Anda di halaman 1dari 8

1

PEMANFAATAN SERAT IJUK SEBAGAI BAHAN GESEK


ALTERNATIF KAMPAS REM
SEPEDA MOTOR

Dian Prasetyo, Yuyun Estriyanto, Budi Harjanto.

Program Studi Pendidikan Teknik Mesin


Jurusan Pendidikan Teknik dan Kejuruan
Universitas Sebelas Maret, Surakarta, Indonesia
Email : dian.prasetyo54@gmail.com

ABSTRAK

Serat ijuk dapat digunakan sebagai bahan gesek alternatif kampas rem
sepeda motor. Dalam penelitian ini, pada komposisi serat ijuk 55%, serbuk
kuningan 15%, MgO 20% dan resin 10% mempunyai nilai kekerasan yang paling
mendekati dengan kampas rem pembanding yaitu sebesar 19,5 HBN. Pada
spesimen kampas rem 4 dengan komposisi serat ijuk 25%, serbuk kuningan 45%,
MgO 20% dan resin 10% mempunyai nilai keausan yang paling mendekati
dengan kampas rem pembanding mempunyai yaitu sebesar 0,087 x 10-7 mm2/kg.
Dengan melakukan variasi komposisi akan didapat nilai keausan dan kekerasan
yang paling optimum. Variasi komposisi serat ijuk sangat berpengaruh terhadap
nilai keausan dan nilai kekerasan spesimen kampas rem.

Kata kunci : serat ijuk, kekerasan, ketahanan keausan

ABSTRAC

Palm fiber can be used as an alternative brake friction material


motorcycle. In this study, the composition of palm fiber 55%, brass powder 15%,
MgO 20% and 10% resin has a hardness value that most closely comparable with
the brake that is equal to 19.5 HBN. In specimens brake fibers 4 with 25% fiber
composition, brass powder 45%, MgO 20% and 10% resin has a value of the
wear that comes closest to the comparator has a brake that is equal to 0.087 x 10-
7 mm2/kg. By varying the composition will get wear and hardness values of the
most optimum. Variations in the composition of palm fiber very influential on the
the value of the wear and hardness values of specimens brake..

Keywords: Palm fiber, hardness, the wear resistance

PENDAHULUAN kampas rem (brakeshoes) sepeda


Pada umumnya, kampas rem motor, termasuk pada “particulate
sepeda motor terbuat dari bahan composite”. Komposit jenis ini, bahan
asbestos dan unsur - unsur tambahan penguatnya (reinforced) terdiri atas
lainnya seperti SiC, Mn atau Co. partikel yang tersebar merata dalam
Berdasarkan proses pembuatannya, matriks yang berfungsi sebagai
2

