Anda di halaman 1dari 21

PENGARUH KECEPATAN PUTARAN SCREW MESIN EXTRUDER

TERHADAP KUAT TARIK PADA PRODUK BENANG PLASTIK


POLYPROPYLENE DI PT RAJAWALI TANJUNGSARI ENJINIRING
SIDOARJO, JAWA TIMUR

Proposal Tugas Akhir

Oleh:

Dania Fipta Azira

2103049

TEKNOLOGI PENGOLAHAN KARET DAN PLASTIK

POLITEKNIK ATK YOGYAKARTA

2023
1.1 Latar Belakang

Seiring dengan perkembangan zaman, dunia perindustrian semakin kompetitif


ditambah lagi dengan kondisi lingkungan yang berubah secara drastis. Industri plastik
merupakan salah satu industri yang sangat berkembang pesat saat ini dikarenakan
sebagian besar industri menggunakan plastik sebagai kemasan produknya. Jumlah
industri kemasan plastik saat ini telah mencapai 892 perusahaan dan mengalami
peningkatan sekitas 5-6% dalam lima tahun terakhir (Nafisah, 2023). Tanpa kita sadari,
plastik dapat menggantikan produk rumah tangga lainnya seperti kaca maupun logam.
Dengan demikian, produsen plastik dituntut untuk menghasilkan produk yang berkualitas
sesuai dengan keinginan konsumen.

Salah satu produk plastik yang sering digunakan ialah karung plastik. Karung
plastik merupakan kemasan berwujud kantong yang terbuat dari anyaman benang plastik
berbentuk melingkar. Karung plastik pada umumnya digunakan untuk kemasan bahan
pangan seperti beras, jagung, tepung, gula, dan kedelai. Selain itu juga dapat digunakan
sebagai kemasan untuk produk non pangan seperti pupuk. Karung plastik yang digunakan
sebagai kemasan pangan dan non pangan memiliki perbedaan lapisan yaitu pada karung
plastik untuk pangan terdapat kantong dalam (inner) yang berfungsi agar bahan pangan
tidak terkontaminasi dengan kotoran dari luar (Waramudra, 2023). Berkaitan dengan
penggunaannya, dibutuhkan beberapa sifat mekanik yang harus dipenuhi oleh karung
plastik agar dapat digunakan sesuai kebutuhan. Salah satu sifat tersebut ialah elastisitas
yang tingi dan tahan lama. Elastisitas suatu benang plastik dapat ditunjukkan dengan
hasil pengujian kuat tarik yang tinggi.

PT Rajawali Tanjungsari Enjiniring merupakan perusahaan yang begerak dalam


bidang produksi karung plastik dan penyamakan kulit. Proses produksi karung plastik di
PT Rajawali Tanjungsari Enjiniring melalui tiga tahap, yaitu proses pembuatan benang
plastik (flat yarn), perajutan (circular loom), dan finishing yang meliputi proses cutting
sewing, printing, inserting, jahit sealing, dan packing (Erico, 2023). Sebagai produsen
mempunyai kepentingan dalam hal meningkatkan kualitas serta mengurangi adanya cacat
dari produk yang dihasilkan. Namun, dalam pembuatan karung plastik di PT Rajawali
Tanjungsari Enjiniring masih ditemukan beberapa cacat produk. Cacat pada produk
karung plastik pada umumnya disebabkan karena kualitas benang plastik yang belum
memenuhi standar perusahaan. Adapun kualitas yang harus dipenuhi diantaranya adalah
lebar benang, berat (dinier), kuat tarik, dan elongation (Wigati, 2023).

Apabila beberapa faktor yang mempengaruhi kualitas belum memenuhi standar


perusahaan maka akan menyebabkan kualitas karung plastik yang buruk. Dalam upaya
peningkatan kualitas benang plastik perlu mengetahui faktor yang mempengaruhi tinggi
rendahnya kuat tarik. Menurut Zaman dan Farida (2017) kekuatan tarik benang plastik
dapat dipengaruhi oleh bahan baku yang digunakan dan setting mesin extruder. Bahan
utama yang digunakan dalam pembuatan karung plastik ialah polypropylene (PP),
calsium carbonat (CaCO3), dan recycle polypropylene (pelet). Sedangkan setting
parameter mesin extruder yang dapat mempengaruhi kekuatan tarik benang plastik ialah
kecepatan putaran screw dan suhu die. Pada penelitian (Listiyorini, et al., 2020)
menjelaskan bahwa suhu pemanas pada barel dan putaran screw memberikan pengaruh
terhadap nilai kuat tarik benang plastik. Dengan setting parameter mesin extruder yang
sesuai akan menghasilkan nilai kuat tarik yang optimum. Oleh karena itu diperlukan
penelitian bahwa faktor kecepatan putaran screw mesin extruder dapat mempengaruhi
kekuatan tarik benang plastik dan perlu dilakukan pengamatan mengenai kecepatan
putaran screw yang optimal untuk memperoleh nilai kuat tarik yang baik.
1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan penulis, maka rumusan masalah
dalam Proposal Penelitian Tugas Akhir ini adalah:

1. Bagaimana pengaruh kecepatan putaran screw mesin extruder terhadap kuat tarik
benang plastik polypropylene?
2. Berapa kecepatan putaran screw mesin extruder yang optimal terhadap kuat tarik
benang plastik polypropylene?

1.3 Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penulisan Proposal Penelitian Tugas Akhir ini adalah:

1. Mengetahui pengaruh kecepatan putaran screw mesin extruder terhadap kuat tarik
benang plastik polypropylene.
2. Mengetahui kecepatan putaran screw mesin extruder yang optimal terhadap kuat
tarik benang plastik polypropylene.
1.4 Manfaat
Manfaat dari penulisan Proposal Penelitian Tugas Akhir ini adalah:
1. Bagi Penulis
Dapat menambah wawasan, pengetahuan, dan pengalaman mengenai pengaruh
kecepatan putaran screw mesin extruder terhadap kuat tarik benang plastik
polypropylene.
2. Bagi Perusahaan
Berguna sebagai acuan dalam setting kecepatan putaran screw mesin extruder
dan juga mengetahui kecepatan putaran screw yang optimum terhadap nilai kuat
tarik benang plastik polypropylene di PT Rajawali Tanjungsari Enjiniring
sehingga dapat meningkatkan kualitas produk dan meminimalisir cacat produk.
3. Bagi Politeknik ATK Yogyakarta
Memberikan informasi dan manambah literatur mengenai pengaruh kecepatan
putaran screw mesin extruder terhadap kuat tarik benang plastik polypropylene.
1.5 Tinjauan Pustaka
A. Plastik

Plastik merupakan polimer atau bahan pengemas yang dapat dicetak


menjadi bentuk yang diinginkan dan mengeras setelah didinginkan atau
pelarutnya diuapkan. Senyawa polimer penyusun plastik merupakan struktur yang
terbentuk dari polimerisasi polimer hidrokarbon yang membentuk rantai panjang.
Plastik mempunyai titik didih dan titik leleh yang beragam, hal ini berdasarkan
monomer pembentuknya. Monomer yang sering digunakan adalah propena
(C3H6), etena (C2H4), nylon, dan styrene (C8H8). Bahan atau bijih plastik ini dapat
dibentuk dan digunakan untuk menghasilkan berbagai macam perabotan rumah
tangga, mainan, kemasan pangan dan non pangan, polybag, karung, produk
otomotif maupun elektronik (Wigati, 2023).

Berdasarkan jenisnya terdapat enam jenis plastik yaitu Polyethylene


Terephthalate (PET), Polyvinyl Chloride (PVC), Low Density Polyethylene
(LDPE), High Density Polyethylene (HDPE), Polystyrene (PS), Polyprophylene
(PP), dan other. Sedangkan berdasarkan sifatnya plastik dibedakan menjadi dua
yaitu thermoplastic dan thermosetting. Thermoplastic adalah jenis plastik yang
dapat didaur ulang atau dibentuk kembali dengan cara pemanasan. Penggunaan
plastik jenis thermoplastic yaitu sebagai kemasan botol plastik, ember plastik,
kantong plastik, dan peralatan rumah tangga yang sifatnya disposable. Sedangkan
thermosetting adalah jenis plastik yang tidak dapat diproses kembali atau tidak
bisa digunakan kembali untuk membuat produk lain (Okatania, 2016). Plastik
jenis ini tidak akan menjadi lunak bila dipanaskan karena telah membentuk
jaringan ikatan silang, sehingga tidak dapat didaur ulang (Zulnazri, 2013). Apabila
plastik jenis thermosetting dipanaskan untuk kedua kalinya maka akan
menyebabkan putusnya ikatan silang antar rantai polimer sehingga terjadi
kerusakan. Pada umumnya thermosetting digunakan sebagai bahan pembuatan
alat elektronik, perekat plywood, bahan kontruksi, dan sebagainya.
(a) (b)
Gambar 1. Struktur Molekul (a) Thermoplastic (b) Thermosetting
Sumber: (Karuppiah, 2016)

