Anda di halaman 1dari 14

Nama : Apep Muhlis Az

NIM : 214312005
Kelas 3TM
Paper tentang Plastik

TERMOPLASTIK
1. PE (polyethylene)

Polietilena (disingkat PE) (IUPAC: Polietena) adalah termoplastik yang digunakan secara luas oleh
konsumen produk sebagai kantong plastik. Sekitar 80 juta metrik ton plastik ini diproduksi setiap tahunnya.

Polietilena adalah polimer yang terdiri dari rantai panjang monomer etilena (IUPAC: etena). Di industri
polimer, polietilena ditulis dengan singkatan PE, perlakuan yang sama yang dilakukan oleh Polistirena (PS)
dan Polipropilena (PP).

Molekul etena C2H4 adalah CH2=CH2. Dua grup CH2 bersatu dengan ikatan ganda. Polietilena dibentuk
melalui proses polimerisasi dari etena. Polietilena bisa diproduksi melalu proses polimerisasi radikal,
polimerisasi adisi anionik, polimerisasi ion koordinasi, atau polimerisasi adisi kationik. Setiap metode
menghasilkan tipe polietilena yang berbeda.
Pembungkus Plastik Kantong kresek Botol pewangi

2. PP (polypropylene)

Polipropilena atau polipropena (PP) adalah sebuah polimer termo-plastik yang dibuat oleh
industri kimia dan digunakan dalam berbagai aplikasi, diantaranya pengemasan, tekstil (contohnya
tali, pakaian dalam termal, dan karpet), alat tulis, berbagai tipe wadah terpakaikan ulang serta
bagian plastik, perlengkapan labolatorium, pengeras suara, komponen otomotif, dan uang kertas
polimer. Polimer adisi yang terbuat dari propilena monomer, permukaannya tidak rata serta
memiliki sifat resistan yang tidak biasa terhadap kebanyakan pelarut kimia, basa dan asam.

Polipropena biasanya didaur-ulang, dan simbol daur ulangnya adalah nomor "5": .
Pengolahan lelehnya polipropilena bisa dicapai melalui ekstrusi dan pencetakan. Metode ekstrusi
(peleleran) yang umum menyertakan produksi serat pintal ikat (spun bond) dan tiup (hembus) leleh
untuk membentuk gulungan yang panjang untuk nantinya diubah menjadi berbagai macam produk
yang berguna seperti masker muka, penyaring, popok dan lap.

Teknik pembentukan yang paling umum adalah pencetakan suntik, yang digunakan untuk berbagai
bagian seperti cangkir, alat pemotong, botol kecil, topi, wadah, perabotan, dan suku cadang
otomotif seperti baterai. Teknik pencetakan tiup dan injection-stretch blow molding juga
digunakan, yang melibatkan ekstrusi dan pencetakan.

Ada banyak penerapan penggunaan akhir untuk PP karena dalam proses pembuatannya bisa di-
tailor grade dengan aditif serta sifat molekul yang spesifik. Sebagai misal, berbagai aditif antistatik
bisa ditambahkan untuk memperkuat resistensi permukaan PP terhadap debu dan pasir.
Kebanyakan teknik penyelesaikan fisik, seperti pemesinan, bisa pula digunakan pada PP.
Perawatan permukaan bisa diterapkan ke berbagai bagian PP untuk meningkatkan adhesi (rekatan)
cat dan tinta cetak.

Tutup dari propilena Botol air minum Botol susu bayi


sebuah kotak permen Tic
Tac

3. PVC (polyvinylchlorida)

Polivinil klorida (IUPAC: Poli(kloroetanadiol)), biasa disingkat PVC, adalah polimer termoplastik
urutan ketiga dalam hal jumlah pemakaian di dunia, setelah polietilena dan polipropilena. Di seluruh
dunia, lebih dari 50% PVC yang diproduksi dipakai dalam konstruksi. Sebagai bahan bangunan, PVC
relatif murah, tahan lama, dan mudah dirangkai. PVC bisa dibuat lebih elastis dan fleksibel dengan
menambahkan plasticizer, umumnya ftalat. PVC yang fleksibel umumnya dipakai sebagai bahan pakaian,
perpipaan, atap, dan insulasi kabel listrik.

