Anda di halaman 1dari 187

LAPORAN TEKNIS PERENCANAAN

PERENCANAAN BANGUNAN PENGOLAHAN AIR MINUM


(PBPAM)

Disusun oleh:
Prihatini Zaman Sanubari (NIM. 082001800050)
Yudha Melianto (NIM. 082001800073)
Shalsabilla Chairunnisa (NIM. 082001800087)

Dosen Pengampu:
Dr. Ir. Ratnaningsih, MT.
Dr. Rositayanti Hadisoebroto, ST. MT

Asisten Mahasiswa :
Della Annisa Widyaningrum

Jurusan Teknik Lingkungan


Fakultas Arsitektur Lanskap dan Teknologi Lingkungan
Universitas Trisakti
2020
Laporan PBPAM │ TL B │ Kelompok 10

Kata Pengantar

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yag telah
memberikanrahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan
Perencanaan Bangunan Pengolahan Air Minum ini dengan tepat waktu.
Adapun tujuan dari penyusunan laporan ini adalah untuk merencanakan
bangunan pengolahan air minum, sebagai salah satu syarat untuk kelulusan mata
kuliah Perencanaan Bangunan Pengolahan Air Minum.
Pada kesempatan ini, penulis ingin menyampaikan terima kasih kepada pihak-
pihak yang telah membantu dalam penyelesaian laporan ini, khususnya kepada dosen
mata kuliah PBPAM, Ibu Rositayanti Hadisiebroto, ST., MT dan Ibu Ir.
Ratnaningsih Ruhiyat, MT. serta kepada keluarga dan teman- teman seperjuangan
yang telah membantu dalam menyelesaikan tugas ini.
Penulis sadar dalam penyusunan laporan ini masih terdapat banyak kekurangan.
Olehkarena itu kritik dan saran yang membangun dari para pembaca sangat penulis
harapkan demi penulisan yang lebih baik untuk yang akan datang. Dan penulis
berharap semoga laporan inidapat bermanfaat bagi penulis maupun bagi pembaca.

Jakarta, November 2020

Penulis

1
Laporan PBPAM │ TL B │ Kelompok 10

DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ......................................................................................... 1
DAFTAR ISI ....................................................................................................... 2
DAFTAR TABEL................................................................................................ 3
DAFTAR GAMBAR ........................................................................................... 4
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................... 5
1.1 Latar Belakang ....................................................................................... 5
1.2 Maksud dan Tujuan ............................................................................... 6
1.3 Ruang Lingkup ...................................................................................... 6
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ......................................................................... 8
2.1 Kebutuhan Air ....................................................................................... 8
2.2 Kualitas Air Baku .................................................................................. 9
2.3 Proses Pengolahan Air ........................................................................... 11
BAB III RENCANA DASAR.............................................................................. 15
3.1 Kebutuhan Air ....................................................................................... 15
3.2 Pentahapan BPAM dan Rencana Kapasitas Unit .................................. 15
3.3 Analisis Kualitas Air Baku .................................................................... 19
3.4 Alternatif dan Pemilihan Unit Operasi Dan Unit Proses BPAM ........... 20
3.5 Diagram Skema BPAM ........................................................................ 24
3.6 Bangunan Penunjang ............................................................................. 25
BAB IV RENCANA DETAIL ............................................................................ 28
4.1 Maksud, Tujuan dan Fungsi Unit Operasi Dan Unit Proses BPAM...... 29
4.2 Kriteria Perencanaan Unit Operasi dan Unit Proses BPAM ................. 29
4.3 Perhitungan Unit Operasi Dan Unit Proses BPAM .............................. 33
4.4 Perhitungan Hidrolis ............................................................................. 67
4.5 Penggunaan Bahan Kimia ...................................................................... 73
BAB V PENUTUP ...................................................................................... 74
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................... 77

2
Laporan PBPAM │ TL B │ Kelompok 10

DAFTAR TABEL
3.1 Kebutuhan Air
3.2 Rencana Kapasitas Modul
3.3 Analisis Kualitas Air Baku
3.4 Parameter yang Melebihi Baku Mutu Beserta Alternatif Pengolahan
3.5 Alternatif Pengolahan Air Baku Air Sungai Trisakti Timur
4.1 Kriteria Desain Bangunan Penyadap (Intake)
4.2 Kriteria Desain Bar Screen
4.3 Kriteria Data Perencanaan Intake
4.4 Data Rekapitulasi Desain Unit Intake
4.5 Data Kriteria Desain Unit Prasedimentasi
4.6 Data Kriteria Desain Terpilih Unit Prasedimentasi
4.7 Data Rekapitulasi Desain Unit Prasedimentasi
4.8 Data Kriteria Desain Unit Koagulasi Hidrolis
4.9 Data Kriteria Desain Terpilih Unit Koagulasi Hidrolis
4.10 Data Rekapitulasi Desain Unit Koagulasi Hidrolis
4.11 Data Kriteria Desain Unit Koagulasi Mekanis
4.12 Data kriteria Desain Terpilih Unit Koagulasi Mekanis
4.13 Data Rekapitulasi Desain Unit Koagulasi Mekanis
4.14 Data Rekapitulasi Perencanaan Koagulan
4.15 Data Kriteria Desain Unit Flokulasi Hidrolis
4.16 Data Kriteria Desain Terpilih Unit Flokulasi Hidrolis
4.17 Data Td dan G Kompartemen Hidrolis
4.18 Data Rekapitulasi Desain Unit Flokulasi Hidrolis
4.19 Data Kriteria Desain Unit Flokulasi Mekanis
4.20 Data Kriteria Desain Terpilih Unit Flokulasi Mekanis
4.21 Data Td dan G Kompartemen Flokulasi Mekanis
4.22 Data Rekapitulasi Desain Unit Flokulasi Mekanis
4.23 Data Kriteria Kriteria Desain Unit Sedimentasi Plate Settler

3
Laporan PBPAM │ TL B │ Kelompok 10

4.24 Kriteria Desain Terpilih Unit Sedimentasi Plate Settler


4.25 Data Rekapitulasi Desain Unit Sedimentasi Plate Settler
4.26 Data Kriteria Desain Unit Sedimentasi Tube Settler
4.27 Data Kriteria Desain Terpilih Unit Sedimentasi Tube Settler
4.28 Data Rekapitulasi Desain Unit Sedimentasi Tube Settler

4
Laporan PBPAM │ TL B │ Kelompok 10

DAFTAR GAMBAR

3.1 DIAGRAM SKEMA PBPAM GROGOL TRISAKTI TIMUR

5
Laporan PBPAM │ TL B │ Kelompok 10

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Air merupakan kebutuhan pokok yang sangat dibutuhkan untuk meningkatkan
kualitas hidup manusia dan pertumbuhan ekonomi suatu wilayah. Manusia sangat
membutuhkan air untuk kehidupan sehari – hari, seperti minum, mandi, mencuci, dan
lain-lain. Air yang layak dimanfaatkan langsung mempunyai standar persyaratan
tertentu, yakni persyaratan fisik, kimia, dan mikrobiologi. Ketiga syarat tersebut
merupakan satu kesatuan yang saling berhubungan satu sama lain. Jika ada satu
parameter yang tidak memenuhi syarat, maka air tesebut tidak layak untuk
dimanfaatkan secara langsung. Standar kualitas air minum harus sesuai dengan
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 82 Tahun 2001 untuk golongan A.

Pemakaian air minum yang tidak memenuhi standar kualitas tersebut dapat
menimbulkan gangguan kesehatan, baik secara langsung maupun tidak langsung.
Oleh karena itu, perencanaan bangunan pengolahan air minum (PBPAM) yang
mampu mengolah air baku menjadi air minum merupakan hal yang penting mengingat
banyaknya pencemar yang mencemari air permukaan sehingga air tersebut tidak dapat
dimanfaatkan secara langsung.

Untuk mendapatkan air bersih yang layak dan aman untuk dikonsumsi (terutama
untuk air minum) perlu adanya suatu proses pengolahan dari air baku menjadi air
yang layak digunakan. Proses ini bertujuan untuk memperbaiki kualitas air baku.
Keberhasilan proses pengolahan air berkaitan dengan pemilihan unit proses dan unit
operasi yang akan dipakai dengan mempertimbangkan proses-proses yang terjadi pada
pengolahan fisik, kimia, dan mikrobiologi. Dengan mengetahui kriteria perencanaan

6
Laporan PBPAM │ TL B │ Kelompok 10

dan perancangan dari suatu bangunan pengolahan air, tujuan yang ingin dicapai untuk
mendapatkan air bersih yang aman dan layak (terutama untuk pemenuhan kebutuhan
air minum) dari segi investasi dan operasi dapat tercapai.

2.2 Tujuan Dan Maksud

Maksud dari penyusunan laporan ini adalah agar mahasiswa dapat mengetahui cara
membuat suatu Perencanaan Bangunan Pengolahan Air Minum (PBPAM) di suatu
kota yang diperuntukan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat saat ini dan masa
yang akan datang serta terjaminnya secara kualitas, kuantitas, serta kontinuitas.
Adapun maksud dan tujuan dari pembuatan laporan teknis Perencanaan Bangunan
Pengolahan Air Minum yaitu sebagai berikut.

1. Untuk memberikan alternatif perencanaan bangunan pengolahan air minum sesuai


dengan kualitas air baku.
2. Untuk mendesain unit operasi dan unit proses dari bangunan pengolahan air minum
(BPAM).
3. Untuk merencanakan bangunan pengelolaan Air Minum.

1.2 Ruang Lingkup


Pada bagian Ruang lingkup ini, terdapat dari tugas Perencanaan Bangunan
Pengolahan Air Minum (PBPAM) ini yang meliputi:
1. Mendesain suatu Instalasi Pengolahan Air (IPA) sesuai dengan tahapan
pembuatan suatu desain IPA yang lazim serta modifikasi dan perkembangan
tahun-tahun terakhir yang mengambil air dari Sungai Trisakti Timur.
2. Perencanaan Bangunan Pengolahan Air Minum (PBPAM) ini berdasarkan
pemilihan teknologi pengolahan air minum yang sangat dipengaruhi oleh kualitas
air baku yang berasal dari Sungai Trisakti Timur. Perencanaannya meliputi:
1) Rencana dasar terdiri dari:

7
Laporan PBPAM │ TL B │ Kelompok 10

a. Kebutuhan air, agar dapat didesain kapasitas instalasi pengolahan air minum
sehingga kebutuhan masyarakat dapat terpenuhi.
b. Membangun instalasi air minum secara bertahap sesuai dengan
meningkatnya jumlah penduduk.

c. Analisis kualitas air baku, dengan mengetahui parameter-parameter dalam


air bersih dan juga kegunaan tiap parameter.
d. Alternatif dan pemilihan unit operasi dan unit proses BPAM, dengan
menentukan jenis pengolahan yang tepat serta ekonomis.
2) Rencana detail, yang terdiri dari maksud, tujuan, fungsi, kriteria perencanaan,
perhitungan unit operasi dan unit proses BPAM, serta perhitungan hidrolis
dan penggunaan bahan kimia.
3) Rencana gambar desain meliputi tampak atas, potongan memanjang dan
melintang, detail, tiga dimensi (3D), dan profil hidrolis.
3. Dasar-dasar teori yang secara langsung mendukung perencanaan dan perhitungan
harus diuraikan secara jelas dan ringkas disertai dengan sumber pustaka, serta
menggunakan tabulasi yang ada.
4. Lokasi penempatan IPA pada daerah relatif datar dengan luas yang memadai
hingga akhir tahun perencanaan.

8
Laporan PBPAM │ TL B │ Kelompok 10

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Kebutuhan Air

Pengertian kebutuhan air adalah jumlah air yang diperlukan secara wajar untuk
keperluan pokok manusia dan kegiatan lainnya yang memerlukan air. Kebutuhan air
menentukan besaran sistem dan ditetapkan berdasarkan pengalaman pengalaman dan
pemakaian air (Chatib, 1996). Air merupakan senyawa kimia yang sangat penting bagi
kehidupan makhluk hidup di muka bumi. Fungsi air bagi kehidupan tidak dapat
digantikan oleh senyawa lain. Penggunaan air yang utama dan sangat vital bagi
kehidupan adalah sebagai air minum. Hal ini terutama untuk mencukupi kebutuhan air
di dalam tubuh manusia itu sendiri. Kehilangan air untuk 15% dari berat badan dapat
mengakibatkan kematian yang diakibatkan oleh dehidrasi (Slamet, 2007).

Kebutuhan air dapat diklasifikasikan pada beberapa penggunaan, seperti kebutuhan


domestik, kebutuhan publik atau umum, kebutuhan komersial, industri, dan lainlain.
Menurut Al-Layla (1978), kebutuhan air pada suatu daerah dipengaruhi oleh
faktorfaktor sebagai berikut:

a. Jumlah penduduk
b. Kegiatan penduduk
c. Keadaan sosial dan ekonomi penduduk
d. Adat istiadat, agama, dan pola hidup penduduk setempat
e. Keadaan iklim
f. Sistem perpipaan daerah pelayanan
g. Rencana pengembangan kota

9
Laporan PBPAM │ TL B │ Kelompok 10

h. Topografi
i. Fluktuasi pemakaian air
2.2 Kualitas Air Baku

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 82 Tahun 2001 tentang Pengelolaan


Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air menetapkan baku mutu air menurut
kegunaannya sebagai berikut.

a. Kelas I, air yang peruntukannya dapat digunakan untuk air baku air minum,
dan/atau peruntukan lain yang mempersyaratkan mutu air yang sama dengan
kegunaan tersebut.

b. Kelas II, air yang peruntukannya dapat digunakan untuk prasarana/sarana rekreasi
air, pembudidayaan ikan air tawar, peternakan, air untuk mengairi pertanaman,
dan/atau peruntukan lain yang mempersyaratkan mutu air yang sama dengan
kegunaan tersebut.

c. Kelas III, air yang peruntukannya dapat digunakan untuk pembudidayaan ikan air
tawar, peternakan, air untuk mengairi pertanaman, dan/atau peruntukan lain yang
mempersyaratkan mutu air yang sama dengan kegunaan tersebut.

d. Kelas IV, air yang peruntukannya dapat digunakan untuk mengairi pertanaman
dan/atau peruntukan lain yang mempersyaratkan mutu air yang sama dengan
kegunaan tersebut.

2.3 Proses Pengolahan Air

Agar air yang didistribusikan tetap bersih, maka parameter yang ada di dalam air
harus berada di bawah baku mutu atau harus sudah dihilangkan sebelum digunakan
untuk keperluan domestik atau industri. Pengolahan air ini dilakukan dengan
menggunakan beberapa unit pengolahan air. Adapun komposisi dari unit-unit
pengolahan ini tergantung dari jenis air bakunya serta parameter utama yang akan
dihilangkan. Unit-unit pengolahan ini disebut juga sebagai Instalasi Pengolahan Air

10
Laporan PBPAM │ TL B │ Kelompok 10

(IPA) atau Water Treatment Plant (WTP) (Winarni, 2005). Unit-unit operasi dan
proses yang biasa digunakan dalam proses pengolahan air adalah sebagai berikut.

2.3.1 Intake

Intake adalah suatu konstruksi yang berguna untuk mengambil air dari sumber air
di permukaan tanah seperti reservoir, sungai, danau, atau kanal. Konstruksi intake
disesuaikan menurut konstruksi bangunan air, dan umumnya secara kualitas airnya
kurang baik namun biasanya secara kuantitas airnya cukup banyak. Hal-hal yang
perlu diperhatikan adalah:

a. Debit intake jauh lebih kecil daripada debit sumber air baku.

b. Tinggi air minimum, maksimum, dan rata-rata dari sumber air baku.

c. Kecepatan aliran pada air permukaan atau sungai (bila digunakan air sungai)

d. Perhatikan kondisi lumpur agar tidak terbawa.

2.3.2 Prasedimentasi

Fungsi dari unit ini adalah untuk mengendapkan partikel-partikel tersuspensi


dengan berat jenis yang lebih besar dari berat jenis air. Pengendapan dilakukan
dengan jalan penyimpanan air dalam jangka waktu tertentu. Penggunaan unit ini
tergantung dari karakteristik air baku. Proses yang terjadi pada unit pengolahan ini
adalah penghilangan padatan tersuspensi secara gravitasi pada sebuah rak. Efisiensi
proses bergantung pada ukuran partikel padatan tersuspensi yang akan dihilangkan
dan tingkat pengendapannya masing-masing (Schultz dan Okun, 1984).

2.3.3 Koagulasi dan Flokulasi

Koagulasi adalah penambahan koagulan yang disertai dengan pengadukan cepat


sehingga menghasilkan partikel tersuspensi yang halus, sedangkan flokulasi adalah
pengadukan secara lambat untuk mengumpulkan dan mengendapkan partikel-partikel

11
Laporan PBPAM │ TL B │ Kelompok 10

atau flok-flok yang terbentuk. Koagulasi dan flokulasi ini terjadi karena adanya
destabilisasi dan tumbukan antarpartikel bebas (Reynolds, 1982).

Aplikasi dari koagulasi dan flokulasi dilakukan dalam dua reaktor yang berbeda,
yaitu koagulator dan flokulator (Darmasetiawan, 2001). Ada tiga faktor yang
menentukan keberhasilan suatu proses koagulasi, yaitu sebagai berikut.

a. Jenis koagulan
b. Dosis koagulan
c. Pengadukan koagulan
2.3.4 Sedimentasi

Sedimentasi atau pengendapan adalah pemisahan partikel yang ada di dalam air
secara gravitasi. Keberadaan partikel di dalam air diukur dengan melihat kekeruhan
atau dengan mengukur secara langsung berat zat padat yang terlarut (Darmasetiawan,
2001). Menurut Reynolds (1982), sedimentasi merupakan pengendapan cairan terurai
dengan menggunakan atau memanfaatkan gaya gravitasi untuk memindahkan zat
padat yang tertahan.

2.3.5 Filtrasi

Menurut Reynolds (1982), filtrasi adalah pemisahan antara cairan dan padatan
dengan menggunakan media berpori dan material berpori untuk memisahkan
sebanyak mungkin partikel halus tersuspensi yang ada dari cairan. Filtrasi ini
bertujuan untuk menyaring air yang sudah melewati proses koagulasi, flokulasi, dan
sedimentasi agar dihasilkan air minum yang bermutu tinggi. Menurut media
penyaringannya, saringan dapat diklasifikasikan menjadi sebagai berikut.

a. Saringan media tunggal, menggunakan satu macam media.

b. Saringan media ganda, menggunakan dua macam media.

12
Laporan PBPAM │ TL B │ Kelompok 10

2.3.6 Desinfeksi

Desinfeksi bertujuan untuk membunuh bakteri, protozoa, dan virus dengan ukuran
partikel disinfeksi yang dikehendaki adalah berukuran kecil dan yang tidak bersifat
racun terhadap manusia (Al-Layla, 1978). Menurut Reynolds (1982), klorinasi
adalah desinfektan yang paling banyak digunakan karena cara tersebut murah dan
efektif untuk digunakan pada konsentrasi rendah. Klorinasi ini dapat diaplikasikan
baik dalam bentuk gas maupun hipoklorit, namun bentuk yang paling umum
digunakan adalah gas.

2.3.7 Reservoir

Reservoir digunakan untuk menampung air hasil pengolahan, di mana dari reservoir
ini air yang telah diolah akan didistribusikan ke konsumen. Reservoir distribusi
diperlukan dalam sistem distribusi air minum karena konsumsi air yang berfluktuasi.
Pada saat pemakaian air di bawah konsumsi air rata-rata, maka suplai air yang
berlebihan akan ditampung dalam reservoir untuk mengimbangi pemakaian air yang
lebih besar dari pemakaian air rata-rata.

13
Laporan PBPAM │ TL B │ Kelompok 10

BAB III

RENCANA DASAR

3.1 Kebutuhan Air

Kebutuhan air adalah jumlah air yang diperlukan secara wajar untuk
keperluan pokok manusia dan kegiatan lainnya yang memerlukan air. Kebutuhan air
di suatu daerah dipengaruhi oleh bermacam-macam faktor. Besarnya kebutuhan air
yang dibutuhkan oleh penduduk sangat diperlukan untuk menentukan kapasitas
produksi dari BPAM, sehingga BPAM ini dapat melayani seluruh masyarakat. Data
yang digunakan adalah debit harian maksimum pada tugas Sistem Penyediaan Air
Minum (SPAM) yang dapat dilihat pada tabel di bawah ini.

Tabel 3.1 Rekapitulasi Kebutuhan Air

Tahun 2020 2030 2040


Jumlah Penduduk Jiwa 20806 25774 40034
Pelayanan % 63% 71% 77%
Penduduk Terlayani Jiwa 13424 18331 31016
Kebutuhan Domestik L/detik 19,88 27,56 56,62
Kebutuhan Non Domestik L/detik 15,17 19,85 23,34
Kebutuhan Air Total L/detik 35,05 47,41 79,96
% 30% 25% 15%
Kehilangan Air
L/detik 15,021 15,803 14,111
Kebutuhan Harian Rata-Rata L/detik 50,071 63,213 94,071
Fmd 1,1 1,1 1,1
Qmd L/detik 55,079 69,535 103,478
Fph 1,5 1,5 1,5
Qph L/detik 82,618 104,302 155,216

14
Laporan PBPAM │ TL B │ Kelompok 10

3.2 Pentahapan BPAM dan Rencana Kapasitas Unit

Untuk merancang suatu bangunan pengolahan air minum, maka harus disesuaikan
kebutuhan air bersih dengan memperhatikan jumlah penduduk dan suplai harian
maksimum pada awal tahun perencanaan hingga akhir tahun perencanaan. Hal ini
bertujuan untuk memperoleh suatu kapasitas produksi yang memenuhi kebutuhan
masyarakat. Perencanaan pentahapan BPAM berfungsi antara lain:

1. Merencanakan kapasitas unit setepat mungkin di dalam memenuhi kebutuhan


air yang dibutuhkan.

2. Memberikan gambaran perencanaan unit-unit pengolahan yang akan dibangun.

Range untuk debit modul dapat ditentukan sesuai kebutuhan. Pada pentahapan ini,
digunakan debit modul 10 L/s. Hal ini berdasarkan pertimbangan dari kapasitas
produksi kebutuhan air yang besar dengan mengusahakan sedikit sisa dan
penambahan unit yang tidak terlalu banyak. Untuk mengetahui kapasitas produksi
BPAM, dapat dilakukan langkahlangkah sebagai berikut.

a) Suplai harian maksimum (Qmd)


Data suplai harian maksimum (Qmd) diperoleh dari data Sistem Penyediaan
Air Minum (SPAM) dalam L/s dan dikonversikan ke dalam m³/hari dengan
menggunakan persamaan sebagai berikut.

𝑚3 𝑄𝑚𝑑 (𝐿𝑆)𝑥 86400


𝑄𝑚𝑑( )=
ℎ𝑎𝑟𝑖 1000

82,618 x 86400
Contoh Perhitungan : 2020 = = 47,78 m3/hari
100

15
Laporan PBPAM │ TL B │ Kelompok 10

b) Tingkat pemakaian air di pengolahan


Tingkat pemakaian air di pengolahan diperlukan untuk keperluan
pencucian filter, pembubuhan bahan kimia pada unit operasi tertentu, serta
kegiatan operasional karyawan. Persentase penggunaan air di pengolahan
berkisar antara 3% – 10%.
Dalam tingkat pemakaian air di sungai Trisakti Timur yaitu pada tahun 2020
3%, 2030 4%, dan 2040 6%.

c) Pemakaian air di pengolahan


Pemakaian air di pengolahan dapat dihitung dengan menggunakan persamaan
berikut.

𝑃𝑒𝑚𝑎𝑘𝑎𝑖𝑎𝑛 𝑎𝑖𝑟 = 𝑄𝑚𝑑 𝑥 % 𝑡𝑖𝑛𝑔𝑘𝑎𝑡 𝑝𝑒𝑚𝑎𝑘𝑎𝑖𝑎𝑛 𝑎𝑖r

Contoh Perhitungan : 2020 = 47,78 x 3% = 142,76 m3/hari

d) Kapasitas produksi
• Harian maksimum (m³/hari) Kapasitas produksi harian maksimum
dapat dihitung menggunakan persamaan berikut.

𝐻𝑎𝑟𝑖𝑎𝑛 𝑚𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑢𝑚 = 𝑄𝑚𝑑 + 𝑃𝑒𝑚𝑎𝑘𝑎𝑖𝑎𝑛 𝑎𝑖𝑟 𝑑𝑖 𝑝𝑒𝑛𝑔𝑜𝑙𝑎ℎ𝑎𝑛

Contoh Perhitungan : 2020 = 47,78 + 142,76 = 49,55 m3/hari

16
Laporan PBPAM │ TL B │ Kelompok 10

• Tahunan (juta m³/hari)


Kapasitas produksi tahunan dapat dihitung menggunakan persamaan
berikut.

ℎ𝑎𝑟𝑖𝑎𝑛 𝑚𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑢𝑚 𝑥 365 ℎ𝑎𝑟𝑖


𝑇𝑎ℎ𝑢𝑛𝑎𝑛 =
106

49,55 x 365
Contoh Perhitungan : 2020 = = 56,73 Juta m3/hari
106

e) Faktor penyadapan air baku


Faktor penyadapan air baku diperlukan sebagai antisipasi dari kemungkinan
terjadinya kebocoran pada jaringan instalasi. Faktor penyadapan air baku berkisar
1 – 1,3.

f) Penyadapan air baku Penyadapan air baku dapat dihitung menggunakan persamaan
berikut.

𝑃𝑒𝑛𝑦𝑎𝑑𝑎𝑝𝑎𝑛 𝑎𝑖𝑟 𝑏𝑎𝑘𝑢 = 𝐻𝑎𝑟𝑖𝑎𝑛 𝑚𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑢𝑚 𝑥 𝐹𝑎𝑘𝑡𝑜𝑟 𝑝𝑒𝑛𝑦𝑎𝑑𝑎𝑝𝑎𝑛 𝑎𝑖𝑟 𝑏𝑎𝑘u

Contoh Perhitungan : 2020= 49,55 x 1.3 = 63,01 m3/hari

17
Laporan PBPAM │ TL B │ Kelompok 10

Tabel 3.2 Rencana Kapasitas Modul

Produksi Total Produksi Produksi Total Produksi Produksi Total Produksi


Sisa/Kekurangan Produksi Penambahan Kapasitas Unit MODUL DITAMBAH TOTAL Unit Diperlukan Sisa/Kekurangan Produksi Penambahan Kapasitas Unit MODUL DITAMBAH TOTAL Unit Diperlukan Sisa Produksi
2020 Kapasitas Modul Unit Diperlukan Perkalian l/dtk 2030 Perkalian l/dtk 2040 Perkalian l/dtk
60 30 2 30*2 60 0 75 15 1 3 30*5 90 15 110 20 1 4 30*5 120 10 25
60 40 2 40*2 80 20 75 -5 0 2 40*2 80 5 110 30 1 3 40*5 120 10 35
60 50 2 50*2 100 40 75 -25 0 2 50*2 100 25 110 10 1 3 50*5 150 40 105
60 60 1 60*1 60 0 75 15 1 2 60*3 120 45 110 -10 0 2 60*3 120 10 55
60 70 1 70*1 70 10 75 5 1 2 70*3 140 65 110 -30 0 2 70*3 140 30 105
60 80 1 80*1 80 20 75 -5 0 1 80*1 80 5 110 30 0 1 80*3 80 -30 -5
60 90 1 90*1 90 30 75 -15 0 1 90*1 90 15 110 20 1 2 90*3 180 70 115
60 100 1 100*1 100 40 75 -25 0 1 100*1 100 25 110 10 1 2 100*3 200 90 155
60 110 1 110*1 110 50 75 -35 0 1 110*1 110 35 110 0 0 1 110*2 110 0 85
60 120 1 120*1 120 60 75 -45 0 1 120*1 120 45 110 -10 0 1 120*1 120 10 115

Kapasitas Debit
Tahun Penambahan Jumlah Produksi Modul Total Debit Modul Sisa
Unit Unit (L/dtk) (L/dtk) (L/dtk) (L/dtk)
2020 0 1 60 40 120 60
2030 0 1 75 40 120 45
2040 0 1 110 40 120 10

18
Laporan PBPAM │ TL B │ Kelompok 10

Grafik Rencana Kapasitas Produksi


120 110

Kapasitas Produksi
100

L/Dtk 80 75

60
60
Series1

40

20

0
2020 2030 2040

19
Laporan PBPAM │ TL B │ Kelompok 10

3.4 Analasis Kualitas Air Baku


Dalam penentuan desain alternatif yang digunakan dalam merencanakan BPAM,
diperlukan data kuantitas dan kualitas air baku. Hal ini sangat diperlukan untuk
mengetahui sistem pengolahan air baku hingga menjadi air minum yang sesuai
dengan tingkat kualitas dan kuantitasnya guna menghindari timbulnya dampak
terhadap lingkungan dan manusia, berupa gangguan kesehatan baik secara langsung
maupun tidak langsung. Sumber air baku yang digunakan dalam perencanaan BPAM
ini adalah air Sungai Trisakti Timur . Berikut adalah hasil analisis kualitas air baku
Sungai Trisakti Timur yang diuji pada bulan Juni 2020.

Tabel 3.3 Analisis Kualitas Air Baku

No Parameter Satuan PP Maksimum Keterangan


No.82/2001
Fisika

1. Total Mg/l 1000 1321 Tidak Memenuhi


Dissolved
Solids (TDS)
2. Total Mg/l 50 89 Tidak Memenuhi
suspended
solids (TTS)
3. Suhu Celcius 27 – 32,5 28,9 Memenuhi

4. Kekeruhan NTU 5 9,4 Tidak Memenuhi

Kimia

5. Ph - 6-9 8,1 Memenuhi

6. Air raksa (Hg) Mg/l 0,001 0,001 Memenuhi

7. Besi (Fe) Mg/l 0,3 0,323 Tidak Memenuhi

8. BOD Mg/l 2 12,3 Tidak Memenuhi

20
Laporan PBPAM │ TL B │ Kelompok 10

No Parameter Satuan PP Maksimum Keterangan


No.82/2001
9. COD Mg/l 10 23,5 Tidak Memenuhi

10. Chloride (Cl) Mg/l 600 22,3 Tidak Memenuhi

11. DO Mg/l >6 6,4 Memenuhi

1. Fenol Mg/l 0,001 0,0023 Tidak Memenuhi

2. Fluoride (F) Mg/l 0,5 0,21 Memenuhi

3. Mangan (Mn) Mg/l 1 1 Memenuhi

4. Minyak Mg/l 1 1 Memenuhi

5. NO2N Mg/l 0,06 0,054 Memenuhi

6. NH3N Mg/l 0,5 0,037 Memenuhi

7. NO3N Mg/l 10 4,2 Memenuhi

8. PO4P Mg/l 0,2 0,062 Memenuhi

9. SO4 Mg/l 400 70,1 Memenuhi

10. Tembaga (Cu) Mg/l 0,2 0,02 Memenuhi

11. Timbal (Pb) Mg/l 0,03 0,0089 Memenuhi

Mikrobiologi

12. Coli tinja MPN/1 100 3210 Tidak Memenuhi


(x 1000) 00ml
13. Coli total MPN/1 100 Tidak Memenuhi
(x 1000) 00ml

Dari analisis kualitas air baku Sungai Trisakti Timur di atas, jika dibandingkan dengan baku
mutu yang ditetapkan oleh Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 82 Tahun 2001
tentang Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air kelas I, terdapat lima
parameter yang melebihi baku mutu. Di bawah ini merupakan tabel parameter yang melebihi
baku mutu beserta alternatif pengolahannya.

21
Laporan PBPAM │ TL B │ Kelompok 10

Tabel 3.4 Parameter yang Melebihi Baku Mutu Beserta Alternatif Pengolahan

Parameter Unit Pengolahan

TSS Prasedimentasi, Koagulasi-Flokulasi,


Sedimentasi, Filtrasi

BOD Aerasi, Prasedimentasi, Koagulasi,


Desinfeksi

COD Aerasi, Prasedimentasi, Koagulasi,


Desinfeksi

Fecal Coliform Desinfeksi

Total Coliform Desinfeksi

3.4 Alternatif dan Pemilihan Unit Operasi dan Unit Proses BPAM
Dalam proses pengolahan air, harus memiliki beberapa alternatif dalam pemilihan unit
proses dan unit operasinya. Selain itu, harus juga dipertimbangkan segi tepat guna dan
kemudahan operasi serta perawatannya. Untuk itu, perlu diketahui kombinasi unsur-unsur dari
air yang akan digunakan sebagai sumber air baku air minum. Dengan adanya analisis air baku
yang tepat, maka diharapkan bangunan pengolahan air mempunyai efisiensi dan efektivitas
yang tinggi. Berdasarkan hasil pengujian air baku air minum dan dibandingkan dengan
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 82 Tahun 2001 tentang Pengelolaan Kualitas
Air dan Pengendalian Pencemaran Air kelas I, berikut adalah beberapa alternatif untuk
mengolah air Sungai Trisakti Timur.

