Disusun oleh:
Prihatini Zaman Sanubari (NIM. 082001800050)
Yudha Melianto (NIM. 082001800073)
Shalsabilla Chairunnisa (NIM. 082001800087)
Dosen Pengampu:
Dr. Ir. Ratnaningsih, MT.
Dr. Rositayanti Hadisoebroto, ST. MT
Asisten Mahasiswa :
Della Annisa Widyaningrum
Kata Pengantar
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yag telah
memberikanrahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan
Perencanaan Bangunan Pengolahan Air Minum ini dengan tepat waktu.
Adapun tujuan dari penyusunan laporan ini adalah untuk merencanakan
bangunan pengolahan air minum, sebagai salah satu syarat untuk kelulusan mata
kuliah Perencanaan Bangunan Pengolahan Air Minum.
Pada kesempatan ini, penulis ingin menyampaikan terima kasih kepada pihak-
pihak yang telah membantu dalam penyelesaian laporan ini, khususnya kepada dosen
mata kuliah PBPAM, Ibu Rositayanti Hadisiebroto, ST., MT dan Ibu Ir.
Ratnaningsih Ruhiyat, MT. serta kepada keluarga dan teman- teman seperjuangan
yang telah membantu dalam menyelesaikan tugas ini.
Penulis sadar dalam penyusunan laporan ini masih terdapat banyak kekurangan.
Olehkarena itu kritik dan saran yang membangun dari para pembaca sangat penulis
harapkan demi penulisan yang lebih baik untuk yang akan datang. Dan penulis
berharap semoga laporan inidapat bermanfaat bagi penulis maupun bagi pembaca.
Penulis
1
Laporan PBPAM │ TL B │ Kelompok 10
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ......................................................................................... 1
DAFTAR ISI ....................................................................................................... 2
DAFTAR TABEL................................................................................................ 3
DAFTAR GAMBAR ........................................................................................... 4
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................... 5
1.1 Latar Belakang ....................................................................................... 5
1.2 Maksud dan Tujuan ............................................................................... 6
1.3 Ruang Lingkup ...................................................................................... 6
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ......................................................................... 8
2.1 Kebutuhan Air ....................................................................................... 8
2.2 Kualitas Air Baku .................................................................................. 9
2.3 Proses Pengolahan Air ........................................................................... 11
BAB III RENCANA DASAR.............................................................................. 15
3.1 Kebutuhan Air ....................................................................................... 15
3.2 Pentahapan BPAM dan Rencana Kapasitas Unit .................................. 15
3.3 Analisis Kualitas Air Baku .................................................................... 19
3.4 Alternatif dan Pemilihan Unit Operasi Dan Unit Proses BPAM ........... 20
3.5 Diagram Skema BPAM ........................................................................ 24
3.6 Bangunan Penunjang ............................................................................. 25
BAB IV RENCANA DETAIL ............................................................................ 28
4.1 Maksud, Tujuan dan Fungsi Unit Operasi Dan Unit Proses BPAM...... 29
4.2 Kriteria Perencanaan Unit Operasi dan Unit Proses BPAM ................. 29
4.3 Perhitungan Unit Operasi Dan Unit Proses BPAM .............................. 33
4.4 Perhitungan Hidrolis ............................................................................. 67
4.5 Penggunaan Bahan Kimia ...................................................................... 73
BAB V PENUTUP ...................................................................................... 74
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................... 77
2
Laporan PBPAM │ TL B │ Kelompok 10
DAFTAR TABEL
3.1 Kebutuhan Air
3.2 Rencana Kapasitas Modul
3.3 Analisis Kualitas Air Baku
3.4 Parameter yang Melebihi Baku Mutu Beserta Alternatif Pengolahan
3.5 Alternatif Pengolahan Air Baku Air Sungai Trisakti Timur
4.1 Kriteria Desain Bangunan Penyadap (Intake)
4.2 Kriteria Desain Bar Screen
4.3 Kriteria Data Perencanaan Intake
4.4 Data Rekapitulasi Desain Unit Intake
4.5 Data Kriteria Desain Unit Prasedimentasi
4.6 Data Kriteria Desain Terpilih Unit Prasedimentasi
4.7 Data Rekapitulasi Desain Unit Prasedimentasi
4.8 Data Kriteria Desain Unit Koagulasi Hidrolis
4.9 Data Kriteria Desain Terpilih Unit Koagulasi Hidrolis
4.10 Data Rekapitulasi Desain Unit Koagulasi Hidrolis
4.11 Data Kriteria Desain Unit Koagulasi Mekanis
4.12 Data kriteria Desain Terpilih Unit Koagulasi Mekanis
4.13 Data Rekapitulasi Desain Unit Koagulasi Mekanis
4.14 Data Rekapitulasi Perencanaan Koagulan
4.15 Data Kriteria Desain Unit Flokulasi Hidrolis
4.16 Data Kriteria Desain Terpilih Unit Flokulasi Hidrolis
4.17 Data Td dan G Kompartemen Hidrolis
4.18 Data Rekapitulasi Desain Unit Flokulasi Hidrolis
4.19 Data Kriteria Desain Unit Flokulasi Mekanis
4.20 Data Kriteria Desain Terpilih Unit Flokulasi Mekanis
4.21 Data Td dan G Kompartemen Flokulasi Mekanis
4.22 Data Rekapitulasi Desain Unit Flokulasi Mekanis
4.23 Data Kriteria Kriteria Desain Unit Sedimentasi Plate Settler
3
Laporan PBPAM │ TL B │ Kelompok 10
4
Laporan PBPAM │ TL B │ Kelompok 10
DAFTAR GAMBAR
5
Laporan PBPAM │ TL B │ Kelompok 10
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Air merupakan kebutuhan pokok yang sangat dibutuhkan untuk meningkatkan
kualitas hidup manusia dan pertumbuhan ekonomi suatu wilayah. Manusia sangat
membutuhkan air untuk kehidupan sehari – hari, seperti minum, mandi, mencuci, dan
lain-lain. Air yang layak dimanfaatkan langsung mempunyai standar persyaratan
tertentu, yakni persyaratan fisik, kimia, dan mikrobiologi. Ketiga syarat tersebut
merupakan satu kesatuan yang saling berhubungan satu sama lain. Jika ada satu
parameter yang tidak memenuhi syarat, maka air tesebut tidak layak untuk
dimanfaatkan secara langsung. Standar kualitas air minum harus sesuai dengan
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 82 Tahun 2001 untuk golongan A.
Pemakaian air minum yang tidak memenuhi standar kualitas tersebut dapat
menimbulkan gangguan kesehatan, baik secara langsung maupun tidak langsung.
Oleh karena itu, perencanaan bangunan pengolahan air minum (PBPAM) yang
mampu mengolah air baku menjadi air minum merupakan hal yang penting mengingat
banyaknya pencemar yang mencemari air permukaan sehingga air tersebut tidak dapat
dimanfaatkan secara langsung.
Untuk mendapatkan air bersih yang layak dan aman untuk dikonsumsi (terutama
untuk air minum) perlu adanya suatu proses pengolahan dari air baku menjadi air
yang layak digunakan. Proses ini bertujuan untuk memperbaiki kualitas air baku.
Keberhasilan proses pengolahan air berkaitan dengan pemilihan unit proses dan unit
operasi yang akan dipakai dengan mempertimbangkan proses-proses yang terjadi pada
pengolahan fisik, kimia, dan mikrobiologi. Dengan mengetahui kriteria perencanaan
6
Laporan PBPAM │ TL B │ Kelompok 10
dan perancangan dari suatu bangunan pengolahan air, tujuan yang ingin dicapai untuk
mendapatkan air bersih yang aman dan layak (terutama untuk pemenuhan kebutuhan
air minum) dari segi investasi dan operasi dapat tercapai.
Maksud dari penyusunan laporan ini adalah agar mahasiswa dapat mengetahui cara
membuat suatu Perencanaan Bangunan Pengolahan Air Minum (PBPAM) di suatu
kota yang diperuntukan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat saat ini dan masa
yang akan datang serta terjaminnya secara kualitas, kuantitas, serta kontinuitas.
Adapun maksud dan tujuan dari pembuatan laporan teknis Perencanaan Bangunan
Pengolahan Air Minum yaitu sebagai berikut.
7
Laporan PBPAM │ TL B │ Kelompok 10
a. Kebutuhan air, agar dapat didesain kapasitas instalasi pengolahan air minum
sehingga kebutuhan masyarakat dapat terpenuhi.
b. Membangun instalasi air minum secara bertahap sesuai dengan
meningkatnya jumlah penduduk.
8
Laporan PBPAM │ TL B │ Kelompok 10
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Pengertian kebutuhan air adalah jumlah air yang diperlukan secara wajar untuk
keperluan pokok manusia dan kegiatan lainnya yang memerlukan air. Kebutuhan air
menentukan besaran sistem dan ditetapkan berdasarkan pengalaman pengalaman dan
pemakaian air (Chatib, 1996). Air merupakan senyawa kimia yang sangat penting bagi
kehidupan makhluk hidup di muka bumi. Fungsi air bagi kehidupan tidak dapat
digantikan oleh senyawa lain. Penggunaan air yang utama dan sangat vital bagi
kehidupan adalah sebagai air minum. Hal ini terutama untuk mencukupi kebutuhan air
di dalam tubuh manusia itu sendiri. Kehilangan air untuk 15% dari berat badan dapat
mengakibatkan kematian yang diakibatkan oleh dehidrasi (Slamet, 2007).
a. Jumlah penduduk
b. Kegiatan penduduk
c. Keadaan sosial dan ekonomi penduduk
d. Adat istiadat, agama, dan pola hidup penduduk setempat
e. Keadaan iklim
f. Sistem perpipaan daerah pelayanan
g. Rencana pengembangan kota
9
Laporan PBPAM │ TL B │ Kelompok 10
h. Topografi
i. Fluktuasi pemakaian air
2.2 Kualitas Air Baku
a. Kelas I, air yang peruntukannya dapat digunakan untuk air baku air minum,
dan/atau peruntukan lain yang mempersyaratkan mutu air yang sama dengan
kegunaan tersebut.
b. Kelas II, air yang peruntukannya dapat digunakan untuk prasarana/sarana rekreasi
air, pembudidayaan ikan air tawar, peternakan, air untuk mengairi pertanaman,
dan/atau peruntukan lain yang mempersyaratkan mutu air yang sama dengan
kegunaan tersebut.
c. Kelas III, air yang peruntukannya dapat digunakan untuk pembudidayaan ikan air
tawar, peternakan, air untuk mengairi pertanaman, dan/atau peruntukan lain yang
mempersyaratkan mutu air yang sama dengan kegunaan tersebut.
d. Kelas IV, air yang peruntukannya dapat digunakan untuk mengairi pertanaman
dan/atau peruntukan lain yang mempersyaratkan mutu air yang sama dengan
kegunaan tersebut.
Agar air yang didistribusikan tetap bersih, maka parameter yang ada di dalam air
harus berada di bawah baku mutu atau harus sudah dihilangkan sebelum digunakan
untuk keperluan domestik atau industri. Pengolahan air ini dilakukan dengan
menggunakan beberapa unit pengolahan air. Adapun komposisi dari unit-unit
pengolahan ini tergantung dari jenis air bakunya serta parameter utama yang akan
dihilangkan. Unit-unit pengolahan ini disebut juga sebagai Instalasi Pengolahan Air
10
Laporan PBPAM │ TL B │ Kelompok 10
(IPA) atau Water Treatment Plant (WTP) (Winarni, 2005). Unit-unit operasi dan
proses yang biasa digunakan dalam proses pengolahan air adalah sebagai berikut.
2.3.1 Intake
Intake adalah suatu konstruksi yang berguna untuk mengambil air dari sumber air
di permukaan tanah seperti reservoir, sungai, danau, atau kanal. Konstruksi intake
disesuaikan menurut konstruksi bangunan air, dan umumnya secara kualitas airnya
kurang baik namun biasanya secara kuantitas airnya cukup banyak. Hal-hal yang
perlu diperhatikan adalah:
a. Debit intake jauh lebih kecil daripada debit sumber air baku.
b. Tinggi air minimum, maksimum, dan rata-rata dari sumber air baku.
c. Kecepatan aliran pada air permukaan atau sungai (bila digunakan air sungai)
2.3.2 Prasedimentasi
11
Laporan PBPAM │ TL B │ Kelompok 10
atau flok-flok yang terbentuk. Koagulasi dan flokulasi ini terjadi karena adanya
destabilisasi dan tumbukan antarpartikel bebas (Reynolds, 1982).
Aplikasi dari koagulasi dan flokulasi dilakukan dalam dua reaktor yang berbeda,
yaitu koagulator dan flokulator (Darmasetiawan, 2001). Ada tiga faktor yang
menentukan keberhasilan suatu proses koagulasi, yaitu sebagai berikut.
a. Jenis koagulan
b. Dosis koagulan
c. Pengadukan koagulan
2.3.4 Sedimentasi
Sedimentasi atau pengendapan adalah pemisahan partikel yang ada di dalam air
secara gravitasi. Keberadaan partikel di dalam air diukur dengan melihat kekeruhan
atau dengan mengukur secara langsung berat zat padat yang terlarut (Darmasetiawan,
2001). Menurut Reynolds (1982), sedimentasi merupakan pengendapan cairan terurai
dengan menggunakan atau memanfaatkan gaya gravitasi untuk memindahkan zat
padat yang tertahan.
2.3.5 Filtrasi
Menurut Reynolds (1982), filtrasi adalah pemisahan antara cairan dan padatan
dengan menggunakan media berpori dan material berpori untuk memisahkan
sebanyak mungkin partikel halus tersuspensi yang ada dari cairan. Filtrasi ini
bertujuan untuk menyaring air yang sudah melewati proses koagulasi, flokulasi, dan
sedimentasi agar dihasilkan air minum yang bermutu tinggi. Menurut media
penyaringannya, saringan dapat diklasifikasikan menjadi sebagai berikut.
12
Laporan PBPAM │ TL B │ Kelompok 10
2.3.6 Desinfeksi
Desinfeksi bertujuan untuk membunuh bakteri, protozoa, dan virus dengan ukuran
partikel disinfeksi yang dikehendaki adalah berukuran kecil dan yang tidak bersifat
racun terhadap manusia (Al-Layla, 1978). Menurut Reynolds (1982), klorinasi
adalah desinfektan yang paling banyak digunakan karena cara tersebut murah dan
efektif untuk digunakan pada konsentrasi rendah. Klorinasi ini dapat diaplikasikan
baik dalam bentuk gas maupun hipoklorit, namun bentuk yang paling umum
digunakan adalah gas.
2.3.7 Reservoir
Reservoir digunakan untuk menampung air hasil pengolahan, di mana dari reservoir
ini air yang telah diolah akan didistribusikan ke konsumen. Reservoir distribusi
diperlukan dalam sistem distribusi air minum karena konsumsi air yang berfluktuasi.
Pada saat pemakaian air di bawah konsumsi air rata-rata, maka suplai air yang
berlebihan akan ditampung dalam reservoir untuk mengimbangi pemakaian air yang
lebih besar dari pemakaian air rata-rata.
13
Laporan PBPAM │ TL B │ Kelompok 10
BAB III
RENCANA DASAR
Kebutuhan air adalah jumlah air yang diperlukan secara wajar untuk
keperluan pokok manusia dan kegiatan lainnya yang memerlukan air. Kebutuhan air
di suatu daerah dipengaruhi oleh bermacam-macam faktor. Besarnya kebutuhan air
yang dibutuhkan oleh penduduk sangat diperlukan untuk menentukan kapasitas
produksi dari BPAM, sehingga BPAM ini dapat melayani seluruh masyarakat. Data
yang digunakan adalah debit harian maksimum pada tugas Sistem Penyediaan Air
Minum (SPAM) yang dapat dilihat pada tabel di bawah ini.
14
Laporan PBPAM │ TL B │ Kelompok 10
Untuk merancang suatu bangunan pengolahan air minum, maka harus disesuaikan
kebutuhan air bersih dengan memperhatikan jumlah penduduk dan suplai harian
maksimum pada awal tahun perencanaan hingga akhir tahun perencanaan. Hal ini
bertujuan untuk memperoleh suatu kapasitas produksi yang memenuhi kebutuhan
masyarakat. Perencanaan pentahapan BPAM berfungsi antara lain:
Range untuk debit modul dapat ditentukan sesuai kebutuhan. Pada pentahapan ini,
digunakan debit modul 10 L/s. Hal ini berdasarkan pertimbangan dari kapasitas
produksi kebutuhan air yang besar dengan mengusahakan sedikit sisa dan
penambahan unit yang tidak terlalu banyak. Untuk mengetahui kapasitas produksi
BPAM, dapat dilakukan langkahlangkah sebagai berikut.
82,618 x 86400
Contoh Perhitungan : 2020 = = 47,78 m3/hari
100
15
Laporan PBPAM │ TL B │ Kelompok 10
d) Kapasitas produksi
• Harian maksimum (m³/hari) Kapasitas produksi harian maksimum
dapat dihitung menggunakan persamaan berikut.