PVC diproduksi dengan cara polimerisasi monomer vinil klorida (CH2=CHCl). Karena 57% massanya
adalah klor, PVC adalah polimer yang menggunakan bahan baku minyak bumi terendah di antara polimer
lainnya.

Proses produksi yang dipakai pada umumnya adalah polimerisasi suspensi. Pada proses ini, monomer vinil
klorida dan air diintroduksi ke reaktor polimerisasi dan inisiator polimerisasi, bersama bahan kimia
tambahan untuk menginisiasi reaksi. Kandungan pada wadah reaksi terus-menerus dicampur untuk
mempertahankan suspensi dan memastikan keseragaman ukuran partikel resin PVC. Reaksinya adalah
eksotermik, dan membutuhkan mekanisme pendinginan untuk mempertahankan reaktor pada temperatur
yang dibutuhkan. Karena volume berkontraksi selama reaksi (PVC lebih padat daripada monomer vinil
klorida), air secara kontinu ditambah ke campuran untuk mempertahankan suspensi.

Ketika reaksi sudah selesai, hasilnya, cairan PVC, harus dipisahkan dari kelebihan monomer vinil klorida
yang akan dipakai lagi untuk reaksi berikutnya. Lalu cairan PVC yang sudah jadi akan disentrifugasi
untuk memisahkan kelebihan air. Cairan lalu dikeringkan dengan udara panas dan dihasilkan butiran PVC.
Pada operasi normal, kelebihan monomer vinil klorida pada PVC hanya sebesar kurang dari 1 PPM.

Proses produksi lainnya, seperti suspensi mikro dan polimerisasi emulsi, menghasilkan PVC dengan
butiran yang berukuran lebih kecil, dengan sedikit perbedaan sifat dan juga perbedaan aplikasinya.

Produk proses polimerisasi adalah PVC murni. Sebelum PVC menjadi produk akhir, biasanya
membutuhkan konversi dengan menambahkan heat stabilizer, UV stabilizer, pelumas, plasticizer, bahan
penolong proses, pengatur termal, pengisi, bahan penahan api, biosida, bahan pengembang, dan pigmen
pilihan.

Flame Retardant Clear PVC Pipa pvc Nitto 21 PVC tape

http://www.attwoollsmanufacturi http://cdn.simplified https://encrypted-


ng.co.uk/images/products/clear- building.com/images tbn3.gstatic.com/image
pvc-fabric-0-75mm-thick-flame- /projects/800/color- s?q=tbn:ANd9GcQ2Co-
retardant-1-1.jpg furniture-grade- 7uhqfgGhUA3r2v0CMN
pvc.jpg gon1h9H8hyDypCq5c1r
g9uzGCrf1A

(https://id.wikipedia.org/wiki/PVC)

4. PS (polystyrena)
Tertera logo daur ulang dengan angka 6 di tengahnya, serta tulisan PS di bawah segitiga. Biasanya dipakai
sebagai bahan tempat makan styrofoam, tempat minum sekali pakai seperti sendok, garpu gelas, dan lain-
lain. Polystyrene merupakan polimer aromatik yang dapat mengeluarkan bahan styrene ke dalam
makanan ketika makanan tersebut bersentuhan. Bahan ini harus dihindari, karena selain berbahaya untuk
kesehatan otak, mengganggu hormon estrogen pada wanita yang berakibat pada masalah reproduksi, dan
pertumbuhan dan sistem syaraf, selain itu bahan ini sulit didaur ulang. Pun bila didaur ulang, bahan ini
memerlukan proses yang sangat panjang dan lama. Bahan ini dapat dikenali dengan kode angka 6, namun
bila tidak tertera kode angka tersebut pada kemasan plastik, bahan ini dapat dikenali dengan cara dibakar
(cara terakhir dan sebaiknya dihindari). Ketika dibakar, bahan ini akan mengeluarkan api berwarna kuning-
jingga, dan meninggalkan jelaga.Banyak negara bagian di Amerika sudah melarang pemakaian tempat
makanan berbahan styrofoam termasuk negara China
Gelas stirofom Wadah makanan Sendok makan

