Anda di halaman 1dari 7

Seminar Nasional Aplikasi Sains dan Teknologi 2008 – IST AKPRIND Yogyakarta

KARAKTERISTIK FISIK DAN MEKANIK KOMPOSIT SAMPAH KOTA DENGAN


MATRIK PATI KANJI DAN UNSATURATED POLYESTER
Dody Ariawan1), Wijang Wisnu R2), dan Eko Prasetya B3)
1) 2) 3)
Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas Sebelas Maret

ABSTRACT
The aim of this research was investigating the effect of Municipal Solid Waste (MSW) weight
fraction to the physical and mechanical properties of MSW composite.
The filler used in this research were leaf, plastic, glass and paper which blended with two kind
of binders i.e. unsaturated polyester Yukalac® 157 BQTN-EX and cassava starch . The composite was
made by pressing method with 60 %, 70 % and 80 % weight fraction variations. The samples was
characterized to mechanical and physical testing i.e shear and tensile testing based on ASTM D 1037
and density testing based on ASTM D 792. The surface of broken area was observed by Scanning
Electron Microscope and stereozoom microscope.
The results of this research show the increasing filler weight fraction and the decreasing the
mechanical properties of MSW composite. On the same weight fraction shear strenghted the MSW-
UPRs higher than waste-cassava starch composite. On the tensile test MSW-cassava starch
composite higher than waste UPRs..

Keywords: Municipal Solid Waste, weight fraction, cassava starch, UPRs.

PENDAHULUAN
Penelitian mengenai daur ulang sampah atau pengolahan sampah menjadi material baru
yang berkualitas, sangatlah menarik untuk dikaji. Dengan pemanfaatan sampah kota sebagai material
pengisi (filler) diharapkan mampu mewujudkan hal tersebut.
Filler digunakan untuk mengurangi berat dan mengurangi biaya. Filler memberikan fleksibilitas
dalam desain dimensi komposit yang diinginkan, dan selain sebagai material pengisi, material serbuk
atau serpih juga digunakan sebagai material penguat komposit tetapi tidak seefektif fiber (Gibson,
1994).
Potensi sampah kota ini sangat besar karena menurut data bahwa di Indonesia pada tahun
2000 adalah sebesar 100.000 ton per hari. Surakarta menghasilkan sampah kota sebesar 267 ton per
hari, Semarang menghasilkan 727 ton per hari dan Magelang menghasilkan 63 ton per hari. Sampah
plastik yang menjadi permasalahan utama mempunyai sumbangan sebesar 2%, sehingga dalam satu
hari dapat menghasilkan 2000 ton, sedangkan kondisi potensi sampah plastik di Surakarta sebesar
5,34 ton per hari (Sudrajat, 2004).
Dengan menggunakan beberapa teknologi yang sudah ada, sampah dapat dihancurkan
dengan mudah dan dicampurkan dengan resin thermoset ataupun organik yang sudah ada. Oleh
karena itu komposit dengan filler sampah kota dapat dibuat dengan baik, walaupun harus diteliti sifat
mekanik maupun fisisnya.
Kesempatan ini memungkinkan adanya alternatif penyelesaian masalah lingkungan akibat
sampah kota dan sebagai bentuk usaha untuk pengembangan material baru yang murah dan ramah
lingkungan, dan sifat material alternatif ini telah diteliti pada kesempatan ini.

Tinjauan Pustaka
Material komposit dalam bentuk komposit panel telah banyak digunakan untuk berbagai
aplikasi, seperti untuk furniture dan struktur pendukung pada gedung (Youngquist, 1997). Serat alam
sebagai filler komposit polimer mulai banyak digunakan sebagai pengganti filler sintetik dalam
kehidupan sehari-hari. Kelebihan serat alam sebagai filler adalah densitasnya rendah, non abrasif,
mudah didaur ulang, mampu hancur sendiri dialam (biodegradable), mampu sebagai bahan pengisi
dengan level tinggi sehingga menghasilkan sifat kekakuan yang tinggi, tidak mudah patah, jenis dan
variasinya banyak, hemat energi, dan murah (Rowell, dkk, 1997).
Pada Penelitian oleh Muehl, dkk, (2004) menyimpulkan bahwa panel komposit yang terbuat
dari sampah kertas memiliki sifat mekanik yang rendah ketika dipadukan dengan phenollic resin 5%
dan 10% polypropylene dibandingkan dengan panel komposit dari serat kenaf.
Han, dkk, (2004), mengungkapkan bahwa komposit polypropylene-serbuk sekam padi
dengan fraksi berat serat 10%, 20%, 30%, dan 40% mempunyai kekuatan tarik dan impak yang
menurun seiring dengan pertambahan fraksi berat serbuk sekam padi. Sedangkan modulus tariknya
meningkat seiring dengan pertambahan fraksi berat serbuk sekam padi.