pengikat, sehingga menghasilkan berbahan serat ijuk, serta mengetahui


bentuk solid yang baik. Bahan pengikat komposisi bahan kampas rem yang
dapat membentuk sebuah matriks pada dapat dijadikan alternatif kampas rem
suhu yang relatif stabil. Bahan pengikat yang mendekati nilai standar (optimal).
terdiri dari berbagai jenis resin Untuk mengetahui besar nilai
diantaranya phenolic, epoxy, Polyester keausan dari kampas rem digunakan
dan rubber. Resin tersebut berfungsi pengujian keausan Ogoshi dimana
untuk mengikat berbagai zat penyusun benda uji memperoleh beban gesek dari
di dalam bahan friksi. cincin yang berputar (revolving disc).
Melalui proses penekanan Besarnya bekas gesekan cincin itulah
sekaligus pemanasan pada saat yang dijadikan dasar penentuan tingkat
pencetakan (sintering) akan dihasilkan keausan pada material. Untuk
kekuatan, kekerasan serta gaya gesek mengetahui besar nilai kekerasan dari
yang semakin meningkat. Hal ini yang kampas rem digunakan pengujian
menyebabkan harga kampas rem cukup kekerasan Brinell karena metode ini
mahal. Oleh karena itu pemanfaatan cocok digunakan untuk menguji bahan-
serat alam perlu dilakukan dengan bahan yang memiliki nilai kekerasan
tujuan agar harga jual kampas rem yang sedang dan memiliki bekas
lebih murah dan ramah lingkungan penekanan yang mudah dibaca
serta menemukan bahan baru dalam sehingga dapat mempermudah dalam
pembuatan kampas rem proses pengambilan data.
Serat yang akan akan dipakai Untuk mengetahui struktur
dalam penelitian kali ini adalah serat permukaan di lakukan uji foto makro,
ijuk dengan nama latin Arenga pinnata uji ini digunakan agar dapat
Merr. Hal ini dikarenakan serat ijuk mengetahui campuran bahan sudah rata
mempunyai karakteristik seperti massa atau belum.
jenis serat ijuk 1,136 gram/cm3,
kandungan kimia berupa kadar air 8,90 HASIL DAN PEMBAHASAN
% ; selulosa 51,54 % ; hemiselulosa Data diperoleh dari nilai rata –
15,88 % ; lignin 43,09 % dan abu 2,54 rata spesimen yang telah diuji. Selain
%. spesimen yang diuji, sebagai
pembanding juga diuji kampas rem
METODE yang sudah ada yaitu kampas rem
Pada penelitian ini, metode Indoparts.
yang digunakan adalah metode Pada pengujian yang pertama
eksperimen dan merupakan penelitian yaitu pengujian kekerasan. Pengujian
deskriptif yaitu memaparkan secara kekerasan pada penelitian ini
jelas hasil eksperimen di laboratorium menggunakan alat Brinell dengan
terhadap sejumlah benda uji. Penelitian beban 62,5 kgf, load duration 15 s,
eksperimen adalah penelitian yang loading time 8 s dan indentor 5 mm.
dilakukan dengan mengadakan Pengujian kekerasan Brinell dilakukan
manipulasi terhadap obyek penelitian tiga kali pada setiap spesimen
serta adanya pengawasan produk. kemudian di rata-rata, hasilnya dapat
Penelitian ini dilakukan untuk dilihat sebagai berikut:
mengetahui nilai keausan dan nilai Spesimen kampas rem 1
kekerasan dari komposit kampas rem dengan komposisi serat ijuk 55%,
3

serbuk kuningan 15%, MgO 20% dan dengan nilai kekerasan kampas rem
resin 10% mempunyai nilai kekerasan Indoparts adalah spesimen kampas rem
sebesar 19,5 HBN. komposisi satu dengan nilai kekerasan
Spesimen kampas rem 2 sebesar 19,5 HBN.
dengan komposisi serat ijuk 45%, Pada pengujian yang kedua
serbuk kuningan 25%, MgO 20% dan yaitu pengujian kekerasan keausan.
resin 10% mempunyai nilai kekerasan Pada penelitian ini pengujian keausan
sebesar 20,6 HBN. Ogoshi menggunakan beban 12,72 kg,
Spesimen kampas rem 3 panjang lintasan 400 m, dan waktu
dengan komposisi serat ijuk 35%, pengausan 30 detik. Pengujian keausan
serbuk kuningan 35%, MgO 20% dan Ogoshi dilakukan satu kali pada setiap
resin 10% mempunyai nilai kekerasan spesimen kemudian dirata-rata, dan di
sebesar 22,6 HBN. dapatkan data sebagai berikut:
Spesimen kampas rem 4 Spesimen kampas rem 1
dengan komposisi serat ijuk 25%, dengan komposisi serat ijuk 55%,
serbuk kuningan 45%, MgO 20% dan serbuk kuningan 15%, MgO 20% dan
resin 10% mempunyai nilai kekerasan resin 10% mempunyai nilai keausan
sebesar 24,5 HBN. sebesar 0,113 x 10-7 mm2/kg.
Spesimen kampas rem 5 Spesimen kampas rem 2
dengan komposisi serat ijuk 15%, dengan komposisi serat ijuk 45%,
serbuk kuningan 55%, MgO 20% dan serbuk kuningan 25%, MgO 20% dan
resin 10% mempunyai nilai kekerasan resin 10% mempunyai nilai keausan
sebesar 25,6 HBN. sebesar 0,103 x 10-7 mm2/kg.
Kampas rem pembanding Spesimen kampas rem 3
merk Indoparts mempunyai nilai dengan komposisi serat ijuk 35%,
kekerasan sebesar 18,5 HBN. serbuk kuningan 35%, MgO 20% dan
Berdasarkan data tersebut resin 10% mempunyai nilai keausan
ternyata spesimen kampas rem sebesar 0,096 x 10-7 mm2/kg.
komposisi satu memiliki rata – rata Spesimen kampas rem 4
nilai kekerasan sebesar 19,5 HBN dan dengan komposisi serat ijuk 25%,
spesimen kampas rem komposisi lima serbuk kuningan 45%, MgO 20% dan
memiliki rata – rata nilai kekerasan resin 10% mempunyai nilai keausan
sebesar . Jadi serat ijuk mempengaruhi sebesar 0,087 x 10-7 mm2/kg.
nilai kekerasan pada spesimen kampas Spesimen kampas rem 5
rem, semakin banyak komposisi serat dengan komposisi serat ijuk 15%,
ijuknya maka semakin lunak kampas serbuk kuningan 55%, MgO 20% dan
rem tersebut. Namun pada penelitian resin 10% mempunyai nilai keausan
disini tidak mengambil nilai kekerasan sebesar 0,085 x 10-7 mm2/kg.
yang paling besar, akan tetapi Kampas rem pembanding
mengambil nilai kekerasan yang paling merk Indoparts mempunyai nilai
mendekati dengan nilai kekerasan keausan sebesar 0,087 x 10-7 mm2/kg.
kampas rem Indoparts. Berdasarkan data tersebut
Pada pengujian kekerasan ternyata spesimen kampas rem
kampas rem Indoparts memiliki nilai komposisi satu memiliki rata – rata
kekerasan sebesar 18,5 kg/mm2, maka nilai keausan sebesar 0,113 x 10-7
nilai kekerasan yang paling mendekati mm2/kg dan spesimen kampas rem
4