(https://nununk10023216.wordpress.com/2013/06/12/jenis-jenis-plastik/)

5. SB (Styrena butadiena)/SBR (Styrena butadiena Rubber)


SBR merupakan salah satu jenis polimer sintetik yang dikembangkan untuk memenuhi kebutuhan karet
yang tidak dapat dicukupi oleh karet alam. Kebutuhan karet alam maupun karet sintetik terus meningkat
sejalan dengan meningkatnya standar taraf hidup manusia. Menurut International Rubber Study Group
(IRSG), dalam studi Eco-Project (2005), diperkirakan akan terjadi kekurangan pasokan karet alam dalam
dua dekade ke depan. Hal ini menjadi kekuatiran pihak konsumen, terutama pabrik-pabrik ban seperti
Bridgestone, Goodyear, dan Michelin. Keadaan ini harus dijadikan momentum bagi Indonesia untuk
mengembangkan industri pengganti karet alam yaitu karet sintetik.

SBR sebagai salah satu jenis polimer yang paling banyak digunakan di dunia saat ini. SBR yang dibuat dari
campuran 1,3 butadiene dan styrene banyak digunakan untuk pembuatan ban kenderaan, tetapi penggunaan
yang intensif dari produk ini terjadi di dalam pabrikasi berbagai macam produk. Hampir 60% SBR yang
dihasilkan di USA digunakan dalam industri ban mobil dan bahan perekat, disamping itu juga banyak
digunakan sebagai bahan pelapis, pembungkus makanan, mainan anak-anak, perpipaan, sabuk ( belt),
sepatu, dan lain-lain.
ban Sarung tangan karet Karet gulungan

(https://masriantoch4n1490.wordpress.com/2012/04/10/prarancangan-pabrik-styrene-butadiene-rubber-sbr/)
6. SAN (stirene acrinittile)
Stirena akrilonitril (SAN) adalah plastik kopolimer tahan panas yang terdiri dari stirena dan akrilonitril,
komposisi relatif biasanya antara 70 dan 80% oleh stirena berat dan 20 sampai 30% akrilonitril,
Sifat fisik dari plastik jenis ini adalah : kaku, transparan/tembus pandang, keras, tahan terhadap minyak,
tidak mudah pecah dan baret (scratch), mudah diolah, tahan terhadap noda makanan atau gampang
dibersihkan, memiliki tampilan yang menyenangkan terutama ketika diberi warna.
Stirena akrilonitril (SAN) memiliki Kombinasi sifat fisik transparansi dan ketahanan terhadap minyak,
lemak dan bahan pembersih membuatnya sangat cocok untuk digunakan untuk peralatan dapur seperti
mangkuk dan kelengkapan lemari es, pembungkus termos, untuk peralatan makan, sendok garpu, saringan
kopi, botol, gelas, serta wadah penyimpanan untuk semua jenis. sejumlah aplikasi di kamar mandi (sikat
gigi dan alat kelengkapan kamar mandi) dan kemasan kosmetik,
SAN juga memiliki sifat keras sehingga bisa digunakan di kantor dan di industri untuk aplikasi yang
beragam, semua jenis kulit luar/casing, misalnya printer, kalkulator, instrumen dan lampu. Aplikasi lain
termasuk timbangan, casing baterai, peralatan menggambar, AC, dan banyak lagi.
Jars made from styrene Thermo Scientific Nalgene Utility Box Kotak kacamata
acrylonitrile (SAN) plastic Styrene Acrylonitrile

(https://id.wikipedia.org/wiki/Stirena_akrilonitril)

