MATERIAL KOMPOSIT
PERANCANGAN ALAT:
TANGKI AIR VOLUME BESAR BERBENTUK KOTAK
HALAMAN JUDUL
UNIVERSITAS INDONESIA
FAKULTAS TEKNIK
PROGRAM STUDI TEKNIK KIMIA
DEPOK
DESEMBER 2018
DAFTAR ISI
ii Universitas Indonesia
DAFTAR GAMBAR
Gambar A.1 Fondasi dari Beton atau Baja untuk Tangki Panel ................................ 16
Gambar A.2 Tampak Atas Tangki Panel dan Fondasi .............................................. 17
Gambar A.3 Tampak Samping Tangki Panel ............................................................ 18
Gambar A.4 Detail Sambungan pada Beberapa Titik di Tangki Panel dan Fondasi. 19
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Beberapa Karakteristik dari Resin Epoksi dan Poliester .............................. 5
Tabel 2.2 Komposisi Serat Kaca (Glass Fiber) Komersial........................................... 6
Tabel 2.3 Karakteristik Fisik dan Mekanis Serat Kaca (Glass Fiber) Komersial ........ 6
PENDAHULUAN
1 Universitas Indonesia
2
penampung air adalah terbentuknya air statis, pertumbuhan alga, terjadinya korosi atau
berkembangnya bakteri yang mampu mencemari, terjadinya akumulasi material dari
luar tangka, dan berbagai macam lainnya. Pada tugas makalah kali ini, akan dijelaskan
proses perancangan tangki penampung air berbentuk kotak atau biasa dikenal dengan
istilah tangki panel. Proses perancangan terdiri dari pemilihan material yang akan
digunakan, proses manufaktur yang digunakan, tahapan-tahapan pembuatan, dan
keterangan mengenai spesifikasi yang dapat dirancang.
1.2. Rumusan Masalah
1. Material apa saja yang dapat digunakan untuk merancang sebuah tangki
panel untuk air dan yang mana yang paling baik?
2. Proses manufaktur apa saja yang dapat digunakan untuk merancang sebuah
tangki panel untuk air dan yang mana yang paling baik?
3. Bagaimana tahapan proses manufaktur paling baik untuk merancang sebuah
tangki panel untuk air?
1.3. Tujuan Penulisan
1. Mendapatkan material yang paling memadai untuk merancang tangki panel
untuk air.
2. Mendapatkan proses manufaktur yang paling efisien untuk merancang
tangki panel untuk air.
3. Mengetahui tahapan-tahapan dalam merancang sebuah tangki panel untuk
air.
Universitas Indonesia
BAB 2
PEMILIHAN MATERIAL
sangat penting untuk memilih matriks yang tidak akan menyebabkan terjadinya
pencemaran air, korosi, dan degradasi secara alami.
FRP dapat didefinisikan sebagai polimer dengan penguat berupa serat (fibre).
Mereka merupakan material multifasa yang dihasilkan dengan menyatukan polimer
matriks-resin seperti, poliester, vinil-ester, atau epoksi dengan serat penguat seperti,
serat kaca, karbon, atau aramid. Material fillers seperti, kalsium karbonat, tanah liat,
atau alumina terhidrasi (hydrated alumina), dapat ditambahkan juga untuk
meningkatkan karakteristik spesifik dari material komposit atau meminimalisir
biayanya.
Resin yang digunakan untuk FRP dapat diklasifikasikan menjadi resin berbasis
termoset dan termoplastik. Vinil-ester, epoksi, dan poliester termasuk resin termoset,
dan polietilen, poliuretan, polipropilen, dan polivinil klorida termasuk resin
termoplastik. Namun, dari kedua klasifikasi resin tersebut, yang paling umum untuk
digunakan dalam pembuatan FRP adalah resin termoset. Hal ini dikarenakan beberapa
kelebihan, yaitu memberikan laju produksi yang lebih cepat karena viskositas yang
rendah, memiliki karakteristik impregnasi dan adesi kepada serat yang lebih baik, dan
memiliki kinerja karakteristik mekanis yang lebih baik pula.
Berdasarkan studi pustaka yang telah dilakukan, jenis resin termoset yang akan
digunakan untuk perancangan tangki air panel adalah resin poliester ortoftalik. Resin
poliester ortoftalik, atau biasa disebut sebagai resin general-purpose, terpilih karena
memilki biaya yang paling murah dan masih mampu digunakan untuk material
penampung air. Resin ini memiliki ketahanan terhadap korosi yang kurang baik, dan
memang sudah umum digunakan untuk aplikasi di mana kemampuan tahan terhadap
korosi bukan menjadi perhatian utama, maka dari itu masih sesuai untuk sebuah tangki
penampung air. Untuk resin ini, digunakan katalis berupa MEKP (Methyl-Ethyl-Ketone
Peroxide) dan kobalt sebagai akseleratornya.
Universitas Indonesia
5
Universitas Indonesia
6
Tabel 2.3 Karakteristik Fisik dan Mekanis Serat Kaca (Glass Fiber) Komersial
Universitas Indonesia
9
memilki ciri-ciri mudah untuk dibongkar-pasang secara berulang kali namun dengan
kekuatan sambungan yang tinggi.
Universitas Indonesia
10
2. Pembuatan SMC
Pada tahap pembuatan SMC, menggunakan mesin khusus pembuat SMC.