B. Karung Plastik dan Benang Plastik Polypropylene


Karung plastik (woven bag) merupakan wadah yang terbuat dari bahan
tenun polipropilena, tertutup di satu sisi, pada hal tertentu dikombinasikan dengan
bahan fleksibel yang lain, misalkan lapisan dalam untuk memperoleh sifat yang
diinginkan untuk pengisian, penyimpanan, dan distribusi dari komoditas yang
dikemas (Badan Standarisasi Nasional, 2011).

Gambar 2. Produk Karung Plastik PT Rajawali Tanjungsari Enjiniring


Sumber: PT Rajawali Tanjungsari Enjiniring, 2023
Karung plastik tersusun atas benang plastik yang dianyam berbentuk
melingkar (circular weaved polypropylene). Penggunaan bahan polypropilene
untuk pengemasan produk makanan karena memiliki ketahanan yang baik
terhadap lemak serta daya tembus uap yang rendah. Selain itu, karung plastik
polypropilene mudah didapat, harga lebih murah serta kedap udara (Dwiyono, et
al., 2014). Bahan yang biasanya digunakan dalam proses pembuatan karung
plastik adalah kalsium karbonat (CaCO3) sebagai filler, dan plastik polypropylene
recycle sebagai bahan tambahan (Waramudra, 2023). Karung plastik biasanya
memiliki kapasitas sekitar 10-50 kg. Karung plastik lebih diminati dibandingkan
dengan karung goni karena lebih ringan dan tahan terhadap air (Sulaeman, 2018).
Pembuatan karung plastik polypropylene terdiri atas tiga tahap yaitu pembuatan
benang plastik dengan mesin ekstrusi (proses flat yarn), perajutan/penganyaman
benang plastik dengan mesin circular loom, dan proses finishing (Susanti, 2012).
Adapun penjelasannya sebagai berikut:
1. Proses pembuatan benang plastik (flat yarn)
Pada proses ini, campuran polipropilena dan bahan pengisi (filler) umumnya
kalsium karbonat (CaCO3) dimasukkan ke dalam mesin extruder yang akan
menghasilkan lembaran/film kemudian didinginkan dan dipadatkan lalu
dipotong menjadi benang pita (Pertiwi, et al., 2021). Lembaran film yang
keluar dari die masuk ke dalam chamber water bath untuk proses
pendinginan. Kemudian lembaran film melalui proses slitting yaitu lembaran
film menjadi terbelah lebih kecil karena adanya pisau pemotong sehingga
menghasilkan benang plastik.

Gambar 3. Benang Plastik PT Rajawali Tanjungsari Enjiniring

Sumber: (Erico, 2023)

2. Perajutan (circular loom)


Pada proses ini benang akan ditenun menggunakan alat tenun melingkar dan
menghasilkan kain melingkar dengan lebar yang diinginkan. Proses ini
berlangsung di mesin circular loom yang bergerak memutar membentuk
anyaman dengan arah benang horizontal (shuttle) dan vertikal (creel).
3. Finishing
Proses finishing terbagi menjadi proses cutting sewing dan printing dimana
karung plastik polos hanya melalui proses cutting sewing, sedangkan karung
plastik bermotif akan melalui proses printing sesuai dengan permintan
konsumen. Gulungan karung plastik melalui proses cutting sewing yaitu
proses pemotongan dan jahit benang. Pemotongan ini dilakukan dengan
spesifikasi yang diinginkan oleh konsumen.

C. Polypropylene (PP)

Menurut Sriyanto (2016) polypropylene adalah polimer hidrokarbon yang


termasuk ke dalam polimer thermoplastic dan dapat diproses pada suhu tinggi.
Polypropylene merupakan jenis material plastik yang bersifat ringan dengan
densitas 0,90-0,92 kg/mm2, memiliki kekerasan dan kerapuhan paling tinggi serta
bersifat kurang stabil terhadap panas (Nicko, et al., 2011). Polypropylene berasal
dari monomer propilena yang diperoleh dari pemurnian minyak bumi.
Polypropylene memiliki titik leleh yang cukup tinggi yaitu 166 Adapun
struktur molekulnya yaitu CH2=CH-CH3.

