MATERIAL KOMPOSIT
PERANCANGAN ALAT:
TANGKI AIR VOLUME BESAR BERBENTUK KOTAK
HALAMAN JUDUL
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL.....................................................................................................i
DAFTAR ISI................................................................................................................ii
DAFTAR GAMBAR..................................................................................................iii
DAFTAR TABEL.......................................................................................................iii
BAB 1 PENDAHULUAN............................................................................................1
1.1. Latar Belakang..............................................................................................1
1.2. Rumusan Masalah........................................................................................2
1.3. Tujuan Penulisan..........................................................................................2
BAB 2 PEMILIHAN MATERIAL............................................................................3
2.1. Material yang Digunakan.............................................................................3
2.2. Pemilihan Resin sebagai Matriks................................................................3
2.3. Pemilihan Serat sebagai Penguat................................................................5
BAB 3 PROSES MANUFAKTUR.............................................................................7
3.1. Pemilihan Proses Manufaktur.....................................................................7
3.1.1. Pembuatan Material Komposit................................................................7
3.1.2. Perangkaian Tangki Panel.......................................................................8
3.2. Tahapan Proses Manufaktur.......................................................................9
3.2.1. Pembuatan Material Komposit................................................................9
3.2.2. Perangkaian Tangki Panel.....................................................................13
BAB 4 KESIMPULAN..............................................................................................14
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................15
LAMPIRAN...............................................................................................................16
ii
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR TABEL
iii
BAB 1
PENDAHULUAN
tangki penampung air adalah terbentuknya air statis, pertumbuhan alga, terjadinya
korosi atau berkembangnya bakteri yang mampu mencemari, terjadinya akumulasi
material dari luar tangka, dan berbagai macam lainnya. Pada tugas makalah kali ini,
akan dijelaskan proses perancangan tangki penampung air berbentuk kotak atau biasa
dikenal dengan istilah tangki panel. Proses perancangan terdiri dari pemilihan
material yang akan digunakan, proses manufaktur yang digunakan, tahapan-tahapan
pembuatan, dan keterangan mengenai spesifikasi yang dapat dirancang.
1.2. Rumusan Masalah
1. Material apa saja yang dapat digunakan untuk merancang sebuah tangki
panel untuk air dan yang mana yang paling baik?
2. Proses manufaktur apa saja yang dapat digunakan untuk merancang sebuah
tangki panel untuk air dan yang mana yang paling baik?
3. Bagaimana tahapan proses manufaktur paling baik untuk merancang
sebuah tangki panel untuk air?
1.3. Tujuan Penulisan
1. Mendapatkan material yang paling memadai untuk merancang tangki panel
untuk air.
2. Mendapatkan proses manufaktur yang paling efisien untuk merancang
tangki panel untuk air.
3. Mengetahui tahapan-tahapan dalam merancang sebuah tangki panel untuk
air.
BAB 2
PEMILIHAN MATERIAL
sangat penting untuk memilih matriks yang tidak akan menyebabkan terjadinya
pencemaran air, korosi, dan degradasi secara alami.
FRP dapat didefinisikan sebagai polimer dengan penguat berupa serat (fibre).
Mereka merupakan material multifasa yang dihasilkan dengan menyatukan polimer
matriks-resin seperti, poliester, vinil-ester, atau epoksi dengan serat penguat seperti,
serat kaca, karbon, atau aramid. Material fillers seperti, kalsium karbonat, tanah liat,
atau alumina terhidrasi (hydrated alumina), dapat ditambahkan juga untuk
meningkatkan karakteristik spesifik dari material komposit atau meminimalisir
biayanya.
Resin yang digunakan untuk FRP dapat diklasifikasikan menjadi resin berbasis
termoset dan termoplastik. Vinil-ester, epoksi, dan poliester termasuk resin termoset,
dan polietilen, poliuretan, polipropilen, dan polivinil klorida termasuk resin
termoplastik. Namun, dari kedua klasifikasi resin tersebut, yang paling umum untuk
digunakan dalam pembuatan FRP adalah resin termoset. Hal ini dikarenakan
beberapa kelebihan, yaitu memberikan laju produksi yang lebih cepat karena
viskositas yang rendah, memiliki karakteristik impregnasi dan adesi kepada serat
yang lebih baik, dan memiliki kinerja karakteristik mekanis yang lebih baik pula.
Berdasarkan studi pustaka yang telah dilakukan, jenis resin termoset yang akan
digunakan untuk perancangan tangki air panel adalah resin poliester ortoftalik. Resin
poliester ortoftalik, atau biasa disebut sebagai resin general-purpose, terpilih karena
memilki biaya yang paling murah dan masih mampu digunakan untuk material
penampung air. Resin ini memiliki ketahanan terhadap korosi yang kurang baik, dan
memang sudah umum digunakan untuk aplikasi di mana kemampuan tahan terhadap
korosi bukan menjadi perhatian utama, maka dari itu masih sesuai untuk sebuah
tangki penampung air. Untuk resin ini, digunakan katalis berupa MEKP (Methyl-
Ethyl-Ketone Peroxide) dan kobalt sebagai akseleratornya.
5
Tabel 2.3 Karakteristik Fisik dan Mekanis Serat Kaca (Glass Fiber) Komersial
yang memilki ciri-ciri mudah untuk dibongkar-pasang secara berulang kali namun
dengan kekuatan sambungan yang tinggi.
