Anda di halaman 1dari 18

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA & LANDASAN TEORI

2.1 Tinjauan Pustaka

Observasi terhadap rancangan mesin peleleh plastik dan mencari referensi

dari beberapa sumber yang berkaitan dengan judul yang diambil. Berikut

beberapa referensi yang berkaitan dengan judul penelitian yang dakan dimabil

yaitu sebagai berikut :

Tugas akhir yang ditulis oleh Pratama (2017), Jurusan Teknik Elektro,

Fakultas Teknik, Universitas Muhammadiyah Surakarta yang berjudul “Mesin

Pengolahan Sampah Plastik Menjadi Pelet Plastik”. Penelitian ini membahas

tentang perancangan dan pembuatan mesin pengolahan sampah plastik yang

menggunakan komponen elemen pemanas sebagai sumber panas. Metode

penelitian alat ini dengan pemasangan komponen elemen pemanas, stop kontak,

dan wadah. Alat ini mempunyai beban mesin 400 watt dalam proses kerjanya.

Dalam penelitian ini memakai daya 450 VA, 900 VA, dan 1300 VA. Hasil dari

percobaan 1,25 kg sampah plastik menjadi pelet plastik 0,88 kg dibutuhkan waktu

3 jam dan keuntunggan tiap daya 450 VA = Rp. 4750, 900 VA = Rp. 3813, 1300

VA = Rp. 3697, bisa diketahui bahwa dengan daya 450 VA maka keuntungan

yang akan didapat akan lebih tinggi.

Tugas akhir yang ditulis oleh Qorianjaya (2017), Jurusan Teknik Mesin,

Fakultas Teknik, Universitas Sebelas Maret yang berjudul, “Perancangan Pulley

Dan Sabuk Pada Mesin Mixer Garam Bleng”. Penelitian ini membahas tentang

7
8

perancangan pulley dan sabuk untuk membantu transmisi dari mesin mixer garam

bleng. Dimensi dari pulley kecil 60 mm, pulley besar 150 mm. Kemudian untuk

panjang sabuk 45 inci dengan tipe sabuk B. Pulley terbuat dari aluminium sedangkan

sabuk dari karet. Hasil dari penelitian ini ukuran, tipe, dan jenis sabuk V yang

digunakan untuk mentransmisikan daya dengan ukuran 45 inchi , tipe sabuk B dan

jenis bahannya adalah karet dinyatakan aman.

Jurnal teknik oleh Oktama (Okatama, 2016), Jurusan Teknik Mesin, Fakultas

Teknik, Universitas Mercubuana Jakarta yang berjudul “Analisa Peleburan Limbah

Plastik Jenis Polyethylene Terphtalate (PET) Menjadi Biji Plastik Melalaui Pengujian

Alat Pelebur Plastik”. Penelitian ini membahas tentang analisa limbah plastik jenis

Polyethylene Terphtalate yang diuji dengan alat pelebur plastik menggunakan

komponen pemanas heater band dan heater nozzle. Alat ini melebur plastik dengan

suhu mencapai 100-300℃dengan kapasitas produksi potongan plastik mencapai 1 kg.

Dalam penelitian ini data yang diambil di peroleh dari parameter berat bahan material,

memasukan bahan plastik kedalam tabung, temperatur peleburan plastik, waktu

proses peleburan, proses penampungan cairan biji plastik. Dari penelitian ini di

hasilkan nilai kalo jenis plastic Polyethylene Terphtalate (PET) Nilai kalor jenis

plastik Polyethylene Terephthalate (PET) 3,472 j/kg setara dengan 0,83 kalori kalor

massa jenis 1 kg dan perubahan suhu adalah 60℃.

Tugas Akhir yang ditulis oleh Nugroho (2016), Jurusan Teknik Mesin,

Fakultas Teknik, Politeknik Negeri Padang yang berjudul “Perencanaan Mesin


9

Pencacah Botol Plastik Bekas Dengan Kapasitas 18 Kg/Jam dengan penggerak utama

motor listrik berkekuatan 3 HP (Horse Power)”. Penelitian ini membahas tentang

desain konsep konstruksi mesin, proses pembuatan, pemilihan material, perhitungan

biaya produksi, perhitungan komponen utama, perawatan mesin, gambar susunan,

dan gambar bagian mesin sehingga mesin dapat bekerja secara maksimal.