Gambar 5. Struktur polypropilene


Sumber: (Khavilla, et al., 2019)

Penggunaan bahan pengisi (filler) dan penguat memungkinkan


polypropylene memiliki mutu kimia yang baik sebagai bahan polimer dan tahan
terhadap pemecahan karena tekanan (stress-cracking) walaupun suhu tinggi
(Sriyanto, 2016). Polypropylene mempunyai tegangan (tensile) yang rendah,
kekuatan benturan (impact strength) yang tinggi dan ketahan yang tinggi terhadap
pelarut organik. Polypropylene juga mempunyai sifat isolator yang baik mudah
diproses dan sangat tahan terhadap air karena sedikit menyerap air dan sifat
kekakuan yang tinggi (Heni, 2022). Seperti polyolefin lain, polypropylene juga
mempunyai ketahanan yang sangat baik terhadap bahan kimia anorganik non
pengoksidasi, deterjen, alkohol dan sebagainya. Dengan kemampuan tahan
terhadap bahan kimia yang baik, sehingga karung plastik menggunakan
polypropylene dapat melindungi produk dari kontaminasi. Tetapi polypropylene
dapat terdegradasi oleh zat pengoksidasi seperti asam nitrat dan hidrogen
peroksida. Sifat kristalinitasnya yang tinggi menyebabkan daya regangannya
tinggi, kaku dan keras. Adapun sifat-sifat polypropylene dapat dilihat pada tabel 1
dibawah ini.

Tabel 1. Sifat-sifat polypropylene

Sifat PP
Massa Jenis (g/cm3) 0,90-0,92
Softening Poing, Tg ( ) 140-150
Melting Point, Tm ( ) 160-166
Thermal Expansion (10-5 in/in) ( ) 5,8-10
Volume Spesifik (cm3/lb) 30,4-30,8
Perpanjangan Putus (%) 3-700
Sumber : (Maddah, 2016)

D. Mesin Extruder
Proses pembuatan benang plastik menggunakan metode ekstrusi pada
mesin extruder. Pada mesin extruder terjadi proses pelelehan bijih plastik menjadi
benang plastik (Darsini, 2022). Kualitas hasil proses ini sangat berpengaruh
terhadap proses selanjutnya dalam tahap pembuatan karung plastik. Menurut Heni
(2022) pada mesin extruder terdapat beberapa proses yaitu pencampuran bahan,
pengulenan (kneading), pengadukan, pemanasan, pendinginan, dan pencetakan
(shaping). Prinsip kerja mesin ini ialah memasukan bahan-bahan mentah yang
akan diolah, kemudian didorong keluar melalui suatu lubang cetakan (die). Die ini
berbentuk piringan atau silinder dengan lubang cetakan yang terletak pada bagian
akhir extruder. Extruder memiliki fungsi sebagai pelebur biji plastik yang
nantinya akan diproses melalui zona pemanas yang memiliki suhu berebeda-beda
dan akan didorong keluar oleh screw conveyor untuk sampai pada bagian dies
untuk berbagai macam proses selanjutnya (Maradu, et al., 2018).
Hal yang perlu diperhatikan pada proses pelelehan material adalah proses
pemasukan komposisi material yang nantinya akan diproses, karena apabila
terjadi kesalahan pada saat pencampuran komposisi tersebut maka akan terjadi
kegagalan produksi serta menghasilkan barang yang NG (not good). Kegagalan
proses produksi akan berdampak sangat luas pada perusahaan, seperti penurunan
kualitas dan kepercayaan dari konsumen mengenai hasil cetak yang dihasilkan.
Mesin extruder yang terdapat di pasaran terdiri atas extruder tunggal (single
screw) dan extruder ganda (twin screw). Extruder ganda mempunyai nilai lebih
dimana pencampuran yang lebih merata dan output yang lebih besar dibandingkan
dengan extruder tunggal. Ciri umum proses ekstrusi adalah bersifat kontinyu
(Heni, 2022). Untuk menghasilkan karakteristik ekstrudat tertentu, bahan masuk
dan kondisi pengoperasian (setting) harus sesuai sehingga perubahan kimia yang
terjadi pada barrel optimal. Sebelum masuk ke bagian hopper, bahan-bahan yang
digunakan seperti polypropilene, kalsium karbonat, dan recycle polypropilene
serta bahan lain dimasukkan ke dosing unit terlebih dahulu. Dosing unit adalah
bagian yang berfungsi mencampur bahan aditif dengan resin.

