Remote Laboratory
LR03 Karakteristik V I Semikonduktor
Nama
NPM
1506675876
Kelompok Praktikum
Kelompok 7
Pekan Praktikum
Tanggal Praktikum
Kode Praktikum
LR-03
Tujuan
Melihat karakteristik hubungan beda potensial (V) dengan arus listrik (I) pada
suatu semikonduktor.
II.
Peralatan
- Bahan semikonduktor
- Amperemeter
- Voltmeter
- Variabel power supply
- Camcorder
- Unit PC beserta DAQ dan perangkat pengendali otomatis
III.
Landasan Teori
Semikonduktor adalah sebuah bahan dengan konduktivitas listrik yang berada
di antara insulator dan konduktor. Tahanan jenis bahan semikonduktor antara 103m sampai dengan sekitar 103m. Atom-atom bahan semi konduktor
membentuk kristal dengan struktur tetrahedral, dengan ikatan kovalen. . Sebuah
semikonduktor bersifat sebagai insulator pada temperatur yang sangat rendah,
namun pada temperatur ruangan besifat sebagai konduktor. Bahan semikonduksi
yang sering digunakan adalah silikon, germanium, dan gallium arsenide. Pada 0 K
SI mempunyai lebar pita (energy gap) 0,785 eV, sedang untuk Ge 1,21 eV. Baik Si
maupun Ge mempunyai elektron valensi 4. Ada 2 jenis bahan semikonduktor yaitu
semikonduktor intrinsik (murni) dan semi konduktor ekstrinsik (tidak murni).
Untuk semikonduktor ekstrinsik ada 2 tipe yaitu tipa P dan tipe N.
ni = pi
Ketergantungan konsentrasi pembawa muatan dalam semikonduktor instrinsik
n terhadap suhu dapat ditentukan berdasarkan statistik Fermi Dirac, dan
menghasilkan formulasi sebagai berikut :
ni2= AoT3-EGO/kT
Keterangan:
Ao
= tetapan tak bergantung suhu
T
= suhu kelvin
EGO = energi gap pada 0 K dalam eV
K
= konstante Bolzman dalam eV/K
= 2,7
Daya hantar jenis dan tahanan jenis semikonduktor intrinsik diberikan oleh
persamaan-persamaan
= eni(n+ p)
1
=
Keterangan:
= daya hantar listrik
= tahan jenis
n = mobilitas elektron bebas
p = mobilitas hole
Semikonduktor P
Semikonduktor ini diperoleh dari semikonduktor intrinsik yang dikotori
dengan atom asing yang bervalensi 3, misalnya Al, atau Ga. Karena perbandingan
atom pengotor dengan atom asli sangat kecil, maka setiap atom pengotor hanya
bervalensi 3 maka hanya menyediakan 3 elektron dalam ikatan kovalen, sehingga
ada kekurangan (kekosongan = lubang = hole). Dengan demikian pengotoran ini
menyebabkan meningkatnya jumlah holeatau dengan kata lain hole sebagai
pembawa muatan mayoritas. Sedang pembawa muatan moniritasnya adalah
elektron bebas yang terbentuk adalah elektron bebas yang terbentuk akibat suhu.
Karena pembawa muatan mayoritasnya hole, sedang hole bermuatan positif maka
semikonduktor yang terbentuk disebut semikonduktor tipe P. dalam hal ini P
kependekan dari kata positif, yakni jenis muatan mayoritasnya. Jadi bukan berarti
semikonduktor ini bermuatan positif, tetapi semikonduktor ini tetap netral, seperti
halnya semikonduktor tipe N. karena atom pengotor menyediakan kekurangan,
maka disebut aseptor (atom aseptor). Hole mudah diisi oleh elektron dan elektron
yang mengisi meninggalkan hole baru dan seterusnya sehingga ada gerakan hole.
Setelah hole diisi oleh elektron, aseptor akan menjadi ion negatif.
Jika konsentrasi elektron bebas pada semikonduktor tope P ini disebut np,
konsentrasi holenya ppdan konsentrasi aseptornya NA maka analog pada
semikonduktor tipe N berlaku persamaan-persamaan :
Pp = N A
2
Nnpp = n2
Np =
n22 n22
=
pp N A
Np << pp
2
= e ( nnn +
N2
N A p)
IV.
Cara Kerja
Eksperimen rLab ini dapat dilakukan dengan cara masuk ke
http://sitrampil.ui.ac.id/elaboratory
1. Memperhatikan halaman web percobaan karakteristik VI semi konduktor
2. Memberikan
beda
potensial
dengan
member
tegangan
V1.
3. Mengaktifkan power supply/baterai dengan mengklik radio button di
sebelahnya.
4. Mengukur beda potensial dan arus yang terukur pada hambatan!
5. Mengulangi langkah 3 hingga 5 untuk beda potensial V2 hingga V8
Catatan : data yang diperoleh adalah 5 buah data terakhir jika rangkaian diberi
beda potensial tertentu ( misalkan V1) dengan interval 1 detik antara data ke satu
dengan data berikutnya.
V.
