Anda di halaman 1dari 20

TUGAS INDIVIDU

KEAMANAN, KESEHATAN dan KESELAMATAN KERJA


(K3)

Disusun oleh :

Febrian Nur Alam (40040118060035)

PROGRAM STUDI DIPLOMA TEKNIK KIMIA

PROGRAM DIPLOMA FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS DIPONEGORO

SEMARANG

2018
KATA PENGANTAR

Puji stkur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan
rahmat dan hidayah-Nya, sehingga saya dapat menyelesaikan makalah ini dengan
baik. Penyusunan ini untuk memenuhi tugas mata kuliah KEAMANAN,
KESEHATAN dan KESELAMATAN KERJA (K3). Saya berharap isi dari
makalah ini dapat menambah wawasan dan pengetahuan khususnya dalam proses
pembuatan plastik dan bagaimana cara penerapan K3 yang baik dalam perusahaan.
Serta pembaca dapat mengetahui apa dan bagaimana cara pembuatan plastik.
Menyadari banyaknya kekurangan dalam penyusunan makalah ini. Karena
itu, saya mengharapkan kritikan dan saran dari para pembaca untuk melengkapi
segala kekurangan dalam makalah ini.
Saya juga berterimakasih kepada pihak-pihak yang telah membantu dalam
proses penyusunan makalah ini.

Semarang, 21 September 2018

Febrian Nur Alam


DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .............................................................................................2


DAFTAR ISI ............................................................................................................3
BAB I PENDAHULUAN .....................................................................................4
1.1 Latar Belakang .....................................................................................4
1.2 Rumusan Masalah ................................................................................4
1.3 Tujuan Penulisan ..................................................................................4
1.4 Manfaat Penulisan ................................................................................4
BAB II PEMBAHASAN ........................................................................................5
2.1 Perbedaan Teknik Kimia dengan Kimia Murni ..................................5
BAB III PENUTUP .................................................................................................7
3.1 Kesimpulan ..........................................................................................7
DAFTAR PUSTAKA ..............................................................................................8
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

Banyak masyarakat yang tidak mengerti bagaimana cara pembuatan plastik, bahan
apa sajakah zat yang berbahaya dalam industri plastik, dan bagaimana
KEAMANAN, KESEHATAN dan KESELAMATAN KERJA (K3) yang baik
diterapkan dalam industri plastik. Hal ini mengakibatkan K3 merupakan faktor
yang kurang mendapatkan perhatian yang serius dari pihak pekerja maupun pemilik
perusahaan pembuataan plastik.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, maka rumusan masalah pada makalah ini adalah
sebagai berikut :

a. Pengertian Plastik

b. Cara pembuatan plastik

c. Keselamatan Kecelakaan Kerja (K3) dalam industri plastik

d. Bahan-bahan kimia penyebab penyakit pada industri plastik

e. Tekhnologi pengolahan limbah plastik

1.3 Tujuan Penulisan

Dari rumusan masalah tersebut maka tujuan penulisan makalah ini adalah sebagai
berikut:

a. Untuk mengetahui apakah itu plastik

b. Untuk mengetahui cara pembuatan plastik

c. Untuk mengetahui penerapan K3 dalam industri plastik


d. Untuk mengetahui Bahan-bahan kimia penyebab penyakit pada industri
plastik

e. Untuk mengetahui Tekhnologi pengolahan limbah plastik

1.4 Manfaat Penulisan

Manfaat dari penulisan makalah ini adalah untuk mengetahui apakah itu plastik,
cara pembuatan plastik, penerapan K3 dalam industri plastik, dan mengetahui
teknologi apakah yang dapat diterapkan untuk mengurangi dampak negatif dari
limbah buangan dari pabrik plastik.

BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian plastik

Plastik adalah senyawa polimer yang terbentuk dari polimerisasi molekul- molekul
kecil (monomer) hidrokarbon yang membentuk rantai yang panjang dengan struktur
yang kaku. Plastik merupakan senyawa sintesis dari minyak bumi (terutama
hidrokarbon rantai pendek) yang dibuat dengan reaksi polimerisasi molekul-
molekul kecil (monomer) yang sama , sehingga membentuk rantai panjang dan
kaku dan akan menjadi padat setelah temperatur pembentukannya. Plastik memiliki
titik didih dan titik beku yang beragam , tergantung dari monomer pembentuknya.
Monomer yang sering digunakan adalah etena (C2H4), propena(C3H6),
styrene(C8H8), vinil klorida, nylon dan karbonat (CO3). Plastik merupakan
senyawa polimer yang penamaannya sesuai dengan nama monomer nya dan diberi
awalan poli-. Contohnya, plastik yang terbentuk dari monomer- monomer propena,
namanya adalah polipropilena. Hampir semua plastik sulit untuk diuraikan. Plastik
yang memiliki ikatan karbon rantai panjang dan memiliki tingkat kestabilan yang
tinggi, sama sekali tidak dapat diuraikan oleh mikroorganisme.
Secara kimiawi, plastik adalah polimer yang memiliki tingkat kestabilan yang
cukup tinggi, sehingga tidak mudah rusak. Maka dari itu jika plastik tertimbun di
dalam tanah dalam jangka waktu yang lama, plastik tidak akan rusak. Berbeda jika
plastik berada pada daerah yang terbuka dan terkena sinar matahari secara langsung
dan terkena hujan, maka lama-kelamaan plastik akan menjadi lapuk, sehingga
plastik dapat terurai. Oleh karena itu, dalam perusahaan ini tidak ada istilah
pembuatan, melainkan pengolahan. Karena secara struktur kimiawi tidak terdapat
perubahan, yang terjadi hanya perubahan bentuk saja.

B. Cara pembuatan plastik

Dalam proses pembuatan plastik, plastik yang semula berupa biji atau potongan-
potongan kecil dilelehkan, kemudian keluar dari mesin sudah berbentuk lingkaran.
Lingkaran yang kontinyu (terus menerus) akan membentuk suatu silinder. Silinder
inilah yang akhirnya menjadi plastik, dengan cara ditambahkan angin dan ditarik
agar memiliki ukuran dan ketebalan sesuai dengan yang diinginkan.

Secara teknis keluar dalam bentuk lingkaran lalu di dalamnya ditambah angin
supaya posisi bentuk balonnya tetap. Jika tidak ada angin di dalamnya, otomatis
balon mudah goyang dan dapat terjadii ukuran yang berbeda karena tidak ada yang
menstabilkan. Maka dari itu untuk menstabilkan balon, di dalamnya harus ditambah
angin, sehingga ukuran sudah pasti tetap, kecuali jika terjadi kebocoran.

Warna dasar plastik adalah bening. Jika ada plastik yang berwarna-warni (merah,
kuning, hijau, biru) itu disebabkan karena ada pewarna di dalamnya. Pewarna
khusus untuk plastik berbentuk seperti biji. Secara balancing, 1kg bahan baku akan
menjadi 1 kg plastik. Hanya, dalam proses produksi tidak mungkin 100% menjadi
barang jadi. Pasti akan ada barang yang rusak atau tercecer. Dalam proses produksi
tidak ada pencampuran zat kimiawi. Oleh karena itu perusahaan ini tidak memiliki
laboratorium untuk pengembangannya. Perusahaan ini memakai metode uji coba
langsung pada mesin.

C. Keselamatan Kecelakaan Kerja (K3) dalam industri plastik


Keselamatan kerja merupakan faktor yang harus diperhatikan dalam dunia industri
modern terutama bagi mereka yang berstandar internasional.kondisi kerja dapat
dikontrol untuk mengurangi bahkan menghilangkan terjadinya kecelakaan di
tempat kerja.kecelakaan dan kondisi kerja yang tidak aman dapat berakibat luka-
luka, pada pekerja, penyakit, cacat bahkan kematian, harus diperhatikan agar
efisiensi dan produktivitas kerja tidak menurun.

Perhatian dan kesehatan pada keselamatan kerja bertujuan

1. Mengontrol semua resiko dan potensi kecelakaan yang menghasilkan


kecelakaan dan kerusakan

2. Mencegah kecelakaan

3. Mencegah kerugian harta benda dan nyawa

4. Kerugian bagi perusahaan

Kecelakaan keselamatan kerja (k3) dalam industri plastik biasanya perusahaan


mencoba memberi fasilitas-fasilitas supaya tidak terjadi hal yang tidak diinginkan.
Contohnya adalah penggunaan masker, sapu tangan, sepatu boots, kacamata, dan
lain-lain. Untuk konstruksi ruangan, dibuat ventilasi yang sedemikian lebar,
sehingga sirkulasi udara diharapkan lancar. Perusahaan mempertimbangkan, jika
sampai terlalu banyak angin, akan berpengaruh pada proses produksi. Selain
ventilasi ada pula jelagar turbo ventilator dan juga blower penghisap. Limbah yang
dihasilkan oleh pabrik adalah limbah padat yang berupa pasir dan limbah cair yang
berasal dari sisa proses pencucian. Limbah padat tadi akan dibuang ke TPA.
Sedangkan limbah cairnya dibuang ke sungai pada saat aktivitas orang di sungai
telah habis. Pengujian ph limbah air menunjukkan bahwa air mengandung asam,
karena ph-nya di bawah 7. Selain itu diadakan pula pengujian COD, BOD, dan TSS.
TSS merupakan material padat yang tersuspensi di dalam air. Semakin besar TSS
maka air akan semakin keruh.

