Anda di halaman 1dari 6

JURNAL TEKNIK ITS Vol. 9, No.

2, (2020) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) F131

Tinjauan Pengaruh Jenis Partikel Halloysite


Nanotubes dan Montmorillonite Nanoclay terhadap
Morfologi dan Sifat Mekanik pada Komposit
Poliester Tak Jenuh/Partikel Nano untuk Aplikasi
Lapisan Gel pada Kapal Laut
Imam Prayoga, Hosta Ardhyananta, dan Amaliya Rasyida
Departemen Teknik Material dan Metalurgi, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS)
e-mail: hostaa@mat-eng.its.ac.id

Abstrak—Material baru yang kuat dan ringan merupakan fokus membantu menaikkan kekuatan serta melindungi serat dari
utama pada dunia penelitian maupun industri. Komposit lingkungan sekitar [3]. Matriks pada komposit memiliki
merupakan jenis material baru dengan mengandalkan matriks kemampuan menyerap dan menyebarkan energi secara merata
dan penguatnya. Poliester tak jenuh merupakan salah satu jenis
paling besar pada susunannya. Resin poliester tak jenuh banyak
matriks yang memiliki sifat ketahanan terhadap air dan kimia
yang baik. Namun, poliester tak jenuh memiliki keterbatasan digunakan dalam banyak hal, khususnya pada bidang yanng
dalam sifat mekaniknya yang kaku. Nanokomposit dengan membutuhkan ketahanan terhadap sifat kimia dan air yang
penguat nanopartikel merupakan salah satu metode untuk tinggi. Sehingga cocok digunakan dalam aplikasi diperairan [4].
meningkatkan sifat mekanik, serta ketahanan termal pada Salah satunya cara untuk meningkatkan sifat dari komposit
komposit polimer. Nanopartikel dengan berbagai macam jenis yaitu pada penggunaan material komposit berpenguat
telah diteliti pengaruhnya terhadap polimer poliester tak jenuh.
nanopartikel. Nanokomposit merupakan salah satu metode
Pada tinjauan ini, telah dipelajari pengaruh dari penambahan
nanopartikel terhadap morfologi menggunakan SEM, sifat untuk meningkatkan sifat mekanik pada komposit karena
mekanik berupa kekuatan tarik, kekuatan tekan, dan kekuatan cenderung dapat menahan pergerakan fase matriks di sekitar
lentur dari bentuk dan jenis partikel halloysite nanotubes dan masing-masing partikel [3]. Berbagai macam jenis nanopartikel
montmorillonite nanoclay terhadap nanokomposit polimer telah banyak diteliti pengaruhnya terhadap komposit polimer
poliester tak jenuh. Didapatkan bahwa pada semua jenis poliester tak jenuh. Peningkatan sifat mekanik pada komposit
penambahan nanopartikel telah memengaruhi morfologi dari
terjadi secara signifikan dengan penambahan nanopartikel pada
nanokomposit. Kemudian, didapatkan bahwa jenis nanopartikel
pada tinjauan ini juga meningkatkan sifat mekanik dengan kadar yang tepat. Tinjuan ini akan menganalisis terkait potensi
penambahan pada rasio tertentu. dan keefektifan dari bentuk (nanotubes dan platelets) dan jenis
nanopartikel yang digunakan pada penguatan partikel yaitu
Kata Kunci—Poliester Tak Jenuh, Halloysite Nanotubes, Halloysite Nanotubes dan Montmorillonite Nanoclay terhadap
Montmorillonite Nanoclay, Komposit, Lapisan Gel. morfologi dan sifat mekanik dalam komposit bermatriks
poliester tak jenuh.
I. PENDAHULUAN

