Anda di halaman 1dari 8

Pengaruh Fraksi Volum Serat Sampah Organik dengan Matriks Resin Phenolik

terhadap nilai kekerasan untuk aplikasi bahan dasar kampas rem motor
Martijanti1, Besse Titing Karmiati2, Riki Anggriawan3
1,2,3
Jurusan Teknik Mesin, Universitas Jenderal Achmad Yani
1
martijanti@lecture.unjani.ac.id
2
best_think09@gmail.com
3
riki.anggriawan.unjani@gmail.com

Abstrak

Pendahuluan
Rem merupakan komponen terpenting keselamatan dalam setiap kendaraan
dimana komponen ini sangat dibutuhkan dan hampir dipakai disetiap kendaraan.
Bantalan rem terdiri dari pelat baja disokong dengan bahan ketahanan aus terikat
ke permukaan menghadap disk brake Pada dasarnya bahan gesek kampas rem
tersusun dari pengikat, pengisi, pemodifikasi gesek, dan. Pada tahun 1908 Rem
digunakan untuk mobil dan truk dengan bahan gesek menggunakan anyaman
asbes dipadukan logam kuningan dan lainnya. Partikel ini berdampak pada sistem
pernafasan terutama paru–paru yang akan menimbulkan dampak negatif seperti
asbestosis/ fibrosis (penebalan dan luka gores pada paru–paru), kanker paru–paru,
dan kanker saluran pernafasan. Hingga tahun 1980 barulah digunakannya material
Non-asbestos (fiberglass) Namun biaya pembuatannya cukup mahal sehingga
perlu dikembangkan alternative material lain untuk pembuatan kampas rem ini.
Dari latar belakang tersebut di atas mendorong peneliti untuk merancang
pembuatan kampas rem non asbes yang ramah lingkungan dengan
memanfaatkan serbuk sampah organik. Dalam penelitian ini, menggunakan
bahan yaitu serbuk sampah organik dengan menggunakan resin phenolik
sebagai pengikatnya. Adapun penelitian-penelitian yang sudah dilakukan
yaitu (Pratama, )Komposisi bahan kampas rem yang diteliti bermatriks resin
epoksi dan penguat fly ash batubara dan MgO. 60%MgO 40%Resin, 50%MgO
40%Resin 10%FlyAsh, 40%MgO 40%Resin 20%FlyAsh, 30%MgO 40%Resin
30%FlyAsh, 20%MgO 40%Resin 40%FlyAsh, 10%MgO 40%Resin 50%FlyAsh,
60%Resin 40%FlyAsh, 50%Resin 50%FlyAsh, 40%Resin 60%FlyAsh, 30%Resin
70%FlyAsh. Hasil pengujian menunjukkan tingkat kekerasan tertinggi pada
komposisi 60% resin dan 40% fly ash yaitu 94 HRB, Laju keausan terendah pada
komposisi 60% resin dan 40% fly ash adalah 2.02E-07 gr/mm2.detik, sedangkan
tingkat kelenturan paling baik pada komposisi 50% resin dan 50% fly ash nilainya
52,79 N/mm2. Material komposit dengan penguat fly ash batubara ini dapat
dijadikan sebagai alternatif serat penguat bahan kampas rem non asbes karena
mempunyai sifat mekanik yang memenuhi nilai standar kampas rem. (1)
(Rhoni Widi Asmoro, ) Proses pembuatan diawali dengan mencampur serbuk
arang batok kelapa dengan resin polyester dengan perbandingan 50% serbuk +
50% resin, 60% serbuk + 40% resin, dan 70% serbuk + 30% resin, selanjutnya