Rata-rata kecelakaan yang terjadi di perusahaan industri plastik diakibatkan oleh


kecerobohan dan missunderstanding karyawan. Salah satu contohnya adalah
kejatuhan roll dan terjepit roll. Faktor fisik yang merupakan hazard kesehatan kerja
dapat berupa kebisingan, getaran, radiasi, dan tempratur ekstrem. Faktor-faktor ini
penting diperhatikan di dalam tempat kerja, karena pengaruhnya terhadap
kesehatan pekerja dapat berlangsung dengan segera maupun secara komulatif.
Tekanan panas di suatu lingkungan kerja merupakan perpaduan antara faktor iklim:
suhu udara, kelembaban, radiasi dan kecepatan angin dan faktor non-iklim :panas
metabolisme tubuh, pakaian kerja dan tingkat aklimatisasi (Widarto, 1991).
Pencegahan terhadap tekanan panas (Phoon, 1988 ), antara lain: Aklimatisasi. Di
negara tropis tidak menjadi kesulitan dalam menghadap heat stress, bukan berarti
tenaga kerjanya kebal terhadap paparan panas. Aklimatisasi dapat dilakukan
dengan menanggalkan pakaian kerja yang terbuat dari bahan tidak
berpori,melonggarkan pakaian agar udara banyak masuk.Ventilisasi yang cukup
sehingga terjadi sirkulasi udara dalam ruang kerja. Cukup mengkonsumsi air dan
garam. Isolasi antara sumber panas dan tenaga kerja.

Syarat Kesehatan :

Tinggi langit-langit dari lantai minimal 2.5 meter. Bila suhu udara >30 perlu
menggunakan alat penata udara seperti AC, kipan angin, dll

Bila Suhu udara luar < 18 ºC perlu menggunakan pemanas ruangan Bila
kelembaban udara ruang kerja > 95% perlu menggunakan alat dehumidifier Bila
kelembaban udara ruang kerja < 65% perlu menggunakan alat humidifier (misalnya
: mesin pembentuk aerosol)

Kebisingan di Ruangan

Kebisingan merupakan suara yang tidak dikehendaki yang menimbulkan

berbagai macam gangguan, yaitu: gangguan pendengaran, fisiologis, komunikasi,

performance, gangguan tidur dan psikologis (Pramudianto, 1991).

Pemerintah telah menetapkan Nilai Ambang Kebisingan sebesar 85 dB(A)

untuk lingkungan kerja yaitu suatu iklim kerja yang oleh tenaga kerja masih dapat
dihadapi dalam pekerjaannya sehari-hari tidak mengakibatkan penyakit atau
gangguan kesehatan untuk waktu kerja terus menerus tidaklebih dari 8 jam sehari
dan 40 jam
seminggu. Waldron (1989) menyatakan bahwa kebisingan dapat dikontrol melalui
:

Pengendalian pada sumber kebisingan.

1. Meningkatkan jarak antara sumber dan penerima kebisingan

2. Mengurangi waktu paparan kebisingan.

3. Menempatkan barrier antara sumber dan pekerja yang terpapar.

4. Pemakaian alat pelindung telinga (ear muff, ear plug).

Syarat Kesehatan :

Tingkat kebisingan dalam ruang kerja sesuai persyaratan yang ditetapkan.


Pengaturan tata letak ruang harus sedemikian rupa agar tidak menimbulkan
kebisingan sumber bising dapat dikendalikan dengan beberapa cara antara lain :
meredam, menyekat, pemindahan, pemeliharaan, penanaman pohon, peninggian
tembok, pembuatan bukit buatan dan lain-lain, maupun rekayasa peralatan
(engineering control)

Nilai Ambang Batas :

Sumber kebisingan di industri, dapat dihasilkan oleh heater, mesin produksi dan
segala sistemnya, mesin daur ulang, suara mesin, alat/mesin bertekanan tinggi,
pengelolaan material. Di pabrik plastik, sumber kebisingan yang paling
mendominasi berasal dari ruang daur ulang. Paparan dalam jangka waktu panjang
dapat menyebabkan gangguan kesehata Efek kebisingan terhadap kesehatan

