Anda di halaman 1dari 6

Nama : Kirana Anisah

NPM : 1906300971

TUGAS PROPERTI MATERIAL TL 01

Assignment Asphalt 01

1. Jelaskan dengan lengkap perbedaan aspal, bitumen, dan tar. (maksimum 2 halaman)
Jawab :
Aspal adalah material padat atau
setengah padat yang dominan tersusun
atas senyawa hidrokarbon atau bitumen
dengan disertai sedikit kandungan sulfur,
oksigen, dan klor. Secara kuantitatif,
biasanya terdiri atasa 80% karbon, 10%
hydrogen, 6% belerang, sisanya oksigen, nitrogen, serta sejumlah renik besi, nikel, dan
vanadium. Aspal berwarna hitam sampai coklat gelap. Aspal bersifat perekat
(cementitious) yang akan melembek dan meleleh bila dipanasi. Aspal diperoleh melalui
proses penyulingan minyak mentah dengan pemanasan hingga suhu 350°C di bawah
tekanan atmosfir untuk memisahkan fraksi-fraksi minyak, seperti gasoline (bensin),
kerosene (minyak tanah), dan gas oil. Aspal digunakan pada konstruksi perkerasan jalan.

Bitumen merupakan zat perekat yang


berwarna hitam atau gelap yang dapat
diperoleh secara alami atau bisa juga melalui
proses pemanasan atau melalui keduanya.
Bitumen mengandung senyawa hidrokarbon
aromatik yang bentuknya dapat berupa padat
atau cairan kental. Bitumen digunakan untuk
produksi kapal tahan air, serta untuk menyegel dan mengikat bahan yang digunakan untuk
konstruksi bangunan.

Tar adalah cairan kental berwarna coklat


atau hitam yang mengandung sejumlah

Universitas Indonesia
hidrokarbon yang kandungan kimianya bervariasi. Tar dibentuk oleh proses distilasi dari
batu bara, minyak bumi, atau kayu. Pada tar batu bara dilakukan proses penyulingan dari
batu bara dan sumber minyak. Sedangkan, tar kayu diekstraksi dari tanaman selama proses
penyulingan .Tar digunakan untuk perekat, seperti dalam penyegelan kapal atau genteng.

Assignment Asphalt 02

2. Apa yang dimaksud dengan RAP (Reclaimed Asphalt Pavement) ?


Jawab :

RAP (Reclaimed Asphalt Pavement) merupakan bahan alternatif yang digunakan


untuk perkerasan jalan karena mengurangi penggunaan agregat alam dan bahan pengikat
aspal. RAP dapat dikatakan sebagai green technology dalam konstruksi jalan.
Teknologi RAP ini dilakukan dengan cara melakukan penggalian pada perkerasan
jalan yang telah rusak untuk kemudian dihancurkan kembali menjadi semacam agregat.
Lalu, material ini diproses agar dapat digunakan kembali sebagai material perkerasan
yang baru. Proses daur ulangnya meliputi pengaturan komposisi gradasi, penggunaan
recycling agent, penggunaan material agregat atau aspal baru, termasuk proses
pencampuran dan pemadatan.
Dalam proses daur ulang material RAP harus memperhatikan dua hal, yaitu
apakah bahan yang ada pada perkerasan lama dapat didaur ulang dan apakah campuran
yang diperoleh dengan menggunakan material daur ulang dapat memenuhi kriteria yang
diinginkan.

Universitas Indonesia
Berdasarkan hasil penelitian, campuran aspal dengan menggunakan RAP sebesar
30 % mempunyai ketahanan yang baik terhadap kerusakaan creep dan memiliki
resistensi terhadap kelembapan. Sedangkan campuran aspal dengan RAP lebih besar dari
50% mempunyai kinerja yang kurang baik, karena terjadi penurunan pada sifat kohesi.
(Ayman
et al., 2015)
Dapat dikatakan bahwa material RAP telah mengalami penurunan sifat fisik
akibat beban lalu lintas, sehingga sifat-sifat aspal tersebut perlu dipulihkan. Maka dari
itu, dalam penggunaan material RAP harus diimbangi dengan bahan peremaja yang
mengandung senyawa aromatik ringan untuk menggantikan senyawa aromatik ringan
yang menguap atau teroksidasi pada RAP.
Menurut suhu pencampurannya, metode daur ulang RAP dibagi menjadi cold
mix recycling (material jalan yang dihancurkan dan dicampur dengan semen aspal emulsi
dengan tanpa perlu memanaskan agregat RAP terlebih dahulu), hot mix recycling (proses
percampuran dalam kondisi panas sekitar suhu 140°C – 190°C, sedangkan dalam metode
warm mix recycling menggunakan suhu 600°C.
Menurut tempatnya, pengolahan RAP dapat dibedakan menjadi in situ
recycling, yakni modifikasi RAP yang dilakukan di lokasi tempat pekerjaan perkerasan
dan off-site recycling yakni modifikasi RAP yang dilakukan di plant pencampuran,
bukan di lokasi penggarukan perkerasan.
Keuntungan pemanfaatan RAP adalah mengurangi penumpukan RAP
sehingga tidakmerusak lingkungan, efisiensi biaya, mengurangi penggunaan sumber
daya alam, mengurangi laju kerusakan akibat penambangan dan penggalian (Budianto,
2009).

