Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH KOMPOSIT POLIMER

APLIKASI KOMPOSIT PADA PESAWAT KOMERSIAL

Disusun oleh:
1 Andi Muhammad Reyhan (1514038)
2 Rahma Nurfatimatuz Zahra (1516040)
3 Sofiani Eka Putri (1516043)
4 Dicky Hartanto (1516044)
5 Riska Dwi Aulia (1516046)
6 Amanda Prasetyani (1516051)

KELOMPOK III
TK02
Dosen Pengampu: Dr. Erfina Oktariani S.T, M.T

TEKNOLOGI REKAYASA KIMIA POLIMER

POLITEKNIK STMI JAKARTA

2018
KATA PENGANTAR
Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT, yang senantiasa
memberikan petunjuk kepada kita semua. Atas berkat rahmat dan hidayah-Nya
sehingga penyusun dapat menyelesaikan makalah komposit polimer tentang
aplikasi komposit pada pesawat komersial
Pada kesempatan ini penulis juga ingin menyampaikan ucapan terima kasih
atas segala bantuan, doa, dukungan, petunjuk, bimbingan, dan saran yang telah
diberikan kepada penulis selama penyusunan makalah ini. Terima kasih yang
sebesar-besarnya penulis sampaikan kepada :
1 Dr. Erfina Oktariani ST.MT. selaku Dosen Teknologi Komposit Polimer
2 Teman-teman anggota kelompok 3

Penulis menyadari masih banyak kekurangan dalam penyusunan makalah


ini, untuk itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang membangun demi
kesempurnaan laporan ini. Semoga laporan ini memberikan informasi bagi
mahasiswa dan bermanfaat untuk pengembangan wawasan dan peningkatan ilmu
pengetahuan bagi kita semua.

Jakarta, Mei 2018

Penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ........................................................................................... ii

DAFTAR ISI ......................................................................................................... iii

DAFTAR TABEL................................................................................................. iv

DAFTAR GAMBAR ............................................................................................. v

BAB I PENDAHULUAN ................................................................................. 1

I.1 Latar Belakang........................................................................................ 1


I.2 Rumusan Masalah .................................................................................. 3
I.3 Tujuan Penulisan .................................................................................... 3
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ....................................................................... 4

II.1 Komposit Dalam Industri Pesawat Terbang (Aircraft Industry) ............ 4

II.2 Macam Macam Polimer Matrix Composite Pada Pesawat Terbang ...... 6

II.3 Struktur Komposit Pada Pesawat BOEING United State Of America . 8

II.4 Perbaikan dan Perawatan ........................................................................ 9

BAB III PENUTUP ........................................................................................... 13

III.1 Kesimpulan ........................................................................................... 13

DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 14

iii
DAFTAR TABEL
Tabel II.1 Komponen yang digunakan oleh BOEING series .................................. 8

iv
DAFTAR GAMBAR
Gambar I.1 Contoh penggunaan komposit pada industri pesawat terbang jenis .... 2
Gambar II.1 Kurva kekuatan tarik dan compression stress-strain komposit aramid
pada temperature ..................................................................................................... 7
Gambar II.2 Penggunaan komposit pada bagian BOEING 777 ............................ 9
Gambar II.3 Skema perbaikan awal dengan metode scarf pada kerusakan tipe
A ........................................................................................................................... .10
Gambar II.4 Skema perbaikan awal dengan metode scarf pada kerusakan tipe
B .......................................................................................................................... ..11
Gambar II.5 Skema perbaikan awal dengan metode scarf pada kerusakan tipe
C .......................................................................................................................... ..11