Faktor Kimia

Dalam program kesehatan lingkungan kerja, masalah hazard kimia mempunyai


permasalahn yang sangat kompleks dan memerlukan perhatian khusus. Hal ini
karena hazard kimia disamping jumlahnya yang beredar di sektor industri sangat
banyak, maka pengaruhnya terhadap kesehatanpun sangat bervariasi. Mulai dari
yang dapat menimbulkan gangguan kesehatan, luka, alergi, smapai menimbulkan
penyakit, malah dalam konsentarsi tertentu bahan kimia yang masuk ke dalam
tubuh dapat langsung menimbulkan kematian.
Gas Pencemar

Gas adalah bentuk zat yang tidak mempunyai bangun tersendiri, melainkan mengisi
ruangan tertutup pada kondisi suhu dan tekanan normal. Bentuknya dapat berubah
menjadi cair pada kondisi suhu dan tekanan yang tinggi. Gas pencemar itu sendiri
berarti gas yang mencemari udara, dan menyebabkan beberapa gangguan kesehatan
pada manusia.

Syarat Kesehatan :

Pada sumber dipasang hood (penangkap gas) yang dihubungkan dengan local
exhauser dan dilengkapi dengan filter penangkap gas melengkapi ruang proses
produksi dengan alat penangkap gas dilengkapi dengan suplai udara segar

Keadaan di Pabrik :

Sumber gas-gas pencemar pada pabrik plastik terdapat pada : proses pembakaran
(gas CO, NO, HC), proses peleburan, proses pembuangan limbah (gas methan dan
H2S). Pada sumber tidak dipasangya hood (penangkap gas) yang dihubungkan
dengan local exhauser dan dilengkapi dengan filter penangkap gas. Pabrik
menyediakan turbin ventilator sebagai suplai udara segar dalam ruangan. Pabrik
juga menyediakan fasilitas blower penghisap, yang nantinya menyerap semua gas
pencemar dalam ruangan dan langsung dibuang ke lingkungan tanpa dilakukan
pengolahan terlebih dahulu.

Hal ini dapat menyebabkan pencemaran udara bagi masyarakat sekitar yaitu

gangguan kesehatan , tergantung dampak dan konsentrasi paparan pada tubuh


manusianya, dan dampak terhadap globalnya yaitu kerusakan lapisan ozon yang
menyebabkan pemanasan global.

D. Bahan-bahan kimia penyebab penyakit pada industri plastik

Perkembangan yang sangat pesat dari industri polimer sintetik membuat kehidupan
kita selalu dimanjakan oleh kepraktisan dan kenyamanan dari produk yang mereka
hasilkan. Bahkan plastik dianggap sebagai salah satu ciri kemunculan zaman
modern yang ditandai dengan kehidupan yang serba praktis dan nyaman. Namun,
beberapa laporan ini menguak sisi lain dari kemudahan yang diberikan oleh bahan-
bahan yang terbuat dari polimer sintetis.

Kebanyakan plastik seperti PVC, agar tidak bersifat kaku dan rapuh ditambahkan
dengan suatu bahan pelembut (plasticizers). Bahan pelembut ini kebanyakannya
terdiri atas kumpulan ftalat (ester turunan dari asam ftalat). Beberapa contoh
pelembut adalah epoxidized soybean oil (ESBO), di(2-ethylhexyl)adipate (DEHA),
dan bifenil poliklorin (PCB) yang digunakan dalam industri pengepakan dan
pemrosesan makanan, acetyl tributyl citrate (ATBC) dan di(-2ethylhexyl) phthalate
(DEHP) yang digunakan dalam industri pengepakan film (Sheftel, 2000). Namun,
penggunaan bahan pelembut ini yang justru dapat menimbulkan masalah kesehatan.
Sebagai contoh, penggunaan bahan pelembut seperti PCB sekarang sudah dilarang
pemakaiannya karena dapat menimbulkan kematian jaringan dan kanker pada
manusia (karsinogenik). Di Jepang, keracunan PCB menimbulkan penyakit yang
dikenal sebagai yusho. Tanda dan gejala dari keracunan ini berupa pigmentasi pada
kulit dan benjolan-benjolan, gangguan pada perut, serta tangan dan kaki lemas.
Sedangkan pada wanita hamil, mengakibatkan kematian bayi dalam kandungan
serta bayi lahir cacat.

Contoh lain bahan pelembut yang dapat menimbulkan masalah adalah DEHA.
Berdasarkan penelitian di Amerika Serikat, plastik PVC yang menggunakan bahan
pelembut DEHA dapat mengkontaminasi makanan dengan mengeluarkan bahan
pelembut ini ke dalam makanan. Data di AS pada tahun 1998 menunjukkan bahwa
DEHA dengan konsentrasi tinggi (300 kali lebih tinggi dari batas maksimal DEHA
yang ditetapkan oleh FDA/ badan pengawas obat makanan AS) terdapat pada keju
yang dibungkus dengan plastik PVC (Awang MR, 1999).

