Anda di halaman 1dari 19

See discussions, stats, and author profiles for this publication at: https://www.researchgate.

net/publication/316739146

OPTIMALISASI MESIN PENCACAH PLASTIK OTOMATIS

Article · October 2016

CITATIONS READS

0 5,398

3 authors, including:

Yunita Djamalu
Politeknik Gorontalo
18 PUBLICATIONS   1 CITATION   

SEE PROFILE

Some of the authors of this publication are also working on these related projects:

evi sunarti antu View project

All content following this page was uploaded by Yunita Djamalu on 08 May 2017.

The user has requested enhancement of the downloaded file.


Jurnal Teknologi Pertanian Gorontalo (JTPG) 122

OPTIMALISASI MESIN PENCACAH PLASTIK


OTOMATIS
Hariyanto Upingo 1), Yunita Djamalu2), Sjahril Botutihe3)

1)
Mahasiswa Politeknik Gorontalo, Kampus Puncak Desa Panggulo Bone Bolango
2)
Tim Pengajar pada Program Studi Mesin dan Peralatan Pertanian, Politeknik Gorontalo

ABSTRAK

Plastik merupakan bahan pokok kemasan yang banyak digunakan dalam industri
makanan dan minuman, namun semua produk plastik tersebut tidak dapat di daur ulang
dengan waktu yang singkat. Tercatat plastik yang digunakan oleh masyarakat indonesia
di tahun 2015 yaitu 5,4 juta ton pertahun dengan menduduki peringkat ke 2 penghasil
sampah domestik,.“berdasarkan data statistik persampahan plastik tersebut merupakan
14% dari total produksi sampah Indonesia”. Mesin Penghancur Plastik yang dibuat
kapasitasnya 30 kg/jam, mesin ini sangat mudah dioperasikan. Khususnya untuk
penghancur benda-benda yang rusak atau tempat air minum yang terbuat dari plastik atau
botol bekas/sisa buangan/limbah. Rumus dan teori yang digunakan perancangan
khususnya untuk penghancur plastik di gunakan dengan pengukuran yang diambil
secara umumnya: Panjang x Lebar x Tinggi atau 50 x 45 x 75 cm dengan kapasitas 30
kg/jam. Oleh karena itu peneliti termotivasi untuk mendesain kembali mata pisau
mengoptimalkan mesin pencacah tersebut, peneliti merancang ulang mesin penghancur
plastik dengan mata pisau jenis material baja berkarbon tinggi ( pegas mobil ) agar proses
pencacahan lebih optimal.

Kata Kunci: Bahan Plastik, Kapasitas , Mesin Penghancur

e-ISSN 2503-2992 Volume 1, Nomor 2, Oktober 2016


Jurnal Teknologi Pertanian Gorontalo (JTPG) 123

ABSTRACK

Plastic packaging is the main mat erial that is widely used in the food and
beverage industry, but all of these plastic products can not be recycled with a short time.
Carrying plastic used by public Indonesia in 2015 with 5.4 million tons per year by now
ranked 2nd producer of domestic waste,. ", According to statistics of the plastic waste is
14% of total waste production in Indonesia." , Plastic Crusher Machine made capacity
30 kg / hour, this machine is very easy to operate. Especially for the destroyer of objects
damaged or drinking water container made of plastic or bottles / residual effluent / waste.
Formulas and theories used design specifically for plastic crusher used with
measurements taken in general: Length x Width x Height or 50 x 45 x 75 cm with a
capacity of 30 kg / hr. Therefore, researchers are motivated to redesign the blades to
optimize thrasher, the researchers redesigned the plastic shredder with a blade type of
high-carbon steel material (per car) so that the counting process be optimized.