komposisi lima memiliki rata – rata Berdasarkan nilai keausan


nilai keausan sebesar 0,085 x 10-7 kampas rem Indoparts sebesar 0,087 x
mm2/kg . Jadi serat ijuk mempengaruhi 10-7 mm2/ kg, maka nilai keausan yang
nilai keausan pada spesimen kampas paling mendekati dengan nilai keausan
rem, semakin banyak komposisi serat kampas rem Indoparts adalah spesimen
ijuknya maka semakin lunak kampas kampas rem komposisi empat dengan
rem tersebut. Namun pada penelitian nilai keausan 0,087 x 10-7 mm2/ kg.
disini tidak mengambil nilai keausan Untuk hasil uji foto makro
yang paling besar, akan tetapi spesimen satu sampai dengan spesimen
mengambil nilai keausan yang paling lima dapat dilihat dari gambar berikut:
mendekati dengan nilai kekerasan
kampas rem Indoparts.

(a) (b)

(c)

(d) (e)
5

Keterangan:

: Serat ijuk : Serbuk kuningan : Magnesium Oksida

Gambar 1. Hasil Foto Makro Permukaan Spesimen pada Spesimen 1, Spesimen 2,


Spesimen 3, Spesimen 4 dan Spesimen 5

Struktur makro merupakan terlihat pada semua bagian kampas


salah satu uji untuk mengetahui sifat rem.
fisik suatu spesimen. Struktur makro Spesimen 3 dengan komposisi
dan sifat paduannya dapat diamati (35% serat ijuk, 35% serbuk kuningan,
dengan berbagai cara tergantung pada 20% , MgO dan 10% resin) dapat
sifat yang dibutuhkan. dilihat pada Gambar 1 (c). Pada
Spesimen 1 dengan komposisi Gambar 1 (c) terlihat serbuk kuningan
(55% serat ijuk, 15% serbuk kuningan, juga masih sedikit, mesikipun
20%, MgO dan 10% resin) dapat besarnya persentase antara serbuk
dilihat pada Gambar 1 (a). Pada kuningan dan serbuk tongkol jagung
Gambar 1 (a) terlihat banyaknya serat sama yaitu 35% tetapi jumlah di antara
ijuk pada semua bagian spesimen dan keduanya berbeda. Di sebagian titik
serbuk kuningan hanya terlihat sedikit juga tidak terlihat adanya serbuk
di sebagian titik serta campuran bahan kuningan dan menyebabkan campuran
tersebut terlihat tidak merata. Ini ini kurang merata.
disebabkan karena perbandingan Spesiman 4 dengan komposisi
komposisi bahan. Pada spesimen ini (25% serat ijuk, 45% serbuk kuningan,
serat ijuk yang paling mendominasi 20% , MgO dan 10% resin) dapat
campuran. Ini sesuai dengan dilihat pada Gambar 1 (d). Pada
banyaknya komposisi serat ijuk sebesar Gambar 1 (d) menunjukkan campuran
55%. bahan penyusun yang cukup rata. Pada
Spesimen 2 dengan komposisi spesimen ini terlihat jumlah serbuk
(45% serat ijuk, 25% serbuk kuningan, kuningan semakin banyak. Ini
20% , MgO dan 10% resin) dapat disebabkan komposisi serbuk kuningan
dilihat pada Gambar 1 (b). Pada sebesar 40% dari semua bahan,
Gambar 1 (b) terlihat serbuk kuningan sehingga serbuk kuningan terlihat
juga sedikit dan serat ijuk masih banyak dalam spesimen ini. Tetapi
mendominasi, tetapi banyaknya jumlah serbuk kuningan juga terlihat kurang
serat ijuk tidak sebanyak spesimen 1 tersebar rata pada semua bagian.
bila dibandingkan dengan spesimen 2. Spesimen 5 dengan komposisi
Hal ini juga dipengaruhi oleh (15% serat ijuk, 55% serbuk kuningan,
perbandingan komposisi bahan. Pada 20% , MgO dan 10% resin) dapat
spesimen ini campuran terlihat kurang dilihat pada Gambar 1 (e). Pada
merata karena disebagian titik tidak Gambar 1 (e) menunjukkan campuran
adanya serbuk kuningan dan serat ijuk bahan penyusun kampas rem yang
terlihat paling merata meskipun
6