22
Laporan PBPAM │ TL B │ Kelompok 10

Tabel 3.5 Alternatif Pengolahan Air Baku Air Sungai Trisakti Timur

Alternatif Unit Pengolahan

1 2 3

Intake Intake Intake

Aerasi Aerasi Prasedimentasi

Prasedimentasi Koagulasi Koagulasi

Koagulasi Flokulasi Flokulasi

Flokulasi Filtrasi Filtrasi

Filtrasi Desinfeksi Desinfeksi

Desinfeksi Reservoir Reservoir

Reservoir

3.5 Diagram Skema PBPAM

Dalam merencanakan Bangunan Pengolahan Air Minum diperlukan suatu skema proses yang
akan dilakukan dalam bangunan unit pengolahan. Pemilihan unit-unit pengolahan yang akan
digunakan dalam instalasi pengolahan air minum tergantung kepada kualitas air baku yang akan
diolah dengan mempertimbangkan segi teknis dan segi ekonomis.

1. Segi Teknis :
• Efisiensi unit-unit pengolahan terhadap parameter yang akan diturunkan
• Fleksibilitas system pengolahan terhadap kualitas air yang berfluktuasi
• Kemudahan operasional dan pemeliharaan dalam jangka waktu yang panjang
• Kemudahan konstruksi
2. Segi Ekonomis
• Biaya investasi awal, operasional, dan pemeliharaan
• Luas lahan yang dibutuhkan

23
Laporan PBPAM │ TL B │ Kelompok 10

• Optimalisasi jumlah unit pengolahan untuk menurunkan parameter kualitas air yang ingin
diturunkan

Berdasarkan pertimbangan diatas, maka digunakan alternatif 3 untuk mengolah air baku yang
bersumber dari Sungai Grogol Trisakti Timur. Yang dimulai dari intake, prasedimentasi, koagulasi,
flokulasi, sedimentasi, filtrasi, desinfeksi dan reservoir. Rangkaian alternatif 3 dinilai lebih unggul
dari rangkaian altaernatif 1 dan 2 dengan pertimbangan segi teknis dan ekonomis, karena alternatif
rangkaian 3 dapat mengolah air baku dari sumber Sungai Grogol Trisakti Timur dengan efektif dan
efisien. Berikut diagram skemanya.

Sungai

Intake Prasdimentasi Koagulasi Flokulasi

Reservoir Desinfeksi Filtrasi


Sedimentasi

GAMBAR 3.1 DIAGRAM SKEMA PBPAM GROGOL TRISAKTI TIMUR

3.6 Diagram Penunjang


Bangunan penunjang dalam Instalasi Pengolahan Air (IPA) diperlukan untuk membantu
kelancaran proses pengolahan air sehingga hasil yang diinginkan dapat tercapai. Adapun
bangunan penunjang yang dibutuhkan yaitu sebagai berikut.
1. Ruang kontrol
Ruang kontrol berfungsi sebagai ruang pengendalian dan pemantauan sistem kerja
terutama pada unit operasi, sehingga apabila terjadi kerusakan pada alat operasional
dapat langsung diketahui dan diperbaiki. Selain itu, dapat berfungsi juga sebagai
sarana pemeliharaan alat.
24
Laporan PBPAM │ TL B │ Kelompok 10

2. Laboratorium analisis
Laboratorium ini berfungsi untuk memantau dan memeriksa hasil dari pengolahan air
terutama pada unit proses, sehingga kualitas air tetap terjaga sampai pada proses
distribusi.
3. Ruang proses pembubuhan zat kimia
Ruang ini berfungsi sebagai tempat penambahan zat kimia terutama pada unit proses
serta melindungi tangki pembubuhan dari kontaminasi faktor luar.
4. Ruang pompa Ruang pompa
dimaksudkan sebagai ruang peletakan pompa sebagai sarana untuk pemompaan air
baku ke bangunan intake maupun dari reservoir ke jaringan distribusi.
5. Gudang peralatan dan bahan kimia
Gudang peralatan dibutuhkan sebagai tempat penyimpanan alat operasional sehingga
terhindar dari kehilangan barang dan kapan saja dibutuhkan dapat langsung diambil,
sedangkan untuk gudang bahan kimia sebaiknya dipisahkan dari gudang peralatan. Hal
tersebut dimaksudkan agar bahan kimia terlindungi dari faktor luar dan tidak
mengontaminasi lingkungan sekitar
6. Ruang pembangkit tenaga listrik
dibutuhkan sebagai ruang untuk penyimpanan generator yang berfungsi mensuplai
listrik pada proses pengolahan, terutama jika suplai listrik dari PLN berkurang
sehingga dapat dibantu oleh generator tersebut.
7. Ruang genset
Ruang ini berfungsi untuk menyediakan tenaga listrik atau tempat penyimpanan
generator sehingga proses pengolahan dapat berlangsung secara terus-menerus.
8. Kantin Tempat karyawan untuk makan dan minum
9. Mesjid atau Musholla
Tempat karyawan untuk beribadah atau sholat
10. Klinik Kesehatan
Tempat apabila karyawan sakit lalu akan diobati.

25
Laporan PBPAM │ TL B │ Kelompok 10

BAB IV

RENCANA DETAIL

4.1 Maksud, Tujuan dan Fungsi Unit Operasi dan Unit Proses BPAM

Bangunan pengolahan air minum yang direncanakan terdiri dari serangkaian unit operasi
dan unit proses yang bertujuan untuk memperbaiki serta meningkatkan kualitas air baku dari
sumber sehingga memiliki kualitas yang sesuai dengan baku mutu yang tercantum pada
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 82 Tahun 2001 tentang Pengelolaan Kualitas
Air dan Pengendalian Pencemaran Air kelas I. Secara garis besar, tujuan pengolahan air
minum ini adalah sebagai berikut :
1. Menentukan alternatif pengolahan air minum sesuai dengan data kualitas kandungan
air baku sungai merkurius.
2. Merenncanakan bangunan pengolah air minum, termasuk diagram alir proses
pengolahan.
3. Menentukan kualitas dan kuantitas penghilangan kandungan bahan organik yang
dikehendaki.
4. Menentukan kehilangan kehilangan tekanan yang terjadi sehingga dapat diketahui
tinggi muka air yang diketahui setiap unit serta dideskripsikan profil hidrolisnya.
Unit operasi meliputi unit prasedimentasi, unit koagulasi, unit flokulasi, unit sedimentasi,
dan unit filtrasi, sedangkan unit proses hanya meliputi unit desinfeksi. Unit operasi memiliki
fokus pada proses pengolahan fisik air baku air minum, sedangkan unit proses memiliki
fokus pada proses pengolahan kimia dan biologi air baku air minum.

1. Bangunan Intake
Bangunan intake memiliki fungsi dan tujuan untuk mengambil dan menyalurkan air baku
air minum ke instalasi pengolahan air (IPA) tanpa menganggu lingkungan. Sumber air baku
yang digunakan dalam perencanaan ini berasal dari Sungai Cisadane. Dalam perencanaan
ini, bangunan intake akan dilengkapi dengan bar screen, pintu air, sumur intake, dan pompa.

26
Laporan PBPAM │ TL B │ Kelompok 10

2. Unit Prasedimentasi
Unit prasedimentasi sering kali disebut sebagai plain sedimentation. Secara umum, unit
ini terdiri dari zona inlet, zona pengendapan, zona lumpur, dan zona outlet. Unit
prasedimentasi digunakan untuk menyaring partikel–partikel diskret (partikel – partikel
kasar). Partikel diskret merupakan partikel tunggal yang dapat mengendap langsung secara
gravitasi yang memiliki ukuran yang relatif besar dan mengendap tanpa mengalami
perubahan bentuk atau ukuran. Persentase penyisihan pada unit prasedimentasi berkisar
antara 60% – 80%, di mana dalam perencanaan ini digunakan 60%.

3. Unit Koagulasi dan Flokulasi


Unit koagulasi tidak akan pernah terpisahkan dari unit flokulasi. Kedua unit ini
diperlukan untuk mengolah air baku yang mengandung partikel–partikel halus seperti koloid
atau suspended matter yang sulit diolah melalui unit sedimentasi dan filtrasi. Pada bak
koagulasi, air baku yang diolah akan ditambahkan koagulan dan diaduk cepat. Pengadukan
cepat ini bertujuan untuk mengubah koloid–koloid yang ada menjadi tidak stabil (kondisi
turbulensi), sehingga terurai menjadi ion positif dan negatif agar dapat saling bertumbukkan
dan menyatu. Pada unit flokulasi, koloid–koloid yang ada akan membentuk flok–flok yang
akan tertinggal di dasar bak. Dalam perencanaan ini, unit koagulasi dan flokulasi yang
dihitung mencakup semua jenisnya yakni koagulasi mekanis, koagulasi hidrolis, flokulasi
mekanis, dan flokulasi hidrolis.

4. Unit Sedimentasi
Pada unit ini, partikel yang akan diendapkan adalah partikel flokulan yang memiliki
sifat bertolak-belakang dengan partikel diskret. Partikel flokulan akan bertumbukan satu
sama lain dan mengalami perubahan bentuk atau ukuran sebelum mengendap secara
gravitasi. Unit sedimentasi kerap kali disebut sebagai bak clarifier. Dalam perencanaan ini,
unit sedimentasi yang direncanakan yakni jenis plate settler dengan kemiringan 45° dan tube
settler dengan kemiringan 45°.

5. Unit Filtrasi
Unit filtrasi memiliki prinsip dasar menyaring partikel yang tidak terendapkan pada unit
sebelumnya dengan memanfaatkan media berpori. Unit filtrasi dibedakan menjadi dua,

27
Laporan PBPAM │ TL B │ Kelompok 10

yakni penyaringan pasir lambat dan penyaringan pasir cepat. Dalam perencanaan ini, unit
filtrasi yang digunakan yakni filtrasi pasir cepat dengan persentase ekspansi yaitu 20%.

6. Unit Desinfeksi
Pada unit ini, hanya dilakukan pembubuhan bahan kimia tertentu guna membunuh kuman
atau mikroorganisme patogen yang terkandung dalam air baku. Dalam perencanaan ini,
bahan kimia yang digunakan yakni klor.

7. Reservoir
Air yang telah diolah dan memenuhi baku mutu sebagai air minum kemudian akan
ditampung di dalam reservoir sebelum didistribusikan ke masyarakat. Pertimbangan dalam
perencanaan reservoir meliputi:
a. Reservoir minimal terdiri dari dua unit untuk keperluan pemeliharaan.
b. Volume masing–masing dihitung dengan minimal waktu detensi yang diperlukan agar
desinfektan dapat bekerja dengan baik.
c. Konstruksi reservoir dilengkapi dengan baffle pada tiap unit untuk memberikan waktu
detensi yang diinginkan dan semua air berada di reservoir untuk waktu yang sama.
d. Tertutup untuk menghindari masuknya sinar matahari sehingga mencegah
pertumbuhan alga.
e. Di atas konstruksi ground reservoir, sebaiknya ditutupi tanah untuk menjaga suhu air
tetap dingin. Kedalaman reservoir yang direncanakan 4 – 6 m. Bila memakai sistem
pemompaan, lebih baik tidak terlalu tinggi (1,5 – 2 m). Hal ini disebabkan pompa
bekerja atas dasar perbedaan tekanan sehingga tinggi minimum dan maksimum
diusahakan tidak terlalu besar.
f. Reservoir umumnya dilengkapi dengan pipa, perlengkapan pipa, meter air induk,
manhole, penduga muka air, dan pembubuh kimia.

Instalasi Pengolahan Air (IPA) berfungsi untuk mengolah air baku dari sungai
hingga diperoleh air yang bersih yang akan dipergunakan sebagai air minum degan
kualitas air yang memenuhi syarat yang telah ditentukan. IPA yang direncanakan
meliputi berbagai macam unit operasi dan unit proses, yaitu:

28
Laporan PBPAM │ TL B │ Kelompok 10

1. Bangunan Penyadap (Water Intake)

Bangunan ini sebagai sarana air atau penangkap/pengumpul air baku dari suatu
sumber, sehingga air baku tersebut terkumpul pada suatu tempat untuk selanjutnya
dilakukan pengolahan pada unit-unit pengolahan air. Tujuan adanya bangunan penyadap
ini adalah sebagai sarana pengambil air sehingga pada saat muka air terendah dan muka
air tertinggi suplai air ke bangunan Pengolahan Air Minum (PBPAM) masih dapat
dilaksanakan. Fungsi bangunan penyadap adalah untuk menyadap air baku yang berasal
dari sungai yang kemudian dialirkan ke IPA melalui pipa transmisi. Lokasi
penempatannya di hulu sungai yang keadaan stabil dan terhindar dari pencemaran
langsung.

2. Bak Penyadap ( Bak prasedimentasi)


Maksud penggunaan bak ini adalah karena kualitas air dari sungai yang
digunakan mempunyai kekeruhan yang cukup tinggi. Bangunan ini juga bertujuan
untuk mengendapkan partikel-partikel kasar dan mengendapkan partikel kecil dengan
gaya gravitasi tanpa menggunakan zat kimia. Fungsi utama bangunan bak
parasedimentasi adalah untuk menghilangkan/mencegah pasir, lumpur maupun
partikel kasar lainnya agar tidak masuk kedalam Instalasi Pengolahan Air (IPA).
Dengan hal ini maka, partikel/material kasar yang terbawa oleh air baku dapat
tetreduksi sampai ke tingkat minimal sesuai rencana bangunan yang akan diterapkan.
3. Bak Pengaduk Lambat (Bak Flokulasi)
Bak ini berfungsi untuk pembentukan flok dan tujuan penggunann bak ini
adalah untuk menyatukan flok-flok ukuran tertentu yang terbentuk akibat adanya
koagulan sebagai pengikat sehingga dapat diendapkan pada bak sedimentasi.
4. Bak Pengendapan (Bak Sedimentasi)
Bak sedimentasi bertujuan untuk mengurangi kekeruhan dan kontaminan-
kontaminan air yang telah tergabung dalam flok-flok yang dihasilkan pada proses
flokulasi. Fungsi bak ini adalah memisahkan partikel-partikel padat dari suspense
(flok-flok) dengan gaya gravitasi.

29
Laporan PBPAM │ TL B │ Kelompok 10

5. Bak Penyaring (Bak Filtrasi)


Maksud dan tujuan dari penyaringan adalah utnuk menghilangkan kekeruhan
dan warna juga menyaring sebagian bakteri yang masih terdapat pada air baku. Fungsi
dari bak filtrasi ini adlah menyaring flok-flok yang belum terendapkan pada bak
sedimentasi sehingga air yang dihasilkan sudah hamper memenuhi syarat sebagai air
minum. Sehingga yang dipakai pada bak filtrasi ini adalah saringan pasir cepat, karena
a. Tidak membutuhkan lahan yang luas
b. Dapat dicuci tanpa menggangti media penyaring
c. Kecepatan penyaringan yang tepat.

Saringan ini menggunakan satu media penyaring yaitu pasir dan media
pendukungnya adalah kerikil.

6. Unit Penmbubuhan Bahan Kimia.


Pembubuhan bahan kimia dalam unit pengolahan ai adalah pembubuhan koagulan dan
desinfektan. Koagulan bermaksud menyatukan partikel sedangkan densinfektan
bertujuan untuk membunuh bakteri panthogen sehingga memenuhi syarat kualitas
biologis air.

4.2 Kriteria Perencanaan Unit Operasi dan Unit Proses BPAM


4.2.1 Bangunan Penyadap (Intake)
1. Kriteria Desain
Menurut Al-Laila (1978) bangunan penyadap memiliki kriteria desain sebagai
berikut :
a) Bell Mouth Strainer
1) Kecepatan melalui lubang strainer yaitu 0,15-0,3 m/detik
2) Bukaan lubang strainer yaitu 6-12 mm
3) Luas total strainer yaitu 2 kali areaefektif.
b) Cylinder Strainer
1) Kriteria perencanaan sama dengan Bell Mouth Strainer
2) Sebaiknya diguakan hend diatas strainer besar
3) Sebaiknya berjarak 0,61 mm di bawah muka air terendah

30
Laporan PBPAM │ TL B │ Kelompok 10

c) Pipa Air Baku


1) Kecepatan air di pipa yaitu 0,6-1,5 m/detik
- Kecepatan > 0,6 m/detik untuk mencegah terjadinya pengendapan di pipa
- Kecepatanh < 1,5 m/detik untuk mencegah terjadinya penggerusan di pipa
d) Sumuran Intake/Sumur Pengumpul
1) Waktu detensi minimum 20 menit, atau detensi sumur harus cukup besar untuk
memudahkan pembersihan.
2) Dasar sumur minimal berjarak 1 m di bawah dasar sungai atau 1,5 m di bawah
muka air minimum.
3) Konstruksi sumur harus kedap air, dan minimal dibuat 2 sumur untuk
pemeliharaan.
e) Pipa Hisap
Kecepatan air di dalam pipa berkisar 1-1,5 m/detik
f) Foot Valve
Tinggi foot valve minimal 60 cm di atas dasar sungai.
g) Debit BackWashing
Debit Backwahing ditentukan dengan nilai 1/3 dari debit hiasap.

Kriteria desain bangunan penyadapan terlampir pada table di bawah ini :


Tabel 4.1 Kriteria Desain Bangunan Penyadap (Intake)
KRITERIA DESAIN INTAKE
Parameter Simbol Besaran Satuan Sumber
Kecepatan inlet bell
Vin 0,15-0,3 m/detik
mouth strainer
diameter bukaan
DBS 0,006-0,012 m
strainer
2 x A efektif Al-laila,
A kotor strainer AK
strainer 1978
v air dalam pipa V 0,6-1,5 m/detik
Waktu detensi Td > 20 menit
H foot valve > 60 Cm
Q backwashing Qbw 1/3 Qhisap

31
Laporan PBPAM │ TL B │ Kelompok 10

Selain itu Bar Screen yang digunakan untuk menyaring air baku yang masuk menuju pintu air
memiliki kriteria desain seperti table dibawah ini :
Tabel 4.2 Kriteria Desain Bar Screen
KRITERIA DESAIN BARSCREEN
Parameter Simbol Besaran Satuan Sumber
Lebar Batang w 0,5-0,75 inch
Lebar Bukaan b 2-3 inch
Kecepatan horizontal Vh ≥ 0,6 m/s
Susumu
Sudut Bar Screen θ 60 derajat Kawamura
Faktor Bentuk , 1975
β 2.42 rectangle
Batang Screen
Headloss ≤0,15 m

2. Data Perencanaan
Dari data kriteria perencanaan bangunan intake pada table 4.1
diperlukan data kriteria desain yang dipilih sesuai kondisi sungai agar
pengolahannya dapat berlangsung secara optimal. Berikut terlampir data kriteria
desain terpilih.

Tabel 4.3 Kriteria Data Perencanaan Intake


DATA PERENCANAAN
No. Data Perencanaan Nilai Satuan
1. Lebar batang barscreen (w) 0.65 Inch
2. Lebar bukaan barscreen (b) 3 Inch
3. Sudut bar screen terhadap horizontal (θ) 60 Derajat
4. Faktor pembentukan bar screen (β), rectangular 2.42
5. Kecepatan horizontal (Vh) 1 m/detik
6. Lebar saluran barscreen (L) 0.7 Meter
7. Level air batas atas sumuran 4.5 Meter
8. Level air batas bawah sumuran 2 Meter
9. Panjang : Lebar sumur (P : L) 1:1
10. Waktu detensi sumur (Td) 25 Menit
11. Kecepatan inlet strainer (Vin) 0.2 m/detik
12. Kecepatan hisap pipa (V) 1 m/detik
13. Efisiensi pompa (ef) 75% Persen
14. Suhu 32 celcius
15. Massa jenis air (ρ) 995.05 kg/m3
32
Laporan PBPAM │ TL B │ Kelompok 10

Dari table desain di atas dapat dibuat sketsa gambar sebagai berikut.

Gambar 4.1 Sketsa Unit Intake


3. Perhitungan

a) Debit Penyadapan (Qp)

Qp = (Q kapasitas produksi total) x F penyadapan

Qp = (Qmd + Qpa) x F penyadapan

Qp = (4758,788 m3/hari + 142,77 m3/hari) x 1,3

1 hari
Qp = 6372.02 m3/hari 𝑥 86400 detik

Qp = 0.074 m3/dtk

a.) Bar Screen


Data Perencanaan :
Lebar Batang (w) = 0,65 inch = 0,01651 m
Lebar Bukaan (b) = 3 inch = 0,0762 m
1 inch = 0,0254
Sudut Bar Screen Terhadap Horizontal (𝜃) = 60o
Kecepatan Horizontal Rencana (Vh) = 1 m/detik
Lebar Saluran Rencana (L) = 0,7 m
Freeboard (f) = 20% tinggi air, 𝛽 = 2,42
33
Laporan PBPAM │ TL B │ Kelompok 10

Maka :
Luas penampang saluran (A)

𝑄
𝐴=
𝑉ℎ

0,074𝑚3 /𝑑𝑒𝑡𝑖𝑘
A = 1,0 𝑚/𝑑𝑒𝑡𝑖𝑘

= 0,074 m2

Tinggi muka air (T)

𝐴
𝑇=
𝐿

0,074 𝑚2
T = 0,70 𝑚

T = 0,105 m

Free board (W)


F = 20% x T

F = 20% x t = 0,2 x 0,105 m


F = 0,021 m

Tinggi bar screen (H)


H= T + W
H= 0,105 + 0,021
H= 0,126 m

Jumlah Bar yang Diperlukan

𝐿 = 𝑛 × 𝑤 + (𝑛 + 1) × 𝑏

L = 0,0165 n + (n+1) 0,0762


L = 0,0165 n + 0,0762n + 0,0762

34
Laporan PBPAM │ TL B │ Kelompok 10

0,94 = 0,1412 n
n = 6,73
Direncanakan bar screen sebanyak 7 buah

Lebar bukaan Total (L’)

𝐿′ = (𝑛 + 1) × 𝑏

L’ = (7+1) × 0,0762
L’ = 0,61 m

Lebar Efektif Saluran (L)

𝐿 = (𝑛 + 1) × 𝑏 + (𝑛 × 𝑤)

L = (7+1) × 0,0762 + (7×0,0165)


L = 0,725 m

Panjang Batang (P)

𝐻
𝑃=
𝑠𝑖𝑛60
0,126
P = 0,866

= 0,146 m

Panjang Batang Terendam (P’)

𝑇
𝑃=
𝑠𝑖𝑛60
𝑡𝑖𝑛𝑔𝑔𝑖 𝑚𝑢𝑘𝑎 𝑎𝑖𝑟 0,105
P= =0,866
sin 60

= 0,122 m

Luas Bukaan Efektif (Ae)


Ae = 0,6096 m × 0,105 m = 0,064 m2
𝐴𝑒 = 𝐿′ × 𝑇

35
Laporan PBPAM │ TL B │ Kelompok 10

Kecepatan Melalui Bar (vh)

𝐴 × 𝑣ℎ
𝑣ℎ =
𝐴𝑒

𝐿𝑢𝑎𝑠 𝑃𝑒𝑛𝑎𝑚𝑝𝑎𝑛𝑔 𝐴𝑐 𝑥 𝑉𝑎𝑠𝑢𝑚𝑠𝑖 (0,074∗1,00)


vh = =
𝐿𝑢𝑎𝑠 𝑃𝑒𝑛𝑎𝑚𝑝𝑎𝑛𝑔 𝐴𝑐 𝐸𝑓𝑒𝑘𝑡𝑖𝑓 0,053

= 1,14 m/s (memenuhi kriteria desain 0,6-3)

Penurunan Muka Air Lewat Bar (Hv)

(𝑣ℎ)2
𝐻𝑣 =
2𝑔

0,142
Hv = 2×9,81

= 0,067 m

Headloss saat screen bersih


w
∆H = β x ( b ) x Hv x sin 60o

𝑊 4/3
∆𝐻 = β x ( 𝐵 ) x hv x sin 45o

0,0165 4/3
∆𝐻 = 2,42 x (0.0762) x 0,067 x sin45o

∆𝐻 = 0,018 m

Tinggi Air Setelah Screen (T’)

𝑇 ′ = 𝑇 − ∆𝐻

T’ = 0,105 – 0,018
=0,087 m

36
Laporan PBPAM │ TL B │ Kelompok 10

c) Sumuran (Intake Well)


Data Perencanaan :
Berbentuk Persegi (1 buah)
Waktu Detensi (Td) = 25 menit = 25 x 60 detik = 1500 detik
Level Air Batas Atas Sumur (LBA) = 4,5 m
Level Air Batas Bawah Sumur (LBB) = 2 m
Free Board (f) = 0,5 m

Volume Sumur (vol)


𝑣𝑜𝑙 = 𝑄 × 𝑡𝑑

Vol = 0,0738 m3/dtk x 1500 dtk = 110.63 m3

Tinggi efektif (Hef)


𝐻𝑒𝑓 = 𝐿𝐵𝐴 + 𝐿𝐵𝐵

Hef = 4,50 m + 2 m = 6,5 m

Tinggi total (Htotal)


𝐻𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 = 𝐻𝑒𝑓 + 𝑓

Htotal = Hef + H bebas


= 6,5 m + 0,5 m = 7 m

Luas Permukaan Sumur (A)


𝑉𝑜𝑙
𝐴=
𝐻𝑒𝑓
110,63 𝑚3
A= = 17.02 m
6,5 𝑚

37
Laporan PBPAM │ TL B │ Kelompok 10

Karena berbentuk persegi maka diketahui P = L


A = 17,2 m2
P x L = 17,2 m2

P = L = √17,2 𝑚2
P = L = 4,13 m
Maka P = L = 4 m

Volume sumur (Voldesain)

𝑉𝑜𝑙 = 𝐴 × 𝐻𝑒𝑓 = 𝑃 × 𝐿 × 𝐻𝑒𝑓

Volume = 17,05 m2 x 7 = 115,34 m3

Check Waktu Detensi (td)

𝑣𝑜𝑙
𝑡𝑑 =
𝑄

𝑉𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 115,34 𝑚3
Td = = 0.073 𝑚3/𝑑𝑒𝑡𝑖𝑘 𝑥 60 𝑑𝑡𝑘/𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡
𝑄

= 23,5 menit (memenuhi kriteria desain > 20 menit)

d) Bell Mouth Strainer


Debit pengolahan (Q) = 0,074 m3/detik
Kecepatan inlet (Vin) asumsi = 0,20 m/s

𝑄
𝐴 𝑒𝑓𝑒𝑘𝑡𝑖𝑓 𝑠𝑡𝑟𝑎𝑖𝑛𝑒𝑟 =
𝑣𝑖𝑛
0,074 𝑚3 /𝑠
A efektif strainer = = 0,37 m2
0,20 𝑚/𝑠

A kotor strainer = 2 x A efektif strainer

A kotor strainer = 2 x 0,37 m2 = 0,74 m2

38
Laporan PBPAM │ TL B │ Kelompok 10

Diameter strainer (Ds)

𝐴 𝐾𝑜𝑡𝑜𝑟 𝑆𝑡𝑟𝑎𝑖𝑛𝑒𝑟 0,5


Ds=( 1 )
𝜋
4

0.74
Ds = (0.25 𝑥 3.14)0,5 = 0,97 m

Digunakan Desain (D desain) = 1 m = 1000 mm

1
A kotor desain = 𝜋 × (𝐷 𝑑𝑒𝑠𝑎𝑖𝑛)2
4

A kotor desain = 0,5 x 3,14 x (1 m)2 = 0,79 m2


𝐴 𝐷𝑒𝑠𝑎𝑖𝑛
A efektif strainer = 2

0,79
A efektif strainer = = 0,39 m2
2

Cek kecepatan inlet strainer (Vin )


𝑄
Vin = 𝐴 𝐸𝑓𝑒𝑘𝑡𝑖𝑓 𝑆𝑡𝑟𝑎𝑖𝑛𝑒𝑟

0,074
Vin = = 0,19 m/s ( memenuhi 0,15 – 0,3 m/detik)
0,39

e) POMPA
Q Aliran = Q Pompa = 0,074 m3/detik
Kecepatan Hisap (v) (Asumsi) = 1 m/detik
Luas Penampang Pipa (A)
𝑄
𝐴=
𝑉
𝑄 0,074 𝑚3 /𝑠
A = 𝑉= 1 𝑚/𝑠

= 0.074 m2
Maka:
𝐴𝑥4
D=√ 𝜋

0,074 𝑚2 𝑥 4
D= √ = 0,306 m = 0,30 m
𝜋

39
Laporan PBPAM │ TL B │ Kelompok 10

Digunakan Pipa Berdiameter 3000 mm = 0,30 m

Check Kecepata ( v ):
1
A = π D2
4
1
A = x 3,14 x (0,30)2
4

A = 1,14 m2
𝑄
V =
𝐴
0,074 𝑚3 /𝑑𝑒𝑡𝑖𝑘
V= 1,14 𝑚2

= 1,4 m/dtk (Memenuhi Kriteria Desain 0,6 – 3 m/s)

Major Loses
Panjang Pipa Suction (Ls) = 6 m
Panjang Pipa Discharge ( Ld ) = 6 m
Digunakan Pipa Besi dengan Koef C = 120

Headloss Pipa Suction (Hfs)

𝑄
Hfs = (0.2785 𝑥 𝐶 𝑥 𝐷2.63 )1.85 x Ls

0,074
Hfs = (0,2785 𝑥 120 𝑥 0,302.63 )1,85 x 6m = 0,026 m

Headloss Pipa Discharge (HfD)


𝑄
HfD= (0.2785 𝑥 𝐶 𝑥 𝐷2.63 )1.85 x Ls

0,074
HfD = (0.2785 𝑥 120 𝑥 0.302.63 )1,85 x 6m = 0,026 m

40
Laporan PBPAM │ TL B │ Kelompok 10

Minor Loses
kecepatan Aliran ( V ) = 1,04 m/dtk
n = jumlah fitting
1. Terdapat 4 belokan 90o dimana k = 0,5

𝑉2
Hf= n (K x 2𝑔 )

(1,04 𝑚/𝑑𝑒𝑡𝑖𝑘)2
Hf = 0,5 ( 2 𝑥 (9,81 𝑚/𝑑𝑒𝑡𝑖𝑘 2 )) = 0,1812 m

Jadi Hf belokan = 4 x 0,1812 m = 0,111 m

2. Terdapat 1 Tee dimana k = 0,8


𝑉2
Hf = K x 2𝑔

𝑉2
Hf = K x 2𝑔
(0,86 𝑚/𝑑𝑒𝑡𝑖𝑘)2
Hf = 0,8 x 𝑚 2
= 0,030 m
2 𝑥 (9,81 )
𝑑𝑒𝑡𝑖𝑘

Hf Total

Htot= Hf pipa suction +Hf pipa discharge+Hfbelokan+Hf akibat valve +H static


Htot= Hf
Hftot= 0,026 m + 0,026 m +0,111 m + 0,044 m + 8,000 m = 8,290 m

Daya pompa (P)


efisiensi pompa (η) = 75%
𝜌 = 995,05 𝑘𝑔/𝑚3

𝜌𝑥𝑔𝑥𝑄𝑥𝐻
P=
𝜂

995,05𝑥 9,81 𝑥 0,074 𝑥 995,05


= = 7957,40 watt
0,75

41
Laporan PBPAM │ TL B │ Kelompok 10

f) Clogging
Lebar Efektif (L) = 0,73 m
Lebar Bukaan (L’) = 0,61 m
Panjang Batang Terendam (P’) = 0,1217 m
Kecepatan diisi saat tidak tersumbat ( Vh ) = 1 m/s

Pada kondisi Clogging (penyumbatan) = 50 %


L = 50% x Lebar Efektif = 50% x 0,7252 m = 0,36 m

Kecepatan diisi saat terjadi clogging (vh’)

Vh’ = 2xVh

Vh’ = 2x (1) m/s = 2 m/s

Headloss (HL)
Headloss Bar Rack (Hv)
(𝑉ℎ)2
𝐻𝑣 =
2𝑔

(2,30 𝑚/𝑠)2
𝐻𝑣 = = 0,269 m
2 𝑥 9,8

Headloss Screen Bersih (HL) = 0,018 m


Headloss saat Clogging 50% (HL’)
𝑣ℎ′2 − 𝑣ℎ2 1
HL ‘ = ( ) (0,9)
2𝑔

(2,30 𝑚/𝑠 )2 −(1,15 𝑚/𝑠)2 1


HL’ =( (0,9)) = 0,22 𝑚

g) Saluran Pembawa
Debit Pengolahan (Q) = 0,074 m/dtk
Kecepatan Aliran ( Vsal) = 1 m/dtk

42
Laporan PBPAM │ TL B │ Kelompok 10

Luas Penampang Saluran (A)