16
Laporan PBPAM │ TL B │ Kelompok 10
49,55 x 365
Contoh Perhitungan : 2020 = = 56,73 Juta m3/hari
106
f) Penyadapan air baku Penyadapan air baku dapat dihitung menggunakan persamaan
berikut.
17
Laporan PBPAM │ TL B │ Kelompok 10
Kapasitas Debit
Tahun Penambahan Jumlah Produksi Modul Total Debit Modul Sisa
Unit Unit (L/dtk) (L/dtk) (L/dtk) (L/dtk)
2020 0 1 60 40 120 60
2030 0 1 75 40 120 45
2040 0 1 110 40 120 10
18
Laporan PBPAM │ TL B │ Kelompok 10
Kapasitas Produksi
100
L/Dtk 80 75
60
60
Series1
40
20
0
2020 2030 2040
19
Laporan PBPAM │ TL B │ Kelompok 10
Kimia
20
Laporan PBPAM │ TL B │ Kelompok 10
Mikrobiologi
Dari analisis kualitas air baku Sungai Trisakti Timur di atas, jika dibandingkan dengan baku
mutu yang ditetapkan oleh Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 82 Tahun 2001
tentang Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air kelas I, terdapat lima
parameter yang melebihi baku mutu. Di bawah ini merupakan tabel parameter yang melebihi
baku mutu beserta alternatif pengolahannya.
21
Laporan PBPAM │ TL B │ Kelompok 10
Tabel 3.4 Parameter yang Melebihi Baku Mutu Beserta Alternatif Pengolahan
3.4 Alternatif dan Pemilihan Unit Operasi dan Unit Proses BPAM
Dalam proses pengolahan air, harus memiliki beberapa alternatif dalam pemilihan unit
proses dan unit operasinya. Selain itu, harus juga dipertimbangkan segi tepat guna dan
kemudahan operasi serta perawatannya. Untuk itu, perlu diketahui kombinasi unsur-unsur dari
air yang akan digunakan sebagai sumber air baku air minum. Dengan adanya analisis air baku
yang tepat, maka diharapkan bangunan pengolahan air mempunyai efisiensi dan efektivitas
yang tinggi. Berdasarkan hasil pengujian air baku air minum dan dibandingkan dengan
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 82 Tahun 2001 tentang Pengelolaan Kualitas
Air dan Pengendalian Pencemaran Air kelas I, berikut adalah beberapa alternatif untuk
mengolah air Sungai Trisakti Timur.
22
Laporan PBPAM │ TL B │ Kelompok 10
Tabel 3.5 Alternatif Pengolahan Air Baku Air Sungai Trisakti Timur
1 2 3
Reservoir
Dalam merencanakan Bangunan Pengolahan Air Minum diperlukan suatu skema proses yang
akan dilakukan dalam bangunan unit pengolahan. Pemilihan unit-unit pengolahan yang akan
digunakan dalam instalasi pengolahan air minum tergantung kepada kualitas air baku yang akan
diolah dengan mempertimbangkan segi teknis dan segi ekonomis.
1. Segi Teknis :
• Efisiensi unit-unit pengolahan terhadap parameter yang akan diturunkan
• Fleksibilitas system pengolahan terhadap kualitas air yang berfluktuasi
• Kemudahan operasional dan pemeliharaan dalam jangka waktu yang panjang
• Kemudahan konstruksi
2. Segi Ekonomis
• Biaya investasi awal, operasional, dan pemeliharaan
• Luas lahan yang dibutuhkan
23
Laporan PBPAM │ TL B │ Kelompok 10
• Optimalisasi jumlah unit pengolahan untuk menurunkan parameter kualitas air yang ingin
diturunkan
Berdasarkan pertimbangan diatas, maka digunakan alternatif 3 untuk mengolah air baku yang
bersumber dari Sungai Grogol Trisakti Timur. Yang dimulai dari intake, prasedimentasi, koagulasi,
flokulasi, sedimentasi, filtrasi, desinfeksi dan reservoir. Rangkaian alternatif 3 dinilai lebih unggul
dari rangkaian altaernatif 1 dan 2 dengan pertimbangan segi teknis dan ekonomis, karena alternatif
rangkaian 3 dapat mengolah air baku dari sumber Sungai Grogol Trisakti Timur dengan efektif dan
efisien. Berikut diagram skemanya.
Sungai
2. Laboratorium analisis
Laboratorium ini berfungsi untuk memantau dan memeriksa hasil dari pengolahan air
terutama pada unit proses, sehingga kualitas air tetap terjaga sampai pada proses
distribusi.
3. Ruang proses pembubuhan zat kimia
Ruang ini berfungsi sebagai tempat penambahan zat kimia terutama pada unit proses
serta melindungi tangki pembubuhan dari kontaminasi faktor luar.
4. Ruang pompa Ruang pompa
dimaksudkan sebagai ruang peletakan pompa sebagai sarana untuk pemompaan air
baku ke bangunan intake maupun dari reservoir ke jaringan distribusi.
5. Gudang peralatan dan bahan kimia
Gudang peralatan dibutuhkan sebagai tempat penyimpanan alat operasional sehingga
terhindar dari kehilangan barang dan kapan saja dibutuhkan dapat langsung diambil,
sedangkan untuk gudang bahan kimia sebaiknya dipisahkan dari gudang peralatan. Hal
tersebut dimaksudkan agar bahan kimia terlindungi dari faktor luar dan tidak
mengontaminasi lingkungan sekitar
6. Ruang pembangkit tenaga listrik
dibutuhkan sebagai ruang untuk penyimpanan generator yang berfungsi mensuplai
listrik pada proses pengolahan, terutama jika suplai listrik dari PLN berkurang
sehingga dapat dibantu oleh generator tersebut.
7. Ruang genset
Ruang ini berfungsi untuk menyediakan tenaga listrik atau tempat penyimpanan
generator sehingga proses pengolahan dapat berlangsung secara terus-menerus.
8. Kantin Tempat karyawan untuk makan dan minum
9. Mesjid atau Musholla
Tempat karyawan untuk beribadah atau sholat
10. Klinik Kesehatan
Tempat apabila karyawan sakit lalu akan diobati.
25
Laporan PBPAM │ TL B │ Kelompok 10
BAB IV
RENCANA DETAIL
4.1 Maksud, Tujuan dan Fungsi Unit Operasi dan Unit Proses BPAM
Bangunan pengolahan air minum yang direncanakan terdiri dari serangkaian unit operasi
dan unit proses yang bertujuan untuk memperbaiki serta meningkatkan kualitas air baku dari
sumber sehingga memiliki kualitas yang sesuai dengan baku mutu yang tercantum pada
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 82 Tahun 2001 tentang Pengelolaan Kualitas
Air dan Pengendalian Pencemaran Air kelas I. Secara garis besar, tujuan pengolahan air
minum ini adalah sebagai berikut :
1. Menentukan alternatif pengolahan air minum sesuai dengan data kualitas kandungan
air baku sungai merkurius.
2. Merenncanakan bangunan pengolah air minum, termasuk diagram alir proses
pengolahan.
3. Menentukan kualitas dan kuantitas penghilangan kandungan bahan organik yang
dikehendaki.
4. Menentukan kehilangan kehilangan tekanan yang terjadi sehingga dapat diketahui
tinggi muka air yang diketahui setiap unit serta dideskripsikan profil hidrolisnya.
Unit operasi meliputi unit prasedimentasi, unit koagulasi, unit flokulasi, unit sedimentasi,
dan unit filtrasi, sedangkan unit proses hanya meliputi unit desinfeksi. Unit operasi memiliki
fokus pada proses pengolahan fisik air baku air minum, sedangkan unit proses memiliki
fokus pada proses pengolahan kimia dan biologi air baku air minum.
1. Bangunan Intake
Bangunan intake memiliki fungsi dan tujuan untuk mengambil dan menyalurkan air baku
air minum ke instalasi pengolahan air (IPA) tanpa menganggu lingkungan. Sumber air baku
yang digunakan dalam perencanaan ini berasal dari Sungai Cisadane. Dalam perencanaan
ini, bangunan intake akan dilengkapi dengan bar screen, pintu air, sumur intake, dan pompa.
26
Laporan PBPAM │ TL B │ Kelompok 10
2. Unit Prasedimentasi
Unit prasedimentasi sering kali disebut sebagai plain sedimentation. Secara umum, unit
ini terdiri dari zona inlet, zona pengendapan, zona lumpur, dan zona outlet. Unit
prasedimentasi digunakan untuk menyaring partikel–partikel diskret (partikel – partikel
kasar). Partikel diskret merupakan partikel tunggal yang dapat mengendap langsung secara
gravitasi yang memiliki ukuran yang relatif besar dan mengendap tanpa mengalami
perubahan bentuk atau ukuran. Persentase penyisihan pada unit prasedimentasi berkisar
antara 60% – 80%, di mana dalam perencanaan ini digunakan 60%.
4. Unit Sedimentasi
Pada unit ini, partikel yang akan diendapkan adalah partikel flokulan yang memiliki
sifat bertolak-belakang dengan partikel diskret. Partikel flokulan akan bertumbukan satu
sama lain dan mengalami perubahan bentuk atau ukuran sebelum mengendap secara
gravitasi. Unit sedimentasi kerap kali disebut sebagai bak clarifier. Dalam perencanaan ini,
unit sedimentasi yang direncanakan yakni jenis plate settler dengan kemiringan 45° dan tube
settler dengan kemiringan 45°.
5. Unit Filtrasi
Unit filtrasi memiliki prinsip dasar menyaring partikel yang tidak terendapkan pada unit
sebelumnya dengan memanfaatkan media berpori. Unit filtrasi dibedakan menjadi dua,
27
Laporan PBPAM │ TL B │ Kelompok 10
yakni penyaringan pasir lambat dan penyaringan pasir cepat. Dalam perencanaan ini, unit
filtrasi yang digunakan yakni filtrasi pasir cepat dengan persentase ekspansi yaitu 20%.
6. Unit Desinfeksi
Pada unit ini, hanya dilakukan pembubuhan bahan kimia tertentu guna membunuh kuman
atau mikroorganisme patogen yang terkandung dalam air baku. Dalam perencanaan ini,
bahan kimia yang digunakan yakni klor.
7. Reservoir
Air yang telah diolah dan memenuhi baku mutu sebagai air minum kemudian akan
ditampung di dalam reservoir sebelum didistribusikan ke masyarakat. Pertimbangan dalam
perencanaan reservoir meliputi:
a. Reservoir minimal terdiri dari dua unit untuk keperluan pemeliharaan.
b. Volume masing–masing dihitung dengan minimal waktu detensi yang diperlukan agar
desinfektan dapat bekerja dengan baik.
c. Konstruksi reservoir dilengkapi dengan baffle pada tiap unit untuk memberikan waktu
detensi yang diinginkan dan semua air berada di reservoir untuk waktu yang sama.
d. Tertutup untuk menghindari masuknya sinar matahari sehingga mencegah
pertumbuhan alga.
e. Di atas konstruksi ground reservoir, sebaiknya ditutupi tanah untuk menjaga suhu air
tetap dingin. Kedalaman reservoir yang direncanakan 4 – 6 m. Bila memakai sistem
pemompaan, lebih baik tidak terlalu tinggi (1,5 – 2 m). Hal ini disebabkan pompa
bekerja atas dasar perbedaan tekanan sehingga tinggi minimum dan maksimum
diusahakan tidak terlalu besar.
f. Reservoir umumnya dilengkapi dengan pipa, perlengkapan pipa, meter air induk,
manhole, penduga muka air, dan pembubuh kimia.
Instalasi Pengolahan Air (IPA) berfungsi untuk mengolah air baku dari sungai
hingga diperoleh air yang bersih yang akan dipergunakan sebagai air minum degan
kualitas air yang memenuhi syarat yang telah ditentukan. IPA yang direncanakan
meliputi berbagai macam unit operasi dan unit proses, yaitu:
28
Laporan PBPAM │ TL B │ Kelompok 10
Bangunan ini sebagai sarana air atau penangkap/pengumpul air baku dari suatu
sumber, sehingga air baku tersebut terkumpul pada suatu tempat untuk selanjutnya
dilakukan pengolahan pada unit-unit pengolahan air. Tujuan adanya bangunan penyadap
ini adalah sebagai sarana pengambil air sehingga pada saat muka air terendah dan muka
air tertinggi suplai air ke bangunan Pengolahan Air Minum (PBPAM) masih dapat
dilaksanakan. Fungsi bangunan penyadap adalah untuk menyadap air baku yang berasal
dari sungai yang kemudian dialirkan ke IPA melalui pipa transmisi. Lokasi
penempatannya di hulu sungai yang keadaan stabil dan terhindar dari pencemaran
langsung.
29
Laporan PBPAM │ TL B │ Kelompok 10
Saringan ini menggunakan satu media penyaring yaitu pasir dan media
pendukungnya adalah kerikil.
30
Laporan PBPAM │ TL B │ Kelompok 10
31
Laporan PBPAM │ TL B │ Kelompok 10
Selain itu Bar Screen yang digunakan untuk menyaring air baku yang masuk menuju pintu air
memiliki kriteria desain seperti table dibawah ini :
Tabel 4.2 Kriteria Desain Bar Screen
KRITERIA DESAIN BARSCREEN
Parameter Simbol Besaran Satuan Sumber
Lebar Batang w 0,5-0,75 inch
Lebar Bukaan b 2-3 inch
Kecepatan horizontal Vh ≥ 0,6 m/s
Susumu
Sudut Bar Screen θ 60 derajat Kawamura
Faktor Bentuk , 1975
β 2.42 rectangle
Batang Screen
Headloss ≤0,15 m
2. Data Perencanaan
Dari data kriteria perencanaan bangunan intake pada table 4.1
diperlukan data kriteria desain yang dipilih sesuai kondisi sungai agar
pengolahannya dapat berlangsung secara optimal. Berikut terlampir data kriteria
desain terpilih.
Dari table desain di atas dapat dibuat sketsa gambar sebagai berikut.