1
dipress dengan gaya 3 ton selama 10 menit lalu disinterring pada suhu 1500 C
selama 20 menit. Dari hasil pengujian diperoleh kesimpulan kampas rem dengan
komposisi serbuk arang batok kelapa 50% memiliki tingkat kekerasan tertinggi
sebesar 82,17 BHN. Keausan tertinggi terjadi pada kampas rem dengan
komposisi 70% serbuk arang batok kelapa yaitu sebesar 0,028 mm.
(A. Zulfia dan M. Ariati, )Pembuatan komposit matriks logam Al-SiC dapat
dilakukan dengan metode infiltrasi tanpa tekanan (PRIMEX). Penelitian ini
dilakukan dengan menggunakan ingot alumunium AC2B sebagai matrik dan
50%Vf serbuk SiC sebagai penguat yang dicampur dengan 10%wt Mg sebagai
wetting agent. Waktu tahan dan suhu pemanasan pada penelitian ini divariasikan
untuk melihat pengaruh waktu tahan dan suhu pemanasan terhadap sifat mekanik
dari komposit Al-SiC. Waktu tahan yang digunakan adalah 2, 5, 8, 10, dan 12
jam sedangkan suhu pemanasan yang digunakan 750, 800, 900, 1000, dan
1100°C. Lamanya waktu tahan dan naiknya suhu proses akan meningkatkan
nilai densitas komposit yang dihasilkan. Porositas akan semakin menurun seiring
dengan lamanya, waktu tahan dan naiknya suhu proses. Kedalaman infiltrasi akan
semakin dalam denganlamanya waktu tahan dan suhu proses. Kekerasan akan
semakin meningkat seiring lamanya, waktu tahan dan naiknya suhu proses.
Lamanya waktu tahan dan naiknya suhu proses akan semakin menurunkan laju
aus komposit yang dihasilkan, sehingga material sulit terabrasi.

2.Metodologi Penelitian
2.1 Material
Material yang digunakan adalah serat sampah organik dan resin epoksi dengan
fraksi volum serat 20, 25 dan 30 %
2.2. proses pembuatan material komposit

1. Sampah dilakukan proses pengolahan dari fermentasi hingga menjadi sampah


siap pakai untuk pembuatan komposit
2. Sampah tersebut dimasukan kedalam cetakan lalu di padatkan, sehingga
nantinya akan diuji kekerasan.
3. Epoxy 100% dibuat untuk diuji nilai kekerasannya
4. Dari pengujian kekerasan pada sampah dan epoxy akan didapat kemungkinan
terdekat nilai fraksi volume dengan rumus σ komposit=f s . σ s + f m σ m
Sehingga dapat ditemukan fraksi volum yang mendekati nilai komposit yang
ditentukan.
5. Dari data tersebut dibuat 3 fraksi volum untuk mengetahui nilai kekerasan
terbaik dari ke-tiga fraksi tersebut.
6. Dari ketiga fraksi tersebut dibuat sebanyak 3 x 3 x 2 specimen, dimana:
3 = fraksi volume
3 = Proses pembuatan yakni meliputi (pendinginan udara, pemanasan oven,
dan pemanasan dan penekanan)
2 = jumlah speciment minimal dari tiap farian dari rumus statistik faktor
tunggal
(n−1)(u−1)≥ 15 Keterangan:

2
n = Jumlah farian
U = jumlah pengulangan
7. Spesimen dengan proses penekanan dan pemanasan dibuat 2 spesimen dalam
setiap fraksi volum. Komposit yang telah dicampurkan masih dalam
berbentuk cair dimasukan ke dalam cetakan yang telah dipanaskan dengan
suhu 110oC, lalu di press selama 10 menit.
8. Pada proses pendinginan udara campuran matriks dan seratnya
mencampurkanya lalu memasukannya dalam keadaan cair ke cetakan lalu
menunggu hingga terjadi pengerasan.
9. Dari beberapa specimen dengan pengerasan udara terbuka, specimen
dimasukan ke dalam oven dengan suhu 110oC dalam waktu 30 menit. Setiap
15 menit spesimen dibalikan agar terjadi panas yang merata. Dalam hal ini
proses holding time tidak diberlakukan.
10. Dari semua specimen yang dibuat dilanjutkan dengan proses pengujian
kekerasan brinell
11. Semua data yang sudah didapat lalu dianalisa dan disimpulkan
a. Pencampuran bahan gesek dilakukan berdasarkan persen volume dari
volume total mould (cetakan). Lalu dibuat variable presentase kandungan
volume antara bahan gesek dari sampah dengan bahan pengikat (matriks).
Lalu diaduk secara manual ke suatu wadah setelah itu dimasukan kedalam
dais atau cetakan yang telah dipanaskan (cured)
b. Memasuki proses pencetakan dimana campuran sampah dan resin tadi
dicetak dengan cetakan dalam kondisi panas (cured), lalu dicetak
menggunakan mesin press panas (hot isostatic pressing) pada suhu ±190oC
selama 3 jam dengan tekanan 5 ton. Pada pencetakan kali ini specimen
sudah siap dalam bentuk sampel uji Tarik dan uji abrasive.
c. Setelah specimen terbentuk dilanjutkan dengan proses pengujian specimen
atau sampel dimana setiap sampel uji berbeda fraksi volumenya untuk
dilihat sampel dengan fraksi volume mana yang optimum hasilnya.
d. Setelah didapat data dari hasil pengujian maka tinggalah ditarik
kesimpulan dari segi material dan performa kampas rem tersebut.