Jurnal teknik oleh Putri, dkk (2014), Jurusan Teknik Elektro, Fakultas

Teknik, , yang berjudul “Analisis Reduksi Harmonisa Pada Variable Speed Drive

Menggunakan Filter LC Dengan Beban Motor Induksi Tiga Fasa”. Penelitian ini

membahas tentang analisis reduksi gelombang arus dengan cara pemgambilan data

menggunakan program MATLAB/Simulink dengan penggunaan sebuah Filter LC

yang dihubungkan secara parallel terhadap rangkaian terdapat enam orde harmonisa

yang tidak sesuai standar IEC61000-3-2 Kelas D. Sehingga didapatkan hasil data

simulasi bahwa Filter LC dengan nilai C = 10 μF, L = 0.29 H, dan R = 85 Ω dapat

mengurangi total distorsi harmonisa (THD) menjadi lebih kecil yaitu THDv

berkurang dari 3,5% menjadi 0,55% atau tereduksi 2,95% dan THDi berkurang dari

102.9% menjadi 23,68% atau tereduksi 79,22 %. Hal ini menunjukkan bahwa Filter

LC telah dapat mereduksi arus harmonisa pada Variable Speed Drive.

Pada beberapa penelitian di atas membahas pada bidang tertentu namun

membantu memberikan informasi untuk penelitian ini. Pada penelitian ini sumber

penggerak menggunakan motor listrik kemudian difokuskan pada sumber pemanas


10

menggunakan kompor gas untuk meningkatkan efisiensi kerja dan nilai ekonomis

dari mesin plastic melter.

2..2 Landasan Teori

2.2.1 Pengertian Sampah

Menurut Riyadi (2015), sampah adalah buangan yang dihasilkan dari suatu

proses produksi baik industri maupun domestik (rumah tangga). Sementara

didalam UU No 18 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah, disebutkan sampah

adalah sisa kegiatan sehari hari manusia atau proses alam yang berbentuk padat

atau semi padat berupa zat organik atau anorganik bersifat dapat terurai atau

tidak dapat terurai yang dianggap sudah tidak berguna lagi dan dibuang ke

lingkungan.

2.2.2 Pengertian Sampah Plastik

Sampah plastik Plastik adalah senyawa polimer alkena dengan bentuk

molekul sangat besar. Istilah plastik, menurut pengertian kimia, mencakup

produk polimerisasi sintetik atau semi-sintetik. Molekul plastik terbentuk dari

kondensasi organik atau penambahan polimer dan bisa juga terdiri dari zat lain

untuk meningkatkan performa atau nilai ekonominya. Plastik adalah senyawa

polimer alkena dengan bentuk molekul sangat besar. Istilah plastik, menurut

pengertian kimia, mencakup produk polimerisasi sintetik atau semi-sintetik.

Molekul plastik terbentuk dari kondensasi organik atau penambahan polimer dan
11

bisa juga terdiri dari zat lain untuk meningkatkan performa atau nilai

ekonominya. Secara alamiah, terdapat beberapa polimer (pengulangan tidak

terhingga dari monomer-monomer) yang digolongkan ke dalam kategori plastik.

Secara fisik, plastik bisa dibentuk atau dicetak menjadi lembar film atau serat

sintetik, yang disebabkan karena plastik juga bersifat "malleable" alias memiliki

sifat bisa dibentuk atau ditempa.

2.2.2.1 Jenis-Jenis Plastik

Gambar 2.1 Kode Jenis Plastik

Sumber : (Kesehatan & Lingkungan, n.d.)

Menurut (Kesehatan & Lingkungan, n.d.), Jenis-jenis utama plastik

bisa diklasifikasikan sebaagai berikut :

1. PET — Polyethylene Terephthalate


12

Polyethylene Terephthalate atau polyester adalah 30% bahan dasar dari

botol kemasan. Botol jenis PET direkomendasikan sekali pakai karena jika

sering dipakai lapisan polimer yang ada dalam botol akan jadi zat berbahaya

bagi tubuh.