1 hari
Qp = 6372.02 m3/hari 𝑥 86400 detik
Qp = 0.074 m3/dtk
Maka :
Luas penampang saluran (A)
𝑄
𝐴=
𝑉ℎ
0,074𝑚3 /𝑑𝑒𝑡𝑖𝑘
A = 1,0 𝑚/𝑑𝑒𝑡𝑖𝑘
= 0,074 m2
𝐴
𝑇=
𝐿
0,074 𝑚2
T = 0,70 𝑚
T = 0,105 m
𝐿 = 𝑛 × 𝑤 + (𝑛 + 1) × 𝑏
34
Laporan PBPAM │ TL B │ Kelompok 10
0,94 = 0,1412 n
n = 6,73
Direncanakan bar screen sebanyak 7 buah
𝐿′ = (𝑛 + 1) × 𝑏
L’ = (7+1) × 0,0762
L’ = 0,61 m
𝐿 = (𝑛 + 1) × 𝑏 + (𝑛 × 𝑤)
𝐻
𝑃=
𝑠𝑖𝑛60
0,126
P = 0,866
= 0,146 m
𝑇
𝑃=
𝑠𝑖𝑛60
𝑡𝑖𝑛𝑔𝑔𝑖 𝑚𝑢𝑘𝑎 𝑎𝑖𝑟 0,105
P= =0,866
sin 60
= 0,122 m
35
Laporan PBPAM │ TL B │ Kelompok 10
𝐴 × 𝑣ℎ
𝑣ℎ =
𝐴𝑒
(𝑣ℎ)2
𝐻𝑣 =
2𝑔
0,142
Hv = 2×9,81
= 0,067 m
𝑊 4/3
∆𝐻 = β x ( 𝐵 ) x hv x sin 45o
0,0165 4/3
∆𝐻 = 2,42 x (0.0762) x 0,067 x sin45o
∆𝐻 = 0,018 m
𝑇 ′ = 𝑇 − ∆𝐻
T’ = 0,105 – 0,018
=0,087 m
36
Laporan PBPAM │ TL B │ Kelompok 10
37
Laporan PBPAM │ TL B │ Kelompok 10
P = L = √17,2 𝑚2
P = L = 4,13 m
Maka P = L = 4 m
𝑣𝑜𝑙
𝑡𝑑 =
𝑄
𝑉𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 115,34 𝑚3
Td = = 0.073 𝑚3/𝑑𝑒𝑡𝑖𝑘 𝑥 60 𝑑𝑡𝑘/𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡
𝑄
𝑄
𝐴 𝑒𝑓𝑒𝑘𝑡𝑖𝑓 𝑠𝑡𝑟𝑎𝑖𝑛𝑒𝑟 =
𝑣𝑖𝑛
0,074 𝑚3 /𝑠
A efektif strainer = = 0,37 m2
0,20 𝑚/𝑠
38
Laporan PBPAM │ TL B │ Kelompok 10
0.74
Ds = (0.25 𝑥 3.14)0,5 = 0,97 m
1
A kotor desain = 𝜋 × (𝐷 𝑑𝑒𝑠𝑎𝑖𝑛)2
4
0,79
A efektif strainer = = 0,39 m2
2
0,074
Vin = = 0,19 m/s ( memenuhi 0,15 – 0,3 m/detik)
0,39
e) POMPA
Q Aliran = Q Pompa = 0,074 m3/detik
Kecepatan Hisap (v) (Asumsi) = 1 m/detik
Luas Penampang Pipa (A)
𝑄
𝐴=
𝑉
𝑄 0,074 𝑚3 /𝑠
A = 𝑉= 1 𝑚/𝑠
= 0.074 m2
Maka:
𝐴𝑥4
D=√ 𝜋
0,074 𝑚2 𝑥 4
D= √ = 0,306 m = 0,30 m
𝜋
39
Laporan PBPAM │ TL B │ Kelompok 10
Check Kecepata ( v ):
1
A = π D2
4
1
A = x 3,14 x (0,30)2
4
A = 1,14 m2
𝑄
V =
𝐴
0,074 𝑚3 /𝑑𝑒𝑡𝑖𝑘
V= 1,14 𝑚2
Major Loses
Panjang Pipa Suction (Ls) = 6 m
Panjang Pipa Discharge ( Ld ) = 6 m
Digunakan Pipa Besi dengan Koef C = 120
𝑄
Hfs = (0.2785 𝑥 𝐶 𝑥 𝐷2.63 )1.85 x Ls
0,074
Hfs = (0,2785 𝑥 120 𝑥 0,302.63 )1,85 x 6m = 0,026 m
0,074
HfD = (0.2785 𝑥 120 𝑥 0.302.63 )1,85 x 6m = 0,026 m
40
Laporan PBPAM │ TL B │ Kelompok 10
Minor Loses
kecepatan Aliran ( V ) = 1,04 m/dtk
n = jumlah fitting
1. Terdapat 4 belokan 90o dimana k = 0,5
𝑉2
Hf= n (K x 2𝑔 )
(1,04 𝑚/𝑑𝑒𝑡𝑖𝑘)2
Hf = 0,5 ( 2 𝑥 (9,81 𝑚/𝑑𝑒𝑡𝑖𝑘 2 )) = 0,1812 m
𝑉2
Hf = K x 2𝑔
(0,86 𝑚/𝑑𝑒𝑡𝑖𝑘)2
Hf = 0,8 x 𝑚 2
= 0,030 m
2 𝑥 (9,81 )
𝑑𝑒𝑡𝑖𝑘
Hf Total
𝜌𝑥𝑔𝑥𝑄𝑥𝐻
P=
𝜂
41
Laporan PBPAM │ TL B │ Kelompok 10
f) Clogging
Lebar Efektif (L) = 0,73 m
Lebar Bukaan (L’) = 0,61 m
Panjang Batang Terendam (P’) = 0,1217 m
Kecepatan diisi saat tidak tersumbat ( Vh ) = 1 m/s
Vh’ = 2xVh
Headloss (HL)
Headloss Bar Rack (Hv)
(𝑉ℎ)2
𝐻𝑣 =
2𝑔
(2,30 𝑚/𝑠)2
𝐻𝑣 = = 0,269 m
2 𝑥 9,8
g) Saluran Pembawa
Debit Pengolahan (Q) = 0,074 m/dtk
Kecepatan Aliran ( Vsal) = 1 m/dtk
42
Laporan PBPAM │ TL B │ Kelompok 10
0,074 𝑚3 /𝑠
A= = 0,074 m2
1 𝑚/𝑠
𝐴
𝐻𝑠𝑎𝑙 =
𝐵
0.074
𝐻𝑠𝑎𝑙 = 0.725 = 0,102 m
Cek Kecepatan
𝑄 𝑄
𝑉= =
𝐴 𝐵𝐻
0,074 𝑚/𝑠
𝑉=
0,074 𝑚2
𝑉 = 1 𝑚/𝑠 ( memenuhi 0,6 – 1,5 m/detik)
𝐵𝑠𝑎𝑙 𝑥 𝐻𝑠𝑎𝑙
𝑅=
𝐵𝑠𝑎𝑙 + 2 𝐻𝑠𝑎𝑙
0,725 𝑚 𝑥 0,102 𝑚
𝑅=
0,725 𝑚 + (2𝑥0,102)𝑚
𝑅 = 0,0794 𝑚
43
Laporan PBPAM │ TL B │ Kelompok 10
1 2/3 1/2
𝑉= 𝑥𝑅 𝑥𝑆
𝑛
1
1 𝑚/𝑑𝑒𝑡𝑖𝑘 = 𝑥0,07942/3 𝑥𝑆 1/2
0,015
𝑆 = 0,0066 m/m
HL = Lsal x S
REKAPITULASI INTAKE
No. Desain Akhir Nilai Satuan
1. Debit Penyadapan (Qp) 0.074 m3/detik
2. Sudut barscreen terhadap horizontal (θ) 60 Derajat
3. Lebar batang barscreen (w) 0.65 Inch
4. Lebar bukaan barscreen (b) 3 Inch
5. Jumlah barscreen 7 Buah
6. Tinggi muka air (T) 0.105 M
7. Freeboard (f) 0.021 M
8. Tinggi barscreen (H) 0.126 M
9. Headloss melalui screen (delta H) 0.018 M
10. Tinggi muka air setelah screen (T`) 0.087 M
11. Lebar efektif (L) 0.7252 M
12. Lebar bukaan total (L') 0.61 M
13. Panjang batang (P) 0.146 M
44
Laporan PBPAM │ TL B │ Kelompok 10
4.2.2 Prasedimentasi
1. Kriteria Desain
Dalam perencanaan bangunan prasedimentasi diperlukan kriteria desain melalui
beberapa literature sebagai berikut :
Tabel 4.5 Data Kriteria Desain Unit Prasedimentasi
Kriteria Desain
Komponen Simbol Kriteria Satuan Sumber
Christopher dan
Surface Loading Vo 10-25 m³/m² jam
Okun (1991)
Montgomery
Waktu detensi Td 10-20 menit
(1985)
Panjang : Lebar Bak P:L 4:1-6:1
Panjang : Tinggi bak P:H 5 : 1 - 20 : 1
Bilangan Froud Nfr > 10-5
Bilangan Reybolds Nre < 2000
Kedalaman air H 1,5 - 2,5 m Christopher dan
Okun (1991)
V inlet Vin 0,2 - 0,5 m/detik
Tinggi air di V notch Hv 0,03 - 0,05 m
Weir loading 0,002 - 0,003
Kadar lumpur 5-8 %
45
Laporan PBPAM │ TL B │ Kelompok 10
2. Data Perencanaan
Dari data kriteria perencanaan bangunan prasedimentasi di atas, diperlukan data
kriteria desain yang dipilih sesuai kondisi sungai agar pengolahannya dapat berlangsung
secara optimal. Berikut terlampir data kriteria desain terpilih.
Tabel 4.6 Data Kriteria Desain Terpilih Unit Prasedimentasi
Kriteria Terpilih
Komponen Simbol Kriteria Satuan
Surface Loading(Vo) Vo 15 m³/m² jam
Td Td 10 - 25 Menit
P:L P:L 4:1
P:H P:H 5:1
Nfr Nfr > 10-5
Nre Nre < 2000
Kedalaman (H) H 1,5 - 2,5 M
V inlet Vin 0,2 - 0,5 m/detik
Kadar lumpur S 5 %
Tinggi Freeboard f > 0,3 m
Suhu Air 32.5 °C
Viskositas kinematis ν 0.0000007708 m2/s
Koefisien manning n 0.015
Kekeruhan 16 NTU
Berat jenis lumpur ρ 2.5 kg/L
Massa jenis air (ρ) ρ air 995.05 kg/m3
Dari Tabel desain di atas dapat dibuat sketsa gambar sebagai berikut
46
Laporan PBPAM │ TL B │ Kelompok 10
3. Perhitungan
Pada perencanaan bangunan air minum ini digunakan modul produksi
berkapasitas 120 L/detik. Untuk unit prasedimentasi direncanakan 2 buah bak dengan
debit pengolahan yang sama. Unit sedimentasi yang direncanakan berkapasitas dan
berspesifikasi yang sama.
Debit Pengolahan (Q)
Diketahui :
120 𝑚3
Q modul = 120 L/detik = 1000 𝑑𝑒𝑡𝑖𝑘 = 0,12 𝑚3 /𝑑𝑒𝑡𝑖𝑘
𝑄𝑚𝑜𝑑𝑢𝑙
Q= 2
0,12𝑚3 /𝑑𝑒𝑡𝑖𝑘
Q= = 0,06 m3/detik
2
47
Laporan PBPAM │ TL B │ Kelompok 10
𝑡 𝑉𝑜
= 𝑉𝑑
𝑡𝑑
𝑉𝑂 𝑥 𝑡𝑑
Vd = 𝑡
10 𝑚3
V0 = Vd = 3600 𝑚2 𝑑𝑒𝑡𝑖𝑘 = 0,0028 𝑚3 /𝑚2detik
48
Laporan PBPAM │ TL B │ Kelompok 10
Q= A x v
𝑄
A=𝑣
0,060 𝑚3 /𝑑𝑒𝑡𝑖𝑘
A= 0,0028 𝑚3/𝑚2 = 21,6 m2
𝑑𝑒𝑡𝑖𝑘
A = 21,6 m2
P x L = 21,6 m2
4L x L = 21,6 m2
21,6 1/2
L=( ) = 2,32 m
4
Namun untuk memenuhi kriteria desain untuk parameter lainnya yang berhubungan
direncanakan lebar (L) sebesar 3 m
P=4L
P = 4(3) m
P= 12 m
P : T = 1 : 10 P = 10 T
P = 10 T
𝑃 12
T = 10 = 10 = 1,20 𝑚
49
Laporan PBPAM │ TL B │ Kelompok 10
T’ = T + freeboard
Dengan Freeboard (f) sebesar 0,4 m, maka tinggi bak menjadi (T’)= 2,5 m
Adesain = P x L
𝑄
Vdesain akhir =𝐴
0,06 𝑚3 /𝑑𝑒𝑡𝑖𝑘
Vdesain akhir = = 0,00166 m/detik
16 𝑚2
𝑉𝑜𝑙
Td = 𝑄
𝑃𝑥𝐿𝑥𝑇
td= 𝑄
8 𝑚 𝑥 2 𝑚 𝑥 1,6 𝑚 720
td = = 720 detik = 60 𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡
0,06 𝑚3 /𝑑𝑒𝑡𝑖𝑘
b) Kontrol Aliran
𝐿𝑥𝑇
R = 𝐿+2𝑇
2 𝑚 𝑥 1,2 𝑚
R= = 0,6667 m
2+2 (1,2)
50
Laporan PBPAM │ TL B │ Kelompok 10
Bilangan Reynolds
𝑣𝑑 𝑥 𝑅
Nre = 𝑉
𝟎,𝟎𝟎𝟏𝟔𝟔𝟕𝒎/𝒅𝒆𝒕𝒊𝒌 𝒙 𝟎,𝟎𝟔𝟔𝟔𝟕 𝒎
NRe = = 1441 (memenuhi <2000)
𝟕,𝟕 𝒙 𝟏𝟎−𝟕 𝒎𝟐 /𝒅𝒆𝒕𝒊𝒌
0,06 𝑚3 /𝑑𝑒𝑡𝑖𝑘
vb = = 0.01667 m/detik
3 𝑚 𝑥 1,2 𝑚
0,01667 𝑚/𝑑𝑒𝑡𝑖𝑘
Nfr = 9,81𝑚/𝑑𝑒𝑡𝑖𝑘𝑥0,6667 = 6,2 x 10-5 (memenuhi > 10-5)
Kecepatan penggerusan
8 x β x g x (ρs−ρw) x Nfr
Vsc = √ α x ρw
c) Zona Lumpur
Volume Lumpur
% Removal = 60%
Konsentrasi = 16 NTU nilai kekeruhan x 0,0013 =0,0208 kg/m3
Berat Jenis Sludge (𝜌) = 2,5 kg/L
Asumsi kadar lumpur (5-8)% =5%
1
Ketinggian lumpur = 3 𝑥 𝑇𝑖𝑛𝑔𝑔𝑖 𝐴𝑖𝑟 (𝐻)
51
Laporan PBPAM │ TL B │ Kelompok 10
1
Ketinggian lumpur = 3 x 1,6 m = 0,40 m
52
Laporan PBPAM │ TL B │ Kelompok 10
Menghitung Luas A1
1
VolL = 𝐻 𝑋 (𝐴1 + 𝐴2 )1/2
3
1
0,5176 m3/hari = 3 𝑥 1 (𝐴1+ 0,25 . 𝐴1 + (𝐴1 . 0,25. 𝐴1 )1/2 )
= 5176 A1
A1 = 0,89 m2
Dimensi A1
Direncanakan P1 = 0,8 m
A1 = P1 X L1
0,89 m2 = 0,8 x L1
L1 = 1,11 m
Menghitung Luas A2
A2 = 25% x A1
A2 = 25% x 0,89 m2
= 0,22 m
Dimensi A2
Direncanakan p2 = L2
A2 = P2 x L2
0,22 m2 = L2 x L2
P2 = L2 = 0,471 m
53
Laporan PBPAM │ TL B │ Kelompok 10
Pipa pengurasan
0,06 𝑚3
Apipa = 1 𝑚/𝑑𝑒𝑡𝑖𝑘 = 0,0600 m3
𝟒 𝒙 𝟎,𝟎𝟔𝟎𝟎 𝒎𝟐
Dpipa =√ = 0,276 m =276 mm
𝝅
Cek kecepatan
𝑄 𝑄
Vp = 𝐴 = 1
𝐷2
4𝜋
0,06 𝑚3
=1 = 0,02000 m3/detik
𝜋𝐷 2 (0,276 𝑚)
4
Lama Pengurasan
𝑉𝑜𝑙 𝑙𝑢𝑚𝑝𝑢𝑟/ℎ𝑎𝑟𝑖
t= 𝑄
0,1725 𝑚3
t = 0,02 𝑚3/𝑑𝑡𝑘 =8,62 detik
8,62 𝑑𝑒𝑡𝑖𝑘
t= 60
= 0,1438 menit
54
Laporan PBPAM │ TL B │ Kelompok 10
d) Zona Inlet
Direncanakan kecepatan inlet (Vin) = 0,05 m2
A= P x L = 0,06 m2
A = P x L = 0,04 m2
P x L = 0,04 m2
4L x L = 0,04 m2
4L2 = 0,04 m2, jadi L = 0,1 m = 0,12 m
P = 4L
P = 4 (0,12) = 0,48 m = P = 0,5 m
𝑷𝒙𝑳
R = 𝑷+ 𝟐𝑳
PxL
R = P+2L
0,5 m x 0,12 m
R = 0,5 m+2(0,12m) = 0,0811 m
Slope Inlet
1
Q= 𝑛 𝑅 2/3 𝑥 𝑆 1/2
1
Q = 0,015x R2/3 x S1/2
55
Laporan PBPAM │ TL B │ Kelompok 10
0,06 𝑥 0,015 𝑚3 /𝑑𝑒𝑡𝑖𝑘
S=( )
0,08112/3
Check kecepatan
1 1
V= 𝑛 x R2/3 x s1/2 x 𝐴
1 1
V= 0,015 𝑥 (0,0811)2/3 𝑥 (0,057 𝑚)𝑥 (0,10 𝑥 ,5)𝑚3
1
A = n x π x D2
1
A = n x π x D2 = 0,0079 m2
56
Laporan PBPAM │ TL B │ Kelompok 10
Lubang Horizontal
Lbak = Linlet zone = 3 m
Diameter lubang (D) = 0,1 m
L−2x−n.D
Jarak antar lubang = n−1
0,25 x Lbak 0,25 x 3
Jarak lubang ke tepi (x) = = = 0,38 m
2 2
2−2(0,25)−7(0,1)
Jarak antar lubang = = 0,133 m
2
Lubang Vertikal
Tbak = 1,2 m
Diameter lubang (D) = 0,1 m
0,25 x Tbak 0,25 x 3 m
Jarak lubang ke tepi (y) = = = 0,150 m
2 2
L−2x−n.D
Jarak antar lubang = n−1
1,2−2(0,150)−5(0,1)
Jarak antar lubang = = 0,1 m
5−1
e) Zona Outlet
L=3m
T = 1,2 m
Tinggi Outlet (T’) = 50%(1,2 m) = 0,8 m
Vdesain (Vd) = 0,00125 m/detik
2 < N, maka N = 4
57
Laporan PBPAM │ TL B │ Kelompok 10
Agar gutter tidak terlalu panjang yang dapat menyebabkan short circuiting, maka
didesain gutter sebanyak 4 buah, dengan dua buah pelimpah di masing-masing sisi
gutter.