v
BAB I
PENDAHULUAN
I.1 Latar Belakang
Pada ribuan tahun yang lalu material komposit telah dipergunakan dengan
dimanfaatkannya serat alam sebagai penguat. Dinding bangunan tua di Mesir yang
telah berumur lebih dari 3000 tahun ternyata terbuat dari tanah liat yang diperkuat
dengan jerami. Seiring dengan pesatnya perkembangan teknologi plastik, sejak
tahun 1990-an, teknologi komposit bermatrik polimer juga berkembang cukup
pesat dan pertumbuhannya mencapai sekitar 3,8 % per tahun.
Komposit merupakan penggabungan dari dua material atau lebih, yang
dibentuk pada skala makroskopik dan menyatu secara fisik untuk memperoleh
sifatsifat baru yang tidak dimiliki oleh material pembentuknya. Komposit dari
bahan serat terus diteliti dan dikembangkan guna menjadi bahan alternatif
pengganti bahan logam, hal ini disebabkan sifat komposit serat yang lebih kuat dan
ringan dibandingkan dengan logam. Bahan komposit telah digunakan dalam
industri pesawat terbang, otomotif, maupun alat-alat olahraga. Penggunaan
komposit diberbagai bidang tidak lepas dari sifat-sifat unggul yang dimiliki
komposit yaitu ringan, kuat, kaku serta tahan terhadap korosi.
Pada dasawarsa terakhir, kecenderungan perkembangan material komposit
bergeser pada penggunaan serat alam kembali (back to nature) sebagai pengganti
serat sintetik. Hal ini didukung oleh beberapa keunggulan yang dimiliki oleh serat
alam, diantaranya adalah massa jenisnya rendah, terbaharukan, produksi
memerlukan energi yang rendah, proses lebih ramah, serta mempunyai sifat
insulasi panas dan akustik yang baik. Penggunaan serat alam juga dipicu oleh
adanya regulasi tentang persyaratan habis pakai (end of life) produk komponen
otomotif bagi negara-negara Uni Eropa dan sebagian Asia. Sejak tahun 2006,
negara-negara Uni Eropa telah mendaur ulang 80% komponen otomotif, dan akan
meningkat menjadi 85% pada tahun 2015. Di Asia khususnya Jepang, pada tahun
2005 sekitar 88% komponen otomotif telah didaur ulang, sedangkan pada tahun
2015 ditargetkan komponen yang dapat didaur ulang meningkat menjadi sekitar
95% (Holbery dan Houston, 2006). Oleh karena itu, sebagian besar pabrikan

1
otomotif sedang mengevaluasi dampak lingkungan terhadap umur pakai kendaraan
secara keseluruhan mulai dari bahan baku, proses manufaktur sampai pada proses
pembuangannya ketika sudah tua.

Gambar I.1 Contoh penggunaan komposit pada industri pesawat terbang jenis
Boeing 787-Dreamliner
Meningkatnya aplikasi komposit serat alam sebagai komponen otomotif diikuti
oleh perkembangan proses manufaktur. Sebagai contoh, Nova Institute di Jerman
telah berhasil mengembangkan dan mematenkan proses manufaktur komposit serat
alam bermatrik polypropylene dengan metode ekstrusi. Saat ini, produk panel
komposit tersebut sudah digunakan di industri otomotif, industri pengemasan
(packaging), industri moulding, serta industri konstruksi dan bangunan (Gayer dan
Schuh, 1996). Pertimbangan pemilihan serat untuk komposit sangat dipengaruhi
oleh beberapa parameter diantaranya adalah nilai kekuatan dan kekakuan komposit
yang diinginkan, perpanjangan ketika patah, stabilitas termal, ikatan antara serat
dan matrik, perilaku dinamik, perilaku jangka panjang, massa jenis, harga, biaya
proses, ketersediaan, dan kemudahan daur ulang (Riedel, 1999). Disamping itu,
pemakaian serat alam dari tanaman yang berumur relative pendek seperti Rami dan
kenaf dapat mengurangi pemakaian kayu (hardwood), sehingga dapat membantu
mengurangi laju kerusakan hutan (Leao et al., 1998).

Serat alam mempunyai kekuatan berkisar antara 220 MPa (serat buah
kelapa) sampai dengan 1500 MPa (serat flax) dan modulus Young antara 6 GPa
(serat buah kelapa) sampai dengan 80 GPa (flax), serta massa jenisnya berkisar
1,25 gram/cm3 sampai dengan 1,5 gram/cm3. Sedangkan serat gelas tipe E