Gambar 2.2 Jenis Plastik PET

2. HDPE — High Density Polyethylene

HDPE merupakan salah satu bahan plastik yang aman digunakan karena

mempunyai kemampuan mencegah reaksi kimia terjadi. Umumnya HDPE

mempunyai sifat kuat, keras, dan lebih tahan terhadap suhu panas.

Gambar 2.3 Jenis Plastik HDPE

3. V — Polyvinyl Chloride
13

PVC merupakan bahan yang tahan terhadapa senyawa kimi, minyak, dll.

Dalam PVC mengandung DEHA yang dapat beraksi jika panaskan, reaksi

tersebut bisa membahayakan ginjal, hati dan penurunan berat badan.

Gambar 2.4 Jenis Plastik PVC

4. LDPE — Low Density Polyethylene

LDPE merupakan jenis plastik yang cukup resisten dengan reaksi kimia.

Mempunyai sifat mekanis kuat, agak tembus cahaya, fleksibel. Jenis ini baik

untuk tempat makan ataupun minuman karena sulit bereaksi secara kimiawi.

Gambar 2.5 Jenis Plastik LDPE


14

5. PP — Polypropylene

Karakteristik PP mempunyai karakteristik botol transparan yang tidak

jernih atau berawan. Sifat Polipropilen lebih kuat dan ringan dengan daya

tembus uap yang rendah, ketahanan yang baik terhadap lemak, stabil

terhadap suhu tinggi dan cukup mengkilap.

Gambar 2.6 Jenis Plastik PP

6. PS — Polystyrene

Polystyrene merupakan polimer aromatik yang dapat mengeluarkan

bahan styrene ke dalam makanan ketika makanan tersebut bersentuhan.

Bahan ini harus dihindari, karena selain berbahaya untuk kesehatan otak,

mengganggu hormon estrogen pada wanita yang berakibat pada masalah

reproduksi, pertumbuhan dan sistem syaraf, juga bahan ini sulit didaur ulang.
15

Gambar 2.7 Jenis Plastik PS

7. Other

Bahan dengan tulisan Other berarti dapat berbahan SAN -

styrene acrylonitrile, ABS – acrylonitrile butadiene styrene, PC –

polycarbonate, Nylon. Dianjurkan untuk tidak dipergunakan untuk tempat

makanan ataupun minuman karena Bisphenol-A dapat berpindah ke dalam

minuman atau makanan jika suhunya dinaikkan karena pemanasan.

Gambar 2.8 Jenis Plastik Other


16

2.2.3 Pengertian Mesin

Mesin adalah alat mekanik atau elektrik yang mengirim atau mengubah

energi untuk melakukan atau membantu pelaksanaan tugas manusia. Biasanya

membutuhkan sebuah masukan sebagai pelatuk, mengirim energi yang telah

diubah menjadi sebuah keluaran, yang melakukan tugas yang telah disetel. Mesin

dalam bahasa Indonesia sering pula disebut dengan sebutan pesawat, contoh

pesawat telepon untuk tejemahan bahasa Inggris telephone machine. Namun

belakangan kata pesawat cenderung mengarah ke kapal terbang dalam

https://id.wikipedia.org/wiki/Mesin (di akses pada tangal 8 Maret 2019 pukul

10.20 wib).

Mesin dari zaman terdahulu sebelum adanya catatan tertulis telah

mengembangkan kemampuan manusia dan membantu semua kerja manusia.

Perbedaan yang paling utama dari alat sederhana dan mekanisme atau pesawat

sederhana adalah sumber tenaga dan cara pengoperasian. Istilah mesin biasanya

menunjuk ke bagian yang bekerja bersama untuk melakukan kerja. Biasanya alat-

alat ini mengurangi intensitas gaya yang dilakukan, mengubah arah gaya, atau

mengubah suatu bentuk gerak atau energi ke bentuk lainnya.

2.2.4 Motor Listrik

Menurut Prasetio dan Ibik (2015), motor listrik berfungsi sebagai

sumber penggerak daripada suatu mesin. Prinsip kerja dair motor listrik adalah
17

mengubah energi listrik menjadin gerak, dengan pemanfaatan dari prinsip-prinsip

kumparan dan kemagnetan di dalam motor.