Keywords: Plastic Material, Capacity, Crusher Machine

e-ISSN 2503-2992 Volume 1, Nomor 2, Oktober 2016


Jurnal Teknologi Pertanian Gorontalo (JTPG) 124

I. PENDAHULUAN mereka masih menggunakan material


berbahan ST 37 sebagai mata pisau
Latar belakang pencacah.
Plastik merupakan bahan pokok Oleh karena itu peneliti termotivasi
kemasan yang banyak digunakan dalam untuk mendesain kembali mata pisau
industri makanan dan minuman, namun mengoptimalkan mesin pencacah
semua produk plastik tersebut tidak tersebut, peneliti merancang ulang
dapat di daur ulang dengan waktu yang mesin penghancur plastik dengan mata
singkat. Tercatat plastik yang digunakan pisau jenis material baja berkarbon
oleh masyarakat indonesia di tahun 2015 tinggi (per mobil ) agar proses
pencacahan lebih otimal.
yaitu 5,4 juta ton pertahun dengan
menduduki peringkat ke 2 penghasil
sampah domestik,.“berdasarkan data II. TINJAUAN PUSTAKA
statistik persampahan plastik tersebut Plastik adalah polimer rantai
merupakan 14% dari total produksi panjang dari atom yang mengikat satu
sampah Indonesia.” (sinar harapan, sama lain. Rantai ini membentuk banyak
2015). unit molekul berulang, atau "monomer".
Dari data yang telah di peroleh Istilah plastik mencakup produk
sampah plastik di Indonesia lebih polimerisasi sintetik atau semi-
banyak di daur ulang menggunakan alat sintetik, namun ada beberapa polimer
pencacah plastik otomatis dan untuk alami yang termasuk plastik. Plastik
wilayah Gorontalo mesin pencacah terbentuk dari kondensasi organik atau
plastik masih jarang di gunakan karena penambahan polimer dan bisa juga
selain pembuatan alat yang masih relatif terdiri dari zat lain untuk meningkatkan
mahal juga masih menggunakan system performa atau ekonomi (Wikipedia,
mata pisau dengan jenis besi ST 37 2009; Azizah, 2009).
sehingga mata pisaunya cepat aus atau Plastik merupakan material yang
mudah tumpul, sehingga dapat secara luas dikembangkan dan
mengurangi proses produksi. digunakan sejak abad ke-20 yang
Dalam proses peninjauan peneliti berkembang secara luar biasa
melakukan peninjauan langsung ke penggunaannya dari hanya beberapa
industry yang di kelola oleh Ibu Hj ratus ton pada tahun 1930-an, menjadi
Karsum tepatnya Di Kelurahan Limba 220 juta ton/tahun pada tahun 2005
U2 Kota Gorontalo, peneliti (Wikipedia,2009)
mengidentifikasi dan melihat langsung
proses produksi dari mesin pencacah Sejarah Plastik
tersebut dan peneliti menemukan Plastik merupakan salah satu
beberapa kekurangan dimana setiap produk polimer. Industri plastik mulai
melakukan proses produksi dalam kurun berkembang pada tahun 1968. Seorang
waktu 6 jam sekali mereka melakukan Amerika yang bernama John Wesley
perbaikan pada mata pisau dari Hyatt menemukan cellulose nitrate
pencacah dengan melakukan yang terbentuk dari reaksi asam nitrat
pengasahan kembali di karenakan pada temperatur dan tekanan tertentu.

e-ISSN 2503-2992 Volume 1, Nomor 2, Oktober 2016


Jurnal Teknologi Pertanian Gorontalo (JTPG) 125

Percobaan ini menghasilkan zat yang 2. Mesin Penghancur Plastik


dapat dicetak untuk dibentuk. Ia sebelumnya
menyebutnya dengan celluloid.
Selanjutnya, seorang warga negara
Jerman, Adolph Spitteler, menemukan
plastik dengan mencampur susu asam
dengan formaldehyde sehingga
dihasilkan casein plastic. Pada tahun
1909, seorang Amerika yang bernama
Dr. Leo Baekeland mencoba untuk
memproduksi resin sintetik dengan
mencampur phenol dengan
formaldehyde pada kondisi tertentu
sehingga dihasilkan resin sintetik untuk
pertama kalinya. Plastik baru ini dikenal
dengan nama Bakelite. Industri plastik Gambar 2. Mesin penghancur plastik
baru berkembang dengan pesat sejak menggunakan system saringan(Jenniria R.,
2013)
ditemukannya Bakelite. (B. A. B., &
Pustaka, T. (1968)).
Spesifikasi
1. Prototype Sistem Pencacah Sampah
Plastik Dan Transmisi Dayanya
 Fungsi : Pencacah botol dan
gelas plastik
 Dimensi (PxLxT) : 90 X 60 X 130
 Penggerak : Motor Listrik 3 phasa
 Jumlah pisau gerak : 2buah
 Jumlah pisau statis : 3 buah
 Kapasitas : 30kg/jam
 Rangka : UNP 40

Perencanaan Elemen Mesin Pencacah


Plastik
a. Perencanaan Pulli dan V-belt

Elemen mesin yang biasa


digunakan untuk memindahkan gaya
Gambar 1.Mesin pencacah sampah serta putaran yang berasal dari motor
plastikkering (Robert., 2004) adalah V-belt. Beberapa alternative
pertimbangan yaitu daya dan putaran
yang digunakan relative kecil sehingga
dengan V-belt cukup mampu untuk
memindahkan gaya dan putaran yang
dipakai tersebut. Dari segi ketersediaan
di pasaran, V-belt banyak tersedia dan
murah serta menguntungkan dan untuk

e-ISSN 2503-2992 Volume 1, Nomor 2, Oktober 2016


Jurnal Teknologi Pertanian Gorontalo (JTPG) 126

segi kenyamanan penggunaan V-belt n1 R2 1


tidak menghasilkan bunyi bising.  i
n2 R1 u
V-belt terbuat dari karet dengan
Sularso, hal 166
inti dari bahan tetoron atau bahan
sejenis. Penampang V-belt berbentuk Dimana:
trapesium. V-belt dibelitkan disekeliling
alur luar pulli yang juga berbentuk V. n1 = kecepatan pulli kecil (rpm)
Bagian sabuk yang membelit pulli akan n 2 = kecepatan pulli besar (rpm)
mengalami lengkungan sehingga lebar
bagian dalamnya akan bertambah. R1 = radius pulli kecil (mm)
V-belt dipakai untuk R2 = radius pulli besar (mm)
menghubungkan poros-poros yang Sehingga kecepatan linier untuk V-belt
sejajar dengan arah putaran yang sama. dirumuskan sebagai berikut:
Daya yang dipindahkan dapat
ditingkatkan dengan mengatur V-belt   d pulli  n pulli
pada posisi sebelah menyebelah. v
Jarak sumbu antar poros harus 60000
sebesar 1,5 sampai 2,0 kali diameter Dimana:
pulli besar. Putaran dari pulli yang
memiliki kecepatan sudut akan v = kecepatan linier V-belt (m/s)
memberikan efek berupa kecepatan d pulli = diameter pulli (mm)
linier pada V-belt.
n pulli = putaran pulli (rpm)

2. Menghitung Panjang Sabuk


Panjang sabuk yang melingkari
pulli dihitung dengan rumus:

     (d pulli2  d pulli1 ) 
2

L  2C  d pulli2  d pulli1 .    