3
Gambar 4.5. Sampah Organik Yang Telah Difermentasi Dalam Bentuk Serbuk

Hasil dan Pembahasan

Tabel diatas untuk fraksi volum 20 % mempunyai nilai kekerasan pada pengujian
yang pertama sebesar 11,88 kgf/mm2 dan pengujian kedua sebesar 10,94 kgf/mm2
sehingga rata-rata dari pengujian kesatu dan kedua diperoleh sebesar 11,41
kgf/mm2, pada fraksi volum 25 % mempunyai nilai kekerasan pada pengujian
pertama sebesar 16,76 kgf/mm2 dan pengujian kedua sebesar 14,66 kgf/mm2, dari
hasil pengujian pertama dan kedua pada fraksi volum 25% diperoleh hasil
pengujian rata-rata sebesar 15.71 kgf/mm2, pada fraksi volum 30% nilai kekerasan
pada pengujian kesatu sebesar 17,7 kgf/mm2 dan pengujian yang kedua sebesar
15.58 kgf/mm2, dari hasil pengujian yang kesatu dan kedua diperoleh nilai rata-
rata sebesar 16,64 kgf/mm2. Dari data hasil pengujian kekerasan dalam kondisi
temperatur kamar, maka semakin besar fraksi volum serat maka nilai kekerasan
dari material komposit semakin besar. Hal ini memberikan suatu pembuktian
bahwa fungsi serat sebagai penguat pada material komposit adalah memberikan
kontribusi yang nyata, bahwa semakin banyak jumlah serat yang digunakan dalam
proses pembuatan material komposit, maka akan meningkatkan kekuatan dari
material komposit tersebut.
Kondisi ruangan jika nilai kekerasan kita bandingkan terhadap material
kampas rem yang ada di pasaran, maka untuk fraksi volum yang 20%, 25% dan
30 % memenuhi nilai dari standar kampas rem yaitu sebesar 10,57 kg/mm 2 (nilai
kekerasan rata-rata), sedangkan nilai yang paling optimum adalah di fraksi volum
yan 30 %, untuk diaplikasikan di lapangan dapat kita gunakan untuk seluruh
fraksi volum dari mulai 20%, 25% dan 30%.
Fraksi volum 20 % untuk kondisi press + cured, mempunyai nilai
kekerasan pada pengujian yang pertama sebesar 11,88 kgf/mm 2 dan pengujian
kedua sebesar 8,16 kgf/mm2 sehingga rata-rata dari pengujian kesatu dan kedua
diperoleh sebesar 10.02 kgf/mm2, pada fraksi volum 25 % mempunyai nilai
kekerasan pada pengujian pertama sebesar 9,924 kgf/mm2 dan pengujian kedua
sebesar 8,94 kgf/mm2, dari hasil pengujian pertama dan kedua pada fraksi volum