7. ABS
ABS atau lengkapnya acrylonitrile butadiene styrene (C8H8· C4H6·C3H3N)x) adalah polimer organik
pembentuk plastik yang cukup mempunyai kekuatan dengan harga relatif murah. ABS banyak digunakan
dalam bidang teknik, seperti misalnya untuk kebutuhan elektronik, otomotif, dll. Hal ini dikarenakan ABS
mempunyai kekuatan kejut dan kekenyalan yang tinggi dibanding polistiren, sehingga sesuai untuk
komponen-komponen yang bergerak.
Khusus untuk aplikasi elektronik beberapa jenis ABS mempunyai sifat tahan api (flame retardant).
(https://id.wikipedia.org/wiki/Akrilonitril_butadiena_stiren)
Brik LEGO terbuat dari ABS Boneka hafidz Lembaran plastik abs
8. ASA (acrylonitril-stirena-acryester)
Antielektrostatik, tahan cuaca, dan sifat lainnya sama dengan ABS
Figura Pipa air panas telephone

9. PMMA (polimetil metacrylate)


Polimetil metakrilat (Polymethyl methacrylate) atau poli (metil 2-metilpropenoat) adalah polimer sintetis
dari metil metakrilat. Bahan yang bersifat thermoplastis (mencair bila dipanasi) dan transparan ini dijual
dengan merek dagang Plexiglas, Vitroflex, Perspex, Limacryl, Acrylite, Acrylplast, Altuglas, dan Lucite
serta pada umumnya disebut dengan 'kaca akrilik' atau sekadar 'akrilik'. Bahan ini dikembangkan pada
tahun 1928 di berbagai laboratorium dan dibawa ke pasaran oleh Rohm and Haas Company pada tahun
1933.
(https://id.wikipedia.org/wiki/Kaca_akrilik)
polimetil metakrilat / PMMA PMMA polimetil metakrilat High-quality PMMA Granules,
resin / PMMA butiran produk akrilik untuk kursi powder PMMA Resin raw
material PMMA
10. POM (polyoxymethile)
POM Polyoxymethylene adalah pilihan terbaik secara teknis dan ekonomis untuk aplikasi mechanical
engineering. Kombinasi antara koefisien gesek rendah, tingkat abrasi yang baik dan kekerasan material,
cocok untuk aplikasi-aplikasi yang membutuhkan presisi tinggi dengan harga yang terjangkau

POM Polyoxymethylene atau polyacetal, merupakan material thermoplastik yang sering digunakan untuk
menggantikan beberapa aplikasi-aplikasi metal. Dalam hal penghematan energi, material POM
Polyoxymethylene membutuhkan energi lebih sedikit untuk diproses dan pengoperasiannya daripada logam.
Karakteristik utamanya adalah koefisien gesek yang rendah, tahan aus, dan permukaannya yang keras.
Selain itu, POM juga tahan terhadap cairan basa, bensin, alkohol, dan pelumas.

Dalam desain teknik mesin, banyak engineer Indonesia banyak insinyur Indonesia telah menggunakan
plastik standar teknik Polyamide (PA 6.0 yang dikenal dengan nama Nylon® produk dari Dupont). Tapi 6,0
PA memiliki kelemahan besar yaitu sifat penyerapan air yang tinggi hingga 9,0%, membuat ketidakstabilan
dimensi dan terutama menurunkan kekuatan mekanik apabila digunakan di negara dengan kelembaban
tinggi seperti Indonesia. Berbanding terbalik dengan PA 6.0, POM Polyoxymethylene memiliki daya serap
air rendah 0,2%, untuk menghasilkan banyak kekuatan mekanik yang lebih baik daripada PA 6.0.

POM Polyoxymethylene lebih handal dari 6,0 PA untuk aplikasi mekanik dengan standar yang presisi. Saat
ini di Indonesia, POM material telah dikenal sebagai pengganti PA 6.0 untuk aplikasi yang menuntut presisi
tinggi dan stabilitas dimensi yang sangat baik untuk aplikasi teknik proses dan operasi dari logam.