  2   4.C 
Wayan Berata, hal 166
Gambar 3.Sabuk –V
Dimana:
1. Menghitung Kecepatan Linier L = panjang sabuk (mm)
Sabuk – V C = jarak poros (mm)
Karena V-belt pada umumnya
dipakai untuk menurunkan putaran,
maka perbandingan yang dipakai adalah
perbandingan reduksi i (i > 1).
Perbandingan yang terjadi dirumuskan
sebagai berikut:

Gambar 4. Skema Belt Dan Pulli

e-ISSN 2503-2992 Volume 1, Nomor 2, Oktober 2016


Jurnal Teknologi Pertanian Gorontalo (JTPG) 127

3. Menghitung Jarak Antara Poros (C) Bila kita ingin memperkirakan


Jarak poros C dapat dirumuskan tegangan pada V-belt, dapat digunakan
sebagai berikut: rasio antara 1:3 dan 1:5, untuk saat ini
dipilih rasio 1 : 5.
b  b 2  8( R2  R1 ) 2
C F1
4 5
F2
Dimana:
Dimana:
b  L   ( R1  R2 )
F1 dan F2 = gaya pada belt (Kg)
4. Menghitung Putaran Motor Sularso, hal 171
Dari perbandingan antara A. Deutschman, hal 660
kecepatan pulli kecil dan pulli besar
yang setara dengan perbandingan 6. Menghitung Torsi pada Pulli
diameter pulli besar dan pulli kecil, Torsi yang dihitung adalah
maka dapat dirumuskan sebagai torsi yang bekerja pada pulli
berikut: sebagai fungsi waktu. Dirumuskan
sebagai berikut:
R2 n1
  D pulli 
R1 n 2 T  F . 
 2 
4)
A. Deutschman, hal 670 A. Deutschman, hal 660

5-6)
A. Deutschman, hal 666 Dimana:

R1 = radius pulli kecil (mm) T = Torsi


F = gaya keliling yang timbul (kg)
R2 = radius pulli besar (mm)
D pulli = diameter pulli (mm)
5. Menghitung Gaya Tarik pada V-belt
Bila V-belt dalam keadaan diam
b. Perencanaan Poros
atau tidak meneruskan momen, maka
tegangan di seluruh panjang V-belt 1 Reaksi Bantalan Yang Timbul Pada
adalah sama. Tegangan ini disebut Poros, R (Kg)
tegangan awal. Bila V-belt mulai F = gaya yang bekerja pada
bekerja meneruskan momen, maka poros (kg)
tegangan akan bertambah pada sisi tarik X = jarak antara gaya-gaya yang
dan berkurang pada sisi kendor. bekerja diporos (mm)
Jika besar gaya pada sisi tarik
dan sisi kendor berturut-turut adalah F1 2 Tegangan Geser Maksimum
dan F2 (Kg), maka besar gaya tarik 0.5
 max  Syp
efektif Fe (Kg) untuk menggerak pulli N
adalah :
Fe  F1  F2

e-ISSN 2503-2992 Volume 1, Nomor 2, Oktober 2016


Jurnal Teknologi Pertanian Gorontalo (JTPG) 128

Dimana:

N = angka keamanan untuk bahan


Syp = tegangan luluh bahan (lb/in²)
 max = tegangan geser maximum
3. Torsi Poros, T p (Lb.In)

63000  N
Tp 
n
Dimana:

N = daya yang terjadi pada silinder (Hp) Gambar 5. Penampang pasak


n = putaran motor (rpm)
Tipe-tipe pasak yang umum digunakan
4. Diameter Poros, Dp (Rpm)
antara lain:
16
D 3p  M 2  Tp…
2

( . max ) 1. Pasak datar segi empat (standart


square keys)
2. Pasak datar standart (standart
A. Deutschman, hal 338
A. Deutschman, hal 339 flat keys)
A. Deutschman, hal 340 3. Pasak bidang lingkaran
A. Deutschman, hal 341 (woodruff keys)
Dimana: 4. Pasak Bintang (splines)
 max = tegangan geser maksimum 5. Pasak tirus (tapered keys)
(lb/in²) Pasak yang sering digunakan di
T p = torsi poros (lbin) dalam suatu perencanaan adalah pasak
datar segi empat (standart square keys),
M = momen maksimum poros (lb.in)
yaitu pasak memanjang yang paling
c. Perencanaan Pasak
sering digunakan, yang mana pasak ini
Pasak adalah bagian dari elemen memiliki dimensi lebar (W) dan tinggi
mesin yang berguna untuk menjaga (H) yang sama, dan tinggi pasak tersebut
hubungan putaran relatif antara poros separuh bagian terbenam kedalam poros
penggerak dan poros yang digerakkan. dan separuh lagi masuk kedalam
Tipe-tipe dari pasak memiliki spesifikasi hubungan.
yang tergantung pada torsi transmisi Perumusan-perumusan yang
yang terjadi oleh beban yang bekerja, dipakai dalam perencanaan pasak, antara
seperti beban statis, beban bervariasi dan lain:
beban bolak-balik. Penentuan Dimensi Dan Tipe Pasak
Diporos Harus Diketahui Besaran-
Besaran Sebagai Berikut:
Diketahui:

D p = diameter poros
Tipe pasak yang direncanakan = persegi
(square)

e-ISSN 2503-2992 Volume 1, Nomor 2, Oktober 2016


Jurnal Teknologi Pertanian Gorontalo (JTPG) 129

Maka didapat dimensi pasak Dimana :


sebagai berikut: W = maksimum lebar pasak (mm)
W = maksimum lebar pasak (mm) L = panjang pasak akibat gaya
H = Maksimum Tinggi Pasak (Mm) kompresi (mm)
Tegangan Ijin Pasak,Ssyp (Kg/Mm²) 8. Tegangan kompresi yang
S Syp = 0.58 x Syp diijinkan,Sc (kg/mm²)
F
Sc 
Dimana: Ac
Syp = tegangan luluh bahan (psi)
Gaya yang terjadi pada pasak, F (kg). Wayan Barata, hal 47
Karena posisi gaya yang terjadi pada Wayan Barata, hal 48
pasak tidak diketahui secara tepat maka A. Deutchman, hal 367
A. Deutchman, hal 368
diasumsikan gaya tersebut beraksi pada 18)
A. Deutchman, hal 369
diameter poros terluar.
Dimana:
 2.T p 
F   F = gaya yang terjadi pada poros
 D  (kg)
 p 
Ac = luasan pasak yang menerima
T p = torsi pada poros (kg.mm) gaya kompresi (mm²)
D p = diameter poros (mm) 9. Panjang pasak yang menerima gaya
geser,Ls (mm)
6. Panjang Pasak Yang Menerima
Gaya Kompresi,Lc (Mm) 2.Tp Syp

W .L.Dp N
4.Tp Syp

W .L.Dp N Ls 
2.Tp
Syp
W .Dp.
4.Tp N
Lc 
 Syp  Dimana:
W .Dp. 
 N 
Tp = torsi yang terjadi pada poros
Dimana: (kg/mm)
Dp = Diameter poros (mm)
Tp = torsi yang terjadi pada poros
(kg/mm) W = lebar pasak (mm)
Dp = Diameter poros (mm) L = panjang pasak (mm)
W = lebar pasak (mm) Syp = tegangan luluh bahan (kg/mm²)
N = angka keamanan untuk bahan
L = panjang pasak (mm)
pasak
Syp = tegangan luluh bahan (kg/mm²)
N = angka keamanan untuk bahan 10. Luasan pasak yang menerima gaya
pasak geser
7. Luas Pasak Yang Menerima As  W .Lc
Dimana :
Gaya Kompresi, Ac (Mm²)
W = maksimum lebar pasak (mm)
Ac  0,5.W .L
Lc = panjang pasak akibat gaya
kompresi (mm)

e-ISSN 2503-2992 Volume 1, Nomor 2, Oktober 2016


Jurnal Teknologi Pertanian Gorontalo (JTPG) 130

11. Tegangan geser yang diijinkan 5. Bantalan gelinding roll (roller


F bearing)
Ss  6. Cylinder roller bearing
As
7. Needle roller bearing
Wayan Barata, hal 48
8. Tapered roller bearing
A. Deutchman, hal 366
A. Deutchman, hal 366
9. Sherical roll bearing
Dimana: Perumusan yang dipakai dalam
F = gaya yang terjadi pada poros perencanaan bantalan bola (ball bearing)
(kg) yaitu:
Penentuan dimensi dan beban
As = luasan pasak yang menerima
yang bekerja pada bantalan harus
gaya kompresi (mm²) diketahui besaran-besaran sebagai
berikut:
12. Panjang pasak minimum Diameter bore bantalan = diameter
Untuk mencegah hubungan dari poros = D p (mm)
kerusakan pada poros menggunakan
pasak jenis datar, maka panjang Bantalan rencana = seri bantalan 02
hubungan setidaknya 25% lebih besar single row deep groove ball bearing
dari diameter poros dan panjang pasak Maka didapat:
minimum setidaknya sekitar 25% lebih o Bearing bore, d (mm)
besar dari diameter poros. Sehingga o Outside diameter, D (mm)
panjang pasak minimum dapat o Max flliet radius, f (mm)
ditentukan sebagai berikut: o Lebar, B (mm)
o Beban statis dasar, C o (kg)
Lmin  D p  25%.D p o Beban dinamis dasar, C (kg)
o Beban ekuivalen yang bekerja pada
d. Perencanaan Bantalan bantalan
Bantalan adalah elemen yang P  ( X .V .Fr  Y .Fa )
berfungsi menumpu poros berbeban,
sehingga putaran poros dapat Dimana:
berlangsung secara halus dan aman. V = faktor rotasi dengan ring
Bantalan dapat disamakan fungsinya dalam yang berputar
dengan pondasi pada suatu gedung. Jika Fr = gaya radial bantalan (kg)
bantalan tidak berfungsi dengan baik,
Fa = 20% x ( F2 ) = gaya aksial (kg)
maka prestasi mesin akan menurun.
Beberapa macam bantalan X = faktor beban radial
gelinding yaitu: Y = faktor beban aksial
Beban ekuivalen pembanding yang
1. Bantalan gelinding bola (ball bekerja pada bantalan
bearing)
2. Radial ball bearing P  V .Fr
3. Angular ball bearing
4. Thrust ball bearing Dimana:

e-ISSN 2503-2992 Volume 1, Nomor 2, Oktober 2016


Jurnal Teknologi Pertanian Gorontalo (JTPG) 131

V = faktor rotasi dengan ring


dalam yang berputar
Fr = gaya radial bantalan (kg)
Lama pemakaian bantalan
b
c 10 6
L10h   
P (60.n)
Dimana:

P = beban ekuivalen bantalan (kg)


C = beban dinamis dasar (kg)
22)
Wayan Barata, hal 84 Gambar 6. Pisau Pencacah
23)
Wayan Barata, hal 85 (E Sigley & Charles R mischke, 2006)
24)
Wayan Barata, hal 86
Menentukan Kapasitas Kerja Alat
e. Pisau Pencacah Menurut irwanto (1983),
Kapasitas kerja suatu mesin atau alat
Pisau penghancur plastik adalah
komponen penting dari mesin ini, karena adalah kemampuan kerja mesin atau alat
tujuan mesin ini digunakan untuk tersebut untuk memberikan hasil
mencacah limbah plastik yang semula (hectare, kilogram, liter) persatuan
waktu.
bentuk dan ukurannya yang tidak
beraturan dipotong menjadi ukuran Cara pengukuran :
kecil. Untuk itu pisau penghancur 1. Timbang bahan yang akan di cacah
plastik harus dari bahan yang berkualitas sebanyak 10 kg.
baik, tajam dan tidak mudah tumpul. 2. Operasikan mesin sampai dengan
putaran optimal, kemudian
Sebab jika bahan pisau penghancur
plastik yang akan digunakan mudah masukan bahan yang akan dicacah
tumpul maka akibatnya akan melalui lubang pemasukan (input).
mengurangi jumlah produksi. 3. Setelah bahan itu keluar melalui
Pisau pencacah plastik lubang pengeluaran atau output
mempunyai dua mekanisme yang maka tampung bahan hasil cacahan
sederhana, yaitu tersebut.
o Adanya 2 pisau yang duduk pada 4. Catat waktu awal pemasukan dan
dinding bodi depan dan belakang pengeluaran sampai bahan habis
dicacah semuanya.
o Adanya 3 pisau yang menempel
pada poros dimana poros akan 5. Kemudian timbang dan catat bobot
berputar dengan bantuan motor bahan yang telah di cacah.
bensin dan dayanya menggunakan 6. Pengujian di lakukan hanya 1
puli dan sabuk V-belt. (satu) kali.
7. Kapasitas produksi mesin dihitung
berdasarkan rumus (Hadiutomo,
2012)
Pengujian dengan bobot
sebanyak 10 kg dengan 1 kali pengujian:

e-ISSN 2503-2992 Volume 1, Nomor 2, Oktober 2016


Jurnal Teknologi Pertanian Gorontalo (JTPG) 132

𝑊 Matzh (1997, h.224) juga


𝐶 = 𝑥3600 𝑑𝑒𝑡𝑖𝑘 = 𝑘𝑔/𝑗𝑎𝑚
𝑡1 menjelaskan beberapa manfaat analisa
BEP untuk manajemen, yaitu :
Dimana : Membantu pengendalian melalui
C = Kapasitas Kerja Mesin (kg/jam) anggaran, Meningkatkan dan
W = Berat Bahan (kg) menyeimbangkan penjualan,
𝑡1 = Waktu Pencacahan (jam) Menganalisa dampak perubahan
Hadiutomo K, 2012 volume, Menganalisa harga jual dan
dampak perubahan biaya, Merundingkan
Menghitung Break Even Point (BEP) upah, Menganalisa bauran produk,
Manerima keputusan kapitalisasi dan
BEP dapat diartikan suatu ekspansi lanjutan, Menganalisa margin
keadaan di mana dalam operasi of safety.
perusahaan, perusahaan tidak Analisis break even point adalah
memperoleh laba dan tidak menderita analisis yang digunakan untuk
rugi (penghasilan yang dinilai mengukur tingkat keseimbangan antara
menggunakan total biaya). Tetapi biaya, volume dan penjualan agar
analisa BEP tidak hanya semata-mata perusahaan tidak mengalami untung
untuk mengetahui keadaan perusahaan maupun rugi. Alat analisis yang dapat
apakah mencapai titik BEP, akan tetapi digunakan dalam mencari tingkat break
analisa BEP mampu memberikan even point adalah:
informasi kepada pinjaman perusahaan
mengenai berbagai tingkat volume BEP = FC / (Su – VC)
penjualan, serta hubungannya dengan dimana :
kemungkinan memperoleh laba menurut FC = biaya tetap
tingkat penjualan yang bersangkutan. VC = biaya tidak tetap
Menurut Mulyadi (2006, h.260) Su = unit harga jual
berikut asumsi-asumsi dasar analisa III. METODOLOGI PENELITIAN
BEP, yaitu : variabilitas biaya dianggap
akan mendekati pola perilaku yang Waktu Dan Tempat Penelitian
diramalkan, harga jual produk dianggap
Waktu pelaksanaan penelitian
tidak berubahubah pada berbagai tingkat
dimulai bulan Januari sampai dengan
kegiatan, kapasitas produksi pabrik
bulan September 2016. Kegiatan
dianggap secara relatif konstan, harga
Penelitian dilaksanakan diLaboratorium
faktor-faktor produksi dianggap tidak
Mesin las dan fabrikasi Program Studi
berubah, efisiensi produksi dianggap
Mesin dan Peralatan Pertanian
tidak berubah, perubahan jumlah
Politeknik Gorontalo.
persediaan awal dan akhir dianggap
tidak signifikan, komposisi produk yang
dijual dianggap tidak berubah, volume
merupakan faktor satusatunya yang
mempengaruhi biaya.