Universitas Indonesia
Assignment Asphalt 03

3. Apa yang anda ketahui dengan aspal buton ?

Jawab :
Aspal buton atau asbuton ditemukan pada tahun 1924 di Pulau Buton, Sulawesi
Tenggara. Asbuton merupakan aspal alam yang terkandung dalam deposit batuan yang
terdapat di pulau Buton dan sekitarnya.
Berdasarkan pengkajian yang dilakukan oleh Alberta Research Council pada tahun
1980-an dan divalidasi oleh Pusjatan Kementerian Pekerjaan Umum pada Tahun 2010-
2013 adalah ton cadangan asbuton sebesar 662,960 juta. Menurut eksplorasi yang
dilakukan oleh Alberta Research Council di daerah Lawele (Dean, 1989; Departemen
Pekerjaan Umum, 1990) pada 132 titik pengeboran, ketebalan asbuton dinyatakan berkisar
antara 9 meter sampai 45 meter atau ketebalan rata-rata 29,88 meter dengan tebal tanah
penutup 0 – 17 meter atau rata-rata tebal tanah penutup 3,47 meter pada luas daerah
pengaruh Asbuton 1.527.343,5 m2.
Terdapat dua jenis unsur utama dalam Asbuton, yaitu aspal (bitumen) dan mineral.
Bitumen yang terdapat pada aspal buton terdiri atas :
1. Karbon (C) : 82 – 88 %
2. Hidrogen (H) : 8 – 11 %
3. Sulphur : 0 – 6 %
4. Oxygen (O2) : 0 – 1,5 %
5. Nitrogen (N) : 0 – 1 %

Universitas Indonesia
Pemanfaatan unsur ini dalam pekerjaan pengaspalan akan mempengaruhi kinerja
perkerasan aspal yang direncanakan.
Jenis asbuton yang telah diproduksi secara fabrikasi dan manual dalam tahun-tahun
belakangan ini adalah asbuton butir, asbuton murni full ekstraksi, dan asbuton pra campur.
Dari pengujian yang telah dilakukan, hasil campuran beraspal yang ditambah
asbuton menghasilkan campuran beraspal yang bermutu baik dengan adanya peningkatan
umur konstruksi, lebih tahan terhadap perubahan temperature, dan nilai modulus yang
meningkat. Hal itu terjadi disebabkan oleh kandungan asbuton yang mengandung bahan
aromatik dan resin yang tinggi sehingga di dalam campuran asbuton mempunyai daya
lekat yang lebih tinggi (anti stripping) dan kelenturan yang tinggi (fatigue life tinggi).
Dengan adanya kelebihan tersebut maka asbuton cocok digunakan pada lokasi yang
memiliki temperatur tinggi (tropis) dan pada heavy loaded highway (pre-blended).
Asbuton di dalam lapisan beraspal akan berfungsi sebagai berikut :
 Bahan tambah yang akan meningkatkan kemampuan lapisan beraspal saat beban lalu lintas
bertambah. Umumnya Asbuton yang digunakan adalah jenis butir dengan penetrasi
bitumen rendah;
 Pengganti aspal keras. Asbuton yang umumya digunakan adalah jenis murni hasil
ekstraksi atau Asbuton butir jenis LGA pada pekerjaan lapis macadam;
 Bahan tambah dan pengganti (substitusi) sebagian dari aspal keras yang digunakan.
Asbuton yang umumnya dipakai adalah jenis butir dengan penetrasi bitumen tinggi,
seperti LGA atau jenis pra campur.

Universitas Indonesia
DAFTAR REFERENSI

Anon. (-). Perbedaan Antara Bitumen dan Tar. Diakses pada 26 Oktober 2020.
https://id.mort-sure.com/blog/difference-between-bitumen-and-tar-3edb67/
Alkahfi, Sultan. (-). Teori Ringkas 1 Aspal. Diakses pada 26 Oktober 2020.
https://www.academia.edu/31813121/TEORI_RINGKAS_1_ASPAL
Hadi, M. (2019). Teknologi Daur Ulang Perkerasan Jalan Material Reclaimed Asphalt
Pavement (RAP). Diakses pada 26 Oktober 2020.
https://www.ilmubeton.com/2019/10/MaterialReclaimedAsphaltPavement.html
Maha, Indra. (2020). Jurnal Daur Ulang Aspal dengan (RAP). Diakses pada 26 Oktober
2020. http://dbmtr.jabarprov.go.id/daur-ulang-aspal-dengan-rap/
Nalaanggada. 2014. ASBUTON (Aspal Buton). Diakses pada 26 Oktober 2020.
https://ptnap.wordpress.com/2014/10/21/asbuton-aspal-buton/
PT. PURWA DAMAR JATI. (2020). Aspal. Diakses pada 26 Oktober 2020.
http://purwodamarjati.com/2020/03/24/aspal/
Putra, Muslimin B. (2019). Aspal Buton sebagai Aspal Berongga
https://makassar.terkini.id/aspal-buton-sebagai-aspal-berongga/#:~:text=Aspal
%20Buton%20(Asbuton)%20adalah%20aspal,bahan%20pengikat%20pada
%20campuran%20beraspal.
Tamrin. (2016). Analisis Kadar Air Dan Kadar Bitumen Aspal Buton (Asbuton) Desa Bungi
Dengan Metode Sohklet. Diakses pada 26 Oktober 2020. http://repositori.uin
alauddin.ac.id/527/1/SKRIPSI%20TAMRIN.pdf
Twidi, Rindu (2018). Campuran beraspal menggunakan reclaimed asphalt pavement dan
slag baja. Diakses pada 26 Oktober 2020.
http://journal.unpar.ac.id/index.php/journaltransportasi/article/view/3041/2564.
Universitas Sumatra Utara. (-). Aspal. Diakses pada 26 Oktober 2020.
http://repository.usu.ac.id/bitstream/handle/123456789/67934/Chapter%20II.pdf?
sequence=4&isAllowed=y

Universitas Indonesia

Anda mungkin juga menyukai