Dimensi V Notch
Asumsi ketinggian air di V Notch (h) = 5 cm = 0,05 m
Freeboard (F) + 50%h
Freeboard = 50% (0,05 m) = 0,025 m
0,06 m3 /detik
ΣVnotch = = 286,22 buah
2,09 x 10−4 m3 /detik
58
Laporan PBPAM │ TL B │ Kelompok 10
25
Jumlah Vnotch pada tiap pelimpah = = 12 buah
2
f) Dimensi Gutter
Direncanakan jarak antar Vnotch = 1 cm = 0,1 m
Jarak Vnotch dari tepi = 0,5 x jarak antar Vnotch
Jarak Vnotch dari tepi = 0,5 x 0,1 = 0,05 m
Panjang Gutter
Panjang Gutter = {( ΣVnotch perlimpah – 1) x jarak antar Vnotch} + (2 x jarak
Vnotch dari tepi) + ( ΣVnotch perlimpah x L notch)
Panjang Gutter = {(12,5 – 1) x 0,1} + (2 x 0,05) + (12,5 x 0,15) = 3,125 m
59
Laporan PBPAM │ TL B │ Kelompok 10
g) Saluran Pengumpul
Saluran pengumpul melintang terhadap bak, dimana
Jumlah Saluran Pengumpul = 1 saluran
Debit Saluran (Q) = 0,06 m3/detik
Lebar Saluran Pengumpul (L) = 3 m
Panjang Saluran Pengumpul (P) = 0,5 m
Waktu Detensi (td) = 10 detik
Volume Saluran
Vol = Q x td
Vol = 0,06 m3/detik x 10 detik = 0,6 m3
60
Laporan PBPAM │ TL B │ Kelompok 10
freeboard = 0,3 m
h) Headloss
Kehilangan tekanan pada Zona Pengendapan (Hlp)
Jari-jari Hidrolis (R) = 0,6667 m
Kecepatan Horizontal (Vh) =0,01666 m/detik
Slope Saluran
2 1
1
V= R3 S 2
n
2 1
1
0,6667m / det ik = 0,016664 3 S 2
0,015
S = 1,071371m / m = 1,0713 10 −8 m / m
Hl P = S Pbak
61
Laporan PBPAM │ TL B │ Kelompok 10
Hl lubang =k
(v orifice )
2
2 g
(0,2500m / det ik ) 2
Hl lub ang = 1 = 0,000318m = 3,18 10 −4 m
(2 9,81m / det ik ) 2
Slope Saluran
2 1
1
v = R3 S 2
n
2 1
1
0,51m / det ik = 0,060 3 S 2
0,015
S = 0,0025m / m
HL Saluran = S x Panjang Saluran
HL Saluran = 0,025m/m x 3,13 m = 0,011 m
Headloss Total
Headloss Total = H L pe lim pah + H L lub ang + H L saluran
Headloss Total = 1,343x10-7 m + 3,18x10-4 m + 0,0092 m
Headloss Total = 0,0111 m
i) Saluran Outlet
Q = 0,120 m3/detik
Vasumsi = 1 m/detik
Luas Pipa Outlet (A)
Q
A=
V
62
Laporan PBPAM │ TL B │ Kelompok 10
0,120m 3 / det ik
A= = 0,12m 2
1m / det ik
4 0,12m 2
D= = 0,39m = 0,39m = 390 mm
3,14
Check V
Q
V=
A
0,12m 3 / det ik
V = = 0,44m / det ik (memenuhi 0,6 - 1,5 m/detik)
1
(0,25m) 2
1m (1m / det ik ) 2
Hl P = 0,3 = 0,061m
0,25m 2 9,81m / det ik 2
63
Laporan PBPAM │ TL B │ Kelompok 10
REKAPITULASI
No Desain Akhir Nilai Satuan
1. Debit per bak (Q) 0.060
2. Jumlah bak 2
3. % removal 60%
4. Panjang saluran inlet (P) 0.50
5. Lebar saluran inlet 0.12
6. Tinggi air dalam saluran
7. Freeboard (f)
8. Tinggi saluran (T')
9. Panjang zona inlet (Pin) 1.20
10. Lebar zona inlet (Lin) 3.00
11. Tinggi zona inlet (Tin) 1.20
12. Jumlah lubang (n) 35
13. Diameter lubang 0.1
Jarak Horizontal antar lubang
Jumlah lubang 7
Jarak lubang ke tepi 0.38
14. Jarak antar lubang 0.258
Jarak vertikal antar lubang
jumlah lubang 5
Jarak lubang ke tepi 0.150
15. Jarak antar lubang 0.100
16. Panjang bak pengendapan (P) 12.00
17. Lebar bak pengendapan (L) 3.0
Tinggi air (T) 1.20
18. Freeboard (f) 1.30
19. Tinggi bak pengendapan (T') 2.50
20. Luas pengendapan (A) 21.6
21. Surface loading design (Vd) 0.0028
22. Waktu detensi (Td) 12.00 Menit
23. Bilangan Reynold (NRE) 1441.5
24. Bilangan Froude (NFR) 4.24737E-05
25. Kecepatan Horizontal (Vh) 0.01667
26. Kecepatan penggerusan (vsc) 0.09166
27. Freeboard zona inlet dengan zona lumpur (H) 0.60
28. Volume ruang lumpur (VolT) 0.5176
29. Tinggi ruang lumpur (H) 1
30. panjang ruang lumpur atas (P1) 0.80
31. Lebar ruang lumpur atas (L1) 1.11
64
Laporan PBPAM │ TL B │ Kelompok 10
REKAPITULASI
No Desain Akhir Nilai Satuan
32. panjang ruang lumpur bawah (P2) 0.30
33. Lebar ruang lumpur bawah (L2) 0.30
34. Frekuensi pengurasan lumpur 1
35. Diameter pipa pengurasan 200.00 Mm
36. Lama pengurasan 0.1438 Menit
37. Jumlah gutter (N) 4.00
38. Panjang gutter (P) 3.125
39. Lebar pelimpah (Bp) 0.209
40. Tinggi pelimpah (Hp) 0.235
41. Jumlah Vnotch 12.50 buah/gutter
42. Lebar V notch (Lv) 15 Cm
43. Tinggi Vnotch (H) 7.5 Cm
44. Jarak Vnotch ke tepi 5 Cm
45. Jarak antar Vnotch 10 Cm
46. Lebar saluran pengumpul (L) 3.00
47. Panjang saluran pengumpul (P) 0.50
Ketinggian air (h) 0.600
48. Freeboard (f) 0.35
49. Ketinggian saluran (H) 0.95
50. Diameter pipa outlet 250 Mm
4.2.3 Koagulasi
A. Koagulasi Desain
1. Kriteria Desain
Dalam perencanaan bangunan koagulasi hidrolis diperlukan kriteria desain
melalui beberapa literature sebagai berikut :
Tabel 4.8 Data Kriteria Desain Unit Koagulasi Hidrolis
Kriteria Desain
Komponen Simbol Kriteria Satuan Referensi
Gradien kecepatan G 700 - 1000 /detik
Waktu detensi td 20-60 detik Schulz &
Bilangan Froud NFr 4-9 - Okun, 1984
Loncatan Hidrolik y2/y1 >2,83 -
2. Data Perencanaan
Dari data perencanaan banguan koagulasi hidrolis di atas, diperlukan data
kriteria desain yang dipilih sesuai kondisi sungai agar pengolahannya dapat
berlangsung secara optimal. Berikut terlampir data kriteria yang dipilih.
65
Laporan PBPAM │ TL B │ Kelompok 10
Data Perencanaan
Parameter Simbol Nilai Satuan
Gradien kecepatan G 700 per detik
Waktu detensi Td 20 Detik
Bilangan Froud 4
Debit Q 120.000 m3/detik
Koefisien Drag Cd 1.2 /detik
Suhu 32 ᵒc
Rapat massa ρ 995.05 kg/m3
Bukaan V Notch θ 90 ⁰
Viskositas absolut µ 0.0007670 kg/m.detik
Tan (90/2) 1
Kecepatan aliran V 0.5 m/dt
Dari table desain di atas dapat dibuat sketsa gambar sebagai berikut:
66
Laporan PBPAM │ TL B │ Kelompok 10
3. Perhitungan
a) V-Notch
Digunakan V-Notch dengan( 𝜃) = 90o
Tinggi air pada V-Notch (Hn)
8 𝜃
Q = 15 𝑥 𝐶𝑑 𝑥 √2 𝑥 𝑔 𝑥 tan 2 𝑥 𝐻𝑛5/2
8
0,120 m3/detik =15 𝑥 1,2 𝑥 √2 𝑥 9,81 𝑚/𝑑𝑒𝑡𝑖𝑘 2 𝑥 1 𝑥 𝐻𝑛5/2
Hn = 0,28 m
Hv = Hn + f
𝜃
Lan = 2 x Hn x tan 2
Lan = 2 x 0,28 x 1
Lan = 0,56 m
𝜃
Ln = 2 x Hv x tan 2
Ln = 2 x 0,33 m x 1
Ln = 0,66 m
67
Laporan PBPAM │ TL B │ Kelompok 10
HL = 0,77 m
(0,12 𝑚3 /𝑑𝑒𝑡𝑖𝑘)2
D = 9,81 𝑚/𝑑𝑒𝑡𝑖𝑘 2 𝑥 (0,77)3 = 0,00032
𝒚
Loncatan Hidrolik (𝒚𝟐 )
𝟏
𝑦2 0,27
= 0,03 = 7,48( 𝐦𝐞𝐦𝐞𝐧𝐮𝐡𝐢, ≥ 𝟐, 𝟖𝟑 )
𝑦1
68
Laporan PBPAM │ TL B │ Kelompok 10
e) Bak Koagulasi
Panjang bak ( min) = Panjang Terjunan (Pd) + Panjang Loncatan (Pj)
Panjang bak ( min ) = 0,70 + 0,33 = 1,03 m
Dimensi Bak
Tinggi Air di Bak (T), direncanakan 1 m
Direcanakan desain dimensi bak P : L = 1 : 1
P=L
Vol = P x L x T
Vol = L x L x T
2,4 m3 = L x L x 1
2,4 m3 = L2
L = 1,5 Ldesain = P bak ( memenuhi > 0,59 )
69
Laporan PBPAM │ TL B │ Kelompok 10
i) Cek G.td
j) Kebutuhan Koagulan
Perhitungan detai untuk kebutuhan koagulan dapat dilihat pada sbbab 4.4.1
70
Laporan PBPAM │ TL B │ Kelompok 10
k) Receiving Well
Agar dapat mengakomodasi V – Notch, maka didesain lebar bak pengumpul 1,2
m, kedalaman air 0,4 m, dan panjang bak 3 m. Diasumsikan kecepatan aliran
0,7 m/detik. Digunakan beton halus sebagai bahan saluran sehingga koefisien
manning (n) 0,015. Direncanakan freeboard 0,3 m, sehingga kedalamam bak
sebagai berikut :
H’ = Hair +F
H’ = 0,4 m + 0,3 m = 0,7 m
Slope Saluran
1
v = 𝑛 R2/3 S1/2
sehingga
𝑛𝑥𝑣 2
S=( 2 )
𝑅3
0,015 𝑥 0,07 2
S=( ) = 0,0007392 m/m
0,242/3
HL = S x Panjang Bak
l) Saluran Outlet
Debit (Q) = 0,12 m3/detik
Vasumsi = 0,5 m/detik
0,12 𝑚3 /𝑑𝑒𝑡𝑖𝑘
A= = 0,23 m2
0,5 𝑚/𝑑𝑒𝑡𝑖𝑘
71
Laporan PBPAM │ TL B │ Kelompok 10
4𝐴
D=√𝜋
4 𝑥 0,23 𝑚2
D=√ = 0,546 m = 540 mm dibulat(katalog pipa)
3,14
Check v
𝑄
v =𝐴
0,12 𝑚3 /𝑑𝑒𝑡𝑖𝑘
v =1 = 1,70 m/detik (memenuhi 0,6 – 3 m/detik )
𝑥 𝜋 𝑥 (0,23 𝑚2 )
4
𝐿 𝑣2
HLp = f x 𝐷 𝑥 2𝑔
1 ( 0,5 𝑚/𝑑𝑒𝑡𝑖𝑘)2
HLP = 0,3 x0,30 𝑚 x2 𝑥 (9,81 𝑚/𝑑𝑒𝑡𝑖𝑘 2 ) = 1,34 m
72
Laporan PBPAM │ TL B │ Kelompok 10
B. Koagulasi Mekanis
Direncanakan 1 buah bak koagulasi mekanis dengan menggunakan impeller
jenis turbin. Turbin yang digunakan memiliki 4 buah straight blade (blade lurus).
1. Kriteria Desain
Dalam perencanaan bangunan koagulasi mekanis diperlukan kriteria desain
melalui beberapa literature sebagai berikut :
73
Laporan PBPAM │ TL B │ Kelompok 10
2. Data Perencanaan
Dari data kriteria perencanaan bangunan koagulasi mekanis di atas, diperlukan
data kriteria desain yang dipilih sesuai kondisi sungai agar pengolahannya dapat
berlangsung secara optimal. Berikut terlampir data kriteria desain terpilih.
KRITERIA TERPILIH
Parameter Simbol Nilai Satuan
Gradien kecepatan G 800 per detik
Waktu detensi Td 20 Detik
G x Td 16000
Putaran impeller 20 – 150 Rpm
Lebar / diameter
w/Di turbin 0.2
turbin
(Tinggi air : Lebar)
Hair : L bak 1,5 : 1
bak
per 10000
Headloss HL 50 cm
m3/detik
Diameter impeller :
Di : L bak 1:2
Lebar bak
74
Laporan PBPAM │ TL B │ Kelompok 10
3. Perhitungan
Debit Pengolahan (Q) = 0,12 m3/detik
Waktu detensi (td) = 20 detik
Gradien Kecepatan (G) = 800/detik
G.td = 16000
a) Inlet
Inlet pada bak koagulasi adalah outlet dari unit prasedimentasi
b) Dimensi Bak
Direncanakan bak dengan perbandingan P : L : T = 1 : 1 : 1,5
Dimensi Bak
P : L : T = 1 : 1 : 1,5
P = L. T = 1,5 L
Vol = P x L x T
2,4 m3 = 1,5 L3
L = 1,2 m Ldesain = Pdesain
75
Laporan PBPAM │ TL B │ Kelompok 10
𝑉𝑜𝑙
Tair desain = 𝑃 𝑥 𝐿
2,4 𝑚3
Tair desain =1,2 𝑥 1,2 =1,66 m = 1,70 m
Waktu detensi
𝑉𝑜𝑙
td = 𝑄
2,4 𝑚3
td = 0,12 𝑚3/𝑑𝑒𝑡𝑖𝑘 = 20 detik (memenuhi 20-60 detik )
Cek G.td
G.td = 800/detik x 20 detik = 16.000 (memenuhi 14.000-60.000)
c) Desain Turbin
Jenis turbin yang digunakan adalah 4 blade, tipe turbin blade lurus dengan
perbandingan lebar / diameter impeller turbin (w/Di) sebesar 0,15. Kriteria turbin
dengan straight blade (blade lurus ) seperti ini memiliki power number (Np)
sebesar 3,3 (Qasim,2000)
76
Laporan PBPAM │ TL B │ Kelompok 10
Panjang Blade ( p )
p = 50% x (Di)
p = 50% x 0,50
p = 0,25 m
g) Kebutuhan Koagulan
Perhitungan detail untuk kebutuhan koagulan dapat dilihat pada subbab 4.1.1
77
Laporan PBPAM │ TL B │ Kelompok 10
h) Sistem Outlet
Debit Q = 0,12 m3/detik
Kecepatan air di pipa (v) = 1
4 𝑥 0,12 𝑚2
D=√ = 0,39 m = 400 mm
3,14
i) Kehilangan tekanan
Headloss bak koagulan (Hk)
Hk = 50 cm tiap 10.000 m3/detik
𝑄
Hk = 10000 𝑚3 /𝑑𝑒𝑡𝑖𝑘 x (0,5 m)
0,12 𝑚3 /𝑑𝑒𝑡𝑖𝑘
Hk = x (0,5 m)
10000 𝑚3 /𝑑𝑒𝑡𝑖𝑘
Hk = 6 x 10-6 m
78
Laporan PBPAM │ TL B │ Kelompok 10
Headloss Belokan
K belokan 90o = 0,5
𝑣2
Hb= K x 2 𝑔
12
Hb = 0,5 x 2 𝑥 9,81 𝑚/𝑑𝑒𝑡𝑖𝑘 2
Hb = 0,0162 m
Terdapat 2 belokan, maka
Hb= 2 x 0,0162 m =0,0324 m
79
Laporan PBPAM │ TL B │ Kelompok 10
Dari kedua unit koagulasi yang telah dilakukan perhitungan untuk menentukan
desain bangunannya, dipilih salah satu unit berdasarkan pertimbangan kemudahan
fleksibilitas dan nilai headloss yang terhitung kecil. Atas pertimbangan tersebet,
dipilih Unit Koagulan Hidrolis.
