Anda di halaman 1dari 9

Vol. 4, No.

1, Maret 2019
e-ISSN: 2502-8944
ENTHALPY-Jurnal Ilmiah Mahasiswa Teknik Mesin

Analisa Sifat Mekanik Komposit Serat Tapis Kelapa Dipadukan Serbuk Tempurung
Kelapa Matriks Resin Epoxy
Made Merdana 1), Salimin 2), Abd. Kadir 3)
1
Mahasiswa Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Unuversitas Halu Oleo
ʾ Dosen Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknik,Universitas Halu Oleo
2 3

Jl. H.E.A. Makadompit, Kampus Hijau Bumi Tridarma Andounohu, Kendari 93232
e-mail : merdanamade02@yahoo.com
Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kekuatan tarik dan bending komposit serat tapis kelapa
dipadukan serbuk tempurung kelapa matriks resin epoxy. Bahan yang digunakan adalah resin epoxy ,
serat tapis kelapa dengan panjang serat 1 mm, serbuk tempurung kelapa. Serat tapis kelapa yang
digunakan telah mengalami perlakuan NaOH selama 1 jam. Komposisi yang digunakan yaitu 60%
Resin : 25% Serat : 15% Serbuk tempurung kelapa, 60% Resin : 20% Serat : 20% Serbuk tampurung
kelapa, 60% Resin : 15% Serat : 25% Serbuk tempurung kelapa. Prosedur pembuatan komposit mengacu
pada standar ASTM D 638-01 untuk uji tarik dan ASTM D 709-02 untuk uji bending. Hasil penelitian
menunjukan bahwa kekuatan tarik tertinggi terdapat pada variasi fraksi volume 60% Resin : 15% Serat :
25% Serbuk tempurung kelapa sebesar 6,34209333 N/mm 2, dan pada variasi fraksi volume 60% Resin :
25% Serat : 15% serbuk tempurung kelapa memiliki nilai kekuatan tarik terendah yaitu 4,18271666
N/mm2. sedangkan untuk pengujian bending nilai kekuatan bending terbesar terdapat pada variasi 60%
Resin : 15% Serat : 25% Serbuk tempurung kelapa sebesar 6,852063333 N/mm 2 dan nilai kekuatan
bending terendah terdapat pada fraksi volume % Resin : 25% Serat : 15% serbuk tempurung kelapa yaitu
4,712313333 N/mm2.
Kata kunci : Komposit Serat dan Serbuk Tempurung Kelap, Sifat Mekanik.
Abstract
This study aims to determine the tensile strength and bending of coconut fiber filter composites combined
with coconut shell epoxy resin powder. The material used is epoxy resin, coconut filter fiber with 1 mm
fiber length, coconut shell powder. The coconut filter fiber used was treated with NaOH for 1 hour. The
composition used is 60% Resin: 25% Fiber: 15% Coconut shell powder, 60% Resin: 20% Fiber: 20%
Coconut mixed powder, 60% Resin: 15% Fiber: 25% Coconut shell powder. The procedure for making
composites refers to the ASTM D 638-01 standard for tensile tests and ASTM D 709-02 for bending tests.
The results showed that the highest tensile strength was in the variation of volume fraction of 60% Resin:
15% Fiber: 25% Coconut shell powder was 6.34209333 N / mm 2, and in the variation of volume fraction
60% Resin: 25% Fiber: 15% shell powder coconut has the lowest tensile strength value which is
4.18271666 N / mm2. while for bending testing the value of the greatest bending strength is found in
variations of 60% Resin: 15% Fiber: 25% Coconut shell powder is 6.852063333 N/mm 2 and the lowest
bending strength value is in the volume fraction% Resin: 25% Fiber: 15% powder coconut shell which is
4,712313333 N/mm2.
Keywords : Fiber Composites, Coconut Shell, Tensile Strength and Bending Strength.
1. Pendahuluan sebatas komponen interior, akan tetapi
Seiring dengan perkembangan ilmu digukan pula pada bagian exterior
pengetahuan teknologi, penggunaan kendaraan.
material komposit yang diperkuat serat Perkembangan penggunaan material
alam dalam industri manufaktur mulai komposit berpenguata serat alam
mengalami peningkatan,yakni terjadi tersebut dikarenakan sifat yang
pergeseran dari bahan komposit serat dimilikinya, dimana serat ini mempunya
sintetis menjadi bahan komposit serat nilai perpaduan dua sifat dasar kuat dan
alam. Salah satu contoh, penggunaan ringan. Disamping itu serat alam juga
komposit yang diperkuat serat alam lebih gampang diperoleh, karena berasal
dibidang industri otomotif tidak hanya dari mahluk hidup seperti hewan dan
1
Vol. 4, No. 1, Maret 2019
e-ISSN: 2502-8944
ENTHALPY-Jurnal Ilmiah Mahasiswa Teknik Mesin

