Disusun oleh :
UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG
2018
KATA PENGANTAR
Puji stkur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan
rahmat dan hidayah-Nya, sehingga saya dapat menyelesaikan makalah ini dengan
baik. Penyusunan ini untuk memenuhi tugas mata kuliah KEAMANAN,
KESEHATAN dan KESELAMATAN KERJA (K3). Saya berharap isi dari
makalah ini dapat menambah wawasan dan pengetahuan khususnya dalam proses
pembuatan plastik dan bagaimana cara penerapan K3 yang baik dalam perusahaan.
Serta pembaca dapat mengetahui apa dan bagaimana cara pembuatan plastik.
Menyadari banyaknya kekurangan dalam penyusunan makalah ini. Karena
itu, saya mengharapkan kritikan dan saran dari para pembaca untuk melengkapi
segala kekurangan dalam makalah ini.
Saya juga berterimakasih kepada pihak-pihak yang telah membantu dalam
proses penyusunan makalah ini.
Banyak masyarakat yang tidak mengerti bagaimana cara pembuatan plastik, bahan
apa sajakah zat yang berbahaya dalam industri plastik, dan bagaimana
KEAMANAN, KESEHATAN dan KESELAMATAN KERJA (K3) yang baik
diterapkan dalam industri plastik. Hal ini mengakibatkan K3 merupakan faktor
yang kurang mendapatkan perhatian yang serius dari pihak pekerja maupun pemilik
perusahaan pembuataan plastik.
Berdasarkan latar belakang diatas, maka rumusan masalah pada makalah ini adalah
sebagai berikut :
a. Pengertian Plastik
Dari rumusan masalah tersebut maka tujuan penulisan makalah ini adalah sebagai
berikut:
Manfaat dari penulisan makalah ini adalah untuk mengetahui apakah itu plastik,
cara pembuatan plastik, penerapan K3 dalam industri plastik, dan mengetahui
teknologi apakah yang dapat diterapkan untuk mengurangi dampak negatif dari
limbah buangan dari pabrik plastik.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian plastik
Plastik adalah senyawa polimer yang terbentuk dari polimerisasi molekul- molekul
kecil (monomer) hidrokarbon yang membentuk rantai yang panjang dengan struktur
yang kaku. Plastik merupakan senyawa sintesis dari minyak bumi (terutama
hidrokarbon rantai pendek) yang dibuat dengan reaksi polimerisasi molekul-
molekul kecil (monomer) yang sama , sehingga membentuk rantai panjang dan
kaku dan akan menjadi padat setelah temperatur pembentukannya. Plastik memiliki
titik didih dan titik beku yang beragam , tergantung dari monomer pembentuknya.
Monomer yang sering digunakan adalah etena (C2H4), propena(C3H6),
styrene(C8H8), vinil klorida, nylon dan karbonat (CO3). Plastik merupakan
senyawa polimer yang penamaannya sesuai dengan nama monomer nya dan diberi
awalan poli-. Contohnya, plastik yang terbentuk dari monomer- monomer propena,
namanya adalah polipropilena. Hampir semua plastik sulit untuk diuraikan. Plastik
yang memiliki ikatan karbon rantai panjang dan memiliki tingkat kestabilan yang
tinggi, sama sekali tidak dapat diuraikan oleh mikroorganisme.
Secara kimiawi, plastik adalah polimer yang memiliki tingkat kestabilan yang
cukup tinggi, sehingga tidak mudah rusak. Maka dari itu jika plastik tertimbun di
dalam tanah dalam jangka waktu yang lama, plastik tidak akan rusak. Berbeda jika
plastik berada pada daerah yang terbuka dan terkena sinar matahari secara langsung
dan terkena hujan, maka lama-kelamaan plastik akan menjadi lapuk, sehingga
plastik dapat terurai. Oleh karena itu, dalam perusahaan ini tidak ada istilah
pembuatan, melainkan pengolahan. Karena secara struktur kimiawi tidak terdapat
perubahan, yang terjadi hanya perubahan bentuk saja.