Koagulan
Koagulan yang digunakan yakni berupa PAC dan fase cairan dengan apesifikasi.
- Konsentrasi PAC = 1%
- Ph = 3-5
- Berat Jenis = 1,190 kg/L
- Dosis Koagulan =25 mg/L
- Qdesain = 0,12 m3/detik = 120 L/detik
- Kebutuhan bahan PAC = Dosis x Q
- Kebutuhan bahan PAC = 25 mg/L x 120 L/detik
- Kebutuhan bahan PAC = 3000 mg/detik
- Kebutuhan bahan PAC =259,20 kg/hari
80
Laporan PBPAM │ TL B │ Kelompok 10
𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎 𝑃𝐴𝐶
Volk = 𝜌𝑃𝐴𝐶
259,20 𝑘𝑔/ℎ𝑎𝑟𝑖
Volk = = 217,81 L/hari = 0,218 m3/ hari
1,190 𝑘𝑔/𝐿
𝐶𝑤
Volk = 𝑥 𝑉𝑜𝑙𝑘
𝐶𝑘
90 %
Volw = x 0,218 m3/hari = 25,8 m3/hari
10%
Pelarutan PAC dilakukan setiap 24 jam sekal. Pipa pembubuhan berukuran 1 inch.
Dengan freeboard (f) = 0,3 m, maka tinggi tabung seluruhnya (T) = 1,3 m
1
Vol = T’ x 4 x 𝜋 x D2
1
26 m3 = 1 m x4 x𝜋 x D2
4 𝑥 26
D = √1 𝑥 3,14 = 5,76 m , di desain diameter tabung = 0,8 m = 800 mm
81
Laporan PBPAM │ TL B │ Kelompok 10
Vol = T’ x 1/4 x π x D2
1
Vol = 1 m x4 x 𝜋 x (0,8 m)3
Vol = 0,502 m3
1
ρk = 80% 1−80% = 996, 68 kg/m3
+
995,37 𝑘𝑔/𝑚3 1190 𝑘𝑔/𝑚3
Dosing Pump
Tipe = GM Series
Kriteria:
- motor = 0,25 kw
82
Laporan PBPAM │ TL B │ Kelompok 10
𝑄𝑏
Stroke = 𝑄𝑚𝑎𝑘𝑠 𝑥 1000 %
9,08 𝐿/𝑗𝑎𝑚
Stroke = 80 𝐿/𝑗𝑎𝑚 x 1000 % = 201 %
𝜌𝑥𝑔𝑥𝑄𝑥𝐻
P= 𝔶
P = 34,8 watt
4.2.1 Flokulasi
a. Flokulasi Hidrolis
1. Kriteria Desain
Dalam perencanaan flokulasi hidrolis diperlukan krteria desain melalui beberapa
literatur sebagai berikut :
FLOKULASI HIDROLIS
Parameter Simbol Nilai Satuan Referensi
Gradien
G 20-70 per detik Kawamura (2000)
Kecepatan
Waktu detensi Td 30 – 45 Menit
G x Tsd 10000 – 100000
SNI 6774: 2008
Kecepatan aliran
Vmaks 0.9 m/s
maksimal
Jarak antar
X ≥0,75 M
baffle Kawamura (2000)
Tinggi air H' ≥1 M
2. Data Perencanaan
Berdasarkan data kriteria perencanaan bangunan flokulasi hidrolis diatas, diperlukan
data kriteri desain yang terpilih sesuai kondisi sungai agar pengolahannya dapat
berlangsung secara optimal. Berikut terlampir data kriteria desain terpilih.
3. Perhitungan
Q = 0,12 m3/detik
T = 300C
𝜇 = 0,000767 kg/m.detik
td = 30 menit = 1800 detik
1800
td per kompartemen = detik = 600 detik
3
a) Saluran inlet
Pipa saluran inlet flokulasi sama dengan pipa saluran outlet koagulasi hidrolis,
Vol = Q x td
216 m3 = A x 1,2 m
A = 180 m2
L= Ls x n’
L=1mx6=6m
Di desain panjang bak sebesar 6 m
6
L’ = 1 m x = 2 m
3
216 m3 = 30 m x 6 m x T’
T’ =1,2 m (memenuhi ˃ 1 m)
Di desain tinggi air T’ = 1,2 m dengan freeboard 0,3 m,
Maka tinggi bak (T) menjadi :
Rumus :
86
Laporan PBPAM │ TL B │ Kelompok 10
Volume = P x L’ x T’
Volume = Q x td
- Panjang saluran
Rumus:
𝐕𝐨𝐥 𝐛𝐚𝐤
Ps = 𝐧′ 𝐱 𝐋𝐬 𝐱 𝐇𝐚𝐢𝐫
216 𝑚3
Ps = = 30 m
6 𝑚 𝑥 1 𝑚 𝑥 1,2 𝑚
0,12 𝑚3 /𝑑𝑒𝑡𝑖𝑘
V= = 0,1 m
1 𝑚 𝑥 1,2 𝑚
87
Laporan PBPAM │ TL B │ Kelompok 10
f) Perencanaan Kompartemen
Volume Kompartemen (VolK)
Rumus :
VolK = P x L’ x T’
VolK = 30 m x 2 m x 1,2 m = 72 m3
• Kompartemen I
G1 = 50/detik
Direncanakan jumlah kanal/baffle (n1) sebanyak 30 buah,
0,118 m
HB1 = = 0,004 m
30
30 m
X1 = = 2,00 m (memenuhi, ≥ 0,75 m)
2 x 30
88
Laporan PBPAM │ TL B │ Kelompok 10
𝟐𝐠 𝐱 𝐇𝐁𝟏
v1 = √ 𝐊
0,12 m3 /detik
w1 = 0,23 m/detik x 1,2 m = 0,44 m
𝐇𝐟𝟏 𝐱 𝐠 𝐱 𝐐
G1 = √ 𝛖 𝐱 𝐕𝐨𝐥 𝐤
• Kompartemen II
G2 = 40/detik
Direncanakan jumlah kanal/baffle (n2) sebanyak 26 buah,
89
Laporan PBPAM │ TL B │ Kelompok 10
0,075 m
HB2 = = 0,003 m
26
30 m
X2 = = 2,31 m (memenuhi, ≥ 0,75 m)
2 x 26
𝟐𝐠 𝐱 𝐇𝐁𝟐
v2 = √
𝐊
0,12 m3 /detik
w2 = 0,19 m/detik x 1,2 m = 0,51 m
90
Laporan PBPAM │ TL B │ Kelompok 10
𝐇𝐟𝟐 𝐱 𝐠 𝐱 𝐐
G2 = √ 𝛖 𝐱 𝐕𝐨𝐥 𝐤
(memenuhi, 20-70/detik)
• Kompartemen III
G3 = 30/detik
Direncanakan jumlah kanal/baffle (n3) sebanyak 22 buah,
30 m
X3 = = 2,73 m (memenuhi, ≥ 0,75 m)
2 x 22
91
Laporan PBPAM │ TL B │ Kelompok 10
𝟐𝐠 𝐱 𝐇𝐁𝟑
v3 = √ 𝐊
0,12 m3 /detik
w3 = 0,16 m/detik x 1,2 m = 0,63 m
𝐇𝐟𝟑 𝐱 𝐠 𝐱 𝐐
G3 = √ 𝛖 𝐱 𝐕𝐨𝐥 𝐤
𝐐
v= 𝟏
𝐱 𝛑 𝐱 𝐃𝟐
𝟒
𝟒𝐱𝐐
D =√ 𝛑 𝐱 𝐯
𝐐 92
𝐯𝟑 𝐱 𝐓′
Laporan PBPAM │ TL B │ Kelompok 10
4 x 0,12 m3 /detik
D=√ = 0,39 m
π x 1 m/detik
𝐐
v= 𝟏
𝐱 𝛑 𝐱 𝐃𝟐
𝟒
0,12 m3 /detik
v=1 = 1 m/detik (memenuhi, 0,6 – 3 m/detik)
x π x (0,40m)2
4
4𝑚 (0,95 m/detik)2
HLp = 0,3 x 0,40 m x 2 x 9,81 m/detik2 = 0,139 m = 0,14 m
i) Cek G x td total
Rumus :
93
Laporan PBPAM │ TL B │ Kelompok 10
b. Flokulasi Mekanis
1. Kriteria Desain
Dalam perencanaan bangunan flokulasi mekanis diperlukan kriteria desain melalui
beberapa literatur sebagai berikut,
Tabel 4.19 Data Kriteria Desain Unit Flokulasi Mekanis
Kriteria Flokulasi Mekanis
Kriteria Desain Simbol Nilai Satuan Sumber
Gradien kecepatan (G) G 15-60 /detik
Waktu detensi (td) Td 20-60 menit
10000-
G.Td
150000 Qasim(2000)
Tahap Flokulasi 3–4 Buah
Lebar
Diameter paddle wheel Dpad ±85%
bak
Kecepawan putar Ω 1–5 rpm
Luas blade/Luas tangki Lb/LT 5 – 20 %
Kawamura(2000)
nrel
n relatif/n absolut (0,5-0,75)
/nabs
Tinggi Air Maksimal 4 M
2. Data Perencanaan
Berdasarkan data kriteria perencanaan bangunan flokulasi mekanis diatas, diperlukan
data kriteria desain yang dipilih sesuai kondisi sungai agar pengolahannya dapat
berlangsung secara optimal, Berikut terlampir data kriteria desain terpilih,
3. Perhitungan
Q = 0,12 m3/detik
T = 30 ᵒC
υ = 0,0008004 kg,m/detik
ρ = 995,68 kg/m3
Td = 40 menit = 30 x 60 detik = 1800 detik
1800 detik
Td per kompartemen = = 600 detik
3
96
Laporan PBPAM │ TL B │ Kelompok 10
Vol = Q x Td
Vol = A x B
216 m3 = A x 3,3 m
A = 65 m2
Direncanakan Panjang : Lebar = 3 : 1 ; P =3L
P = 3 x 3,3 m = 9,9 m
216 m3 /detik
Hair = = 3,95 m (memenuhi, < 4 m)
3,3 m ∶ 9,9 m
Dimensi Bak
Panjang Bak (P) = 9,9 m
Lebar Bak (L) = 3,3 m
Tinggi Air (Hair) = 3,95 m
Freeboard (H) = 0,44 m
Volume Bak
Rumus :
97
Laporan PBPAM │ TL B │ Kelompok 10
b) Dimensi Kompartemen
Digunakan 3 buah kompartemen dengan membagi Panjang bak menjadi 3,
Panjang Kompartemen (Pk) = 9,9 m / 3 = 3,3 m
Lebar Kompartemen (Lk) = 3,3 m
Tinggi Air Kompartemen (HAK) = 3,95 m
Vol = Pk x Lk x HAK
desain
Vol = 3,3 m x 3,3 m x 3,95 m = 72 m3
Waktu Detensi Total Kompartemen (Tdk)
Rumus :
𝐏𝐤 𝐱 𝐋𝐤 𝐱 𝐇𝐚𝐤
Tdk = 𝐐
Td = Tdk x 3
Dimensi Paddle
Dalam perencanaan ini, digunakan 1 shaft vertikal dengan 1 paddle wheel untuk
tiap kompartemen, Tiap paddle wheel terdapat 2 buah paddle blade, Setiap paddle
blade memiliki 2 buah paddle, Rancangan rasio panjang paddle terhadap lebar
paddle sebesar 20:1, Direncanakan (Lpad) sebesar 3 m
- Lebar Paddle (Lpad)
Rumus:
Lpad = Ppad / 20
Lpad = 3 m / 20 = 0,15 m
- Diameter Paddle 1 (Dpad 1)
Rumus:
Dpad 1 = Dpad desain - Lpad
99
Laporan PBPAM │ TL B │ Kelompok 10
d) Perencanaan Kompartemen
Lebar bukaan (b) antar kompartemen direncanakan sebesar 0,5 m, Koefisien drag
(Cd) didapat dari perbandingan paddle terhadap lebar paddle,
Untuk Ppad : Lpad = 20 : 1, nilai Cd = 1,5 (Qasim, 2000).
• Kompartemen I
G1 = 50 /detik
- Daya (P)
Rumus:
P = G2 x µ x Vol
𝟑 𝟐𝐏 𝐧 𝐫𝐞𝐥𝐚𝐭𝐢𝐟/𝐧 𝐚𝐛𝐬𝐨𝐥𝐮𝐭
nabs = √ ∶
𝐂𝐝 𝐱 𝛒 𝐱 𝐀𝐩𝐚𝐝 𝐱 (Dpad )3 + Dpad 23 ) 𝛑
3 2 x82,48 0,75
nabs = √1,5 x ∶
995,68 kg/m3 x 1,8 m² x (2,65 m)3 +(1,95 m)3 3,14
𝟐 𝐏
G= √
µ 𝐱 𝐕𝐨𝐥
100
Laporan PBPAM │ TL B │ Kelompok 10
2 138,06 watt
G = √ 0,0000767 kg/m,detik x 72m³
• Kompartemen II
G2 = 40 /detik
- Daya (P)
Rumus:
P = G2 x µ x Vol
𝟑 𝟐𝐏 𝐧 𝐫𝐞𝐥𝐚𝐭𝐢𝐟/𝐧 𝐚𝐛𝐬𝐨𝐥𝐮𝐭
nabs = √ ∶
𝐂𝐝 𝐱 𝛒 𝐱 𝐀𝐩𝐚𝐝 𝐱 (𝐃𝐩𝐚𝐝 𝟏𝟑 + 𝐃𝐩𝐚𝐝 𝟐𝟑 ) 𝛑
101
Laporan PBPAM │ TL B │ Kelompok 10
𝟐 𝐏
G= √
µ 𝐱 𝐕𝐨𝐥
2 52,79 watt
G= √
0,0000767 kg/m,detik x 72m³
• Kompartemen III
G3 = 30 /detik
- Daya (P)
Rumus:
P = G2 x µ x Vol
102
Laporan PBPAM │ TL B │ Kelompok 10
𝟑 𝟐𝐏 𝐧 𝐫𝐞𝐥𝐚𝐭𝐢𝐟/𝐧 𝐚𝐛𝐬𝐨𝐥𝐮𝐭
nabs = √ ∶
𝐂𝐝 𝐱 𝛒 𝐱 𝐀𝐩𝐚𝐝 𝐱 (𝐃𝐩𝐚𝐝 𝟏𝟑 + 𝐃𝐩𝐚𝐝 𝟐𝟑 ) 𝛑
𝟐 𝐏
G= √
µ 𝐱 𝐕𝐨𝐥
2 49,70 watt
G = √0,0000767 kg/m,detik x 72m³
f) Saluran Outlet
Diasumsikan panjang saluran outlet
Kecepatan paddle terakhir (Vpad) = 0,30 m/detik
- Kecepatan Air (v air)
Rumus:
0,12 m3 /detik
A = 0,188 m/detik = 0,46 m2
𝟒𝐀
D=√
𝛑
4 x 0,64 m²
D=√ = 0,90 m = 900 mm
3,14
104
Laporan PBPAM │ TL B │ Kelompok 10
0,12 m3 /detik
v = (0,25 x 3,14 x (0,7 m)²
g) Kehilangan Tekan
HL bak flokulasi = 50 cm tiap 10000 m3/detik
Rumus:
Q
HL bak flokulasi = 𝟏𝟎𝟎𝟎𝟎 𝐦𝟑 /𝐝𝐞𝐭𝐢𝐤 𝒙 𝟎, 𝟓
0,12 m3 /detik
HL bak flokulasi = 10000 m3/detik 𝑥 0,5 = 0,0000045 m
- HL Pipa Outlet
Rumus:
𝐐 𝟏,𝟖𝟓
HL Pipa Outlet = [ 𝟐,𝟔𝟑
] 𝐱 𝐋
𝟎,𝟐𝟕𝟖𝟓 𝐱 𝐂 𝐱 𝐃
1,85
0,090 m3 /detik
HL Pipa Outlet = [𝟎,𝟐𝟕𝟖𝟓 𝐱 𝟏𝟐𝟎 𝐱 (𝟎,𝟕𝟓 𝐦)𝟐,𝟔𝟑 ] x2m
105
Laporan PBPAM │ TL B │ Kelompok 10
106
Laporan PBPAM │ TL B │ Kelompok 10
Dari kedua unit flokulasi yang telah dilakukan perhitungan untuk menentukan desain
bangunannya, dipilih salah satu unit berdasarkan pertimbangan kemudahan,
fleksibilitas, dan nilai headloss yang terhitung kecil. Atas pertimbangan tersebut, dipilih
unit flokulasi mekanis.
