Anda di halaman 1dari 13

UJI TARIK MATERIAL KOMPOSIT RESIN EPOKSI PENGUAT SERAT

IJUNK DENGAN PERENDAMAN ALKALI

Yermia Lolok lingi’ Allo, Musa B.Palungan, Benyamin Tangaran.

Program studi Teknik Mesin


Fakultas Teknik
Universitas Kristen Indonesia
Paulus Makassar.
Email : yermialla8@gmail.com

Program studi Teknik Mesin Program studi Teknik Mesin


Fakultas Teknik Fakultas Teknik
Universitas Kristen Indonesia Paulus Universitas Kristen Indonesia Paulus
Makassar. Makassar.
Email : musa_ukip@yahoo.com Emai :
ABSTRAK

YERMIA LOLOK LINGGI’ ALLO. 2020. Uji tarik material komposit penguat
serat ijuk dengan perendaman alkali (Dibimbing oleh Musa B. Palungan dan
Benyamin Tangaran).
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Seberapa besar kekuatan tarik yang
mengalami perlakuan perendaman larutan Alkali. Pada penelitian ini proses
perendaman dilakukan bervariasi antara 1,5jam, 3jam, 4,5jam dan 6 jam.
Metode penelitian yang digunakan adalah pengujian eksperimen.
Pengambilan data dilakukan dengan mengambil sejumlah data langsung pada alat uji.
Pengujian yang dilakukan meliputi Uji Tarik Serat Tunggal dan Pengujian Tarik
Komposit. Data dianalisis secara teoritis berdasarkan data pengujian eksperimen
dilapangan.
Kekuatan tarik terbesar pada specimen perendaman 3 jam dengan variasi arah
serat 00,900 pada serat dengan kekuatan tarik sebesar 2751,33 MPa
Hasil dari penelitian
PENDAHULUAN

I. Latar Belakang

Serat merupakan material yang umumnya jauh lebihkuat dari matriks dan

berfungsi memberikan kekuatan tarik.Secara umum dapat dikatakan bahwa fungsi

serat adalah sebagai penguat bahan untuk memperkuat komposit sehingga sifat-sifat

mekaniknya lebihkuat, kaku, tangguh, dan lebih kokoh bila dibandingkan dengan

tanpaserat penguat. [Hesti, 2009]

Pada masa sekarang ini teknologi komposit serat mengalami kemajuan yang

sangat pesat. Pada dasarnya serat dibagi menjadi dua antara lain serat alami (natural

fibers) dan serat buatan (synthetic fibers). Serat banyak digunakan di dunia

perindustrian, seperti pabrik pembuat tali, industry tekstil, industry kertas, karena

serat mempunyai kekuatan yang tinggi, serat sangat baik untuk material dasar

komposit. Perkembangan komposit bukan hanya pada komposit sintesis saja tetapi

juga mengarah ke komposit natural dikarenakan keistimewaan sifatnya dapat didaur

ulang atau dierbaharui, sehingga mengurangi konsumsi petrokimia maupun gangguan

lingkungan hidup. [Evi, 2008]


Penggunaan serat alam (natural fibers) seperti serat jerami, kenaf, serat ijuk,

abaca, serat bambu, rosella, serat jerami, serat nanas, serat sabut kelapa dan serat

alami yang lain biasa dimanfaatkan untuk material yang bersifat inovatif, bahkan

gagasan yang menakjubkan terutama sebagai bahan baku industri material komposit.

Indonesia ialah juga salah satu negara penghasil serat ijuk terbesar di dunia dengan

kapasitas 164389 ton per tahunnya.