DEHA mempunyai aktivitas mirip dengan hormon estrogen (hormon kewanitaan


pada manusia). Berdasarkan hasil uji pada hewan, DEHA dapat merusakkan sistem
peranakan dan menghasilkan janin yang cacat, selain mengakibatkan kanker hati
(Awang MR, 1999). Meskipun dampak DEHA pada manusia belum diketahui
secara pasti, hasil penelitian yang dilakukan pada hewan sudah sepantasnya
membuat kita berhati-hati. Berkaitan dengan adanya kontaminasi DEHA pada
makanan, Badan Pengawas Obat dan Makanan Eropa telah membatasi ambang
batas DEHA yang masih aman bila terkonsumsi, yaitu 18 bpj (bagian per sejuta).
Lebih dari itu dianggap berbahaya untuk dikonsumsi. Untuk menghindari bahaya
yang mungkin terjadi jika setiap hari kita terkontaminasi oleh DEHA, maka
sebaiknya kita mencari alternatif pembungkus makanan lain yang tidak
mengandung bahan pelembut, seperti plastik yang terbuat dari polietilena atau
bahan alami (daun pisang misalnya).

Bahaya lain yang dapat mengancam kesehatan kita adalah jika kita membakar
bahan yang terbuat dari plastik. Seperti kita ketahui, plastik memiliki tekstur yang
kuat dan tidak mudah terdegradasi oleh mikroorganisme tanah. Oleh karena itu
seringkali kita membakarnya untuk menghindari pencemaran terhadap tanah dan
air di lingkungan kita (Plastik dari sektor pertanian saja, di dunia setiap tahun
mencapai 100 juta ton. Jika sampah plastik ini dibentangkan, maka dapat
membungkus bumi sampai sepuluh kali lipat). Namun pembakaran plastik ini justru
dapat mendatangkan masalah tersendiri bagi kita. Plastik yang dibakar akan
mengeluarkan asap toksik yang apabila dihirup dapat menyebabkan sperma
menjadi tidak subur dan terjadi gangguan kesuburan. Pembakaran PVC akan
mengeluarkan DEHA yang dapat mengganggu keseimbangan hormon estrogen
manusia. Selain itu juga dapat mengakibatkan kerusakan kromosom dan
menyebabkan bayi-bayi lahir dalam kondisi cacat.

Pekerja-pekerja wanita dalam industri getah, plastik dan tekstil seringkali


mengalami kejadian bayi mati dalam kandungan dan ukuran bayi yang kecil. Kajian
terhadap 2,096 orang ibu dan 3,170 orang bapak di Malaysia pada tahun 2002
menunjukkan bahwa 80% wanita menghadapi bahaya kematian anak dalam
kandungan jika bekerja di industri getah dan plastik dan 90% wanita yang suaminya
bekerja di industri pewarna tekstil, plastik dan formaldehida.

Satu lagi yang perlu diwaspadai dari penggunaan plastik dalam industri makanan
adalah kontaminasi zat warna plastik dalam makanan. Sebagai contoh adalah
penggunaan kantong plastik hitam (kresek) untuk membungkus makanan seperti
gorengan dan lain-lain. Menurut Made Arcana, ahli kimia dari Institut Teknologi
Bandung yang dikutip Gatra edisi Juli 2003, zat pewarna hitam ini kalau terkena
panas (misalnya berasal dari gorengan), bisa terurai, terdegradasi menjadi bentuk
radikal. Zat racun itu bisa bereaksi dengan cepat, seperti oksigen dan makanan.
Kalaupun tak beracun, senyawa tadi bisa berubah jadi racun bila terkena panas.
Bentuk radikal ini karena memiliki satu elektron tak berpasangan menjadi sangat
reaktif dan tidak stabil sehingga dapat berbahaya bagi kesehatan terutama dapat
menyebabkan sel tubuh berkembang tidak terkontrol seperti pada penyakit kanker.
Namun, apakah munculnya kanker ini disebabkan plastik itu atau karena
mengkonsumsi makanan tercemar kantong plastik beracun, harus dibuktikan.
Sebab, banyak faktor yang menentukan terjadinya kanker, misalnya kekerapan
orang mengonsumsi makanan yang tercemar, sistem kekebalan, faktor genetik,
kualitas plastik, dan makanan. Bila terakumulasi, bisa menimbulkan kanker.