besarnya persentase antara serat ijuk komposisi 25 % serat ijuk, 45% serbuk
dan serbuk kuningannya berbeda tetapi kuningan, 20% MgO dan 10% resin
kedua bahan tersebut terlihat saling yaitu sebesar 0,87 x 10-7 mm2/kg.
mengisi dan tersebar rata pada semua Dari hasil pengujian diatas
bagian spesimen. dapat disimpulkan bahwa dengan
Berdasarkan hasil foto makro semakin banyaknya komposisi serat
dari kelima spesimen kampas rem, ijuk maka semakin rendah nilai
campuran kampas rem yang paling kekerasan spesimen kampas rem dan
merata yaitu spesimen 5. Hal ini semakin tinggi nilai keausan spesimen
disebabkan banyaknya serat ijuk dan kampas rem. Jadi variasi komposisi
serbuk kuningan yang tersebar dibagian serat ijuk sangat berpengaruh terhadap
spesimen hampir sama meskipun nilai keausan spesimen kampas rem
persentase komposisinya berbeda. Dari dan nilai kekerasan spesimen kampas
hasil foto makro juga dapat rem.
disimpulkan bahwa komposisi bahan
penyusun dan juga proses pencampuran SARAN
bahan sangat mempengaruhi struktur Penelitian ini hanya terbatas
makronya (rata atau tidaknya suatu pada pengujian kekerasan dan keausan.
campuran bahan). Oleh karena itu pada penelitian
selanjutnya perlu dilakukan lebih
SIMPULAN banyak pengujian seperti uji massa
Dari hasil penelitian, dapat jenis kampas rem, uji porositas kampas
disimpulkan bahwa: rem, uji ketahanan terhadap air, larutan
Nilai kekerasan pada spesimen garam, minyak pelumas dan cairan
1 sebesar 19,5 HB, spesimen 2 sebesar rem kampas rem, uji kelekatan kampas
20,6 HB, spesimen 3 HB sebesar rem
22,6HB, spesimen 4 sebesar 24,5 HB Untuk penelitian selanjutnya
dan spesimen 5 sebesar 25,6 HB. yang ingin mengembnilain penelitian
Nilai keausan pada spesimen 1 ini agar lebih hati-hati dalam proses
sebesar 1,13 x 10-7 mm2/kg , spesimen pembuatan agar mendapatkan hasil
2 sebesar 1,03 x 10-7 mm2/kg, spesimen yang lebih optimal.
3 sebesar 0,96 x 10-7 mm2/kg, spesimen
4 sebesar 0,87 x 10-7 mm2/kg dan DAFTAR PUSTAKA
spesimen 5 sebesar 0,85 x 10-7 Abdul Siswandono. M, (2009).
2
mm /kg. Pengaruh Variasi Komposisi
Nilai kekerasan kampas rem Bahan terhadap Ketahanan
serat ijuk yang mendekati nilai standar Aus Bahan Rem Gesek Sepatu.
kampas rem merk Indoparts adalah Surakarta : Laporan Tugas
pada kampas rem spesimen 1 dengan Akhir Fakultas Teknik Mesin
komposisi 55% serat ijuk, 15% serbuk Universitas Muhammadiyah
kuningan, 20% MgO dan 10% resin Surakarta.
yaitu sebesar 19,5 HB. Billmayer, F. (1984). Text Book of
Nilai keausan kampas rem Polymer Science. New York :
serat ijuk yang mendekati dengan nilai Shonwiley &
standar kampas rem merk Indoparts Sons.
adalah kampas rem spesimen 4 dengan
7

