Abstrak
Pengembangan teknologi dapat dilakukan dengan rekayasa material, salah satunya pada
pembuatan komposit. Pada pengembangan komposit berbasis polistiren nanoclay, faktor utama
yang menentukan keberhasilan dalam peningkatan sifat material adalah pendispersian nanoclay
dalam matrik polimer yaitu masuknya molekul polimer diantara lapisan silika sehingga nanoclay
akan terdistribusi secara acak kedalam matrik polimer. Penelitian ini bertujuan untuk
mendapatkan komposisi yang terbaik dari komposit nanoclay polistiren dan menentukan
karakteristiknya. Parameter yang divariasikan adalah komposisi nanoclay (1%, 3% dan 5%) dan
lamanya putaran pada mesin ekstruder (50, 80 dan 120 rpm). Hasil penelitian menunjukkan
konsentrasi nanoclay 3% pada kecepatan screw 50 rpm memiliki nilai terbaik pada uji kuat tarik,
yaitu sebesar 55,15 MPa dengan nilai d-spacing (berdasarkan uji XRD) sebesar 4,6nm. Hasil
pengamatan dengan menggunakan SEM menunjukan telah terbentuk interkalasi pada komposit
nanoclay- polistirena.
Abstract
Technology development can be done with materials engineering , one of them in the
manufacture of composites . On the development of polymer -based nanoclay composites, the
main factor that determines the success in improving the material properties are dispersing of
nanoclay in the polymer matrix , namely the inclusion of the silica layer between the polymer
molecules, so nanoclay will be randomly distributed into the polymer matrix . This study aims to
get the best composition of nanoclay composite polystyrene and determine its characteristics .
The parameters varied are the nanoclay composition ( 1 % , 3 % and 5 % ) and the length of the
extruder machine in the range of (50 , 80 and 120 rpm). The results showed that 3 % nanoclay
concentration at 50 rpm screw speed has the best value on the tensile strength test, which
amounted to 55.15 MPa with ad - spacing values ( based on XRD test ) of 4.6 nm . Using SEM
observations showed intercalation was formed on polystyrene - nanoclay composites
1
Valensi Vol. 3 No. 2, November 2013 (122-128) ISSN : 1978 - 8193
2
Optimasi Pembuatan Komposit dari Nanoclay Puspa Sari,
Kuat Tarik
30.00
Tabel 1. Formulasi Komposit Nanoclay
Kandungan Komposisi Kecepatan 20.00
(% berat) Screw (rpm)
PS/clay/PS-g-MA/irgs 168 97/1/1/1 50, 80, 120 10.00
PS/clay/PS-g-MA/irgs 168 95/3/1/1 50, 80, 120
PS/clay/PS-g-MA/irgs 168 93/5/1/1 50, 80, 120 0.00
2 4 6
Pembuatan Spesimen Uji Konsentrasi Clay (%)
Komposit nanoclay-polistiren yang
dihasilkan kemudian dibuat specimen uji Gambar 1. Pengaruh konsentrasi nanoclay
dengan alat Injection Molding Battenfeld BA terhadap kekuatan tarik
400 CD. (Kecepatan ekstruder 50rpm)
dari sampel. Kuat tarik menunjukkan
Karakterisasi Komposit Nanoclay-Polistiren kemampuan untuk menerima beban atau
Uji Tarik tegangan tanpa menyebabkan komposit
Hasil spesimen dari proses Injectin menjadi rusak atau putus ini dinyatakan
Molding yang dihasilkan sebelum dilakukan dengan tegangan maksimal sebelum putus
uji kuat tarik terlebih dahulu dikondisikan pada yaitu ultimate tensile strength (UTS)
temperatur 23˚C dengan kelembaban 50% (Porwanto dan Lizda, 2003). Dalam material
selama 24 jam. Penentuan kuat tarik dilakukan komposit kekuatan bahan dapat dipengaruhi
berdasarkan standard pengujian internasional oleh beberapa faktor diantaranya oleh
ASTM D – 638. Alat yang digunakan adalah perbandingan relatif antara matriks dan bahan
mesin UTM merk Shimadzu AGS-10KNGC, penguat pada bahan komposit tersebut, yaitu
yang sebelumnya dikondisikan terlebih dahulu. berapa banyak nanoclay yang ditambahkan
pada matriks polimer tersebut dibandingkan
Karakterisasi dengan XRD dengan bahan kompositnya, bentuk geometri
Sampel dituang ke sampler holder, dan distribusi nanoclay pada matriks serta
kemudian dipadatkan dan diratakan interaksi antara matriks dengan nanoclay yang
permukaannya. Selanjutnya sampler holder biasa dikenal dengan ikatan bidang antar–
tadi dipasang kedalam goniometer yang telah muka (interfacial bond) (Kartini, 2002).