Dalam proses pembuatan plastik, plastik yang semula berupa biji atau potongan-
potongan kecil dilelehkan, kemudian keluar dari mesin sudah berbentuk lingkaran.
Lingkaran yang kontinyu (terus menerus) akan membentuk suatu silinder. Silinder
inilah yang akhirnya menjadi plastik, dengan cara ditambahkan angin dan ditarik
agar memiliki ukuran dan ketebalan sesuai dengan yang diinginkan.
Secara teknis keluar dalam bentuk lingkaran lalu di dalamnya ditambah angin
supaya posisi bentuk balonnya tetap. Jika tidak ada angin di dalamnya, otomatis
balon mudah goyang dan dapat terjadii ukuran yang berbeda karena tidak ada yang
menstabilkan. Maka dari itu untuk menstabilkan balon, di dalamnya harus ditambah
angin, sehingga ukuran sudah pasti tetap, kecuali jika terjadi kebocoran.
Warna dasar plastik adalah bening. Jika ada plastik yang berwarna-warni (merah,
kuning, hijau, biru) itu disebabkan karena ada pewarna di dalamnya. Pewarna
khusus untuk plastik berbentuk seperti biji. Secara balancing, 1kg bahan baku akan
menjadi 1 kg plastik. Hanya, dalam proses produksi tidak mungkin 100% menjadi
barang jadi. Pasti akan ada barang yang rusak atau tercecer. Dalam proses produksi
tidak ada pencampuran zat kimiawi. Oleh karena itu perusahaan ini tidak memiliki
laboratorium untuk pengembangannya. Perusahaan ini memakai metode uji coba
langsung pada mesin.
2. Mencegah kecelakaan
Syarat Kesehatan :
Tinggi langit-langit dari lantai minimal 2.5 meter. Bila suhu udara >30 perlu
menggunakan alat penata udara seperti AC, kipan angin, dll
Bila Suhu udara luar < 18 ºC perlu menggunakan pemanas ruangan Bila
kelembaban udara ruang kerja > 95% perlu menggunakan alat dehumidifier Bila
kelembaban udara ruang kerja < 65% perlu menggunakan alat humidifier (misalnya
: mesin pembentuk aerosol)
Kebisingan di Ruangan
untuk lingkungan kerja yaitu suatu iklim kerja yang oleh tenaga kerja masih dapat
dihadapi dalam pekerjaannya sehari-hari tidak mengakibatkan penyakit atau
gangguan kesehatan untuk waktu kerja terus menerus tidaklebih dari 8 jam sehari
dan 40 jam
seminggu. Waldron (1989) menyatakan bahwa kebisingan dapat dikontrol melalui
:
Syarat Kesehatan :
Sumber kebisingan di industri, dapat dihasilkan oleh heater, mesin produksi dan
segala sistemnya, mesin daur ulang, suara mesin, alat/mesin bertekanan tinggi,
pengelolaan material. Di pabrik plastik, sumber kebisingan yang paling
mendominasi berasal dari ruang daur ulang. Paparan dalam jangka waktu panjang
dapat menyebabkan gangguan kesehata Efek kebisingan terhadap kesehatan
Faktor Kimia
Gas adalah bentuk zat yang tidak mempunyai bangun tersendiri, melainkan mengisi
ruangan tertutup pada kondisi suhu dan tekanan normal. Bentuknya dapat berubah
menjadi cair pada kondisi suhu dan tekanan yang tinggi. Gas pencemar itu sendiri
berarti gas yang mencemari udara, dan menyebabkan beberapa gangguan kesehatan
pada manusia.