𝑄
A=
𝑣

0,074 𝑚3 /𝑠
A= = 0,074 m2
1 𝑚/𝑠

Direncanakan lebaran saluan (Bsal) = Lebar efektif (L) Saluran barscreen


Lebar saluran (Bsal) = 0,725 m

Tinggi saluran (Hsal)

𝐴
𝐻𝑠𝑎𝑙 =
𝐵

0.074
𝐻𝑠𝑎𝑙 = 0.725 = 0,102 m

Freebroad (f) = 0,5 m. maka tinggi saluran desain ( Hsal) = 0,102 m

Cek Kecepatan
𝑄 𝑄
𝑉= =
𝐴 𝐵𝐻

0,074 𝑚/𝑠
𝑉=
0,074 𝑚2
𝑉 = 1 𝑚/𝑠 ( memenuhi 0,6 – 1,5 m/detik)

Headloss Saluran (HL)


Jari-jari Hidrolis Saluran (R)

𝐵𝑠𝑎𝑙 𝑥 𝐻𝑠𝑎𝑙
𝑅=
𝐵𝑠𝑎𝑙 + 2 𝐻𝑠𝑎𝑙

0,725 𝑚 𝑥 0,102 𝑚
𝑅=
0,725 𝑚 + (2𝑥0,102)𝑚
𝑅 = 0,0794 𝑚

43
Laporan PBPAM │ TL B │ Kelompok 10

Slope saluran (S)


Digunakan koef. manning (n ) = 0,015

1 2/3 1/2
𝑉= 𝑥𝑅 𝑥𝑆
𝑛

1
1 𝑚/𝑑𝑒𝑡𝑖𝑘 = 𝑥0,07942/3 𝑥𝑆 1/2
0,015
𝑆 = 0,0066 m/m

Panjang Saluran Pembawa ( Lsal)


Direncanakan 2,5 m. maka

HL = Lsal x S

HL = 2,5 m x 0,0066 = 0,0165 m

4. Rekapitulasi Desain Unit Intake


Dari perhitungan dimensi desain unit intake diperoleh data nilai (dimensi) yang
digunakan sebagai perencanaan unit intake sebagai berikut :
Tabel 4.4 Data Rekapitulasi Desain Unit Intake

REKAPITULASI INTAKE
No. Desain Akhir Nilai Satuan
1. Debit Penyadapan (Qp) 0.074 m3/detik
2. Sudut barscreen terhadap horizontal (θ) 60 Derajat
3. Lebar batang barscreen (w) 0.65 Inch
4. Lebar bukaan barscreen (b) 3 Inch
5. Jumlah barscreen 7 Buah
6. Tinggi muka air (T) 0.105 M
7. Freeboard (f) 0.021 M
8. Tinggi barscreen (H) 0.126 M
9. Headloss melalui screen (delta H) 0.018 M
10. Tinggi muka air setelah screen (T`) 0.087 M
11. Lebar efektif (L) 0.7252 M
12. Lebar bukaan total (L') 0.61 M
13. Panjang batang (P) 0.146 M
44
Laporan PBPAM │ TL B │ Kelompok 10

14. Panjang batang terendam (P') 0.122 M


15. Kecepatan melalui bar (Vh) 1.148 m/detik
16. Panjang sumur intake (P) 4.00 M
17. Lebar sumur intake (L) 4.00 M
18. Tinggi efektif (Hef) 6.50 M
Freeboard 0.50 M
19. Tinggi total (Ht) 7.00 M
20. Volume sumur (Vol) 104.00 m3
21. Waktu detensi (Td) 23.50 Menit
22. Diameter strainer (Ds) 1.00 Mm
23. Kecepatan inlet strainer (Vin) 0.19 m/detik
24. Diameter pipa menuju pompa (D) 0.30 Mm
25. Kecepatan hisap (V) 1.04 m/detik
26. Power pompa 7957.40 Watt
27. Lebar saluran pembawa (Bsal) 0.725 M
28. Tinggi air saluran pembawa (Hsal) 0.102 M
Freeboard (f) 0.50 M
29. Panjang saluran pembawa 2.5 M
30. Kecepatan saluran (Vsal) 1.00 m/detik

4.2.2 Prasedimentasi
1. Kriteria Desain
Dalam perencanaan bangunan prasedimentasi diperlukan kriteria desain melalui
beberapa literature sebagai berikut :
Tabel 4.5 Data Kriteria Desain Unit Prasedimentasi

Kriteria Desain
Komponen Simbol Kriteria Satuan Sumber

Christopher dan
Surface Loading Vo 10-25 m³/m² jam
Okun (1991)

Montgomery
Waktu detensi Td 10-20 menit
(1985)
Panjang : Lebar Bak P:L 4:1-6:1
Panjang : Tinggi bak P:H 5 : 1 - 20 : 1
Bilangan Froud Nfr > 10-5
Bilangan Reybolds Nre < 2000
Kedalaman air H 1,5 - 2,5 m Christopher dan
Okun (1991)
V inlet Vin 0,2 - 0,5 m/detik
Tinggi air di V notch Hv 0,03 - 0,05 m
Weir loading 0,002 - 0,003
Kadar lumpur 5-8 %
45
Laporan PBPAM │ TL B │ Kelompok 10

Slope bak lumpur S 1-2 %


Tinggi Freeboard F > 0,3 m

2. Data Perencanaan
Dari data kriteria perencanaan bangunan prasedimentasi di atas, diperlukan data
kriteria desain yang dipilih sesuai kondisi sungai agar pengolahannya dapat berlangsung
secara optimal. Berikut terlampir data kriteria desain terpilih.
Tabel 4.6 Data Kriteria Desain Terpilih Unit Prasedimentasi

Kriteria Terpilih
Komponen Simbol Kriteria Satuan
Surface Loading(Vo) Vo 15 m³/m² jam
Td Td 10 - 25 Menit
P:L P:L 4:1
P:H P:H 5:1
Nfr Nfr > 10-5
Nre Nre < 2000
Kedalaman (H) H 1,5 - 2,5 M
V inlet Vin 0,2 - 0,5 m/detik
Kadar lumpur S 5 %
Tinggi Freeboard f > 0,3 m
Suhu Air 32.5 °C
Viskositas kinematis ν 0.0000007708 m2/s
Koefisien manning n 0.015
Kekeruhan 16 NTU
Berat jenis lumpur ρ 2.5 kg/L
Massa jenis air (ρ) ρ air 995.05 kg/m3

Dari Tabel desain di atas dapat dibuat sketsa gambar sebagai berikut

Gambar 4.2 Sketsa Unit Prasedimentasi

46
Laporan PBPAM │ TL B │ Kelompok 10

Gambar 4.3 Sketsa Perforated Wall

3. Perhitungan
Pada perencanaan bangunan air minum ini digunakan modul produksi
berkapasitas 120 L/detik. Untuk unit prasedimentasi direncanakan 2 buah bak dengan
debit pengolahan yang sama. Unit sedimentasi yang direncanakan berkapasitas dan
berspesifikasi yang sama.
Debit Pengolahan (Q)
Diketahui :
120 𝑚3
Q modul = 120 L/detik = 1000 𝑑𝑒𝑡𝑖𝑘 = 0,12 𝑚3 /𝑑𝑒𝑡𝑖𝑘

𝑄𝑚𝑜𝑑𝑢𝑙
Q= 2

0,12𝑚3 /𝑑𝑒𝑡𝑖𝑘
Q= = 0,06 m3/detik
2

47
Laporan PBPAM │ TL B │ Kelompok 10

a) Dimensi Zona Pengendapan


Direncanakan pengelolaan removal sebesar 60% pada air baku. Performance
pengendapan pada bak dapat dilihat berdasarkan table berikut :

Gambar 4.4 Kurva Performance Bak Pengendapan

Dengan melihat grafik pengolahan, didapat:

Good Performance (t/d) = 1

𝑡 𝑉𝑜
= 𝑉𝑑
𝑡𝑑

𝑉𝑂 𝑥 𝑡𝑑
Vd = 𝑡

Direncanakan V0 = 10 m3/m2 jam

10 𝑚3
V0 = Vd = 3600 𝑚2 𝑑𝑒𝑡𝑖𝑘 = 0,0028 𝑚3 /𝑚2detik

Vd = 0,0028 m3/m2 detik x 1

Vd = 0,0042 m3/m2 detik

48
Laporan PBPAM │ TL B │ Kelompok 10

Luas Zona Pengendapan (A)

Q= A x v

𝑄
A=𝑣

0,060 𝑚3 /𝑑𝑒𝑡𝑖𝑘
A= 0,0028 𝑚3/𝑚2 = 21,6 m2
𝑑𝑒𝑡𝑖𝑘

Dimensi Bak Pengendapan

Direncanakan bak pengendapan dengan rasio sebagai berikut :

Panjang (P) : Lebar (L) = 4:1 P = 4L

A = 21,6 m2

P x L = 21,6 m2

4L x L = 21,6 m2

21,6 1/2
L=( ) = 2,32 m
4

Namun untuk memenuhi kriteria desain untuk parameter lainnya yang berhubungan
direncanakan lebar (L) sebesar 3 m

P=4L

P = 4(3) m

P= 12 m

Tinggi air (T)

P : T = 1 : 10 P = 10 T

P = 10 T

𝑃 12
T = 10 = 10 = 1,20 𝑚

49
Laporan PBPAM │ TL B │ Kelompok 10

Tinggi Bak (T’)

T’ = T + freeboard

T’ = 1,20 + 0,4 = 2,5 m

Dengan Freeboard (f) sebesar 0,4 m, maka tinggi bak menjadi (T’)= 2,5 m

Luas Pengendapan (Adesain)

Adesain = P x L

Adesain = 8 x 2Nilai desain = 16 m2

Kecepatan Akhir Desain (Vdesain akhir)

𝑄
Vdesain akhir =𝐴

0,06 𝑚3 /𝑑𝑒𝑡𝑖𝑘
Vdesain akhir = = 0,00166 m/detik
16 𝑚2

Waktu detensi (td)

𝑉𝑜𝑙
Td = 𝑄

𝑃𝑥𝐿𝑥𝑇
td= 𝑄

8 𝑚 𝑥 2 𝑚 𝑥 1,6 𝑚 720
td = = 720 detik = 60 𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡
0,06 𝑚3 /𝑑𝑒𝑡𝑖𝑘

= 12 menit (memenuhi 10-20 menit)

b) Kontrol Aliran
𝐿𝑥𝑇
R = 𝐿+2𝑇
2 𝑚 𝑥 1,2 𝑚
R= = 0,6667 m
2+2 (1,2)

50
Laporan PBPAM │ TL B │ Kelompok 10

Bilangan Reynolds
𝑣𝑑 𝑥 𝑅
Nre = 𝑉

𝟎,𝟎𝟎𝟏𝟔𝟔𝟕𝒎/𝒅𝒆𝒕𝒊𝒌 𝒙 𝟎,𝟎𝟔𝟔𝟔𝟕 𝒎
NRe = = 1441 (memenuhi <2000)
𝟕,𝟕 𝒙 𝟏𝟎−𝟕 𝒎𝟐 /𝒅𝒆𝒕𝒊𝒌

Kecepatan Horizontal (vh)


Lebar bak (L) = 3 m
Tinggi air (H) = 1,2 m
𝑄
vb= 𝐿 𝑥 𝐻

0,06 𝑚3 /𝑑𝑒𝑡𝑖𝑘
vb = = 0.01667 m/detik
3 𝑚 𝑥 1,2 𝑚

Bilangan Froude ( NFr)


𝑣
Nfr = 𝑔 𝑥ℎ𝑅

0,01667 𝑚/𝑑𝑒𝑡𝑖𝑘
Nfr = 9,81𝑚/𝑑𝑒𝑡𝑖𝑘𝑥0,6667 = 6,2 x 10-5 (memenuhi > 10-5)

Kecepatan penggerusan

8 x β x g x (ρs−ρw) x Nfr
Vsc = √ α x ρw

8 x 0,05 x 9,81 x (2,5−0,995) x 6,4𝑥10−6


Vsc = √ = 0.09166 m/detik (memenuhi )
0,03 x 0,995

c) Zona Lumpur
Volume Lumpur
% Removal = 60%
Konsentrasi = 16 NTU nilai kekeruhan x 0,0013 =0,0208 kg/m3
Berat Jenis Sludge (𝜌) = 2,5 kg/L
Asumsi kadar lumpur (5-8)% =5%
1
Ketinggian lumpur = 3 𝑥 𝑇𝑖𝑛𝑔𝑔𝑖 𝐴𝑖𝑟 (𝐻)

51
Laporan PBPAM │ TL B │ Kelompok 10

1
Ketinggian lumpur = 3 x 1,6 m = 0,40 m

Freeboard (f) antara lumpur dengan zona inlet


F = 50% x H
F=50% x 1,6 = 0,60 m

Lumpur yang diendapkan (c)


C = 60% x konsentrasi

C = 60% x 0,0208 kg/m3 = 0,012 kg/m3

Lumpur yang terendapkan (Lr)


Lt = Q x Cpengendapan
Lt = 0,06 m3/detik x 0,012 kg/m3 x 86400 detik/hari
Lt = 64,70 kg/hari

Volume lumpur/ hari/bak (volt)


𝐿𝑇
VolL = %𝑙𝑢𝑚𝑝𝑢𝑟 𝑥 𝜌 𝑙𝑢𝑚𝑝𝑢𝑟

64,70 𝑘𝑔/ℎ𝑎𝑟𝑖 2458,46


VolL = 5% 𝑥 2,5 𝑘𝑔/ℎ𝑎𝑟𝑖 = 517,57 L/hari = m3/hari= 0,5176 m3/hari
1000

Dimensi Ruang Lumpur


Bentuk ruang lumpur yakni menggunakan bentuk limas terpancing
A1 = Luas Atas
A2 = Luas Bawah
H=1m
Direncanakan bahwa A2 = 25% (A1)

52
Laporan PBPAM │ TL B │ Kelompok 10

Menghitung Luas A1
1
VolL = 𝐻 𝑋 (𝐴1 + 𝐴2 )1/2
3

1
0,5176 m3/hari = 3 𝑥 1 (𝐴1+ 0,25 . 𝐴1 + (𝐴1 . 0,25. 𝐴1 )1/2 )

= 5176 A1

A1 = 0,89 m2

Dimensi A1

Direncanakan P1 = 0,8 m

A1 = P1 X L1

0,89 m2 = 0,8 x L1

L1 = 1,11 m

Menghitung Luas A2

A2 = 25% x A1

A2 = 25% x 0,89 m2

= 0,22 m

Dimensi A2

Direncanakan p2 = L2

A2 = P2 x L2

0,22 m2 = L2 x L2

P2 = L2 = 0,471 m

Pdesain dan Ldesain = 0,3 m

53
Laporan PBPAM │ TL B │ Kelompok 10

Pipa pengurasan

Pengrasan lumpur dilakukan setiap 24 jam sebanyak 1 kali

Dimensi pipa pengurasan

Kecepatan pengurasan (vp) = 1 m/detik

Luas Penampang pipa (A)


𝑄
Apipa = 𝑣

0,06 𝑚3
Apipa = 1 𝑚/𝑑𝑒𝑡𝑖𝑘 = 0,0600 m3

Diameter Pipa (Dpipa)

𝟒 𝒙 𝟎,𝟎𝟔𝟎𝟎 𝒎𝟐
Dpipa =√ = 0,276 m =276 mm
𝝅

Cek kecepatan
𝑄 𝑄
Vp = 𝐴 = 1
𝐷2
4𝜋

0,06 𝑚3
=1 = 0,02000 m3/detik
𝜋𝐷 2 (0,276 𝑚)
4

Lama Pengurasan
𝑉𝑜𝑙 𝑙𝑢𝑚𝑝𝑢𝑟/ℎ𝑎𝑟𝑖
t= 𝑄

0,1725 𝑚3
t = 0,02 𝑚3/𝑑𝑡𝑘 =8,62 detik

8,62 𝑑𝑒𝑡𝑖𝑘
t= 60
= 0,1438 menit

54
Laporan PBPAM │ TL B │ Kelompok 10

d) Zona Inlet
Direncanakan kecepatan inlet (Vin) = 0,05 m2

Luas zona Inlet


Q
A= v
0,06 m3 /detik
A= = 0,12 m2
0,5 m/detik

Dimensi Zona Inlet


Rasio panjang dan lebar direncanakan yaitu 4: 1, maka P = 4 L

A= P x L = 0,06 m2

A = P x L = 0,04 m2
P x L = 0,04 m2
4L x L = 0,04 m2
4L2 = 0,04 m2, jadi L = 0,1 m = 0,12 m
P = 4L
P = 4 (0,12) = 0,48 m = P = 0,5 m

Jari- jari Hidrolis (R)

𝑷𝒙𝑳
R = 𝑷+ 𝟐𝑳

PxL
R = P+2L

0,5 m x 0,12 m
R = 0,5 m+2(0,12m) = 0,0811 m

Slope Inlet

Digunakan Koef. Manning (n) = 0,015

1
Q= 𝑛 𝑅 2/3 𝑥 𝑆 1/2

1
Q = 0,015x R2/3 x S1/2
55
Laporan PBPAM │ TL B │ Kelompok 10
0,06 𝑥 0,015 𝑚3 /𝑑𝑒𝑡𝑖𝑘
S=( )
0,08112/3

S= 2,30 x 10-5 m/m

Check kecepatan

1 1
V= 𝑛 x R2/3 x s1/2 x 𝐴

1 1
V= 0,015 𝑥 (0,0811)2/3 𝑥 (0,057 𝑚)𝑥 (0,10 𝑥 ,5)𝑚3

=0,40 (memenuhi 0,2- 0,5 m/dtik)

Panjang zona inlet (Pin)

Pin = 10% x Pbak pengendapan

Lebar Inletb (Lin) = Lbak pengendapan= 3,00 m

Tinggi Inlet (Tin) = Tbak Pengendapan = 1,20 m

Desain Perforated wall

Diameter lubang = 0,1 m

Luas Lubang (A)

1
A = n x π x D2
1
A = n x π x D2 = 0,0079 m2

Kecepatan Aliran Lubang (Vorifice)


1
Vorifice = n x Vinlet
1
Vorifice = 0,015 x 0,4 m/detik = 0,250 m/detik

Debit Melewati Lubang (Q)


Qlubang = A x v
Qlubang = 0,0079 m2 x 0,250 m/detik = 0,00196 m3/detik

56
Laporan PBPAM │ TL B │ Kelompok 10

Banyak Lubang (n)


Q
n = Qlubang
0,06 m3 /detik
n = 0,00196 = 30,6 Lubang = 35 Lubang
m3 /detik

Desain rencana susunan lubang sebanyak 35 lubang


Disusun sebanyak 7 lubang secara horizontal dan 5 lubang secara vertikal.

Lubang Horizontal
Lbak = Linlet zone = 3 m
Diameter lubang (D) = 0,1 m
L−2x−n.D
Jarak antar lubang = n−1
0,25 x Lbak 0,25 x 3
Jarak lubang ke tepi (x) = = = 0,38 m
2 2
2−2(0,25)−7(0,1)
Jarak antar lubang = = 0,133 m
2

Lubang Vertikal
Tbak = 1,2 m
Diameter lubang (D) = 0,1 m
0,25 x Tbak 0,25 x 3 m
Jarak lubang ke tepi (y) = = = 0,150 m
2 2
L−2x−n.D
Jarak antar lubang = n−1
1,2−2(0,150)−5(0,1)
Jarak antar lubang = = 0,1 m
5−1

e) Zona Outlet
L=3m
T = 1,2 m
Tinggi Outlet (T’) = 50%(1,2 m) = 0,8 m
Vdesain (Vd) = 0,00125 m/detik

Jumlah Gutter yang digunakan (N)


Q
< 5 x T x vd
NxL
0,006 m3 /detik
< 5 x 1,6 m x 0,00125 m/detik
Nx3m

2 < N, maka N = 4
57
Laporan PBPAM │ TL B │ Kelompok 10

Agar gutter tidak terlalu panjang yang dapat menyebabkan short circuiting, maka
didesain gutter sebanyak 4 buah, dengan dua buah pelimpah di masing-masing sisi
gutter.

Dimensi V Notch
Asumsi ketinggian air di V Notch (h) = 5 cm = 0,05 m
Freeboard (F) + 50%h
Freeboard = 50% (0,05 m) = 0,025 m

Ketinggian Total (H)


H=h+F
H = 0,05 m + 0,025 m = 0,075 m

Lebar Pintu Vnotch (Lv)


Lv = 2H
Lv = 2 x 0,075 m = 0,15 m

Debit yang melewati Vnotch (Q)


Lv x (h)1,5
Q Vnotch = 8
0,15 x (0,075)1,5
Q Vnotch = = 2,09 x 10-4 m3/detik
8

Jumlah Vnotch (𝚺Vnotch)


Qbak
ΣVnotch = Q Vnotch

0,06 m3 /detik
ΣVnotch = = 286,22 buah
2,09 x 10−4 m3 /detik

ΣVnotch desain = 100 buah (286 buah)


ΣVnotch
Jumlah Vnotch pada 1 gutter = Jumlah gutter
1000
Jumlah Vnotch pada 1 gutter = = 25 buah
4

Karena pada kedua sisi gutter terdapat pelimpah, maka


Jumlah Vnotch tiap gutter
Jumlah Vnotch pada tiap pelimpah = 2

58
Laporan PBPAM │ TL B │ Kelompok 10
25
Jumlah Vnotch pada tiap pelimpah = = 12 buah
2

f) Dimensi Gutter
Direncanakan jarak antar Vnotch = 1 cm = 0,1 m
Jarak Vnotch dari tepi = 0,5 x jarak antar Vnotch
Jarak Vnotch dari tepi = 0,5 x 0,1 = 0,05 m
Panjang Gutter
Panjang Gutter = {( ΣVnotch perlimpah – 1) x jarak antar Vnotch} + (2 x jarak
Vnotch dari tepi) + ( ΣVnotch perlimpah x L notch)
Panjang Gutter = {(12,5 – 1) x 0,1} + (2 x 0,05) + (12,5 x 0,15) = 3,125 m

Debit Tiap Gutter (Q)


Qmodul
Q = Jumlah gutter
0,06 m3 /detik
Q= = 0,015 m3/detik
4

Q = 0,015 m3/detik x 35,31 cfs


Q = 0,529 cfs

Tinggi air dalam Gutter


Q cfs
Ho = 0,30 x ( 3,735 )2/5
0,529
Ho = 0,30 x ( )2/5 = 0,1395 m
3,735

Lebar Gutter (Lg)


Lg = 1,5 Ho
Lg = 1,5 x 0,1395 m = 0,209 m

Tinggi Gutter (Hp)


Hp = Ho + 15%Ho + Freeboard + tinggi air di Vnotch
Hp = 0,1395 m + {0,15 x (0.1395 m)} + 0,025 m + 0,05 m
Hp = 0,235 m

59
Laporan PBPAM │ TL B │ Kelompok 10

Jarak antar pelimpah (X)


Jumlah gutter (n) = 4 buah
Jarak pelimpah ke tepi (y) = 0,3 m
Lbak−(2 x y)−( n x Lg )
X= (n−1)
(3 x 0,2)−( 4 x L0,209 )
X= = 0,59 m
(4−1)

Jari – jari Hidrolu]is (R)


A Lg x Ho
R= =
P Lg+2Ho
0,0899 m x 0,135 m
R = 0,135 m+(2 x 0,0899 m) = 0,060 m

Cek kecepatan saluran pelimpah (V)


Qpelimpah Qtiap gutter
V= =
Apelimpah Bp x Ho
0,0150
V= = 0,51 m/detik
0,03

g) Saluran Pengumpul
Saluran pengumpul melintang terhadap bak, dimana
Jumlah Saluran Pengumpul = 1 saluran
Debit Saluran (Q) = 0,06 m3/detik
Lebar Saluran Pengumpul (L) = 3 m
Panjang Saluran Pengumpul (P) = 0,5 m
Waktu Detensi (td) = 10 detik

Volume Saluran
Vol = Q x td
Vol = 0,06 m3/detik x 10 detik = 0,6 m3

60
Laporan PBPAM │ TL B │ Kelompok 10

Kedalaman air (h)


Vol Saluran
h= A Saluran
Vol
h = LxP
0,6 m3
h= = 0,6 m
1

freeboard = 0,3 m

Desain tinggi saluran pengumpul (H)


H = h + freeboard
H = 0,6 m + 0,3 m = 0,95 m

Cek Kecepatan (v)


Q Q
v= =
A LxP
0,06m3 /detik
v= = 0,04 m/detik
3 m x 0,5 m

h) Headloss
Kehilangan tekanan pada Zona Pengendapan (Hlp)
Jari-jari Hidrolis (R) = 0,6667 m
Kecepatan Horizontal (Vh) =0,01666 m/detik

Slope Saluran
2 1
1
V=  R3  S 2
n
2 1
1
0,6667m / det ik =  0,016664 3  S 2
0,015

S = 1,071371m / m = 1,0713  10 −8 m / m
Hl P = S  Pbak

Hl P = 1,0713  10 −7 m / m  8m = 0,00000001278m = 1,278  10 -8 m

61
Laporan PBPAM │ TL B │ Kelompok 10

Kehilangan tekanan pada Zona Inlet (Hin)


Digunakan k sebesar = 1

Hl lubang =k
(v orifice )
2

2 g

(0,2500m / det ik ) 2
Hl lub ang = 1 = 0,000318m = 3,18  10 −4 m
(2  9,81m / det ik ) 2

Kehilangan Tekanan pada Saluran Pelimpah (HL)


Jari-jari Hidrolis (R) = 0,060 m
Kecepatan dalam Saluran (v) = 0,51 m/detik

Slope Saluran
2 1
1
v =  R3  S 2
n
2 1
1
0,51m / det ik =  0,060 3  S 2
0,015
S = 0,0025m / m
HL Saluran = S x Panjang Saluran
HL Saluran = 0,025m/m x 3,13 m = 0,011 m

Headloss Total
Headloss Total = H L pe lim pah + H L lub ang + H L saluran
Headloss Total = 1,343x10-7 m + 3,18x10-4 m + 0,0092 m
Headloss Total = 0,0111 m

i) Saluran Outlet
Q = 0,120 m3/detik
Vasumsi = 1 m/detik
Luas Pipa Outlet (A)
Q
A=
V

62
Laporan PBPAM │ TL B │ Kelompok 10

0,120m 3 / det ik
A= = 0,12m 2
1m / det ik

Diameter Pipa Outlet (D)


4A
D=

4  0,12m 2
D= = 0,39m = 0,39m = 390 mm
3,14

Check V
Q
V=
A
0,12m 3 / det ik
V = = 0,44m / det ik (memenuhi 0,6 - 1,5 m/detik)
1
   (0,25m) 2

Headloss Pipa Outlet


Ddesain = 0,25 m
Vasumsi = 1 m/detik
Digunakan Koefisien Kekasaran Pipa (f) = 0,3
Panjang Saluran Outlet (L) = 1 m
L v2
Hl P = f 
D 2 g

1m (1m / det ik ) 2
Hl P = 0,3   = 0,061m
0,25m 2  9,81m / det ik 2

4.Rekapitulasi Desain Unit Prasedimentasi


Dari Perhitungan dimensi desain unit prasedimentasi diperoleh data nilai
(dimensi) yang digunakan sebagai perencanaan unit prasedimentasi sebagai
berikut.

63
Laporan PBPAM │ TL B │ Kelompok 10

Tabel 4.7 Data Rekapitulasi Desain Unit Prasedimentasi

REKAPITULASI
No Desain Akhir Nilai Satuan
1. Debit per bak (Q) 0.060
2. Jumlah bak 2
3. % removal 60%
4. Panjang saluran inlet (P) 0.50
5. Lebar saluran inlet 0.12
6. Tinggi air dalam saluran
7. Freeboard (f)
8. Tinggi saluran (T')
9. Panjang zona inlet (Pin) 1.20
10. Lebar zona inlet (Lin) 3.00
11. Tinggi zona inlet (Tin) 1.20
12. Jumlah lubang (n) 35
13. Diameter lubang 0.1
Jarak Horizontal antar lubang
Jumlah lubang 7
Jarak lubang ke tepi 0.38
14. Jarak antar lubang 0.258
Jarak vertikal antar lubang
jumlah lubang 5
Jarak lubang ke tepi 0.150
15. Jarak antar lubang 0.100
16. Panjang bak pengendapan (P) 12.00
17. Lebar bak pengendapan (L) 3.0
Tinggi air (T) 1.20
18. Freeboard (f) 1.30
19. Tinggi bak pengendapan (T') 2.50
20. Luas pengendapan (A) 21.6
21. Surface loading design (Vd) 0.0028
22. Waktu detensi (Td) 12.00 Menit
23. Bilangan Reynold (NRE) 1441.5
24. Bilangan Froude (NFR) 4.24737E-05
25. Kecepatan Horizontal (Vh) 0.01667
26. Kecepatan penggerusan (vsc) 0.09166
27. Freeboard zona inlet dengan zona lumpur (H) 0.60
28. Volume ruang lumpur (VolT) 0.5176
29. Tinggi ruang lumpur (H) 1
30. panjang ruang lumpur atas (P1) 0.80
31. Lebar ruang lumpur atas (L1) 1.11
64
Laporan PBPAM │ TL B │ Kelompok 10

REKAPITULASI
No Desain Akhir Nilai Satuan
32. panjang ruang lumpur bawah (P2) 0.30
33. Lebar ruang lumpur bawah (L2) 0.30
34. Frekuensi pengurasan lumpur 1
35. Diameter pipa pengurasan 200.00 Mm
36. Lama pengurasan 0.1438 Menit
37. Jumlah gutter (N) 4.00
38. Panjang gutter (P) 3.125
39. Lebar pelimpah (Bp) 0.209
40. Tinggi pelimpah (Hp) 0.235
41. Jumlah Vnotch 12.50 buah/gutter
42. Lebar V notch (Lv) 15 Cm
43. Tinggi Vnotch (H) 7.5 Cm
44. Jarak Vnotch ke tepi 5 Cm
45. Jarak antar Vnotch 10 Cm
46. Lebar saluran pengumpul (L) 3.00
47. Panjang saluran pengumpul (P) 0.50
Ketinggian air (h) 0.600
48. Freeboard (f) 0.35
49. Ketinggian saluran (H) 0.95
50. Diameter pipa outlet 250 Mm

4.2.3 Koagulasi
A. Koagulasi Desain
1. Kriteria Desain
Dalam perencanaan bangunan koagulasi hidrolis diperlukan kriteria desain
melalui beberapa literature sebagai berikut :
Tabel 4.8 Data Kriteria Desain Unit Koagulasi Hidrolis

Kriteria Desain
Komponen Simbol Kriteria Satuan Referensi
Gradien kecepatan G 700 - 1000 /detik
Waktu detensi td 20-60 detik Schulz &
Bilangan Froud NFr 4-9 - Okun, 1984
Loncatan Hidrolik y2/y1 >2,83 -

2. Data Perencanaan
Dari data perencanaan banguan koagulasi hidrolis di atas, diperlukan data
kriteria desain yang dipilih sesuai kondisi sungai agar pengolahannya dapat
berlangsung secara optimal. Berikut terlampir data kriteria yang dipilih.
65
Laporan PBPAM │ TL B │ Kelompok 10

Tabel 4.9 Data Kriteria Desain Terpilih Unit Koagulasi Hidrolis

Data Perencanaan
Parameter Simbol Nilai Satuan
Gradien kecepatan G 700 per detik
Waktu detensi Td 20 Detik
Bilangan Froud 4
Debit Q 120.000 m3/detik
Koefisien Drag Cd 1.2 /detik
Suhu 32 ᵒc
Rapat massa ρ 995.05 kg/m3
Bukaan V Notch θ 90 ⁰
Viskositas absolut µ 0.0007670 kg/m.detik
Tan (90/2) 1
Kecepatan aliran V 0.5 m/dt

Dari table desain di atas dapat dibuat sketsa gambar sebagai berikut:

Gambar 4.5 Sketsa Unit Koagulasi Hidrolis

66
Laporan PBPAM │ TL B │ Kelompok 10

3. Perhitungan
a) V-Notch
Digunakan V-Notch dengan( 𝜃) = 90o
Tinggi air pada V-Notch (Hn)
8 𝜃
Q = 15 𝑥 𝐶𝑑 𝑥 √2 𝑥 𝑔 𝑥 tan 2 𝑥 𝐻𝑛5/2

8
0,120 m3/detik =15 𝑥 1,2 𝑥 √2 𝑥 9,81 𝑚/𝑑𝑒𝑡𝑖𝑘 2 𝑥 1 𝑥 𝐻𝑛5/2

Hn = 0,28 m

Tinggi V-Notch (Hv)

Dengan Freeboard sebesar 0,05 m maka tinggi V-Notch

Hv = Hn + f

Hv = 0,28 m + 0,05 m = 0,33 m = 33 cm

Lebar Bukaan Air V-Notch (Lan)