107
Laporan PBPAM │ TL B │ Kelompok 10
4.2.2 Sedimentasi
A. Sedimentasi Plate Settler
1. Kriteria Desain
Dalam perencanaan bangunan sedimentasi plate settler diperlukan kriteria dalam melalui
beberapa literatur sebagai berikut :
Tabel 4.23 Data Kriteria Kriteria Desain Unit Sedimentasi Plate Settler
KRITERIA DESAIN
No Kriteria Nilai Satuan Sumber
60 - 120 m3/m2/hari
1 Surface Loading (So)
0.000694 - 0.00138 m/dtk
2 sKemiringan tube (α) 45 - 60 ̊
3 Lebar tube (w) 2,5 - 5 Cm
4 Tebal tube (t) 2,5 - 5 Mm
5 Panjang tube (L) 1 - 2,5 M
6 Tinggi tube (H) 1 - 1,2 M
7 Bilangan Reynold(NRE) < 500
8 Bilangan Froud(FR) ≥ 10-5
Jarak Pipa Inlet ke Bibir Kawamura
9 0,4 - 1 M (1991)
Zona Lumpur
10 Jarak Plate ke Pipa Inlet 1,1 - 1,4 M
11 Jarak Gutter ke Plate 0,4 - 0,6 M
12 Waktu Detensi(Td) 5 s/d 60 menit
Kecepatan dalam Tray
13 < 0,9 m/menit
(Vα)
14 Bahan tube Settler Fiberglass
15 Beban Pelimpah (1,05 - 4,06 x 10)-3 m3/m2/detik
16 Kedalaman Air 3 s/d 6 M
17 Kadar Lumpur 4-6% persen
2. Data Perencanaan
Dari data kriteria bangunan sedimentasi plate settler di atas, diperlukan data kriteria
desain yang dipilih sesuai kondisi sungai agar pengolahannya dapat berlangsung secara
optimal. Berikut terlampir data kriteria desain terpilih.
108
Laporan PBPAM │ TL B │ Kelompok 10
14 Kadar Lumpur 5% %
15 Suhu 32,5°C ℃
16 Viskositas kinematis (υ) 0.000000771 m2/dt
3. Perhitungan
Data Pengolahan (Q) = 0,12 m3/detik
Jumlah Bak = 2
Debit setiap bak (Qb) = 0,060 m3/detik
a) Dimensi Bak
Plate settler menggunakan bahan fiberglass yang diletakkan memanjang dengan
Panjang plate = Lebar bak (L)
Tinggi Plate (H) = 1 m
109
Laporan PBPAM │ TL B │ Kelompok 10
- Jarsak X-Y
X-Y = H x Cos 𝛼
X-Y = 1 m x Cos 450
X-Y = 0,707 m
0,060 𝑚3 /𝑑𝑒𝑡𝑖𝑘
A = 0,00114 𝑚/𝑑𝑒𝑡𝑖𝑘 = 52,358 m2
Direncanakan P : L = 3 : 1 , P = 3 L
A=PxL
52,358 = 3 L x L
L = 4,18 m, Ldesain = 4,2 m
P=3xL
P = 12,6 m
b) Sistem Inlet
Sistem inlet merupakan outlet dan flokulasi. Terdiri dari 1 baris lubang pada pipa
manifold.
Debit bak (Q) = Debit Manifold (Qm) = 0,060 m3/detik
Kecepatan aliran pipa inlet dalam orifice (v) = 0,4 m/detik
110
Laporan PBPAM │ TL B │ Kelompok 10
0,060 𝑚3 /𝑑𝑒𝑡𝑖𝑘
Am = = 0,150 m2
0,4 𝑚/𝑑𝑒𝑡𝑖𝑘
1
0,15 m2 = x 𝜋 x Dm
4
Dm = 0,437 m ≈ 0,430 m
𝑄𝑚
v=1
𝑥 𝜋 𝑥 𝐷𝑚
4
0,060 𝑚3 /𝑑𝑒𝑡𝑖𝑘
v= 1 = 0,413 m/detik
𝑥 𝜋 𝑥 0,430 𝑚
4
Asumsi :
Diameter Orifice = 0,1 m
Kecepatan Orifice = 0,4 m/detik
Q = Vorifice x Aorifice
111
Laporan PBPAM │ TL B │ Kelompok 10
0,060 𝑚3 /𝑑𝑒𝑡𝑖𝑘
n = 0,00314 𝑚3 /𝑑𝑒𝑡𝑖𝑘 = 19,099 lubang ≈ 20 lubang
(0,4 𝑚/𝑑𝑒𝑡𝑖𝑘)2
Hlo = 0,6 x = 4,893 x 10-3 m
2(9,81)
1 9 (0,413)2
Hlm = 3 𝑥 0,02 𝑥 x 2 (9,81 𝑚/𝑑𝑒𝑡𝑖𝑘 2 ) = 1,215 x 10-3 m
0,4
112
Laporan PBPAM │ TL B │ Kelompok 10
c) Plate Settler
A=wxL
A = 0,04 m x 4 m = 0,168 m2
0,060 𝑚3 /𝑑𝑒𝑡𝑖𝑘
N = 0,000183 𝑚3/𝑑𝑒𝑡𝑖𝑘 = 327,24 buah ruang plate ≈ 327 buah ruang plate
- Jumlah Plate
Jumlah Plate = N + 1
Jumlah Plate = 327 + 1 = 328 ruang
P = 14,7 m ≈ Pdesain = 15 m
0,060 𝑚3 /𝑑𝑒𝑡𝑖𝑘
v = = 0,0013 m/detik = 0,014 m/menit (memenuhi,< 0,9
63 𝑥 sin 45
m/menit)
d) Zona Pengendapan/sedimentasi
Tinggi Air (T’) = 2,86 m
Freeboard(f) = 0,37 m
180 𝑚3
td = 0,060 𝑚3 /𝑑𝑒𝑡𝑖𝑘 = 3000 detik = 50 menit
114
Laporan PBPAM │ TL B │ Kelompok 10
Hlp = S x (N + 1) x H
e) Zona Lumpur
Kekeruhan influen = 16 NTU
% Lumpur = 5%
% removal = 90%
- Konsentrasi Endapan
Konsentrasi endapan = % removal x TSS
Konsentrasi endapan = 90% x 0,221 kg/m3 = 0,1989 kg/m3
- Berat Lumpur
Berat lumpur = Qbak x Konsentrasi Endapan
115
Laporan PBPAM │ TL B │ Kelompok 10
- Lumpur PAC
Dosis PAC = 25 mg/L
Konsentrasi PAC = 1%
BM PAC = 133,34 gr/mol
- Jumlah PAC
1000
Jumlah PAC = Dosis PAC x x Qbak x 86400 det/hari
106
1000
Jumlah PAC = 25 mg/L x x 0,060 m3/detik x 86400 detik/hari
106
116
Laporan PBPAM │ TL B │ Kelompok 10
1032,61 𝑘𝑔
Vol = 5% 𝑥 1008,26 𝑘𝑔/𝑚3 = 20,483 m3
1
Vol ruang lumpur = 3 x 1 m x ( 63 + 31,50 + √63 + 31,50 = 34,74 m3
g) Pengurasan Lumpur
- Frekuensi Pengurasan
𝑉𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 𝐿𝑢𝑚𝑝𝑢𝑟 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙
Frekuensi = 𝑉𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 𝑅𝑢𝑎𝑛𝑔 𝐿𝑢𝑚𝑝𝑢𝑟
20,48
Frekuensi = 34,74 = 1 kali/hari
117
Laporan PBPAM │ TL B │ Kelompok 10
1
A = 4 x 𝜋 x (0,200)2
A = 0,031m2
20,48 𝑚3
t = 0,114 𝑚3/𝑑𝑒𝑡𝑖𝑘 = 179,25 detik = 2,9 menit
118
Laporan PBPAM │ TL B │ Kelompok 10
h) Zona Outlet
Zona outlet direncanakan menggunakan gutter yang dilengkapi dengan V
notch. Tiap bak memiliki satu buah gutter dimana tiap gutter terdiri dari 2 sisi
pelimpah yang terdiri dari weir bergerigi ( V notch )
- Saluran Pelimpah
Panjang saluran pelimpah = Panjang bak desain = 15 m
- Weir loading (Beban Pelimpah )
𝑄𝑏𝑎𝑘
Weir loading = 2 𝑥 𝑃𝑎𝑛𝑗𝑎𝑛𝑔 𝑠𝑎𝑙𝑢𝑟𝑎𝑛 𝑝𝑒𝑙𝑖𝑚𝑝𝑎ℎ
0,060 𝑚3 /𝑑𝑒𝑡𝑖𝑘
Weir loading = = 2,000 x 10-3 m3/m2/detik
2 𝑥 15 𝑚
- Desain V-Notch
Sudut Bukaan = 90o
Asumsi ketinggian air di V notch (Ho) = 5 cm = 0,05 m
Freeboard (f)= 50% Ho= 0,025 m
8
Qv = 15 x 0,6 x (0,05 m)5/2 x √2 (9,81 𝑚/𝑑𝑒𝑡𝑖𝑘 2 ) 𝑥1 = 7,9236 x 10-4/detik
0,060 𝑚3 /𝑑𝑒𝑡𝑖𝑘
n = 7,9236 𝑥 10−4 𝑚3 /𝑑𝑒𝑡𝑖𝑘 = 75,72 buah = 76 buah
119
Laporan PBPAM │ TL B │ Kelompok 10
h) Dimensi V Notch
- Tinggi V-Notch(Hn)
Hn = Ho + f
Hn = 0,05 m + 0,025 m = 0,075 m
- Dimensi Gutter
Direncanakan asumsi lebar gutter (Bp) = 1,5 Ho(tinggi air dalam gutter)
Menghitung tinggi air dalam gutter (Ho) dan tinggi gutter (Bp)
Pada perencanaan ini, digunakan 1 gutter
0,060 𝑚3 /𝑑𝑒𝑡𝑖𝑘
Qg = = 0,06 m3/detik
1
120
Laporan PBPAM │ TL B │ Kelompok 10
- Lebar Gutter
Lg = 1,5 Ho
- Tinggi Gutter ( Hp )
Hp = Ho + 20% Ho + HVnotch
- Cek v Gutter
𝑄 𝑔𝑢𝑡𝑡𝑒𝑟 𝑄 𝑔𝑢𝑡𝑡𝑒𝑟
V = 𝐴 𝑔𝑢𝑡𝑡𝑒𝑟 = 𝐿𝑔 𝑥 𝐻𝑜
0,06 𝑚3 /𝑑𝑒𝑡𝑖𝑘
V= = 0,82 m/det
0,3 𝑚𝑥 0,243
121
Laporan PBPAM │ TL B │ Kelompok 10
- Slope(S)
1
v = 𝑛 x R2/3 x S1/2
1
v = 0,015 x (0,82)2/3 x S1/2
- Vol desain
Vol desain = Pdesain x Ldesain x T’
Vol desain = 9 m x 4 m x 4,048 m = 14,572 m3
122
Laporan PBPAM │ TL B │ Kelompok 10
14,572 𝑚3
Waktu desain (Td) = 0,06 𝑚3/𝑑𝑒𝑡𝑖𝑘 = 242,8 detik = 5,06 menit
j) Saluran Pengumpul
saluran pengumpul melintang terhadap bak.
Ditetapkan
Jumlah saluran pengumpul = 1 buah
Debit saluran = 0,060 m3/detik
Lebar sal. Pengumpul (L) = Lebar bak = 4,2 m
Panjang sal. Pengumpul (P) = 0,4 m
Waktu detensi = 15 detik
- Volume saluran
Vol = Q x td
0,900
h = 4,2 𝑥 0,4 =0,536 m
4,2 𝑥 0,536
R =(2 𝑥 0,536)+4,2 = 0,427 m
123
Laporan PBPAM │ TL B │ Kelompok 10
- Slope (s)
1
v = 𝑛 x R2/3 x S1/2
1
v = 0,015 x (0,427)2/3 x S1/2
124
Laporan PBPAM │ TL B │ Kelompok 10
0,12 𝑚3 /𝑑𝑒𝑡𝑖𝑘
v=1 = 0,95 m/detik (memenuhi , 0,6-3 m/detik)
𝑥 𝜋 𝑥 (0,40 𝑚)2
4
2𝑚 ( 0,95 𝑚/𝑑𝑒𝑡𝑖𝑘)2
HlPO = 0,3 x 0,40 𝑚 x 2(9,81𝑚/𝑑𝑒𝑡𝑖𝑘 2) = 0,697 m
125
Laporan PBPAM │ TL B │ Kelompok 10
KRITERIA DESAIN
60-
Surface loading (SL) 120 m3/m2/hari
30⁰-
Kemiringan tube 60⁰
Jarak antar tube (w) 2,5-5 Cm
Tebal tube (t) 2,5-5 Mm
Panjang tube (L) 1-2,5 M
Lebar plate/tinggi tube (H) 1-1,2 M
Perbandingan Panjang:Lebar >5: 1
Nre (Sudah Laminer) <2000
Nfr > 10-5
Jarak pipa inlet ke bibir zona lumpur 0,4-1 M
1,1-
Jarak tube ke pipa unit 1.4 M
Td 1,5-3 Jam
Beban pelimpah <11 m3/m2/jam
Hbak 3-6 M
2. Data Perencanaan
Dari data kriteria perencanaan bangunan sedimentasi tube settler di atas,
diperlukan data kriteria desain yang dipilih kondisi sungai agar
pengolahannya dapat berlangsung secara optimal. Berikut terlampir data
desain terpilih
Tabel 4.27 Data Kriteria Desain Terpilih Unit Sedimentasi Tube Settler
127
Laporan PBPAM │ TL B │ Kelompok 10
14 Kadar Lumpur 5% %
15 Suhu 32,5°C ℃
16 Viskositas kinematis (υ) 0.000000771 m2/dt
a) Dimensi Bak
Direncanakan penampang tube berbentuk persegi
Tinggi tube (H) = 1 m
Tebal tube (t) = 3 mm = 0,003 m
Lebar Tube (w) = 4 cm = 0,04 m
128
Laporan PBPAM │ TL B │ Kelompok 10
Direncanakan P : L = 4 : 1, P = 4L
A=PxL
5,263 = 4 L x L
L = 5,0, Ldesain = 5 m
P = 4 x L = 18 m
18−0,003
np = 0,056+0,003 =305 buah
18−0,003
nP = 0,056+0,003 = 202 buah
129
Laporan PBPAM │ TL B │ Kelompok 10
5−0,003
nL = 0,056+0,003 = 84 buah
180 𝑚2
H= = 3 m (memenuhi 3-6 m)
90 𝑚2
0,060 𝑚3 /𝑑𝑒𝑡𝑖𝑘
Qtube = 202 𝑏𝑢𝑎ℎ 𝑥 90 𝑏𝑢𝑎ℎ = 3,3 x 10-6 m3/detik
130
Laporan PBPAM │ TL B │ Kelompok 10
b ) Sistem Inlet
Sistem inlet merupakan outlet dari flokulasi. Terdiri dari 1 baris lubang pada
pipa manifold.