2
mempunyai kekuatan 2200 MPa dan modulus Young 73 GPa, serta massa jenis
2,55 gram/cm3, sehingga untuk beberapa serat alam seperti flax, hemp, Rami dan
sisal mempunyai modulus spesifik yang kompetitif dengan serat gelas (Mueller
dan Krobjilowski, 2003).
Komposit sandwich merupakan jenis komposit yang sangat cocok untuk
menahan beban lentur, impak, meredam getaran dan suara. Komposit sandwich
dibuat untuk mendapatkan struktur yang ringan tetapi mempunyai kekakuan dan-
kekuatan yang tinggi. Biasanya pemilihan bahan untuk komposit sandwich,
syaratnya adalah ringan, tahan panas dan korosi, serta harga juga dipertimbangkan.
Dengan menggunakan material inti yang sangat ringan, maka akan dihasilkan
komposit yang mempunyai sifat kuat, ringan dan kaku. Komposit sandwich dapat
diaplikasikan sebagai struktural maupun non-struktural bagian internal dan
eksternal pada kereta, bus, truk, dan pesawat (Brouwer, 2000). Sandwich
memberikan insulasi termal dan dapat memenuhi fungsi struktur primer. Pada
skala prototipe, sandwich berpenguat serat alam layak untuk menggantikan serat
gelas (Brouwer, 2000).

I.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan sebelumnya, rumusan
masalah dalam makalah ini adalah:
1. Apa saja material komposit yang digunakan dalam pesawat komersial?
2. Apa saja Bagian-bagian komposit yang terdapat dalam pesawat komersial?
3. Bagaimana cara perbaikan komposit yang terdapat pada pesawat komersial jika
terjadi kerusakan?
I.3 Tujuan Penulisan
Ada beberapa tujuan yang mendasar dari makalah ini, antara lain adalah:
1. Mengetahui material komposit yang digunakan dalam pesawat komersial
2. Mengetahui Bagian-bagian komposit yang terdapat dalam pesawat komersial
3. Mengetahui cara perbaikan komposit yang terdapat pada pesawat komersial jika
terjadi kerusakan

3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
II.1 Komposit Dalam Industri Pesawat Terbang (Aircraft Industry)
Pesawat terbang sipil adalah salah satu pengguna terpenting dalam aplikasi
komposit. Pesawat terbang tidak seperti kendaraan lainnya, yang membutuhkan
penekanan lebih pada keamanan dan berat. Sebuah pesawat terbang sipil harus
didesain sedemikian dengan mempertimbangkan beberapa kriteria kekuatan dan
keselamatan. Glass reinforced komposit adalah salah satu material yang
dipertimbangkan sebagai hasil dari kemajuan teknologi yang telah maju secar
design dan aplikasi.
Fiber epoxy komposit telah digunakan pada mesin pesawat terbang untuk
mempertinggi performa dari system. Pintu kabin pilot dari pesawat terbang juga
telah dibuat dari fiber glass resin komposites dan ini juga telah digunakan untuk
system transportasi lainnya. Boron graphite material sebenarnya dideign untuk
komponen pesawat tempur. Hanya ada sedikit pengaplikasian dari born komposit
yang digunakan secara luas sekarang ini. Kompoist ini terbatas untuk secondary
structure yang mana dapat digunakan untuk pesawat komersil dengan pertimbagan
keselamatan.
Aeronautical engineering terdiri dari berbagai cakupan khusus yang
memproduksi kendaraan yang mampu melakukan penerbangan program – program
khusus. Yang terpenting dalam hal ini sebenernya adalah berat, kecepatan, dan
power tetapi parameter lain yang mempengaruhi kepercayaan pasar juga harus
dipertimbangkan selama mendesign. Design struktur pesawat dimulai dengan
mengevaluasi kondisi terbang dimana peswat tersebut akan terbang. Pada masa
sekarang analisa dan pengujian terowongn angin dilakukan untuk menentukan
daya angkat dan daya hamabt. Parameter ini digunakan untuk mengembangkan
beberapa faktor yang berhubungan dengan structural engineering. Komposit
dengan kekuatan tarik tinggi memberika celah untuk mendesign sayap pesawat
dengan aspek ratio tinggi dalam bagian air foil.

4
Salah satu faktor terpenting dalam penggunaan komposit adalah berat yang
ringan. Penelitian yang telah dilakukan pada komponen – komponen tertentu yang
strukturnya semua menggunakan komposit memangkas 20-45% berat total struktur
sedangkan struktur metal reinforcement hanya bsa 10-25%. Kadang kadang
pengurangan berat dibuthkan untuk menjaga center of gravity pada sistem.
Khususnya berat ekor pesawat dapat dikurangi dengan mengaplikasikan komposit
sehingga tidak perlu ada penambahan beban di hidung pesawat untuk menjaga
center of gravity.

Menurut Boeing Company (2010) terdapat beberapa persyaratan material


yang digunakan untuk pesawat terbang sipil diantaranya.