𝜃
Lan = 2 x Hn x tan 2

Lan = 2 x 0,28 x 1

Lan = 0,56 m

Lebar Bukaan V-Notch (Ln)

𝜃
Ln = 2 x Hv x tan 2

Ln = 2 x 0,33 m x 1
Ln = 0,66 m

67
Laporan PBPAM │ TL B │ Kelompok 10

b) Tinggi Terjun (HL)


Headloss yang dibutuhkan (HL)/ Tinggi Terjunan
𝐺 2 𝑥 𝜇 𝑥 𝑡𝑑
HL = 𝜌𝑥𝑔

(700/𝑑𝑒𝑡𝑖𝑘) 2 𝑥 0,0007670𝑘𝑔/𝑚/𝑑𝑒𝑡𝑖𝑘 𝑥 20 𝑑𝑒𝑡𝑖𝑘


HL = 995,05 𝑘𝑔/𝑚3 𝑥 9,81 𝑚/𝑑𝑒𝑡𝑖𝑘 2

HL = 0,77 m

c) Loncatan Hidraulik (y2/y1)


Bilangan Terjunan (D)
𝑄2
D=
𝑔 𝑥 𝐻3

(0,12 𝑚3 /𝑑𝑒𝑡𝑖𝑘)2
D = 9,81 𝑚/𝑑𝑒𝑡𝑖𝑘 2 𝑥 (0,77)3 = 0,00032

Panjang Terjunan (Pd)


Pd = 4,3 x H x D0,27

Pd = 4,3 x 0,77 m ( 0,00032 )0,27 = 0,38 m

Kedalaman pada Awal Loncatan (y1)


y1 = 0,54 x H x D0,425
y1 = 0,54 x 0,77 m (0,00032)0,425 = 0,03 m

Kedalaman pada Akhir Akhir loncatan (y2)


y2 = 1,66 x H x D0,27
y2 = 1,66 x 0,77 x (0,00067)0,27 = 0,27 m

𝒚
Loncatan Hidrolik (𝒚𝟐 )
𝟏

𝑦2 0,27
= 0,03 = 7,48( 𝐦𝐞𝐦𝐞𝐧𝐮𝐡𝐢, ≥ 𝟐, 𝟖𝟑 )
𝑦1

68
Laporan PBPAM │ TL B │ Kelompok 10

Kedalaman Air didalam Limpahan (yp)


yp = 1 x H x D0,22
yp = 1 x 0,77 x ( 0,00032)0,22 = 0,22 m

Panjang Loncatan (P1)


Pj = 4,3 x y2 x D0,22
Pj = 4,3 x 0,18 x ( 0,00032 )0,22 = 0,33 m

d) Bilangan Froud (Nfr)


Nfr = [{2 x y2 )/(y1 +1)2}/8]0,5
Nfr = [{2 x 0,27 m)/(0,03 m + 1)2} / 8 ]0,5 = 5,63 ( memenuhi, 4-9)

e) Bak Koagulasi
Panjang bak ( min) = Panjang Terjunan (Pd) + Panjang Loncatan (Pj)
Panjang bak ( min ) = 0,70 + 0,33 = 1,03 m

Volume Bak Koagulasi (Vol)


Vol = Q x Td
Vol = 0,12 x 20 detik = 2,4 m3

Dimensi Bak
Tinggi Air di Bak (T), direncanakan 1 m
Direcanakan desain dimensi bak P : L = 1 : 1
P=L
Vol = P x L x T
Vol = L x L x T
2,4 m3 = L x L x 1
2,4 m3 = L2
L = 1,5 Ldesain = P bak ( memenuhi > 0,59 )

69
Laporan PBPAM │ TL B │ Kelompok 10

Tinggi Bak Hidrolis


Tinggi Bak Hidrolis = Tinggi Air + Headloss (terjunan) + Hn )

Tinggi Bak Hidrolis = 1 m + 0,77 m + 0,28 m


Tinggi Bak Hidrolis = 2,05 m

f) Volume Bak Koagulasi Desain


Vol = P x L x T

Vol = 1,5 m x 1,5 m x 1 m


Vol = 1,21 m3

g) Cek Waktu Detensi di Bak Koagulasi (td)


𝑉𝑜𝑙
td = 𝑄
1,21 𝑚
td = 0,12 𝑚3/𝑑𝑒𝑡𝑖𝑘 = 20,1 detik

h) ) Cek Gradien Kecepatan (G)


𝐻𝐿 𝑥𝜌 𝑥 𝑔 0,5
G= ( )
𝜇 𝑥 𝑡𝑑

0,77 𝑚 𝑥 995,05 𝑘𝑔/𝑚3 𝑥 9,81 𝑚/𝑑𝑒𝑡𝑖𝑘 2 0,5


G=( )
0,0007670 𝑘𝑔/𝑑𝑒𝑡𝑖𝑘 𝑥 20,1 𝑑𝑒𝑡𝑖𝑘

G = 985,85/detik (memenuhi, 700-1000)

i) Cek G.td

G.td = 985,85/detik x 20,1 = 14.035.00 ( memenuhi 14.000-60.000)

j) Kebutuhan Koagulan
Perhitungan detai untuk kebutuhan koagulan dapat dilihat pada sbbab 4.4.1

70
Laporan PBPAM │ TL B │ Kelompok 10

k) Receiving Well
Agar dapat mengakomodasi V – Notch, maka didesain lebar bak pengumpul 1,2
m, kedalaman air 0,4 m, dan panjang bak 3 m. Diasumsikan kecepatan aliran
0,7 m/detik. Digunakan beton halus sebagai bahan saluran sehingga koefisien
manning (n) 0,015. Direncanakan freeboard 0,3 m, sehingga kedalamam bak
sebagai berikut :
H’ = Hair +F
H’ = 0,4 m + 0,3 m = 0,7 m

Jari – Jari Hidrolis


𝐻𝑎𝑖𝑟 𝑥 𝐿𝑒𝑏𝑎𝑟 𝑏𝑎𝑘
R = (2 𝑥 𝐻𝑎𝑖𝑟)+𝐿𝑒𝑏𝑎𝑟 𝑏𝑎𝑘
0,4 𝑚 𝑥 1,2 𝑚
R =(2 𝑥 0,4 𝑚 )+(1,2 𝑚) = 0,24 m

Slope Saluran
1
v = 𝑛 R2/3 S1/2

sehingga
𝑛𝑥𝑣 2
S=( 2 )
𝑅3

0,015 𝑥 0,07 2
S=( ) = 0,0007392 m/m
0,242/3

Headloss Receiving Well

HL = S x Panjang Bak

HL = 0,0007392 m/m x 3m = 0,00221761 m

l) Saluran Outlet
Debit (Q) = 0,12 m3/detik
Vasumsi = 0,5 m/detik

Luas Pipa Outlet (A)


𝑄
A= 𝑣

0,12 𝑚3 /𝑑𝑒𝑡𝑖𝑘
A= = 0,23 m2
0,5 𝑚/𝑑𝑒𝑡𝑖𝑘

71
Laporan PBPAM │ TL B │ Kelompok 10

Diameter pipa outlet (D)

4𝐴
D=√𝜋

4 𝑥 0,23 𝑚2
D=√ = 0,546 m = 540 mm dibulat(katalog pipa)
3,14

Check v

𝑄
v =𝐴

0,12 𝑚3 /𝑑𝑒𝑡𝑖𝑘
v =1 = 1,70 m/detik (memenuhi 0,6 – 3 m/detik )
𝑥 𝜋 𝑥 (0,23 𝑚2 )
4

Healoss Pipa Outlet

Digunakan Koefisien Kekasaran Pipa (f) = 0,3

Panjang Saluran Outlet (L) = 1 m

𝐿 𝑣2
HLp = f x 𝐷 𝑥 2𝑔

1 ( 0,5 𝑚/𝑑𝑒𝑡𝑖𝑘)2
HLP = 0,3 x0,30 𝑚 x2 𝑥 (9,81 𝑚/𝑑𝑒𝑡𝑖𝑘 2 ) = 1,34 m

4. Rekapitulasi Desain Unit Koagulasi Hidrolis


Dari perhitungan desain unit koagulasi hidrolis diperoleh data nilai (dimensi)
yang digunakan sebagai perencanaan unit koagulasi hidrolis sebagai berikut
Tabel 4.10 Data Rekapitulasi Desain Unit Koagulasi Hidrolis

No Desain akhir Nilai Satuan


1 Q unit 0.120 m3/detik
2 Headloss (HL) 0.77 m3/detik
3 Tinggi air V notch (Hn) 0.28 m
Freeboard V notch (f) 0.05 m
4 Lebar bukaan air V notch 0.56 m
Lebar bukaan V notch (Ln) 0.66 m
5 Bilangan terjunan (D) 0.0032149 m

72
Laporan PBPAM │ TL B │ Kelompok 10

No Desain akhir Nilai Satuan

6 Panjang terjunan (Pd) 0.70 m


7 Kedalaman awal (y1) 0.04 m
8 Kedalaman akhir (y2) 0.27 m
9 y2/y1 7.48 -
10 Bilangan froude (F) 5.63 -
11 Volume bak koagulasi (Vol) 1.21 m3
12 Tinggi air di bak (T) 1.00 m
13 Panjang bak desain (P) 1.100 m
14 Lebar bak desain (L) 1.100 m
15 Tinggi bak hidrolis 2.05 m
16 Head total 1.32 m
17 Cek G 698.26 /detik
18 Cek Td 20.1 detik
Saluran Outlet
19 Diameter pipa 300 mm
20 Kecepatan 1.70 m/detik
21 Headloss 1.34E-02 m

Gambar 4.6 Sketsa Detail Gutter Pada Receiving Wall

B. Koagulasi Mekanis
Direncanakan 1 buah bak koagulasi mekanis dengan menggunakan impeller
jenis turbin. Turbin yang digunakan memiliki 4 buah straight blade (blade lurus).
1. Kriteria Desain
Dalam perencanaan bangunan koagulasi mekanis diperlukan kriteria desain
melalui beberapa literature sebagai berikut :

73
Laporan PBPAM │ TL B │ Kelompok 10

Tabel 4.11 Data Kriteria Desain Unit Koagulasi Mekanis

Parameter Simbol Nilai Satuan Sumber


Gradien kecepatan G 700 – 1000 per detik
Waktu detensi Td 20 – 60 Detik
G x Td 14000-60000 Reynolds
rpm(rotation &
20 – 150 Richards
Putaran impeller Ω per minute)
per 10000 (1996)
(45 - 60)cm
Headloss HL m3/detik
Bilangan Reynolds NRE >10000
(Panjang : Lebar)bak (P : L) bak 1:1
(Tinggi air : Lebar)
(1,5-2) : 1
bak (Tair : L) bak
Qasim
Diameter impeller : (2000)
1:2
Lebar bak Di : L bak
1 m dari dasar
Tinggi impeller Ti bak

2. Data Perencanaan
Dari data kriteria perencanaan bangunan koagulasi mekanis di atas, diperlukan
data kriteria desain yang dipilih sesuai kondisi sungai agar pengolahannya dapat
berlangsung secara optimal. Berikut terlampir data kriteria desain terpilih.

Tabel 4.12 Data kriteria Desain Terpilih Unit Koagulasi Mekanis

KRITERIA TERPILIH
Parameter Simbol Nilai Satuan
Gradien kecepatan G 800 per detik
Waktu detensi Td 20 Detik
G x Td 16000
Putaran impeller 20 – 150 Rpm
Lebar / diameter
w/Di turbin 0.2
turbin
(Tinggi air : Lebar)
Hair : L bak 1,5 : 1
bak
per 10000
Headloss HL 50 cm
m3/detik
Diameter impeller :
Di : L bak 1:2
Lebar bak

74
Laporan PBPAM │ TL B │ Kelompok 10

Tipe turbin Straight blade, 4 blade


Power Number Np 3.3
1 m dari dasar
Tinggi impeller Ti
bak
Bilangan Reynolds NRE >10000
Suhu 32 ℃
Viskositas dinamis µ 0.000767 Kg/m.detik
Massa jenis air Ρ 995.05 kg/m3
Efisiensi motor Η 80% Persen
Faktor gesekan F 0.05

3. Perhitungan
Debit Pengolahan (Q) = 0,12 m3/detik
Waktu detensi (td) = 20 detik
Gradien Kecepatan (G) = 800/detik
G.td = 16000

a) Inlet
Inlet pada bak koagulasi adalah outlet dari unit prasedimentasi
b) Dimensi Bak
Direncanakan bak dengan perbandingan P : L : T = 1 : 1 : 1,5

Volume Bak (Vol)


Vol = Q x td
Vol = 0,12 m3/detik x 20 detik = 2,4 m3

Dimensi Bak
P : L : T = 1 : 1 : 1,5
P = L. T = 1,5 L
Vol = P x L x T
2,4 m3 = 1,5 L3
L = 1,2 m Ldesain = Pdesain

75
Laporan PBPAM │ TL B │ Kelompok 10

𝑉𝑜𝑙
Tair desain = 𝑃 𝑥 𝐿
2,4 𝑚3
Tair desain =1,2 𝑥 1,2 =1,66 m = 1,70 m

Freeboard (f) direncanakan 0,4 m

Maka tinggi bak (T)


T = Tair desain + freeboard
T = 1,70 m + 0,40 =2,10 m

Volume Bak Aktual (Vol)


Vol = P x L x Tair
Vol = 1,2 m x 1,2 m x 1,70
Vol = 2,4 m3

Waktu detensi
𝑉𝑜𝑙
td = 𝑄

2,4 𝑚3
td = 0,12 𝑚3/𝑑𝑒𝑡𝑖𝑘 = 20 detik (memenuhi 20-60 detik )

Cek G.td
G.td = 800/detik x 20 detik = 16.000 (memenuhi 14.000-60.000)

c) Desain Turbin
Jenis turbin yang digunakan adalah 4 blade, tipe turbin blade lurus dengan
perbandingan lebar / diameter impeller turbin (w/Di) sebesar 0,15. Kriteria turbin
dengan straight blade (blade lurus ) seperti ini memiliki power number (Np)
sebesar 3,3 (Qasim,2000)

Diameter Impeller (Di)


Di 50% x Lebar
Di = 50% x 1000 satuan
Di = 0,50 m

76
Laporan PBPAM │ TL B │ Kelompok 10

Lebar Blade Turbin ( w )


w = 0,2 x (Di)
w = 0,2 x 0,50
w = 0,1 m

Panjang Blade ( p )
p = 50% x (Di)
p = 50% x 0,50
p = 0,25 m

d) Tenaga Pengadukan/Daya (P’)


P = G2 x 𝜇 x Vair
P = ( 800/detik )2 x 0,000767 x 2,40 = 1178,112 watt
𝑃
P’ = 𝜂
1178,112 𝑤𝑎𝑡𝑡
P’ = = 1472,64 Kw
80%

e) Kecepatan Putar (n)


P = Np x n3 x Di5 x 𝜌
1178,112 watt = 3,3 x n3 x (0,50)2 x 995,05 kg/ m3
n = 2,26 rps (ratio per second )
𝑟𝑝𝑚
n = 2,26 rps x 60 𝑟𝑝𝑠

n = 135, 36 ( memenuhi 20 – 150 rpm )

f) Cek Aliran ( Bilangan Reynolds, NRe )


𝑛 𝑥 𝐷𝑖 2 𝑥 𝜌
NRe = 𝜇

2,26 𝑟𝑝𝑠 𝑥 (0,50)2 𝑥 995,05𝑘𝑔/𝑚3


NRe = = 731670,35 ( memenuhi > 104)
0,0007670 𝑘𝑔/𝑚 𝑑𝑒𝑡𝑖𝑘

g) Kebutuhan Koagulan
Perhitungan detail untuk kebutuhan koagulan dapat dilihat pada subbab 4.1.1

77
Laporan PBPAM │ TL B │ Kelompok 10

h) Sistem Outlet
Debit Q = 0,12 m3/detik
Kecepatan air di pipa (v) = 1

Luas Pipa Outlet (A)


𝑄
A =𝑣
0,12 𝑚3 /𝑑𝑒𝑡𝑖𝑘
A= = 0,12 m2
1 𝑚/𝑑𝑒𝑡𝑖𝑘

Dimensi Pipa Outlet


4𝐴
D=√Π

4 𝑥 0,12 𝑚2
D=√ = 0,39 m = 400 mm
3,14

Cek Kecepatan Aliran (v)


𝑄
v=
𝐴
0,12 𝑚3 /𝑑𝑒𝑡𝑖𝑘
v= 1 = 1,40 m /detik ( 0,6-1,5 m/detik)
𝑥 𝜋 𝑥 0,402
4

i) Kehilangan tekanan
Headloss bak koagulan (Hk)
Hk = 50 cm tiap 10.000 m3/detik
𝑄
Hk = 10000 𝑚3 /𝑑𝑒𝑡𝑖𝑘 x (0,5 m)
0,12 𝑚3 /𝑑𝑒𝑡𝑖𝑘
Hk = x (0,5 m)
10000 𝑚3 /𝑑𝑒𝑡𝑖𝑘

Hk = 6 x 10-6 m

Headloss Pipa (Hfp)


𝐿 𝑣2
Hfp = f x 𝐷 x 2 𝑔
1𝑚 (1 𝑚/𝑑𝑒𝑡𝑖𝑘)2
Hfp = 0,12 x 0,50 𝑚 x 2 𝑥 9,81 𝑚/𝑑𝑒𝑡𝑖𝑘 2) = 1,17 x 10-2 m

78
Laporan PBPAM │ TL B │ Kelompok 10

Headloss Belokan
K belokan 90o = 0,5
𝑣2
Hb= K x 2 𝑔
12
Hb = 0,5 x 2 𝑥 9,81 𝑚/𝑑𝑒𝑡𝑖𝑘 2

Hb = 0,0162 m
Terdapat 2 belokan, maka
Hb= 2 x 0,0162 m =0,0324 m

4. Rekapitulasi Desain Unit Koagulasi Mekanis


Dari perhitungan dimensi desain unit koagulasi mekanis diperoleh data nilai
(dimensi) yang digunakan sebagai perencanaan unit koagulasi mekanis sebagai
berikut :
Tabel 4.13 Data Rekapitulasi Desain Unit Koagulasi Mekanis

No. Desain Akhir Nilai Satuan


1 Volume bak koagulasi (Vol) 2.40 m3

2 Panjang bak koagulasi (P) 1.000 meter

3 Lebar bak koagulasi (L) 1.000 meter


4 Tinggi air (T) 1.667 meter
Freeboard (f) 0.40 meter
Tinggi bak koagulasi (T') 2.10 meter
5 Waktu detensi (Td) 20.00 detik
6 Diameter impeller (Di) 0.50 meter
7 Tinggi impeller (Ti) dari dasar bak 1 meter
8 Panjang blade (p) 0.25 meter
9 Lebar blade (w) 0.1 meter
10 Jumlah blade 4 buah
11 Power/tenaga pengadukan (P') 1.473 kW
12 Keceparan putar (n) 135.36 rpm
13 Bilangan Reynols (NRE) 731670.35 -
14 Diameter pipa outlet 0.30 m

79
Laporan PBPAM │ TL B │ Kelompok 10

Dari kedua unit koagulasi yang telah dilakukan perhitungan untuk menentukan
desain bangunannya, dipilih salah satu unit berdasarkan pertimbangan kemudahan
fleksibilitas dan nilai headloss yang terhitung kecil. Atas pertimbangan tersebet,
dipilih Unit Koagulan Hidrolis.

Koagulan
Koagulan yang digunakan yakni berupa PAC dan fase cairan dengan apesifikasi.
- Konsentrasi PAC = 1%
- Ph = 3-5
- Berat Jenis = 1,190 kg/L
- Dosis Koagulan =25 mg/L
- Qdesain = 0,12 m3/detik = 120 L/detik
- Kebutuhan bahan PAC = Dosis x Q
- Kebutuhan bahan PAC = 25 mg/L x 120 L/detik
- Kebutuhan bahan PAC = 3000 mg/detik
- Kebutuhan bahan PAC =259,20 kg/hari

Dari Tabel di atas dapat dibuat sketsa gambar sebagai berikut :

Gambar 4.7 Sketsa Unit Bak Pembubuhan Koagulan

80
Laporan PBPAM │ TL B │ Kelompok 10

Volume Koagulan PAC

𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎 𝑃𝐴𝐶
Volk = 𝜌𝑃𝐴𝐶

259,20 𝑘𝑔/ℎ𝑎𝑟𝑖
Volk = = 217,81 L/hari = 0,218 m3/ hari
1,190 𝑘𝑔/𝐿

Volume Pelarut (Volw)

𝐶𝑤
Volk = 𝑥 𝑉𝑜𝑙𝑘
𝐶𝑘

90 %
Volw = x 0,218 m3/hari = 25,8 m3/hari
10%

Volume Larutan PAC (Vol)

Vol = Volk + Volw

Vol = 0,218 m3/hari + 25,8 m3/ hari = 26 m3/hari

Bak Pembubuhan Koagulan

Direncanakan 1 bak pembubuhan dengan bentuk tabung.

Pelarutan PAC dilakukan setiap 24 jam sekal. Pipa pembubuhan berukuran 1 inch.

Volume bak = 26 m3/hari

Tinggi cairan dalam tabung (T’) dikarenakan 1 m

Dengan freeboard (f) = 0,3 m, maka tinggi tabung seluruhnya (T) = 1,3 m

Volume Bak ( Vol )

1
Vol = T’ x 4 x 𝜋 x D2

1
26 m3 = 1 m x4 x𝜋 x D2

4 𝑥 26
D = √1 𝑥 3,14 = 5,76 m , di desain diameter tabung = 0,8 m = 800 mm

81
Laporan PBPAM │ TL B │ Kelompok 10

Kapasitas Bak (Vol)

Vol = T’ x 1/4 x π x D2

1
Vol = 1 m x4 x 𝜋 x (0,8 m)3

Vol = 0,502 m3

Pompa Pembubuh Koagulan

Debit Pembubuhan (Qb)

Qb = Volume tiap bak/hari = 0,218 m3/hari =0,0003010 m3/detik

Berat Jenis Larutan

1
ρk = 80% 1−80% = 996, 68 kg/m3
+
995,37 𝑘𝑔/𝑚3 1190 𝑘𝑔/𝑚3

Dosing Pump

Jenis Pompa = Dosing Pump

Tipe = GM Series

Merk = Milion Roy

Produksi = industry Tirtanadi Indonesia

Kriteria:

-Tekanan maksimal = 6 Bar

- Kapasitas Pembubuhan Maksimal = 80 L/jam

- Head Maksimal = 18 feet (5,48 m)

- motor = 0,25 kw

82
Laporan PBPAM │ TL B │ Kelompok 10

Stroke Pompa (%)

Qb = Volume bak/hari =0,218 m3/hari = 9,08 L/jam

𝑄𝑏
Stroke = 𝑄𝑚𝑎𝑘𝑠 𝑥 1000 %

9,08 𝐿/𝑗𝑎𝑚
Stroke = 80 𝐿/𝑗𝑎𝑚 x 1000 % = 201 %

Daya yang dibutuhkan Pompa (P)

Efisiensi pompa = 80 % (Kurva pompa)

Head pompa Disediakan, dengan H = 9,455 m

𝜌𝑥𝑔𝑥𝑄𝑥𝐻
P= 𝔶

996,68 𝑘𝑔/𝑚3 𝑥 9,81 𝑚/𝑑𝑒𝑡𝑖𝑘 2 𝑥 0,0003010 𝑚3 /𝑑𝑒𝑡𝑖𝑘 𝑥 9,455 𝑚


P= 80%

P = 34,8 watt

Tabel 4.14 Data Rekapitulasi Perencanaan Koagulan

No Desain akhir Nilai Satuan


1 Konsentrasi larutan 1% Persen
2 Dosis 25.00 mg/L
3 Kebutuhan PAC 259.20 kg/hari
4 Periode pelarutan 1 kali per hari
5 Jumlah bak 1 Buah
6 Volume PAC 217.82 L/hari
7 Volume pelarut 25788.45 L/hari
8 Volume larutan PAC 26006.27 L/hari
9 Diameter bak 0.80 Meter
10 Tinggi cairan dalam bak 1 Meter
Freeboard 0.3 Meter
83
Laporan PBPAM │ TL B │ Kelompok 10

11 Tinggi bak 1.3 Meter


12 Debit pembubuhan (Qb) 1083.59 L/jam
13 Stroke pompa 201% Persen
14 Head pompa 9.455 M
15 Efisiensi 80% Persen
16 Daya 34.783 Watt

4.2.1 Flokulasi
a. Flokulasi Hidrolis
1. Kriteria Desain
Dalam perencanaan flokulasi hidrolis diperlukan krteria desain melalui beberapa
literatur sebagai berikut :

Tabel 4.15 Data Kriteria Desain Unit Flokulasi Hidrolis

FLOKULASI HIDROLIS
Parameter Simbol Nilai Satuan Referensi
Gradien
G 20-70 per detik Kawamura (2000)
Kecepatan
Waktu detensi Td 30 – 45 Menit
G x Tsd 10000 – 100000
SNI 6774: 2008
Kecepatan aliran
Vmaks 0.9 m/s
maksimal
Jarak antar
X ≥0,75 M
baffle Kawamura (2000)
Tinggi air H' ≥1 M

2. Data Perencanaan
Berdasarkan data kriteria perencanaan bangunan flokulasi hidrolis diatas, diperlukan
data kriteri desain yang terpilih sesuai kondisi sungai agar pengolahannya dapat
berlangsung secara optimal. Berikut terlampir data kriteria desain terpilih.

Tabel 4.16 Data Kriteria Desain Terpilih Unit Flokulasi Hidrolis


Kriteria Terpilih
Parameter Simbol Nilai Satuan
Debit Pengolahan Q 0.120 m3/detik
Jenis Aliran Horizontal (Around-the-end)
Jumlah kompartemen k 3 Buah
Gradien kecepatan 1 G1 50 per detik
Gradien kecepatan 2 G2 40 per detik
84
Laporan PBPAM │ TL B │ Kelompok 10

Gradien kecepatan 3 G3 30 per detik


Gradien kecepatan rata-rata G 40.0 per detik
30 Menit
Waktu detensi Td
1800 Detik
Jarak antar baffle X ≥0,75 M
Tinggi air H' 1.2 M
Jumlah saluran per kompartemen 2 Buah
Lebar saluran Ls 1 M
Lebar kompartemen L 2 M
Gaya gravitasi g 9.81 m/detik2
Nilai K belokan K 1.5
Koef kekasaran f 0.3 -
Viskositas dinamis µ 0.000767 kg/m.detik
Viskositas kinematis υ 0.000000771 m2/detik
Rapat massa air ρ 995.05 kg/m3

3. Perhitungan
Q = 0,12 m3/detik
T = 300C
𝜇 = 0,000767 kg/m.detik
td = 30 menit = 1800 detik
1800
td per kompartemen = detik = 600 detik
3

Tabel 4.17 Data Td dan G Kompartemen Hidrolis


Kompartemen Td (detik) G (detik-1)
I 600 50
II 600 40
III 600 30

a) Saluran inlet
Pipa saluran inlet flokulasi sama dengan pipa saluran outlet koagulasi hidrolis,

b) Dimensi Bak Flokulator


Volume Bak (Vol)
Rumus :

Vol = Q x td

Vol = 0,12 m3 x 1800 detik = 216 m3 /detik


85
Laporan PBPAM │ TL B │ Kelompok 10

- Luas Penampang Bak (A)


Direncanakan tinggi air (T’) dengan asumsi = 1,2 m
Rumus:
V = A x T’

216 m3 = A x 1,2 m
A = 180 m2

- Lebar Bak (L)


Rumus :

L= Ls x n’

L=1mx6=6m
Di desain panjang bak sebesar 6 m

- Lebar Kompartemen (L’) pindah


Rumus:
𝒏′
L’ = 𝑳𝒔 𝒌

6
L’ = 1 m x = 2 m
3

Tinggi Air (T’)


Rumus :
Volume = P x L x T’

216 m3 = 30 m x 6 m x T’
T’ =1,2 m (memenuhi ˃ 1 m)
Di desain tinggi air T’ = 1,2 m dengan freeboard 0,3 m,
Maka tinggi bak (T) menjadi :
Rumus :

Tinggi Bak = tinggi air + freeboard

Tinggi Bak = 1,2 m + 0,3 m = 1,50 m

86
Laporan PBPAM │ TL B │ Kelompok 10

c) Volume Bak Akhir


Rumus :

Volume = P x L’ x T’

Volume = 30 m x 6 m x 1,2 m = 216 m3

d) Waktu Detensi Bak (td)


Rumus :

Volume = Q x td

216 m3 = 0,12 m3/detik x td


td = 1800 detik

Direncanakan 3 buah kompartemen dengan setiap kompartemen memiliki 2 buah


saluran, lebar setiap saluran (Ls) 1 m, Sehingga jumlah saluran (n’) menjadi 6
buah dan lebar kompartemen (L’) sebesar 2 m,

- Panjang saluran
Rumus:
𝐕𝐨𝐥 𝐛𝐚𝐤
Ps = 𝐧′ 𝐱 𝐋𝐬 𝐱 𝐇𝐚𝐢𝐫

216 𝑚3
Ps = = 30 m
6 𝑚 𝑥 1 𝑚 𝑥 1,2 𝑚

Panjang saluran direncanakan sama dengan bak (P) = 30 m

e) Kecepatan Rata-Rata Aliran (V)


Rumus:
𝐐
v= 𝐋𝐬 𝐱 𝐓′

0,12 𝑚3 /𝑑𝑒𝑡𝑖𝑘
V= = 0,1 m
1 𝑚 𝑥 1,2 𝑚

87
Laporan PBPAM │ TL B │ Kelompok 10

f) Perencanaan Kompartemen
Volume Kompartemen (VolK)
Rumus :

VolK = P x L’ x T’
VolK = 30 m x 2 m x 1,2 m = 72 m3

• Kompartemen I
G1 = 50/detik
Direncanakan jumlah kanal/baffle (n1) sebanyak 30 buah,

Headloss FLokulator (Hf1)


Rumus :
𝐆𝟐 𝐱 𝛖 𝐱 𝐕𝐨𝐥 𝐤
Hf1 =
𝐠𝐱𝐐

(50/detik)2 x 0,000000771 m2 /detik x 72 m3


Hf1 = = 0,118 m
9,81 m/detik2 x 0,12 m3 /detik

Headloss setiap Belokan (HB1)


Rumus :
𝐇𝐟𝟏
HB1 =
𝐧𝟏

0,118 m
HB1 = = 0,004 m
30

Jarak Antar Sekat (X1)


Rumus :
𝐏𝐬
X1 =
𝟐𝐧𝟏

30 m
X1 = = 2,00 m (memenuhi, ≥ 0,75 m)
2 x 30

88
Laporan PBPAM │ TL B │ Kelompok 10

Kecepatan Air di Sekat (v1)


Rumus :

𝟐𝐠 𝐱 𝐇𝐁𝟏
v1 = √ 𝐊

2 x 9,81 m/detik2 x 0,004 m


v1 = √ = 0,23 m/detik (memenuhi, ≤ 0,9 m/detik)
1,5

Lebar Bukaan (w1)


Rumus :
𝐐
w1 =
𝐯𝟏 𝐱 𝐓′

0,12 m3 /detik
w1 = 0,23 m/detik x 1,2 m = 0,44 m

Cek Gradien Kecepatan (G1)


Rumus :

𝐇𝐟𝟏 𝐱 𝐠 𝐱 𝐐
G1 = √ 𝛖 𝐱 𝐕𝐨𝐥 𝐤

0,118 m x 9,81 m/detik2 x 0,12 m3 /detik


G1 = √ 0,000000771 m2 /detik x 72 m3

G1 = 50/detik (memenuhi, 20-70/detik)

• Kompartemen II
G2 = 40/detik
Direncanakan jumlah kanal/baffle (n2) sebanyak 26 buah,

Headloss FLokulator (Hf2)


Rumus
𝐆𝟐 𝐱 𝛖 𝐱 𝐕𝐨𝐥 𝐤
Hf2 =
𝐠𝐱𝐐

(40/detik)2 x 0,000000771 m2 /detik x 72 m3


9,81 m/detik2 x 0,12 m3 /detik
= 0,075 m

89
Laporan PBPAM │ TL B │ Kelompok 10

Headloss setiap Belokan (HB2)


Rumus :
𝐇𝐟𝟐
HB2 =
𝐧𝟐

0,075 m
HB2 = = 0,003 m
26

Jarak Antar Sekat (X2)


Rumus :
𝐏𝐬
X2 =
𝟐𝐧𝟐

30 m
X2 = = 2,31 m (memenuhi, ≥ 0,75 m)
2 x 26

Kecepatan Air di Sekat (v2)


Rumus :