tumbuhan, yang bersifat dapat


terbarukan, dapat diolah secara alami,
ramah lingkungan, serta mempunyai
kekuatan yang lebih tinggi dan tidak
menyebabkan iritasi pada kulit.
Tanaman kelapa (Cocos Nicifera L)
merupakan tanaman serba guna atau
tanaman yang mempunyai nilai ekonomi
tinggi. Seluruh bagian pohon kelapa
dapat dimanfaatkan untuk kepentingan Gambar 1. Fase-fase komposit
manusia, sehingga pohon ini sering
disebut pohon kehidupan (thee of life) Klasifikasi Komposit
karena hampir seluruh bagian dari Berdasarkan matriks yang
pohon, akar, batang, daun dan buahnya digunakan komposit dapat di
dapat dipergunakan untuk kebutuhan kelompokkan atas PMC: (Polymer
kehidupan manusia sehari-hari. Matriks Composite), MMC: (Metal
2. Teori Dasar Matriks Composite), CMC: (Ceramic
Komposit Matriks Composite).
Material komposit merupakan
gabungan lebih dari 1 macam material.
Contoh yang paling umum adalah fiber
glass, yang terdiri atas serat gelas
(keramik) sebagai penguat di dalam
material polimer. Komposisi di desain
untuk menperoleh efek sinergis dari
sifat-sifat material penyusunnya. Pada
fiber glass, misalnya, material di desain Gambar 2. Bagan klasifikasi komposit
agar memiliki kekuatan yang cukup
tinggi (kontribusi dari material gelas), Matriks
tetapi memiliki fleksibilitas yang cukup Menurut Gibson (1994) dalam
baik (kontribusi dari material polimer). bukunya, bahwa matrik dalam struktur
(Sofyan, 2011). Pengertian komposit komposit dapat berasal dari bahan
adalah bahan yang terbentuk apabila dua polimer, logam, maupun keramik. Syarat
atau lebih komponen yang berlainan di pokok matrik yang digunakan dalam
gabung. Komposit adalah bahan hibrida komposit adalah matrik harus bisa
yang terbuat dari resin polimer di meneruskan beban, sehinga serat harus
perkuat dengan serat, menggabungkan bisa melekat pada matrik dan kompatibel
sifat-sifat mekanik dan fisik. antara serat dan matrik.
Resin
Resin merupakan bahan pembuat
fiberglass yang berwujud cairan kental
seperti lem. Berfungsi untuk
mengeraskan semua bahan yang akan
dicampur menjadi larutan fiberglass.
Resin memiliki berbagai macam jenis