1. Kekuatan dan kekakuan material komposit yang lebih tinggi dengan


ketanguhan yang sama nilainya atau bahkan lebih baik dari pada system saat
ini.
2. 3-D reinforcement yang meningkatkan transverse toughness
3. Self-surfacing/priming pada permukaan komposit untuk pengecatan/priming
4. Material hybrid yang muktahir untuk detail design yang lebih teliti.
5. Penggunaan system resin yang didesain untuk memudahkan dalam daur /
reklamasi karbon
6. Tahan lama dengan biaya rendah, komposit temperature tinggi
7. Pembuatan komposit yang condong pada proses non-tradisional
8. System resin yang lebih cepat jadi saat proses dan dapat diproses pada
temperature endah.
9. Komposit yang dapat dimonitor kekesehatannya
10. System komposit yang dapat menghantarkan panas
11. Shape morphing composite
12. System komposit yang tahan terhadap korosi
13. System komposit yang dapat dengan cepat diperbaiki
14. System komposit yang tangguh terhadap kenaikan temperature
15. Komposit yang mempunyai konduktivitas listrik yang mampu mengurangi
kebutuhan akan gejala perlakuan elektromagnetik

5
II.2 Macam Macam Polimer Matrix Composite Pada Pesawat Terbang
1. Glass Fiber Composite System
Glass fiber komposit terdiri dari dua jenis utama yaitu E-glass dan S-glass.
Tipe komposit E-glass digunakan secara luas pada bagian gliders dan pada
komponen nonstructural yang tidak memerlukan kekakuan tinggi seperti radomes
pesawat. Sedangkan untuk tipe S-glass memiliki properties yang lebih baik
daripada E-glass. Ada tipe ketiga dari glass fiber yaitu D-glass yang memilki sifat
dielektrik yang baik dan adakalanya dipakai pada pesawat sebagai penangkal petir.
Kelebihan dari tipe E-glass adalah biayanya yang lebih murah dari pada tip laiinya.
Glass fibers memilki spesifik grafity sekitar 2.5.g.cm-3 yang mana sedikit rendah
dari density boron fiber 2.6 .g.cm-3 namun lebih tinggi dari karbon fiber 1.8.g.cm-
3
dan Kevlar fiber 1.45.g.cm-3. Spesifik gravity thermoset resin adalah sekitar
1.3gcm-3 dan sebagai hasil, glass/epoxy komposit memiliki spesifik gravity yang
lebih tinggi daripada tipe lain dari komposit (kecuali boron/epoxy) untuk pesawat
ruang angkasa dengan kandungan volume fiber yang sama. Namun begitu, tetap
tergantung terhadap fraksi volume fiber, spesifik gravity masih lebih rendah
daripada material aluminium paduan untuk bahan pesawat terbang (2.8 .g.cm-3).

2. Aramid fiber composites system


Ketika kompasit Kevlar49/epoxy diperkenalkan oleh dupont pada
pertengahan 1960, material ini memiliki spesifik tensile strength yang lebih tinggi
dari komposit sejenis lainnya, disamping kemudian ketersedian akan carbon fibers.
Dibalik kekuatan Tarik yang tinggi, compression strength yang dimiliki aramaid
rendah. Dibawah compression loading, aramid fiber mengalami deformasi
nonlinier pada level regangan sekitar 0.5% dengan formasi kink bands. Pada
dasarnya, bentuk deformasi terjadi perpanjangan rantai struktur fiber aramid tidak
stabil pada saat compression loading. Gambar II.1 mengilustrasikan extreme
asymmetry tegangan regangan, kelakuan tension dan compression loading untuk
komposit aramid/epoxy.

6
Gambar II.1 Kurva kekuatan tarik dan compression stress-strain komposit aramid pada
temperature

( Sumber : composite material for aircraft structure, second edition)


Ketahanan terhadap penekanan yang rendah dari komposit aramid adalah sebuah
kelemahan besar dalam aplikasi yang membutuhkan kekuatan tinggi atau kekakuan
dibawah tekanan atau pembebanan flexural. Untuk aplikasi pesawat ruang angkasa
komposit aramid lebih disukai untuk secondary struktur seperti fairing sebagai
bagian yang menerima hentakan/impact. Untuk aplikasi pesawat terbang aramid
composite digunakan sebagai penguat pada radomes pesawat terbang karena
sifatnya yang dielektrik. Untuk komponen yang memerlukan sifat penekan baik
dan ketahanan impact bagus, aramid fiber dapat dikombinasikan dengan carbon
atau fiber glass. Hybrid komposit aramid/karbon telah digunakan pada helicopter
fuselage dan pesawat terbang sipil untuk fairing.