Hanya POM Polyoxymethylene kualitas tinggi dari Eropa, yang bebas dari microporosity (pori-pori dalam
struktur material), yang pasti menurunkan kekuatan material selama menerima tegangan secara terus
menerus dan mengakibatkan retak akibat tegangan. Retak akibat tegangan akan menurunkan kekuatan
mekanik material, misalnya elastisitas dan kekuatan tarik, dan dapat mengakibatkan kegagalan material.
POM memiliki tegangan molekul yang rendah, sehingga material POM Polyoxymethylene cocok untuk
bagian-bagian toleransi dekat mekanik dan isolator listrik yang membutuhkan kekuatan dan kekakuan.
Material POM Polyoxymethylene juga menawarkan ketahanan terhadap berbagai bahan kimia termasuk
(http://www.sugison.com/div-eng/index.php?pg=pom&lg=id)
Bantalan lengan bushing mitsuboshi bestal BST-G ( pena xDeep Polyacetal Plastic Buckle
pancing Cam Band
11. PA (poliamide)
PA merupakan salah satu serabut sintesis. Menurut Klust (1983a), PA diproduksi dalam beberapa tipe yang
berbeda sesuai dengan komponen kimia masing-masing serat sifat-sifatnya. Setiap tipe ditandai dengan
suatu bilangan yang ditambahkan pada setiap nama umum dan penunjukkan jumlah atom karbon dalam
komponen (monomer). Tipe PA yang umum di pasaran adalah PA 6.6 dan PA 6. Polyamide juga dikenal
dengan nama dagang nylon.

Polyamide 6.6 mempunyai dua komponen, hexamethylene diamine dan adipic acid yang masing-masing
mengandung 6 atom karbon. Serabut ini dikembangkan tahun 1935 oleh W.H. Carothers (USA) salah
seorang ilmuwan terkenal dalam bidang ilmu kimia tentang macro molecules.
(https://andhikaprima.wordpress.com/2010/01/04/polyamide-pa/)
bahan baku utama dan serat microfiber Nylon/poliamida spandex kain
garmen, sepatu kulit penggunaan. untuk baju renang

12. PTFE (polytetrafluoretilen)


Teflon adalah nama merk dari sebuah compound polimer yang ditemukan oleh Roy J. Plunkett (1910–1994)
di DuPont pada 1938 dan diperkenalkan sebagai produk komersial pada 1946. Dia merupakan sebuah
fluoropolimer thermoplastik.

Teflon adalah Politetrafluoroetilena (PTFE), sebuah polimer ethylene fluorine.

F F
| |
-(C - C)-
| | n
F F
Teflon juga digunakan sebagai merk dagang polimer yang memiliki sifat serupa yaitu resin polimer
perfluoroalkoxy (PFA):

F F F F
| | | |
-(C - C) - (C - C)-
| |m | |n
F F F O
|
F-C-F
|
F

PTFE memiliki koefisien gesek terendah dari bahan padat yang dikenal. Dia digunakan sebagai pelapis
tidak-lengket untuk panci dan peralatan masak lainnya. PTFE sangat tidak-reaktif, dan sering digunakan
dalam wadah dan pipa untuk bahan kimia yang reaktif. Titik lelehnya bervariasi antara 260 °C (FEP) dan
327 °C (PTFE), tergantung dari polimer Teflon tertentu.

Gore-Tex adalah sebuah bahan yang menggunakan membran teflon dengan pori-pori mikro.
(https://id.wikipedia.org/wiki/Teflon)
Teflon Tubing teflon tape Toxis
s

13. PC (polycarbonat)
Polikarbonat adalah suatu kelompok polimer termoplastik, mudah dibentuk dengan menggunakan panas.
Plastik jenis ini digunakan secara luas dalam industri kimia saat ini. Plastik ini memiliki banyak
keunggulan, yaitu ketahanan termal dibandingkan dengan plastik jenis lain, tahan terhadap benturan, dan
sangat bening. Dalam identifikasi plastik, polikarbonat berada pada nomor 7.