(a) (b)
Gambar 6. (a) Extruder tunggal dan (b) Extruder ganda
Sumber: (Maradu, et al., 2018)

Menurut Rauwendal (2018), mesin extruder terdiri dari beberapa komponen


dalam setiap unitnya. Adapun secara umum komponen dari mesin extruder ialah
sebagai berikut:
1. Extruder Screw
Inti dari mesin extruder adalah screw. Screw merupakan salah satu komponen
terpenting dalam mesin extruder. Fungsi dari screw ini adalah untuk poros
pendorong, pemotong, dan pengaduk plastik yang ada di dalam barrel.
Diameter dan kecepatan putaran screw mempengaruhi laju aliran plastik
dalam barrel saat penggunaannya (Mawardi, et al., 2018). Stabilitas proses
dan kualitas produk yang diekstrusi sangat tergantung pada desain screw yang
digunakan.
2. Extruder Barrel
Barrel adalah silinder lurus yang biasanya dilengkapi dengan bimetatic linier.
Linier ini adalah lapisan integral yang keras denga keausan yang tinggi. Pada
beberapa penggunaan tertentu, desain barrel terdapat lubang ventilasi.
3. Feed Throat
Feed throat terhubung ke barrel dimana bahan plastik dimasukkan ke
extruder. Feed throat biasanya memiliki pendinginan air karena harus
menjaga suhu pada feed throat cukup rendah untuk menjaga partikel plastik
menempel ke dinding.
4. Feed Hopper
Feed throat terhubung ke hopper dan barrel extruder. Hopper menampung
pelet atau bubuk plastik dan menyalurkan material ke dalam feed throat.
Hopper harus dirancang untuk memungkinkan aliran material yang stabil.
Kestabilan aliran paling baik dicapai dengan hopper melingkar dengan
transisi bertahap dalam kerucut bagian hopper.

E. Kuat Tarik

Uji kuat tarik adalah suatu metode yang digunakan untuk menguji
kekuatan suatu bahan atau material dengan cara memberikan beban gaya yang
sesumbu. Pengujian yang penting dilakukan pada produk benang plastik adalah
pengujian tensile strenght, tenacity, dan elongation (Heni, 2022). Produk karung
plastik yang baik dipengaruhi oleh faktor kuat tarik benang plastik yang sesuai
dengan standar. Nilai kuat tarik menjadi hal yang sangat penting dalam
pembuatan karung plastik (Wigati, 2023). Kuat tarik benang plastik dapat
dipengaruhi oleh formulasi bahan yang digunakan serta settting parameter mesin
yang digunakan.

Hasil dari pengujian kuat tarik dapat bermanfaat untuk rekayasa teknik
maupun desain produk. Selain itu, uji kuat tarik juga dapat digunakan untuk
menentukan ketahanan suatu bahan terhadap gaya statis yang diberikan. Kuat tarik
dapat ditentukan dengan menarik benda uji (material) hingga putus atau patah.
Dalam pengujian kuat tarik ini menggunakan alat uji Universal Testing Machine
(UTM). Tujuan dari pengujian kuat tarik ini adalah untuk mengetahui kekuatan
tarik dan regangan. Menurut Hendarto (2021) sifat-sifat yang dihasilkan dari
pengujian kuat tarik adalah kekuatan tarik, kekuatan luluh, dan perpanjangan
putus (elongation).

Adapun cara pengujian yaitu benda uji dijepit pada mesin universal testing
machine dengan pembebanan perlahan dan semakin meningkat hingga
menjadikan benda uji patah. Beban tarik yang bekerja pada benda uji akan
mengalami pertambahan panjang disertai dengan pengecilan luas penampang
benda uji. Prinsip kuat tarik dan kemuluran yaitu menghitung besarnya beban
tarik maksimal setiap satuan luas dan besarnya pertambahan panjang yang
diakibatkan oleh beban tarikan pada saat putus. Kuat tarik dihitung dari
pembagian beban maksimal (kgf) dengan luas sampel uji (cm2). Nilai kekuatan
tarik benang plastik disesuaikan dengan standar perusahaan dan kebutuhan
konsumen (Latifah, 2022). Hubungan tegangan dan reganga pada beban tarik
ditentukan dengan rumus sebagai berikut:

Dimana: = Kekuatan tarik (N/mm2)


P = Beban (N)
= Luas penampang patahan (mm2)
1.6 Metode Penelitian

Pada penelitian ini dilakukan pengamatan dari segi bahan, alat, dan proses pada
produk benang plastik polypropylene di PT Rajawali Tanjungsari Enjiniring. Adapun
bahan, alat, dan proses tersebut ialah sebagai berikut:

1. Bahan
Beberapa bahan yang digunakan dalam pembuatan karung plastik dimuat dalam
tabel berikut:
Tabel 2. Bahan yang digunakan
No. Nama Bahan Fungsi dan Spesifikasi
1. Polypropylene (PP)  Bahan utama pembuatan karung plastik
 Berbentuk bulat, berwarna putih, bening
2. Kalsium Karbonat (CaCO3)  Bahan pengisi (filler)
 Serbuk berwarna putih
 Berukuran 500 mesh dan 1000 mesh
 Meningkatkan kekakuan plastik
3. Recycle Polypropylene  Bahan campuran karung plastik
 Berbentuk potongan kecil
 Berwarna putih buram

2. Alat
Adapun alat yang digunakan untuk pembuatan benang plastik polypropylene
dimuat dalam tabel berikut:
Tabel 3. Alat yang digunakan
No. Nama Alat Fungsi
1. Mixer Mesin untuk mencampurkan material
polypropilene, CaCO3, dan pelet
2. Mesin extruder Mesin untuk mengolah bijih plastik menjadi
benang plastik polypropylene
3. Blowing Mesin untuk membuat kantong dalam (inner)
4. Cutting sealing Mesin untuk memotong dan menyegel gulungan
kantong plastik
5. Circular loom Mesin untuk merajut benang plastik menjadi
karung
6. Cutting sewing Mesin untuk memotong dan menjahit gulungan
karung
7. Mesin printing roll to roll Mesin untuk mencetak desain pada karung
dengan kondisi awal dan akhir berbentuk roll
8. Mesin printing sheet to Mesin untuk mencetak desain pada karung
sheet dengan kondisi awal dan akhir berbentuk
lembaran
9. Mesin jahit ultrasonic Mesin untuk menyegel karung plastik dan
sealing kantong dalam
10. Mesin press hidrolik Mesin untuk menekan karung plastik dalam
jumlah banyak
11. Meteran roll Alat untuk mengukur panjang dan lebar karung
plastik serta kantong dalam
12. Necara analitik Alat untuk menimbang benang plastik
13. Universal testing machine Alat untuk menguji kuat tarik, kuat rekat,
elongation, dan tenacity
14. Thermogun Alat utuk mengukur suhu mesin jahit ultrasonic
sealing
15. Penggaris Alat untuk mengukur panjang sampel karung
dan kantong dalam
16. Gunting Alat untuk memotong sampel karung
17. Thickness gauge Alat untuk mengukur ketebalan benang plastik
18. Alat ukur derajat Alat untuk menentukan tingkat keputihan
keputihan karung plastik
3. Proses Pembuatan Benang Plastik Polypropylene dan Pengujian Kuat Tarik
Pada penelitian ini secara umum melalui dua proses yaitu proses
pembuatan benang plastik polypropylene dan proses pengujian kuat tarik benang
plastik polypropylene. Proses pembuatan benang plastik polypropylene diuraikan
sebagai berikut:

Mulai

Polypropylene,
CaCO3, dan pelet Persiapan Bahan

Proses Mixing
t = 5 menit

Proses Ekstrusi
T = 200 , Kecepatan screw = 90; 100;
1110 rpm penyaringan = 100 mesh