𝟐𝐠 𝐱 𝐇𝐁𝟐
v2 = √
𝐊

2 x 9,81 m/detik2 x 0,003 m


v2 = √ = 0,19 m/detik (memenuhi, ≤ 0,9 m/detik)
1,5

Lebar Bukaan (w2)


Rumus :
𝐐
w2 =
𝐯𝟐 𝐱 𝐓′

0,12 m3 /detik
w2 = 0,19 m/detik x 1,2 m = 0,51 m

90
Laporan PBPAM │ TL B │ Kelompok 10

Cek Gradien Kecepatan (G2)


Rumus :

𝐇𝐟𝟐 𝐱 𝐠 𝐱 𝐐
G2 = √ 𝛖 𝐱 𝐕𝐨𝐥 𝐤

0,075 m x 9,81 m/detik2 x 0,12 m3 /detik


G2 = √ = 40/detik
0,000000771 m2 /detik x 72 m3

(memenuhi, 20-70/detik)

• Kompartemen III
G3 = 30/detik
Direncanakan jumlah kanal/baffle (n3) sebanyak 22 buah,

Headloss FLokulator (Hf3)


Rumus :
𝐆𝟐 𝐱 𝛖 𝐱 𝐕𝐨𝐥 𝐤
Hf3 =
𝐠𝐱𝐐

(30/detik)2 x 0,000000771 m2 /detik x 72 m3


Hf3 = = 0,042 m
9,81 m/detik2 x 0,12 m3 /detik

Headloss setiap Belokan (HB3)


Rumus :
𝐇𝐟𝟑
HB3 =
𝐧𝟑
0,042 m
HB3 = = 0,0019 m
22

Jarak Antar Sekat (X3)


Rumus :
𝐏𝐬
X3 =
𝟐𝐧𝟑

30 m
X3 = = 2,73 m (memenuhi, ≥ 0,75 m)
2 x 22

91
Laporan PBPAM │ TL B │ Kelompok 10

Kecepatan Air di Sekat (v3)


Rumus :

𝟐𝐠 𝐱 𝐇𝐁𝟑
v3 = √ 𝐊

2 x 9,81 m/detik2 x 0,0019 m


v3 = √ = 0,16 m/detik (memenuhi, ≤ 0,9 m/detik)
1,5

Lebar Bukaan (w3)


Rumus :
𝐐
w3 =
𝐯𝟑 𝐱 𝐓′

0,12 m3 /detik
w3 = 0,16 m/detik x 1,2 m = 0,63 m

Cek Gradien Kecepatan (G3)


Rumus :

𝐇𝐟𝟑 𝐱 𝐠 𝐱 𝐐
G3 = √ 𝛖 𝐱 𝐕𝐨𝐥 𝐤

0,042 m x 9,81 m/detik2 x 0,12 m3 /detik


G3 = √ 0,000000771 m2 /detik x 72 m3

G3 = 30/detik (memenuhi, 20-70/detik)

g) Saluran Pipa Outlet


Direncanakan kecepatan aliran (V) = 1 m/detik

Diameter Pipa Outlet


Rumus :
𝐐
v=
𝐀

𝐐
v= 𝟏
𝐱 𝛑 𝐱 𝐃𝟐
𝟒

𝟒𝐱𝐐
D =√ 𝛑 𝐱 𝐯
𝐐 92
𝐯𝟑 𝐱 𝐓′
Laporan PBPAM │ TL B │ Kelompok 10

4 x 0,12 m3 /detik
D=√ = 0,39 m
π x 1 m/detik

Direncanakan diameter pipa outlet (D) sebesar 0,4 m = 400 mm

Cek Kecepatan (V)


Rumus :
𝐐
v=
𝐀

𝐐
v= 𝟏
𝐱 𝛑 𝐱 𝐃𝟐
𝟒

0,12 m3 /detik
v=1 = 1 m/detik (memenuhi, 0,6 – 3 m/detik)
x π x (0,40m)2
4

Headloss Pipa (HLp)


Rumus :
𝐋 𝐯𝟐
HLp = f x 𝐃 x 𝟐𝐠

4𝑚 (0,95 m/detik)2
HLp = 0,3 x 0,40 m x 2 x 9,81 m/detik2 = 0,139 m = 0,14 m

h) Headloss FLokulator (Hf)


Rumus :

Hf = Hf1 + Hf2 + Hf3 + HLp


Hf = 0,118 m + 0,075 m + 0,042 m + 0,14 m = 0,38 m

i) Cek G x td total
Rumus :

G x Td total = (G1 x Td1) + (G2 x Td2) + (G3 x Td3)


G x Td total = (50/detik x 600 detik) + (40/detik x 600 detik) + (30/detik x 600
detik)
G x Td total = 72.000 (memenuhi, 10,000-100,000)

93
Laporan PBPAM │ TL B │ Kelompok 10

1. Rekapitulasi Desain Unit Flokulasi Hidrolis


Berdasarkan perhitungan dimensi densain unit flokulasi hidrolis diperoleh data nilai
(dimensi) yang digunakan sebagai perencanaan unit flokulasi hidrolis adalah sebagai
berikut.
Tabel 4.18 Data Rekapitulasi Desain Unit Flokulasi Hidrolis
No. Desain Akhir Nilai Satuan
1 Panjang bak (P) 30.0 m
2 Lebar bak (L) 6.00 m
Tinggi air (T') 1.200 m
3 Freeboard (f) 0.3 m
Tinggi bak (T) 1.500 m
4 Volume bak 216.0 m3
5 Waktu detensi total (Td) 30.00 menit
6 Lebar saluran (Ls) 1.00 m
Kecepatan rata-rata aliran
7 (V) 0.100 m/dt
8 Tebal sekat 3 cm
Volume 1 kompartemen
9 (Volk) 72 m3
10 Kompartemen 1
11 Jumlah baffle 30.0 baffle
12 Jumlah saluran 2 saluran
13 Kecepatan di sekat (V1) 0.23 m/dt
14 Jarak antar baffle (x) 2.00 m
15 Lebar bukaan (w) 0.44 cm
16 Gradien kecepatan (G) 50.00 per detik
17 Headloss (HF1) 0.118 m
18 Kompartemen 2
19 Jumlah baffle 26.0 baffle
20 Jumlah saluran 2 saluran
21 Kecepatan di sekat (V2) 0.19 m/dt
22 Jarak antar baffle (x) 2.31 m
23 Lebar bukaan (w) 0.51 cm
24 Gradien kecepatan (G) 40.00 per detik
25 Headloss (HF2) 0.075 m
26 Kompartemen 3
27 Jumlah baffle 22.0 baffle
28 Jumlah saluran 2 saluran
29 Kecepatan di sekat (V3) 0.16 m/dt
94
Laporan PBPAM │ TL B │ Kelompok 10

No. Desain Akhir Nilai Satuan


30 Jarak antar baffle (x) 2.73 m
31 Lebar bukaan (w) 0.63 cm
32 Gradien kecepatan (G) 30.00 per detik
33 Headloss (HF3) 0.042 m
34 Diameter pipa outlet 400 mm
35 Kecepatan air di pipa outlet 1 m/dt
36 Headloss flokulator (HF) 0.236 m

b. Flokulasi Mekanis
1. Kriteria Desain
Dalam perencanaan bangunan flokulasi mekanis diperlukan kriteria desain melalui
beberapa literatur sebagai berikut,
Tabel 4.19 Data Kriteria Desain Unit Flokulasi Mekanis
Kriteria Flokulasi Mekanis
Kriteria Desain Simbol Nilai Satuan Sumber
Gradien kecepatan (G) G 15-60 /detik
Waktu detensi (td) Td 20-60 menit
10000-
G.Td
150000 Qasim(2000)
Tahap Flokulasi 3–4 Buah
Lebar
Diameter paddle wheel Dpad ±85%
bak
Kecepawan putar Ω 1–5 rpm
Luas blade/Luas tangki Lb/LT 5 – 20 %
Kawamura(2000)
nrel
n relatif/n absolut (0,5-0,75)
/nabs
Tinggi Air Maksimal 4 M

2. Data Perencanaan
Berdasarkan data kriteria perencanaan bangunan flokulasi mekanis diatas, diperlukan
data kriteria desain yang dipilih sesuai kondisi sungai agar pengolahannya dapat
berlangsung secara optimal, Berikut terlampir data kriteria desain terpilih,

Tabel 4.20 Data Kriteria Desain Terpilih Unit Flokulasi Mekanis


Data Perencanaan Simbol Nilai Satuan
Debit air Q 0.12 m3/dtk
30 Menit
Waktu detensi Td
1800 Detik
95
Laporan PBPAM │ TL B │ Kelompok 10

Data Perencanaan Simbol Nilai Satuan


Jumlah Kompartemen 3 Buah
Gradien kecepatan 1 G1 50 /detik
Gradien kecepatan 2 G2 40 /detik
Gradien kecepatan 3 G3 30 /detik
Gradien kecepatan rata rata G 40.0 /detik
Suhu T 32.0 ᵒC
Viskositas dinamis µ 0.000767 kg/m.detik
Massa jenis air Ρ 995.05 kg/m3
Posisi Shaft Vertikal
Tipe Impeller Padle
Jenis Blade Straight Blade
Jumlah Blade 4 Buah

Panjang : Lebar (blade) P : L blade 20 : 1


Koefisien drag Cd 1.5
Jarak antar blade X 0.2 M
n relatif/n absolut nrel /nabs 0.75
Diameter paddle wheel/Lbak Dpad / Lbak 90% %

3. Perhitungan
Q = 0,12 m3/detik
T = 30 ᵒC
υ = 0,0008004 kg,m/detik
ρ = 995,68 kg/m3
Td = 40 menit = 30 x 60 detik = 1800 detik
1800 detik
Td per kompartemen = = 600 detik
3

Jumlah kompartemen = 3 dengan karakteristik kompartemen :

Tabel 4.21 Data Td dan G Kompartemen Flokulasi Mekanis


Kompartemen Td (detik) G (detik-1)
I 600 50
II 600 40
III 600 30
a) Dimensi Bak

96
Laporan PBPAM │ TL B │ Kelompok 10

Volume Bak (Vol)


Rumus :

Vol = Q x Td

Vol = 0,12 m3/detik x 1800 detik = 216 m3

Luas Penampang Bak (A)


Direncanakan bak dengan lebar (B) = 3,3 m

Vol = A x B

216 m3 = A x 3,3 m
A = 65 m2
Direncanakan Panjang : Lebar = 3 : 1 ; P =3L

Panjang Bak (P)


P=3xL

P = 3 x 3,3 m = 9,9 m

Tinggi Air (Hair)


𝐕𝐨𝐥
Hair = 𝐋∶𝐏

216 m3 /detik
Hair = = 3,95 m (memenuhi, < 4 m)
3,3 m ∶ 9,9 m

Dimensi Bak
Panjang Bak (P) = 9,9 m
Lebar Bak (L) = 3,3 m
Tinggi Air (Hair) = 3,95 m
Freeboard (H) = 0,44 m
Volume Bak
Rumus :

Vol = P x L x Hair desain

Vol = 9,9 m x 3,3 m x 3,95 m = 43,015 m3

97
Laporan PBPAM │ TL B │ Kelompok 10

b) Dimensi Kompartemen
Digunakan 3 buah kompartemen dengan membagi Panjang bak menjadi 3,
Panjang Kompartemen (Pk) = 9,9 m / 3 = 3,3 m
Lebar Kompartemen (Lk) = 3,3 m
Tinggi Air Kompartemen (HAK) = 3,95 m

Volume Kompartemen (VolK)

Vol = Pk x Lk x HAK
desain
Vol = 3,3 m x 3,3 m x 3,95 m = 72 m3
Waktu Detensi Total Kompartemen (Tdk)
Rumus :
𝐏𝐤 𝐱 𝐋𝐤 𝐱 𝐇𝐚𝐤
Tdk = 𝐐

3,3 m x 3,3 m x 3,95 m


Tdk = = 358,46 detik
0,12 m3 /detik
358,46 detik
Tdk = 60 detik/menit = 7 menit

Waktu Detensi Total Kompartemen (Td)


Rumus :

Td = Tdk x 3

Td = 7 menit x 3 = 21 menit (memenuhi, 20-60 menit)

c) Desain Paddle Wheel


Desain paddle wheel berlaku untuk ketiga kompartemen, Posisi shift diletakkan
secara vertikal,

- Diameter Paddle Wheel ((Dpad)


Rumus:

Dpad = Lebar bak x (%Dpad/Lbak)

Dpad = 3,3 m x 90% = 2,97 m


Maka, direncanakan Dpad sebesar 2,8 m
98
Laporan PBPAM │ TL B │ Kelompok 10

Dimensi Paddle
Dalam perencanaan ini, digunakan 1 shaft vertikal dengan 1 paddle wheel untuk
tiap kompartemen, Tiap paddle wheel terdapat 2 buah paddle blade, Setiap paddle
blade memiliki 2 buah paddle, Rancangan rasio panjang paddle terhadap lebar
paddle sebesar 20:1, Direncanakan (Lpad) sebesar 3 m
- Lebar Paddle (Lpad)
Rumus:

Lpad = Ppad / 20

Lpad = 3 m / 20 = 0,15 m
- Diameter Paddle 1 (Dpad 1)
Rumus:
Dpad 1 = Dpad desain - Lpad

Dpad 1 = 2,80 m – 0,15 m = 2,65 m


- Diameter Paddle 2 (Dpad 2)
Rumus:

Dpad 2 = Dpad 1 – 2(Lpad + X)

Dpad 2 = 2,65- 2(0,15 + 0,2) = 1,95 m


- Luas Paddle (Apad)
Luas paddle disini dihitung pada saat banyaknya paddle dengan posisi paddle
tegak lurus aliran. Pada posisi demikian, 2 buah paddle blande memiliki masing-
masing 2 buah blande.
Rumus:

Apad = 2 x 2 x Lpad x Ppad

Apad = 2 x 2 x 0,15 x 3 = 1,8 m2


- Luas Paddle / Luas Profil Tangki (Apad / AT)
Luas profil tangki yang dimaksud adalah luas tangki yang tegak lurus dengan arah
aliran air (lebar dan tinggi tangki)
Rumus:

Apad / AT = Apad / (L x Hair desain)

Apad / AT = 1,8 m2 / (3,3 m x 3,95 m) = 13,8% (memenuhi, 5%-20%)

99
Laporan PBPAM │ TL B │ Kelompok 10

d) Perencanaan Kompartemen
Lebar bukaan (b) antar kompartemen direncanakan sebesar 0,5 m, Koefisien drag
(Cd) didapat dari perbandingan paddle terhadap lebar paddle,
Untuk Ppad : Lpad = 20 : 1, nilai Cd = 1,5 (Qasim, 2000).
• Kompartemen I
G1 = 50 /detik
- Daya (P)
Rumus:

P = G2 x µ x Vol

P = (50/detik)2 x 0,0000767 kg/m,detik x 43 m3= 82,48 watt


- Kecepatan Putar Absolut (nabs)
Rumus:

𝟑 𝟐𝐏 𝐧 𝐫𝐞𝐥𝐚𝐭𝐢𝐟/𝐧 𝐚𝐛𝐬𝐨𝐥𝐮𝐭
nabs = √ ∶
𝐂𝐝 𝐱 𝛒 𝐱 𝐀𝐩𝐚𝐝 𝐱 (Dpad )3 + Dpad 23 ) 𝛑

3 2 x82,48 0,75
nabs = √1,5 x ∶
995,68 kg/m3 x 1,8 m² x (2,65 m)3 +(1,95 m)3 3,14

nabs = 0,057 rps


nabs = 0,057 rps x 60 = 3,392 rpm (memenuhi, 1-5 rpm)
- Kecepatan Paddle Blade Terhadap Air (V1)
Rumus:

V1 = nrel x 𝝅 x Dpad 1 = 0,65 x nabs x 𝝅 x Dpad 1

V1 = 0,65 x 0,057 x 3,14 x 2,65 m = 0,353 m/detik


- Kecepatan Paddle Blade Terhadap Air (V2)
Rumus:

V2 = nrel x 𝝅 x Dpad 2 = 0,65 x nrabs x 𝝅 x Dpad 2

V2 = 0,65 x 0,057 x 3,14 x 1,95 m = 0,260 m/detik


- Cek Gradien Kecepatan (G)
Rumus:

𝟐 𝐏
G= √
µ 𝐱 𝐕𝐨𝐥
100
Laporan PBPAM │ TL B │ Kelompok 10

2 138,06 watt
G = √ 0,0000767 kg/m,detik x 72m³

G = 50 / detik (memenuhi, 15-60/detik)

- Cek Nilai G.td


Rumus:

G.td = G1 x 600 detik

G x td = 50/detik x 600 detik


G x td = 30.000 (memenuhi, 10,000-150,000)

• Kompartemen II
G2 = 40 /detik
- Daya (P)
Rumus:

P = G2 x µ x Vol

P = (40/detik)2 x 0,0000767 kg/m,detik x 43 m3= 52,79 watt

- Kecepatan Putar Absolut (nabs)


Rumus:

𝟑 𝟐𝐏 𝐧 𝐫𝐞𝐥𝐚𝐭𝐢𝐟/𝐧 𝐚𝐛𝐬𝐨𝐥𝐮𝐭
nabs = √ ∶
𝐂𝐝 𝐱 𝛒 𝐱 𝐀𝐩𝐚𝐝 𝐱 (𝐃𝐩𝐚𝐝 𝟏𝟑 + 𝐃𝐩𝐚𝐝 𝟐𝟑 ) 𝛑

3 2 x52,80 watt 0,75


nabs = √ ∶
1,5 x 995,68 kg/m3 x 1,8 m² x (2,65 m)3 +(1,95 m)3 3,14

nabs = 0,049 rps


nabs = 0,05 rps x 60 = 2,92 rpm (memenuhi, 1-5 rpm)

- Kecepatan Paddle Blade Terhadap Air (V1)


Rumus:

V1 = nrel x 𝝅 x Dpad 1 = 0,75 x nabs x 𝝅 x Dpad 1

V1 = 0,75 x 0,05 x 3,14 x 2,65 m = 0,30 m/detik

101
Laporan PBPAM │ TL B │ Kelompok 10

- Kecepatan Paddle Blade Terhadap Air (V2)


Rumus:

V2 = nrel x 𝝅 x Dpad 2 = 0,75 x nabs x 𝝅 x Dpad 2

V2 = 0,75 x 0,05 x 3,14 x 1,95 m = 0,22 m/detik

- Cek Gradien Kecepatan (G)


Rumus:

𝟐 𝐏
G= √
µ 𝐱 𝐕𝐨𝐥

2 52,79 watt
G= √
0,0000767 kg/m,detik x 72m³

G = 40 / detik (memenuhi, 15-60 / detik)

- Cek Nilai G.td


Rumus:

G.td = G1 x 800 detik

G x td = 40 / detik x 600 detik


G x td = 24.000 (memenuhi, 10,000-150,000)

• Kompartemen III
G3 = 30 /detik
- Daya (P)
Rumus:

P = G2 x µ x Vol

P = (30/detik)2 x 0,0000767 kg/m,detik x 72 m3= 49,70 watt

102
Laporan PBPAM │ TL B │ Kelompok 10

- Kecepatan Putar Absolut (nabs)


Rumus:

𝟑 𝟐𝐏 𝐧 𝐫𝐞𝐥𝐚𝐭𝐢𝐟/𝐧 𝐚𝐛𝐬𝐨𝐥𝐮𝐭
nabs = √ ∶
𝐂𝐝 𝐱 𝛒 𝐱 𝐀𝐩𝐚𝐝 𝐱 (𝐃𝐩𝐚𝐝 𝟏𝟑 + 𝐃𝐩𝐚𝐝 𝟐𝟑 ) 𝛑

3 2 x 49,70 watt 0,75


nabs = √1,5 x ∶
995,68 kg/m3 x 1,8 m² x (2,65 m)3 +(1,95 m)3 3,14

nabs = 0,04 rps


nabs = 0,04 rps x 60 = 2,41 rpm (memenuhi, 1-5 rpm)

- Kecepatan Paddle Blade Terhadap Air (V1)


Rumus:

V1 = nrel x 𝝅 x Dpad 1 = 0,75 x nabs x 𝝅 x Dpad 1

V1 = 0,75 x 0,04 x 3,14 x 2,65 m = 0,25 m/detik

- Kecepatan Paddle Blade Terhadap Air (V2)


Rumus:

V2 = nrel x 𝝅 x Dpad 2 = 0,75 x nabs x 𝝅 x Dpad 2

V2 = 0,75 x 0,04 x 3,14 x 1,95 m = 0,18 m/detik

- Cek Greadien Kecepatan (G)


Rumus:

𝟐 𝐏
G= √
µ 𝐱 𝐕𝐨𝐥

2 49,70 watt
G = √0,0000767 kg/m,detik x 72m³

G = 30 / detik (memenuhi, 15-60/detik)

- Cek Nilai G.td


Rumus:

G.td = G1 x 800 detik


103
Laporan PBPAM │ TL B │ Kelompok 10

G.td = 30 x 600 detik


G.td = 18.000 (memenuhi, 10,000-150,000)

e) Cek G.td total


Rumus:

G.td Total = G.td 1 + G.td 2 + G.td 3

G.td Total = 40.000 + 32.000 + 24.000


G.td Total = 96.000 (memenuhi, 10.000-150.000)

f) Saluran Outlet
Diasumsikan panjang saluran outlet
Kecepatan paddle terakhir (Vpad) = 0,30 m/detik
- Kecepatan Air (v air)
Rumus:

v air = vpad x 0,65

v air = 0,30 m/detik x 0,65 = 0,20 m/detik

- Luas Pipa Outlet (A)


Rumus:
𝐐
A=
𝐯 𝐚𝐢𝐫

0,12 m3 /detik
A = 0,188 m/detik = 0,46 m2

- Diameter Pipa (D)


Rumus:

𝟒𝐀
D=√
𝛑

4 x 0,64 m²
D=√ = 0,90 m = 900 mm
3,14

Maka, dipilih diameter 700 mm (0,7 m)

104
Laporan PBPAM │ TL B │ Kelompok 10

- Cek Kecepatan (v)


Rumus:
𝐐
v=
𝐀

0,12 m3 /detik
v = (0,25 x 3,14 x (0,7 m)²

v = 0,31 m/detik (memenuhi, 0,15-0,45 m/detik)

g) Kehilangan Tekan
HL bak flokulasi = 50 cm tiap 10000 m3/detik
Rumus:
Q
HL bak flokulasi = 𝟏𝟎𝟎𝟎𝟎 𝐦𝟑 /𝐝𝐞𝐭𝐢𝐤 𝒙 𝟎, 𝟓

0,12 m3 /detik
HL bak flokulasi = 10000 m3/detik 𝑥 0,5 = 0,0000045 m

- HL Pipa Outlet
Rumus:

𝐐 𝟏,𝟖𝟓
HL Pipa Outlet = [ 𝟐,𝟔𝟑
] 𝐱 𝐋
𝟎,𝟐𝟕𝟖𝟓 𝐱 𝐂 𝐱 𝐃

1,85
0,090 m3 /detik
HL Pipa Outlet = [𝟎,𝟐𝟕𝟖𝟓 𝐱 𝟏𝟐𝟎 𝐱 (𝟎,𝟕𝟓 𝐦)𝟐,𝟔𝟑 ] x2m

HL Pipa Outlet = 0,00014 m

4. Rekapitulasi Desain Unit Flokulasi Mekanis


Berdasarkan perhitungan dimensi desain unit flokulasi mekanis diperoleh data nilai
(dimensi) yang digunakan sebagai perencanaan unit flokulasi mekanis sebagai berikut,

105
Laporan PBPAM │ TL B │ Kelompok 10

Tabel 4.22 Data Rekapitulasi Desain Unit Flokulasi Mekanis


No Desain Akhir Nilai Satuan
Dimensi bak
1 120 L/dt
Debit (Q)
2 0.12 m3/dt
3 Volume bak (Vol) 216 m3
4 Vol kompartemen (Vk) 72 m3
5 Lebar bak (B) 3.3 m
6 Tinggi air (H) 3.950 m
7 Freeboard (f) 0.44 m
8 Tinggi bak (H') 6.8 m
9 Panjang bak (L) 9.9 m
10 Panjang kompartemen 3.3 m
11 Waktu detensi total (Td) 20.91 menit
12 Waktu detensi kompartemen (Tdk) 358.46 detik
13 6.97 menit
Desain Paddle
1 Diameter paddle wheel (Dpad) 2.80 m
2 Panjang paddle (Lpad) 3.000 m
3 Lebar paddle (Bpad) 0.15 m
4 Diameter paddle 1 (Dpad 1) 2.65 m
5 Diameter paddle 2 (Dpad 2) 1.95 m
6 Luas paddle (Apad) 1.800 m2
7 Luas paddle/luas profil tangki (Lpad/LT) 13.8%
8 Desain Kompartemen 1
per
Gradien kecepatan (G)
9 50 detik
10 Volume bak (Vol) 43.0155 m3
11 Power (P) 82.48 watt
12 0.057 rps
n abs
13 3.392 rpm
14 Kecepatan paddle blade terhadap air (V1) 0.353 m/dt
15 Kecepatan paddle blade terhadap air (V2) 0.260 m/dt
per
Cek G
16 50.0 detik
17 Cek G.td 17923.1
18 Lebar bukaan (b) 0.5 m
19 Desain Kompartemen 2
per
Gradien kecepatan (G)
20 40 detik

106
Laporan PBPAM │ TL B │ Kelompok 10

No Desain Akhir Nilai Satuan


21 Volume bak (Vol) 43.0155 m3
22 Power (P) 52.79 watt
23 0.049 rps
n abs
24 2.923 rpm
25 Kecepatan paddle blade terhadap air (V1) 0.304 m/dt
26 Kecepatan paddle blade terhadap air (V2) 0.224 m/dt
per
Cek G
27 40.0 detik
28 Cek G.td 14338.5
29 Lebar bukaan (b) 0.5 m
30 Desain Kompartemen 3
per
Gradien kecepatan (G)
31 30 detik
32 Volume bak (Vol) 43.0155 m3
33 Power (P) 29.69 watt
34 0.040 rps
n abs
35 2.413 rpm
36 Kecepatan paddle blade terhadap air (V1) 0.251 m/dt
37 Kecepatan paddle blade terhadap air (V2) 0.185 m/dt
per
Cek G
38 30.0 detik
39 Cek G.td 10753.9
40 Lebar bukaan (b) 0.5 m
41
Saluran Outlet
1 Diameter pipa (D) 700 mm
2 Kecepatan air (v) 0.312 m/detik
3 Kehilangan tekan pipa (HL) 3.40E-04 m
4 Panjang saluran (L) 2 m

Dari kedua unit flokulasi yang telah dilakukan perhitungan untuk menentukan desain
bangunannya, dipilih salah satu unit berdasarkan pertimbangan kemudahan,
fleksibilitas, dan nilai headloss yang terhitung kecil. Atas pertimbangan tersebut, dipilih
unit flokulasi mekanis.

107
Laporan PBPAM │ TL B │ Kelompok 10

4.2.2 Sedimentasi
A. Sedimentasi Plate Settler
1. Kriteria Desain
Dalam perencanaan bangunan sedimentasi plate settler diperlukan kriteria dalam melalui
beberapa literatur sebagai berikut :

Tabel 4.23 Data Kriteria Kriteria Desain Unit Sedimentasi Plate Settler

KRITERIA DESAIN
No Kriteria Nilai Satuan Sumber
60 - 120 m3/m2/hari
1 Surface Loading (So)
0.000694 - 0.00138 m/dtk
2 sKemiringan tube (α) 45 - 60 ̊
3 Lebar tube (w) 2,5 - 5 Cm
4 Tebal tube (t) 2,5 - 5 Mm
5 Panjang tube (L) 1 - 2,5 M
6 Tinggi tube (H) 1 - 1,2 M
7 Bilangan Reynold(NRE) < 500
8 Bilangan Froud(FR) ≥ 10-5
Jarak Pipa Inlet ke Bibir Kawamura
9 0,4 - 1 M (1991)
Zona Lumpur
10 Jarak Plate ke Pipa Inlet 1,1 - 1,4 M
11 Jarak Gutter ke Plate 0,4 - 0,6 M
12 Waktu Detensi(Td) 5 s/d 60 menit
Kecepatan dalam Tray
13 < 0,9 m/menit
(Vα)
14 Bahan tube Settler Fiberglass
15 Beban Pelimpah (1,05 - 4,06 x 10)-3 m3/m2/detik
16 Kedalaman Air 3 s/d 6 M
17 Kadar Lumpur 4-6% persen

2. Data Perencanaan
Dari data kriteria bangunan sedimentasi plate settler di atas, diperlukan data kriteria
desain yang dipilih sesuai kondisi sungai agar pengolahannya dapat berlangsung secara
optimal. Berikut terlampir data kriteria desain terpilih.