Serat ijuk adalah serat alam yang berasal dari pohon aren.Dilihat dari bentuk,

pada umumnya bentuk serat alam tidaklah homogen.Hal ini disebabkan oleh

pertumbuhan dan pembentukan serat tersebut bergantung pada lingkungan alam dan

musim tempat serat tersebut tumbuh. Aplikasi serat ijuk masih dilakukan secara

tradisional, diantaranya digunakan sebagai bahan talimenali, pembungkus pangkal-

pangkal kayu bangunan yang ditanam dalam tanah untuk mencegah serangan rayap,

penahan getaran padarumah adat Karo, saringan air dan lain-lain.Kegunaan tersebut

didukung oleh sifat ijuk yang elastis, keras, tahan air, dan sulit dicerna oleh orgasme

perusak.[Evi, 2008]
II. METODE PENELITIAN

Penelitian ini dimulai pada bulan Desember 2019 sampai selesai di bulan September

2020. Tempat pelaksanaan penelitian pada workshop Teknik Mesin Universitas

Kristen Indonesia Paulus Makassar.

A. Pengambilan Serat Ijuk

Pengambilan serat dilakukan untuk mendapatkan contoh serat ijuk yang akan

diteliti di laboratorium. Pengambil anserat ijuk dilakukan dengan cara di panjat lalu

serat ijuk dilepas dari batangnya menggunakan ujung parang kemudian serat ijuk

dicuci . Pengambilan sampel dilakukan di Tikala Kabupaten Toraja Utara.

B. Alat dan Bahan Penelitian

Prosedur Penelitian

1. Pengambilan serat ijuk di ambil di wilayah Tikala Kabupaten Toraja Utara

2. Serat dibersihkan dan dipisahkan dari lidi dan serat yang diameternya terlalu

besar

3. Dilakukan perendaman dalam larutan Alkali sesuai dengan kebutuhan

penelitian.

4. Serat dikeringkan dan dipotong sesuai dengan dimensi yang sudah ditentukan.
5. Dilakukan pemasukan serat kedalam cetakan kertas sesuai dengan dimensi

yang sudah ditentukan.

6. Dilakukan pencampuran dengan resin kedalam cetakan sesuai dengan

dimensi yang sudah ditentukan

7. Setelah specimen mengeras kemudian diangkat dari cetakan dan dihaluskan

dengan gerinda

8. Setelah proses pembuatan specimen telah selesai kemudian dilakukan

pengujian tarik sesuai degan prosedur.

9. Setelah proses uji tarik selesai kemudian beralih pada proses pengambilan dan

pengolahan data serta hasil pengujian.


III. ANALISA DAN PEMBAHASAN

3.1 Analisa Perhitungan Serat Tunggal Dengan Perendaman Alkali (5%

NaoH)

Gambar 1. Spesimen uji tarik serat tunggal


PANJANG DIAMETER(d GAYA TEGANGAN
N (l) ) TARIK(P) TARIK σ
PERLAKUAN
O
(mm) (mm) (N) (σ) (MPa) (MPa)
0,36 12,09 75,56
1 TP 30 0,25 9,62 240,5 162,44
0,29 12,49 208,16
0,33 15,45 193,12
2 P1,5J 30 0,37 20,95 209,5 174,44
0,32 10,72 134
0,28 35,54 592,33
3 P3J 30 0,38 47,97 533 447,37
0,31 23,88 341,14
0,25 18,40 460
4 P4,5J 30 0,32 19,79 247,37 309,12
0,42 24,57 189
0,46 19,38 121,12
5 P6J 30 0,43 15,74 112,42 118,35
0,41 14,59 112,23
3.3 Grafik pengujian serat tunggal

Lama perendaman vs Tegangan tarik


500
450
400
350
300
250
200
150
100
50
0
Tp P1,5J P3J P4,5J P6J

Gambar 4.2 Grafik pengujian serat tungga

Dengan melihat hasi lanalisa data dan hasil penelitian yang telah dilakuakan maka

dapat dilihat pengaru perendaman serat dengan tegangan Tarik yang terjadi

Dari grafik perendaman alkali vs tegangan Tarik diatas dapat disimpulkan

bahwa grafik tersebut bervariasi dimana pada serat tanpa perendaman (0 jam)

mempunyai tegangan tarik sebesar 162,85Mpa, pada perendaman 1,5 jam mengalami

kenaikan tegangan Tarik yaitu dari 174,44 MPa. Kemudian mengalami kenaikan

drasti pada perendaman 3 jam dengan nilai 447,37 MPa dan mengalami penurunan
secara beruntun pada perendaman 4,5 jam dan 6 jam dengan nilai 309,12

MPa. dan 118,35 MPa nilai tertinggi tegangan Tarik berada pada perendaman 3 jam.