2
Vol. 4, No. 1, Maret 2019
e-ISSN: 2502-8944
ENTHALPY-Jurnal Ilmiah Mahasiswa Teknik Mesin

tipe, dari yang keruh, berwarna, hingga Serat Tapis Kelapa


yang bening dengan berbagai kelebihan Serat tapis kelapa terdapat pada
seperti kekerasan, lentur, kakuatan dan pangkal pelepah pohon kelapa yang
lain-lain. Resin berfungsi sebagai matrik berfungsi menutupi pelepahnya. Serat ini
dalam struktur komposit tetapi juga tersusun dari bahan yang menyerupai
sebagai perekat pada lamina. bahan pembentuk serabut kelapa.
Katalis Walaupun jumlah yang dapat dihasilkan
dalam satu pohon terbatas namun tapis
Katalis merupakan suatu zat atau
kelapa mempunyai keunggulan yaitu
subtansi yang dapat mempercepat reaksi
seratnya sudah tersusun dengan baik
(dan mengarahkan atau mengendalikan),
secara alami. Susunan serat dari tapis
tanpa terkonsumsi oleh reaksi, namun
kelapa menyilang antara lapisan serat
bukannya tanpa bereaksi. Katalis sebagai
atas dengan lapisan serat bagian bawah.
suatu substansi yang mengubah laju
Karena keunggulan tersebut serat tapis
suatu reaksi kimia tanpa mengalami
kelapa cocok untuk dijadikan serat
perubahan secara kimiawi pada akhir
alternatif untuk pembuatan komposit.
reaksi. Bahan katalis dalam pembuatan
fiberglass merupakan bahan pembuat Perlakuan Natrium Hidroksida
fiberglass yang berwarna bening dan Natrium Hidroksida (NaOH) atau
fungsi sebagai pengecer. sering disebut alkali digunakan untuk
Miror menghilangkan kotoran atau lignin pada
serat dengan Sifat alami serat adalah
Miror merupakan salah satu bahan
hyrophilic, yaitu sukaterhadap air.
yang digunakan dalam pembuatan
berbeda dengan polimer yang
komposit. Bahan ini dibutuhkan untuk
hidrophilic. Pengaruh perlakuan alkali
melicinkan cairan resin yang mengeras
terhadap sifat permukaan serat alam
dengan cetakannya. Agar cairan resin
selulosa telah diteliti dimana kandungan
yang mengeras dapat dilepaskan dari
optimum air mampu direduksi sehingga
cetakannya dengan mudah. mirror
sifat alami hyrophilic serat dapat
berwujud seperti pasta dan mempunyai
memberikan ikatan interfacial dengan
warna yang bermacam-macam.
matrik secara optimal (Bismarck., dkk
Serat 2002).
Serat atau fiber dalam bahan Pengujian Mekanik Komposit
komposit berperan sebagai bagian utama Kekuatan Tarik
yang menahan beban, sehingga besar
Untuk menghitung nilai tegangan,
kecilnya kekuatan bahan komposit
regangan, dan modulus elastisitas dapat
sangat tergantung dari kekuatan serat
menggunakan persamaan (1).
pembentuknya. Semakin kecil bahan
σ =F/ A
(diameter serat mendekati ukuran kristal)
(1)
maka semakin kuat bahan tersebut,
Regangan;
karena minimnya cacat pada material
∆ L L ₁−Lο
(Triyono, & Diharjo K, 2000). Selain itu ε= =
serat (fiber) juga merupakan unsur yang Lο Lο
terpenting, karena seratlah yang (2)
menentukan sifat mekanik komposit Modulus Elastisitas;
tersebut seperti kekerasan, keuletan dan
kekuatan (Schwartz, 1984).
3
Vol. 4, No. 1, Maret 2019
e-ISSN: 2502-8944
ENTHALPY-Jurnal Ilmiah Mahasiswa Teknik Mesin