Styrofoam yang sering digunakan orang untuk membungkus makanan atau untuk
kebutuhan lain juga dapat menimbulkan masalah. Menurut Prof Dr Hj Aisjah
Girindra, ahli biokimia Departemen Biokimia FMIPA-IPB, hasil survei di AS pada
tahun 1986 menunjukkan bahwa 100% jaringan lemak orang Amerika mengandung
styrene yang berasal dari styrofoam. Penelitian dua tahun kemudian menyebutkan
kandungan styrene sudah mencapai ambang batas yang bisa memunculkan gejala
gangguan saraf.

Lebih mengkhawatirkan lagi bahwa pada penelitian di New Jersey ditemukan 75%
ASI (air susu ibu) terkontaminasi styrene. Hal ini terjadi akibat si ibu menggunakan
wadah styrofoam saat mengonsumsi makanan. Penelitian yang sama juga
menyebutkan bahwa styrene bisa bermigrasi ke janin melalui plasenta pada ibu-ibu
yang sedang mengandung. Terpapar dalam jangka panjang, tentu akan
menyebabkan penumpukan styrene dalam tubuh. Akibatnya bisa muncul gejala
saraf, seperti kelelahan, gelisah, sulit tidur, dan anemia. Selain menyebabkan
kanker, sistem reproduksi seseorang bisa terganggu. Berdasarkan hasil penelitian,
styrofoam bisa menyebabkan kemandulan atau menurunkan kesuburan. Anak yang
terbiasa mengonsumsi styrene juga bisa kehilangan kreativitas dan pasif.

Mainan anak yang terbuat dari plastik yang diberi zat tambahan ftalat agar mainan
menjadi lentur juga dapat menimbulkan masalah. Hasil penelitian ilmiah yang
dilakukan para pakar kesehatan di Uni Eropa menyebutkan bahwa bahan kimia
ftalat banyak menyebabkan infeksi hati dan ginjal. Oleh karena itu Komisi Eropa
melarang penggunaan ftalat untuk bahan pembuatan mainan anak. Ancaman
kesehatan yang terakhir (sebenarnya masih cukup banyak contoh lainnya) datang
dari kegiatan yang sering tidak sadar kita lakukan (atau mungkin karena
ketidaktahuan kita). Seperti yang lazim kita lakukan apabila kita hendak memakan
suatu makanan yang panas (misalnya gorengan) atau mencegah tangan terkotori
oleh minyak dari gorengan tersebut, maka kita melapisi makanan tersebut dengan
kertas tisu. Padahal hal tersebut sebenarnya dapat mengancam kesehatan kita.
Kenapa bisa begitu? Ternyata, zat kimia yang terkandung dalam kertas tisu yang
kita gunakan dapat bermigrasi ke makanan yang kita lapisi. Zat ini biasanya sering
disebut pemutih klor yang memang ditambahkan dalam pembuatan kertas tisu agar
terlihat lebih putih bersih. Zat ini bersifat karsinogenik (dapat menyebabkan
kanker). Oleh karena itu jangan menggunakan bahan ini untuk melapisi makanan
yang panas atau berlemak.

Sebagian plastik mengandung Bisphenol-A yang bisa merusak hormone. Berbagai


penelitian telah menghubungkan Bisphenol-A dengan dosis rendah dengan
beberapa dampak terhadap kesehatan, seperti perubahan permanen pada organ
kemaluan, meningkatkan kadar prostat, penurunan kandungan hormon testoteron,
memungkinkan terjadinya kanker payudara, sel prostat menjadi lebih sensitif
terhadap hormon dan kanker, dan membuat seseorang menjadi hiperaktif.

Salah satu barang yang memakai plastik dan mengandung Bisphenol A adalah
industri makanan dan minuman sebagai tempat penyimpan makanan, plastik
penutup makanan, botol air mineral, dan botol bayi. University of Missouri telah
melakukan tes laboratorium mengenai penggunaan Bisphenol-A pada botol susu
bayi dan menemukan bahwa Bisphenol-A pada produk botol susu bayi plastik dari
5 merek terkemuka di Amerika, sangat berpotensi untuk ikut larut dalam cairan.
Menurut laporan ini, kelima merk botol susu bayi yang masih dipersoalkan adalah
Avent, Dr. Brown’s, Evenflo, Gerber dan Playtex.