Lembaran film plastik

Pendinginan dalam bak pendingin


T = 36-40

Pengeringan pada roll take up

Pemotongan film plastik menjadi


benang plastik

Pemanasan pada oven


T = 150

1
1

Winding/ Penggulungan benang

benang plastik

Tidak
Pengujian Produk Afval
kualitas

Ya

Pengujian kuat tarik

Selesai

Gambar 6. Diagram Alir Proses Pembuatan Benang Polypropylene

Proses pembuatan benang plastik mengunakan metode ekstrusi, proses ini


mempunyai keuntungan yaitu mampu membuat benda dengan penampang yang
rumit. Tahap awal pembuatan benang plastik polypropylene yaitu persiapan bahan
yang terdiri dari polypropylene, CaCO3, dan pelet. Tujuan dari proses
pencampuran bahan baku agar produk benang plastik polypropylene memiliki
kualitas yang sama pada semua bagiannya (homogen). Hasil dari proses
pencampuran kemudian dibawa ke hopper untuk dilakukan proses pelelehan bijih
plastik. Material bijih plastik dapat meleleh disebabkan karena adanya aliran
panas yang berasal dari heater, sedangkan screw pada barrel berfungsi untuk
mencampurkan, mengalirkan, dan mendorong material menuju cetakan (dies).
Kemudian material lelehan disaring melalui screw canger dan dibawa menuju
dies, saringan, atau filter yang terdiri dari dua lapisan yaitu lapisan depan dan lapisan
belakang. Kecepatan putaran screw pada mesin extruder divariasikan dengan 3 kecepatan
yangbberbeda yaitu 90 rpm, 100 rpm, dan 110 rpm. Proses selanjutnya adalah
pendinginan yang dilakukan di dalam bak pendingin dengan suhu operasi 36-40 .
Bahan pendinginan yaitu air dari cooling tower. Proses pendinginan ini bertujuan
untuk mengondisikan lelehan film yang keluar dari dies agar menipis dan padat.
Dilanjutkan dengan proses pengeringan untuk menghilangkan kandungan air yang
berasal dari proses sebelumnya. Kondisi film yang basah dapat menyebabkan
terjadinya cacat pada benang plastik. Setelah pengeringan selesai, dilakukan
proses penyayatan atau pemotongan yang bertujuan untuk menstandarkan ukuran
film plastik sesuai standar perusahaan. Kemudian benang plastik dioven untuk
meningkatkan kelenturan agar lebarnya sesuai dengan permintaan konsumen dan
dilanjutkan dengan proses relaksasi. Proses relaksasi bertujuan untuk
meningkatkan elastisitas pada benang plastik yang dihasilkan.

Proses selanjutnya yaitu benang ditarik oleh roll untuk menurunkan suhu
benang secara bertahap dengan kelenturannya yang tetap terjaga. Selanjutnya
proses penggulungan dimana proses ini merupakan tahap akhir pembuatan
benang plastik. Benang plastik yang telah terbentuk kemudian pengujian seperti
pengujian kuat tarik, elongation, lebar dan berat benang. Hal ini bertujuan agar
didapatkan benang plastik yang sesuai dengan standar perusahaan. Apabila dalam
proses ini ditemukan cacat pada benang plastik, maka akan dilakukan perbaikan
pada proses produksinya. Adapun proses pengujian kuat tarik benang plastik
polypropylene diuraikan sebagai berikut:

Mulai

Benang plastik Pengambilan sampel uji

Pemotongan sampel uji

Pengukuran lebar dan tebal sampel


uji

1
1

Pemasangan sampel uji pada alat


uji (universal testing machine)

Proses setting program pada


komputer

Proses pengujian kuat tarik

Hasil pengujian kuat tarik

Selesai

Gambar 7. Diagram Alir Pengujian Kuat Tarik Benang Polypropylene

Pengujian kuat tarik pada benang polypropylene dilakukan dengan


menggunakan alat uji universal tersing machine. Pengujian ini dilakukan untuk
mengetahui kualitas dari benang plastik tersebut agar sesuai dengan standar
perusahaan yang berlaku.