2. Pembuatan SMC
Pada tahap pembuatan SMC, menggunakan mesin khusus pembuat SMC.
Pertama adalah membuat pasta resin, dengan mencampurkan bahan-bahan yang
telah disebutkan pada tahap sebelumnya kecuali serat E-glass. Pasti resin ini
kemudian diletakan pada konveyor yang sudah siberikan sebuah lapisan disebut
polymeric carrier film, yang merupakan bagian dari mesin khusus pembuat
SMC. Kemudian, serat E-glass didistribusikan kepada lapisan pasta resin. Lalu,
diberikan lapisan polymeric carrier film dan pasta resin kembali. Tumpukan
lapisan ini disebut sebagai dry bed atau mat. Setelah ini, lembaran yang
dihasilkan akan digulung dan disimpan sekitar beberapa jam atau hari untuk
tahap maturasi.
Pada tahap pemnbuatan SMC ini, viskositas pasta resin dijaga agar selalu
dalam kondisi rendah agar proses impregnasi antara resin dan serat tetap terjadi,
namun juga dijaga cukup tinggi agar tidak terjadi kebocoran ketika proses
penggulungan. Setelah tahap maturasi, viskositas mold compound-nya akan
11
meningkat dan akan lebih mudah untuk digunakan pada proses berikutnya.
3. Pencetakan SMC
Pada tahap ini, akan digunakan mesin compression press dan cetakan untuk
bagian-bagian pada sebuah tangki panel. Gambar 3.1 memberikan bagian-
bagian pada sebuah tangki panel yang akan dicetak. SMC yang sudah melewati
tahap maturasi, akan dipotong sesuai dengan ukuran cetakan bagian tangki
panel, lalu carrier film dari proses pembuatan SMC dikupas dan SMC diletakan
pada cetakan yang sudah dipanaskan. Potongan SMC atau biasa disebut charge
ini biasanya menutupi 30-70% cetakan. Maka selain proses mencetak, proses
mengalirnya SMC menuju ruas-ruas pada cetakan juga terjadi. Cetakan yang
akan digunakan dipanaskan hingga sekitar 130-160℃ dan SMC berada pada
kondisi temperatur rendah (pada temperatur ruangan). Ketika cetakan ditutup,
terjadi dua proses utama, yaitu, proses mengalirnya charge SMC untuk mengisi
ruas-ruas pada cetakan dan proses curing ato pengerasan akibat dari fenomena
perpindahan panas dari cetakan menuju charge SMC. Untuk proses
mengalirnya charge SMC mengisi ruas-ruas pada cetakan berlangusng sekitar 1
sampai 10 detik, tergantung dengan bentuk cetakan. Untuk proses curing atau
cross-linking pada charge SMC terjadi sekitar 1 sampai 5 menit, tergantung
dengan resin yang digunakan dan ketebalan dari produknya. Setelah tahap ini,
proses pembuatan material komposit berupa FRP telah selesai dan dapat
12
4. Finishing FRP
Pada tahap ini, akan dilakukan proses machining dan drilling pada produk
akhir. Machining terdiri dari proses cutting dan trimming dan drilling
merupakan proses untuk membuat lubang-lubang sebagai tempat sambungan.
Proses cutting dan trimming sangatlah penting untuk membuat produk
akhir yang terlihat indah dan juga terhindar dari kerusakan dan delaminasi.
Tidak terjadinya perubahan warna karena pemanasan yang berlebih juga
merupakan salah satu tujuan dari proses cutting dan trimming. Selain itu, proses
ini juga dibutuhkan untuk menghilangkan kelebihan yang dihasilkan dari tahap
sebelumnya yaitu compression molding. Pemilihan alat untuk cutting dan
trimming sangatlah penting untuk mendapatkan produk akhir dengan kondisi
yang optimal.
Untuk proses drilling atau pengeboran terdapat dua tahap, yaitu drilling
dan reaming. Drilling untuk membuat lubang dan reaming untuk membuat
lubang lebih rapih dan agar terhindar dari kejadian kelonggaran pada lubang
13
sambungan. Hal ini perlu dilakukan karena untuk tahap selanjutnya, yaitu
perangkaian tangki panel akan membutuhkan jenis sambungan mekanis, yakni
menggukan sambungan seperti mur, baut, pin, dan sebagainya.
Material yang digunakan untuk merancang sebuah tangki panel untuk air
adalah material FRP atau Fiber-Reinforced Plastic/Polymer.
Resin yang digunakan sebagai matriks untuk material FRP dalam
perancangan tangki panel ini adalah poliester ortoftalik yang merupakan
kategori resin termoset.
Penguat atau reinforcement yang digunakan untuk perancangan tangki panel
ini adalah E-glass yang merupakan kategori penguat serat kaca atau glass
fiber.
Proses manufaktur yang dipilih untuk merancang tangki panel ini adalah
salah satu proses manufaktur material komposit closed mold, yaitu
compression molding dengan molding compound SMC.
Jenis sambungan atau joining untuk merancang tangki panel ini
menggunakan sambungan secara mekanis, yaitu menggunakan mur, baut,
ring, dan sebagainya.
DAFTAR PUSTAKA