LAPORAN PRAKTIKUM
UJI BAHAN ASPAL
NIM : 1321154023
SEMESTER : V
KELAS : MPK-B
2023
LEMBARAN ASISTENSI
KELAS : MPK 5B
Puji dan syukur kita panjatkan kehadirat ALLAH SWT, yang mana
karunianya kita telah diberi kesehatan dan kesempatan serta telah diberi
umur panjang, sehingga kami dapat mengikuti praktek uji aspal yang
berlangsung di POLITEKNIK NEGERI AMBON.
Dalam penyusunan Laporan Praktek Uji Aspal, kami tahu benar bahwa
masih ada kekurangan dan masih jauh dari kesempurnaan, serta menyadari
bahwa masih banyak terdapat kesalahan dan kekhilafan baik dari segi bahasa,
pengetikan ataupun isi laporan tersebut.Untuk itu kami mohon kritik dan
saran yang bersifat membangun demi kebaikan pada penulisan untuk laporan
selanjutnya.
Demikian yang dapat kami sampaikan, semoga laporan Praktek Uji Aspal
ini dapat bermanfaat bagi semua pihak. Semoga ALLAH SWT selalu
melimpahkan taufik dan hidayahnya kepada kita semua, Amin
Ambon,15Oktober2023
F Gerald Pupella
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
1.2 Tujuan Penulisan
1.3 Manfaat Penulisan
1.4 Metode Penulisan
BAB II LANDASAN TEORI
2.1 Pengertian Aspal
2.2 Fungsi Aspal
2.3 Sifat – Sifat Aspal
2.4 Jenis – Jenis Aspal
BAB III PEMBAHASAN HASIL PRAKTIKUM
3.1 Metode Pengambilan Sampel Agregat
3.2 Uji Keausan Agregat Dengan Menggunakan Mesin Los Angeles
3.3 Metode Analisa Saringan
3.4 Metode Pengujian Penetrasi Bahan – Bahan Bitumen
3.5 Uji TitiK Lembek Aspal
3.6 Metode Pengujian Campuran Aspal dengan Alat Marshall
BAB IV PENUTUP
4.1 Kesimpulan
4.2 Saran
4.3 Dokumentasi
BAB I
PENDAHULUAN
LANDASAN TEORI
Aspal minyak
Aspal minyak dengan dengan bahan dasar aspal dapat dbedakan atas :
Aspal emulsi adalah suatu campuran aspal dengan air dalam bahan
pengemulsi.
Berdasarkan muatan listrik yang dikandungnya, aspal emulsi dapat
dibedakan atas :
RC 30 – 60 MC 30 – 60 SC 30 – 60
RC 70 – 40 MC 70 – 140 SC 70 – 140
RC 250 -500 MC 250 – 500 SC 250 – 500
RC 800 – 1600 MC 800 – 1600 SC 800-1600
RC 3000 – 6000 MC 3000 – 6000 SC 3000 - 6000
BAB III
PEMBAHASAN
Alat :
- Gerobak dorong,
- SkopCangkul
- Ember kapasitas 5 liter
- Sendok beton
- Timbangan ketelitian 1 gram
- Splitter
Bahan:
- Agregat halus
- Agregat kasar
- Air
b) Tujuan Abrasi
Pengujian ini bertujuan untuk mengetahui durabilitas agregat dengn
cara mekanis dengan menggunakan alat Los Angeles Abrasion Test.
Pemeriksaan ini adalah untuk agregat kasar yang lebih kecil dari 37,5
mm(1/2).
d) Bahan Uji
Batu 1-2 dan 2-4
e) Langkah Kerja
Sampel harus bersih. Bila sampel masih mengandung kotoran.
debu, bahan organic atau terselimuti oleh bahan lain, maka
sampel harus dicuci sampai bersih kemudian dikeringkan dalam
( 110 ± 5 )°C sampai berat tetap.
Pisahkan sampel kedalam ukuran fraksi masing masing sesuai
pada table di bawah ini dan gabungkan, timbang (A).