P ERKEMBANGAN zaman yang begitu cepat telah


mengubah pola hidup dan kebutuhan manusia. Hal tersebut
menuntut dunia industri dalam menciptakan sebuah material
II. METODOLOGI
Pada artikel ini membahas terkait tinjauan penambahan
halloysite nanotube dan montmorillonite nanoclay terhadap
yang lebih baik dibandingkan sebelumnya. Komposit morfologi, sifat mekanik, dan perbandingan kedua jenis
merupakan sebuah gabungan antara dua material atau lebih komposit bermatriks poliester tak jenuh, serta aplikasinya.
dengan tujuan memperbaiki dan melengkapi sifat material
kombinasinya agar bisa mendapatkan keunggulan pada A. Material
material tersebut [1]. Komposit memiliki keunggulan Material yang telah ditinjau pada review adalah resin
dibanding material lainnya, yaitu memiliki kekuatan yang poliester tak jenuh. Methyl Ethyl Ketone Peroxide sebagai
sangat baik, ketahanan bereaksi dengan kimia rendah, katalis dan Peroxide Based sebagai akselerator. Kemudian
kemudahan dalam manufakturingnya, serta murah. Komposit partikel yang digunakan pada tinjauan ini yaitu Halloysite
juga banyak digunakan untuk kebutuhan sehari-hari, contohnya nanotubes dengan rumus kimia (Al2Si2O5(OH)4.nH2O),
otomotif, alat olahraga, jembatan, badan kapal, dll [2]. Selain memiliki bentuk partikel nanotubes, panjang 1 µm, diameter
mudah dibentuk, komposit dengan penguat juga mendukung luar 30 – 60 nm, dan diameter dalam 15 – 30 nm. Kemudian
peningkatan kekuatan, serta sifat mekanik yang lain dibanding partikel yang digunakan pada tinjauan ini yaitu
komposit berpenguat lainnya. Dalam pengikatan penguat, Montmorillonite nanoclay dengan rumus kimia
komposit menggunakan matriks jenis polimer untuk dapat (Ca0.014Na0.02)(Al1.66Mg0.36Fe0.04)2(Si3.90Al0.10)4O10(OH)2.1.02H
JURNAL TEKNIK ITS Vol. 9, No. 2, (2020) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) F132