Syarat Kesehatan :
Pada sumber dipasang hood (penangkap gas) yang dihubungkan dengan local
exhauser dan dilengkapi dengan filter penangkap gas melengkapi ruang proses
produksi dengan alat penangkap gas dilengkapi dengan suplai udara segar
Keadaan di Pabrik :
Sumber gas-gas pencemar pada pabrik plastik terdapat pada : proses pembakaran
(gas CO, NO, HC), proses peleburan, proses pembuangan limbah (gas methan dan
H2S). Pada sumber tidak dipasangya hood (penangkap gas) yang dihubungkan
dengan local exhauser dan dilengkapi dengan filter penangkap gas. Pabrik
menyediakan turbin ventilator sebagai suplai udara segar dalam ruangan. Pabrik
juga menyediakan fasilitas blower penghisap, yang nantinya menyerap semua gas
pencemar dalam ruangan dan langsung dibuang ke lingkungan tanpa dilakukan
pengolahan terlebih dahulu.
Hal ini dapat menyebabkan pencemaran udara bagi masyarakat sekitar yaitu
Perkembangan yang sangat pesat dari industri polimer sintetik membuat kehidupan
kita selalu dimanjakan oleh kepraktisan dan kenyamanan dari produk yang mereka
hasilkan. Bahkan plastik dianggap sebagai salah satu ciri kemunculan zaman
modern yang ditandai dengan kehidupan yang serba praktis dan nyaman. Namun,
beberapa laporan ini menguak sisi lain dari kemudahan yang diberikan oleh bahan-
bahan yang terbuat dari polimer sintetis.
Kebanyakan plastik seperti PVC, agar tidak bersifat kaku dan rapuh ditambahkan
dengan suatu bahan pelembut (plasticizers). Bahan pelembut ini kebanyakannya
terdiri atas kumpulan ftalat (ester turunan dari asam ftalat). Beberapa contoh
pelembut adalah epoxidized soybean oil (ESBO), di(2-ethylhexyl)adipate (DEHA),
dan bifenil poliklorin (PCB) yang digunakan dalam industri pengepakan dan
pemrosesan makanan, acetyl tributyl citrate (ATBC) dan di(-2ethylhexyl) phthalate
(DEHP) yang digunakan dalam industri pengepakan film (Sheftel, 2000). Namun,
penggunaan bahan pelembut ini yang justru dapat menimbulkan masalah kesehatan.
Sebagai contoh, penggunaan bahan pelembut seperti PCB sekarang sudah dilarang
pemakaiannya karena dapat menimbulkan kematian jaringan dan kanker pada
manusia (karsinogenik). Di Jepang, keracunan PCB menimbulkan penyakit yang
dikenal sebagai yusho. Tanda dan gejala dari keracunan ini berupa pigmentasi pada
kulit dan benjolan-benjolan, gangguan pada perut, serta tangan dan kaki lemas.
Sedangkan pada wanita hamil, mengakibatkan kematian bayi dalam kandungan
serta bayi lahir cacat.
Contoh lain bahan pelembut yang dapat menimbulkan masalah adalah DEHA.
Berdasarkan penelitian di Amerika Serikat, plastik PVC yang menggunakan bahan
pelembut DEHA dapat mengkontaminasi makanan dengan mengeluarkan bahan
pelembut ini ke dalam makanan. Data di AS pada tahun 1998 menunjukkan bahwa
DEHA dengan konsentrasi tinggi (300 kali lebih tinggi dari batas maksimal DEHA
yang ditetapkan oleh FDA/ badan pengawas obat makanan AS) terdapat pada keju
yang dibungkus dengan plastik PVC (Awang MR, 1999).
Bahaya lain yang dapat mengancam kesehatan kita adalah jika kita membakar
bahan yang terbuat dari plastik. Seperti kita ketahui, plastik memiliki tekstur yang
kuat dan tidak mudah terdegradasi oleh mikroorganisme tanah. Oleh karena itu
seringkali kita membakarnya untuk menghindari pencemaran terhadap tanah dan
air di lingkungan kita (Plastik dari sektor pertanian saja, di dunia setiap tahun
mencapai 100 juta ton. Jika sampah plastik ini dibentangkan, maka dapat
membungkus bumi sampai sepuluh kali lipat). Namun pembakaran plastik ini justru
dapat mendatangkan masalah tersendiri bagi kita. Plastik yang dibakar akan
mengeluarkan asap toksik yang apabila dihirup dapat menyebabkan sperma
menjadi tidak subur dan terjadi gangguan kesuburan. Pembakaran PVC akan
mengeluarkan DEHA yang dapat mengganggu keseimbangan hormon estrogen
manusia. Selain itu juga dapat mengakibatkan kerusakan kromosom dan
menyebabkan bayi-bayi lahir dalam kondisi cacat.