108
Laporan PBPAM │ TL B │ Kelompok 10

Tabel 4.24 Kriteria Desain Terpilih Unit Sedimentasi Plate Settler

KRITERIA DESAIN TERPILIH


No Parameter Nilai Satuan
70 m3/m2/hari
1 Surface Loading (So)
0.000810 m3/m2/detik
2 Kemiringan Plate (α) 45 ̊ Derajat
3 Jarak antar Plate (W) 4 Cm
4 Tebal Plate (t) 3 Mm

5 Tinggi Plate (H) 1 M

6 Jarak Pipa Inlet ke Bibir Zona Lumpur 1 M

7 Jarak Plate ke Pipa Inlet 1.2 M


8 Jarak Gutter ke Plate 0.5 M
50 Menit
9 Waktu Detensi(Td)
3000 Detik

10 Bahan Plate Settler Fiberglass


11 Debit pengolahan (Q) 0.12 m3/detik
12 Jumlah bak 2 Bak
13 Debit bak(Qb) 0.060 m3/detik

14 Kadar Lumpur 5% %
15 Suhu 32,5°C ℃
16 Viskositas kinematis (υ) 0.000000771 m2/dt

3. Perhitungan
Data Pengolahan (Q) = 0,12 m3/detik
Jumlah Bak = 2
Debit setiap bak (Qb) = 0,060 m3/detik

a) Dimensi Bak
Plate settler menggunakan bahan fiberglass yang diletakkan memanjang dengan
Panjang plate = Lebar bak (L)
Tinggi Plate (H) = 1 m
109
Laporan PBPAM │ TL B │ Kelompok 10

Tebal Plate (t) = 3 mm = 0,003 m


Jarak Plate (w) = 4 cm = 0,04 m

- Tinggi Ruang Plate ( H’)


H’ = H x Sin 𝛼
H’ = 1 m x Sin 450 = 0,707 m

- Jarsak X-Y
X-Y = H x Cos 𝛼
X-Y = 1 m x Cos 450
X-Y = 0,707 m

- Kecepatan pada Plate Settler (vo)


𝑆𝑜
vo = 𝑆𝑖𝑛 45𝑜
0,000810 𝑚3 /𝑚2 /𝑑𝑒𝑡𝑖𝑘
vo = = 0,00114 m/detik
𝑠𝑖𝑛 45𝑜

- Luas Bak (A)


𝑄𝑏𝑎𝑘
A= 𝑉0

0,060 𝑚3 /𝑑𝑒𝑡𝑖𝑘
A = 0,00114 𝑚/𝑑𝑒𝑡𝑖𝑘 = 52,358 m2

Direncanakan P : L = 3 : 1 , P = 3 L
A=PxL
52,358 = 3 L x L
L = 4,18 m, Ldesain = 4,2 m
P=3xL
P = 12,6 m

b) Sistem Inlet
Sistem inlet merupakan outlet dan flokulasi. Terdiri dari 1 baris lubang pada pipa
manifold.
Debit bak (Q) = Debit Manifold (Qm) = 0,060 m3/detik
Kecepatan aliran pipa inlet dalam orifice (v) = 0,4 m/detik
110
Laporan PBPAM │ TL B │ Kelompok 10

Panjang pipa = panjang bak actual (P) = 9 m


- Luas Manifold (Am)
𝑄𝑚
Am = 𝑣

0,060 𝑚3 /𝑑𝑒𝑡𝑖𝑘
Am = = 0,150 m2
0,4 𝑚/𝑑𝑒𝑡𝑖𝑘

- Diameter Manifold (Dm)


1
A = 4 x 𝜋 x Dm

1
0,15 m2 = x 𝜋 x Dm
4

Dm = 0,437 m ≈ 0,430 m

- Kecepatan Aktual Manifold (Vm)


𝑄
v = 𝐴𝑚
𝑚

𝑄𝑚
v=1
𝑥 𝜋 𝑥 𝐷𝑚
4

0,060 𝑚3 /𝑑𝑒𝑡𝑖𝑘
v= 1 = 0,413 m/detik
𝑥 𝜋 𝑥 0,430 𝑚
4

Asumsi :
Diameter Orifice = 0,1 m
Kecepatan Orifice = 0,4 m/detik

- Luas Orifice (A)


1
A = 4 x 𝜋 x Dorifice
1
A = 4 x 𝜋 x 0,1 m = 0,008 m2

- Debit Orifice (Q)

Q = Vorifice x Aorifice

111
Laporan PBPAM │ TL B │ Kelompok 10

Q = 0,4 m/detik x 0,008 m2 = 0,00314 m3/detik

- Jumlah orifice pada Manifold


𝑄 𝑚𝑎𝑛𝑖𝑓𝑜𝑙𝑑
n= 𝑄 𝑜𝑟𝑖𝑓𝑖𝑐𝑒

0,060 𝑚3 /𝑑𝑒𝑡𝑖𝑘
n = 0,00314 𝑚3 /𝑑𝑒𝑡𝑖𝑘 = 19,099 lubang ≈ 20 lubang

Lubang ofifice sisi kanan = kiri = 10 lubang

- Jarak orifice dari ujung pipa (y) = 0,5 m


𝑃−(𝑗𝑚𝑙 𝑜𝑟𝑖𝑓𝑖𝑐𝑒 𝑠𝑖𝑠𝑖 𝑥 𝐷𝑜)−2𝑦
X=( )
𝑗𝑚𝑙 𝑜𝑟𝑖𝑓𝑖𝑐𝑒 𝑠𝑖𝑠𝑖−1
9 𝑚−( 10 𝑥 0,1 𝑚)−2 ( 0,5 𝑚)
X =( ) = 0,778 m
10−1

- Headloss Orifice (Hlo)


Digunakan nilai k = 0,6
𝑣 𝑜𝑟𝑖𝑓𝑖𝑐𝑒 2
Hlo = k x 2𝑔

(0,4 𝑚/𝑑𝑒𝑡𝑖𝑘)2
Hlo = 0,6 x = 4,893 x 10-3 m
2(9,81)

-Headloss Manifold Berlubang (Hlm) (f=0,02)


1 𝑃 𝑉𝑚2
Hlm = 3 𝑥 𝑓 𝑥 𝑥
𝑑 2𝑔

1 9 (0,413)2
Hlm = 3 𝑥 0,02 𝑥 x 2 (9,81 𝑚/𝑑𝑒𝑡𝑖𝑘 2 ) = 1,215 x 10-3 m
0,4

- Hl Total Zona Inlet


Hl Total Zona Inlet = Hl orifice + Hl manifold
Hl Total Zona Inlet = (4,893 x 10-3 m) + (1,215 x 10-3m)
Hl Total Zona Inlet = 6,108 x 10-3 m

- Total Head Loss Inlet dan Settling Zone (Hltot)


Hltot = Hlpengendapan + Hl Total Zona Inlet

Hltot = (9,190 x 10-5 m) + (6,108 x 10-3 m) = 6,200 x 10-3 m

112
Laporan PBPAM │ TL B │ Kelompok 10

c) Plate Settler

- Luas antar plate (A)

A = jarak antar plate x Lebar plate desain

A=wxL

A = 0,04 m x 4 m = 0,168 m2

- Debit antar plate (Q)


Q = Luas antar plate x kecepatan pada settler
Q = A x vo

Q = 0,168 m2 x 0,001146 m/detik = 0,000193 m3/detik

- Jumlah Ruang Plate (N)


𝑄𝑏𝑎𝑘
N=𝑄
𝑎𝑛𝑡𝑎𝑟 𝑝𝑙𝑎𝑡𝑒

0,060 𝑚3 /𝑑𝑒𝑡𝑖𝑘
N = 0,000183 𝑚3/𝑑𝑒𝑡𝑖𝑘 = 327,24 buah ruang plate ≈ 327 buah ruang plate

- Jumlah Plate
Jumlah Plate = N + 1
Jumlah Plate = 327 + 1 = 328 ruang

- Debit antar plate (Q)


𝑄𝑏𝑎𝑘
Q= 𝑁
0,060 𝑚3 /𝑑𝑒𝑡𝑖𝑘
Q= = 0,000183 m3/detik
327

- Panjang Aktual Bak ( P )


P = w x N + t x (N + 1 ) + (Panjang X-Y)
P = 0,04 m x 327 + 0,003 m ( 327 + 1 ) + 0,707 m
113
Laporan PBPAM │ TL B │ Kelompok 10

P = 14,7 m ≈ Pdesain = 15 m

- Luas Bak Aktual (A)


A = Pdesain x Ldesain
A = 15 m x 4,2 m = 63 m2

- Cek Kecepatan (V) pada settler


𝑄 𝑏𝑎𝑘
v = 𝐴 𝑥 sin 45

0,060 𝑚3 /𝑑𝑒𝑡𝑖𝑘
v = = 0,0013 m/detik = 0,014 m/menit (memenuhi,< 0,9
63 𝑥 sin 45

m/menit)

d) Zona Pengendapan/sedimentasi
Tinggi Air (T’) = 2,86 m
Freeboard(f) = 0,37 m

- Tinggi Bak (T)


T = T’ + f
T = 2,86 m + 0,37 m = 3,23 m

- Volume Bak (Vol)


Vol = Pdesain x Ldesain x T’
Vol = 15 m x 4,2 m x 2,86 = 180 m3

- Waktu Detensi (Td)


𝑉𝑜𝑙
td = 𝑄
𝑏𝑎𝑘

180 𝑚3
td = 0,060 𝑚3 /𝑑𝑒𝑡𝑖𝑘 = 3000 detik = 50 menit

114
Laporan PBPAM │ TL B │ Kelompok 10

- Jari – Jari Hidrolis (R)


1
R=2xw
1
R = 2 x 0,04 = 0,020 m

- Cek Bilangan Reynolds (Nre)


𝑣𝑜 𝑥 𝑅
Nre = 𝑣
(0,0013 𝑚/𝑑𝑒𝑡𝑖𝑘)2 𝑥(0,020 𝑚)
Nre = 𝑚 = 34,95 (memenuhi, <500)
9,81 𝑥 0,000000771𝑚2
𝑑𝑒𝑡𝑖𝑘2

- Cek Bilangan Froude (Nfr)


𝑣𝑜 2
Nfr = 𝑔 𝑥 𝑅
(0,0013 𝑚/𝑑𝑒𝑡𝑖𝑘)2
Nfr = 9,81 𝑚/𝑑𝑒𝑡𝑖𝑘 2 𝑥 0,020𝑚 = 9,24 x 10-5 ( memenuhi ,≥10-5)

- Kehilangan Tekanan Zona Pengendapan (Hlp)


𝑣 𝑝𝑒𝑛𝑔𝑒𝑛𝑑𝑎𝑝𝑎𝑛 𝑥 𝑛 2
S=( )
𝑅 2/3
(0,030 𝑚/𝑑𝑒𝑡𝑖𝑘 𝑥 0,013)2
S= = 2,802 x 10-3 m/m
(0,02 𝑚)2/3

Hlp = S x (N + 1) x H

Hlp =7,783 x 10-3 m/m x (328) x 1 m = 2,553 x 10-4 m

e) Zona Lumpur
Kekeruhan influen = 16 NTU
% Lumpur = 5%
% removal = 90%

- Konsentrasi Endapan
Konsentrasi endapan = % removal x TSS
Konsentrasi endapan = 90% x 0,221 kg/m3 = 0,1989 kg/m3

- Berat Lumpur
Berat lumpur = Qbak x Konsentrasi Endapan
115
Laporan PBPAM │ TL B │ Kelompok 10

Berat Lumpur = 0,060 m3/detik x 0,1989 kg/m3 x 86400 detik


Berat Lumpur = 1031,097 kg/hari

- Lumpur PAC
Dosis PAC = 25 mg/L
Konsentrasi PAC = 1%
BM PAC = 133,34 gr/mol

- Jumlah PAC
1000
Jumlah PAC = Dosis PAC x x Qbak x 86400 det/hari
106
1000
Jumlah PAC = 25 mg/L x x 0,060 m3/detik x 86400 detik/hari
106

Jumlah PAC = 129,6 kg/hari

- Mol Al dalam PAC


%𝑃𝐴𝐶 𝑥 𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑃𝐴𝐶 𝑥 1000 𝑔𝑟/𝑘𝑔
Mol Al dalam PAC = 𝐵𝑀 𝑃𝐴𝐶

1% 𝑥 129,6 𝑘𝑔/ℎ𝑎𝑟𝑖 𝑥1000 𝑔𝑟/𝑘𝑔


Mol Al dalam PAC = = 9,7195 mol
133,34 𝑔𝑟/𝑚𝑜𝑙

- Mol Al (OH)3 Yang Terbentuk


Mol Al (OH)3 yang terbentuk = Mol Al dalam PAC x 2
Mol Al(OH)3 yang terbentuk = 9,7195 x 2 = 19,4390 mol

- Berat lumpur Al(OH)3 yang terbentuk


Berat Lumpur Al(OH)3 yang terbentuk = mol Al(OH)3 x BM Al(OH)3
Berat Lumpur Al(OH)3 yang terbetuk = 19,4390 mol x 78
Berat Lumpur Al(OH)3 yang terbentuk = 1516,24 gr = 1,5162 kg
- Berat Total Lumpur
Berat Total Lumpur = Berat Lumpur Al(OH)3 + Berat lumpur

Berat Total Lumpur = 1,5162 kg + 1031,09 kg = 1032,61 kg

116
Laporan PBPAM │ TL B │ Kelompok 10

- Volume Lumpur Total(Vol)


𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐿𝑢𝑚𝑝𝑢𝑟
Vol = %𝐿𝑢𝑚𝑝𝑢𝑟 𝑥 𝜌 𝑙𝑢𝑚𝑝𝑢𝑟

1032,61 𝑘𝑔
Vol = 5% 𝑥 1008,26 𝑘𝑔/𝑚3 = 20,483 m3

- Dimensi Ruang Lumpur


Ruang Lumpur menggunakan Limas terpancung
A1 = Luas atas = luas actual bak = 63 m2
A2 = Luas bawah = 50% x A1 = 50% x 36 m2 = 31,50 m2
Tinggi Ruang Lumpur asumsi (H) = 1 m
Lebar bak Lumpur = lebar bak = 4,2 m

- Panjang Bak Lumpur Bawah (P)


𝐴2
P = 𝐿𝑑𝑒𝑠𝑎𝑖𝑛
31,50 𝑚2
P= = 7,5 m
4,2 𝑚

- Volume Ruang Lumpur


1
Vol Ruang Lumpur = 3 x H Lumpur x (A1 + A2 + √𝐴1 + 𝐴2

1
Vol ruang lumpur = 3 x 1 m x ( 63 + 31,50 + √63 + 31,50 = 34,74 m3

g) Pengurasan Lumpur
- Frekuensi Pengurasan
𝑉𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 𝐿𝑢𝑚𝑝𝑢𝑟 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙
Frekuensi = 𝑉𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 𝑅𝑢𝑎𝑛𝑔 𝐿𝑢𝑚𝑝𝑢𝑟

20,48
Frekuensi = 34,74 = 1 kali/hari

- Tinggi (Head Tekan )


Head Tekan = Tinggi Air + Hlumpur asumsi

117
Laporan PBPAM │ TL B │ Kelompok 10

Head Tekan = 2,86 m + 1 m = 3,86 m

- Kecepatan Pengurasan (v) (Nilai k = 3,3)


Kecepatan Pengurasan
2𝑔 𝑥 𝐻𝑒𝑎𝑑 𝑇𝑒𝑘𝑎𝑛
v=√ 𝑘

2 𝑥 9,81 𝑚/𝑑𝑒𝑡𝑖𝑘 2 𝑥 3,86 𝑚


v=√ = 3,64 m/detik
5,72

Diameter pipa pengurasan (d) = 200 mm = 0,200 m

- Luas pipa (A)


1
A = 4 x 𝜋 x d2

1
A = 4 x 𝜋 x (0,200)2

A = 0,031m2

- Debit Pipa (Q pipa)


Q pipa = v pengurasan x A

Q pipa = 3,64 m/detik x 0,031 m2 = 0,114 m3/detik

- Lama Pengurasan (t)


𝑉𝑜𝑙 𝑙𝑢𝑚𝑝𝑢𝑟
t= 𝑄 𝑝𝑖𝑝𝑎

20,48 𝑚3
t = 0,114 𝑚3/𝑑𝑒𝑡𝑖𝑘 = 179,25 detik = 2,9 menit

118
Laporan PBPAM │ TL B │ Kelompok 10

h) Zona Outlet
Zona outlet direncanakan menggunakan gutter yang dilengkapi dengan V
notch. Tiap bak memiliki satu buah gutter dimana tiap gutter terdiri dari 2 sisi
pelimpah yang terdiri dari weir bergerigi ( V notch )

- Saluran Pelimpah
Panjang saluran pelimpah = Panjang bak desain = 15 m
- Weir loading (Beban Pelimpah )
𝑄𝑏𝑎𝑘
Weir loading = 2 𝑥 𝑃𝑎𝑛𝑗𝑎𝑛𝑔 𝑠𝑎𝑙𝑢𝑟𝑎𝑛 𝑝𝑒𝑙𝑖𝑚𝑝𝑎ℎ
0,060 𝑚3 /𝑑𝑒𝑡𝑖𝑘
Weir loading = = 2,000 x 10-3 m3/m2/detik
2 𝑥 15 𝑚

(memenuhi, 1,05-4,06 x 10-3 m3/m2/dt)

- Desain V-Notch
Sudut Bukaan = 90o
Asumsi ketinggian air di V notch (Ho) = 5 cm = 0,05 m
Freeboard (f)= 50% Ho= 0,025 m

- Debit V-Notch (Qv) (Cd = 0,6 )


8 90
Qv = 15 x Cd x Ho5/2 x √2 𝑔 𝑥 tan 2

8
Qv = 15 x 0,6 x (0,05 m)5/2 x √2 (9,81 𝑚/𝑑𝑒𝑡𝑖𝑘 2 ) 𝑥1 = 7,9236 x 10-4/detik

- Jumlah V Notch (n)


𝑸𝒃𝒂𝒌
n = 𝑸 𝑽𝒏𝒐𝒕𝒄𝒉

0,060 𝑚3 /𝑑𝑒𝑡𝑖𝑘
n = 7,9236 𝑥 10−4 𝑚3 /𝑑𝑒𝑡𝑖𝑘 = 75,72 buah = 76 buah

Jumlah V notch pada tiap sisi = 76 buah / 2 = 38 buah

119
Laporan PBPAM │ TL B │ Kelompok 10

h) Dimensi V Notch
- Tinggi V-Notch(Hn)
Hn = Ho + f
Hn = 0,05 m + 0,025 m = 0,075 m

- Lebar Bukaan air pintu V Notch (Lo)


Lo = 2Ho
Lo = 2 x 0, 05= 0,10 m

- Lebar Pintu V Notch (Ln)


Ln= 2 Hn
Ln = 2 x 0,075 m = 0,15 m
Jarak V Notch ke tepi (y) = 0,3 m

- Jarak antar V Notcht (x)


𝒏
𝑷−( 𝒙 𝑳𝒏)−𝟐𝒚
𝟐
x= 𝟐
−𝟏
𝟐

15 𝑚−(38−0,15 𝑚 )−2 (0,3 𝑚)


x= = 0,23 m
38−1

- Dimensi Gutter
Direncanakan asumsi lebar gutter (Bp) = 1,5 Ho(tinggi air dalam gutter)
Menghitung tinggi air dalam gutter (Ho) dan tinggi gutter (Bp)
Pada perencanaan ini, digunakan 1 gutter

- Debit gutter (Qg)


𝑄𝑏𝑎𝑘
Qg = 𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑔𝑢𝑡𝑡𝑒𝑟

0,060 𝑚3 /𝑑𝑒𝑡𝑖𝑘
Qg = = 0,06 m3/detik
1

Qg = 0,06 m3/detik x 35,3147 = 2,11 cfs

120
Laporan PBPAM │ TL B │ Kelompok 10

- Tinggi Air dalam Gutter(Ho)


Qg = 2,49 x Lg x Ho3/2
𝑄𝑔
Ho3/2 = 2,49 𝑥 𝐿𝑔
𝑄𝑔
Ho3/2 = 2,49 𝑥 (1,5 𝐻𝑜)
𝑄𝑔
Ho = (2,49 𝑥 1,5)2/5
2,11 𝑐𝑓𝑠
Ho =( 2,49 𝑥 1.5 )2/5

Ho = 0,797 feet = 0,243 m= Hodesain=0,200 m

- Lebar Gutter
Lg = 1,5 Ho

Lg = 1,5 x 0,200 m = 0,3


Didesain lebar gutter sebesar 0,3 meter atau 30 cm

- Tinggi Gutter ( Hp )
Hp = Ho + 20% Ho + HVnotch

Hp = 0,243 + 20% (0,243) + 0,075 m =0,367 m

- Kehilangan tekanan pada saluran pelimpah ( HlG )


𝐴 𝐿𝑔 𝑥 𝐻𝑜
R = 𝑃 = 𝐿𝑔 𝑥 2𝐻0
0,3 𝑥 0,243
R = 0,3+2 (0,243) = 0,09 m

- Cek v Gutter
𝑄 𝑔𝑢𝑡𝑡𝑒𝑟 𝑄 𝑔𝑢𝑡𝑡𝑒𝑟
V = 𝐴 𝑔𝑢𝑡𝑡𝑒𝑟 = 𝐿𝑔 𝑥 𝐻𝑜

0,06 𝑚3 /𝑑𝑒𝑡𝑖𝑘
V= = 0,82 m/det
0,3 𝑚𝑥 0,243

121
Laporan PBPAM │ TL B │ Kelompok 10

- Slope(S)
1
v = 𝑛 x R2/3 x S1/2

1
v = 0,015 x (0,82)2/3 x S1/2

S = 3,626 x 10-3 m/m

- Headloss saluran (HlG)


HlG = S x P
HlG = 3,626 x 10-3 m/m x 15 m = 5,439 x 10-2 m

i) Koreksi Tinggi Bak Zona Pengendapan/Sedimentasi


Jarak pipa inlet ke bibir zona lumpur (a) = 1 m
Jarak plate ke pipa inlet (b) = 1,2 m
Jarak Gutter ke plate (c) = 0,5 m
Diameter manifold (Dm) = 0,3 m
Tinggi ruang Plate (H’) = 0,707 m
Tinggi gutter (Hp) = 0,366 m
Freeboard Vnotch = 0,025 m

- Tinggi air (T’)


Tinggi air (T’) = a + b + c + Dm + H’ + (Hp – Fvnotch )

Tinggi air (T’) = 1 m+1,2 m + 0,5 m + 0,430 m + 0,707 m +(0,367 m–


0,025m)
Tinggi air (T’) = 4,178 m (memenuhi, 3-6 m)

Direncanakan tinggi bak (T) = = 4,3 m , sehingga freeboard


F= T’ – T
F = 4,3 m – 4,178 m = 0,121 m

- Vol desain
Vol desain = Pdesain x Ldesain x T’
Vol desain = 9 m x 4 m x 4,048 m = 14,572 m3
122
Laporan PBPAM │ TL B │ Kelompok 10

- Waktu detensi (Td)


𝑉𝑜𝑙 𝑑𝑒𝑠𝑎𝑖𝑛
Waktu detensi (Td) = 𝑄𝑏𝑎𝑘

14,572 𝑚3
Waktu desain (Td) = 0,06 𝑚3/𝑑𝑒𝑡𝑖𝑘 = 242,8 detik = 5,06 menit

(memenuhi ,5-60 mnit)

j) Saluran Pengumpul
saluran pengumpul melintang terhadap bak.
Ditetapkan
Jumlah saluran pengumpul = 1 buah
Debit saluran = 0,060 m3/detik
Lebar sal. Pengumpul (L) = Lebar bak = 4,2 m
Panjang sal. Pengumpul (P) = 0,4 m
Waktu detensi = 15 detik
- Volume saluran
Vol = Q x td

Vol = 0,060 m3/detik x 15 detik = 0,900 m3

- Kedalaman Air Saluran Pengumpul ( h )


𝑣𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 𝑠𝑎𝑙𝑢𝑟𝑎𝑛 𝑉𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 𝑠𝑎𝑙𝑢𝑟𝑎𝑛
h= =
𝐴𝑠𝑎𝑙𝑢𝑟𝑎𝑛 𝐿𝑥𝑃

0,900
h = 4,2 𝑥 0,4 =0,536 m

asumsi kecepatan (V) = 0,6 m/detik

- Jari-jari hidrolis (R)


𝐿𝑥ℎ
R= (2 𝑥 ℎ )+𝐿

4,2 𝑥 0,536
R =(2 𝑥 0,536)+4,2 = 0,427 m

123
Laporan PBPAM │ TL B │ Kelompok 10

- Slope (s)
1
v = 𝑛 x R2/3 x S1/2

1
v = 0,015 x (0,427)2/3 x S1/2

S = 2,520 x 10-4 m/m

- Headloss Saluran ( Hlp)


HlG= S x P
HlG = 2,520 x 10-4 m/m x 0,4 m = 1,008 x 10-4m

- Terjunan ke saluran pengumpul (H)


𝑄2
Hc =(𝑔 𝑥 𝑃2 )1/3
0,0602
Hc = (9,81 𝑥 0,42 )1/3 = 0,132 m

k) Saluran Outlet (Pipa outlet)


direncanakan menggunakan pipa diameter (D) mm
Debit Air = 0,12 m3/detik
Kec. Aliran (v) = 1 m/detik
Panjang Pipa (L) = 2 m

- Luas Pipa Outlet


𝑄
A=𝑉
0,12 𝑚3 /𝑑𝑒𝑡𝑖𝑘
A= = 0,12 m2
1 𝑚/𝑑𝑒𝑡𝑖𝑘

- Diameter Pipa (D)


1
A = 4 x 𝜋 x D2
1
(0,12 𝑚)2
4
D= = 0,391 m= 0,40 = 400 mm
𝜋

124
Laporan PBPAM │ TL B │ Kelompok 10

- Check Kecepatan Aliran (v)


𝑄 𝑄
v=𝐴=1
𝑥 𝜋 𝑥 (𝐷)2
4

0,12 𝑚3 /𝑑𝑒𝑡𝑖𝑘
v=1 = 0,95 m/detik (memenuhi , 0,6-3 m/detik)
𝑥 𝜋 𝑥 (0,40 𝑚)2
4

- Headloss Pipa Outlet (Hlpo)


𝐿 𝑣2
HlPO = f x 𝐷 x 2𝑔

2𝑚 ( 0,95 𝑚/𝑑𝑒𝑡𝑖𝑘)2
HlPO = 0,3 x 0,40 𝑚 x 2(9,81𝑚/𝑑𝑒𝑡𝑖𝑘 2) = 0,697 m

l) Headloss total (Hlt)


Hlt = Hl0 +HlM + HlLP + HlG + HL + HlPO

Hlt =( 4,893 x 10-3 ) m + (1,273 x 10-3 ) m + (1,82 x 10-4) + (15,20 x 10-3) m


+(6,276 x 10-5) m + (0,110 x 10-1) m
Hlt = 1,228 x 10-1 m

4. Rekapitulasi Desain Unit Sedimentasi Plate Settler


Dari perhitungan dimensi desain unit sedimentasi plate Settler diperoleh data nilai
(dimensi) yang digunakan sebagai perencanaan unit flokulasi mekanis sebagai
berikut :
Tabel 4.25 Data Rekapitulasi Desain Unit Sedimentasi Plate Settler

No Desain Akhir Nilai Satuan


1 Jumlah bak 2 bak
2 Debit Tiap Bak 0.060 m3/dt
3 Panjang Bak 15 m
4 Lebar Bak 4.2 m
5 Tinggi Air 4.18 m
6 Freeboard 0.121 m
7 Tinggi bak 4.30 m
8 Waktu Detensi 73.128 menit
9 Kemiringan Plate (α) 45 ̊ derajat
10 Jumlah Plate 328 Buah

125
Laporan PBPAM │ TL B │ Kelompok 10

No Desain Akhir Nilai Satuan

11 Tinggi Plate (H) 1 m


12 Tebal Plate (t) 3 Mm
13 Jarak Antar Plate 4 Cm
14 Tinggi Ruang Plate (H') 0.7070 M

15 Jarak Pipa Inlet ke Bibir Zona Lumpur 1 M


16 Jarak Plate ke Pipa Inlet 1.2 M
17 Jarak Gutter ke Plate 0.5 M
18 Nre 34.95
19 Nfr 9.249E-06
20 vol. Ruang lumpur 34.74 m3
21 Tinggi Ruang Lumpur 1.0 M
22 Panjang Ruang Lumpur Atas 15.00 M
23 Lebar Ruang Lumpur Atas 4.2 M
24 Panjang Ruang Lumpur Bawah 7.50 M
25 Lebar Ruang Lumpur Bawah 4.2 M
Diameter Pipa Pengumpul 200 Mm
26 Frekuensi Pengurasan 0.59 kali/hari
27 Diameter orifice 0.10 M
28 Jumlah Orifice PerManifold 20 Buah
29 Jarak antar orifice memanjang 1.444 M
30 Jarak Orifice dari Ujung 0.5 M
31 Diameter manifold 0.430 M
32 lama pengurasan 179.251 Detik
33 Jumlah Gutter 1 Gutter
34 Jumlah V notch (desain) 76 Buah
35 Sudut Vnotch 90 Derajat
36 Tinggi Vnotch 0.075 M
37 Lebar Vnotch 0.15 M
38 Jarak antar Vnotch 0.2 M
39 Jarak Vnotch ke tepi 0.3 M
40 Panjang gutter ss M
41 Lebar Gutter (Bp) 0.3 M
42 Tinggi Gutter (Hp) 0.366747774 M
43 Jumlah saluran pengumpul 1 Buah
44 Lebar saluran pengumpul 4.2 M
45 Panjang saluran pengumpul 0.4 M
46 Desain tinggi sal pengumpul 0.7 M
47 Diameter Pipa Outlet 400 Mm
48 Kedalaman air sal pengumpul 0.535714286 M
126
Laporan PBPAM │ TL B │ Kelompok 10

No Desain Akhir Nilai Satuan


49 H 0.228 m

B. Sedimentasi Tube Settler


1. Kriteria Desain
Dalam perencanaan bangunan sedimentasi tube settler diperlukan kriteria
desain melalui beberapa literature sebagai berikut :
Tabel 4.26 Data Kriteria Desain Unit Sedimentasi Tube Settler

KRITERIA DESAIN
60-
Surface loading (SL) 120 m3/m2/hari
30⁰-
Kemiringan tube 60⁰
Jarak antar tube (w) 2,5-5 Cm
Tebal tube (t) 2,5-5 Mm
Panjang tube (L) 1-2,5 M
Lebar plate/tinggi tube (H) 1-1,2 M
Perbandingan Panjang:Lebar >5: 1
Nre (Sudah Laminer) <2000
Nfr > 10-5
Jarak pipa inlet ke bibir zona lumpur 0,4-1 M
1,1-
Jarak tube ke pipa unit 1.4 M
Td 1,5-3 Jam
Beban pelimpah <11 m3/m2/jam
Hbak 3-6 M

2. Data Perencanaan
Dari data kriteria perencanaan bangunan sedimentasi tube settler di atas,
diperlukan data kriteria desain yang dipilih kondisi sungai agar
pengolahannya dapat berlangsung secara optimal. Berikut terlampir data
desain terpilih
Tabel 4.27 Data Kriteria Desain Terpilih Unit Sedimentasi Tube Settler

KRITERIA DESAIN TERPILIH


No Parameter Nilai Satuan
1 Surface Loading (So) 70 m3/m2/hari

127
Laporan PBPAM │ TL B │ Kelompok 10

KRITERIA DESAIN TERPILIH


No Parameter Nilai Satuan
0.000810 m3/m2/detik
2 Kemiringan Plate (α) 45 ̊ Derajat
3 Jarak antar Plate (W) 4 Cm
4 Tebal Plate (t) 3 Mm

5 Tinggi Plate (H) 1 M

6 Jarak Pipa Inlet ke Bibir Zona Lumpur 1 M

7 Jarak Plate ke Pipa Inlet 1.2 M


8 Jarak Gutter ke Plate 0.5 M
50 Menit
9 Waktu Detensi(Td)
Detik
3000

10 Bahan Plate Settler Fiberglass


11 Debit pengolahan (Q) 0.12 m3/detik
12 Jumlah bak 2 Bak
13 Debit bak(Qb) 0.060 m3/detik

14 Kadar Lumpur 5% %
15 Suhu 32,5°C ℃
16 Viskositas kinematis (υ) 0.000000771 m2/dt

a) Dimensi Bak
Direncanakan penampang tube berbentuk persegi
Tinggi tube (H) = 1 m
Tebal tube (t) = 3 mm = 0,003 m
Lebar Tube (w) = 4 cm = 0,04 m

- Tinggi Ruang Tube (H’)


H ‘ = H x sin 𝛼

H’ = 1 m x sin 450 = 0,7 m

128
Laporan PBPAM │ TL B │ Kelompok 10

- Kecepatan pada Tube Settler (vo)


𝑆𝑜
vo= 𝑆𝑖𝑛 45

0,00810 𝑚3 /𝑚2 /𝑑𝑒𝑡𝑖𝑘


Vo = = 0,0114 m/detik
sin 45

- Luas Bak (A)


𝑄𝑏𝑎𝑘
A= 𝑉0
0,060 𝑚3 /𝑑𝑒𝑡𝑖𝑘
A = 0,0114 𝑚/𝑑𝑒𝑡𝑖𝑘 = 5,263 m2

Direncanakan P : L = 4 : 1, P = 4L
A=PxL

5,263 = 4 L x L
L = 5,0, Ldesain = 5 m
P = 4 x L = 18 m

- Lebar efektif Tube (w’)


𝑤
w’= sin 45
0,04 𝑚
w’ = sin 45 = 0,056 m

- Jumlah Tube pada sisi Panjang


𝑃−𝑡
np =𝑤′ +𝑡

18−0,003
np = 0,056+0,003 =305 buah

- Jumlah Tube pada sisi panjang (np)


𝑃−𝑡
nP = 𝑤′ +𝑡

18−0,003
nP = 0,056+0,003 = 202 buah

129
Laporan PBPAM │ TL B │ Kelompok 10

- Jumlah Tube pada Lebar (nL)


𝐿−𝑡
nL = 𝑤′ +𝑡

5−0,003
nL = 0,056+0,003 = 84 buah

- Jari – Jari Hidrolis (R)


Karena penampang tube berbentuk persegi, maka
𝑊
R=
4
0,04
R= = 0,01 m
4

- Luas Aktual (A)


A=LxP
A = 5 m x 18 m = 90 m2

- Volume bak (Vol)


Vol = Qbak x Td
Vol = 0,060 x 3000 = 180 m2

- Tinggi air (H)


𝑉𝑜𝑙 𝑏𝑎𝑘
H = 𝐿𝑢𝑎𝑠 𝐴𝑘𝑡𝑢𝑎𝑙

180 𝑚2
H= = 3 m (memenuhi 3-6 m)
90 𝑚2

- Debit pada Tube (Q)


𝑄 𝑏𝑎𝑘 𝑄𝑏𝑎𝑘
Qtube = 𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑡𝑢𝑏𝑒 = 𝑛𝑝 𝑥 𝑛𝑙

0,060 𝑚3 /𝑑𝑒𝑡𝑖𝑘
Qtube = 202 𝑏𝑢𝑎ℎ 𝑥 90 𝑏𝑢𝑎ℎ = 3,3 x 10-6 m3/detik

130
Laporan PBPAM │ TL B │ Kelompok 10

- Cek Kecepatan (v) pada tube


𝑄𝑡𝑢𝑏𝑒
v = 𝐴𝑡𝑢𝑏𝑒 𝑥 sin 45

3,3 𝑥 10−6 𝑚3 /𝑑𝑒𝑡𝑖𝑘


v= = 0,291 = m/menit ( memenuhi < 0,9 m/menit)
0,04 𝑥 0,04 𝑥 sin 45

b ) Sistem Inlet
Sistem inlet merupakan outlet dari flokulasi. Terdiri dari 1 baris lubang pada
pipa manifold.
Debit bak (Q) = Debit Manifold(Qm) = 0,060 m3/detik
Kecepatan aliran pipa inlet dalam orifice (v) = 0,4 m/detik

- Panjang pipa = panjang actual (p) = 18 m

- Luas Manifold (Am)

𝑄𝑚
Am = 𝑣
0,060 𝑚3 /𝑑𝑒𝑡𝑖𝑘
Am = = 0,12 m2
0,5 𝑚/𝑑𝑒𝑡𝑖𝑘

- Diameter Manifold (Dm)


1
A = 4 x 𝜋 x Dm

1
0,12 = 4 x 𝜋 x Dm

Dm = 0,094 m

- Kecepatan Aktual Manifold (vm)


𝑄𝑚
Vm = 𝐴𝑚

𝑄𝑚
Vm = 1
𝑥 𝜋 𝑥 𝐷𝑚
4

0,060 𝑚3 /𝑑𝑒𝑡𝑖𝑘
Vm = 1 = 0,813 m/detik
𝑥𝜋𝑥 0,094 𝑚
4

131
Laporan PBPAM │ TL B │ Kelompok 10

Asumsi :
Diameter orifice = 0,1 m
Keceptan orifice = 0,4 m/detik

- Luas Orifice (A)