F m.g E : Batas elastic, disini merupakan batas


σ A l. d yang menunjukan bahwa beban
E= = =
ε ∆ L L₁−Lο akan kembali kebentuk semula bila
Lο Lο beban dihilangkan.
(3) Y : Yield (batas luluh) antara titik Y-E
Pengujian tarik dilakukan dengan terjadi penguluran tanpa adanya
mesin uji tarik atau dengan universal penambahan beban. Kadang malah
testing standar (Bondan T. Sofian, terjadi penurunan beban sehinga
2010). Spesimen uji tarik ASTM D 638- terjadi batas atas dan bawah. Setelah
01 ditunjukan seperti Gambar 3. titik Y dilampaui, terjadi
perpanjangan plastis sehingga titik
U tegangan pada Y disebut tegangan
luluh (yield stress).
U : Batas ultimate jika beban tarik
diteruskan sehingga diatas tegangan
luluh maka tegangan akan naik terus
Gambar 3. Spesimen uji tarik ASTM D sesuai kenaikan regangan dan
638-01 kemudian mencapai harga
Keterangan : maksimum setelah ini beban ini
Radius = 76 mm akan menurun lagi. Batas ini yang
Ketebalan = 4-7 mm ditentukan sebagai kekuatan tarik
Dalam pengujian tarik, terdapat maksimum dan tegangan tarik disini
grafik hubungan antara tegangan dan disebut tegangan tarik.
regangan yang dapat memberikan B : Batas patah/titik patah, pada titik ini
gambaran dari sifat material. Grafik batang uji akan mengalami patah
hubungan tegangan dan regangan atau putus, karena tegangan akhir
ditampilkan seperti gambar berikut : yang diterima oleh material selama
melakukan pengujian.
Untuk menghitung nilai kekuatan
tarik, dapat menggunakan persamaan
berikut (Bondan T. Sofian, 2010).
F
F=σ.A atau σ=
A
(4)
Dimana :
F = beban (N)
A = luas penampang (mm2)
Gambar 4. Kurva tegangan-regangan Kekuatan Bending
Keteragan : Kekuatan bending suatu material
P : Batas proposional terjadi mengikuti dapat diketahui dengan melakukan
kaidah Hokum Hooke dimana pengujian dengan uji bending terhadap
penambahan panjang berbanding material komposit tersebut. Kekuatan
lurus dengan penambahan beban. bending atau kekuatan lengkung adalah
Biasanya titik ini dianggap sama kekuatan bending terbesar yang dapat
dengan titik elastic. diterima akibat pembebanan luar tanpa
mengalami deformasi yang besar atau

4
Vol. 4, No. 1, Maret 2019
e-ISSN: 2502-8944
ENTHALPY-Jurnal Ilmiah Mahasiswa Teknik Mesin

kegagalan. Spesimen uji bending dibuat b = lebar (mm)


sesuai standar ASTM D709-02. d = tebal (mm)
Fraksi Volume Serat
Untuk menghitung fraksi volume,
parameter yang harus diketahui adalah
Gambar 5. Spesimen uji bending
berat jenis resin, berat jenis serat, berat
Keterangan:
komposit dan berat serat. Adapun
Tebal spesimen = 4 mm
persamaan yang digunakan untuk
Persamaan yang digunakan untuk mencari fraksi volume adalah
menghitung kekuatan bending menurut (Shackelford, 1992. Introduction to
(William D. Callister Jr, 2000). Materials Science For Engineer, Third
Edition, Mac Millan Publising
Company, New York, USA).

ρϝ
υf= x 100 %
mϝ mm
+
ρϝ ρ m
(7)
Atau,
Gambar 6. Skema Pengujian Bending mϝ
υf = (8)
Mc Vc . ρϝ
σ= Dimana :
I
(5) υf = fraksi volume serat (%)
mf = massa serat (gr)
ρf = densitas serat (gr/cm3)
mm = massa matriks (gr)
ρm = densitas matriks (gr/cm3)
Vc = volume cetakan (cm3)
Dimana : 3. Metode Penelitian
σb = kekuatan bending (MPa) Alat dan Bahan
M = momen Lentur (N.mm)
c = jarak dari sumbu netral (mm) 1. Alat
I = momen inersia (mm4) Adapun alat – alat yang digunakan
F = gaya tarik (N) dalam penelitian ini yaitu cetakan,
L = panjang spesimen (mm) timbangan digital, sikat kawat, jangka
b = lebar (mm) sorong.
d = tebal (mm) 2. Bahan
Jadi, rumus yang gigunakan adalah : Adapun bahan yang digunakan
3 PL dalam penelitian ini yaitu, serat tapis
σ b= kelapa, resin epoxy, mirir glaze dan
2 bd ²
(6) NaOH.
Keterangan :
σb = tegangan bending (GPa)
P = beban (N)
L = panjang support span (mm)

