Mechanical Characterisation
of Rattan Fibre Polyester
Composite
DISUSUN OLEH
Laminasi serat rotan dibuat dengan metode hand lay-up. Penambahan serat rotan pada susunan jenis anyaman
ditunjukkan oleh N. Srinivasababu dkk. Untuk hand layup dalam bentuk tenunan terlebih dahulu bahan kain disiapkan dalam
bentuk strip tipis dan disusun dalam bentuk tenunan. Dua lapisan dipilih untuk mendapatkan ketebalan laminasi yang
cukup. Lapisan potongan rotan tersusun rapi dalam cetakan. Agen pelepas diterapkan untuk melepaskan laminasi dengan
benar dari cetakan. Selanjutnya resin ditambahkan 2% kobalt sebagai akselerator dan 3% MEKP (metil-etil-keton-
peroksida) sebagai pengeras. Larutan encer MEKP digunakan dalam industri dan oleh penghobi sebagai katalis yang
memulai ikatan silang antara resin dan serat.
Metodologi
Dalam curing plate dibiarkan dalam cetakan selama 24 jam kemudian resin akan menjadi
gel setelah laminasi keras secukupnya dikeluarkan dengan benar dari cetakan. Sekarang
resin membutuhkan lebih banyak waktu untuk pengawetan untuk mendapatkan pelat
kekerasan yang diawetkan dalam suhu kamar selama 24 jam dan 2 jam dalam Tungku
pada suhu 70°C untuk pasca pengawetan dan lagi 2 jam dalam suhu kamar untuk
pendinginan daripada pelat cukup keras untuk digunakan.
Laminasi dibuat dengan enam proporsi serat rotan yang berbeda yaitu 5%, 7,5%, 10%,
12,5%, 15% & 17,5%. Itu berbagai kombinasi serat dan resin untuk pembuatan pelat seperti
ditunjukkan pada Tabel 1 dan Gambar (A) & (B). Sekarang pelat-pelat ini diuji sifat
mekaniknya yang berbeda.
Pengujian
Pengujian mekanis memainkan peranan penting dalam mengevaluasi sifat dasar bahan teknik serta dalam
mengembangkan bahan baru dan mengendalikan kualitas bahan untuk digunakan dalam desain dan konstruksi.
Jika suatu material akan digunakan sebagai bagian dari suatu struktur teknik yang akan dibebani, penting untuk
mengetahui bahwa material tersebut cukup kuat dan cukup kaku untuk menahan beban yang akan dialaminya
dalam pelayanan.
No pelat Mengandung serat (%) Kekuatan lentur dalam (Mpa) Hasil uji lentur
Uji lentur dilakukan di mesin uji universal semua laminasi sesuai standar
ASTM D-790-10. Hal ini menunjukkan bahwa kekuatan lentur laminasi
terus meningkat seiring dengan bertambahnya serat berisi dan setelah
penurunan batas tertentu. Kekuatan lentur maksimum pada laminasi
serat 12,5%.
Hasil dan Pembahasan
Hasil uji kepadatan No pelat Mengandung serat (%) Kepadatan dalam (g/m3)
No pelat Mengandung serat (%) Kekerasan dalam (BHU) Hasil uji kekerasan
Uji kekerasan dilakukan pada alat uji Kekerasan Barcol untuk semua laminasi
sesuai standar ASTM D-2583. Tes Spesimen diperiksa secara visual sebelum
pengukuran dan ternyata bebas dari pori-pori dan goresan. Hal ini
menunjukkan bahwa Kekerasan laminasi meningkat menerus dengan
meningkatnya kandungan serat.
Data analysis dari hasil pengujian
Conclusions
Kekuatan tarik laminasi meningkat seiring bertambahnya kandungan serat rotan
namun menurun setelah batas tertentu. Diamati bahwa tegangan tarik komposit
yang diperkuat anyaman rotan meningkat dengan cepat hingga 12,5% serat, setelah
itu tegangan tarik menurun seiring dengan meningkatnya kandungan serat,
kandungan resin akan menurun yaitu resin menjadi lebih kecil.
Thank
you!
Do you have any questions?