Satu lagi yang perlu diwaspadai dari penggunaan plastik dalam industri makanan
adalah kontaminasi zat warna plastik dalam makanan. Sebagai contoh adalah
penggunaan kantong plastik hitam (kresek) untuk membungkus makanan seperti
gorengan dan lain-lain. Menurut Made Arcana, ahli kimia dari Institut Teknologi
Bandung yang dikutip Gatra edisi Juli 2003, zat pewarna hitam ini kalau terkena
panas (misalnya berasal dari gorengan), bisa terurai, terdegradasi menjadi bentuk
radikal. Zat racun itu bisa bereaksi dengan cepat, seperti oksigen dan makanan.
Kalaupun tak beracun, senyawa tadi bisa berubah jadi racun bila terkena panas.
Bentuk radikal ini karena memiliki satu elektron tak berpasangan menjadi sangat
reaktif dan tidak stabil sehingga dapat berbahaya bagi kesehatan terutama dapat
menyebabkan sel tubuh berkembang tidak terkontrol seperti pada penyakit kanker.
Namun, apakah munculnya kanker ini disebabkan plastik itu atau karena
mengkonsumsi makanan tercemar kantong plastik beracun, harus dibuktikan.
Sebab, banyak faktor yang menentukan terjadinya kanker, misalnya kekerapan
orang mengonsumsi makanan yang tercemar, sistem kekebalan, faktor genetik,
kualitas plastik, dan makanan. Bila terakumulasi, bisa menimbulkan kanker.
Styrofoam yang sering digunakan orang untuk membungkus makanan atau untuk
kebutuhan lain juga dapat menimbulkan masalah. Menurut Prof Dr Hj Aisjah
Girindra, ahli biokimia Departemen Biokimia FMIPA-IPB, hasil survei di AS pada
tahun 1986 menunjukkan bahwa 100% jaringan lemak orang Amerika mengandung
styrene yang berasal dari styrofoam. Penelitian dua tahun kemudian menyebutkan
kandungan styrene sudah mencapai ambang batas yang bisa memunculkan gejala
gangguan saraf.
Lebih mengkhawatirkan lagi bahwa pada penelitian di New Jersey ditemukan 75%
ASI (air susu ibu) terkontaminasi styrene. Hal ini terjadi akibat si ibu menggunakan
wadah styrofoam saat mengonsumsi makanan. Penelitian yang sama juga
menyebutkan bahwa styrene bisa bermigrasi ke janin melalui plasenta pada ibu-ibu
yang sedang mengandung. Terpapar dalam jangka panjang, tentu akan
menyebabkan penumpukan styrene dalam tubuh. Akibatnya bisa muncul gejala
saraf, seperti kelelahan, gelisah, sulit tidur, dan anemia. Selain menyebabkan
kanker, sistem reproduksi seseorang bisa terganggu. Berdasarkan hasil penelitian,
styrofoam bisa menyebabkan kemandulan atau menurunkan kesuburan. Anak yang
terbiasa mengonsumsi styrene juga bisa kehilangan kreativitas dan pasif.