Debit bak (Q) = Debit Manifold(Qm) = 0,060 m3/detik
Kecepatan aliran pipa inlet dalam orifice (v) = 0,4 m/detik
𝑄𝑚
Am = 𝑣
0,060 𝑚3 /𝑑𝑒𝑡𝑖𝑘
Am = = 0,12 m2
0,5 𝑚/𝑑𝑒𝑡𝑖𝑘
1
0,12 = 4 x 𝜋 x Dm
Dm = 0,094 m
𝑄𝑚
Vm = 1
𝑥 𝜋 𝑥 𝐷𝑚
4
0,060 𝑚3 /𝑑𝑒𝑡𝑖𝑘
Vm = 1 = 0,813 m/detik
𝑥𝜋𝑥 0,094 𝑚
4
131
Laporan PBPAM │ TL B │ Kelompok 10
Asumsi :
Diameter orifice = 0,1 m
Keceptan orifice = 0,4 m/detik
0,060 𝑚3 /𝑑𝑒𝑡𝑖𝑘
n = 0,00314 𝑚3 /𝑑𝑒𝑡𝑖𝑘 = 19,108 lubang = 19 lubang
(0,4 𝑚/𝑑𝑒𝑡𝑖𝑘)2
Hlo = 0,6 x = 4,893 x 10-3 m
2(9,81)
1 9 (0,413)2
Hlm = 3 𝑥 0,02 𝑥 x 2 (9,81 𝑚/𝑑𝑒𝑡𝑖𝑘 2 ) = 1,215 x 10-3 m
0,4
c) Zona Pengendapan
𝑣𝑜𝑙
H = 𝑃𝑑𝑒𝑠𝑎𝑖𝑛 𝑥 𝐿𝑑𝑒𝑠𝑎𝑖𝑛
150 𝑚2
H = 18 𝑚 𝑥 4 𝑚 = 2,08 m
Freeboard = 0,33 m
133
Laporan PBPAM │ TL B │ Kelompok 10
0,060
v= = 0,0030 m/detik
4𝑥5
Hlp = S x (N + 1) x H
d ) Zona Lumpur
Kekeruhan influen = 16 NTU
% Lumpur = 5%
% removal = 90%
- Konsentrasi Endapan
Konsentrasi endapan = % removal x TSS
Konsentrasi endapan = 90% x 0,221 kg/m3 = 0,1989 kg/m3
- Berat Lumpur
Berat lumpur = Qbak x Konsentrasi Endapan
Berat Lumpur = 0,060 m3/detik x 0,1989 kg/m3 x 86400 detik
Berat Lumpur = 1031,09 kg/hari
- Lumpur PAC
Dosis PAC = 25 mg/L
Konsentrasi PAC = 1%
BM PAC = 133,34 gr/mol
- Jumlah PAC
1000
Jumlah PAC = Dosis PAC x x Qbak x 86400 det/hari
106
1000
Jumlah PAC = 25 mg/L x x 0,060 m3/detik x 86400 detik/hari
106
1032,61 𝑘𝑔
Vol = 5% 𝑥 1008,26 𝑘𝑔/𝑚3 = 20,483 m3
135
Laporan PBPAM │ TL B │ Kelompok 10
1
Vol ruang lumpur = 3 x 1 m x ( 36 + 18 + √36 + 18 = 20,45 m3
- Pengurasan Lumpur
- Frekuensi Pengurasan
𝑉𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 𝐿𝑢𝑚𝑝𝑢𝑟 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙
Frekuensi = 𝑉𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 𝑅𝑢𝑎𝑛𝑔 𝐿𝑢𝑚𝑝𝑢𝑟
20,48
Frekuensi = 20,45 = 1 kali/hari
Head Tekan = 5 m + 1 m = 6 m
2 𝑥 9,82 𝑚/𝑑𝑒𝑡𝑖𝑘 2 𝑥 6 𝑚
v=√ = 4,54 m/detik
5,72
136
Laporan PBPAM │ TL B │ Kelompok 10
1
A = 4 x 𝜋 x (0,200)2
A = 0,031m2
20,48 𝑚3
t = 0,143 𝑚3/𝑑𝑒𝑡𝑖𝑘 = 143,72 detik = 2,4 menit
e) Zona Outlet
Zona outlet direncanakan menggunakan gutter yang dilengkapi dengan V
notch. Tiap bak memiliki satu buah gutter dimana tiap gutter terdiri dari 2 sisi
pelimpah yang terdiri dari weir bergerigi ( V notch )
- Saluran Pelimpah
Panjang saluran pelimpah = Panjang bak desain = 9 m
- Weir loading (Beban Pelimpah )
𝑄𝑏𝑎𝑘
Weir loading = 2 𝑥 𝑃𝑎𝑛𝑗𝑎𝑛𝑔 𝑠𝑎𝑙𝑢𝑟𝑎𝑛 𝑝𝑒𝑙𝑖𝑚𝑝𝑎ℎ
0,060 𝑚3 /𝑑𝑒𝑡𝑖𝑘
Weir loading = = 3,333 x 10-3 m3/m2/detik
2𝑥9𝑚
137
Laporan PBPAM │ TL B │ Kelompok 10
8
Qv = 15 x 0,6 x (0,05 m)5/2 x √2 (9,81 𝑚/𝑑𝑒𝑡𝑖𝑘 2 ) 𝑥1 = 7,9236 x 10-4/detik
0,060 𝑚3 /𝑑𝑒𝑡𝑖𝑘
n = 7,9236 𝑥 10−4 𝑚3 /𝑑𝑒𝑡𝑖𝑘 = 75,72 buah = 76 buah
- Tinggi V-Notch(Hn)
Tv = Ho + f
- Dimensi Gutter
Direncanakan asumsi lebar gutter (Bp) = 1,5 Ho(tinggi air dalam gutter)
Menghitung tinggi air dalam gutter (Ho) dan tinggi gutter (Bp)
Pada perencanaan ini, digunakan 1 gutter
138
Laporan PBPAM │ TL B │ Kelompok 10
0,060 𝑚3 /𝑑𝑒𝑡𝑖𝑘
Qg = = 0,06 m3/detik
1
- Lebar Gutter
Lg = 1,5 Ho
- Tinggi Gutter ( Hp )
Hp = Ho + 20% Ho + HVnotch
139
Laporan PBPAM │ TL B │ Kelompok 10
- Cek v Gutter
𝑄 𝑔𝑢𝑡𝑡𝑒𝑟 𝑄 𝑔𝑢𝑡𝑡𝑒𝑟
V = 𝐴 𝑔𝑢𝑡𝑡𝑒𝑟 = 𝐿𝑔 𝑥 𝐻𝑜
0,06 𝑚3 /𝑑𝑒𝑡𝑖𝑘
V= = 0,82 m/det
0,3 𝑚𝑥 0,243
- Slope(S)
1
v = 𝑛 x R2/3 x S1/2
1
v = 0,015 x (0,82)2/3 x S1/2
f) Saluran Pengumpul
saluran pengumpul melintang terhadap bak.
Ditetapkan
Jumlah saluran pengumpul = 1 buah
Debit saluran = 0,060 m3/detik
Lebar sal. Pengumpul (L) = Lebar bak = 4 m
Panjang sal. Pengumpul (P) = 0,4 m
Waktu detensi = 15 detik
- Volume saluran
Vol = Q x td
0,900
h = 4 𝑥 0,4 =0,593 m
4 𝑥 0,593
R =(2 𝑥 0,593)+4 = 0,439 m
- Slope (s)
1
v = 𝑛 x R2/3 x S1/2
1
0,06 m/detik = 0,015 x (0,439)2/3 x S1/2
141
Laporan PBPAM │ TL B │ Kelompok 10
0,12 𝑚3 /𝑑𝑒𝑡𝑖𝑘
v=1 = 0,95 m/detik (memenuhi , 0,6-3 m/detik)
𝑥 𝜋 𝑥 (0,40 𝑚)2
4
2𝑚 (0,95 𝑚/𝑑𝑒𝑡𝑖𝑘)2
HlPO = 0,3 x 0,25 𝑚 x 2(9,81𝑚/𝑑𝑒𝑡𝑖𝑘 2) = 0,110 m
142
Laporan PBPAM │ TL B │ Kelompok 10
Jadi, unit sedimentasi yang dipilih atau dipakai adalah unit sedimentasi tube
settler.
4.2.3 Filtrasi
1. Kriteria Desain
Dalam perencanaan bangunan unit filtrasi diperlukan kriteria desain melalui
beberapa literature sebagai berikut :
Tabel 4.29 Data Kriteria Desain Unit Filtrasi
2. Data Perencanaan
145
Laporan PBPAM │ TL B │ Kelompok 10
146
Laporan PBPAM │ TL B │ Kelompok 10
3. Perhitungan
Debit Pengolahan (Q) = 0,12 m3/detik
Kecepatan fltrasi (vf) = 5 m3/m2 jam = 0,0013889 m3/m2.detik
Rasio panjang bak (P) : Lebar bak (L) = 2 : 1 P=2L
a) Sistem Inlet
Kecepatan aliran (Vasumsi) = 1 m/detik
Luas pipa (A)
𝑄
A=𝑣
147
Laporan PBPAM │ TL B │ Kelompok 10
0,12 𝑚3 /𝑑𝑒𝑡𝑖𝑘
A= = 0,12 m2
1 𝑚/𝑑𝑒𝑡𝑖𝑘
4 (0,12) 𝑚2
D=√ = 0,3908 m ≈ Ddesain = 0,40 m = 400 mm
𝜋
1
Adesain = 4 x 𝜋 x (0,40)2 = 0,125 m2
0,12 𝑚3 /𝑑𝑒𝑡𝑖𝑘
v= = 0,96 m/detik (memenuhi 0,3 – 6 m/dt)
0,125 𝑚2
b) Dimensi Bak
Jumlah bak (n)
n = 12 x Q0,5
n = 12 x (0,12 m3/detik)0,5 = 4,156 buah ≈ 5 buah
0,12 𝑚3 /𝑑𝑒𝑡𝑖𝑘
Qbak = 5
= 0,024 m3/detik
148
Laporan PBPAM │ TL B │ Kelompok 10
0,024 𝑚3 /𝑑𝑒𝑡𝑖𝑘
A = 0,0013889 𝑚/𝑑𝑒𝑡𝑖𝑘 = 17 m2
17 m2 = 2L x L
12 m2 = 2 L2
L = 2,939 m ≈ L desain = 3 m
P=2L=2x3m=6m
Adesain = 6 m x 3 m = 18 m2
0,024 𝑚3 /𝑑𝑒𝑡𝑖𝑘
vf akhir = = 0,001333 m2/detik
18 𝑚2
Freeboard (f)
f = 0,8 m
0,12 𝑚3 /𝑑𝑒𝑡𝑖𝑘
v 1 bak = (5−1)𝑥 18 𝑚2
𝑄𝑝𝑒𝑛𝑔𝑜𝑙𝑎ℎ𝑎𝑛
v 2 bak = (𝑛−2)𝑥 𝐴𝑑𝑒𝑠𝑎𝑖𝑛
0,12 𝑚3 /𝑑𝑒𝑡𝑖𝑘
v 2 bak = (5−2)𝑥 18 𝑚2
c) Sistem Underdrain
Orifice
Diameter orifice (Do) = 0,72 inch = 0,712 x 2,54 cm = 1,8288 cm
Aorifice : A bak = 0,002 : 1
150
Laporan PBPAM │ TL B │ Kelompok 10
0,036 𝑚2
no = 0,000263 𝑚2 = 137,0504 buah ≈ 138 buah
Pipa Lateral
Jarak antar pipa lateral (x) = 10 inch = 10 x 2,54 cm = 25,4 cm
Jarak lateral dari ujung dinding (y) = 20 cm
Jarak lateral ke dinding (z) = 80 cm
A lateral : A orifice = 3 : 1
151
Laporan PBPAM │ TL B │ Kelompok 10
Pipa Manifold
A manifold : A lateral = 2 : 1
Freeboard (f)
152
Laporan PBPAM │ TL B │ Kelompok 10
Penempatan Komponen
Jarak lateral ke dinding (x)
Panjang pipa manifold (Pm) = panjang bak = 6 m
Jarak antar pipa lateral (x) = 100 cm = 1 m
Jumlah pipa lateral (N) = 8 buah
Jumlah lateral tiap sisi manifold (N’) = 4 buah
Diameter pipa lateral (DL) = 130 mm = 0,13 m
3 𝑚−2(20/100𝑚) −0,55 𝑚
PL = = 1,025 m
2
96
noL= = 12 orifice/pipa lateral
8
jumlah orifice setiap sisi (kanan dan kiri) pipa lateral = 6 orifice
153
Laporan PBPAM │ TL B │ Kelompok 10
𝑄𝑏𝑎𝑘
vm= 𝐴 𝑚𝑎𝑛𝑖𝑓𝑜𝑙𝑑
𝑄𝑏𝑎𝑘
vm = 1
𝑥 𝜋 𝑥 𝐷𝑚2
4
0,024 𝑚3 /𝑑𝑒𝑡𝑖𝑘
vm = 1 = 0,10101 m/detik
𝑥 𝜋 𝑥( 0,55 𝑚)2
4
1 6𝑚 (0,101017 𝑚/𝑑𝑒𝑡𝑖𝑘)2
Hlm = 3 x 0,25 0,55 𝑚 x = 0,000473 m
2(9,81 𝑚/𝑑𝑒𝑡𝑖𝑘)2
154
Laporan PBPAM │ TL B │ Kelompok 10
0,024 𝑚3 /𝑑𝑒𝑡𝑖𝑘
VL = 1 = 0,22601 m/detik
8𝑥 𝑥𝜋𝑥 (130/1000𝑚)2
4
HlL = 0,001752 m
𝑄𝑏𝑎𝑘
vo = 1
96 𝑥 𝑥𝜋𝑥 𝐷𝑜 2
4
0,024 𝑚3 /𝑑𝑒𝑡𝑖𝑘
vo = 1 = 0,66207 m/detik
138 𝑥 𝑥𝜋 𝑥 (1,8288/100 𝑚)2
4
(0,66207 𝑚/𝑑𝑒𝑡𝑖𝑘) 2
Hlo = 1,7 x 2(9,81 𝑚/𝑑𝑒𝑡𝑖𝑘 2 )
Hlo = 0,0379 m
d) Media Filter
Pada perencanaan filtrasi digunakan 2 jenis media filter yaitu pasir dan
antrasit. Diameter media filter ditentukan dengan menggunakan grafik
155
Laporan PBPAM │ TL B │ Kelompok 10
analisis ayakan media. Dari adanya table tersebut, maka dihitung nilai P10
dan P60 pada grafik tersebut disetiap media untuk menggambarkan garisnya
sehingga didapat nilai diameter terbesar terkecil setiap media.
Media Antrasit
ES = 1,6 , UC = 1,5
ES = P10 = 1,2
P60 = ES x UC
Dari nilai P10 dan P60 di atas, maka diperoleh garis sebagai berikut :
156
Laporan PBPAM │ TL B │ Kelompok 10
Media antrasit
P60 2,4 mm
d terkecil 0,7 mm
d terbesar 4,3 mm
157
Laporan PBPAM │ TL B │ Kelompok 10
Media Pasir
ES = 0,7 , UC = 1,2
ES = P10 = 0,9
P60 = ES x UC
P60 = 0,7 x 1,2
P60 = 0,8
158
Laporan PBPAM │ TL B │ Kelompok 10
Media antrasit
P60 0,8 mm
d terkecil 0,62 mm
d terbesar 1,4 mm
persen (CD.X)/d
berat % weight (x) d1 (cm) d2 (cm) d (cm) Nre CD (/cm)
0% -
10% 10% 0.062 0.07 0.065879 1.116780883 16.56546981 25.14541992
10% -
34% 24% 0.07 0.085 0.077136 1.307620104 15.75008039 49.00445163
34% -
60% 26% 0.085 0.084 0.084499 1.432426056 14.91174269 45.88308845
60% -
100% 40% 0.084 0.14 0.108444 1.838343937 12.83854087 47.35567142
Total 100% 167.3886314
x = x2 – x1
x = 10% - 0% = 10%
e. Menghitung d
d = √𝑑1 𝑥 𝑑2
d =√𝑑1 𝑥 𝑑2
f. Menghitung Nre
g. Menghitung CD
24
CD = 𝑁𝑟𝑒 0,6
18,5
CD = 𝑁𝑟𝑒 0,6
18,5
CD = 𝑁𝑟𝑒 0,6
160
Laporan PBPAM │ TL B │ Kelompok 10
18,5
CD = 1,116780883 = 16,56546
h. Menghitung (CD.x)/d
(𝐶𝐷 .𝑥 )
Σ = 167,3886314
𝑑
(𝐶𝐷 .𝑥)
1,067 𝑥 𝐷𝑝𝑎𝑠𝑖𝑟 𝑥 𝑉𝑓 𝑏𝑎𝑘 𝑎𝑘ℎ𝑖𝑟 2 𝑥 Σ
𝑑
Hlp = Φ 𝑥 𝑔 𝑥 𝜀4
Hlp = 4,7518 cm
persen d1 d2 (CD.X)/d
berat % weight (x) (cm) (cm) d (cm) Nre CD (/cm)
0% -
10% 10% 0.07 0.16 0.10583 1.427909374 16.80778937 15.88186813
10% -
30% 20% 0.16 0.034 0.073756 0.995155811 24.11682647 65.3959276
30% -
60% 30% 0.034 0.24 0.090333 1.218811975 19.69130636 65.3959276
60% -
100% 40% 0.24 0.43 0.321248 4.334424894 5.537066759 6.894454383
Total 100% 153.5681777
Hla = 5,5676 cm
6
180 𝑥 0,007708 𝑐𝑚2 /𝑑𝑒𝑡𝑖𝑘 𝑥 (1−0,38)2 𝑥 0,13333 𝑐𝑚/𝑑𝑒𝑡𝑖𝑘 𝑥( )2 𝑥 20 𝑐𝑚
1
Hlk = 981 𝑐𝑚/𝑑𝑒𝑡𝑖𝑘 2 𝑥 (0,38)3 𝑥 3 𝑐𝑚
Hlk = 0,31706 cm
Vs
persen berat % weight (x) d (mm) (mm/dt) Ԑe X/(1-Ԑe)
0% - 10% 10% 0.6587868 107.63709 0.516307 0.206742747
10% - 34% 24% 0.7713624 128.90306 0.496229 0.476406583
34% - 60% 26% 0.8449852 143.05718 0.484984 0.504838889
60% - 100% 40% 1.0844353 190.25822 0.455496 0.734612953
Total 100% 1.922601172
x = 10% - 0% = 10%
c) Nilai d ditentukan dari table penentuan headloss (Tabel 4.35)
d) Menghitung vs
4 𝑥 𝑔 𝑥 (𝑆𝑠−1)𝑥 𝑑
vs = √ 3 𝑥 𝐶𝑑
163
Laporan PBPAM │ TL B │ Kelompok 10
vs = 1,0763 cm/detik
e) Menghitung 𝜀𝑒
𝑣 𝑏𝑎𝑐𝑘𝑤𝑎𝑠ℎ 0,22
𝜀𝑒 = ( )
𝑣𝑠
f) Menghitung ( x )/(1-𝜀𝑒)
Contoh perhitungan pada baris pertama :
𝑥 10%
= = 0,2067
1− 𝜀𝑒 1−0,51630
De = ( 1 – 0,38 ) x 30 cm x {1,92260}
De = 35,7603 cm
Vs
persen berat % weight (x) d (mm) (mm/dt) Ԑe X/(1-Ԑe)
0% - 10% 10% 1.0583005 61.125707 0.58475 0.240818965
10% - 30% 20% 0.7375636 40.458797 0.64032 0.556049366
30% - 60% 30% 0.9033272 51.007794 0.608499 0.76628105
60% - 100% 40% 3.2124757 217.44271 0.442307 0.717240541
Total 100% 2.280389923
164
Laporan PBPAM │ TL B │ Kelompok 10
94,91111 𝑐𝑚−80 𝑐𝑚
%Ekpansi = 𝑥 100%
80 𝑐𝑚
%Ekspansi = 20 % (memenuhi, 20 – 50 %)
Hl antrasit
Hl antrasit = (Ss – 1) (1 - 𝜀) 𝐷
Hl antrasit = ( 1,35 kg/m3-1) (1-0,43) (50 cm)
Hl antrasit =9,97 cm
Hl krikil
6
𝐾 𝑥 𝑣 𝑥 (1−𝜀)2 𝑥 𝑣𝑓𝑏𝑎𝑘 𝑎𝑘ℎ𝑖𝑟 𝑥 ( )𝑥 𝐷3
𝜙
Hlk = 𝑔 𝑥 𝜀3𝑥 𝐷
6
180 𝑥 0,007708 𝑐𝑚2 /𝑑𝑒𝑡𝑖𝑘 𝑥 (1−0,38)2 𝑥 0,13333 𝑐𝑚/𝑑𝑒𝑡𝑖𝑘 𝑥( )2 𝑥 20 𝑐𝑚
1
Hlk = 981 𝑐𝑚/𝑑𝑒𝑡𝑖𝑘 2 𝑥 (0,38)3 𝑥 3 𝑐𝑚
165
Laporan PBPAM │ TL B │ Kelompok 10
Hlk = 1,268 cm
Hl total backwashing
Hl total backwashing = Hl pasir + Hl antasit + Hl krikil
e) Desain Gutter
Gutter atau talang diperlukan dalam unit filtrasi untuk mengalirkan air hasil
backwash ke gullet untuk kemudian dikeluarkan melalui outlet backwash.