4
25% diperoleh hasil pengujian rata-rata sebesar 9,432 kgf/mm 2, pada fraksi volum
30% hasil pengujian yang kesatu sebesar 14,20 kgf/mm 2. Dari data hasil
pengujian kekerasan dalam kondisi oven, maka semakin besar fraksi volum serat
maka nilai kekerasan dari material komposit semakin besar. Hal ini memberikan
suatu pembuktian bahwa fungsi serat sebagai penguat pada material komposit
adalah memberikan kontribusi yang nyata, bahwa semakin banyak jumlah serat
yang digunakan dalam proses pembuatan material komposit, maka akan
meningkatkan kekuatan dari material komposit tersebut , tetapi pada proses ini
ada beberapa spesimen yang mengalami kegagalan sehingga angka kekerasan
yang kita inginkan dari beberapa pengujian harganya rata-rata di bawah dari nilai
standar kampas rem yang ada di pasaran disebabkan karena kondisi peralatan
yang masih manual untuk kondisi penekanannya, sehingga kita rekomendasikan
dengan memberikan kondisi peralatan yang lebih baik dan sesuai dengan
spesifikasi untuk pembuatan kampas rem, terutama pada proses penekanannya.
Fraksi volum 20 % untuk kondisi oven, mempunyai nilai kekerasan pada
pengujian yang pertama sebesar 9.26 kgf/mm2 dan pengujian kedua sebesar 9,26
kgf/mm2 sehingga rata-rata dari pengujian kesatu dan kedua diperoleh sebesar
9.26 kgf/mm2, pada fraksi volum 25 % mempunyai nilai kekerasan pada
pengujian pertama sebesar 19,05 kgf/mm2 dan pengujian kedua sebesar 18,94
kgf/mm2, dari hasil pengujian pertama dan kedua pada fraksi volum 25%
diperoleh hasil pengujian rata-rata sebesar 18,995 kgf/mm2, pada fraksi volum
30% hasil pengujian yang kesatu sebesar 18.9 kgf/mm 2 dan kedua sebesar 20,35
kgf/mm2, nilai rata-rata kekerasan sebesar 19,625 kgf/mm2. Dari data hasil
pengujian kekerasan dalam kondisi temperatur kamar, maka semakin besar fraksi
volum serat maka nilai kekerasan dari material komposit semakin besar. Hal ini
memberikan suatu pembuktian bahwa fungsi serat sebagai penguat pada material
komposit adalah memberikan kontribusi yang nyata, bahwa semakin banyak
jumlah serat yang digunakan dalam proses pembuatan material komposit, maka
akan meningkatkan kekuatan dari material komposit tersebut , sehingga nilai rata-
rata dari hasil pengujian diperoleh nilai disimpulkan bahwa fraksi volume antara
serat dan matriks begitu berpengaruh dimana dengan serat 25% dan 70% matriks
nilai kekerasan maksimalnya adalah 18,45264 BHN untuk satu kasus yaitu
dengan pendinginan ruangan. Namun setelah diberikan proses lanjut dengan
system pemanasan dalam tungku maka nilai kekerasannya akan naik sekitar 22%
menjadi 22.5689 BHN. Ini dikarenakan proses pemanasan lanjut dengan suhu
sintering (110o) akan merubah struktur pada ikatan partikel sehingga memperkecil
pori-pori antar komposit sehingga ruang kosong pada komposit akan tertutupi hal
ini menyebabkan kekuatan komposit meningkat.
Hasil dari komposisi material komposit berbahan baku sampah organik,
dapat dilihat pada gambar 5.1., hasil dari pengujian tersebut kandungan C dan H
pada spesimen tereduksi oleh bakteri ketika terjadi fermentasi yang mengubah
glukosa (C6H12O6) menjadi asam oleh bakteri aerob, lalu asam tersebut di ubah
oleh bakteri anaerob sehingga menjadi gas methane. namun masih tersisa gas
berupa oksigen ini dikarenakan ketika terjadi pengadukan atau pencampuran
antara matriks dan reinforcementnya ada udara yang terjebak didalamnya
sehingga terjadi gelembung yang masih terperangkap dalam kandungan tersebut.

5
selain itu kandungan sulfur juga tereduksi hingga habis padahal sulfur sendiri
selalu ada pada sampah organik yang kandungannya kompleks. sulfur sendiri
tereduksi oleh bakteri anaerob sehingga kandungan sulfur tidak ada atau nihil.
kandungan N dan P sendiri teruraikan oleh mikroba lain sehingga kandungannya
nihil. selain itu kandungan N dan P juga dapat hilang ketika pada proses oven atau
proses penjemuran pada hakikatnya bakteri mereduksi kandungan non logam pada
sampah sehingga akan tersisa kandungan logam saja pada sampah tersebut yang
membuat kualitas kampas rem lebih baik.