Sampel dan bola baja dimasukkan ke dalam mesin Los Angeles.
Putar mesin Los Angeles dengan kecepatan 30 sampai 33 rpm
untuk 500 putaran.
Setelah putaran selesai sampel dikeluarkan kemudian lakukan
penyaringan awal dengan diameter saringan lebih besar dari 1,7
mm (No.12).
Saring bagian sampel yang lebih halus dengan saringan 1,7 mm
(No.12). Butiran yang tertahan / lebih besar dari 1,7 mm (No.12)
Di cuci bersih kemudian dikeringkan dalam oven suhu (110 + 5)
ºC sampai berat tetap, lalu timbang (B).
Fraksi B (10-
Gradasi Pemeriksaan 20mm)
saringan (mm) Berat Sampel
Lolos Tertahan
76.2 63.5
63.5 50.8
50.8 37.5
37.5 25.4
25.4 19
19 12.5 2500 gram
12.5 9.5 2500 gram
9.5 6.3
6.3 4.75
4.75 2.38
Total 5000 gram
Berat Tertahan Saringan
No.12 3751.50 gram
A−B
Nilai Keausan Los Angeles ¿ A × 100 %
Dimana :
A= 5000 gram
B=3751.50 gram
Keausan= ( A−B
A )
×100 %
= ( 5000−3751.50
5000 )× 100 %
=24.96%
g) Kesimpulan Pengujian
Dari hasil pengujian yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa :
TUJUAN:
Tujuan analisis gradasi (pemeriksaan gradasi) pasir berikut ini adalah untuk:
- Memperoleh distribusi besaran atau jumlah persentase butiran agregat
kasar.
- Menentukan modulus kehalusan (fineness modulus) agregat kasar, serta
ukura
maksimum agregat kasar. Ukuran maksimum agregat kasar digunakan
untuk menetapkan berat air dan persentase udara yang ada dalam unit
beton
- Benda uji dikeringkan di dalam oven dengan suhu (110°C 5°C) sampai
beratny: konstan.
- Susun ayakan menurut susunan dengan lubang ayakan yang terbesar
ditaruh paling ata
- kemudian lubang yang lebih kecil dibawahnya.
- usunan ayakan ditaruh di atas alat penggetar atau diayak dengan tangan.
- Masukkan benda uji ke dalam ayakan yang paling atas.
- Hidupkan mesin shieve shaker/ pengguncang dan benda uji akan disaring
selama 1 menit
- Benda uji yang tertahan di dalam masing-masing ayakan dipindahkan
ketempat/bejan lain atau kertas. Agar tidak ada benda uji yang tertahan
dalam ayakan maka ayaka harus dibersihkan dengan sikat lembut. Benda
uji tersebut kemudian ditimbang. Pada langkah ini harus dilakukan
dengan hati-hati agar tidak ada butir agregat yang hilang
Tabel Analisa Saringan Batu 1/2
BERAT
KUMULAT PERSEN
BERAT AYAKAN BERAT PERSE
IF TOTAL
NO AYAKA + TERTAH N
TERTAHA TERTAH
N MATERI AN LOLOS
N AN
AL
1 616,43 0 0 0 0 100
¾ 568,74 656,69 87,95 87,95 5,86 94,14
½ 334,54 1247,57 913,03 1000,98 66,73 33,27
3/
559,78 637,94 78,16 1079,14 71,94 28,06
8
¼ 557,82 878,56 320,74 1399,88 93,33 6,67
4 555,48 605,44 49,96 1449,84 96,66 3,34
8 541,79 574,33 32,54 1482,38 98,83 1,17
16 271,32 276,21 4,89 1487,27 99,15 0,85
30 337,65 340,08 2,43 1489,7 99,31 0,69
50 267,46 268,83 1,37 1491,07 99,40 0,60
10
269,39 275,61 6,22 1497,29 99,82 0,18
0
20
372,04 375,11 3,07 1500 100 0
0
PA 363,03 363,03 0 1500 100 0
N
a. Pendahuluan
Bahan bitumen adalah material termoplastik yang secara
bertahap mencair, sesuai dengan pertamabahan suhu yang berlaku
sebaliknya pada pengurangan suhu . namun demikian perilaku
/respon material bahan bitumen tersebut terhadap suhu. Pada
prinsipnya membentuk suatu spektrum/ beragam,tergantung dari
komposisi unsur-unsur prnyusunnya.