diset parameter pengukurannya, yaitu dengan Berikut ini adalah gambar pengaruh
menggunakan radiasi Cu Kα dengan kecepatan konsentrasi nanoclay terhadap kuat tarik
0,50/ menit dan 2θ(1-10)0. komposit.
Grafik diatas menggambarkan sifat kuat
Karakterisasi Mikrostruktur Menggunakan tarik pada spesimen. Dari hasil yang diperoleh
SEM untuk kecepatan putar ekstruder 50 rpm
Sampel di coating platinum (Pt) dengan dengan konsentrasi nanoclay 1% nilai kuat
kondisi vakum sampai 2,7.10-3 bar. Kemudian tariknya sebesar 50,09 Mpa dan konsentarsi
detektor diisi dengan N2 cair. Selanjutnya nanoclay 3%, sebesar 55,15 Mpa. Untuk
electron beam dinyalakan, dan siap dianalisa. konsentarsi nanoclay 5% nilai kuat tarik
sebesar 29,83 Mpa, hal ini dimungkinkan
3. HASIL DAN PEMBAHASAN konsentrasi nanoclay lebih dari 3% membuat
Pengaruh Konsentrasi Nanoclay dan komposit tidak dapat terbentuk secara baik.
Kecepatan Mesin Ekstrusi Terhadap Kuat Pada kecepatan putar ekstruder 80 rpm
Tarik Komposit (Gambar 2) konsentrasi nanoclay 1% nilai kuat
Kuat tarik adalah besar beban tarik sebesar 45,05 Mpa, konsentrasi 3%
maksimum persatuan luas penampang awal sebesar 39,03 Mpa dan konsentrasi 5% sebesar
29,41 Mpa. Nilai kuat tarik semua komposisi
12
Valensi Vol. 3 No. 2, November 2013 (122- ISSN : 1978 -
50.00 48.0
45.00 0
40.00
47.0
35.00
0
30.00
Kekuatan Tarik
25.00 46.0
20.00 0
Kuat Tarik
15.00 45.0
10.00 0
5.00
44.0
0.00
0 0 2 4 6
0 2 4 6
43.0
Kosentrasi Clay (%) 0 Konsentrasi nanoclay (%)
42.0
0
41.0
0
dibawah nilai kontrol (konsentrasi nanoclay 0 Nilai kuat tarik terendah pada kosentarsi
%). Hal ini disebabkan interaksi antara nanoclay 5% (80rpm) sebesar 29.41 Mpa. Hal ini
polistirena, coupling agent PS-g-MA dan dikarenakan penggabungan nanoclay lebih dari
nanoclay belum sempurna. Dorongan putar 3% menurunkan kuat tarik
mesin yang lebih cepat menyebabkan
penyebaran nanoclay dan PS-g-MA pada
matrik polimer tidak merata selain itu
kecepatan putar ekstruder menentukan sebaran
partikel–partikel penyusun komposit. Pada
mesin ekstruksi terdapat sembilan bagian yang
setiap bagian memiliki suhu yang berbeda, jika
bahan – bahan penyusun komposit terlalu
cepat melewati suatu bagian maka komposit
tidak akan terbentuk secara sempurna namun
jika terlambat komposit akan gosong dan
ikatan yang terbentuk akan rusak.
Untuk kecepatan putar ekstruder 120
rpm (Gambar 3) nilai kuat tarik konsentrasi
nanoclay 1% sebesar 43,53 Mpa, konsentrasi
nanoclay 3% sebesar 41,67 Mpa, dan
konsentrasi nanoclay 5% sebesar 43,02 Mpa.