Tabel 1. D3039 Balance and Symmetric berdimensi 250 mm x 25 mm x


Ruang lingkup pembahasan 6 mm. Pada jurnal [5] menggunakan speed rate sebesar 1
Komposit Ma ST b SK c SL d mm/menit, sedangkan pada jurnal [6] menggunakan speed rate
Poliester tak jenuh/Halloysite sebesar 5 mm/menit.
V V V V
Nanotubes 3) Pengujian Kekerasan
Poliester tak jenuh/Montmorillonite
V V V V Pengujian kekerasan dilakukan untuk mengetahui kekerasan
Nanoclay
a
M: Morfologi; bST: Sifat Tarik; cSK: Sifat Keras; dSL: Sifat Lentur. dari material dengan melakukan indentasi di beberapa titik pada
permukaan sampel. Pengujian ini menggunakan metode Shore
2O), memiliki bentuk partikel plateles, kuran partikel <100 nm. D Hardness Durometer sesuai dengan standar ASTM D2240
B. Manufaktur [7]. Pada jurnal [8] menggunakan 5 spesimen sesuai standar.
1) Pengujian Kekuatan Tekuk
Metode manufaktur yang telah ditinjau pada review ini
Pengujian kekuatan tekuk dilakukan untuk menunjukkan sifat
secara umum adalah melakukan persiapan alat dan bahan.
kekakuan dari material saat terjadinya pembengkokkan pada
Kemudian nanopartikel dicampurkan dengan polimer poliester
benda kerja. Pengujian ini dilakukan dengan Metode Three
tak jenuh dengan cara mechanical mixing 600 – 2000 rpm
Point Bending, dimana spesimen akan diletakan pada 2
selama 10 – 180 menit. Lalu campuran diberikan perlakuan
tumpuan dan dilakukan pembebanan dari arah tengah spesimen.
sonikasi selama 15 – 60 menit untuk membantu persebaran
Standar pengujian yang digunakan adalah ASTM D790. Pada
nanopartikel di dalam matriks. Selanjutnya, ditambahkan
jurnal [9] menggunakan speed rate sebesar 1 mm/menit,
katalis dan akselerator ke dalam campuran matriks. Tahap akhir
sedangkan pada jurnal [10] menggunakan speed rate sebesar
yaitu, proses penuangan campuran komposit ke dalam cetakan
1.15 mm/menit.
untuk proses curing selama beberapa 24 jam pada temperatur
kamar. Post-cured dilakukan pada proses akhir pembuatan D. Variabel Pembahasan
nanokomposit berpenguat halloysite nanotube dengan cara Variable pembahasan yang digunakan terhadap morfologi
dipanaskan pada 60 – 80oC selama 120 menit. dan sifat mekanik nanokomposit poliester tak jenuh ditentukan
C. Pengujian Material berdasarkan jenis nanopartikelnya yaitu partikel halloysite
nanotube dan montmorillonite nanoclay. Tinjauan akan
Material komposit dengan penguatnya berupa partikel nano
membahas bagian dari morfologi dan sifat mekanik komposit
dilakukan karakterisasi morfologinya menggunakan SEM dan
pengujian sifat mekanik yang terdiri dari pengujian tarik, dengan nanopartikel sebagai fillernya dengan minimal 3 jurnal
pengujian kekerasan, dan pengujian lentur. utama. Pembahasan akan terdiri dari 2 jurnal dengan ruang