1
A =4 x𝜋 𝑥 Dorifice
1
A = 4 x 𝜋 x 0,1 m = 0,008 m2

- Jumlah Orifice pada manifold ( n)


𝑄 𝑚𝑎𝑛𝑖𝑓𝑜𝑙𝑑
n= 𝑄 𝑜𝑟𝑖𝑓𝑖𝑐𝑒

0,060 𝑚3 /𝑑𝑒𝑡𝑖𝑘
n = 0,00314 𝑚3 /𝑑𝑒𝑡𝑖𝑘 = 19,108 lubang = 19 lubang

Lubang orifice sisi kanan = kiri = 10 lubang

- Jarak orifice dari memanjang (y) = 0,5 m


𝑃−(𝑗𝑚𝑙 𝑜𝑟𝑖𝑓𝑖𝑐𝑒 𝑠𝑖𝑠𝑖 𝑥 𝐷𝑜)−2𝑦
X=( )
𝑗𝑚𝑙 𝑜𝑟𝑖𝑓𝑖𝑐𝑒 𝑠𝑖𝑠𝑖−1
9 𝑚−( 10 𝑥 0,1 𝑚)−2 ( 0,5 𝑚)
X =( ) = 0,829 m
10−1

- Headloss Orifice (Hlo)


Digunakan nilai k = 0,6
𝑣 𝑜𝑟𝑖𝑓𝑖𝑐𝑒 2
Hlo = k x 2𝑔

(0,4 𝑚/𝑑𝑒𝑡𝑖𝑘)2
Hlo = 0,6 x = 4,893 x 10-3 m
2(9,81)

- Headloss Manifold Berlubang (Hlm) (f=0,02)


1 𝑃 𝑉𝑚2
Hlm = 3 𝑥 𝑓 𝑥 𝑥
𝑑 2𝑔

1 9 (0,413)2
Hlm = 3 𝑥 0,02 𝑥 x 2 (9,81 𝑚/𝑑𝑒𝑡𝑖𝑘 2 ) = 1,215 x 10-3 m
0,4

- Hl Total Zona Inlet


Hl Total Zona Inlet = Hl orifice + Hl manifold
Hl Total Zona Inlet = (4,893 x 10-3 m) + (1,215 x 10-3m)
132
Laporan PBPAM │ TL B │ Kelompok 10

Hl Total Zona Inlet = 6,108 x 10-3 m

- Total Head Loss Inlet dan Settling Zone (Hltot)


Hltot = Hlpengendapan + Hl Total Zona Inlet

Hltot = (5,379 x 10-3 m) + (6,108 x 10-3 m) = 6,162 x 10-3 m

c) Zona Pengendapan

- Tinggi Air (H)

𝑣𝑜𝑙
H = 𝑃𝑑𝑒𝑠𝑎𝑖𝑛 𝑥 𝐿𝑑𝑒𝑠𝑎𝑖𝑛

150 𝑚2
H = 18 𝑚 𝑥 4 𝑚 = 2,08 m

Freeboard = 0,33 m

- Tinggi Bak (T)


T=H+f

T = 2,08 + 0,33 = 1,41 m


T = 1, 4 m

- Cek Bilangan Reynolds (Nre)


𝑣𝑜 𝑥 𝑅
Nre = 𝑣
(0,0024 𝑚/𝑑𝑒𝑡𝑖𝑘)2
Nre = 𝑚 = 2,83 (memenuhi, <500)
9,81 𝑥 0,000000771𝑚2
𝑑𝑒𝑡𝑖𝑘2

- Cek Bilangan Froude (Nfr)


𝑣𝑜𝑙2
Nfr = 𝑔 𝑥 𝑅
(0,0024 𝑚/𝑑𝑒𝑡𝑖𝑘)2
Nfr = 9,81 𝑚/𝑑𝑒𝑡𝑖𝑘 2 𝑥 0,02𝑚 = 2,8 x 10-5 ( memenuhi ,≥10-5)

- Cek Kecepatan Pengendapan (v)


𝑄𝑏𝑎𝑘
v = 𝐿𝑥𝐻

133
Laporan PBPAM │ TL B │ Kelompok 10
0,060
v= = 0,0030 m/detik
4𝑥5

- Kehilangan Tekanan Zona Pengendapan (Hlp)


𝑣 𝑝𝑒𝑛𝑔𝑒𝑛𝑑𝑎𝑝𝑎𝑛 𝑥 𝑛 2
S=( )
𝑅 2/3
(0,030 𝑚/𝑑𝑒𝑡𝑖𝑘 𝑥 0,013)2
S= = 2,802 x 10-3 m/m
(0,02 𝑚)2/3

Hlp = S x (N + 1) x H

Hlp = 2,802 x 10-3 m/m x (328) x 1 m = 9,190 x 10-3 m

d ) Zona Lumpur
Kekeruhan influen = 16 NTU
% Lumpur = 5%
% removal = 90%

- Konsentrasi Endapan
Konsentrasi endapan = % removal x TSS
Konsentrasi endapan = 90% x 0,221 kg/m3 = 0,1989 kg/m3

- Berat Lumpur
Berat lumpur = Qbak x Konsentrasi Endapan
Berat Lumpur = 0,060 m3/detik x 0,1989 kg/m3 x 86400 detik
Berat Lumpur = 1031,09 kg/hari

- Lumpur PAC
Dosis PAC = 25 mg/L
Konsentrasi PAC = 1%
BM PAC = 133,34 gr/mol

- Jumlah PAC
1000
Jumlah PAC = Dosis PAC x x Qbak x 86400 det/hari
106
1000
Jumlah PAC = 25 mg/L x x 0,060 m3/detik x 86400 detik/hari
106

Jumlah PAC = 129,6 kg/hari


134
Laporan PBPAM │ TL B │ Kelompok 10

- Mol Al dalam PAC


%𝑃𝐴𝐶 𝑥 𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑃𝐴𝐶 𝑥 1000 𝑔𝑟/𝑘𝑔
Mol Al dalam PAC = 𝐵𝑀 𝑃𝐴𝐶

1% 𝑥 129,6 𝑘𝑔/ℎ𝑎𝑟𝑖 𝑥1000 𝑔𝑟/𝑘𝑔


Mol Al dalam PAC = = 9,7195 mol
133,34 𝑔𝑟/𝑚𝑜𝑙

- Mol Al (OH)3 Yang Terbentuk


Mol Al (OH)3 yang terbentuk = Mol Al dalam PAC x 2
Mol Al(OH)3 yang terbentuk = 9,7195 x 2 = 19,4390 mol

- Berat lumpur Al(OH)3 yang terbentuk


Berat Lumpur Al(OH)3 yang terbentuk = mol Al(OH)3 x BM Al(OH)3
Berat Lumpur Al(OH)3 yang terbetuk = 19,4390 mol x 78
Berat Lumpur Al(OH)3 yang terbentuk = 1516,24 gr = 1,5162 kg
- Berat Total Lumpur
Berat Total Lumpur = Berat Lumpur Al(OH)3 + Berat lumpur

Berat Total Lumpur = 1,5162 kg + 1031,09 kg = 1032,61 kg

- Volume Lumpur Total(Vol)


𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐿𝑢𝑚𝑝𝑢𝑟
Vol = %𝐿𝑢𝑚𝑝𝑢𝑟 𝑥 𝜌 𝑙𝑢𝑚𝑝𝑢𝑟

1032,61 𝑘𝑔
Vol = 5% 𝑥 1008,26 𝑘𝑔/𝑚3 = 20,483 m3

- Dimensi Ruang Lumpur


Ruang Lumpur menggunakan Limas terpancung
A1 = Luas atas = luas actual bak = 36 m2
A2 = Luas bawah = 50% x A1 = 50% x 36 m2 = 18 m2
Tinggi Ruang Lumpur asumsi (H) = 1 m
Lebar bak Lumpur = lebar bak = 4 m

135
Laporan PBPAM │ TL B │ Kelompok 10

- Panjang Bak Lumpur Bawah (P)


𝐴2
P = 𝐿𝑑𝑒𝑠𝑎𝑖𝑛
18 𝑚2
P= = 4,5 m
4𝑚

- Volume Ruang Lumpur


1
Vol Ruang Lumpur = 3 x H Lumpur x (A1 + A2 + √𝐴1 + 𝐴2

1
Vol ruang lumpur = 3 x 1 m x ( 36 + 18 + √36 + 18 = 20,45 m3

- Pengurasan Lumpur
- Frekuensi Pengurasan
𝑉𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 𝐿𝑢𝑚𝑝𝑢𝑟 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙
Frekuensi = 𝑉𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 𝑅𝑢𝑎𝑛𝑔 𝐿𝑢𝑚𝑝𝑢𝑟

20,48
Frekuensi = 20,45 = 1 kali/hari

- Tinggi (Head Tekan )


Head Tekan = Tinggi Air + Hlumpur asumsi

Head Tekan = 5 m + 1 m = 6 m

- Kecepatan Pengurasan (v) (Nilai k = 3,3)


Kecepatan Pengurasan
2𝑔 𝑥 𝐻𝑒𝑎𝑑 𝑇𝑒𝑘𝑎𝑛
v=√ 𝑘

2 𝑥 9,82 𝑚/𝑑𝑒𝑡𝑖𝑘 2 𝑥 6 𝑚
v=√ = 4,54 m/detik
5,72

Diameter pipa pengurasan (d) = 200 mm = 0,200 m

136
Laporan PBPAM │ TL B │ Kelompok 10

- Luas pipa (A)


1
A = 4 x 𝜋 x d2

1
A = 4 x 𝜋 x (0,200)2

A = 0,031m2

- Debit Pipa (Q pipa)


Q pipa = v pengurasan x A

Q pipa = 4,54 m/detik x 0,031 m2 = 0,143 m3/detik


- Lama Pengurasan (t)
𝑉𝑜𝑙 𝑙𝑢𝑚𝑝𝑢𝑟
t= 𝑄 𝑝𝑖𝑝𝑎

20,48 𝑚3
t = 0,143 𝑚3/𝑑𝑒𝑡𝑖𝑘 = 143,72 detik = 2,4 menit

e) Zona Outlet
Zona outlet direncanakan menggunakan gutter yang dilengkapi dengan V
notch. Tiap bak memiliki satu buah gutter dimana tiap gutter terdiri dari 2 sisi
pelimpah yang terdiri dari weir bergerigi ( V notch )

- Saluran Pelimpah
Panjang saluran pelimpah = Panjang bak desain = 9 m
- Weir loading (Beban Pelimpah )
𝑄𝑏𝑎𝑘
Weir loading = 2 𝑥 𝑃𝑎𝑛𝑗𝑎𝑛𝑔 𝑠𝑎𝑙𝑢𝑟𝑎𝑛 𝑝𝑒𝑙𝑖𝑚𝑝𝑎ℎ
0,060 𝑚3 /𝑑𝑒𝑡𝑖𝑘
Weir loading = = 3,333 x 10-3 m3/m2/detik
2𝑥9𝑚

(memenuhi, 1,05-4,06 x 10-3 m3/m2/dt)

- Debit V-Notch (Qv) (Cd = 0,6 )


8 90
Qv = 15 x Cd x Ho5/2 x √2 𝑔 𝑥 tan 2

137
Laporan PBPAM │ TL B │ Kelompok 10
8
Qv = 15 x 0,6 x (0,05 m)5/2 x √2 (9,81 𝑚/𝑑𝑒𝑡𝑖𝑘 2 ) 𝑥1 = 7,9236 x 10-4/detik

- Jumlah V Notch (n)


𝑸𝒃𝒂𝒌
n = 𝑸 𝑽𝒏𝒐𝒕𝒄𝒉

0,060 𝑚3 /𝑑𝑒𝑡𝑖𝑘
n = 7,9236 𝑥 10−4 𝑚3 /𝑑𝑒𝑡𝑖𝑘 = 75,72 buah = 76 buah

Jumlah V notch pada tiap sisi = 76 buah / 2 = 38 buah

- Tinggi V-Notch(Hn)
Tv = Ho + f

Tv = 0,025 m + 0,05 m = 0,075 m


- Lebar Bukaan air pintu V Notch (Lo)
Lo = 2Ho
Lo = 2 x 0, 05= 0,10 m

- Lebar Pintu V Notch (Ln)


Ln= 2 Hn
Ln = 2 x 0,075 m = 0,15 m
Jarak V Notch ke tepi (y) = 0,3 m

- Jarak antar V Notcht (x)


𝒏
𝑷−( 𝒙 𝑳𝒏)−𝟐𝒚
𝟐
x= 𝟐
−𝟏
𝟐

9 𝑚−(38−0,15 𝑚 )−2 (0,3 𝑚)


x= = 0,07 m
38−1

- Dimensi Gutter
Direncanakan asumsi lebar gutter (Bp) = 1,5 Ho(tinggi air dalam gutter)
Menghitung tinggi air dalam gutter (Ho) dan tinggi gutter (Bp)
Pada perencanaan ini, digunakan 1 gutter

138
Laporan PBPAM │ TL B │ Kelompok 10

- Debit gutter (Qg)


𝑄𝑏𝑎𝑘
Qg = 𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑔𝑢𝑡𝑡𝑒𝑟

0,060 𝑚3 /𝑑𝑒𝑡𝑖𝑘
Qg = = 0,06 m3/detik
1

Qg = 0,06 m3/detik x 35,3147 = 2,11 cfs

- Tinggi Air dalam Gutter(Ho)


Qg = 2,49 x Lg x Ho3/2
𝑄𝑔
Ho3/2 = 2,49 𝑥 𝐿𝑔
𝑄𝑔
Ho3/2 = 2,49 𝑥 (1,5 𝐻𝑜)
𝑄𝑔
Ho = (2,49 𝑥 1,5)2/5
2,11 𝑐𝑓𝑠
Ho =( 2,49 𝑥 1.5 )2/5

Ho = 0,797 feet = 0,243 m

- Lebar Gutter
Lg = 1,5 Ho

Lg = 1,5 x 0,243 m = 0,36


Didesain lebar gutter sebesar 0,3 meter atau 30 cm

- Tinggi Gutter ( Hp )
Hp = Ho + 20% Ho + HVnotch

Hp = 0,243 + 20% (0,243) + 0,075 m =0,367 m

- Kehilangan tekanan pada saluran pelimpah ( HlG )


𝐴 𝐿𝑔 𝑥 𝐻𝑜
R = 𝑃 = 𝐿𝑔 𝑥 2𝐻0
0,3 𝑥 0,243
R = 0,3+2 (0,243) = 0,09 m

139
Laporan PBPAM │ TL B │ Kelompok 10

- Cek v Gutter
𝑄 𝑔𝑢𝑡𝑡𝑒𝑟 𝑄 𝑔𝑢𝑡𝑡𝑒𝑟
V = 𝐴 𝑔𝑢𝑡𝑡𝑒𝑟 = 𝐿𝑔 𝑥 𝐻𝑜

0,06 𝑚3 /𝑑𝑒𝑡𝑖𝑘
V= = 0,82 m/det
0,3 𝑚𝑥 0,243

- Slope(S)
1
v = 𝑛 x R2/3 x S1/2

1
v = 0,015 x (0,82)2/3 x S1/2

S = 3,626 x 10-3 m/m

- Headloss saluran (HlG)


HlG = S x P
HlG = 3,626 x 10-3 m/m x 9 m = 3,263 x 10-3

f) Saluran Pengumpul
saluran pengumpul melintang terhadap bak.
Ditetapkan
Jumlah saluran pengumpul = 1 buah
Debit saluran = 0,060 m3/detik
Lebar sal. Pengumpul (L) = Lebar bak = 4 m
Panjang sal. Pengumpul (P) = 0,4 m
Waktu detensi = 15 detik

- Volume saluran
Vol = Q x td

Vol = 0,060 m3/detik x 15 detik = 0,900 m3

- Kedalaman Air Saluran Pengumpul ( h )


140
Laporan PBPAM │ TL B │ Kelompok 10
𝑣𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 𝑠𝑎𝑙𝑢𝑟𝑎𝑛 𝑉𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 𝑠𝑎𝑙𝑢𝑟𝑎𝑛
h= =
𝐴𝑠𝑎𝑙𝑢𝑟𝑎𝑛 𝐿𝑥𝑃

0,900
h = 4 𝑥 0,4 =0,593 m

asumsi kecepatan (V) = 0,6 m/detik

- Jari-jari hidrolis (R)


𝐿𝑥ℎ
R= (2 𝑥 ℎ )+𝐿

4 𝑥 0,593
R =(2 𝑥 0,593)+4 = 0,439 m

- Slope (s)
1
v = 𝑛 x R2/3 x S1/2

1
0,06 m/detik = 0,015 x (0,439)2/3 x S1/2

S = 2,427 x 10-4 m/m

- Headloss Saluran ( Hlp)


HlG= S x P
HlG = 2,427 x 10-4 m/m x 0,4 m = 1,7 x 10-4m
- Terjunan ke saluran pengumpul (H)
𝑄2
Hc =(𝑔 𝑥 𝑃2 )1/3
0,0602
Hc = (9,81 𝑥 0,42 )1/3 = 0,132 m

g) Saluran Outlet (Pipa outlet )


direncanakan menggunakan pipa diameter (D) mm
Debit Air = 0,12 m3/detik
Kec. Aliran (v) = 1 m/detik
Panjang Pipa (L) = 2 m

141
Laporan PBPAM │ TL B │ Kelompok 10

- Luas Pipa Outlet


𝑄
A=𝑉
0,12 𝑚3 /𝑑𝑒𝑡𝑖𝑘
A= = 0,12 m2
1 𝑚/𝑑𝑒𝑡𝑖𝑘

- Diameter Pipa (D)


1
A=4x𝜋xD
1
(0,12 𝑚)2
D =4 = 0,40 m= 400 mm
𝜋

- Check Kecepatan Aliran (v)


𝑄 𝑄
v=𝐴=1
𝑥 𝜋 𝑥 (𝐷)2
4

0,12 𝑚3 /𝑑𝑒𝑡𝑖𝑘
v=1 = 0,95 m/detik (memenuhi , 0,6-3 m/detik)
𝑥 𝜋 𝑥 (0,40 𝑚)2
4

- Headloss Pipa Outlet (Hlpo)


𝐿 𝑣2
HlPO = f x 𝐷 x 2𝑔

2𝑚 (0,95 𝑚/𝑑𝑒𝑡𝑖𝑘)2
HlPO = 0,3 x 0,25 𝑚 x 2(9,81𝑚/𝑑𝑒𝑡𝑖𝑘 2) = 0,110 m

h) Headloss Total (Hlt)


Hlt = Hl0 +HlM + HlLP + HlG + HL + HlPO

Hlt =( 4,893 x 10-3 ) m + (1,273 x 10-3 ) m + (1,82 x 10-4) + (15,20 x 10-3) m


+(6,276 x 10-5) m + (0,110 x 10-1) m
Hlt = 1,228 x 10-1 m

4 . Rekapitulasi Desain Unit Sedimentasi Tube Settler


Dari perhitungan dimensi desain unit sedimentasi tube settler diperoleh data nilai
(dimensi) yang digunakan sebagai perencanaan unit flokulasi mekanis sebagai
berikut.

142
Laporan PBPAM │ TL B │ Kelompok 10

Tabel 4.28 Data Rekapitulasi Desain Unit Sedimentasi Tube Settler

No Desain Akhir Nilai Satuan


1 Jumlah bak 2 Bak
2 Debit Tiap Bak 0.060 m3/dt
3 Panjang Bak 9 M
4 Lebar Bak 4 M
5 Tinggi Air 4.18 M
6 Freeboard 0.121 M
7 Tinggi bak 4.30 M
8 Waktu Detensi 41.787 Menit
9 Kemiringan Plate (α) 45 ̊ Derajat
10 Jumlah Plate 328 Buah
11 Tinggi Plate (H) 1 M
12 Tebal Plate (t) 3 Mm
13 Jarak Antar Plate 4 Cm
14 Tinggi Ruang Plate (H') 0.7070 M
15 Jarak Pipa Inlet ke Bibir Zona Lumpur 1 M
16 Jarak Plate ke Pipa Inlet 1.2 M
17 Jarak Gutter ke Plate 0.5 M
18 Nre 61.17
19 Nfr 2.832E-05
20 vol. Ruang lumpur 20.45 m3
21 Tinggi Ruang Lumpur 1.0 M
22 Panjang Ruang Lumpur Atas 9.00 M
23 Lebar Ruang Lumpur Atas 4 M
24 Panjang Ruang Lumpur Bawah 4.50 M
25 Lebar Ruang Lumpur Bawah 4 M
Diameter Pipa Pengumpul 200 Mm
26 Frekuensi Pengurasan 1.00 kali/hari
27 Diameter orifice 0.10 M
28 Jumlah Orifice PerManifold 19 Buah
29 Jarak antar orifice memanjang 0.829 M
30 Jarak Orifice dari Ujung 0.5 M
31 Diameter manifold 0.430 M
32 lama pengurasan 143.720 Detik
33 Jumlah Gutter 1 Gutter
34 Jumlah V notch (desain) 76 Buah
35 Sudut Vnotch 90 Derajat
36 Tinggi Vnotch 0.075 M
37 Lebar Vnotch 0.15 M
143
Laporan PBPAM │ TL B │ Kelompok 10

38 Jarak antar Vnotch 0.1 M


39 Jarak Vnotch ke tepi 0.3 M
40 Panjang gutter ss M
41 Lebar Gutter (Bp) 0.3 M
42 Tinggi Gutter (Hp) 0.366747774 M
43 Jumlah saluran pengumpul 1 Buah
44 Lebar saluran pengumpul 4 M
45 Panjang saluran pengumpul 0.4 M
46 Desain tinggi sal pengumpul 0.7 M
47 Diameter Pipa Outlet 250 Mm
48 Kedalaman air sal pengumpul 0.5625 M
49 H 0.228 M

Jadi, unit sedimentasi yang dipilih atau dipakai adalah unit sedimentasi tube
settler.

4.2.3 Filtrasi
1. Kriteria Desain
Dalam perencanaan bangunan unit filtrasi diperlukan kriteria desain melalui
beberapa literature sebagai berikut :
Tabel 4.29 Data Kriteria Desain Unit Filtrasi

No Kriteria Nilai Satuan Sumber


Ketinggian air di atas media
1 filter 90 – 120 Cm
2 Kedalaman media penyangga 15,24 - 60,96 Cm
Effective size media
3 penyangga 0,16 - 5,08 Cm
Perbandingan Panjang : Lebar Reynolds
4 bak filtrasi (1-2) : 1 (1982)
5 Ekspansi media filter 20% - 50%
6 Waktu untuk backwash 3 -10 Menit
7 Jumlah bak minimum 2 Bak
8 Volume air backwash 1 - 5% air terfiltrasi
Kecepatan aliran saluran inlet
Fair &
9 (Vin) 0,6 - 1,8 m/detik
Geyer
Kecepatan aliran saluran
(1968)
10 outlet (Vout) 0,9 - 1,8 m/detik
144
Laporan PBPAM │ TL B │ Kelompok 10

11 Kecepatan filtrasi (Vf) 4 – 21 m3/m2.jam


12 Kecepatan backwash (Vb) (4 - 8) x Vf

Tabel 4.30 Data Kriteria Desain Media Filter

No Kriteria Nilai Satuan Sumber


A. Media Antrasit
1 Kedalaman (D) 400 - 500 Mm
2 Efective Size (ES) 1,2 - 1,8 Mm
3 Uniformity coefficient (UC) 1.5
B. Media Pasir SNI
1 Kedalaman (D) 300 - 600 Mm
2 Efective Size (ES) 0,3 - 0,7 Mm
3 Uniformity coefficient (UC) 1,2 - 1,4

Tabel 4.31 Data Kriteria Desain Bentuk Media Filter

Bentuk Butiran Shape factor (ᴓ) Porositas (Ԑ) Sumber


Spherical 1 0.38
Rounded 0.98 0.38
Worn 0.94 0.39
Fair & Geyer
Sharp 0.81 0.4 (1968)
Angular 0.78 0.43
Crushed 0.7 0.48

Tabel 4.32 Data Kriteria Desain Underdrain

No Kriteria Nilai Satuan Sumber


(1,5 - 5) x 10^-3
1 Luas orifice : Luas media :1
2 Luas lateral : Luas orifice (2 - 4) : 1
3 Luas manifold : Luas lateral (1,5 - 3) : 1 Fair &
4 Diameter orifice 0,25 - 0,75 Inch Geyer
5 Jarak antar orifice terdekat 3 – 12 Inch (1968)
6 Jarak antar pusat lateral terdekat 3 – 12 Inch
Kecepatan dalam saluran pembuangan
7 (Vb) 1,2 - 2,5 m/detik

2. Data Perencanaan

145
Laporan PBPAM │ TL B │ Kelompok 10

Dari data kriteria perencanaan bangunan filtrasi diatas, diperlukan data


kriteria desain yang dipilih sesuai kondisi sungai agar pengolahannya dapat
berlangsung secara optimal. Berikut terlampir data kriteria desain terpilih.
Tabel 4.33 Data Kriteria Desain Terpilih Unit Filtrasi

No Parameter Nilai Satuan


1 Debit pengolahan 0.12 m3/detik
2 Kecepatan filtrasi (Vf) 5 m3/m2.jam
0.001388889 m2/m2 detik
3 Kecepatan backwash 4 x Vf

4 Lama backwash 5 Menit


5 Perbandingan panjang : lebar bak 2:1
6 Jumlah media filtrasi 2
7 Media antrasit
Kedalaman (D1) 500 Mm
0.5 M
50 Cm
Efective size (ES1) 0.28 Mm
Uniformity Coefficient (UC1) 1.5
Bentuk butiran Angular
Shape factor (ᴓ1) 0.78
Porositas (Ԑ1) 0.43
Spesific gravity (SS1) 1.35 kg/m3
8 Media pasir
Kedalaman (D2) 300 Mm
0.3 M
30 Cm
Efective size (ES2) 0.7 Mm
Uniformity Coefficient (UC2) 1.4
Bentuk butiran Rounded
Shape factor (ᴓ2) 0.98
Porositas (Ԑ2) 0.38
Spesific gravity (SS2) 2.65 kg/m3
9 Media penyangga (kerikil)
Kedalaman (D3) 20 Cm
0.2 M
Bentuk butiran Spherical
Shape factor (ᴓ3) 1
Porositas (Ԑ3) 0.38
Diameter 3 Cm
K 180

146
Laporan PBPAM │ TL B │ Kelompok 10

No Parameter Nilai Satuan


9 Tinggi di atas pasir 100 Cm
1 M
10 Suhu 32 °C
11 Viskositas kinematis (ʋ) 7.708E-07 m2/dt
0.7708 mm2/dt
0.007708 cm2/dt
12 Percepatan gravitasi (g) 9810 mm/dt2
981 cm/dt2

Tabel 4.34 Data Kriteria Desain Terpilih Perencanaan Underdrain

No Parameter Nilai Satuan


1 Diameter orifice (Do) 0.72 Inch
1.8288 Cm
0,002 :
2 A orifice : A bak 1
3 A lateral : A orifice 3:1
4 A manifold : A lateral 2:1
5 Jarak antar pipa lateral (x) 10 Inch
25.4 Cm
6 Jarak lateral dari ujung ke dinding (y) 20 Cm
7 Jarak lateral ke dinding (z) 80 Cm
8 Jumlah pipa lateral 8 Buah
9 Jarak orifice dari ujung pipa (Xp) 0.1 M
10 Koefisien kekasaran pipa 0.25
11 K orifice 1.7

3. Perhitungan
Debit Pengolahan (Q) = 0,12 m3/detik
Kecepatan fltrasi (vf) = 5 m3/m2 jam = 0,0013889 m3/m2.detik
Rasio panjang bak (P) : Lebar bak (L) = 2 : 1 P=2L

a) Sistem Inlet
Kecepatan aliran (Vasumsi) = 1 m/detik
Luas pipa (A)
𝑄
A=𝑣

147
Laporan PBPAM │ TL B │ Kelompok 10
0,12 𝑚3 /𝑑𝑒𝑡𝑖𝑘
A= = 0,12 m2
1 𝑚/𝑑𝑒𝑡𝑖𝑘

Diameter pipa (D)


4𝐴
D=√𝜋

4 (0,12) 𝑚2
D=√ = 0,3908 m ≈ Ddesain = 0,40 m = 400 mm
𝜋

Luas pipa desain (Adesain)


1
Adesain = 4 x 𝜋 x d2

1
Adesain = 4 x 𝜋 x (0,40)2 = 0,125 m2

Cek kecepatan (v)


𝑄
v=𝐴

0,12 𝑚3 /𝑑𝑒𝑡𝑖𝑘
v= = 0,96 m/detik (memenuhi 0,3 – 6 m/dt)
0,125 𝑚2

b) Dimensi Bak
Jumlah bak (n)
n = 12 x Q0,5
n = 12 x (0,12 m3/detik)0,5 = 4,156 buah ≈ 5 buah

Debit Setiap Bak (Q)


𝑄𝑝𝑒𝑛𝑔𝑜𝑙𝑎ℎ𝑎𝑛
Qbak = 𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑏𝑎𝑘 (𝑛)

0,12 𝑚3 /𝑑𝑒𝑡𝑖𝑘
Qbak = 5
= 0,024 m3/detik

148
Laporan PBPAM │ TL B │ Kelompok 10

Luas Bak (A)


𝑄𝑏𝑎𝑘
A= 𝑣𝑓

0,024 𝑚3 /𝑑𝑒𝑡𝑖𝑘
A = 0,0013889 𝑚/𝑑𝑒𝑡𝑖𝑘 = 17 m2

Maka dimensi bak


P=2L
A=PxL

17 m2 = 2L x L
12 m2 = 2 L2
L = 2,939 m ≈ L desain = 3 m
P=2L=2x3m=6m

Luas Bak Desain (Adesain)


Adesain = P x L

Adesain = 6 m x 3 m = 18 m2

Kecepatan filtrasi akhir bak (vfakhir)


𝑄
vf akhir = 𝐴

0,024 𝑚3 /𝑑𝑒𝑡𝑖𝑘
vf akhir = = 0,001333 m2/detik
18 𝑚2

vf akhir = 4,8 m3/m2. jam (memenuhi, 4-21 m3/m2. Jam)

Tinggi komponen dalam bak (T’)


Tinggi air di atas media (t) = 1 m
Tebal media pasir (Lp) = 0,3 m
Tebal media antrasit (LA) = 0,5 m
Tebal media krikil (Lk) = 0,2 m
T’ = t + Lp + LA + Lk
T’ = 1 m + 0,3 m + 0,5 m + 0,2 m = 2 m
149
Laporan PBPAM │ TL B │ Kelompok 10

Freeboard (f)
f = 0,8 m

Total Tinggi Bak (Tbak)


Tbak = T’ + f

Tbak = 2 m + 0,8 m = 2,8 m

Kecepatan Filtrasi saat 1 bak dicuci ( v 1bak)


𝑄
𝑝𝑒𝑛𝑔𝑜𝑙𝑎ℎ𝑎𝑛
v 1 bak = (𝑛−1)𝑥 𝐴𝑑𝑒𝑠𝑎𝑖𝑛

0,12 𝑚3 /𝑑𝑒𝑡𝑖𝑘
v 1 bak = (5−1)𝑥 18 𝑚2

v 1 bak = 0,0016 m/detik = 6 m/jam (memenuhi, 4 – 21 m3/ m2.jam)

Filtrasi saat 2 bak dicuci

𝑄𝑝𝑒𝑛𝑔𝑜𝑙𝑎ℎ𝑎𝑛
v 2 bak = (𝑛−2)𝑥 𝐴𝑑𝑒𝑠𝑎𝑖𝑛

0,12 𝑚3 /𝑑𝑒𝑡𝑖𝑘
v 2 bak = (5−2)𝑥 18 𝑚2

v 2 bak = 0,002 m/detik = 8 m/jam (memenuhi, 4 – 21 m3/m2.jam)

c) Sistem Underdrain
Orifice
Diameter orifice (Do) = 0,72 inch = 0,712 x 2,54 cm = 1,8288 cm
Aorifice : A bak = 0,002 : 1

Luas total orifice ( Ato)


Ato = 0,002 x Abak desain
Ato = 0,002 x 18 m2
Ato = 0,036 m2

150
Laporan PBPAM │ TL B │ Kelompok 10

Luas setiap orifice (Ao)


1
Ao = 4 x 𝜋 x d2
1
Ao = 4 x 𝜋 x ( 1,8288 cm )2

Ao = 2,62677 cm2 = 0,000263 m2

Jumlah Orifice ( no)


𝐴𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑜𝑟𝑖𝑓𝑖𝑐𝑒
no = 𝐴𝑠𝑒𝑡𝑖𝑎𝑝 𝑜𝑟𝑖𝑓𝑖𝑐𝑒