Data Pengamatan
Data yang diperoleh adalah sebagai berikut,
V1
V
0.43
0.43
0.43
0.43
0.43
V2
V
0.91
0.91
0.91
0.91
0.91
I
3.58
3.58
3.58
3.58
3.58
I
7.82
7.82
7.82
7.82
7.82
V3
V
1.36
1.36
1.36
1.36
1.36
11.73
11.73
11.73
11.73
11.73
V
1.44
1.40
1.45
1.47
1.48
I
13.36
12.28
13.36
13.36
13.03
V
2.27
2.27
2.27
2.27
2.27
I
20.53
20.53
20.53
20.85
21.18
V
2.83
2.82
2.81
2.81
2.81
I
26.07
26.72
27.04
27.37
27.37
V
3.14
3.14
3.14
3.13
3.13
I
30.95
30.63
30.95
31.28
30.95
V
3.58
I
36.17
V4
V5
V6
V7
V8
3.57
3.56
3.55
3.54
VI.
36.82
37.47
37.47
38.12
Pengolahan Data
Dengan menggunakan rumus Vrata-rata =
V
n
dan Irata-rata =
Vrata-rata
0.43
0.91
1.36
1.44
2.27
2.82
3.14
3.56
Percobaan
V1
V2
V3
V4
V5
V6
V7
V8
I
n
maka,
Irata-rata
3.58
7.82
11.73
13.3
20.72
26.9
30.95
37.21
Vratarata
np
dan Ip =
I ratarata
np
didapatkan hasil
Vp = 1.99 V dan Ip = 19.03 A
Dengan menggunakan metode least square, kita dapat menentukan persamaan
garis hubungan antara V dan I. Rumus yang digunakan adalah
V=IxR
R=
V
I
1.99 V
19.03 A
= 0.1045
y = 10.52793x (-1.93749)
VII.
Analisis
a. Analisis Percobaan
Percobaan dilakukan dengan tujuan memelajari hubungan antara tegangan
listrik (V) dengan arus listrik (I) pada suatu semikonduktor. Praktikan
mengaktifkan webcam lalu mengukur beda potensial dan arus yang terukur pada
hambatan. Setelah mendapatkan semua data tersebut, praktikan mencari berapa
nilai dari hambatan yang digunakan pada percobaan tersebut. Namun, pada saat
percobaan video tidak bisa diaktifkan sehingga praktikan tidak dapat mengontrol
besarnya beda potensial yang akan terukur.
b. Analisis Hasil
Dari data pengamatan yang didapatkan, praktikan bisa menghitung besar
hambatan semikonduktor dengan cara memasukkan data-data tersebut ke dalam
persamaan hukum ohm. Hukum ohm menyatakan bahwa Kuat arus yang
mengalir melalui penghantar sebanding dengan beda potensial pada kedua ujung
penghantar.
V=IR
Hasil yang diperoleh y = 10.52793x (-1.93749) dapat digunakan untuk
menghitung nilai hambatan konduktor pada alat yang digunakan. Namun hasil
yang diperoleh pada saat pengolahan data kurang maksimal karena jumah angka
yang digunakan hanya sampai 5 angka dibelakang koma sehingga hasil yang
didapatkan kurang akurat.
Kesalahan relatif dari perhitungan data adalah 96,6% hal ini menunjukan
adanya beberapa kesalahan pada saat pengambilan data, sehingga menghasilkan
angka kesalahan relatif yang cukup tinggi.
Pada perhitungan nilai hambatan semikonduktor dapat digunakan rumus pada
hukum ohm karena semikonduktor dapat bersifat baik sebagai isolator dan
konduktor dan itu semua bergantung pada suhu. Apabila sedang dalam kondisi
sebagai konduktor maka pada semikonduktor itu terdapat hambatan. Pengaruh
temperatur pada semikonduktor berpengaruh pada perhitungan konsentrasi dari
elektron bebas atau hole.
c. Analisis Grafik
Dari grafik diatas dapat dilihat hubungan antara beda potensial (V) dan arus
(I). Grafik tersebut menghasilkan persamaan garis yang merupakan kurva linier.
Semakin besar arus yang diberikan maka beda potensialnya pun makin besar. Hal
ini menyatakan bahwa arus berbanding lurus dengan beda potensial.
Berdasarkan grafik, kita dapat mengetahui nilai gradien dari kurva linier
tersebut. Disebutkan bahwa nilai gradien adalah 9,8. Nilai gradien disini
menunjukkan besar hambatan semikonduktor yang kita cari.
VIII. Kesimpulan
Semikonduktor merupakan bahan yang dapat bersifat isolator maupun konduktor
tergantung pada suhu bahan. Sifat konduktor akan lebih tampak pada suhu tinggi,
sedangkan sifat isolator akan lebih tampak pada suhu rendah
Semikonduktor sangat berguna dalam bidang elektronik karena nilai
konduktansinya yang dapat diubah dengan mencampurkan materi lain.
Untuk mencari besar hambatan pada semikonduktor dapat digunakan hukum ohm
V
yaitu: R = I
Beda potensial (V) berbanding lurus dengan arus istrik (I). Semakin besar beda
potensial maka arus yang dihasilkan juga semakin besar.
IX.
Referensi
1. Halliday, Resnick, Walker; Fundamentals of Physics, 9th Edition, Extended
Edition, John Wiley & Sons, Inc., NJ, 2007
2. www.slideshare.net/nelnelly/bahan-semikonduktor-24342541
3. staff.uny.ac.id/system/files/pendidikan/..../Bahan%20Semikonduktor.pdf