Mekanisme kerja untuk seluruh jenis motor listrik secara umum adalah

sama, yaitu:

 Arus listrik dalam medan magnet akan memberikan gaya.

 Jika kawat yang membawa arus dibengkokkan menjadi sebuah lingkaran/loop,

maka kedua sisi loop, yaitu pada sudut kanan medan magnet, akan

mendapatkan gaya pada arah yang berlawanan.

 Pasangan gaya menghasilkan tenaga putar/ torsi untuk memutar kumparan.

 Motor-motor memiliki beberapa loop pada dinamonya untuk memberikan

tenaga putaran yang lebih seragam dan medan magnetnya dihasilkan oleh

susunan elektromagnetik yang disebut kumparan medan.

2.2.4.1 Motor Listrik AC

Menurut (Listrik, Listrik, Energi, Opsi, & Kerja, 2004), motor AC / arus

bolak-balik menggunakan arus listrik yang membalikkan arahnya secara teratur

pada rentang waktu tertentu. Motor listrik AC memiliki dua buah bagian dasar

listrik: "stator" dan "rotor". Stator merupakan komponen listrik statis. Rotor

merupakan komponen listrik berputar untuk memutar as motor. Keuntungan

utama motor DC terhadap motor AC adalah bahwa kecepatan motor AC lebih

sulit dikendalikan. Untuk mengatasi kerugian ini, motor AC dapat dilengkapi


18

dengan penggerak frekwensi variabel untuk meningkatkan kendali kecepatan

sekaligus menurunkan dayanya

 Menghitung torsi motor


T=F.D (2.1)

Dimana :

T = torsi motor (Nm)

F = gaya (Newton)

D = jarak (meter)

 Menghitung torsi motor jika diketahui daya motor dan kecepatan motor.
Hubungan antara horse power, torsi dan kecepatan.
t 니 t 니
니೓ t
೓ ೓ (2.2)

Dimana :

T = Torsi motor 5250 = Konstan

n = Kecepatan putar motor (rpm) HP = Daya kuda


19

Gambar 2.9 Motor listrik AC

Sumber : Muhammad Robith, 2015

2.2.4.2 Prinsip Kerja Motor Listrik

Menurut (Listrik et al., 2004), pada motor listrik tenaga listrik diubah

menjadi tenaga mekanik. Perubahan ini dilakukan dengan mengubah tenaga

listrik menjadi magnet yang disebut sebagai elektro magnet. Sebagaimana kita

ketahui bahwa : kutub-kutub dari magnet yang senama akan tolak-menolak dan

kutub-kutub tidak senama, tarik-menarik. Maka kita dapat memperoleh gerakan

jika kita menempatkan sebuah magnet pada sebuah poros yang dapat berputar,

dan magnet yang lain pada suatu kedudukan yang tetap.

2.2.4.3 Variable Speed

Menurut (Putri, Bafaai, & Ramli, 2014), variable speed drive disebut juga

dengan variable frequency drive atau umunnya disebut dengan inverter

merupakan sebuah solusi aplikasi yang diguakan untuk mengontrol atau


20

mengatur putaran motor lebih lanjut.membutuhkan kemampuan pengaturan

motor lebih lanjut, misal: pengaturan putaran motor sesuai bebannya atau sesuai

nilai yang diinginkan. Penggunaan VSD bisa untuk aplikasi motor AC maupun

DC.

2.2.5 Sistem Pemindah Tenaga

2.2.5.1 Pulley

Menurut (Qorianjaya, 2017), pulley adalah elemen mesin yang berfungsi

untuk meneruskan daya dari satu poros ke poros yang lain dengan menggunakan

sabuk. Puli bekerja dengan mengubah arah gaya yang diberikan, mengirim gerak

dan mengubah arah rotasi. Puli terbuat dari besi cor, baja cor, baja pres atau

aluminium.