lingkup pembahasan nanopartikel terhadap morfologi
1) SEM (Scanning Electron Microscope)
komposit, 4 jurnal dengan ruang lingkup pembahasan
Pengujian SEM dilakukan untuk mengetahui morfologi atau nanopartikel terhadap sifat tarik, 2 jurnal dengan ruang lingkup
struktur permukaan, ukuran partikel, serta bentuk partikel dari pembahasan nanopartikel terhadap sifat keras, dan 2 jurnal
suatu material. Pengujian ini menggunakan hamburan electron dengan ruang lingkup pembahasan nanopartikel terhadap sifat
yang ditangkap detector sehingga membentuk suatu gambar lentur.
morfologi. SEM bekerja menggunakan electron gun yang
memiliki katoda tungsten untuk menembakkan sinar electron. E. Ruang Lingkup Pembahasan
Pengujian ini didasarkan pada standar ASTM E986. Hasil Ruang lingkup pembahasan dari tinjauan kali ini akan
pancaran dari elektron akan dimunculkan pada lapisan-lapisan meliputi beberapa karakterisasi morfologi dan pengujian sifat
yang membentuk gambar. Kemudian hasil pantauan dari mekanik seperti pada Tabel 1.
inelastic akan membentuk elektron sekunder. Dari pantulan
inelastik diperoleh sinyal elektron sekunder, sedangkan
III. HASIL DAN PEMBAHASAN
pantulan elastis didapatkan sinyal back-scattered electron.
Elektron sekunder memperlihatkan topografi dari benda yang Review jurnal ini dilakukan dengan pembahasan berbasis
dianalisis, seperti permukaan tinggi akan berwarna lebih cerah material berdasarkan jenis nanopartikel sebagai berikut.
dan sebaliknya. Back-scattered electron akan memberikan A. Poliester tak jenuh/Halloysite Nanotubes
perbedaan berat molekul dari atom-atom permukaan yang Morfologi dari material nanokomposit poliester tak
tersusun, seperti atom dengan berat molekul yang tinggi akan jenuh/halloysite nanotube telah diteliti [7] dengan penambahan
berwarna lebih cerah dan sebaliknya [1]. nanopartikel dengan kadar 1%, 3%, 5%, 7%, dan 9%.
2) Pengujian Kekuatan Tarik Karakterisasi morfologinya menggunakan scanning electron
Pengujian Tarik dilakukan untuk mengetahui kekuatan tarik microscopy atau SEM dideskripsikan pada Tabel 2.
dari sebuah material dengan menggunakan mesin Universal Pada Tabel 2 dapat dilihat bahwa penambahan partikel
Testing Machine (UTM). Pengujian ini akan menunjukkan Halloysite Nanotubes dapat tersebar dan terdispersi dengan
kekuatan maksimal dari sebuah pembebanan secara vertikal dua baik. Penambahan nanopartikelnya juga memengaruhi struktur
arah (atas dan bawah) dari sebuah material. Pengujian ini dari permukaan nanokomposit Poliester tak jenuh/HNT.
dilakukan dengan standar yang digunakan adalah ASTM Kemudian dapat terlihat bahwa seiring dengan penambahan
JURNAL TEKNIK ITS Vol. 9, No. 2, (2020) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) F133