Polikarbonat disebut demikian karena plastik ini terdiri dari polimer dengan gugus karbonat (-O-(C=O)-O-)
dalam rantai molekuler yang panjang. Tipe polikarbonat yang paling umum adalah bisfenol A (BPA).
Polikarbonat adalah material yang tahan lama dan dapat dilaminasi menjadi kaca anti peluru. Meski
memiliki ketahanan yang tinggi terhadap benturan, namun polikarbonat cukup mudah tergores sehingga
dibutuhkan pelapisan keras (hard coating) untuk membuat lensa kaca mata dan eksterior otomotif
menggunakan polikarbonat dan material optis lainnya karena polikarbonat sangat bening dan memiliki
kemampuan mentransmisikan cahaya yang sangat baik dibandingkan dengan jenis kaca lainnya. Sifat
polikarbonat mirip dengan polimetil metakrilat (akrilik), namun polikarbonat lebih kuat dan dapat
digunakan pada suhu tinggi, meski lebih mahal.

Polikarbonat akan mengalami transisi gelas pada temperatur 150 oC sehingga polikarbonat akan menjadi
lembek secara bertahap di atas temperatur ini, dan mulai mencair pada temperatur 300 oC..
(https://id.wikipedia.org/wiki/Polikarbonat)
lembaran Kursi plastik Casing hp

14. PPO (polyphenilen oxide)


PPO unggul dalam kekuatan, ketahanan panas, bahan kimia, air dan sifat listrik, tapi tak begitu baik
dalam kemampuan cetaknya. Bahan memiliki massa jenis rendah sekitar 1,06, bersifat dapat padam sendiri,
tak tembus cahaya, dan temperature cetak 290-350oC
Rumah mesin cuci pakaian Soket relay Rumah Radio

15. Cellulose ester


Terbuat dari bahan alami yg dirubah. Tegangan tarik dan Keuletan tinggi, mudah tergores, mengkilat,
peredam akustik yang baik, perrmukaan bagus, transparan.
Filtration:Membranes Wadah pengaduk cairan Botol
TERMOSETTING
1. PF (Penol formacldehide)
Phenol formaldehid merupakan resin sintetis yang pertama kali digunakan secara komersial baik dalam
industri plastik maupun cat (surface coating). Phenol formaldehid dihasilkan dari reaksi polimerisasi antara
phenol dan formaldehid. Reaksi terjadi antara phenol pada posisi ortho maupun para dengan ormaldehid
untuk membentuk rantai yang crosslinking dan pada akhirnya akan membentuk jaringan tiga dimensi
(Hesse, 1991).

Salah satu aplikasi dari resin phenol formaldehid adalah untuk vernis. Vernis adalah bahan pelapis akhir
yang tidak berwarna (clear unpigmented coating). Istilah vernis digunakan untuk kelompok cairan jernih
yang memiliki viskositas 2 – 3 poise, yang bila diaplikasikan akan membentuk lapisan film tipis yang
kering dan bersifat gloss (glossy film). Proses pengeringan pada vernis dapat melalui penguapan
(evaporasi) dari solvent, oksidasi dengan udara, dan polimerisasi sejumlah unsur yang terkandung dalam
vernis. Hasil akhir dari vernis adalah lapisan film transparan yang memperlihatkan tekstur bahan yang
dilapisi (Martens, 1967).

Perkembangan phenol formaldehid untuk aplikasi vernis dan lacquer telah mampu menyaingi produk
melamin formaldehid karena harganya yang lebih murah. Selain itu, hasil aplikasinya dapat memunculkan
jenis vernis dan lacquer yang berwarna sedangkan melamin formaldehid tidak berwarna sehingga bila
diinginkan hasil aplikasi yang berwarna tidak perlu penambahan zat warna. Produk phenol formaldehid
ada yang memberikan warna jernih kekuning-kuningan tetapi ada juga yang kecoklatan sampai kemerah-
merahan. Berdasarkan perbandingan mol reaktan dan jenis katalis yang digunakan, resin phenol
formaldehid dibagi menjadi 2 jenis yaitu novolak dan resol. Resol merupakan hasil reaksi antara phenol
dengan formaldehid ekses oleh adanya katalis basa. Jenis katalis basa yang sering digunakan adalah
natrium hidroksida dan ammonium hidroksida pada pH = 8-11. Produk phenol formaldehid yang
dihasilkan dengan katalis natrium hidroksida akan mempunyai sifat larut dalam air dan apabila katalis yang
digunakan ammonium hidroksida akan memberikan sifat tidaklarut dalam air yang dikarenakan terbentuk
bis dan trishydroksylbenzylamin (Martin, 1956).