5
Vol. 4, No. 1, Maret 2019
e-ISSN: 2502-8944
ENTHALPY-Jurnal Ilmiah Mahasiswa Teknik Mesin

4. Menyiapkan tabel pengambilan


data.
5. Pemasangan spesimen uji tarik
pada pencekam dan pastikan
terjepit dengan baik dan benar.
6. Menjalankan mesin uji tarik,
dimana pada kondisi ini fenomena
uji tarik dapat terekam pada CPU
dan dan terlihat pada layar/monitor
Gambar 7. Serat Tapis Kelapa komputer. Setelah patah, mesin
akan berhenti secara otomatis.
Prosedur Pembuatan Komposit
2. Pengujian Bending
Adapun prosedur pembuatan
komposit dalam penelitian ini adalah: Adapun langkah-langkah pengujian
1. Menyiapkan alat dan bahan bending yaitu :
2. Menimbang serat, resin dan serbuk 1. Menyiapkan spesimen uji bending
tempurung yang akan digunakan 2. Menyiapkan mesin pengujian
sesuai dengan berat yang diinginkan. bending dalam keadaan ON.
3. Adapun perbandingan fraksi volume 3. Menyiapkan tabel pengambilan
adalah data.
a. Matriks 60%, serat 25%, serbuk 4. Memasang spesimen pada pada
tempurung 15% pencekap mesin uji bending dan
b. Matriks 60%, serat 20%, serbuk pastikan sudah terpasang dengan
tempurung 20% baik dan benar, dengan
c. Matriks 60%, serat 15%, serbuk menentukan titik tumpuan dan titik
tempurung 25% tengah benda uji dan alat bending.
4. Mencampur resin, serat dan serbuk 5. Menjalankan mesin uji bending,
tempurung menjadi satu sambil mencatat pertambahan gaya
5. Menuangkan campuran resin, serat yang diberikan oleh mesin.
tapis dan serbuk tempurung kelapa 6. Setelah patah mesin akan berhenti
pada cetakan yang sudah disiapkan secara otomatis.
sesuai dengan keinginan 7. Membuka patahan spesimen dari
6. Menjemur material yg telah pencekap mesin uji.
ditungkan kecetetakan dibawah sinar 4. Hasil dan Pembahasan
matahari langsung.
Pengujuan Tarik
Prosedur Pengujian Komposit Adapun hasil pengujian yang
1. Pengujian Tarik diperoleh dapat dilihat pada grafik
berikut:
Langkah-langkah pengujian tarik Dari grafik di bawah dapat dilihat
dalam penelitian ini adalah sebagai bahwa komposit dengan fraksi volume
berikut : 60% resin; 15% serat; 25% serbuk
1. Menyiapkan spesimen uji tarik. tempurung kelapa memiliki nilai
2. Menyiapkan mesin uji tarik dalam kekuatan tarik paling tinggi yaitu
keadaan ON. 6,342093333 N/mm2 dibandikang
3. Memasukan data-data spesimen dengan fraksi volume 60% resin; 20%
(panjang, lebar dan tebal) dan serat; 20% serbuk tempurung kelapa
setting program mesin uji tarik.
6
Vol. 4, No. 1, Maret 2019
e-ISSN: 2502-8944
ENTHALPY-Jurnal Ilmiah Mahasiswa Teknik Mesin

hanya 5,24108 N/mm2 dan fraksi volume sehingga menambah kekuatan tarik
60% resin; 25% serat; 15% serbuk komposit serat tapis kelapa dipadukan
tempurung kelapa 4,182716667 N/mm2. serbuk tempurung kelapa.
7 6.34 Pengujian Bending
6 5.24 Adapun hasil pengujian bending
5
Tegangan Tarik (N/mm2)