1.7 Jadwal Kegiatan


1.8 Daftar Pustaka

Badan Standarisasi Nasional. 2011. Karung Tenun Polipropilen (PP) Untuk Kemasan
Bahan Pangan Curah. Jakarta: BSN.
Darsini. 2022. Analisis Pengendalian Kualitas Produk Pada Proses Extruder Benang
Plastik. Metrik Serial Humaniora Dan Sains 3(2):45-52
Dwiyono. K., Sunarti, Suparno, dan Haditjaroko. 2014. Penanganan pascapanen umbi
iles-iles (Amorphophallus muelleri Blume) studi kasus di Madiun, Jawa Timur.
Jurnal Teknologi Industri Pertanian 24 (3), 179-188.
Erico F. 2023. Pengaruh Penambahan Polipropilena Daur Ulang dan Waktu Penyimpanan
Produk Terhadap Karakteristik Benang Plastik. Tugas Akhir. Politeknik ATK
Yogyakarta. Yogyakarta
Hendarto N. 2021. Pengaruh Temperatur Heater Ekstruder Terhadap Kuat Tarik Benang
Plastik 2,6/800/MW 1,5 di PT Kerta Rajasa Raya. Tugas Akhir. Politeknik ATK
Yogyakarta. Yogyakarta
Heni Fitri. 2022. Pengaruh Penggunaan Recycle Polipropilen dan CaCO3 Terhadap Sifat
Mekanik Benang Polipropilen di PT Sami Surya Indah Plastik. Tugas Akhir.
Politeknik ATK Yogyakarta. Yogyakarta
Karuppiah A. V. 2016. Predicting the Influence of Weave Architecture on the Stress
Relaxation Behavior of Woven Composite Using Finite Element Based
Micromechanics. Doctoral dissertation. Wichita State University
Latifah. S. 2022. Analisis Pengaruh Variasi Komposisi Bahan Polypropylene (PP) Daur
Ulang Terhadap Nilai Kuat Tarik Dan Elongation Benang Plastik di PT Gunawan
Fajar, Nganjuk. Tugas Akhir. Politeknik ATK Yogyakarta. Yogyakarta
Listiyorini, Harianto, dan Firdaus. 2020. Pengaruh Temperatur Heater Terhadap
Kekuatan Tarik Benang Filamen 75d/36f. Jurnal Ilmiah Fakultas Teknik 1(2)
Maddah. 2016. Polypropilene as a Promising Plastic- A Review. American Journal of
Polymer Science 6(1):1-11
Maradu S., Piky M., dan Santika. 2018. Perancangan Unit Extruder Pada Mesin
Extrussion Laminating Flexible Packaging. Jurnal Teknik Mesin 2(2):42-45
Nafisah Y. 2023. Strategi Bisnis Pada Industri Hilir Plastik Melalui Pendekatan Internal
External Matrix-IE Matrix (Studi Kasus PT Cemerlang Utama Plastik). Jurnal
Ikrath-Ekonomika Vol. 6 No. 2: 231-244
Nicko, M., Setyabudi, A. and Chalid, M. 2011. Karateristik Material Regrind Komposit
Talcum Hasil Proses Hot Melt Mixing Material. Skripsi. Universitas Indonesia.
Jakarta
Okatania. 2016. Analisa Peleburan Limbah Plastik Jenis Polyethylene Terephthalate
(PET) Menjadi Biji Plastik Melalui Pengujian Alat Pelebur Plastik. Jurnal Teknik
Mesin (JTM) Vol. 5 No. 3:109-113
Pertiwi Y. K., Martianto. T., dan Priatni A. 2021. Kajian Perbandingan Standar Karung
Tenun Polipropilena Untuk Bahan Pangan Curah. Prosiding PPIS. November
2021: Hal 93-102
PT Rajawali Tanjungsari Enjiniring. 2023. Tentang Perusahaan. Diakses melalui
https://rajawalitanjungsari.com/ pada tanggal 9 September 2023
Rauwendal. 2018. Sample Pages Understanding Extrussion 3e. By Chris Rauvendal.
Sriyanto. 2016. Study Sifat Fisis Dan Mekanik Bahan Polipropilena Pada Produk Penutup
Spion Sepeda Motor Merk A dan Merk B. Skripsi. Universitas Muhammadiyah
Surakarta. Surakarta
Sulaeman. 2018. Pemanfaatan Limbah Karung Plastik . PENA TEKNIK: Jurnal Ilmiah
Ilmu-Ilmu Teknik Volume 3 Nomor 1:93-115
Susanti, T. W. 2012. Analisis Pengendalian Kualitas Produk Akhir Karung Ukuran
56x110 cm (DOPP) Dengan Metode C-Chart Pada PT. Hardo Solo Plast
Surakarta. Skripsi. Universitas Sebelas Maret. Surakarta
Waramudra R. 2023. Pengaruh Suhu Mold Ultrasonic Sealing Terhadap Kuat Rekat
Hasil Sealing Karung Plastik Di PT Rajawali Tanjungsari Enjiniring. Tugas
Akhir. Politeknik ATK Yogyakarta. Yogyakarta
Wigati. D. 2023. Pengaruh Suhu Air Pengingin dan Pemanas (Oven) pada Mesin
Extruder Terhadap Kuat Tarik Benang Plastik Polypropylene di PT Sami Surya
Indah Plastik, Sukoharjo. Tugas Akhir. Politeknik ATK Yogyakarta. Yogyakarta
Zaman dan Farida. 2017. Desain Eksperimen Kekuatan Tarik Benang Plastik
Menggunakan Metode Taguchi Di Perusahaan Woven. Seminar Nasional Sains
dan Teknologi (pp. 1-9). Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Jakarta.
Jakarta
Zulnazri. 2013. Perbandingan Ketebalan Serat Terhadap Tensile Strenght Pada Komposit
Plastik Daur Ulang (PET, PP, dan PE) Dengan Menggunakan Penguat Fiber
Glass. Malikussaleh Industrial Engineering Journal 2(2):38-42

Anda mungkin juga menyukai