Tabel 6. Tabel 4.
Morfologi nanokomposit Poliester Tak Jenuh/halloysite nanotubes Nilai kekerasan nanokomposit poliester tak jenuh/halloysite nanotubes
Kadar Peningkatan Nilai
Nanopartikel Penambahan Morfologi Nanopartikel Kadar (%)
Kekerasan (%)
(%)
a) Peningkatan kekasan patahan 0 0
b) Terjadinya dispersi 1 48
3 49
1 nanopartikel Halloysite Nanotubes
5 41
c) Pola patahan belum 7 34
terpengaruh signifikan 9 38
a) Terjadinya peningkatan
kekasaran permukaan Tabel 4.
b) Sudah mulai terbentuk Nilai kekuatan lentur nanokomposit poliester tak jenuh/halloysite
nanotubes
3 aglomerasi
Halloysite c) Pola patahan menjadi acak Peningkatan Nilai
Nanopartikel Kadar (%)
Nanotubes d) Persebaran partikel nano Kekuatan Lentur (%)
merata 0 0
a) Kekasaran permukaan 1 5
semakin banyak terjadi 3 10
Halloysite Nanotubes
b) Sudah terbentuk cluster 5 6
7 -8
debonding
5 9 -10
c) Memiliki pola patahan
acak Tabel 4.
d) Sudah terjadinya Morfologi nanokomposit Poliester Tak Jenuh/Montmorillonite Nanoclay
aglomerasi Kadar
Nanopartikel Penambahan Morfologi
Tabel 6. (%)
Nilai kekuatan tarik nanokomposit poliester tak jenuh/halloysite a) Permukaan patahan halus
nanotubes 0
b) Pola patahan lurus
Peningkatan Nilai
Montmorillonite a) Kekasaran permukaan
Nanopartikel Kadar (%) Kekuatan Tarik
(%) Nanoclay meningkat
5
0 0 b) Nanopartikel terdispersi
1 4 secara merata dan acak
Halloysite Nanotubes 3 11
5 7 Didapatkan pada Tabel 3, bahwa terjadinya peningkatan
7 -11
maksimal pada penambahan HNT sebanyak 3% dengan
9 -15
peningkatan kekuatan tarik sebesar 11% dibandingkan dengan
Halloysite Nanotubes sebagai filler, kekasaran permukaan pada penambahan 0% HNT. Hasil ini pun menunjukkan bahwa
nanokomposit akan semakin banyak. setelah terjadinya penambahan 3%, grafik kekuatan tarik
Dapat dilihat terjadinya peningkatan daerah kasar pada semakin menurun. Penurunan signifikan terjadi pada
gambar (c) penambahan HNT sebanyak 5% dibandingkan penambahan 7% yaitu memiliki nilai dibawah nanokomposit
dengan gambar (a) pada penambahan 1%. Semakin kasar dengan 0% penambahan, yaitu sebesar -11%.
permukaan, semakin besar pula tegangan geser yang dihasilkan. Hal tersebut menunjukkan adanya keterbatasan komposisi
Namun seiring dengan adanya penambahan partikel halloysite, maksimal penambahan nanopartikel HNT dalam nanokomposit
mulai terjadi peristiwa cluster debonding pada penambahan yang memengaruhi nilai kekuatan tarik setelah penambahan
5%. Hal ini menandakan bahwa nanopartikel halloysite 3%. Adanya kenaikan nilai kekuatan tarik dapat disebabkan
berpotensi tidak dapat meningkatkan sifat mekanik pada oleh gaya mechanical interlock yang terjadi pada
penambahan 5% [7]. nanokomposit. Namun karena halloysite tersusun atas unsur
Penambahan halloysite nanotubes pada kadar tertentu akan clay, karakteristik partikelnya tidak dapat meningkatkan nilai
menyebabkan peristiwa cluster debonding dan terbentuknya kekuatan tariknya secara signifikan [9]. Peningkatan kadar
microvoids pada nanokomposit. Cluster debonding terjadi diatas titik optimumnya juga akan menyebabkan terjadinya
karena adanya interaksi yang baik anar partikel pada komposit. aglomerasi pada nanopartikel, dan akan memengaruhi nilai
Hal tersebut cenderung membuat berkurangnya ikatan partikel kekuatan tariknya.
dengan matriks dan dapat membuat nilai sifat mekanik Sifat kekerasan telah diteliti [7] untuk penambahan halloysite
menurun. Microvoids juga akan terbentuk saat adanya nanotubes ke dalam nanokomposit bermatriks poliester tak
penambahan partikel. Hal tersebut dapat berfungsi sebagai jenuh seperti yang ditunjukkan pada Tabel 4.
penghambat rambatan retak dan pengurangan konsentrasi Didapatkan pada Tabel 4, bahwa adanya kenaikan nilai
tegangan [7]. kekerasan seiring dengan adanya penambahan kadar HNT
Sifat kekuatan tarik telah diteliti [9] untuk penambahan kepada nanokomposit. Pada penambahan sebanyak 3%,
halloysite nanotubes ke dalam nanokomposit bermatriks nanokomposit memiliki nilai kekerasan paling tinggi dengan
poliester tak jenuh seperti yang ditunjukkan pada Tabel 3. peningkatan nilai kekerasan sebesar 49%. Penambahan kadar
JURNAL TEKNIK ITS Vol. 9, No. 2, (2020) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) F134

