat jarak 1,153
km/m pada tekanan 7 psi dengan kode kampas rem A memiliki nilai keausan 0,0247 gr pengujian
pertama, 0,0249 gr/m pengujian ke dua dan 0,0250 gr/m pengujian ketiga. Pada tekanan 14 Psi
mendapat jarak 1,116 km/m nilai keausan mendapatkan 0,0271 gr/m pengujian pertama, 0,0264
gr/m pengujian kedua dan 0,0273 gr pengujian ketiga. Sedangkan tekanan 21 Psi mendapat jarak
geser 1,082 km/m mendapat nilai keausan 0,0302 gr pada pengujian pertama, 0,0292 gr pengujian
kedua dan 0,0294 gr/m pengujian ketiga.
Kampas rem kode B dengan tekanan minyak rem 7 Psi mendapat jarak geser 1,153 km/m
memiliki nilai keausan 0,0291 gr/m pengujian pertama, 0,0294 gr/m pengujian kedua dan 0,0302
gr/m pada pengujian ketiga. Pada tekanan 14 Psi mendapat jarak 1,116 km/m nilai keausan
mendapatkan 0,0311 gr/m pengujian pertama, 0,0319 gr pada pengujian kedua dan 0,0329 pada
pengujian ketiga. Sedangkan tekanan 21 Psi mendapat jarak geser 1,082 km/m mendapat nilai
keausan 0,0324 gr pada pengujian pertama, 0,0326 gr/m pengujian kedua dan 0,0332 gr/m
pengujian ketiga. Kampas rem kode C tekanan minyak rem 7 Psi mendapat jarak geser 1,153
km/m memiliki nilai keausan 0,0331 gr/m pengujian pertama, 0,0336 gr/m pengujian kedua dan
0,0342 gr/m pada pengujian ketiga.
Dari hasil penelitian dan pengujian yang dilakukan bahwa nilai kekerasan suatu benda dapat
mempengaruhi nilai keausan. Dapat diartikan semakin tinggi nilai kekerasan benda uji maka
semakin kecil keausan yang dihasilkan.
4. Kesimpulan

Semakin banyak campuran abu ampas tebu sebagai bahan pembuat kampas rem akan semakin
keras dikarenakan nilai densitas dari abu ampas tebu lebih tinggi dari pada serbuk bambu.
Komposisi campuran bahan 25% serbuk bambu, 35% abu ampas tebu dan 40% polyurethane
memiliki keausan 0,0750 gr/m pada tekanan minyak rem 7 Psi, 0,0890 gr/m pada tekanan minyak
rem 14 Psi, dan 0,1010 gr/m pada tekanan minyak rem 21 Psi. Hal ini dkarenakan Pengaruh
keausan sample kampas rem akan semakin kecil seiring dengan kekerasan benda. Maka semakin
keras kampas rem nilai keausan akan semakin kecil.

5
Jurnal SIMETRIS, Vol…. No…. April 2012
ISSN: 2252-4983

UCAPAN TERIMA KASIH


Terimakasih atas kenikmatan yang diberikan oleh Tuhan YME. Sehingga saya dapat melakukan
penelitian sampai saat ini

DAFTAR PUSTAKA

[1] Rina.L, dan Sunardi. 2016. “Studi Eksperimenal Pengaruh Ukuran Partikel Serbuk Bambu
Terhadp Sifat Mekanis Komposit Untuk Aplikasi Kampas Rem Speda Motor”. National
Journal ISSN 2407-7852 .Volume II, No 2, 54-63.
[2] Lazuardi.I,S. and M. Hartono. 2022. “Pengaruh Komposisi dan Temperatur Material
Biokomposit Terhadap Kinerja Kampas Rem Non Asbestos”. National Journal Energi dan
Teknologi Manufaktur, Vol. 05, No. 01, 29-34.
[3] Pramuko.I. 2020. “Kampas Rem Menggunakan Variasi Butiran Mesh Aluminium Silicon
(Al-Si) 50, 60, 100 Yang Dicampur Dengan Serbuk Kayu Jati Terhadap Nilai Kekerasan,
Keausan, dan Koefisien Gesek”. ………
[4] Aminur. dan M. Hasbi. 2015. “Proses Pembuatan Biokomposit Polimer Serat Untuk Aplikasi
Kampas Rem”. ISSN : 2407 – 1846, 1-7.
[5] P. Manik. Dan Samuel. 2016. “ANALISA KEKUATAN TARIK DAN KEKUATAN
LENTUR BALOK LAMINASI KOMBINASI BAMBU PETUNG DAN BAMBU APUS
UNTUK KOMPONEN KAPAL KAYU” . Nasional Journal KAPAL. Vol. 13, No. 3. 142-
151.
[6] Harianto,H. dan M. Devana. 2018. “Pengaruh Abu Ampas Tebu Sebagai Pozzolan Pada
Campuran Beton Normal Dan Beton Uhcp Terhadap Kuat Tekan dan kuat lentur beton”.
Jurnal Ilmiah Teknik Sipil. Vol. 22 No. 2, 151-156.
[7] Siti.K. dan M. Farid. 2016. “Karakterisasi Sifat Fisik dan Sifat Mekanik Komposit
Polyurethane/Serbuk Bambu Sebagai Aplikasi Panel Pintu Mobil”. JURNAL TEKNIK ITS
VOL.5, No.2. 153-155.

Anda mungkin juga menyukai