97
Seminar Nasional Aplikasi Sains dan Teknologi 2008 – IST AKPRIND Yogyakarta

Stark dan Rowlands, (2002) mengungkapkan bahwa komposit yang diperkuat serat tanaman,
sifat-sifat mekanisnya akan meningkat secara linear seiring dengan pertambahan persen berat serat,
karakteristik mekanik yang meningkat adalah kekuatan tarik, kekuatan bending serta kekuatan impak.
Dalam penelitiannya Stark dan Rowlands menggunakan komposit serat kayu-polypropylene dengan
fraksi berat pada 20% dan 40%. Osswald (1995) mengungkapkan bahwa penambahan jumlah serat
harus diiringi dengan ikatan serat-matrik yang baik sehingga akan meningkatkan kekuatan tarik
komposit.
Wibowo (2006), melakukan penelitian tentang panel komposit yang terbuat dari sampah kota
dengan pengikat resin UPRs 157 BQTN EX dan kanji. Sampah kota yang digunakan berasal dari
sampah organik (kertas, daun) dan sampah anorganik (kaca, plastik). Dari pengujian menghasilkan
bahwa kekuatan mekanik panel sampah kota-UPRs (kekuatan tarik, geser, dan impak) menurun
seiring bertambahnya fraksi berat filler. Sedangkan densitas Komposit Sampah-UPRs turun, dan
densitas Komposit Sampah-Kanji naik seiring bertambahnya fraksi berat filler sampah kota.

Komposit
Komposit berasal dari kata kerja “to compose” yang berarti menyusun atau menggabung.
Komposit dapat didefinisikan sebagai suatu sistem material yang tersusun dari campuran/kombinasi
dua atau lebih unsur-unsur utamanya yang secara makro berbeda di dalam bentuk dan atau
komposisi material pada dasarnya tidak dapat dipisahkan. (Schwartz, 1984)

Matrik / pengikat
Gibson R.F, (1994) mengatakan bahwa matrik dalam struktur komposit bisa berasal dari
bahan polimer, logam, maupun keramik. Matrik polimer adalah yang paling luas penggunaannya.
Polimer dibedakan menjadi dua macam, yaitu thermoplastic dan thermoset.

YUKALAC 157 BQTN-EX


Resin Unsaturated polyester merupakan resin cair dengan viskositas rendah, dan akan
mengeras pada suhu kamar dengan penggunaan katalis. Resin yang akan digunakan adalah resin
dengan nomer seri produksi 157 BQTN-EX.

Pati Kanji (Cassava Starch)


Pati Kanji (Cassava Starch) adalah bahan simpanan utama tumbuhan dan banyak sekali
ditemui didalam akar dan bijibenih (gandum, padi), ubi.. Dalam penelitian ini menggunakan
perbandingan yaitu 1:16.

Katalis
Jenis katalis yang digunakan dalam penelitian ini adalah MEKP (Methyl Ethyl Ketone
Peroksida) dengan konsentrasi 1 %. Dengan tambahan katalis ini, resin akan mengeras seperti gel
dalam 15 menit dan mengeras sepenuhnya dalam 24 jam.

Sifat Fisik dan Sifat Mekanik


Densitas
Uji densitas komposit ini dilakukan dengan penimbangan material komposit itu di udara
dengan berat material komposit itu di fluida. (ASTM D 792).

Wu.ρw (1)
ρc =
Wu − Wa
Dimana : Wu : berat kering spesimen di udara. gr
Wa : berat spesimen di fluida gr
ρc : densitas gr/cm
3

ρw : berat jenis kerosin (0.82 g/cm )


3

98
Seminar Nasional Aplikasi Sains dan Teknologi 2008 – IST AKPRIND Yogyakarta

Kekuatan Geser Komposit (Compression Shear Stress)


Untuk mengetahui kekuatan geser tekan komposit dilakukan pengujian dengan mengacu pada
standar ASTM D1037.