Tabel 8. Tabel 7.
Nilai kekuatan tarik nanokomposit poliester tak jenuh/montmorillonite Nilai kekerasan nanokomposit poliester tak jenuh/montmorillonite
nanoclay nanoclay
Peningkatan Nilai Penambahan
Nanopartikel Kadar (%) Nanopartikel Kadar (%) Nilai Kekerasan
Kekuatan Tarik (%)
(%)
0 0 0 0
2 5 Montmorillonite 1 2
3 -10 Nanoclay 3 1
4 -7 5 0.98
6 -19
10 -27
0 0 tidak ada penguat yang ditambahkan untuk bisa menguatkan
Montmorillonite Nanoclay 1 13 nanokomposit. Hal tersebut mengindikasikan pola patahan
2 40
yang terjadi yaitu pola patahan getas. Namun berbeda dengan
3 73
4 33 bagian (a), pada bagian (b) secara signifikan kekasaran
0 0 permukaan meningkat seiring dengan adanya penambahan
1 8 MMT Nanoclay. Jika diamati kembali, ternyata MMT
3 6
5 -5 Nanoclay juga terdispersi secara acak dan baik. Hal tersebut
terjadi karena adanya dispersi nanopartikel yang baik pada
HNT setelahnya akan menurunkan nilai dari kekerasan nanokomposit. Sifat terdispersi dengan baik ini dapat menjadi
nanokomposit. Hal tersebut menandakan bahwa nanokomposit salah satu faktor bahwa penambahan MMT Nanoclay
memiliki kadar batas maksimal penambahan HNT yang memungkinkan akan menaikkan kekuatan mekanik antar
akhirnya memengaruhi nilai kekuatan kekerasan. Namun komponen nanoclay yang berada pada komposit [11].
dengan penambahan pada semua rasio HNT, nilai kekerasan Penambahan nanopartikel di atas kadar optimumnya akan
mengalami peningkatan yang cukup baik dengan rata-rata menyebabkan fenomena aglomerasi atau penggumpalan pada
peningkatan sebesar 35-40%. Persebaran yang merata dari nanopartikel. Aglomerasi secara tidak langsung dapat
halloysite nanotube menjadi salah satu faktor penting adanya memengaruhi nilai sifat mekanik pada komposit [11].
peningkatan nilai kekerasan pada nanokomposit, sebab Sifat kekuatan tarik telah diteliti [5][10][8] untuk
nanopartikel akan menjaga nanokomposit dari terjadinya penambahan montmorillonite nanoclay ke dalam
deformasi dengan menyerap energi dari gaya yang diberikan nanokomposit bermatriks poliester tak jenuh seperti yang
secara merata [7]. ditunjukkan pada Tabel 7.
Sifat kekuatan lentur telah diteliti [9] untuk penambahan Dapat dilihat pada Tabel 7 bahwa penelitian yang telah
halloysite nanotubes ke dalam nanokomposit bermatriks dilakukan [5][10][8] menunjukkan terjadinya peningkatan
poliester tak jenuh seperti yang ditunjukkan pada Tabel 5. kekasaran pada permukaan yang terjadi pada nanokomposit
Dapat dilihat pada Tabel 5 bahwa terjadinya pengaruh dengan adanya penambahan montmorillonite nanoclay.
penambahan dan penguran nilai kekuatan kelenturan pada Puncaknya dengan nilai maksimal kekuatan tarik yaitu pada
nanokomposit dengan penambahan tertentu. Didapatkan pula penambahan 2% dari MMT Nanoclay sebesar 5%. Kemudian
peningkatan nilai kelenturan yang baik dengan pencapaian setelah penambahan 2% MMT nanoclay, terjadi penurunan
tertingginya sebesar 10% pada penambahan halloysite hingga penambahan terakhir sebesar 10%. Rata-rata penurunan
nanotubes sebanyak 3%. Adanya peningkatan nilai kekuatan yang dialami oleh nanokomposit, karena penambahan MMT
lentur tersebut dapat dipengaruhi oleh adanya adhesi mekanik Nanoclay setelah 2%, yaitu 9-10% [5]. Lalu pada penelitian
baik yang terjadi pada semua komponen nanokomposit [9]. lainnya [10] Dapat dilihat bahwa pada penambahan 1%
Penambahan nanopartikel diatas kadar 3% terlihat akan nanoclay, nilai kekuatan tarik meningkat sebanyak 13%.
menyebabkan turunnya grafik dari nilai kekuatan kelenturan Kemudian pada penambahan 2% terjadi peningkatan nilai
yaitu sebesar 4%. Hal tersebut menunjukkan adanya titik kekuatan sebesar 40%. Hingga pada puncaknya, peningkatan
maksimal yang bisa meningkatkan nilai kelenturan dengan nilai kekuatan tarik dapat menyentuh angka 73% pada saat
penambahan pada rasio tertentu karena adanya batas kadar penambahan nanoclay sebesar 3%. Lalu penambahan
maksimum pada nanokomposit [9]. setelahnya terjadi penurunan kekuatan. Kemudian pada
B. Poliester Tak Jenuh/Montmorillonite Nanoclay penelitian lainnya [8] halnya pada penambahan 1%, nilai
kekuatan komposit langsung berada pada posisi penambahan
Morfologi dari material nanokomposit poliester tak yang optimum, dengan penambahannya sebesar 8%. Kemudian
jenuh/montmorillonite nanoclay telah diteliti [11] dengan penambahan setelahnya berangsur menurun dibandingkan
penambahan nanopartikel dengan kadar 0% dan 5%. sebelumnya dengan rata-rata penurunan sekitar 6 – 10%.
Karakterisasi morfologinya menggunakan scanning electron Dari berbagai data penelitian di atas, menunjukkan bahwa
microscopy atau SEM dideskripsikan pada Tabel 6. adanya keterbatasan dalam kadar optimal penambahan partikel
Pada Tabel 6 dapat dilihat bahwa telah terjadinya dengan rentang penambahan di atas 3% akan menurunkan nilai
peningkatan kekasaran pada permukaan yang terjadi pada kekuatan tarik dari nanokomposit. Lalu penambahan partikel
nanokomposit. Pada bagian (a), terlihat bahwa hasil patahan MMT Nanoclay memiliki nilai yang optimum dengan
memiliki permukaan yang halus serta cenderung lurus sebab menunjukkan nilai peningkatan yang baik pada rentang 1 – 3%.
JURNAL TEKNIK ITS Vol. 9, No. 2, (2020) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) F135