Wijoyo, Catur Purnomo dan Achmad Semarang : Skripsi Teknik


Nurhidayat .( 2011). Kajian Fisika Universitas Negeri
Pengaruh Fraksi Volume Semarang.
Serat Akibat Perlakuan Alkali Prasetyo, A. A. (2007). Analisa
Terhadap Ketangguhan Impak Pengaruh Fraksi Volume
Komposit Limbah Serat Aren- Serat Aren (Arenga Pinnata
Polyester. Surakarta : Jurnal Merr.) dengan Matrik
Pendidikan Teknik Mesin Polyester terhadap Kekuatan
Universitas Sebelas Maret Bending dan Tarik. Surabaya :
Surakarta. Skripsi Fakultas Teknologi
Cristiani Evi. (2008). Karakterisasi Industri. Institut Teknologi
Ijuk Pada Papan Komposit Sepuluh November Surabaya.
Ijuk Serat Pendek Sebagai Pratama. (2011). Analisa Sifat Mekanik
Perisai Radiasi Neutron. Komposit Bahan Kampas Rem
Medan : Tesis Magister Ilmu dengan Penguat Fly Ash
Fisika Universitas Sumatera Batubara. Makasar : Jurusan
Utara. Mesin Fakultas Teknik.
Fakultas Keguruan Dan Ilmu Universitas Hasanudin
Pendidikan Universitas Makasar.
Sebelas Maret. (2012). Rianto, Yanu.(2011). Pengaruh
Pedoman Penulisan Skripsi. Komposisi Campuran Filler
Surakarta: UNS Perss. terhadap Kekuatan Bending
Fono, T. R, Koya, O. A. Palm Kernel Komposit Ampas Tebu -
Shell in the Manufacture of Serbuk Kayu dalam Matrik
Automotive Brake Pad. Polyester. Surakarta : Skripsi
Nigeria : Department of Pendidikan Teknik Mesin
Mechanical Engineering Universitas Sebelas Maret
Obafemi Awolowo University Surakarta
Nigeria. Sugiyono. (2010). Metode Penelitian
Gibson, R. F. (1994). Principles of Kuantitatif, Kualitatif dan
Composites Material R&D. Bandung : Alfabeta.
Mechanics. Singapore: Mc. Sarwanto, Yudi, Agus. (2010).
Graw Hill. Pengaruh Penekanan
Kartiwa Haroen. W & Tri Waskito. A. terhadap Sifat Fisis dan
(2009). Peningkatan Standar Mekanis pada Bahan Kampas
Kanvas Rem Kendaraan Rem Sepeda Motor dengan
Berbahan Baku Asbestos dan Serat Alam Bonggol (Janggel)
Non Asbestos (Celulose) Jagung. Surakarta : Skripsi
Untuk Keamanan. PT. Industri Fakultas Teknik Universitas
Bagas Perkasa (PT.IBP). Muhammadiyah Surakarta.
Kiswiranti, Desi. (2009). Pemanfaatan Sutikno, N. Hindarto, P. Marwoto, and
Serbuk Tempurung Kelapa S. Rustad. (2009). Pembuatan
sebagai Alternatif Serat Bahan Gesek Kampas Rem
Penguat Bahan Friksi Menggunakan Serbuk
Nonasbes pada Pembuatan Tempurung Kelapa sebagai
Kampas Rem Sepeda Motor. Pemodifikasi Gesek.
8

Semarang : Jurnal Fakultas


Matematika dan Ilmu
Pengetahuan Alam Universitas
Negeri Semarang.
Yuswil, Famella.(2011). Eksplorasi
dan Identifikasi Tanaman
Enau (Arenga Pinnata Merr.)
di Kabupaten Tanah Datar
Berdasarkan Karakter
Fenotipik. di peroleh 20
oktober 2012 dari
http://repository.unand.ac.id/1
7434/1/skripsi_famella.pdf

Anda mungkin juga menyukai