Anda di halaman 1dari 5

PROPOSAL PROGRAM

KREATIVITAS MAHASISWA
“Pengembangan Batik (Batu Bata Sampah Plastik) Di Indonesia “

Bidang Kegiatan :
PKM - GAGASAN TERTULIS

Disusun oleh :
Oktavianus Benardi
200110180218

UNIVERSITAS PADJADJARAN
JATINANGOR
2018
Latar Belakang

Sampah plastik di Indonesia mencapai 5,4 juta ton per tahun. Indonesia Solid
Waste Association (InSWA) mengajak masyarakat untuk menggunakan plastik ramah
lingkungan karena keberadaan plastik saat ini sangat mengkhawatirkan. Ketua umum
InSWA Sri Bebassari mengatakan dari waktu ke waktu, penggunaan plastik
meningkat secara signifikan melampaui penggunaan bungkus berbahan kertas.
“Butuh waktu ratusan, bahkan ribuan tahun agar bisa terurai, maka plastik dianggap
sebagai bahan yang sangat merusak lingkungan,”. Saat ini berdasarkan data statistik
persampahan domestik indonesia, jenis sampah plastik menduduki peringkat kedua
yaitu sebesar 5,4 juta ton per tahun atau 14% dari total produksi sampah. Sementara
data dari Badan Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah (BPLHD) Jakarta, tumpukan
sampah di wilayah DKI Jakarta mencapai lebih dari 6.000 ton per hari dan sekitar
13% dari jumlah tersebut berupa sampah plastik. Dari seluruh sampah yang ada, 57%
ditemukan di pantai berupa sampah plastik. Sebanyak 46 ribu ton sampah plastik
mengapung di setiap mile persegi samudera, bahkan kedalaman sampah plastik di
Samudra Pasifik mencapai hampir 100 meter. Saat ini rata-rata orang Indonesia
menghasilkan sampah 0,5 kg dan 13% diantaranya adalah plastik. Sampah plastik
menduduki peringkat ketiga dengan jumlah 3.6 ton per tahun atau 9% dari jumlah
total produksi sampah. Langkah positif untuk pengurangan sampah melalui
kampanye 3R yaitu reduce (mengurangi) reuse (menggunakan kembali) dan recycle
(mendaur ulang). Namun secara umum, hasil yang didapat tidak sebanding dengan
pertumbuhan penggunaan plastik yang terus meningkat dari hari ke hari. “Yang harus
dilakukan saat ini bukan memusuhi plastik, akan tetapi menemukan formula yang
tepat untuk mempercepat proses penguraian plastik agar bisa kembali ke alam,”
Selain itu sampah-sampah juga dihasilkan dari rumah tangga. Limbah dari plastik
merupakan masalah yang dianggap serius bagi lingkungan, karena plastik merupakan
bahan yang tidak dapat terurai oleh bakteri. Mesin pencacah plastik untuk
mempermudah pengolahan limbah plastik, yang didalam hal ini plastik yang akan
dipotong adalah botol plastik kemasan. Hasil perencanaan dan perhitungan diperoleh
suatu hasil prototype mesin pencacah botol plastik yang memiliki spesifikasi. Hal ini
diulas berdasarkan banyaknya sampah botol plastik yang sulit terurai dan akan
semakin banyak jika tidak didaur ulang kembali. Maka dibutuhkan mesin pencacah
untuk mendaur ulang. Dari penjelasan diatas, maka sebagai mahasiswa memiliki
motivasi untuk menyediakan alat pencacah sampah plastik dan mesin press
pembuatan batu bata plastik dalam skala industri kecil yang efisien baik dari segi
fungsi, penempatan, dan biaya.

Tujuan dan manfaat :

1. Menghasilkan batu bata kuat dan ringan yang terbuat dari campuran sampah
plastik.
2. Mengurangi jumlah sampah plastik.
3. Membantu pemerintah dalam upaya menerapkan 4R ( Reuse, Recycle,
Reduse, and Repair )
4. Memaksimalkan fungsi Bank Sampah.
5. Menjadikan sampah bernilai ekonomis.

Gagasan

Metode penelitian yang akan digunakan meliputi empat tahap utama yaitu:

1. Tahap pertama, merupakan tahap eksperimen tentang pengolah limbah sampah


menjadi batu bata, kajian literatur baik kajian pustaka maupun internet untuk
menggali permasalahan yang ada.
2. Tahap Kedua merupakan tahap Perencanaan pembuatan mesin pencetak batu bata
sampah, karena itu keutamaan penelitian adalah untuk menghasilkan tutasam
(batu bata sampah), jika diolah secara manual akan dihasilkan kurang lebih 500
tutasam/ hari, sehingga dapat dikembangkan lagi untuk memperbanyak hasil
produksinya menjadi 50.000/ hari maka perlu perencanaan mesin pengolah
limbah sampah menjadi tutasam (batu bata sampah) yang ramah lingkungan ,
mengenai hal-hal yang ada dilapangan
3. dikaitkan dengan teori yang ada dan penerapannya, sehingga selesai tahap ini
akan menjadi data yang lengkap untuk tahap berikutnya yaitu merumuskan
rancangan alat. 3. Tahap ke tiga, adalah untuk mericek hasil temuan yang
diperoleh pada tahap satu dan dua dengan kegiatan sebagai berikut: a. Mericek
hasil temuan apakah sudah sesuai dengan tujuan dari penelitian ini dan mengkaji
kelemahan dan kelebihan dari batu bata yang terbuat dari tanah liat. b.
Menyimpulkan hasil temuan dengan teori yang ada untuk menjawa
bpermasalahan yang ada. c. Merancang sebuah mesin pengolah sampah menjadi
batu bata yang ramah lingkungan. d. Membuat laporan sementara hasil penelitian
4. Tahap keempat, adalah tahap akhir yaitu dengan mengadakan seminar terbatas
dengan responden penelitian untuk memastikan keabsahan hasil penelitian. Dan
dengan seminar terbatas ini diharapkan juga diperoleh masukan-masukan agar
lebih sempurna hasil penelitian yang dilakukan.Teknik pengumpulan data yang
digunakan adalahm sebagai berikut: 1. Eksperimen 2. Studi Kepustakaan 3.
Dokumentasi. Dari teknik pengumpulan data selanjutnya data ditelaah dan di
reduksi sehingga memudahkan dalam analisis dampen gambilan keputusan.

kesimpulan

1. Mesin Pencacah sampah dengan hasil cacahan sampah yang kecil-kecil dapat
untuk campuran batu bata sampah
2. Kuat tekan menurun dan lebih kecil dari bata normal pada penggunaan variasi
sampahdalamlempungdiatas30%.
3. Sampah dapat digunakan sebagai bahan baku tambahan pembuatan batu bata
dengan syarat sebelum pemakaian/ pemasangan bata berbahan sampah
tersebut memerlukan perendaman dalam air.
Daftar Pustaka

Ermawati, R. (2015). Kondisi Sampah di Inodnesia. Retrieved December 17, 2018,


from http://ejournal.kemenperin.go.id/jri/article/view/3319/pdf_65

Pramono, S. A., Watiningsih, T., & Rustendi, I. (2014). Sampah Sebagai Bahan Baku
Pembuatan Batu Bata.

Anda mungkin juga menyukai