4.18 dapat dilihat pada grafik berikut:


4
3 8
6.85
2 7
6 5.78

Tegangan Bending (N/mm2)


1 4.71
5
0 4
60:25:15 60:20:20 60:15:25
3
Fraksi Voleme (resin,serat,serbuk tempurung kelapa) (%) 2
1
0
Gambar 8. Grafik tegangan tarik pada 60:25:15 60:20:20 60:15:25
berbagai fraksi voleme (resin, serat dan Fraksi Voleme (Resin, Serat, Serbuk Tempurung Kelapa) (%)
serbuk tempurung kelapa)
Hal ini disebabkan karena jumlah Gambar 9. Grafik Tegangan Bending
serbuk tempurung kelapa pada fraksi pada berbagai fraksi volume (Resin,
voleme 60% resin; 15% serat; 25% Serat, Serbuk tempurung kelapa)
serbuk serbuk tempurung lebih banyak
dibandingkan dengan fraksi volume Pada Grafik diatas menunjukan
yang lain. Sehingga ikatan antara matrik hubungan anatra tegangan bending pada
antara serat dan serbuk serbuk beberapa fraksi volume. Dari gerafik
tempurung kelapa menjadi lebih bnayak tersebut tegangan bending terhadap
dan dapat berlangsung dengan sempurna, praksi volume cendrung meningkat.
yang secara langsung dapat Nilai kekuatan bending terbesar terdapat
meningkatkan kekuatan tarik pada pada spesimen dengan fraksi volume
komposit tersebut. Karena jumlah 60% resin; 15% serat; 25% serbuk
serbuknya lebih banyak dibandingkan tempurung kelapa dengan nilai sebesar
dengan fraksi voleme 60%;20%;20% 6,852063333 N/mm2, sedangakan
dan 60%;25%;15% maka laju tegangan bending terendah terdapat pada
penyerapan airnya lebih tinggi sehingga fraksi volume 60% resin; 25% serat;
tegangan tariknya lebih tinggi sehingga 15% serbuk tempurung kelapa dengan
lebih baik dalam membagi beban. nilai 4,712313333 N/mm3. Hal ini
Kemudian penambah jumlah serbuk disebabkan oleh unsur yang
serbuk tempurung kelapa yang lebih digabungakn, dimana penambahan
banyak membuat paduan lebih padat hal jumlah serat yang lebih banyak namun
ini mengakibatkan tidak terjadinya void serbuk sedikit memiliki kekuatan
(kekosongan)sehingga daya ikat antara bending lebih kecil. Hal ini disebabkan
matriks, serat dan sebuk menjadi lebih karena dengan penambahan jumlah serat
kuat sehingga mempunyai ikatan yang lebih banyak namun serbuk sedikit
padat, selain itu juga hal tersebut memiliki kepadadatan yang lemah ini
disebabkan oleh karekteristik serbuk mengakibatkan terjadinya void
tempurung kelapa yang keras dan kuat (kekosongan) sehingga ikatan antara