e-ISSN 2503-2992 Volume 1, Nomor 2, Oktober 2016


Jurnal Teknologi Pertanian Gorontalo (JTPG) 133

Diagram Alir Penelitian Jangka


Penggores
Mulai
Penitik
Palu karet
Sikat baja
Identifikasi Masalah
Kaca mata
Masker las
Kunci ring pas 1 set
Analiasa Masalah

b. Bahan
Besi poros
Tinjauan
pustaka
Besi UNP
Besi strip
Bantalan
Penyediaan
Pully
Alat Dan V-belt
Bahan Baut, Ring, dan Mur
T
i Plat essel
Desaian Alat d Elektoda
a
K
Dumpul
K Cat
Thiner
Pembuatan
Alat Desain Gambar Pencacah Plastik

Pengujian Alat 1
2
Y
5
a
Selesai 3
6

Gambar 7. diagram alir 7


Alat dan Bahan yang digunakan 4

a. Alat
Mesin bubut 8 9
Mesin las listrik
Mesin gerinda tangan
Msin gerinda potong
Mistar baja 10
Mesin bor
Alat penekuk plat
Gambar 8. mesin pencacah plastic
Alat pemotong plat

e-ISSN 2503-2992 Volume 1, Nomor 2, Oktober 2016


Jurnal Teknologi Pertanian Gorontalo (JTPG) 134

Keterangan gambar 500 mm x 450 mm x 750 mm


1. Hopper (input) kemudian menandainya.
2. Dinding Pengaman 4. Potong besi U dengan ukuran
3. Pisau diam 500 mm sebanyak 4 buah, 450
4. Hopper (output) mm 4 buah, dan 750 mm 4 buah
5. Pully dengan menggunakan mesin
6. Poros gergaji.
7. V-belt 5. Lakukan pengelasan las titik
8. Rangka terlebih dahulu pada batang besi
9. Motor penggerak U dan besi U yang lain hingga
10. Dudukan mesin penggerak seluruh komponen tersambung
dengan baik.
Proses Pengerjaan 6. Melakukan las penuh pada
Proses pengerjaan merupakan sambungan rangka.
urutan langkah pengerjaan dari bahan 7. Menghaluskan hasil las dengan
baku sampai menjadi benda kerja yang gerinda tangan.
dikehendaki sesuai dengan ukuran yang
telah direncanakan. didalam pengerjaan
harus memperhatikan efisiensi waktu,
kemudahan pengerjaan dan faktor
perakitan, proses pengerjaan ini
berfungsi sebagai petunjuk bagi operator
dalam membuat suatu komponen.

1. Dimensi Rangka
Jumlah : 1 Buah
Bahan yang di gunakan: Gambar 9. Rangka
Besi U 6x5 cm dan tebal 3 mm.
Elektroda E6013 Ø2,6 2. Hopper ( input)
Ukuran yang dibuat: Jumlah : 1 Buah
P 500 mm, L 450 mm, T 750 mm Bahan yang di gunakan:
Mesin yang digunakan : Plat eser tebal 1,2 mm
Mesin gerinda, Mesin las, Mesin Elektroda E6013 Ø2,6
gergaji. Ukuran yang di buat:
Proses pengerjaan: T= 200 mm.
1. Siapkan bahan yang akan LB = 11x11 cm. LA= 20x20 cm
digunakan untuk perancangan Mesin yang di gunakan :
rangka GurindaTangan, Mesin Las
2. Mempelajari gambar dan Proses pengerjaan:
memeriksa ukuran benda kerja 1. Mempelajari gambar dan
dengan ukuran material. memeriksa ukuran benda kerja
3. Mengukur panjang besi U yang dengan ukuran material.
akan dipotong sesuai ukuran 2. Menandai bagian-bagian yang
rangka yaitu dengan dimensi akan dipotong sesuai dengan
ukuran.

e-ISSN 2503-2992 Volume 1, Nomor 2, Oktober 2016


Jurnal Teknologi Pertanian Gorontalo (JTPG) 135

3. Memotong plat sesuai ukuran


4. Menekuk Plat agar terbentuk
menggunakan alat penekuk plat
5. Mengelas tiap-tiap bagian
hingga menjadi bentuk
6. Kemudian membersihkan sisa
trak pada benda kerja tersebut 400 mm
menggunakan mesin gerinda
Gambar 11. hopper keluaran
tangan
4. Dudukan mata pisau