Gambar 1 skema pengujian geser komposit

Dari pengujian ini akan didapatkan nilai kekuatan geser maksimum yang dapat ditahan oleh panel
komposit. Tegangan geser maksimum dapat dihitung dengan menggunakan persamaan:
T= P (2)
2A
Dimana: T : Kekuatan Geser Maksimum. Mpa
P : Beban Maksimum. N
A: Luas penampang Geser. mm²

Komposisi
Jumlah perbandingan yang digunakan dalam pembuatan komposit adalah rasio berat (fraksi
berat) dan rasio volume (fraksi volum) (Quin J.A.)

Fraksi Berat ( ω )
beratmatrik
ω matrik = (3)
beratkomposit
beratserat
ω serat = = 1 − ω matrik (4)
beratkomposit

Material Penelitian
1. Bahan dasar adalah sampah organik (kertas, daun) dan anorganik (plastik dan gelas).
®
2. Binder adalah pati kanji dan resin Unsaturated polyester Yukalac type 157 BQTN EX.
3. Katalis jenis MEKP (Methyl Ethyl Ketone Perokside).

Metodologi penelitian
1. Pengolahan Sampah Kota
Sampah organik yang digunakan berasal dari sampah dedaunan dan kertas, sedangkan sampah
anorganik yang digunakan berasal dari sampah plastik jenis Low Density Polyetylene (LDPE) dan
gelas/kaca. Sampah kemudian diklasifikasikan, dibersihkan, dijemur selama ± 3 hari dan
dipisahkan antara material organik dan material anorganik. Selanjutnya sampah digiling kemudian
disaring agar didapatkan ukuran ( ± 20 mesh) dan
o
dioven pada 100 C selama 1 jam kemudian disimpan dalam wadah tertutup rapat.
2. Pembuatan Panel Komposit
Serbuk dicampur (blending) dengan UPRs 157 BQTN EX dengan komposisi, 70% sampah
organik (daun 35%, kertas 35%) dan 30% sampah non organik (kaca 15%, plastik 15%),

99
Seminar Nasional Aplikasi Sains dan Teknologi 2008 – IST AKPRIND Yogyakarta

kemudian dicetak dan dipres dengan gaya 4 ton. Komposit dibuat dengan variasi fraksi berat 60,
70 dan 80%. Proses diulang untuk jenis pengikat berupa pati kanji. Pengeringan atau curing
sample dilakukan pada suhu kamar selama 24 jam, dilanjutkan proses post cure pada suhu 60oC
selama 4 jam dalam oven. Sampel disimpan dalam wadah tertutup rapat dengan silica gel.
3. Pengujian Spesimen
Pengujian densitas dengan standar ASTM D-792, uji geser dengan standar uji ASTM D 1037 dan
tarik dengan standar ASTM D 1037. Pengamatan permukaan patah spesimen uji menggunakan
mikroskop stereozoom dan Scanning Electron Microscope Micrograph (SEM).

HASIL DAN PEMBAHASAN


Densitas Komposit
1.100
1.000
0.900
Densitas (gr/cm3) 0.800
0.700
0.600
0.500
0.400
0.300
0.200
0.100
0.000
60% 70% 80%
Variasi fraksi berat (w f)

Gambar 2 Grafik Densitas komposit UPRs ; Kanji

Komposit Sampah-UPRs dengan fraksi berat 60% memiliki densitas tertinggi yaitu 1045 Kg/m3,
nilai ini 1.05% lebih tinggi bila dibandingkan densitas komposit Sampah-Kanji pada fraksi berat yang
sama, sedangkan dengan bertambahnya fraksi berat menyebabkan densitas komposit rendah. Hal ini
menunjukkan bahwa komposit sampah-UPRs memiliki densitas yang lebih tinggi daripada densitas
komposit Sampah-kanji.