Tabel 12. Tabel 10.


Nilai kekuatan lentur nanokomposit poliester tak jenuh/montmorillonite Perbandingan sifat mekanik nanokomposit
nanoclay Peningkatan Peningkatan Peningkatan
Material kekuatan tarik kekuatan tekan kekuatan lentur
Peningkatan Nilai (%) (%) (%)
Nanopartikel Kadar (%)
Kekuatan Lentur (%) Poliester Tak
11 49 10
0 0 Jenuh/HNT
1 8 Poliester Tak
Montmorillonite
2 10 Jenuh/MMT 73 2 33
Nanoclay
3 33 Nanoclay
4 -25
Tabel 10.
Tabel 12.
Standarisasi lapisan gel pada kapal laut
Perbandingan morfologi nanokomposit
Material Sifat Nilai
Material Komparasi morfologi
Kekuatan tarik (MPa) 40
Poliester Tak a) Komposisi nanopartikel optimal
Regangan patah (%) 2.0
Jenuh/Halloysite 0 – 3% Poliester Tak Modulus Elastisitas (MPa) 2700
Nanotubes b) Diameter Luar Partikel 30 – 60 Jenuh Kekuatan lentur (MPa) 80
nm Stabilitas dimensi di bawah panas
60
c) Panjang partikel 1 µm (℃)
d) Bentuk partikel anisotropik
e) Interaksi partikel-partikel cukup matriks poliester tak jenuh seperti yang ditunjukkan pada Tabel
baik 9.
f) Interaksi partikel-matriks tidak
Dapat dilihat pada Tabel 9 bahwa terjadinya pengaruh
baik
penambahan dan penguran nilai kekuatan kelenturan pada
Poliester Tak a) Komposisi nanopartikel optimal
Jenuh/Montmorillonite 0 – 3% nanokomposit dengan penambahan tertentu. Puncaknya terjadi
Nanoclay b) Diameter partikel <100 nm pada penambahan kadar nanoclay sebanyak 3%, di mana
c) Bentuk partikel anisotropik peningkatan yang terjadi yaitu sebesar 33%. Hal tersebut terjadi
d) Interaksi partikel-partikel cukup karena adanya dispersi yang baik dan adhesi yang baik pada
baik kadar optimum, sehingga nanoclay dapat berkontribusi untuk
e) Interaksi partikel-matriks baik menaikkan nilai kekuatan kelenturan. Setelah adanya
penambahan 3%, nilai dari nilai kekuatan kelenturan turun
Hal tersebut terjadi karena adanya dispersi partikel dengan
secara drastis. Bahkan penurunan yang terjadi saat penambahan
persebaran yang merata, membuat penambahan partikel
4% kadar nanoclay yaitu sebesar 25% dari neat poliester tak
mempengaruhi nilai mekaniknya. Modifikasi pada nanoclay
jenuh. Hal ini terjadi karena dengan penambahan nanoclay
juga dibutuhkan untuk bisa meningkatkan nilai adhesi dan
secara berlebihan atau melewati batas optinum, akan
interaksi antara nanoclay dengan polimer [8].
terbentuknya aglomerasi atau penggumpalan pada nanoclay
Sifat kekerasan telah diteliti [8] pada nanokomposit dengan
dan/atau terbentuknya void, sehingga membentuk penambahan
penambahan montmorillonite nanoclay ke dalam matriks
tegangan yang cenderung melemahkan nanokomposit poliester
poliester tak jenuh seperti yang ditunjukkan pada Tabel 8.
tak jenuh/MMT Nanoclay. Serta penambahan nanoclay diatas
Dapat dilihat pada Tabel 8 bahwa adanya kenaikan nilai
4% akan menambah kekakuan pada polimer [10].
kekerasan seiring dengan adanya penambahan kadar HNT
kepada nanokomposit. Pada penambahan 1% MMT nanoclay, C. Komparasi Komposit
didapatkan peningkatan nilai kekerasan paling tinggi, yaitu Pada artikel ini telah dibandingkan data morfologi dan sifat
sebesar 2%. Hal tersebut terjadi karena lapisan dari nanoclay mekanik dari pengaruh penambahan jenis partikel nano
telah terdistribusi secara efisien dan merata dalam halloysite dan montmorillonite nanoclay. Komparasi data
nanokomposit. Struktur yang berbentuk seperti terkelupas morfologi dari nanokomposit ditunjukkan pada Tabel 10 dan
membuat nanoclay dapat menghambat perkembangan komparasisifat mekanik nanokomposit pada Tabel 11.
indentasi. Setelah penambahan sebanyak 1% nanoclay, Tinjauan ini menggunakan 2 material dengan 6 jurnal yang
penambahan kadar selanjutnya akan berangsur menurun bervariasi. Dari enam jurnal yang ditinjau, didapatkan
dengan rata-rata penurunannya sebesar 1%. Terjadinya informasi mengenai penelitian efek penambahan nanopartikel
penurunan nilai kekerasan diakibatkan oleh adanya terhadap morfologi dan sifat mekanik terutama kekuatan tarik,
keterbatasan kadar optimum penambahan nanopartikel dalam kekerasan, dan kekuatan lentur. Nilai dari sifat mekanik
nanokomposit. Lalu adanya faktor pembentukan struktur nanokomposit sangat bergantung kepada peristiwa yang terjadi
interkalasi pada penambahan nanoclay yang semakin banyak, pada morfologi nanokomposit. Dalam hal ini, interaksi partikel
membuat penambahan nanoclay tidak lagi berefek yang dengan partikel dan partikel dengan matriks dapat dikatakan
signifikan terhadap peningkatan kekuatan kekerasan pada memberikan pengaruh yang besar pada sifat mekanik yang
nanokomposit [8]. didapat. Bentuk dari nanopartikel juga mempengaruhi gaya
Sifat kekuatan lentur telah diteliti [10] pada nanokomposit mechanical interlock antar komponen.
dengan penambahan montmorillonite nanoclay ke dalam Perbandingan nilai sifat mekanik komposit dengan diperkuat
oleh Halloysite Nanotube dan Montmorillonite Nanoclay dapat
JURNAL TEKNIK ITS Vol. 9, No. 2, (2020) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) F136