Jumlah : 1 Buah
Bahan yang di gunakan :
Stainless AS Ø 4 mm
Ukuran yang di buat :
Panjang 450 mm, dan Ø 2 mm
Mesin yang digunakan :
mesin bubut, mesin Frais, mesin
gergaji, mesin Bor
Proses pengerjaan:
Gambar 10. Hopper
1. Mempelajari gambar dan
3. Hopper Keluaran ( output) memeriksa ukuran benda kerja
dengan ukuran material.
Jumlah : 1 Buah. 2. Memasang benda kerja pada
Bahan : Plat eser tebal 1,2 mm. mesin bubut
: Elektroda E6013 Ø2,6. 3. Mengukur panjang benda kerja
Ukuran yang di buat : Tinggi 170 mm, dengan menggunakan mistar
lebar 250 mm, panjang 400 mm baja
Mesin yang di gunakan : 4. Membubut benda kerja sampai
Gurinda tangan, mesin las. dengan ukuran 450 mm
Proses pengerjaan:
1. Mempelajari gambar dan
memeriksa ukuran benda kerja
dengan ukuran material.
2. Menandai bagian-bagian yang akan
dipotong sesuai dengan ukuran.
3. Memotong plat sesuai ukuran.
4. Mengelas tiap-tiap bagian hingga
menjadi bentuk.
5. Kemudian membersihkan sisa trak
pada benda kerja tersebut
menggunakan mesin gerinda Gambar 12. Dudukan mata pisau
tangan.

e-ISSN 2503-2992 Volume 1, Nomor 2, Oktober 2016


Jurnal Teknologi Pertanian Gorontalo (JTPG) 136

5. Mata Pisau Proses pengerjaan:


1. Mempelajari gambar dan
Jumlah : 5 Buah memeriksa ukuran benda kerja
Bahan yang di gunakan: dengan ukuran material.
Baja stainless Ø 7 mm 2. Memotong benda kerja
Ukuran yang di buat : menggunakan mesin gergaji.
Panjang 450 mm, dan Ø 7 mm 3. Kemudian Melakukan bubut rata
Mesin yang digunakan: hingga Ø 19.
mesin gerinda potong, mesin Frais,
mesin gerinda rata 8
0
Proses pengerjaan:
0
1. Mempelajari gambar dan
memeriksa ukuran benda kerja
m
dengan ukuran material.
m
2. Menjepit benda kerja pada Gambar 14. Poros
dudukan mesin gerinda potong
3. Memotong benda kerja sampai 7. Dinding Pengaman
pada ukuran yang di inginkan Jumlah : 1 Buah
4. Menggerinda rata permukaan Bahan yang digunakan : Plat eser
benda kerja yang ingin di tebal 1,2 mm.
tajamkan Elektroda E6013 Ø2,6
5. Membuat lubang baut pada mata Ukuran yang di buat :
pisau untuk mengikat pisau P = 500 mm x L = 450 mm x T = 200
sebanyak lubang 7 lubang. mm
Mesin yang digunakan :
Gurinda tangan, mesin las
Proses pengerjaan:
1. Mempelajari gambar dan
memeriksa ukuran benda kerja
dengan ukuran material.
2. Menandai bagian-bagian yang
Gambar 13. Mata Pisau akan dipotong sesuai dengan
ukuran.
3. Memotong plat sesuai ukuran
6. Poros
4. Mengelas tiap-tiap bagian
Jumlah : 1 Buah hingga menjadi bentuk
Bahan yang di gunakan: 5. Kemudian membersihkan sisa
ST 40 trak pada benda kerja tersebut
Ukuran yang di buat : menggunakan mesin gerinda
Panjang 800 mm, dan Ø 19 mm (1 tangan
buah)
Mesin yang digunakan:
Mesin bubut, mesin gergaji

e-ISSN 2503-2992 Volume 1, Nomor 2, Oktober 2016


Jurnal Teknologi Pertanian Gorontalo (JTPG) 137

Data penelitian

Plastik yang di cacah di buat


dalam tabel dengan menghitung berat
material plastik dan menghitung waktu
proses produksi dengan menggunakan
stopwatch dengan 2 kali proses produksi
serta dengan 2 ukuran material yang
berbeda.

Gambar 15. Dinding Pengaman Tabel Hasil Produksi

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN Waktu Ukuran Berat


Plastik Plastik
No sebelum sesudah (menit ) plastik materia
Perancangan Optimalisasi Mesin
dicacah dicacah (mm) l (kg)
Pencacah Plastik Otomatis

Secara garis besar mesin


pencacah plastik ini terdiri dari bagian
1. 8 0,3 1
rangka, corong penampung plastik,
system transmisi, tenaga penggerak dan
corong keluar. Rangka terbuat dari besi
UNP 6x5 yang berfungsi sebagai
penopang utama mesin, Pisau pencacah 2.
dan dudukan pisau merupakan bagian 10 0,5 1
inti pada proses kerja mesin pencacah
plastik ini, dimana mata pisaunya
menggunakan baja anti karat dan
berkarbon tinggi dengan ketebalan 10
mm. Dinding mesin pencacah plastik ini Dari data di atas di peroleh hasil
terbuat dari plat eser dengan ketebalan produksi dari mesin pencacah plastik
1,2 mm, Sedangkan pada bagian bawah pada 2 kali proses pencacahan masing-
dilengkapi dengan corong keluar. masing 1 kg sampah plastik, dapat di
simpulkan bahwa tebal material plastik
dapat mempengaruhi lama pencacahan
yakni semakin besar ketebalan material
plastik, semakin lama waktu proses yang
di butuhkan untuk pencacahan plastik
yakni 10:24 menit. Begitu juga
sebaliknya semakin tipis material
plastik, semakin cepat proses waktu
proses yang di butuhkan untuk
pencacahan plastik yakni 08:15 menit.