Novolak merupakan hasil reaksi antara phenol ekses dengan formaldehid oleh adanya katalis asam. Jenis
katalis asam yang sering digunakan adalah asam sulfat, asam klorida, dan asam oksalat dengan konsentrasi
rendah. Hasil reaksi akan membentuk produk yang termoplast dengan berat molekul 500 - 900. Agar
novolak menjadi bersifat termoset maka membutuhkan pemanasan dan penambahan crosslinking agent
(Frisch, 1967). Pada novolak, reaksi polikondensasi dapat berlangsung sempurna sampai membentuk
rantai dengan struktur methylene link dan phenol terminate tanpa adanya gugus fungsional dan tidak
dapat cure dengan sendirinya. Pada suasana asam, raeksi kondensasi (pembentukan jembatan methylene)
berjalan cepat dibanding pembentukan gugus methylol.
Pegangan strika Resin Yg digunakan untuk cat Stop kontak

2. MF (Melamin Formaldehide)
Resin melamin-formaldehida diperkenalkan di Jerman oleh Henkel pada tahun 1935. Resin ini termasuk
dalam golongan resin amino yang diproduksi melalui reaksi polikondensasi antara melamin dan
formaldehida. Dibanding resin amino lainnya, seperti resin urea-formaldehida, mempunyai kelebihan yakni
transparan; kekerasan(hardeness) yang lebih baik; stabilitas termal yang tinggi; tahan terhadap air, bahan
kimia, dan goresan; dan bersifat sebagai flame retardant. Dari kelebihan ini, penggunaan resin ini sangat
luas, seperti pada industri perekat, tekstil, laminasi, kertas, pelapisaan permukaan ( surface coatings),
moulding dan sebagainya.

Amerika saerikat, Eropa dan Asia Tenggara adalah pasar terbesar dari melamin. Permintaan akan material
ini di Amerika Serikat dan Eropa Barat tumbuh sekitar 3% pertahun dalam kurung waktu 2001 – 2006 dan
secara global diprediksi tumbuh sekitar 4,5% pertahun. Laju pertumbuhan akan permintaan di Asia
Tenggara diharapkan akan lebih cepat karena peningkatan produksi laminat untuk keperluan domestic dan
ekspor.

ASPEK KIMIAWI

Reaksi pembentukan resin melamin-formaldehida merupakan reaksi polikondensasi yang sampai pada
tahap akhir penggunaannya terdiri dari tiga tahap. Tahap pertama adalah reaksi metilolasi dengan
formaldehida membentuk melamin termetilolasi (gambar 1).
Molekul melamin mengandung tiga gugus amina primer dan setiap gugus tersebut mempunyai potensi
untuk bereaksi dengan dua mol formaldehida hingga dapat membentuk produk heksametilolmelamin, jika
rasio formaldehida/melamin cukup tinggi. Dalam medium alkali (pH >9) maka produk yang dihasilkan
secara esensial adalah trimetilolmelamin dan heksametilolmelamin
Tahap kedua adalah tahap kondensasi membentuk jembatan eter dan melepaskan air atau pembentukan
jembatan metilen dengan melepaskan formaldehida, bergantung pada pH. Sebagai contoh kondensasi dari
molekul monometilolmelamin
Tahap akhir adalah tahap kondensasi lanjut yang pada akhirnya membentuk produk polimer terikatsilang
dengan struktur jejaring tiga dimensi.
Parameter yang sangat penting dalam pembentukan resin melamin-formaldehida adalah:
- rasio molar atau rasio massa dari bahan baku (melamin dan formaldehida)
- kemurnian bahan baku
- pH
- waktu dan
- temperature