Berdasarkan SNI 06-2456-1991 nilai penetrasi dinyatakan Sebagai
rata-rata sekurang-kurangnya dari tiga pembacaan dengan
ketentuan bahwa hasil pembacaan tidak melampaui ketentuan
dibawah ini :
Nilai Toleransi 2 4 6 8
b. Tujuan
Pengujian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat kekerasan
aspal yang dinyatakan dalam masuknya jarum dengan beban
tertentu pada kurung waktu tertentu pada suhu kamar. Tingkat
kekerasan ini merupakan klasifikasi aspal.
c. Alat
Alat penetrasi
Pemberat
Jarum penetrasi
Cawan
Bak perendam
Tempat air
Stopwatch
Bahan
Aspal
e. Pengujian penetrasi
1. Masukan benda uji kedalam water bath 1-2 jam.
2. Periksalah pemegang jarum agar jarum dapat dipasang dengan
baik dan bersihkan jarum penetrasi dengan toluene atau pelarut
kain kemudian keringkan jarum tersebut dengan lap bersih dan
pasanglah jarum pada pemegang jarum.
3. Letakkan pemberat 50 gram diatas jarum untuk mencapai beban
sebesar (100 + 0,1) gram.
4. Pindahkan tempat udara dari bak perendam kebawah alat
penetrasi.
5. Turunkan jarum anjlok-lahan sehingga jarum ditarik ke
permukaan benda uji. Kemudian aturlah angka nol di arloji
penetrometer sehingga jarum penunjuk perimpit dengannya.
6. Lepaskan pemegang jarum dan serentak jalankan stop watch
selama jangka waktu (5 + 0,1) detik.
7. Putarlah arloji penetrometer dan bacalah angka penetrasi yang
berimpit dengan jarum petunjuk. Bulatkan hingga angka 0,1 mm
terdekat.
8. Lepaskan jarum dari pemegang jarum, dan siapkan alat penetrasi
untuk pekerjaan berikutnya.
9. Lakukan pekerjaan diatas tidak kurang dari 5 kali untuk benda uji
yang sama, dengan ketentuan setiap titik pemeriksaan dan tepi
dinding berjarak lebih dari 1 cm
PENETRASI
Pengamatan 1 54 100 71
Pengamatan 2 60 62 72
Pengamatan 3 60 69 62
Pengamatan 4 70 62 43
Pengamatan 5 55 50 59
g. Kesimpulan pengujian
Dari hasil pengujian yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa :
1. Nilai penetrasi aspal rata-rata adalah 63,27 mm
2. Dilihat dari golongan kekentalan / kekerasan aspal benda uji
digolongkan kedalam aspal pen 60/70 dengan penurunan jarum
penetrometer antara 60-79 mm
TUJUAN:
Pengujian ini bertujuan untuk mengetahui titik lembek aspal dan ter
yang biasanya berada pada suhu antara 30°C sampai 200 C. Titik lembek
adalah suhu pada saat bola baja, dengan berat tertentu, mendesak turun suatu
lapisan aspal atau ter yang tertahan dalam cincin berukuran tertentu,
sehingga aspal atau ter tersebut menyentuh plat dasar yang terletak dibawah
cincin pada tinggi tertentu, akibat pemanasan tertentu.
diambil (℃ ¿
1. 30 0,00 0,00
2. 35 6’34’’ 6’34’’
3. 40 8’43’’ 8’43’’
4. 45 10’25’’ 10’25’’
5. 50 12’13’’ 12’13’’
6. 55 13’18” 13’18” 55 55
Rata-rata 55 ℃
a. Pengertian
b. Perencanaan Campuran
Persiapan Material :
c. Perlengkapan:
1) Tiga buah cetakan benda uji dari logam yang berdiameter 10,16 cm dan
tinggi 7,62 cm, lengkap dengan pelat alas dan leher sambung.