Kantong plastik yang sulit untuk diurai oleh tanah (membutuhkan waktu antara 100
s/d 500 tahun, memberikan akibat antara lain: Racun-racun dari partikel plastik
yang masuk ke dalam tanah mencemari tanah dan air sehingga akan membunuh
hewan-hewan pengurai di dalam tanah seperti cacing. PCB yang tidak dapat terurai
meskipun termakan oleh binatang maupun tanaman akan menjadi racun berantai
sesuai urutan rantai makanan. Kantong plastik akan mengganggu jalur air yang
teresap ke dalam tanah. Plastik menghalangi sirkulasi udara tanah dan ruang gerak
makhluk bawah tanah yang meyuburkan tanah. kantong plastik yang ringan akan
mudah diterbangkan angin ke tempat yang tidak semestinya (ke laut atau selokan).
Hewan-hewan dapat terjerat dalam tumpukan plastik. Hewan-hewan laut seperti
lumba-lumba, penyu laut, dan anjing laut menganggap kantong-kantong plastik
tersebut makanan dan akhirnya mati karena tidak dapat mencernanya. Pembuangan
sampah plastik sembarangan di sungai-sungai akan mengakibatkan pendangkalan
sungai dan penyumbatan aliran sungai yang menyebabkan banjir.

E. Tekhnologi pengolahan limbah plastik

Plastik juga merupakan bahan anorganik buatan yang tersusun dari bahan-bahan
kimia yang cukup berahaya bagi lingkungan. Limbah daripada plastik ini sangatlah
sulit untuk diuraikan secara alami. Untuk menguraikan sampah plastik itu sendiri
membutuhkan kurang lebih 80 tahun agar dapat terdegradasi secara sempurna. Oleh
karena itu penggunaan bahan plastik dapat dikatakan tidak bersahabat ataupun
konservatif bagi lingkungan apabila digunakan tanpa menggunakan batasan
tertentu.

Pemanfaatan limbah plastik merupakan upaya menekan pembuangan plastik


seminimal mungkin dan dalam batas tertentu menghemat sumber daya dan
mengurangi ketergantungan bahan baku impor. Pemanfaatan limbah plastik dapat
dilakukan dengan pemakaian kembali (reuse) maupun daur ulang (recycle). Di
Indonesia, pemanfaatan limbah plastik dalam skala rumah tangga umumnya adalah
dengan pemakaian kembali dengan keperluan yang berbeda, misalnya tempat cat
yang terbuat dari plastik digunakan untuk pot atau ember. Sisi jelek pemakaian
kembali, terutama dalam bentuk kemasan adalah sering digunakan untuk
pemalsuan produk seperti yang seringkali terjadi di kota-kota besar (Syafitrie,
2001).

Pemanfaatan limbah plastik dengan cara daur ulang umumnya dilakukan oleh
industri. Secara umum terdapat empat persyaratan agar suatu limbah plastik dapat
diproses oleh suatu industri, antara lain limbah harus dalam bentuk tertentu sesuai
kebutuhan (biji, pellet, serbuk, pecahan), limbah harus homogen, tidak
terkontaminasi, serta diupayakan tidak teroksidasi. Untuk mengatasi masalah
tersebut, sebelum digunakan limbah plastik diproses melalui tahapan sederhana,
yaitu pemisahan, pemotongan, pencucian, dan penghilangan zat-zat seperti besi dan
sebagainya (Sasse et al.,1995).

Terdapat hal yang menguntungkan dalam pemanfaatan limbah plastik di Indonesia


dibandingkan negara maju. Hal ini dimungkinkan karena pemisahan secara manual
yang dianggap tidak mungkin dilakukan di negara maju, dapat dilakukan di
Indonesia yang mempunyai tenaga kerja melimpah sehingga pemisahan tidak perlu
dilakukan dengan peralatan canggih yang memerlukan biaya tinggi. Kondisi ini
memungkinkan berkembangnya industri daur ulang plastik di Indonesia (Syafitrie,
2001).

Pemanfaatan plastik daur ulang dalam pembuatan kembali barang-barang plastik


telah berkembang pesat. Hampir seluruh jenis limbah plastik (80%) dapat diproses
kembali menjadi barang semula walaupun harus dilakukan pencampuran dengan
bahan baku baru dan additive untuk meningkatkan kualitas (Syafitrie, 2001).
Menurut Hartono (1998) empat jenis limbah plastik yang populer dan laku di
pasaran yaitu polietilena (PE), High Density Polyethylene (HDPE), polipropilena
(PP), dan asoi.