digunakan sebagai aplikasi lapisan gel pada kapal laut sesuai kekerasan yaitu Halloysite (Nanotubes) sebesar 49%, dan nilai
dengan aturan [12], seperti pada Tabel 12 berikut. kekuatan lentur yaitu Montmorillonite Nanoclay (plateles)
Secara sifat mekanik, penambahan partikel halloysite yaitu sebesar 33%.
nanotube dan montmorillonite nanoclay dapat mencapai
spesifikasi dari lapisan gel pada kapal laut. Hal tersebut dapat
DAFTAR PUSTAKA
dilihat dari nilai kekuatan tarik yang mencapai dan melebihi
[1] M. Balasubramanian, Composite materials and processing. CRC press,
nilai yang di standarkan. Namun tanah liat atau clay memiliki 2013.
sifat absorpsi air yang baik, sehingga aplikasi lapisan gel pada [2] F. C. Campbell, Structural Composite Materials. 2010.
kapal ini dapat diaplikasikan pada interior dalam kapal yang [3] W. D. Callister and D. G. Rethwisch, Materials Science and Engineering:
An Introduction, Eighth., vol. Eighth Edi. Versailles, America: John
tidak bersentuhan langsung dengan air.
Wiley & Sons, Inc., 2009.
[4] D. Ratna, Handbook of thermoset resins. ISmithers Shawbury, UK, 2009.
[5] S. Calvo, M. G. Prolongo, C. Salom, and R. M. Masegosa, “Preparation
IV. KESIMPULAN and thermal-mechanical characterization of nanoclay-unsaturated
Kesimpulan dari pembahasan jurnal komposit poliester tak polyester composites,” J. Nanosci. Nanotechnol., vol. 10, no. 4, pp. 2863–
2869, 2010.
jenuh/halloysite nanotubes dan poliester tak [6] M. T. Albdiry and B. F. Yousif, “Toughening of brittle polyester with
jenuh/montmorillonite nanoclay yang telah di lakukan adalah functionalized halloysite nanocomposites,” Compos. Part B Eng., vol.
sebagai berikut:(1)Dari 2 jenis nanopartikel yang ditambahkan 160, pp. 94–109, 2019.
[7] M. T. Albdiry and B. F. Yousif, “Morphological structures and
ke dalam nanokomposit, didapatkan adanya peningkatan tribological performance of unsaturated polyester based untreated/silane-
kekasaran permukaan dan mechanical adhesion pada morfologi treated halloysite nanotubes,” Mater. Des., vol. 48, pp. 68–76, 2013.
nanokomposit. Hal tersebut terjadi karena adanya persebaran [8] S. M. Razavi, S. J. Ahmadi, P. R. Cherati, M. Hadi, and S. A. R. Ahmadi,
“Effect of electron beam irradiation on mechanical properties of
partikel merata dan dispersi yang baik. Penambahan di atas unsaturated polyester/nanoclay composites reinforced with carbon and
kadar optimum akan menyebabkan terjadinya aglomerasi dan glass fibers,” Mech. Mater., vol. 141, p. 103265, 2020.
peristiwa lainnya yang dapat menyebabkan penurunan nilai [9] M. T. Albdiry and B. F. Yousif, “Role of silanized halloysite nanotubes
on structural, mechanical properties and fracture toughness of thermoset
sifat mekanik; (2)Dari 2 jenis nanopartikel yang ditambahkan nanocomposites,” Mater. Des., vol. 57, pp. 279–288, 2014.
ke dalam nanokomposit, secara garis besar dapat meningkatkan [10] N. Merah and O. Mohamed, “Nanoclay and water uptake effects on
nilai kekuatan tarik, kekerasan, dan kekuatan lentur pada mechanical properties of unsaturated polyester,” J. Nanomater., vol.
2019, 2019.
rentang penambahan tertentu; (3)Dari 2 jenis nanopartikel yang [11] K. Bagheri, S. M. Razavi, S. J. Ahmadi, M. Kosari, and H. Abolghasemi,
ditambahkan ke dalam nanokomposit, didapatkan peningkatan “Thermal resistance, tensile properties, and gamma radiation shielding
nilai dari sifat mekanik yang terbaik berdasarkan jenis dan performance of unsaturated polyester/nanoclay/PbO composites,” Radiat.
bentuk nanopartikel pada peningkatan nilai kekuatan tarik yaitu Phys. Chem., vol. 146, pp. 5–10, 2018.
[12] Biro Klasifikasi Indonesia, “Rules For The Classification and
Montmorillonite Nanoclay (plateles) sebesar 73%, nilai Construction Part 1 Seagoing Ships Volume II RUles For Hull,” 2014.

Anda mungkin juga menyukai