Gambar 16. Mesin pencacah plastik

e-ISSN 2503-2992 Volume 1, Nomor 2, Oktober 2016


Jurnal Teknologi Pertanian Gorontalo (JTPG) 138

Menghitung kapasitas produksi mesin cukup kokoh untuk menahan getaran


pencacah plastik dari mesin penggerak.
1. Pencacahan plastik hasil uji coba Peneliti menguji serta menganalisa
 Tebal sampah plastik 0.5 mm mesin pencacah dan menyimpulkan
1 𝑘𝑔 bahwa pada mata pisau pencacah tidak
⁄𝑗𝑎𝑚
mengedepankan ketajaman tetapi lebih
 Tebal sampah plastik 0.3 mm ke kerapatan dari mata pisau seperti
1 𝑘𝑔 prinsip kerja dari alat pemotong rambut
⁄𝑗𝑎𝑚
seperti gunting, kemudian tidak perlu
2. Pencacahan plastik hasil teoritis
1 menggunakan air sebagai media
𝑐 = 0,17 𝑥 3600
pendingin pada mata pisau karena
menurut penelitian air itu bersifat
= 21,176 kg / jam ( untuk
abrasive ( Naibaho, 2004 ), karena akan
material yang berukuran tebal 0,5
mengikis sedikit demi sedikit
mm)
permukaan mata pisau pencacah dan
1 mengakibatkan korosi.
𝑐= 𝑥 3600
0,14
Saran
= 25,714 kg / jam ( untuk material
1. Dari hasil perancangan alat menu
yang berukuran tebal 0,3 mm)
njukkan operasi mesin berjalan
V. PENUTUP baik, tetapi perlu adanya
penyempurnaan dan pembaharuan
Kesimpulan terutama pada mekanisme
penggilingan yang memerlukan
Kesimpulan yang didapatkan pada
rancangan pada pisau pencacah
penelitian optimalisasi rancang bangun
agar dapat menghasilkan
mesin pencacah plastik adalah proses
pencacahan yang lebih cepat lagi.
menghancurkan plastik utuh menjadi
2. Ketahanan alat perlu di uji secara
butiran halus.
berkesinambungan (continue)
Mesin ini dibuat melalui hasil
untuk mengetahui performa
perhitungan analisa teknik meliputi
mesin yang lebih sempurna.
semua komponenya dengan beberapa
3. Perlu adanya perhitungan analisis
macam bahan diantaranya adalah, besi
biaya, dengan tujuan untuk
UNP, plat eser. Mesin ini bekerja
mengetahui biaya yang
dengan sistem kerja continue yang dapat
diperlukan dalam pembuatan
digunakan sesuai fungsinya dan diuji
alat, sebagai rekomendasi bagi
coba menggunakan daya 5.5 HP.
masyarakat dalam penggunaan
Kapasitas efektif pencacah plastik 30
alat secara ekonomis.
Kg/Jam dengan menggunakan motor
penggerak. Di bandingkan dengan
DAFTAR PUSTAKA
manual, mesin memiliki tingkat efisiensi
yang lebih tinggi karena mesin ini Akhir, T., & Ikhsan, R. (2012). Tugas
bekerja dengan baik, desain rangka akhir.

e-ISSN 2503-2992 Volume 1, Nomor 2, Oktober 2016


Jurnal Teknologi Pertanian Gorontalo (JTPG) 139

A.D Deutcsman ‘‘Machine Design Konstruksi, B., Rifany, D., & Rizal, M.
Theory and Practice”, (n.d.). Pemanfaatan hasil
Machinilan Publisihing, New pengelolaan sampah sebagai
Yourk,1975 alternatif bahan bangunan
Barata Wayan ‘‘Elemen mesin I dan II” konstruksi.
Jurusan Teknik Mesin, FT IITS Melorose, J., Perroy, R., & Careas, S.
Surabaya, 1986 (2015). No Title No Title.
Darmawan H. Harsokoesoma, 2004, Statewide Agricultural Land
Pengantar Perancangan Teknik Use Baseline 2015, 1.
(Perancangan Produk), Napitupulu, R., Subhkan, M., & Nita, L.
Bandung, Politeknik D. (2011). Rancang Bangun
Manufaktur Negeri Bandung. Mesin Pencacah Sampah
Gunadarma, U. (2008). Perancangan Plastik. Jurnal Manutech, 3(1),
mesin pencacah sampah type 1–5.
crusher, (Kommit), 20–21. Prakoso, B. A., Studi, P., Elektro, T.,
Utomo Hadi, K.2012. Mekanisasi Teknik, F., & Surakarta, U. M.
Pertanian. IPB Press. Bogor (2016). Perancangan dan
Irwanto, A.K. 1983.Alat Dan Mesin pembuatan mesin penghancur
Budidaya Pertanian, Fakultas botol plastik elektronik.
Teknik Pertanian, Institut
pertanian Bogor, Bogor

e-ISSN 2503-2992 Volume 1, Nomor 2, Oktober 2016

View publication stats

Anda mungkin juga menyukai