6
Tabel 5.1. Hasil Pengujian Kekerasan Spesimen

Diameter Indensasi Kekerasan (BHN) Nilai Tegangan Tarik Maksimal Tegangan Tarik Maksimal
No No Sampel Kandungan Proses Pembentukan Beban ERORR
I II III I II III Rata Rata I II III Su (kg/mm2)
1 I 20% Ruangan 62.5 2.5 2.5 2.5 11.87471 11.87471 11.87471 11.87471 5581.11 5581.11 5581.11 5581.11
0.465435
2 II 20% Ruangan 62.5 2.6 2.5 2.7 10.90906 11.87471 10.04774 10.94384 5127.26 5581.11 4722.44 5143.60
3 I 25% Ruangan 62.5 2.126 - - 16.76396 - - 16.76396 7879.06 - - 7879.06
1.051087
4 II 25% Ruangan 62.5 2.3 2.3 2.2 14.19427 14.19427 15.59681 14.66178 6671.31 6671.31 7330.50 6891.04
5 I 30% Ruangan 62.5 2.031 2.084 2.103 18.45264 17.48218 17.15195 17.69559 8672.74 8216.62 8061.42 8316.93
1.060332
6 II 30% Ruangan 62.5 2.194 2.209 - 15.68708 15.46277 - 15.57492 7372.93 7267.50 - 7320.21
7 I 20% Press + Cured 62.5 2.5 2.5 2.5 11.87471 11.87471 11.87471 11.87471 5581.11 5581.11 5581.11 5581.11
1.855552
8 II 20% Press + Cured 62.5 3 3 2.9 7.954545 7.954545 8.581718 8.163603 3738.64 3738.64 4033.41 3836.89
9 I 25% Press + Cured 62.5 2.6 2.6 3 10.90906 10.90906 7.954545 9.924222 5127.26 5127.26 3738.64 4664.38
0.492419
10 II 25% Press + Cured 62.5 2.6 3 3 10.90906 7.954545 7.954545 8.939384 5127.26 3738.64 3738.64 4201.51
11 I 30% Press + Cured 62.5 2.6 1.8 3 10.90906 23.72802 7.954545 14.19721 5127.26 11152.17 3738.64 6672.69 -
12 I 20% Oven 62.5 2.5 3 3 11.87471 7.954545 7.954545 9.261266 5581.11 3738.64 3738.64 4352.80
0
13 II 20% Oven 62.5 3 2.5 3 7.954545 11.87471 7.954545 9.261266 3738.64 5581.11 3738.64 4352.80
14 II 25% Oven 62.5 2 2 2 19.05626 19.05626 19.05626 19.05626 8956.44 8956.44 8956.44 8956.44
0.232598
15 I 25% Oven 62.5 2.048 2.019 2.005 18.13316 18.68301 18.95701 18.59106 8522.59 8781.02 8909.79 8737.80
16 II 25% Oven 62.5 2.038 2.079 - 18.32013 17.57058 - 17.94535 8610.46 8258.17 - 8434.32 -
17 I 30% Oven 62.5 2.019 1.844 2.015 18.68301 22.5689 18.76072 20.00421 8781.02 10607.38 8817.54 9401.98
0.530492
18 II 30% Oven 62.5 1.938 2.081 0 20.35131 17.53514 - 18.94322 9565.11 8241.52 - 8903.31
19 Kampas 62.5 2.5 2.5 3 11.87471 11.87471 7.954545 10.56799 5581.11 5581.11 3738.64 4966.95 -

KET : Material terpilih Material Ruangan Terpilih


Material Standar

7
6.1. Kesimpulan
1. Fraksi volume antara serat dan matriks begitu berpengaruh dimana dengan serat 30% dan
70% matriks nilai kekerasan maksimalnya adalah 18,45264 BHN untuk satu kasus yaitu
dengan pendinginan ruangan.
2. Namun setelah diberikan proses lanjut dengan system pemanasan dalam tungku maka
nilai kekerasannya akan naik sekitar 22% menjadi 22.5689 BHN. Ini dikarenakan proses
pemanasan lanjut dengan suhu sintering (110o) akan merubah struktur pada ikatan
partikel sehingga dan memperkecil pori – pori antar komposit sehingga ruang kosong
pada komposit akan tertutupi hal ini menyebabkan kekuatan komposit meningkat.
3. Hasil Pengujian kekerasan untuk karakteritik material komposit berbahan baku sampah
organik pada aplikasi kampas rem, untuk kondisi pendinginan ruangan, oven, press dan
cured memenuhi nilai kekerasan dari kampas rem yang ada di pasaran, sebesar 10,57
kgf/mm2.

Anda mungkin juga menyukai