Pertama adalah membuat pasta resin, dengan mencampurkan bahan-bahan yang
telah disebutkan pada tahap sebelumnya kecuali serat E-glass. Pasti resin ini
kemudian diletakan pada konveyor yang sudah siberikan sebuah lapisan disebut
polymeric carrier film, yang merupakan bagian dari mesin khusus pembuat SMC.
Kemudian, serat E-glass didistribusikan kepada lapisan pasta resin. Lalu,
diberikan lapisan polymeric carrier film dan pasta resin kembali. Tumpukan
lapisan ini disebut sebagai dry bed atau mat. Setelah ini, lembaran yang
dihasilkan akan digulung dan disimpan sekitar beberapa jam atau hari untuk
tahap maturasi.
Pada tahap pemnbuatan SMC ini, viskositas pasta resin dijaga agar selalu
dalam kondisi rendah agar proses impregnasi antara resin dan serat tetap terjadi,
namun juga dijaga cukup tinggi agar tidak terjadi kebocoran ketika proses
penggulungan. Setelah tahap maturasi, viskositas mold compound-nya akan
meningkat dan akan lebih mudah untuk digunakan pada proses berikutnya.
Universitas Indonesia
11
3. Pencetakan SMC
Pada tahap ini, akan digunakan mesin compression press dan cetakan untuk
bagian-bagian pada sebuah tangki panel. Gambar 3.1 memberikan bagian-bagian
pada sebuah tangki panel yang akan dicetak. SMC yang sudah melewati tahap
maturasi, akan dipotong sesuai dengan ukuran cetakan bagian tangki panel, lalu
carrier film dari proses pembuatan SMC dikupas dan SMC diletakan pada
cetakan yang sudah dipanaskan. Potongan SMC atau biasa disebut charge ini
biasanya menutupi 30-70% cetakan. Maka selain proses mencetak, proses
mengalirnya SMC menuju ruas-ruas pada cetakan juga terjadi. Cetakan yang
akan digunakan dipanaskan hingga sekitar 130-160℃ dan SMC berada pada
kondisi temperatur rendah (pada temperatur ruangan). Ketika cetakan ditutup,
terjadi dua proses utama, yaitu, proses mengalirnya charge SMC untuk mengisi
ruas-ruas pada cetakan dan proses curing ato pengerasan akibat dari fenomena
perpindahan panas dari cetakan menuju charge SMC. Untuk proses mengalirnya
charge SMC mengisi ruas-ruas pada cetakan berlangusng sekitar 1 sampai 10
detik, tergantung dengan bentuk cetakan. Untuk proses curing atau cross-linking
pada charge SMC terjadi sekitar 1 sampai 5 menit, tergantung dengan resin yang
digunakan dan ketebalan dari produknya. Setelah tahap ini, proses pembuatan
material komposit berupa FRP telah selesai dan dapat dilanjutkan ke tahap
finishing atau machining.
Universitas Indonesia
12
4. Finishing FRP
Pada tahap ini, akan dilakukan proses machining dan drilling pada produk
akhir. Machining terdiri dari proses cutting dan trimming dan drilling merupakan
proses untuk membuat lubang-lubang sebagai tempat sambungan.
Proses cutting dan trimming sangatlah penting untuk membuat produk akhir
yang terlihat indah dan juga terhindar dari kerusakan dan delaminasi. Tidak
terjadinya perubahan warna karena pemanasan yang berlebih juga merupakan
salah satu tujuan dari proses cutting dan trimming. Selain itu, proses ini juga
dibutuhkan untuk menghilangkan kelebihan yang dihasilkan dari tahap
sebelumnya yaitu compression molding. Pemilihan alat untuk cutting dan
trimming sangatlah penting untuk mendapatkan produk akhir dengan kondisi
yang optimal.
Untuk proses drilling atau pengeboran terdapat dua tahap, yaitu drilling dan
reaming. Drilling untuk membuat lubang dan reaming untuk membuat lubang
lebih rapih dan agar terhindar dari kejadian kelonggaran pada lubang sambungan.
Hal ini perlu dilakukan karena untuk tahap selanjutnya, yaitu perangkaian tangki
Universitas Indonesia
13
Universitas Indonesia
BAB 4
KESIMPULAN
Material yang digunakan untuk merancang sebuah tangki panel untuk air
adalah material FRP atau Fiber-Reinforced Plastic/Polymer.
Resin yang digunakan sebagai matriks untuk material FRP dalam perancangan
tangki panel ini adalah poliester ortoftalik yang merupakan kategori resin
termoset.
Penguat atau reinforcement yang digunakan untuk perancangan tangki panel
ini adalah E-glass yang merupakan kategori penguat serat kaca atau glass
fiber.
Proses manufaktur yang dipilih untuk merancang tangki panel ini adalah salah
satu proses manufaktur material komposit closed mold, yaitu compression
molding dengan molding compound SMC.
Jenis sambungan atau joining untuk merancang tangki panel ini menggunakan
sambungan secara mekanis, yaitu menggunakan mur, baut, ring, dan
sebagainya.
14 Universitas Indonesia
DAFTAR PUSTAKA
15 Universitas Indonesia
LAMPIRAN
Gambar A.1 Fondasi dari Beton atau Baja untuk Tangki Panel
(Sumber: Dokumen PT. Dhanista Putra Composites)
16 Universitas Indonesia
17
Universitas Indonesia
18
Universitas Indonesia
19
Gambar A.4 Detail Sambungan pada Beberapa Titik di Tangki Panel dan Fondasi
(Sumber: Dokumen PT. Dhanista Putra Composites)
Universitas Indonesia