2) Mesin penumpuk manual atau otomatis lengkap dengan :
Penumbuk yang mempunyai permukaan tumbak rata yang berbentuk
silinder, dengan berat 4,536 kg dan tinggi jatuh bebas 45,7 cm
Landasan pemadat terdiri dari balok kayu (jati atau yang sejenis)
berukuran 20,32 x 20,32 x 45,72 cm: dilapisi dengan pelat baja
berukuran 30,48 x 30,48 x 2,54 cm dan dijangkarkan pada lantai beton
di keempat bagian sudutnya.
Pemegang cetakan benda uji s8 Alat pengeluar benda uji, untuk
mengeluarkan benda uji yang sudah dipadatkan dari dalam cetakan
benda uji dipakai sebuah alat ekstruder yang berdiameter 10 cm.
Alat Marshall lengkap dengan :
Kepala penekan (breaking head) berbentuk lengkung.
Cicin penguji (proving ring) kapasitas 2500 kg dan atau 5000 kg,
dilengkapi arloji (dial) tekan dengan ketelitian 0,0025 mm.
Arloji pengukur pelelehan (flow) dengan ketelitian 0,25 mm beserta
perlengkapannya.
Oven yang dilengkapi dengan pengatur suhu yang mampu memanasi
sampai 2000.
Bak perendam (water bath) dilengkapi dengan pengatur suhu mulai 20
— 60 #1).
Timbangan yang dilengkapi dengan penggantung benda uji
berkapasitas 2 kg dengan ketelitian 0,1 gram dan timbangan
berkapasitas 5 kg dengan ketelitian 1 gram. « Pengukur suhu dari
logam (metal thermometer) berkapasitas 2500C dan 100C dengan
ketelitian 16 dari kapasitas. s Perlengkapan lain :
Panci — panci untuk memanaskan agregat, aspal dan campuran aspal
Sendok pengaduk dan spatula
Kompor dan pemanas (hot plate)
Sarung tangan dari asbes, sarung tangan dari karet dan pelindung
pernapasan atau masker.
Kantong plastik berkapasitas 2 kg
Kompor gas elpiji atau minyak tanah
Ada tiga tahap pengujian yang dilakukan dari metode Marshall, yaitu tahap
pertama adalah melakukan pengukuran berat jenis, pengukuran stabilitas dan
flow, serta pengukuran kerapatan dan analisa rongga. Sebelum dilakukan
pengujian spesimen atau benda uji Marshall, perlu
dilakukan hal — hal sebagai berikut :
Benda uji harus bersih dari kotoran organik, minyak, kertas dan
sebagainya. Setiap benda uji diberi tanda pengenal yang
mencirikan minimal jumlah aspal yang diberikan.
Ukur tinggi masing - masing benda uji dengan menggunakan
jangka sorong dengan ketelitian O,1 mm. Tinggi benda uji adalah
rata-rata dari tiga kali pengukuran.
PENUTUP
4.1 KESIMPULAN
Praktikum pengujian bahan aspal dapat disimpulkan bahwa :
- Untuk membuat adonan aspal yang baik, harus membutuhkan skill
yang baik , dan juga alat yang memadai .
4.2 SARAN
Dapat Menambah / Memperbaiki alat – alat yang rusak pada lab aspal
untuk keperluan dan ke-akuratan hasil praktek
4.3 DOKUMENTASI
NAMA ALAT,BAHAN/ GAMBAR KETERANGAN
KEGIATAN
Agregat kasar 1/2 Sebagai bahan campuran
Argegat kasar 3/4 (mix desain) aspal 6,0%.
Pasir