3.4 Perhitungan Uji Tarik (tensile test) Material Komposit

TEGANGAN MAKSIMUM (Mpa)VS LAMA


PERENDAMAN
40
35
30
25
20
15
10
5
0
R KTP KP 1,5 J KP 3 J KP 4,5 J KP 6 J
Ga

mbar 3. Grafik pengujian tarik material komposit Dari grafik diatas terlihat bahwa

serat yang mengalami peningkatan nilai tegangan tarik paling maksimal terjadi pada

material komposit dengan serat penguat yang mengalami perendaman selama 3 jam

yaitu dengan nilai 34,39MPa. Namun pada material komposit dengan serat penguat

yang mengalami perendaman selama 4,5 jam dan 6 jam mengalami penurunan secara

beruntun dari nilai 29,52 MPa sampai 15,89 MPa, berbanding terbalik dengan
material komposit tanpa serat,material komposit dengan serat tanpa perendaman

alkali,

dan material komposit dengan serat penguat hasil perendaman alkali selama 1,5 jam

yang terus mengalami peningkatan nilai tegangan tarik, dengan nilai 9,37MPa untuk

komposit tanpa serat, 19,03 MPa untuk komposit dengan serat tanpa perendaman

alkali dan 22,24 Mpa untuk komposit dengan serat perendaman alkali selama 1,5 jam.

IV. PENUTUP
KESIMPULAN
Dari hasil penelitian dan analisa pengujian tarik serat tunggal ijuk dan uji tarik

material komposit penguat serat ijuk dengan perlakuan perendaman cairan alkali 5%

NaOH dan variasi arah anyaman serat pada material komposit (00, 900) dapat ditarik

beberapa kesimpulan sebagai berikut:

1. Perlakuan perendaman alkali berpengaruh terhadap kekuatan tarik serat


tunggal ijuk, serat yang TP sebesar σ = 162,44MPa dan setelah perendaman
tertinggi didapat pada P3 jam sebesar σ = 447,37 MPa, kemudian menurun
berturut-turut pada P4,5 jam σ = 309,12 MPa dan P6 jam σ = 118,35 MPa.
2. Arah serat 00,900 pada material komposit berpengaruh terhadap nilai kekuatan

tarik komposit tersebut, dimana nilai kekuatan tarik material komposit


berbanding lurus dengan nilai kekuatan tarik serat tunggal dan nilai kekuatan

tarik terendah pada material komposit di dapatkan pada komposit tanpa serat

penguat.

DAFTAR PUSTAKA

Evi kristiani s. :Karakterisasi Ijuk Pada Papan Komposit Ijuk Serat Pendek Sebagai

Perisai Radiasi Neutron, 2008.

Idris, 2019. Pengaruh Variasi Komposisi Komposit Berbahan Gypsum, Serat Ijuk

Pohon Aren Dan Resin Polyester Terhadap Kemampuan Meredam Suara.

Irontpapan komposi, 2019. Sifat Mekanik Komposit Penguat Serat Batang Pepaya

Dengan Fraksi Volume

Hesty Rodhes Sinulingga :Pengaruh Kadar Perekat Urea Formaldehyde Pada

Pembuatan Papan Pertikel Srat Pendek Eceng Gondok, 2009.

Musa Bondaris Palungan, Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknik Universitas

Anda mungkin juga menyukai