Kekuatan Geser Komposit

0.09
0.08
0.07

0.06
0.05
0.04

0.03

0.02

0.01
0.00
60% 70% 80%
V ar i asi F r aksi B er at ( w f )

Gambar 3 Grafik Kekuatan Geser Komposit UPRs ; Kanji

Dari gambar 3 terlihat bahwa penambahan fraksi berat akan diikuti dengan penurunan kekuatan
geser. Penurunan kekuatan geser terjadi karena adanya ikatan yang buruk antara filler dengan matrik.
Ikatan yang buruk ini terjadi karena penambahan fraksi berat filler akan menyebabkan tidak semua
filler terbasahi oleh matrik. Kekuatan geser komposit Sampah-UPRs 80% yaitu 0.04 MPa, nilai ini naik
100% lebih tinggi bila dibandingkan dengan komposit Sampah-UPRs 60% yakni 0.08 MPa.
Dari gambar 3 juga terlihat bahwa komposit Sampah-UPRs memiliki kekuatan geser dan
kualitas ikatan yang lebih baik daripada komposit Sampah-Kanji. Hal ini disebabkan pada resin-UPRs
membentuk polimer ikatan rantai(cross link) yang kuat, sedangkan kanji hanya berubah menjadi
glukosa yang berikatan lemah.

100
Seminar Nasional Aplikasi Sains dan Teknologi 2008 – IST AKPRIND Yogyakarta

Tegangan Tarik Komposit


Pada gambar 4 juga terlihat bahwa seiring bertambahnya fraksi berat komposit Sampah-Kota,
kekuatan tarik komposit semakin turun. Menurunnya kekuatan tarik terjadi karena buruknya ikatan
antar muka (interfacial bonding) antara filler dengan matrik. Ikatan yang buruk ini disebabkan
bertambahnya fraksi berat filler akan mengakibatkan tidak semua filler terselubungi matrik secara
merata.

0.14

0.12

kekuatan tarik(MPa)
0.10

0.08

0.06

0.04

0.02

0.00
60% 70% 80%
fraksi berat(wf)

Gambar 4 Kekuatan Tarik Komposit Sampah Kota dengan bahan pengikat:


UPRs ; Kanji

Dari gambar 4 terlihat bahwa pada fraksi berat yang sama, kekuatan tarik komposit Sampah-
Kanji mempunyai nilai 25% lebih besar dibandingkan dengan komposit Sampah-UPRs. Hal ini
menunjukkan bahwa kekuatan tarik komposit Sampah-Kanji lebih tinggi dibanding kekuatan tarik
komposit Sampah-UPRs. Kekuatan tarik lebih tinggi ini terjadi karena densitas resin lebih tinggi
dibanding densitas kanji yang lebih rendah.

Modulus Tarik Komposit

3.50

3.00
ModulusTarik(MPa)

2.50

2.00

1.50

1.00

0.50

0.00
60% 70% 80%
frak s i be rat(w f)

Gambar 5 Modulus Tarik Komposit Sampah Kota dengan bahan pengikat:


Resin ; Kanji

Dari gambar 5 terlihat bahwa nilai modulus tarik komposit Sampah-Kanji lebih tinggi dibanding
komposit Sampah UPRs. Nilai modulus tarik komposit Sampah-Kanji 71.9% lebih tinggi dibanding
dengan komposit Sampah-UPRs. Modulus tarik kanji lebih tinggi daripada resin karena kekuatan tarik
Kanji lebih besar daripada resin, dan regangan kanji lebih rendah dibanding resin. Rendahnya
regangan tarik kanji disebabkan pengikat kanji lebih getas dibanding pengikat resin yang lebih ulet.
Dari gambar 5 terlihat bahwa modulus tarik menurun seiring dengan bertambahnya fraksi
berat komposit Sampah-Kota. Menurunnya modulus tarik disebabkan oleh penurunan kekuatan tarik
dan peningkatan regangan tarik. Pada peningkatan wf=60% menjadi wf=80%, terjadi penurunan nilai
kekuatan tarik komposit Sampah-UPRs sebesar 66.6% dan penurunan kekuatan tarik pada komposit
Sampah-Kanji sebesar 33.3%. Selain itu juga terjadi peningkatan nilai regangan tarik komposit
Sampah-UPRs dan komposit Sampah-Kanji berturut-turut sebesar 33.3% dan 27.5%.

101
Seminar Nasional Aplikasi Sains dan Teknologi 2008 – IST AKPRIND Yogyakarta

a) b)
Gambar 6 Ikatan komposit Sampah kota dengan foto SEM: a) komposit Sampah-UPRs ;
b) komposit Sampah-Kanji

Dari gambar 6 terlihat permukaan patah komposit Sampah-kota dengan jumlah ikatan yang
terbentuk antara filler dan matrik. Ikatan yang terbentuk pada komposit Sampah-UPRs sebesar 65%,
sedangkan pada komposit-Sampah Kanji sebesar 81.8%. Perbedaan nilai ikatan ini disebabkan
karena pada fraksi berat yang sama volume kanji lebih banyak daripada volume resin. Volume bahan
pengikat yang lebih banyak akan memudahkan bahan pengikat untuk berikatan dan menyelubungi
filler. Hal ini mengakibatkan kekuatan tarik komposit-Sampah Kanji lebih baik dibanding komposit
Sampah-UPRs.