Tahapan proses daur ulang digolongkan menjadi 2 bagian besar, yaitu:

1. Bagian proses sortir bahan baku yang menggunakan tenaga manusia.

2. Bagian proses yang menggunakan mesin.

Proses daur ulang merupakan kebalikan dari proses produksi. Tetapi secara prinsip
prosesnya sama, yaitu dengan cara dipanaskan lalu dicetak. Di bawah ini
merupakan proses daur ulang plastik :

1. Sortir

Merupakan proses pemisahan yang pertama kali dilakukan. Pada proses ini
dilakukan pekerjaan untuk memisahkan bahan baku yang datang dan membuang
material / benda asing yang tidak diharapkan masuk ke dalam proses.
2. Pemotongan

Proses ini dilakukan untuk mengurangi ukuran material dan mempermudah proses
selanjutnya, dengan cara memotong atau merajang plastik dalam bentuk asalnya
(kantong atau lembaran plastik)

3. Pencucian

Tujuan dari pencucian adalah agar tidak mengganggu proses penggilingan. Terdiri
dari 2 tahap, yaitu: P rew a sh i n g (Untuk memisahkan material-material asing
terutama agar tidak ikut dalam proses selanjutnya dengan menggunakan media cair
sebagai sarana untuk mencuci material dan membawa material asing keluar dari
proses) Pencucian Tahap 2 Pada bagian ini dilakukan pencucian menggunakan
mesin friction water. Materi dicuci kembali oleh ulir menanjak yang berputar pada
putaran tinggi sehingga hasil dari friksi dapat melepaskan material asing yang
masih terdapat pada bahan, dimna bagian ini masih menggunakan media air untuk
membawa material asing keluar dari proses.

4. Pengeringan

Dilakukan secara mekanik yaitu dengan memeras material dengan gerakan


memutar sehingga air dapat keluar. Dengan menguapkan air pada suhu tertentu agar
bahan benar-benar terbebas dari suhu yang melekat.

5. Pemanasan

Material yang telah bersih dari pengotor dilelehkan dengan proses pemanasan
material pada suhu 2000 derajat celcius, dimana suhu panas dihasilkan oleh heater.
Selanjutnya lelehan dialirkan untuk menuju proses penyaringan.

6. Penyaringan

Dilakukan dengan lembaran besi yang dilobangi sebesar kira-kira 4mm di seluruh
permukaannya. Diharapkan lelehan plastik akan melewati saringan ini untuk
menghasilkan lelehan plastik berbentuk silinder panjang yang nantinya akan
dipotong-potong.

7. Pendinginan
Setelan berbentuk silinder, material dilewatkan pada air dingin sebagai media
pendingin.

8. Pencetakan/penggilingan

Pencetakan bijih plastik dilakukan dengan membentuk lelehan plastik menjadi


berbentuk mie

dengan diameter 4 mm.

9. Pembungkusan dan Pemeriksaan

Dilakukan pembungkusan terhadap material kering dalam karung plastik.


Pemeriksaan untuk mengetahui apakah proses produksi berjalan baik tidak
mungkin bisa menghapuskan penggunaan kantong plastik 100%, tetapi yang paling
memungkinkan adalah dengan memakai ulang plastik (reuse), mengurangi
pemakaian plastik (reduce), dan mendaur ulang (recycle), serta perlu regulasi dari
pemerintah untuk meredam semakin meningkatnya penggunaan plastik.

BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Plastik adalah senyawa polimer yang terbentuk dari polimerisasi molekul-
molekul kecil (monomer) hidrokarbon yang membentuk rantai yang panjang
dengan struktur yang kaku. Dalam proses pembuatan plastik, plastik yang semula
berupa biji atau potongan-potongan kecil dilelehkan yang akhirnya menjadi plastik
siap pakai. Dalam industri pembuatan plastik banyak bahan berbahaya yang
dihasilkan dari proses pembuatan plastik, sudah selayaknya pabrik menerapkan K3
secara maksimal guna meminimalisir kerugian yang lebih besar.
DAFTAR PUSTAKA
https://id.wikipedia.org/wiki/Plastik

http://www.indonesiastudents.com/pengertian-plastik-dan-jenisnya/

http://www.jendelasarjana.com/2014/03/cara-membuat-plastik-proses-
pembuatan.html

http://distributorplastikjakarta.weebly.com/proses-pembuatan-plastik-dalam-
industri-dan-bisnis-plastik-top-sellers.html

http://h5hclimacus.blogspot.com/2011/06/keselamatan-kecelakaan-kerja-k3-
dalam.html

http://ichsanmarsal.blogspot.com/2012/04/industri-plastik-dan-dampaknya-
terhadap.html

https://qolilwicaksono12.wordpress.com/2014/11/20/proses-pengolahan-limbah-
plastik-menggunakan-mesin-ekstrusi/

Anda mungkin juga menyukai