Disusun Oleh:
3334180068
d. Proses pembuatan spesimen untuk pengujian dan tameng perisai depan motor
1. Siapkan cetakan.
2. Oleskan cairan MAA pada cetakan.
3. Tuangkan bahan pada cetakan dengan menggunakan kuas. Usahakan proses
perataan lakukan ±10 menit sebelum mengering
4. Setelah merata, tempelkan matt (serat ijuk) dengan panjang serat 18cm dengan
model seratanyaman (90° + 0°) dan searah sudut 90° serta dengan perbandingan
matriks resin 95% : 2% katalis : 3% serat ijuk , resin 92% : 2% katalis : 6% serat
ijuk dan resin 89% : 2% katalis : 9% serat ijuk. Komposisi yang terbaik bisa di
aplikasikan ke pembuatan tameng perisai depan motor tersebut.
5. Tuangkan bahan yang masih tersisa diatas matt yang sudah kita susun tadi dan
ratakan dengan kuas serta usahakan rapi.
6. Tunggu mengeras (± 30 menit), maka hasil bisa kita lepas dari cetakan.
7. Potong dan rapikan sisa-sisa matt dan juga campuran yang tidak terpakai
(seleseilah pembuatan tameng perisai depan motornya).
8. Potong spesimen sesuai ukuran standart untuk pengujiannya (untuk spesimen
yang akan diujikan).
9. Spesimen yang siap bisa di uji tarikkan standart ASTM D638 - 02
Pada regangan tarik harga tertinggi pada serat lurus dengan fraksi volume
6% : 94% sebesar 7,55 mm/mm dan nilai terendah pada raksi volume dipasaran
sebesar 2,56 mm/mm. nilai regangan rata-rata kurang setabil pada setiap fraksi
volume. Hal tersebut diakibatkan karena orientasi serat kurang teratur sehingga
menyebabkan kekuatan seratnya tidak terdistribusikan secara maksimal. Dan hasil
regangan yang paling tinggi dimiliki oleh serat lurus dengan fraksi volume 6% :
94% sebesar 7,55 mm/mm dan nilai terendah dimiliki oleh benda yang ada
dipasaran sebesar 2,56 mm/mm
Modulus elastisitas tertinggi pada fraksi volume resin 100% sebesar 0,60
Mpa, sedangkan nilai terendah pada serat lurus fraksi volume 6% : 94% sebesar
0,11 Mpa. modulus elastisitas rata-rata komposit. Juga mengalami naik turun yang
kurang stabil. Pada serat lurus tertinggi dimiliki oleh dengan fraksi volume 9% :
91% sebesar 0,25 Mpa dan untuk serat anyam dimiliki dengan fraksi volume 9% :
91% sebesar 0,21. Akan tetapi semua yang berserat masih kalah tinggi dengan
hasil dengan fraksi volume resin 100% sebesar 0,6 Mpa.
IV. Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat diambil dari penelitian ini yaitu sebagai berikut:
1. Langkah-langkahyang dilakukan pada percobaan ini diantaranya yaitu: siapkan
cetakan, olesi cetakan dengan MAA, masukkan adonan (resin + katalis),
masukkkan seratnya, tuang kembali bahan ke cetakan, tunggu sampai kering ± 10
menit, dan barulah spesimen bisa dilepas dari cetakan.
2. Berdasarkan hasil uji mekanik dan non mekanik dari beberapa komposisi
komposit yang telah dibuat, komposisi resin + katalis 100% memiliki nilai
kekuatan tarik rata-rata sebesar 1,49 Mpa dan untuk hasil regangan tarik rata-rata
tertinggi dimiliki oleh komposisi serat lurus dengan komposisi 6% : 94% sebesar
7,55 mm/mm sedangkan pada hasil modulus elastisitas rata-rata tertinggi dimiliki
oleh komposisi resin + katalis 100% sebesar 0,6 Mpa
3. Hasil pengujian SEM menghasilkan bahwa serat lurus lebih bagus dari pada serat
anyam dikarenan pada serat lurus matrik resin polyester dan penguat serat ijuk
menyatu dengan sempurna, serta terjadinya pori-pori lebih sedikit dibandingkan
dengan yang serat anyam. Pada pengujian tarik kekuatan tarik rata-rata tertingggi
sebesar 1,49 Mpa, untuk regangan tarik rata-rata tertinggi sebesar 7,55 mm/mm
dan untuk modulus elastisitas rata-rata tertinggi sebesar 0,6 Mpa
JAWABAN PERTANYAAN
1. Jelaskan apa yang menyebabkan hasil dari kuat tarik dan modulus young setelah dilakukan
percobaan, sifat mekanik resin, tidak mengalami peningkatan
Jawab:
Pada percobaan ini nilai tarik, modulus young tidak mengalami peningkatan dikarenakan
apabila ditinjau dari hasil pengujian Scanning Electron Microscopy (SEM) pembuatan
komposit dengan serat ijuk ini masih terdapat banyak pori pada komposit yang akan
berakibat pada kurangnya nilai tarik ataupun modulus young pada komposit ini.
2. Mengapa pada komposit dengan serat anyaman memiliki pori yang lebih banyak
dibandingkan serat yang lurus?
Jawab:
Pori pada serat anyam diketahui memiliki jumlah yang lebih tinggi daripada serat lurus,
hal ini dapat disebabkan karena serat yang dianyam memiliki bentuk yang kompleks
sehingga resin tidak dapat menjangkat se setiap sela pada anyaman serat tersebu. Sedangkan,
pada serat yang disusun lurus, resin dapat lebih mudah untuk menjangkau setiap permukaan
dan sela-sela dari susunan serat tersebut sehingga nilai porositas yang didapatkan akan
semakin kecil.