KESIMPULAN
Dari pembahasanb) hasil diatas dapat diambil beberapa kesimpulan sebagai berikut:
a. Pada variasi fraksi berat 60, 70, dan 80%, densitas Komposit Sampah-UPRs dan Komposit
Sampah-Kanji mengalami penurunan seiring bertambahnya fraksi berat..
b. Pada penambahan fraksi berat filler dari 60% hingga 80% Komposit Sampah-kota menurunkan
sifat mekanik yang meliputi kekuatan geser dan kekuatan tarik
c. Pada pengujian Geser, komposit Sampah-UPRs memiliki kekuatan geser lebih tinggi 37.5%
daripada komposit Sampah-Kanji. Sedangkan pada pengujian tarik, komposit Sampah-Kanji 25%
lebih tinggi daripada komposit Sampah-UPRs.
d. Dari pengujian densitas, nilai optimum terdapat pada komposit sampah UPRs dengan wf= 60%
sebesar 1045 Kg/m3. Nilai ini menunjukkan bahwa, panel komposit sampah UPRs termasuk
dalam klasifikasi material tipe Hardboard.

Ucapan Terima Kasih


Ucapan terima kasih ditujukan kepada Kementrian Resit dan Teknologi atas bantuan pembiayaan
melalui program Riset Unggulan Terpadu(RUT). Penulis juga menyampaikan terima kasih kepada
Windiarto, ST yang telah membantu pelaksanaan eksperimen.

DAFTAR PUSTAKA
Annual Book ASTM Standart, 1998, USA
Krzysik, A.M.; Youngquist, J.A. 1991, Bonding of airformed wood fibre/polypropylene fibre composites.
International Journal of Adhesion and Adhesives. 11(4): 235.240.
Gibson, RF, 1994, Principles of Composite Material Mechanics, McGraw Hill Inc., New York USA
Sudrajat, R. 2004, The Potential of Biomas Energy Resources in Indonesia for The Possible
Development of Clean Technology Process (CTP), Proceeding of The International Workshop on
Biomass & Clean Fossil Fuel Power Plant Technology, Jakarta, pp. II-1 – II-24
Youngest, J. A.; Krzysik, A. M.; Chow, P.; Meimban, R. 1997, Wood-based Composites and Panel
Products, United States Department of Agriculture
Muehl, J.H.; Krzysik, A.J.; Chow, P. 2004, Composite Panels Made With Biofiber or Office Wastepaper
Bonded With Thermoplastic and/or Thermosetting Resin, United States Department of Agriculture
Han-Seung Yang, dkk, 2004, Rice-husk flour filled polypropylene composites; mechanical and
morphological study, Composite Structures 63, p.p.305-312.

102
Seminar Nasional Aplikasi Sains dan Teknologi 2008 – IST AKPRIND Yogyakarta

Stark, N. M. and Rowlands, R.E, 2002, Effect of Wood Fiber Characteristics on Mechanical Properties
of Wood-Polypropylene Composite, Wood and Fiber Science, 35(2), pp. 167-174
Wibowo, S, 2006, Pengaruh Fraksi Berat Filler Sampah Kota dan Variasi Binder Terhadap Sifat Fisik
dan Mekanik Komposit Sampah Kota, Skripsi, Universitas Sebelas Maret Surakarta.
Schwartz, M.M., 1984, Composite Materials Handbook, Mc Graw Hill Inc, New York USA
Jones R.M, 1975. Mechanics of Composite Materials, Scripta Book Company, Washington D.C., USA
ASTM D1037, 1996, Standard Test Methods for evaluating properties of Wood-base fibre and particle
panel materials, American Society for Testing and Material. Book of Standard Vol 4.10 Wood.
West Chonshohoken, PA. USA
Bahar, H. Y., 1986, Teknologi Penanganan dan Pemanfaatan Sampah, PT. Waca Utama Pramesti.

103

Anda mungkin juga menyukai