Mainan anak yang terbuat dari plastik yang diberi zat tambahan ftalat agar mainan
menjadi lentur juga dapat menimbulkan masalah. Hasil penelitian ilmiah yang
dilakukan para pakar kesehatan di Uni Eropa menyebutkan bahwa bahan kimia
ftalat banyak menyebabkan infeksi hati dan ginjal. Oleh karena itu Komisi Eropa
melarang penggunaan ftalat untuk bahan pembuatan mainan anak. Ancaman
kesehatan yang terakhir (sebenarnya masih cukup banyak contoh lainnya) datang
dari kegiatan yang sering tidak sadar kita lakukan (atau mungkin karena
ketidaktahuan kita). Seperti yang lazim kita lakukan apabila kita hendak memakan
suatu makanan yang panas (misalnya gorengan) atau mencegah tangan terkotori
oleh minyak dari gorengan tersebut, maka kita melapisi makanan tersebut dengan
kertas tisu. Padahal hal tersebut sebenarnya dapat mengancam kesehatan kita.
Kenapa bisa begitu? Ternyata, zat kimia yang terkandung dalam kertas tisu yang
kita gunakan dapat bermigrasi ke makanan yang kita lapisi. Zat ini biasanya sering
disebut pemutih klor yang memang ditambahkan dalam pembuatan kertas tisu agar
terlihat lebih putih bersih. Zat ini bersifat karsinogenik (dapat menyebabkan
kanker). Oleh karena itu jangan menggunakan bahan ini untuk melapisi makanan
yang panas atau berlemak.
Salah satu barang yang memakai plastik dan mengandung Bisphenol A adalah
industri makanan dan minuman sebagai tempat penyimpan makanan, plastik
penutup makanan, botol air mineral, dan botol bayi. University of Missouri telah
melakukan tes laboratorium mengenai penggunaan Bisphenol-A pada botol susu
bayi dan menemukan bahwa Bisphenol-A pada produk botol susu bayi plastik dari
5 merek terkemuka di Amerika, sangat berpotensi untuk ikut larut dalam cairan.
Menurut laporan ini, kelima merk botol susu bayi yang masih dipersoalkan adalah
Avent, Dr. Brown’s, Evenflo, Gerber dan Playtex.
Kantong plastik yang sulit untuk diurai oleh tanah (membutuhkan waktu antara 100
s/d 500 tahun, memberikan akibat antara lain: Racun-racun dari partikel plastik
yang masuk ke dalam tanah mencemari tanah dan air sehingga akan membunuh
hewan-hewan pengurai di dalam tanah seperti cacing. PCB yang tidak dapat terurai
meskipun termakan oleh binatang maupun tanaman akan menjadi racun berantai
sesuai urutan rantai makanan. Kantong plastik akan mengganggu jalur air yang
teresap ke dalam tanah. Plastik menghalangi sirkulasi udara tanah dan ruang gerak
makhluk bawah tanah yang meyuburkan tanah. kantong plastik yang ringan akan
mudah diterbangkan angin ke tempat yang tidak semestinya (ke laut atau selokan).
Hewan-hewan dapat terjerat dalam tumpukan plastik. Hewan-hewan laut seperti
lumba-lumba, penyu laut, dan anjing laut menganggap kantong-kantong plastik
tersebut makanan dan akhirnya mati karena tidak dapat mencernanya. Pembuangan
sampah plastik sembarangan di sungai-sungai akan mengakibatkan pendangkalan
sungai dan penyumbatan aliran sungai yang menyebabkan banjir.
Plastik juga merupakan bahan anorganik buatan yang tersusun dari bahan-bahan
kimia yang cukup berahaya bagi lingkungan. Limbah daripada plastik ini sangatlah
sulit untuk diuraikan secara alami. Untuk menguraikan sampah plastik itu sendiri
membutuhkan kurang lebih 80 tahun agar dapat terdegradasi secara sempurna. Oleh
karena itu penggunaan bahan plastik dapat dikatakan tidak bersahabat ataupun
konservatif bagi lingkungan apabila digunakan tanpa menggunakan batasan
tertentu.
Pemanfaatan limbah plastik dengan cara daur ulang umumnya dilakukan oleh
industri. Secara umum terdapat empat persyaratan agar suatu limbah plastik dapat
diproses oleh suatu industri, antara lain limbah harus dalam bentuk tertentu sesuai
kebutuhan (biji, pellet, serbuk, pecahan), limbah harus homogen, tidak
terkontaminasi, serta diupayakan tidak teroksidasi. Untuk mengatasi masalah
tersebut, sebelum digunakan limbah plastik diproses melalui tahapan sederhana,
yaitu pemisahan, pemotongan, pencucian, dan penghilangan zat-zat seperti besi dan
sebagainya (Sasse et al.,1995).