7
Vol. 4, No. 1, Maret 2019
e-ISSN: 2502-8944
ENTHALPY-Jurnal Ilmiah Mahasiswa Teknik Mesin

matriks, serat dan sebuk semakin lemah. Interactive. John Willey & Sons.
Sedangkan penambahan jumlah serbuk Inc.
yang lebih banyak membuat komposit Chung Deborah D. L. 2010. Composite
menjadi semakin padat sehingga Materials Science And Application.
meningkatkan ikatan antara matrik, serat Second Edition. Springer-Verlag:
dan serbuk, hal ini juga disebabkan London
karena karakteristik serbuk tempurung
kelapa yang kuat dan keras sehingga Dwijana Komang I Gusti. 2017.
menambah kekuatan bending komposit Pengaruh Perlakuan Serat Tapis
serat tapis kelapa dipadukan serbuk Kelapa Terhadap kekuatan Lentur
tempurung kelapa. Skin Komposit Sandwich. Jurnal
Energi Dan Manufaktur Vol. 10, No.
Kesimpulan 1. Jimbaran Bali
Pada bab ini merupakan intisari dari Dwijana Komang I Gusti. 2014.
sebuah proses yang dilakukan peneliti Karakteristik Sifat Tarik dan Mode
selama penelitian (studi ekperimen), baik Patahan Komposit Polyester
itu laboratorium maupun teoritis. Berpenguat Serat Tapis Kelapa.
Adapun kesimpulan yang dapat Jurnal Teknik Mesin Vol. 4, No. 2.
diperoleh peneliti selama penelitian Jimbaran, Bali
adalah sebagai berikut:
1. Hasil analisa kekuatan tarik dari Karohika Gatot I Made. 2010. Studi
komposit serat tapis kelapa yang Perlakuan Serat Dan Fraksi Voleme
dipadukan dengan serbuk tempurung Serat Terhadap Sifat Akustik
diperkuat resin epoxy didapat nilai komposit Serat Tapis
kekuatan tarik tertinggi terdapat pada Kelapa/Polyester sebagai Alternatif
fraksi volume 60% resin; 15% serat; Pengganti Bumbung Bambu
25% serbuk, yaitu sebesar Gambelan Bali. Juranal Teknik
6,34209333 N/mm2, sedangakan Mesin. Bali
untuk nilai kekuatan tarik terendah Nanda. 2010. Pengaruh Panjang Serat
terdapat pada fraksi volume 60% Pada Temperatur Uji Yang Berdeda
resin; 25% serat; 15% serbuk dengan Terhadap Kekuatan Tarik Komposit
nilai 4,18271666N/mm2. Polyester Serat Tapis. Jurnal Ilmiah
2. Untuk analisa kekuatan bending yang Teknik Mesin Vol. 4 No. 2.
diperoleh nilai kekuatan bending Jimbaran, Bali
tertingggi terdapat pada fraksi volume
60% resin; 25% serat; 25% serbuk, Ngakan Putu Gede Suardana. 2009.
yaitu sebesar 6,852063333 N/mm2. Studi Perlakuan Serat Serta
Sedangkan untuk nilai kekutan Penyerapan Air Terhadap Kekuatan
bending terendah terdapat pada fraksi Tarik Komposit Tapis
volume 60% resin; 15% serat; 25% Kelapa/Polyester. Jurnal
serbuk, dengan nilai 4,712313333 IlmiahTeknik Mesin Vol. 3, No 1.
N/mm2. Jimbaran Badung, Bali
Daftar Pustaka Suhardiono, L. 1993. Tanaman Kelapa,
Kanisius, Yogyakarta
Callister Jr. William. D. 2000.
Fundarmentals Of Materials Setyamidjaja, Djoehana 1986, Bertanam
Science And Enginering/ An Kelapa Hibrida, Kanisius,
Yogyakarta
8
Vol. 4, No. 1, Maret 2019
e-ISSN: 2502-8944
ENTHALPY-Jurnal Ilmiah Mahasiswa Teknik Mesin

Sofian Bondan T. 2010. Pengantar


Material Teknik. Salemba Teknika.
INA
Taufik M. Iksan, dkk. 2013. Perilaku
Creeppada Komposit Polyerter
Dengan Serat Kulit Bambu Apus
(gigatochloa apus (J.a & J.H.
Schultes) Kurs), Vol. 1 No. 1,
Fakultas Teknik Universitas
Lampung. Bandar Lampung

Anda mungkin juga menyukai