PROSES PRODUKSI

Resin melamin-formaldehida biasanya dipreparasi secara batch (5 – 20 m3). Proses kontinu juga dapat
dilakukan, terutama untuk produksi resin perekat (lem).
(http://bilangapax.blogspot.co.id/2011/02/resin-melamin-formaldehida.html)
Pelapis kayu Piring cat lukis Piring dan sendok

3. EP (Epoxy resin)

Epoxy adalah suatu kopolimer, terbentuk dari dua bahan kimia yang berbeda. Ini disebut sebagai "resin"
dan "pengeras". Resin ini terdiri dari monomer atau polimer rantai pendek dengan kelompok epoksida di
kedua ujung. Epoxy resin Paling umum yang dihasilkan dari reaksi antara epiklorohidrin dan bisphenol-A,
meskipun yang terakhir mungkin akan digantikan dengan bahan kimia yang serupa. Pengeras terdiri dari
monomer polyamine, misalnya Triethylenetetramine (Teta). Ketika senyawa ini dicampur bersama,
kelompok amina bereaksi dengan kelompok epoksida untuk membentuk ikatan kovalen. Setiap kelompok
NH dapat bereaksi dengan kelompok epoksida, sehingga polimer yang dihasilkan sangat silang, dan dengan
demikian kaku dan kuat. Proses polimerisasi disebut "curing", dan dapat dikontrol melalui suhu, pilihan
senyawa resin dan pengeras, dan rasio kata senyawanya; proses dapat mengambil menit untuk jam.
Beberapa formulasi manfaat dari pemanasan selama masa penyembuhan, sedangkan yang lainnya hanya
memerlukan waktu, dan suhu ambien.

APLIKASI
Aplikasi untuk bahan epoxy berbasis luas dan mencakup pelapis, perekat dan material komposit seperti
yang menggunakan serat karbon dan bala bantuan fiberglass (meskipun polyester, vinyl ester, dan resin
thermosetting lainnya juga digunakan untuk plastik yang diperkuat kaca). Kimia epoxies dan berbagai
variasi yang tersedia secara komersial memungkinkan menyembuhkan polimer yang akan diproduksi
dengan rentang yang sangat luas properti. Secara umum, epoxies dikenal karena sangat baik kimia, adhesi
dan tahan panas, sifat mekanik yang baik-untuk-sangat baik dan sangat baik sifat isolasi listrik. Banyak sifat
epoxies dapat dimodifikasi (untuk epoxies misalnya perak yang dipenuhi dengan konduktivitas listrik yang
baik yang tersedia, walaupun epoxies biasanya elektrik isolasi). Variasi menawarkan insulasi panas yang
tinggi, atau konduktivitas termal dikombinasikan dengan tahanan listrik yang tinggi untuk aplikasi
elektronik, yang tersedia.

SIFAT FISIK
Sebagaimana jenis plastik lain, kebanyakan plastik adalah isolator listrik dan konduktor panas yang buruk.
Kecuali bila ditambahkan campuran, misalnya serbuk logam / karbonlain.

SIFAT KIMIA
Sebagaimana umumnya plastik, secara kimia plastik termasuk inert.Dalam jangka lama, sinar ultraviolet
mempengaruhi struktur kimia plastik.

SIFAT MEKANIK
Dalam bentuk asli epoksi resin keras dan getas. Tetapi dalam penggunaan, plastik hampir selalu
mengandung bahan campuran lain untuk menyesuaikan sifat mekaniknya. Sifat mekanik sangat banyak
dimodifikasi sifatnya.Baik dari sisi kekuatan, kekenyalan, keuletan, sampai kearah
Stiker doming Lem kayu Lem kramik

4. UP-resin (resinpolister tak jenuh)


Poliester tak jenuh yang diperkuat kaca serat banyak digunakan dalam bagian badan dari kapal pesiar
serta mobil.
Resis poliester tak jenuh untuk Tangki oli Sport boat
pembuatan kapal

Anda mungkin juga menyukai