Qbackwash per bak = 0,096 m3/detik
Jumlah gutter per bak = 2 buah
Panjang gutter (P) = Panjang bak filtrasi = 5 m
0,096 𝑚3 /𝑑𝑒𝑡𝑖𝑘
Qgutter = = 0,048 m3/detik
2
𝑄
Ho = (1,38 𝑋 𝐿𝑔)2/3
166
Laporan PBPAM │ TL B │ Kelompok 10
0,048 𝑚3 /𝑑𝑒𝑡𝑖𝑘 2/3
Ho = ( ) = 0,1962 m
1,38 𝑥 0,4 𝑚
Freeboard gutter
F = 50% x Ho
F = 50% x 0,1962 m = 0,9812 m
Tinggi gutter ( Hg )
Hg = Ho + F
f) Sistem Outlet
Kecepatan aliran (Vasumsi) = 1,2 m/detik
167
Laporan PBPAM │ TL B │ Kelompok 10
Luas (A)
𝑄
A=𝑣
0,12 𝑚3 /𝑑𝑒𝑡𝑖𝑘
A= = 0,1 m2
1,2 𝑚/𝑑𝑒𝑡𝑖𝑘
4 ( 0,1 𝑚2 )
d=√ = 0,35682 m2 ≈ ddesain= 0,35 m = 350 mm
𝜋
1
Adesain = 4 x 𝜋 x (0,35)2 = 0,096211 m2
Headloss (Hl)
Panjang saluran (P) = 1 m
1 𝑃 𝑣2
HlL = 3 x f x 𝑑 x 2𝑔
1𝑚 (1,24725 𝑚/𝑑𝑒𝑡𝑖𝑘)2
HlL = 0,03 x (0,35)𝑚 x 2(9,81 𝑚/𝑑𝑒𝑡𝑖𝑘 2 )
HlL = 0,006796 m
4.2.7 Desinfeksi
1. Kriteria Desain
Dalam perencanaan bangunan desinfeksi diperlukan kriteria desain melalui
beberapa literature sebagai berikut
Tabel 4.40 Data Kriteria Desain Unit Desinfeksi
2. Data Perencanaan
Dari data kriteria perencanaan bangunan Desinfeksi di atas, diperlukan data
kriteria desain yang dipilih sesuai kondisi sungai agar pengolahannya dapat
berlangsung secara optimal. Berikut terlampir data kriteria desain terpilih.
Dari table desain di atas dapat dibuat sketsa gambar sebagai berikut.
170
Laporan PBPAM │ TL B │ Kelompok 10
3. Perhitungan
Kebutuhan Kaporit
Dosis Klor = DPC + Sisa Klor
Dosis Klor = 2,0 mg/L + 0,3 mg/L = 2,3 mg/L
Volume Pelarut
𝐶𝑤
Volw = 𝑥 𝑉𝑜𝑙𝑘
𝐶𝑘
99%
Volw = x 0,46 L/hari = 45,54 L/hari
1%
Bak Pembubuhan
171
Laporan PBPAM │ TL B │ Kelompok 10
1
𝜌𝑙𝑘= 0,99 1−0,99
+
995,05 𝑘𝑔/𝑚3 860 𝑘𝑔/𝑚3
𝜌𝑙𝑘=993,49 𝑘𝑔/𝑚3
172
Laporan PBPAM │ TL B │ Kelompok 10
Dosing Pump
Stroke Pompa (%)
𝑄𝑏
Stroke = (𝑄𝑚𝑎𝑥) 𝑥 100%
95,83 𝐿/𝑗𝑎𝑚
Stroke = ( ) x 100%
54 𝐿/𝑗𝑎𝑚
Stroke = 77,46%
P = 0,031 Watt
173
Laporan PBPAM │ TL B │ Kelompok 10
4.28 Reservoir
1. Kriteria Desain
Dalam perencanaan bangunan reservoir diperlukan kriteria desain melalui
beberapa literature sebagai berikut (winarni, 2005) :
Tabel 4.44 Data Kriteria Desain Unit Reservoir
2. Desain Terpilih
Dari data kriteria perencanaan bangunan reservoir di atas, diperlukan data
kriteria desain yang dipilih sesuai kondisi sungai agar pengolahannya dapat
berlangsung secara optimal. Berikut terlampir data kriteria desain terpilih.
Tabel 4.45 Data Kriteria Desain Terpilih Unit Reservoir
174
Laporan PBPAM │ TL B │ Kelompok 10
3. Perhitungan
Volume air dalam suatu hari yang diproduksi oleh PBPAM Kota dapat
dihitung sebagai berikut :
Produksi = 120 m3/detik = 10368 m3/hari = 432 m3/jam, dengan melihat
operasi PBPAM selama 24 jam penuh dalam sehari. Rekapitulasi perhitungan
kapasitas reservoir yang dibutuhkan dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 4.46 Data Presentase Kebutuhan Air Reservoir Distribusi
Qmasuk Qkeluar
Waktu ΔQ (m3)
% Q (m3) Q Kum (m3) % Q (m3) Q Kum (m3)
00.00 - 01.00 4.17% 432.0 432.0 1.25% 129.60 129.60 302.40
01.00 - 02.00 4.17% 432.0 864.0 1.54% 159.67 289.27 574.73
02.00 - 03.00 4.17% 432.0 1296.0 1.88% 194.92 484.19 811.81
03.00 - 04.00 4.17% 432.0 1728.0 2.67% 276.83 761.01 966.99
04.00 - 05.00 4.17% 432.0 2160.0 4.80% 497.66 1258.68 901.32
05.00 - 06.00 4.17% 432.0 2592.0 5.84% 605.49 1864.17 727.83
06.00 - 07.00 4.17% 432.0 3024.0 6.38% 661.48 2525.64 498.36
07.00 - 08.00 4.17% 432.0 3456.0 6.51% 674.96 3200.60 255.40
08.00 - 09.00 4.17% 432.0 3888.0 5.88% 609.64 3810.24 77.76
09.00 - 10.00 4.17% 432.0 4320.0 5.75% 596.16 4406.40 -86.40
10.00 - 11.00 4.17% 432.0 4752.0 5.30% 549.50 4955.90 -203.90
11.00 - 12.00 4.17% 432.0 5184.0 5.00% 518.40 5474.30 -290.30
12.00 - 13.00 4.17% 432.0 5616.0 4.75% 492.48 5966.78 -350.78
13.00 - 14.00 4.17% 432.0 6048.0 4.88% 505.96 6472.74 -424.74
14.00 - 15.00 4.17% 432.0 6480.0 4.92% 510.11 6982.85 -502.85
15.00 - 16.00 4.17% 432.0 6912.0 5.09% 527.73 7510.58 -598.58
16.00 - 17.00 4.17% 432.0 7344.0 5.46% 566.09 8076.67 -732.67
17.00 - 18.00 4.17% 432.0 7776.0 5.75% 596.16 8672.83 -896.83
18.00 - 19.00 4.17% 432.0 8208.0 5.21% 540.17 9213.00 -1005.00
19.00 - 20.00 4.17% 432.0 8640.0 4.09% 424.05 9637.06 -997.06
20.00 - 21.00 4.17% 432.0 9072.0 2.59% 268.53 9905.59 -833.59
21.00 - 22.00 4.17% 432.0 9504.0 1.88% 194.92 10100.51 -596.51
22.00 - 23.00 4.17% 432.0 9936.0 1.54% 159.67 10260.17 -324.17
23.00 - 24.00 4.17% 432.0 10368.0 1.04% 107.83 10368.00 0
100% 104 100%
432
175
Laporan PBPAM │ TL B │ Kelompok 10
10000.00
8000.00
6000.00
0
4000.00
0
2000.00
0.00
0 5 10 15 20 25 30
Waktu(jam)
b) Dimensi Bak
Jumlah bak = 2
Direncanakan tinggi air (T) sebesar 4,5 m dengan perbandingan
sebagai berikut :
P:L=1:1
176
Laporan PBPAM │ TL B │ Kelompok 10
1971,99 𝑚3
Volume setiap bak = = 986 m3
2
986 𝑚3
A bak = = 219 m3
4,5 𝑚3
177
Laporan PBPAM │ TL B │ Kelompok 10
Pipa Inlet
Direncanakan :
Qinlet = Qmodul = 0,12 m3/detik
Vinlet = 1 m/s
Diameter Pipa
4𝐴
D=√𝜋
4 (0,12 𝑚2 )
D=√ = 0,391 m = 400 m
𝜋
A = 0,13 m2
Cek v
𝑄
v=𝐴
0,12𝑚2
v = 0,13 𝑚2 = 0,95 m/detik
178
Laporan PBPAM │ TL B │ Kelompok 10
Cek Td
986 𝑚3
Td = 0,025𝑚3 /𝑑𝑒𝑡𝑖𝑘 = 16433,28 detik = 273,89 menit = 4,56 Jam
4. Rekapitulasi Desain
Dari perhitungan dimensi desain unit Desinfeksi diperoleh data nilai
(dimensi) yang digunakan sebagai perencanaan dimensi sebagai berikut :
179
Laporan PBPAM │ TL B │ Kelompok 10
yang memadai, maka perlu diberikan head tambahan dari luar, yaitu dengan
menggunakan pompa.
Selain headloss yang terjadi pada setiap unit pengolahan, dalam menghitung
profil hidrolis juga perlu diperhatikan headloss mayor dan headloss minor pada
saluran penghubung dari unit yang satu ke unit berikutnya. Headloss mayor
ditimbulkan oleh gesekan air denganpermukaan saluran, sedangkan headloss
minor ditimbulkan oleh aksesoris – aksesoris yang berada pada saluran
penghubung.
Berikut ini merupakan rumus untuk perhitungan headloss minor.
𝒗𝟐
HL minor = K x 𝟐𝒈
HL
Unit D(m) V(m/s) K Aksesoris Jumlah Headloss(m)
total
0.30 1.04 0.5 elbow 90 4 0.111
Intake- 0.30 1.04 1.5 Tee 1 0.083 0.239
Prasedimentasi check
0.30 1.04 0.8 1 0.044
valve
0.25 2.44 0.5 elbow 90 2 0.305
Prasedimentasi-
0.25 2.44 1.5 Tee 1 0.457 0.807
Koagulasi
0.25 2.44 0.15 gate valve 1 0.046
Koagulasi-
0.30 1.70 0.15 gate valve 1 0.022 0.022
Flokulasi
0.7 0.31 0.5 elbow 90 2 0.005
Fokulasi-
0.7 0.31 1.5 tee 1 0.007 0.013
Sedimentasi
0.7 0.31 0.15 gate valve 1 0.001
180
Laporan PBPAM │ TL B │ Kelompok 10
HL
Unit D(m) V(m/s) K Aksesoris Jumlah Headloss(m)
total
0.4 0.955 0.5 elbow 90 1 0.023
Sedimentasi- 0.4 0.955 1.5 tee 2 0.139
0.240
Filtrasi 0.39 1.005 0.5 elbow 90 1 0.026
0.39 1.005 0.5 gate valve 2 0.051
0.39 1.00 0.5 elbow 90 2 0.051
Filtrasi- 0.39 1.00 1.5 tee 2 0.154
0.350
Reservoir 0.39 1.00 1.8 cross 1 0.093
0.39 1.00 0.5 gate valve 2 0.051
Perhitungan headloss mayor pada saluran penghubung dan pada setiap unit
pengolahan, telah dilakukan pada sub bab sebelumnya. Perhitungan profil
hidrolis dilakukan dengan berdasarkan elevasi dasar reservoir yaitu + 117,740 m
dan ketinggian air pada reservoir sebesar 4,5 m, sehingga elevasi muka air
reservoir yaitu 122,240 m. berikut ini merupakan table perhitungan elevasi muka
air pada setiap unit pengolahan berdasarkan headloss yang terjadi.
Tabel 4.49 Profil Hidrolis
Tinggi
Tinggi Muka Air
Unit HL (m) Muka Air Selisih(m)
Akhir (m)
Awal (m)
Tinggi
Tinggi Muka Air
Unit HL (m) Muka Air Selisih(m)
Akhir (m)
Awal (m)
Pengendapan
Manifold 0.0049 123.112 123.107 0.0049
Orifice 0.0020 123.114 123.112 0.0020
HL Minor Flo--
>Sed 0.0131 123.127 123.114 0.0131
Flokulasi
Mekanis
Pipa Outlet 0.00034 123.128 123.127 0.00034
Bak Flokulasi 0.0000060 123.128 123.128 0.0000060
HL Minor Koa-
->Flo 0.0221 123.150 123.128 0.0221
Koagulasi
Hidrolis
Pipa Outlet 0.0134 123.163 123.150 0.0134
Terjunan 0.7700 123.933 123.163 0.7700
Receiving Well 0.0022 123.935 123.933 0.0022
HL Minor Pra--
>Koa 0.8072 124.743 123.935 0.8072
Prasedimentasi
Pipa Outlet 0.061 124.804 124.743 0.061
Sal Pengumpul 0.000001 124.804 124.804 0.000
Pelimpah 0.008 124.812 124.804 0.008
Zona
Pengendapan 0.00000129 124.812 124.812 0.0000
Inlet 0.00319 124.815 124.812 0.0032
HL Minor In--
>Pra 0.2388 125.054 124.815 0.2388
Intake
Pompa (H
statis) 8.0000 117.054 125.054 -8.0000
Sumuran 7 124.054 117.054 7
Barscreen 0.0183 124.072 124.054 0.0183
Pembawa 0.0165 124.089 124.072 0.0165
Total 17.8881 17.8881
182
Laporan PBPAM │ TL B │ Kelompok 10
2. Filtrasi
Epipa outlet = Eminor filtrasi-reservoir + HLpipa outlet
= 122,590 m + 0,0068 m = 122,597 m
3. Sedimentasi
Esaluran outlet = Eminor sedimentasi – filtrasi + HLsaluran outlet
= 122,983 m + 0,0697 m = 123,053 m
183
Laporan PBPAM │ TL B │ Kelompok 10
4. Flokulasi Mekanis
5. Koagulasi Hidrolis
184
Laporan PBPAM │ TL B │ Kelompok 10
6. Prasedimentasi
7. Intake
Epompa = Eminor inlet-prasedimentasi + Head pompa
= 125,054 m + (-8) m = 117,054 m
Esumuran = Epompa + Tinggi air sumur intake
= 117,054 m + 7 m = 124,054 m
Ebarscreen = Esumuran + ∆H barscreen
= 124,054 m + 0,0183 m = 124,072 m
185
Laporan PBPAM │ TL B │ Kelompok 10
186