Disusun oleh:
BAGUS TRI ANDANA
NRP: 2021006
JOHANNA GUNAWAN
NRP: 2021012
ACHMAD APRIZAL GHOZALI
NRP: 2021023
MUTIARA NOVITAFANI
NRP: 2021026
Pembimbing:
DRA. MARIA INGGRID, M.SI.
Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena dengan
kasih karunia-Nya, penulis dapat menyelesaikan proposal ini dengan lancar,
sehingga penyusunan makalah yang berjudul ” PENGARUH KOMPOSISI
KARET ALAM PADA ASPAL POLIMER TERHADAP DAYA TAHAN
KONSTRUKSI JALAN RAYA ” dapat terselesaikan dengan baik. Makalah ini
dibuat untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Kimia Bahan.
Penulis menyadari bahwa dalam proses penyusunan makalah ini tidaklah
mudah dan banyak kendala yang dihadapi. Namun, berkat bantuan, bimbingan, dan
saran dari berbagai pihak maka makalah ini dapat terselesaikan dengan baik.
Dengan kerendahan hati, penulis mengucapkan banyak terimakasih kepada pihak-
pihak yang telah membantu dalam penyusunan proposal ini, terutama kepada :
1. Tuhan Yang Maha Esa
2. Dra. Maria Inggrid, M.Si. selaku dosen pengajar mata kuliah Kimia Bahan.
3. Dan untuk semua pihak yang telah memberi saran, semangat, dan bantuan
kepada kami dalam pembuatan makalah ini.
Penulis
2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ............................................................................................ 2
2.3.3.2. Aromatis..................................................................................... 9
3
BAB I
PENDAHULUAN
4
4. mengetahui proses dalam pembuatan aspal polimer; dan
5. mengetahui manfaat dari pengaruh komposisi karet alam pada aspal polimer
terhadap daya tahan konstruksi jalan raya.
5
BAB II
ISI
7
2.3.1. Karet Alam
Karet alam merupakan cis-1,4 poliisoprena. Isoprena merupakan produk
degradasi utama karet alam. Bentuk utama dari karet alam, yang terdiri dari 97%
cis-1,4-isoprena, dikenal sebagai Hevea Rubber. Hampir semua karet alam
diperoleh sebagai lateks yang terdiri dari 32- 35% karet dan sekitar 5% senyawa
lain, termasuk asam lemak, gula, protein, sterol ester dan garam. Lateks biasa
dikonversikan ke karet busa dengan aerasi mekanik yang diikuti oleh vulkanisasi
(Stevens, 2001). Komponen utama karet alam merupakan suatu rantai polimer yang
tersusun dari hampir semua struktur cis-1,4 poliisoprena yang sempurna, oleh
karena itu karet alam disebut juga dengan cis-1,4 poliisoprena (Morton, 1987).
8
4. Karet bongkah atau block rubber (SIR 5, SIR 10, dan SIR 20)
5. Karet spesifikasi teknis atau crumb rubber
6. Karet siap olah atau tyre rubber
7. Karet reklim atau reclaimed rubber (Tim penulis, 1992).
2.3.2. Asphaltenes
Asphaltenes merupakan salah satu komponen penyusun aspal yang berwarna
coklat tua, bersifat padat, keras, berbutir dan mudah terurai apabila berdiri sendiri
dengan perbandingan komposisi untuk H : C yaitu 1 : 1 dan tidak larut dalam
nheptan. Selain itu asphaltenes merupakan komponen yang paling rumit diantara
komponen penyusun aspal yang lainnya karena ikatan antar atomnya sangat kuat.
Asphaltenes juga sangat berpengaruh dalam menentukan sifat reologi bitumen,
dimana semakin tinggi asphaltenes, maka bitumen akan semakin keras dan semakin
kental, sehingga titik lembeknya akan semakin tinggi, dan menyebabkan harga
penetrasinya semakin rendah.
2.3.3. Maltenes
Dengan rumus kimia C6H6O6 Maltenes terdapat tiga komponen penyusun
yaitu saturate, aromatis, dan resin. Dimana masing-masing komponen sangat
menentukan dalam sifat rheologi bitumen dan memiliki struktur dan komposisi
kimia yang berbeda, yaitu sebagai berikut:
2.3.3.1. Resin
Resin merupakan senyawa yang berwarna coklat tua, dan berbentuk padat
atau semi padat dan sangat polar, dimana tersusun oleh atom C dan H, dan sedikit
atom O, S, dan N, untuk perbandingan H/C yaitu 1.3 – 1.4, memiliki berat molekul
antara 500 – 50000, serta larut dalam n-heptan.
2.3.3.2. Aromatis
Senyawa ini berwarna coklat tua, berbentuk cairan kental, bersifat non
polar, dan didominasi oleh cincin tidak jenuh, dengan berat molekul antara 300 –
2000, terdiri dari senyawa naften aromatis, komposisi 40-65% dari total bitumen.
9
2.3.3.3. Saturate
Senyawa ini berbentuk cairan kental, bersifat non polar, dan memiliki berat
molekul hampir sama dengan aromatis, serta tersusun dari campuran hidrokarbon
lurus, bercabang, alkil naften, dan aromatis, komposisinya 5 sampai 20% dari total
bitumen. Maltenes terdiri atas gugusan aromat, naphtene dan alkan yang berat
molekul yang lebih rendah antara 370 hingga 710.
10
yang diperlukan dalam proses ini sangat singkat untuk mencegah oksidasi yang
berlebih. Selain itu juga harus diperoleh penyelimutan yang seragam pada
semua butiran agregat dan campuran karet alam oleh aspal. Umumnya waktu
yang diperlukan untuk pencampuran sekitar 30-45 detik pada alat AMP.
Temperature dari agregat panas yang berada di dalam pugmill sekitar 175°C,
sedangkan untuk aspal 170°C. Kondisi ini diperlukan untuk memperoleh
temperature campuran beraspal panas (hot mix) ±150°C, maksimal 165°C.
Apabila menggunakan bahan pengisi dapat langsung dituangakan saat proses
pencampuran terjadi.
8. Pada saat proses AMP berjalan merupakan komponen yang selalu harus ada
untuk menjaga kebersihan udara dan lingkungan dari debu-debu halus yang
ditimbulkan saat proses berlangsung adalah pengumpul debu (dust collector).
11
2.5. Manfaat Aspal Polimer
Manfaat aspal pada konstruksi jalan raya adalah sebagai berikut:
1. mengikat batuan agar tidak lepas dari permukaan jalan akibat lalu lintas,
2. sebagai bahan pelapis dan perekat agregat,
3. lapis resap pengikat (prime coat) adalah lapisan tipis aspal cair yang diletakan di
atas lapis pondasi sebelum lapis berikutnya,
4. lapis pengikat (tack coat) adalah lapis aspal cair yang diletakkan di atas jalan
yang telah beraspal sebelum lapis berikutnya dihampar, berfungsi pengikat di
antara keduanya, dan
5. pengisi ruang yang kosong antara agregat kasar, agregat halus, dan filler.
12
DAFTAR PUSTAKA
13