3. Carbon fiber system


Carbon fiber composite system digunakan secara luas untuk structural
application dalam industry pesawat ruang angkasa daripada system fiber high-
performance lainnya. ini terutama pada keseluruhan sifat-sifat spesifik kekakuan
tinggi dan kekuatan yang dapat diperoleh dari komposit ini dibandingkan dengan
komposit dan logam structural lainnya. Komposit PAN-based carbon fibe
rmendominasi pasar karenaharganya yang murah, kaharteristik handling yang lebih
baik dan keseluruhan sifat mekaniknya yang menarik.

7
II.3 Struktur Komposit Pada Pesawat BOEING United State Of America
Pesawat komersil USA pertama yang terbang tahun 1970, dengan
komponen komposit mutakhir adalah pesawat boeing 707, yang mana memiliki
boron/epoxy fore-flap. Pesawat komersial dengan bahan komposit muktahir pada
dasarnya dimulai ketika program Aircraft Energy Efficiency (ACEE) yang
diprakarsai oleh NASA pada 1972. Pengalaman yangdiperoleh dari program ACEE
menghasilkan kepercayaan diri dari boeing untuk memilih CFRP untuk pesawat
terbang B757, B767 dan B737-300 control surface. Macam – macam komponen
komposityang digunakan BOIENG diberikan oleh tabel dibawah.
Tabel II.1 Komponen yang digunakan oleh BOEING series
( Sumber : Module11 :Engineering Application Of Composite Materials)

Dalam produksi generasi terbaru boeing 777, lebih dari 33000 lb komposit
digunakan, sekitar 10000 lb adalah CFRP yang meliputi keseluruhan tail, control
surface, floor beams, main landing gear doors, dan engine nacelles. pada saat itu
boeing tidak terlihat mempertimbangkan secara luas penggunaan komposit pada
pesawat terbang komersial. Pesawat boeing 777 sebagai contoh tidak menggunakan
proporsi komposit yang lebih tinggi dari pada pesawat airbus A-320 dimana hanya
9% dari total berat pesawat (Sater, Lesiutre&Martin 2006). Struktur komposit pada
boeing 777 diperlihatkan oleh gambar dibawah ini.

8
Gambar II.2 Penggunaan komposit pada bagian BOEING 777
( Sumber : Module11 :Engineering Application Of Composite Materials)

II.4 Perbaikan dan Perawatan


Komposit sandwich merupakan komposit yang tersusun dari 3 lapisan yang
terdiri dari flat composite (metal sheet) sebagai kulit permukaan (skin) serta
meterial inti (core) di bagian tengahnya (berada di antaranya). Core yang biasa
dipakai adalah core import, seperti polyuretan (PU), polyvynil Clorida (PVC), dan
honeycomb.Komposit sandwich dibuat dengan tujuan untuk efisiensi berat yang
optimal, namun me mpunyai kekakuan dan kekuatan yang tinggi. Sehinggga untuk
mendapatkan karakteristik tersebut, pada bagian tengah diantara kedua skin
dipasang core.
Komposit sandwich merupakan jenis komposit yang sangat cocok untuk
menahan beban lentur, impak, meredam getaran dan suara. Komposit sandwich
dibuat untuk mendapatkan struktur yang ringan tetapi mempunyai kekakuan dan
kekuatan yang tinggi. Biasanya pemilihan bahan untuk komposit sandwich,
syaratnya adalah ringan, tahan panas dan korosi, serta harga juga dipertimbangkan.
Dengan menggunakan material inti yang sangat ringan, maka akan dihasilkan
komposit yang mempunyai sifat kuat, ringan, dan kaku. Komposit sandwich dapat

9
diaplikasikan sebagai struktural maupun non-struktural bagian internal dan
eksternal pada pesawat terbang, kereta, bus, truk, dan jenis kendaraan yang lainnya.
Jenis perbaikan untuk jenis ini diklasifikasikan ke dalam 3 tipe, diantaranya:

1. Tipe A, kerusakan yang terjadi pada satu skin dan biasanya akibar dari
tercongkelnya atau impact kecepatan rendah, sehingga menyebabkan matrix crack,
fiber breaks, dan terjadi pula delaminasi pada satu skin. Kerusakan dapat juga
berupa tidak terekatnya satu skin terhadap intinya. Skema perbaikan awal dengan
metode scarf pada kerusakan tipe A

Gambar II.3 Skema perbaikan awal dengan metode scarf pada kerusakan tipe A
Kerusakan pada tipe A ini terjadi hanya pada bagian kulit permukaan (skin)
menyebabkan skin yang tersisa menjadi tidak rata. Cara yang digunakan untuk
memperbaikinya dengan mengikis bagian skin yang tidak rata sampai mendekati
tepian dengan kikisan yang lebih rapi, setelah itu skin yang telah terkikis diganti
dengan skin baru dengan ditambal ke bagian skin yang tersisa. Lakukan hal tersebut
sampai kuliat permukaan (skin) menjadi rata seperti semula.

2. Tipe B, kerusakan pada satu skin dan inti dengan inti dapat berupa patah
atau hancur. Skema perbaikan awal dengan metode scarf pada kerusakan tipe B

10
Gambar II.4 Skema perbaikan awal dengan metode scarf pada kerusakan tipe B
Kerusakan pada tipe B ini terjadi pada bagian skin dan core yang patah namun tidak
semua, masih ada core yang terbentuk di bawahnya. Cara yang digunakan untuk
memperbaikinya dengan mengikis/memotong bagian skin dan core yang
mengalami kerusakan dalam satu blok, agar nantinya terlihat lebih rapi dalam
melapisinya. Kemudian setelah terbentuk menjadi 2 blok namun masih dalam satu
garis skin bagian bawah, ganti core yang telah dikikis/dipotong dengan core yang
baru ( dalam hal ini berupa foam filler) untuk menyambungkan kedua blok yang
terpisah menjadi satu bagian kembali. Setelah diganti core yang baru lepas itu
diganti pula skin bagian atas dengan skin yang baru sampai bentuknya menjadi
bentuk yang semula.
3. Tipe C, kerusakan yang terjadi pada kedua skin dan inti dapat menjadi patah
semourna pada struktur sandwich. Skema perbaikan awal dengan metode scarf pada
kerusakan tipe C

Gambar II.5 Skema perbaikan awal dengan metode scarf pada kerusakan tipe C
Kerusakan pada tipe C ini terjadi pada bagian skin dan core yang patah membentuk
2 blok yang terpisah satu sama lain, namun bagian tepinya tidak rata. Cara untuk

11
memperbaikinya dengan meratakan bagian tepi agar menjadi rata. Kemudian
diganti core yang patah tersebut dengan core yang baru. Setelah itu ganti pula skin
yang patah dengan skin yang baru, bentuk agar kembali mejadi bentuknya semula.

12
BAB III
PENUTUP
III.1 Kesimpulan
Manfaat utama dari penggunaan komposit adalah mendapatkan kombinasi
sifat kekuatan serta kekakuan tinggi dan berat jenis yang ringan. Dengan memilih
kombinasi material serat dan matriks yang tepat, kita dapat membuat suatu material
komposit dengan sifat yang tepat sama dengan kebutuhan sifat untuk suatu struktur
tertentu dan tujuan tertentu pula.

Penerbangan modern, baik komersial maupun militer, adalah contoh


utamanya. Keduanya akan menjadi sangat tidak efisien tanpa adanya material
komposit. Material komposit canggih kini telah umum digunakan pada bagian
sayap dan ekor, propeller, bilah rotor, dan juga struktur internal pesawat terbang.
Penggunaan material komposit terus dikembangkan pada struktur pesawat terbang.
Hal ini merupakan terobosan yang sangat inovatif dalam pengembangan sebuah
struktur pesawat terbang, dimana yang kita ketahui struktur pesawat terbang yang
selama ini ada, hanya menggunakan material material metal seperti : alumunium,
nickel, caststeel, iron dan lain-lain. Pesawat terbang komersial besar menggunakan
bahani komposit memungkinkan merancang pesawat menjadi ringan, pesawat
yang lebih efisien dan ramah lingkungan.

13
DAFTAR PUSTAKA
Noton, B. R. (28th November 1974). Engineering Applications of Composites 1st
Edition.

14

Anda mungkin juga menyukai