Pulley dapat dibagi dalam beberapa jenis diantaranya:

a. Sheaves/V-Pulley, paling sering digunakan untuk transmisi, produk ini

digerakkan oleh V-Belt karena kemudahannya dan dapat diandalkan.

b. Variable Speed Pulley, perangkat yang digunakan untuk mengontrol

kecepatan mesin. Berbagai proses industri seperti jalur perakitan harus

bekerja pada kecepatan yang berbeda untuk produk yang berbeda.

c. Mi–Lock Pulleys, digunakan pada pegas rem jenis ini menawarkan

keamanan operasional yang tinggi untuk semua aplikasi, melindungi

personil, mesin dan peralatan, dapat diandalkan untuk pengereman yang


21

mendadak atau fungsinya menahan pada mesin yang tiba-tiba mati atau

karena kegagalan daya.

d. Timing Pulley, Ini adalah jenis lainnya dari katrol dimana ketepatan

sangat dibutuhkan untuk aplikasi. Material khusus yang tersedia untuk

aplikasi yang mempunyai kebutuhan yang lebih spesifik.

Berdasarkan diameter puli yang digerakkan maka dapat dinyatakan

persamaan :

d1/ d2 = N2/ / N1

Dimana d2 adalah diameter puli yang digerakkan (mm), d1 diameter puli

penggerak (mm), N2 putaran puli yang digerakkan (rpm), dan N1 putaran puli

penggerak (rpm).

Gambar 2.10 Pulley

Sumber : (Qorianjaya, 2017)


22

2.2.5.2 V-Belt

Menurut (Prasetio & Ibik, 2015), sabuk V merupakan alat penguhubung

pulley satu ke pulley lainnya. Sabuk V berbuat dari karet dengan inti tenunan

tetoron atau semacamnya dan mempunyai penampang travesium, v-belt

dibelitkan disekeliling alur puli yang membentuk V pula. Bagian sabuk yang

sedang membelit pada puli ini mengalami lengkungan sehingga lebar bagian

dalamnya akan bertambah besar. Gaya gesekan juga menghasilkan transmisi

daya yang besar pada tengangan yang relatif rendah, hal ini merupakan salah satu

keunggulan V- belt. Sebagian transmisi menggunaka sabuk V dikarenakan

haraga yang terjangkau dan mudah penangganannya.

Gambar 2.11 Jenis-jenis V-belt

Sumber : (Sularso, 2004)


23

2.2.5.3 Poros

Menurut (Mulyo, Respati, & Hasyim, 2018), Elemen mesin yang penting

terutama untuk pembahasan mesin mesin konversi yaitu poros. Semua mesin

mempunyai poros yang berputar. Poros berfungsi sebagai batang penguhubung

antar komponen mesin sekaligus memberikan energi yang dimiliki.

Gambar 2.12 Poros

Sumber : (Mulyo et al., 2018)

2.2.5.4 Mixer

Menurut (Satria et al., n.d.) Mixer merupakan salah satu alat pencampur

dalam sistem emulsi sehingga menghasilkan suatu dispersi yang seragam atau

homogen. Terdapat 2 jenis mixer yang berdasarkan jumlah propeler-nya (turbin),

yaitu mixer dengan satu propeller dan mixer dengan dua propeller. Mixer dengan

satu propeller adalah mixer yang biasanya digunakan untuk cairan dengan

viskositas rendah. Sedangkan mixer dengan dua propiller umumnya diigunakan


24

pada cairan dengan viskositas tinggi. Hal ini karena satu propeller tidak mampu

mensirkulasikan keseluruhan massa dari bahan pencampur (emulsi), selain itu

ketinggian emulsi bervariasi dari waktu ke waktu.

Gambar 2.13 pengaduk

Sumber : (Satria et al., n.d.)

2.2.6 Material Bahan

2.2.6.1 Baja Kadar Karbon Sedang

Menurut Amanto dan Daryanto (1999), Baja karbon dapat

diklasifikasikan menurut kandungan karbonnya. Baja karbon sedang

mengandung karbon 0,3%-0,6% dan memungkinkan baja untuk dikeraskan

dengan perlakuan panas (Heat Treatment)Baja ini lebih kuat dari baja karbon

rendah dan cocok untuk komponen mesin, roda kereta api, roda gigi (gear), poros

engkol (crankshaft) serta komponen struktur yang memerlukan kekuatan tinggi,

ketahanan aus, dan tangguh.

Anda mungkin juga menyukai