Proses daur ulang merupakan kebalikan dari proses produksi. Tetapi secara prinsip
prosesnya sama, yaitu dengan cara dipanaskan lalu dicetak. Di bawah ini
merupakan proses daur ulang plastik :
1. Sortir
Merupakan proses pemisahan yang pertama kali dilakukan. Pada proses ini
dilakukan pekerjaan untuk memisahkan bahan baku yang datang dan membuang
material / benda asing yang tidak diharapkan masuk ke dalam proses.
2. Pemotongan
Proses ini dilakukan untuk mengurangi ukuran material dan mempermudah proses
selanjutnya, dengan cara memotong atau merajang plastik dalam bentuk asalnya
(kantong atau lembaran plastik)
3. Pencucian
Tujuan dari pencucian adalah agar tidak mengganggu proses penggilingan. Terdiri
dari 2 tahap, yaitu: P rew a sh i n g (Untuk memisahkan material-material asing
terutama agar tidak ikut dalam proses selanjutnya dengan menggunakan media cair
sebagai sarana untuk mencuci material dan membawa material asing keluar dari
proses) Pencucian Tahap 2 Pada bagian ini dilakukan pencucian menggunakan
mesin friction water. Materi dicuci kembali oleh ulir menanjak yang berputar pada
putaran tinggi sehingga hasil dari friksi dapat melepaskan material asing yang
masih terdapat pada bahan, dimna bagian ini masih menggunakan media air untuk
membawa material asing keluar dari proses.
4. Pengeringan
5. Pemanasan
Material yang telah bersih dari pengotor dilelehkan dengan proses pemanasan
material pada suhu 2000 derajat celcius, dimana suhu panas dihasilkan oleh heater.
Selanjutnya lelehan dialirkan untuk menuju proses penyaringan.
6. Penyaringan
Dilakukan dengan lembaran besi yang dilobangi sebesar kira-kira 4mm di seluruh
permukaannya. Diharapkan lelehan plastik akan melewati saringan ini untuk
menghasilkan lelehan plastik berbentuk silinder panjang yang nantinya akan
dipotong-potong.
7. Pendinginan
Setelan berbentuk silinder, material dilewatkan pada air dingin sebagai media
pendingin.
8. Pencetakan/penggilingan
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Plastik adalah senyawa polimer yang terbentuk dari polimerisasi molekul-
molekul kecil (monomer) hidrokarbon yang membentuk rantai yang panjang
dengan struktur yang kaku. Dalam proses pembuatan plastik, plastik yang semula
berupa biji atau potongan-potongan kecil dilelehkan yang akhirnya menjadi plastik
siap pakai. Dalam industri pembuatan plastik banyak bahan berbahaya yang
dihasilkan dari proses pembuatan plastik, sudah selayaknya pabrik menerapkan K3
secara maksimal guna meminimalisir kerugian yang lebih besar.
DAFTAR PUSTAKA
https://id.wikipedia.org/wiki/Plastik
http://www.indonesiastudents.com/pengertian-plastik-dan-jenisnya/
http://www.jendelasarjana.com/2014/03/cara-membuat-plastik-proses-
pembuatan.html
http://distributorplastikjakarta.weebly.com/proses-pembuatan-plastik-dalam-
industri-dan-bisnis-plastik-top-sellers.html
http://h5hclimacus.blogspot.com/2011/06/keselamatan-kecelakaan-kerja-k3-
dalam.html
http://ichsanmarsal.blogspot.com/2012/04/industri-plastik-dan-dampaknya-
terhadap.html
https://qolilwicaksono12.wordpress.com/2014/11/20/proses-pengolahan-limbah-
plastik-menggunakan-mesin-ekstrusi/