Semua konsentrasi mengalami penurunan kuat
tarik jika dibandingkan dengan kontrol,
Semakin tinggi dorongan putaran mesin justru
membuat penyebaran partikel penyusun
komposit sulit menyebar dan mengisi rongga-
rongga pada matrik polimer sehingga ikatan
antara PS-nanoclay dan PS-g-MA tidak dapat
terbentuk secara baik. Konsentrasi PS-g-MA
sebagai coupling agent yang hanya 1% dari
keseluruhan komposisi komposit menyebabkan
sulitnya nanoclay berikatan dengan polistirena
yang bersifat hydrophobic.
12
Optimasi Pembuatan Komposit dari Nanoclay Puspa Sari,
12
Valensi Vol. 3 No. 2, November 2013 (122- ISSN : 1978 -
Analisa XRD
Gambar 5. Hasil pengujian XRD komposit PS-
Pengujian XRD dilakukan untuk
nanoclay (kosentrasi nanoclay 3 %)
mengetahui morfologi pendispersian lapisan
silikat pada matriks polistirena dengan 9000
mengetahui d-spacing antar lapisan silikat 8000
pada matriks polistirena. Nilai d-spacing yang 7000
didapat dari pengujian XRD dapat digunakan 6000
untuk mengetahui morfologi dari komposit 5000
nanoclay-polistirena yakni immiscible, 4000
interkalasi atau eksfoliasi. Analisis XRD 3000
diambil dari hasil uji tarik pada kecepatan 2000
ekstruder 50 rpm yang memiliki nilai kuat tarik 1000
diatas nilai control, spektrum hasil XRD 0
komposit nanoclay polistirena dapat dilihat 0 20 40 60
pada Gambar 4, 5 dan 6.
Dari ketiga Gambar diatas untuk Gambar 6. Hasil pengujian XRD komposit PS-
konsentrasi nanoclay 1% dan 3% memiliki nanoclay (kosentrasi nanoclay 5 %)
nilai d - spacing yang sama yaitu sebesar 4,6
nm sedangkan konsentrasi nanoclay 5 % nilai pada nanokomposit dengan morfologi
d – spacing hanya 3,8 nm. immiscible memiliki persamaan dengan hasil
Berdasarkan penelitian Josseph (2008), pengujian XRD organoclay sebelum
morfologi pada nanokomposit di bedakan ditambahkan polimer, yang hasilnya tidak
menjadi tiga yakni immiscible, interkalasi dan mengalami pergeseran nilai d-spacing. Pada
eksfoliasi. Pada kasus immiscible, lapisan kasus organoclay yang tereksfoliasi dengan
silikat pada matriks polimer membentuk baik pada matriks polimer, hasil pengujian
agregat atau dengan kata lain masuknya rantai dengan wide angel XRD tidak memperlihatkan
polimer pada silikat. Hasil pengujian XRD adanya peak karena tidak terjadi jarak lapisan
silikat yang reguler, dan antar lapisan silikat
3500 lebih besar daripada wide angel XRD
3000 scattering yang dapat di deteksi. Hasil
2500 pengujian XRD dapat juga memperlihatkan
adanya pergeseran peak kearah 2θ yang lebih
2000
rendah atau dengan kata lain bergeser kearah
1500 d-spacing yang lebih besar. Adanya peak
1000 menunjukkan bahwa tidak terjadi struktur
500 eksfoliasi pada komposit nanoclay-polistirena.
0
Uji Mikro Struktur Dengan Scanning
0 10 20 30 40 50 60 Electron Microscope (SEM)
Struktur mikro komposit nanoclay–
Gambar 4. Hasil pengujian XRD komposit PS- polistirena dianalisis dengan menggunakan
nanoclay (konsentrasi nanoclay 1%) Scanning Electron Microscope perbesaran
12
Optimasi Pembuatan Komposit dari Nanoclay Puspa Sari,
12
Valensi Vol. 3 No. 2, November 2013 (122- ISSN : 1978 -
12