0,036 𝑚2
no = 0,000263 𝑚2 = 137,0504 buah ≈ 138 buah

Pipa Lateral
Jarak antar pipa lateral (x) = 10 inch = 10 x 2,54 cm = 25,4 cm
Jarak lateral dari ujung dinding (y) = 20 cm
Jarak lateral ke dinding (z) = 80 cm
A lateral : A orifice = 3 : 1

Luas Total Lateral (AtL)


AtL = 3 x Luas total orifice (Ato)
AtL = 3 x 0,036 m2 = 0,108 m2

Jumlah pipa lateral (nL)


Direncanakan akan digunakan 8 buah buah pipa lateral
Jumlah pipa lateral (kanan dan kiri) masing – masing = 4 buah

Luas setiap Pipa lateral (AL)


𝐿 𝐴𝑡
AL = Σ 𝑝𝑖𝑝𝑎 𝑙𝑎𝑡𝑒𝑟𝑎𝑙
0,138
AL = = 0,0135 m2
8

151
Laporan PBPAM │ TL B │ Kelompok 10

Diameter Pipa lateral (DL)


4 𝑥 𝐴𝐿 0,5
DL = ( )
𝜋
4 𝑥 0,0135 𝑚2 0,5
DL =( )
𝜋

DL = 0,13111 m = 131,11 mm = D1.desaim = 130 mm

Pipa Manifold
A manifold : A lateral = 2 : 1

Luas Pipa Manifold (Am)


Am = 2 x Atotal pipa lateral
Am = 2 x 0,108 m2
Am = 0,21 m2

Diameter Pipa manifold ( Dm)


4 𝑥 𝐴𝑚 0,5
Dm = ( )
𝜋
4 𝑥 0,21 𝑚2 0,5
Dm = ( )
𝜋

Dm = 0,524 m ≈ 0,55 m = 550 mm

Koreksi tinggi komponen


Tinggi komponen dalam bak (T’)
Tinggi air di atas media (t) =1m
Tebal media pasir (Lp) = 0,3 m
Tebal media antrasit (LA) = 0,5 m
Tebal media krikil (Lk) = 0,2 m
Diameter pipa manifold (Dm) = 0,55 m
T’ = t + Lp + LA + Lk + Dm
T’ = 1 m + 0,3 m + 0,5 m + 0,2 m + 0,55 m
T’= 2,55 m

Freeboard (f)
152
Laporan PBPAM │ TL B │ Kelompok 10

Direncanakan tinggi bak 2,8 m


f = Tbak – T’

f = 2,8 m – 2,55 m = 0,25 m

Penempatan Komponen
Jarak lateral ke dinding (x)
Panjang pipa manifold (Pm) = panjang bak = 6 m
Jarak antar pipa lateral (x) = 100 cm = 1 m
Jumlah pipa lateral (N) = 8 buah
Jumlah lateral tiap sisi manifold (N’) = 4 buah
Diameter pipa lateral (DL) = 130 mm = 0,13 m

𝑃𝑚−(𝑁𝑥𝐷𝐿 )−( 𝑁−1)𝑥 𝑥


z= 2

6−( 4 𝑥 0,13 𝑚)−(4−1)𝑥 1 𝑚


z= = 1,24 m
2

Panjang Pipa Lateral ( PL)


𝐿𝑏𝑎𝑘 −2𝑦−𝐷𝑚
PL = 2

3 𝑚−2(20/100𝑚) −0,55 𝑚
PL = = 1,025 m
2

Jumlah orifice untuk 1 pipa lateral (noL)


Σ𝑜𝑟𝑖𝑓𝑖𝑐𝑒
noL= Σ𝑝𝑖𝑝𝑎 𝑙𝑎𝑡𝑒𝑟𝑎𝑙

96
noL= = 12 orifice/pipa lateral
8

jumlah orifice setiap sisi (kanan dan kiri) pipa lateral = 6 orifice

Jumlah orifice desain akhir (no)

153
Laporan PBPAM │ TL B │ Kelompok 10

no = 12 orifice/pipa lateral x Σ 𝑝𝑖𝑝𝑎 𝑙𝑎𝑡𝑒𝑟𝑎𝑙

no = 12 orifice/pipa lateral x 8 = 96 orifice


jarak ofifice dari ujung pipa (Xp) = 0,1 m = 10 cm

Jarak antar orifice dalam pipa lateral (Xo)


𝑃
𝑙𝑎𝑡𝑒𝑟𝑎𝑙 −2 𝑋𝑝−2𝐷𝑜
Xo = Σ 𝑜𝑟𝑖𝑓𝑖𝑐𝑒 𝑠𝑒𝑡𝑖𝑎𝑝 𝑠𝑖𝑠𝑖−1

1,025 𝑚−2 (0,1 𝑚)−2 (1,8288/100)


Xo = = 0,087 m
6−1

Headloss Underdrain (Hlu)


Kecepatan Manifold (vm)

𝑄𝑏𝑎𝑘
vm= 𝐴 𝑚𝑎𝑛𝑖𝑓𝑜𝑙𝑑

𝑄𝑏𝑎𝑘
vm = 1
𝑥 𝜋 𝑥 𝐷𝑚2
4

0,024 𝑚3 /𝑑𝑒𝑡𝑖𝑘
vm = 1 = 0,10101 m/detik
𝑥 𝜋 𝑥( 0,55 𝑚)2
4

Panjang pipa manifold (Pm) = Panjang bak = 6 m

Headloss pipa manifold (Hlm), f = 0,25


1 𝑃𝑚 𝑣𝑚2
Hlm = 3 x f x 𝐷𝑚 x 2𝑔

1 6𝑚 (0,101017 𝑚/𝑑𝑒𝑡𝑖𝑘)2
Hlm = 3 x 0,25 0,55 𝑚 x = 0,000473 m
2(9,81 𝑚/𝑑𝑒𝑡𝑖𝑘)2

Kecepatan lateral (VL)


𝑄𝑏𝑎𝑘
VL = 𝐴 𝑙𝑎𝑡𝑒𝑟𝑎𝑙

154
Laporan PBPAM │ TL B │ Kelompok 10
0,024 𝑚3 /𝑑𝑒𝑡𝑖𝑘
VL = 1 = 0,22601 m/detik
8𝑥 𝑥𝜋𝑥 (130/1000𝑚)2
4

Headloss pipa lateral (HlL), f = 0,25


1 𝑃 𝑉𝐿2
HlL = 3 x f x 𝐷𝐿 x
𝐿 2𝑔

1 1,05 𝑚 (0,22601 𝑚/𝑑𝑒𝑡𝑖𝑘)2


HlL = 3 x 0,25 x (130/1000)𝑚 x 2(9,81 𝑚/𝑑𝑒𝑡𝑖𝑘 2 )

HlL = 0,001752 m

Kecepatan orifice (vo)


𝑄𝑏𝑎𝑘
vo = 𝐴 𝑜𝑟𝑖𝑓𝑖𝑐𝑒

𝑄𝑏𝑎𝑘
vo = 1
96 𝑥 𝑥𝜋𝑥 𝐷𝑜 2
4

0,024 𝑚3 /𝑑𝑒𝑡𝑖𝑘
vo = 1 = 0,66207 m/detik
138 𝑥 𝑥𝜋 𝑥 (1,8288/100 𝑚)2
4

Headloss orifice (Hlo)


Nilai k yang digunakan = 1,7
(𝑣 𝑜𝑟𝑖𝑓𝑖𝑐𝑒)2
Hlo = k x 2𝑔

(0,66207 𝑚/𝑑𝑒𝑡𝑖𝑘) 2
Hlo = 1,7 x 2(9,81 𝑚/𝑑𝑒𝑡𝑖𝑘 2 )

Hlo = 0,0379 m

Hl total system underdrain (Hlv)


Hlv = Hl orifice + Hl lateral + Hl manifold

Hlv = 0,0379 m + 0,001711 m + 0,000473 m = 0,040 m

d) Media Filter
Pada perencanaan filtrasi digunakan 2 jenis media filter yaitu pasir dan
antrasit. Diameter media filter ditentukan dengan menggunakan grafik

155
Laporan PBPAM │ TL B │ Kelompok 10

analisis ayakan media. Dari adanya table tersebut, maka dihitung nilai P10
dan P60 pada grafik tersebut disetiap media untuk menggambarkan garisnya
sehingga didapat nilai diameter terbesar terkecil setiap media.

Media Antrasit
ES = 1,6 , UC = 1,5
ES = P10 = 1,2
P60 = ES x UC

P60 = 1,6 x 1,5


P60 = 2,4

Dari nilai P10 dan P60 di atas, maka diperoleh garis sebagai berikut :

156
Laporan PBPAM │ TL B │ Kelompok 10

Dari hasil pembacaan grafik dihasilkan data sebagai berikut :

Media antrasit
P60 2,4 mm
d terkecil 0,7 mm
d terbesar 4,3 mm

157
Laporan PBPAM │ TL B │ Kelompok 10

Media Pasir
ES = 0,7 , UC = 1,2
ES = P10 = 0,9
P60 = ES x UC
P60 = 0,7 x 1,2
P60 = 0,8

158
Laporan PBPAM │ TL B │ Kelompok 10

Dari hasil pembacaan grafik dihasilkan data sebagai berikut :

Media antrasit
P60 0,8 mm
d terkecil 0,62 mm
d terbesar 1,4 mm

Headloss Media (Hl)s


1.) Headloss pasir (Hlp)

Tabel 4.35 Data Perhitungan CD.X/d Media Pasir

persen (CD.X)/d
berat % weight (x) d1 (cm) d2 (cm) d (cm) Nre CD (/cm)
0% -
10% 10% 0.062 0.07 0.065879 1.116780883 16.56546981 25.14541992
10% -
34% 24% 0.07 0.085 0.077136 1.307620104 15.75008039 49.00445163
34% -
60% 26% 0.085 0.084 0.084499 1.432426056 14.91174269 45.88308845
60% -
100% 40% 0.084 0.14 0.108444 1.838343937 12.83854087 47.35567142
Total 100% 167.3886314

Langkah Perhitungan penetuan nilai headloss :

a. Menentukan range % berat pada grafik dari 0%-100%

b. Menentukan % weight (x)

Contoh perhitungan pada baris pertama

x = x2 – x1

x = 10% - 0% = 10%

c. Menentukan d1 dari grafik

d. Menentukan d2 dari grafik


159
Laporan PBPAM │ TL B │ Kelompok 10

e. Menghitung d

d = √𝑑1 𝑥 𝑑2

Contoh perhitungan pada baris pertama

d =√𝑑1 𝑥 𝑑2

d = √0,062 𝑐𝑚 𝑥 0,07𝑐𝑚 = 0,065879 cm

f. Menghitung Nre

𝜙 𝑥 𝑑 𝑥𝑣𝑓 𝑏𝑎𝑘 𝑎𝑘ℎ𝑖𝑟


Nre = 𝑣

Contoh perhitungan pada baris pertama :

𝜙 𝑥 𝑑 𝑥𝑣𝑓 𝑏𝑎𝑘 𝑎𝑘ℎ𝑖𝑟


Nre = 𝑣

0,98 𝑥 0,065879 𝑐𝑚 𝑥 0,1333 𝑐𝑚/𝑑𝑒𝑡𝑖𝑘


Nre = = 1,116780883
0,007708 𝑐𝑚2 /𝑑𝑒𝑡𝑖𝑘

g. Menghitung CD

Untuk aliran laminar ( 1 < Nre < 104 )

24
CD = 𝑁𝑟𝑒 0,6

Untuk aliran transisi ( 1 < Nre < 104 )

18,5
CD = 𝑁𝑟𝑒 0,6

Contoh perhitungan pada baris kedua :

18,5
CD = 𝑁𝑟𝑒 0,6

160
Laporan PBPAM │ TL B │ Kelompok 10
18,5
CD = 1,116780883 = 16,56546

h. Menghitung (CD.x)/d

Contoh perhitungan pada baris kedua :

𝐶𝐷 .(𝑥) 16,56546 (10%)


= = 25,14541992
𝑑 0,065879

(𝐶𝐷 .𝑥 )
Σ = 167,3886314
𝑑

Headloss pasir dapat ditentukan menggunakan rumus sebagai berikut :

(𝐶𝐷 .𝑥)
1,067 𝑥 𝐷𝑝𝑎𝑠𝑖𝑟 𝑥 𝑉𝑓 𝑏𝑎𝑘 𝑎𝑘ℎ𝑖𝑟 2 𝑥 Σ
𝑑
Hlp = Φ 𝑥 𝑔 𝑥 𝜀4

1,067 𝑥 30 𝑐𝑚 𝑥 0,133333 𝑐𝑚/𝑑𝑒𝑡𝑖𝑘 𝑥 167,3886314


Hlp = 𝑐𝑚 2
0,98 𝑥 (981 ) 𝑥 0,384
𝑑𝑒𝑡𝑖𝑘

Hlp = 4,7518 cm

2.) Headloss antrasit (Hla)


Tabel 4.36 Data Perhitungan CD.X/d Media Antrasit

persen d1 d2 (CD.X)/d
berat % weight (x) (cm) (cm) d (cm) Nre CD (/cm)
0% -
10% 10% 0.07 0.16 0.10583 1.427909374 16.80778937 15.88186813
10% -
30% 20% 0.16 0.034 0.073756 0.995155811 24.11682647 65.3959276
30% -
60% 30% 0.034 0.24 0.090333 1.218811975 19.69130636 65.3959276
60% -
100% 40% 0.24 0.43 0.321248 4.334424894 5.537066759 6.894454383
Total 100% 153.5681777

Langkah perhitungan penentuan headloss antrasit sama dengan


headloss pasir maka diperoleh hasil table perhitungan total (CD .x )/d
seperti table diatas .
Headloss antrasit dapat ditentukan menggunakan rumus sebagai berikut:
161
Laporan PBPAM │ TL B │ Kelompok 10
(𝐶𝐷 .𝑥)
1,067 𝑥 𝐷𝑡𝑟𝑎𝑛𝑠𝑖𝑡 𝑥 𝑉𝑓 𝑏𝑎𝑘 𝑎𝑘ℎ𝑖𝑟 2 𝑥 Σ
𝑑
Hla = Φ 𝑥 𝑔 𝑥 𝜀4

1,067 𝑥 50 𝑐𝑚 𝑥 0,133333 𝑐𝑚/𝑑𝑒𝑡𝑖𝑘 𝑥 153,5681777


Hla = 𝑐𝑚 2
0,78 𝑥 (981 ) 𝑥 0,434
𝑑𝑒𝑡𝑖𝑘

Hla = 5,5676 cm

3.) Headloss media penyangga (krikil) (Hlk)


6
𝐾 𝑥 𝑣 𝑥 (1−𝜀)2 𝑥 𝑣𝑓𝑏𝑎𝑘 𝑎𝑘ℎ𝑖𝑟 𝑥 ( )𝑥 𝐷3
𝜙
Hlk = 𝑔 𝑥 𝜀3𝑥 𝐷

6
180 𝑥 0,007708 𝑐𝑚2 /𝑑𝑒𝑡𝑖𝑘 𝑥 (1−0,38)2 𝑥 0,13333 𝑐𝑚/𝑑𝑒𝑡𝑖𝑘 𝑥( )2 𝑥 20 𝑐𝑚
1
Hlk = 981 𝑐𝑚/𝑑𝑒𝑡𝑖𝑘 2 𝑥 (0,38)3 𝑥 3 𝑐𝑚

Hlk = 0,31706 cm

4.) Headloss Total (Hl total)


Hl total = Hl pasir + Hl antrasit + Hl krikil
Hl total = 4,7518 cm + 5,5676 +0,31706
Hl total = 10,63656 cm

Ekspansi Media Backwash


Kecepatan Backwash ( vb)
vb = 4 x vf bak akhir

vb = 4 x 0,133333 cm/detik = 0,0053333 m/detik

Debit Backwash (Qb)


Qb = vb x Abak desain
Qb = 0,0053333 m/detik x 18 m2
Qb = 0,096 m3/detik

Volume backwashing (Volb)


162
Laporan PBPAM │ TL B │ Kelompok 10

Volb = Qb x lama backwash


Volb = 0,096 m3/detik x (5 x 60 detik) = 28 m3

1) Ekspansi Media Pasir


Tabel 4.37 Data Perhitungan X/(1-𝜺e) Media Pasir

Vs
persen berat % weight (x) d (mm) (mm/dt) Ԑe X/(1-Ԑe)
0% - 10% 10% 0.6587868 107.63709 0.516307 0.206742747
10% - 34% 24% 0.7713624 128.90306 0.496229 0.476406583
34% - 60% 26% 0.8449852 143.05718 0.484984 0.504838889
60% - 100% 40% 1.0844353 190.25822 0.455496 0.734612953
Total 100% 1.922601172

Step perhitungan penentuan nilai headloss :

a) Menentukan range % berat pada grafik dari 0% - 100%


b) Menentukan % weight ( x )

Contoh perhitungan pada baris pertama :


x = x2 – x1

x = 10% - 0% = 10%
c) Nilai d ditentukan dari table penentuan headloss (Tabel 4.35)
d) Menghitung vs
4 𝑥 𝑔 𝑥 (𝑆𝑠−1)𝑥 𝑑
vs = √ 3 𝑥 𝐶𝑑

Contoh perhitungan pada baris pertama :


4 𝑥 981 𝑐𝑚/𝑑𝑒𝑡𝑖𝑘 2 𝑥 (2,65−1) 𝑥 0,658786
vs = √ 3 𝑥 16,56546

163
Laporan PBPAM │ TL B │ Kelompok 10

vs = 1,0763 cm/detik

e) Menghitung 𝜀𝑒
𝑣 𝑏𝑎𝑐𝑘𝑤𝑎𝑠ℎ 0,22
𝜀𝑒 = ( )
𝑣𝑠

Contoh perhitungan pada baris pertama :


0,53333 𝑐𝑚/𝑑𝑒𝑡𝑖𝑘
𝜀𝑒 = ( 1.0763 𝑐𝑚/𝑑𝑒𝑡𝑖𝑘 )0,22 = 0,51630

f) Menghitung ( x )/(1-𝜀𝑒)
Contoh perhitungan pada baris pertama :
𝑥 10%
= = 0,2067
1− 𝜀𝑒 1−0,51630

Σ 𝑥/(1 − 𝜀𝑒) = 1,92260


De pasir dapat ditentukan menggunakan rumus sebagai berikut :
De = (1-𝜀) x D2 x {Σ 𝑥 /(1 − 𝜀𝑒)}

De = ( 1 – 0,38 ) x 30 cm x {1,92260}
De = 35,7603 cm

2.) Ekspansi Media Antrasit


Tabel 4.38 Perhitungan X/(1-𝜺𝒆) Media Antrasit

Vs
persen berat % weight (x) d (mm) (mm/dt) Ԑe X/(1-Ԑe)
0% - 10% 10% 1.0583005 61.125707 0.58475 0.240818965
10% - 30% 20% 0.7375636 40.458797 0.64032 0.556049366
30% - 60% 30% 0.9033272 51.007794 0.608499 0.76628105
60% - 100% 40% 3.2124757 217.44271 0.442307 0.717240541
Total 100% 2.280389923

Langkah perhitungan penentuan De antrasit sama dengan step


perhitungan penentuan De pasir maka diperoleh hasil table perhitungan
total X/(1 - 𝜀𝑒) seperti table diatas.
De antrasit dapat ditentukan menggunakan rumus sebagai berikut :
De = ( 1 – 𝜀) x D1 x {Σ 𝑥/(1 − 𝜀𝑒)}
De = ( 1 – 0,43) x 50 cm x {2,280389923} = 64,9111 cm

164
Laporan PBPAM │ TL B │ Kelompok 10

3.) Ekspansi media total ( De total)


De total = D pasir + De antrasit

De total = 30 cm + 64,9111 cm = 94,91111 cm

Total Tebal Media (Dtotal)


Dtotal = D antrasit + D Pasir
Dtotal = D1 + D2
D total = 50 cm + 30 cm = 80 cm

%Ekspansi Media Total


𝐷𝑒 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙−𝐷𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙
%Ekspansi = 𝑥 100%
𝐷𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙

94,91111 𝑐𝑚−80 𝑐𝑚
%Ekpansi = 𝑥 100%
80 𝑐𝑚

%Ekspansi = 20 % (memenuhi, 20 – 50 %)

Headloss saat Backwashing


Hl pasir
Hl pasir = (Ss – 1) (1 - 𝜀) 𝐷
Hl pasir = ( 2,65 kg/m3-1) (1 – 0,38) (30 cm)
Hl pasir = 30,69 cm

Hl antrasit
Hl antrasit = (Ss – 1) (1 - 𝜀) 𝐷
Hl antrasit = ( 1,35 kg/m3-1) (1-0,43) (50 cm)
Hl antrasit =9,97 cm

Hl krikil
6
𝐾 𝑥 𝑣 𝑥 (1−𝜀)2 𝑥 𝑣𝑓𝑏𝑎𝑘 𝑎𝑘ℎ𝑖𝑟 𝑥 ( )𝑥 𝐷3
𝜙
Hlk = 𝑔 𝑥 𝜀3𝑥 𝐷

6
180 𝑥 0,007708 𝑐𝑚2 /𝑑𝑒𝑡𝑖𝑘 𝑥 (1−0,38)2 𝑥 0,13333 𝑐𝑚/𝑑𝑒𝑡𝑖𝑘 𝑥( )2 𝑥 20 𝑐𝑚
1
Hlk = 981 𝑐𝑚/𝑑𝑒𝑡𝑖𝑘 2 𝑥 (0,38)3 𝑥 3 𝑐𝑚

165
Laporan PBPAM │ TL B │ Kelompok 10

Hlk = 1,268 cm

Hl total backwashing
Hl total backwashing = Hl pasir + Hl antasit + Hl krikil

Hl total backwashing = 30,69 cm + 9,975 cm + 1,268 cm


Hl total backwashing = 41,933 cm

e) Desain Gutter
Gutter atau talang diperlukan dalam unit filtrasi untuk mengalirkan air hasil
backwash ke gullet untuk kemudian dikeluarkan melalui outlet backwash.
Qbackwash per bak = 0,096 m3/detik
Jumlah gutter per bak = 2 buah
Panjang gutter (P) = Panjang bak filtrasi = 5 m

Lebar bak filtrasi (L) = 2,5 m


Lebar gutter (Lg) = 0,4 m
Jarak gutter ke media terekspansi (y) = 0,16 m
Jarak antar talang = 0,8 m

Debit per gutter


𝑄𝑏𝑎𝑐𝑘𝑤𝑎𝑠ℎ
Qgutter = 𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑔𝑢𝑡𝑡𝑒𝑟

0,096 𝑚3 /𝑑𝑒𝑡𝑖𝑘
Qgutter = = 0,048 m3/detik
2

Tinggi air di gutter (Ho)


Q = 1,38 x Lg x Ho3/2

𝑄
Ho = (1,38 𝑋 𝐿𝑔)2/3

166
Laporan PBPAM │ TL B │ Kelompok 10
0,048 𝑚3 /𝑑𝑒𝑡𝑖𝑘 2/3
Ho = ( ) = 0,1962 m
1,38 𝑥 0,4 𝑚

Freeboard gutter
F = 50% x Ho
F = 50% x 0,1962 m = 0,9812 m

Tinggi gutter ( Hg )
Hg = Ho + F

Hg = 0,1962 m + 0,9812 m = 0,3742 m


Didesain tinggi gutter sebesar 0,37 m atau 37 cm

Tinggi muka air di atas gutter saat backwash (H)


Q = 2 x 1,86 x P x H3/2
𝑄
H = (2 𝑥 1,86 𝑥 𝑃 ) 2/3
0,048 𝑚3 /𝑑𝑒𝑡𝑖𝑘 2/3
H=( ) = 0,0188 m = 1,88 cm
2 𝑥 1,86 𝑥 5 𝑚

Jarak gutter dari dinding (z)


𝐿− 𝑗𝑎𝑟𝑎𝑘 𝑎𝑛𝑡𝑎𝑟 𝑔𝑢𝑡𝑡𝑒𝑟−(𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑔𝑢𝑡𝑡𝑒𝑟 𝑥 𝐿𝑔)
z= 2

2,5 𝑚−0,8 𝑚−( 2 𝑥 0,4 𝑚)


z= = 0,45 m
2

Tinggi pembatas minimal (Hp)


Hp = Dmanifold + Dkrikil + De total + y + Hg + H

Hp = 0,50 m + 0,2 m + 1,9111 m + 0,2 m + 0,37 m + 0,0188


Hp = 3,1999 m
Didesain tinggi pembatas 3 m

f) Sistem Outlet
Kecepatan aliran (Vasumsi) = 1,2 m/detik

167
Laporan PBPAM │ TL B │ Kelompok 10

Luas (A)
𝑄
A=𝑣

0,12 𝑚3 /𝑑𝑒𝑡𝑖𝑘
A= = 0,1 m2
1,2 𝑚/𝑑𝑒𝑡𝑖𝑘

Diameter pipa (d)


4𝐴
d=√𝜋

4 ( 0,1 𝑚2 )
d=√ = 0,35682 m2 ≈ ddesain= 0,35 m = 350 mm
𝜋

Luas desain (Adesain)


1
Adesain = 4 x 𝜋 x d2

1
Adesain = 4 x 𝜋 x (0,35)2 = 0,096211 m2

Cek Kecepatan (v)


𝑄
v=𝐴
0,12 𝑚3 /𝑑𝑒𝑡𝑖𝑘
v= = 1,24725 m/detik (memenuhi, 0,6 – 3 m/detik)
0,096211 𝑚2

Headloss (Hl)
Panjang saluran (P) = 1 m
1 𝑃 𝑣2
HlL = 3 x f x 𝑑 x 2𝑔

1𝑚 (1,24725 𝑚/𝑑𝑒𝑡𝑖𝑘)2
HlL = 0,03 x (0,35)𝑚 x 2(9,81 𝑚/𝑑𝑒𝑡𝑖𝑘 2 )

HlL = 0,006796 m

4. Rekapitulasi Desain Unit Filtrasi


Dari perhitungan dimensi desain unit filtrasi diperoleh data nilai
(dimensi) yang digunakan sebagai perencanaan dimensi unit sebagai
berikut :
168
Laporan PBPAM │ TL B │ Kelompok 10

Tabel 4.39 Data Rekapitulasi Desain Unit Filtrasi

No Desain Akhir Nilai Satuan


1 Jumlah bak 5 buah
2 Tebal media antrasit 0.5 m
3 Tebal media pasir 0.3 m
4 Tebal media penyangga (kerikil) 0.2 m
5 Tinggi air di atas media 1 m
6 Panjang bak 6 m
7 Lebar bak 3 m
8 Tinggi komponen 2.55 m
9 Freeboard 0.25 m
10 Tinggi bak 2.8 m
11 Kecepatan filtrasi per bak 4.8 m/jam
12 Kecepatan filtrasi saat 1 bak dicuci 6 m/jam
13 Kecepatan filtrasi saat 2 bak dicuci 8 m/jam
14 Diameter inlet 390 mm
15 Tebal media antrasit saat ekspansi 0.649911 m
16 Tebal media pasir saat ekspansi 0.357604 m
17 Total ekspansi saat backwash 19% %
18 Kecepatan backwash 0.005333 m/detik
19 Debit backwash 0.096 m3/detik
20 Volume air untuk backwash 28.8 m3
21 Jumlah orifice 138 buah
22 Diameter orifice 1.8288 cm
23 Jumlah pipa lateral 8 buah
24 Diameter pipa lateral 130 mm
25 Diameter pipa manifold 550 mm
26 HL total media awal filtrasi 10.63656 Cm
27 HL total media saat backwash 41.9332 Cm
28 HL pada sistem underdrain 4.016487 Cm
29 Diameter outlet 350 Mm

4.2.7 Desinfeksi
1. Kriteria Desain
Dalam perencanaan bangunan desinfeksi diperlukan kriteria desain melalui
beberapa literature sebagai berikut
Tabel 4.40 Data Kriteria Desain Unit Desinfeksi

Komponen Kriteria Satuan Sumber


Metcalf and Eddy,
Waktu Kontak 20 - 30 menit 1995 – 505
169
Laporan PBPAM │ TL B │ Kelompok 10

Kecepatan aliran 2 - 4,5 m/menit


Rasio P : L < 40 Qasim, 1985 – 235

Tabel 4.41 Data Kriteria Desinfektan

Keterangan Jumlah Satuan


Jenis Desinfektan CaO(Cl)2
Kadar Clor dalam Kaporit 60 - 70 %
Berat Jenis Kaporit 860 kg/m3
Konsentrasi Larutan 0,1 mg/L
Dosis Pembubuhan Klor 2,5 mg/L
Sisa Klor 0,2 - 0,5 mg/L

2. Data Perencanaan
Dari data kriteria perencanaan bangunan Desinfeksi di atas, diperlukan data
kriteria desain yang dipilih sesuai kondisi sungai agar pengolahannya dapat
berlangsung secara optimal. Berikut terlampir data kriteria desain terpilih.

Tabel 4.42 Data Kriteria Desain Terpilih Unit Desinfeksi

Keterangan Jumlah Satuan


Jenis Desinfektan CaO(Cl)2
Kadar Clor dalam Kaporit 60 %
Berat Jenis Kaporit 860 kg/m3
Konsentrasi Larutan 0,1 mg/L
Dosis Pembubuhan Klor 2 mg/L
Sisa Klor 0,3 mg/L

Dari table desain di atas dapat dibuat sketsa gambar sebagai berikut.

170
Laporan PBPAM │ TL B │ Kelompok 10

Gambar 4.17 Sketsa Unit Desinfeksi

3. Perhitungan
Kebutuhan Kaporit
Dosis Klor = DPC + Sisa Klor
Dosis Klor = 2,0 mg/L + 0,3 mg/L = 2,3 mg/L

Dosis Kaporit (mk)


𝐷𝑜𝑠𝑖𝑠 𝐾𝑙𝑜𝑟
mk = % 𝐶𝑙
2,3 𝑚𝑔/𝑙
mk = = 3,83 mg/l
0,6

Kebutuhan Kaporit (Qk)


Qk = mk x Q
Qk = 3,83 mg/l x 120 L/detik = 459,6 mg/dtk = 39,71 kg/hari

Volume Kaporit (Volk)


𝑄
Volk = 𝜌𝑘𝑘
39,71 𝑘𝑔/ℎ𝑎𝑟𝑖
Volk = = 0,00046 m3/hari = 0,46 L/hari cek lagi
860 𝑘𝑔/𝑚3

Volume Pelarut
𝐶𝑤
Volw = 𝑥 𝑉𝑜𝑙𝑘
𝐶𝑘
99%
Volw = x 0,46 L/hari = 45,54 L/hari
1%

Volume Larutan Kaporit (Vol)


Vol = Volk + Volw
Vol = 0,46 L/hari + 45,54 L/hari = 46 L/hari = 0,046 m3/hari

Bak Pembubuhan

171
Laporan PBPAM │ TL B │ Kelompok 10

Direncanakan 2 bak pembubuhan dengan bentuk persegi. Pelarutan Kaporit


dilakukan setiap 24 jam sekali (satu kali dalam satu hari ).
Volume bak = 0,046 m3/hari / 2 bak = 0,023 m3
Perbandingan Bak Rencana
P:L:T=1:1:1

Volume Bak (Vol)


Vol = P x L x T
Vol = L x L x L
Vol = 0,023 m3
L = 0,28 m, didesain L = 1 m
Maka P = 1 m, dan T = 1 m dengan freeboard 30% x T = 0,3 m
Tbak = 1 + 0,3 m = 1,3 m
Kapasitas Bak (vol) = P x L x T
Kapasitas Bak (vol) = 1 m x 1 m x 1m
Kapasitas Bak (vol) = 1 m3

Pompa Pembubuh Kaporit


Debit Pembubuhan 1 bak (Qb)
Qb = (0,046 m3/hari) (2 bak) = 0,023 m3/hari
Qb = (0,023 m3/hari)/86400 = 66,2 x 10-6 m3/detik

Berat Jenis Larutan (𝝆𝒍𝒌 )


1
𝜌𝑙𝑘 = 𝐶𝑤 1−𝐶𝑤
+
𝜌𝑤 𝜌𝑘

1
𝜌𝑙𝑘= 0,99 1−0,99
+
995,05 𝑘𝑔/𝑚3 860 𝑘𝑔/𝑚3

𝜌𝑙𝑘=993,49 𝑘𝑔/𝑚3

172
Laporan PBPAM │ TL B │ Kelompok 10

Dosing Pump
Stroke Pompa (%)
𝑄𝑏
Stroke = (𝑄𝑚𝑎𝑥) 𝑥 100%
95,83 𝐿/𝑗𝑎𝑚
Stroke = ( ) x 100%
54 𝐿/𝑗𝑎𝑚

Stroke = 77,46%

Daya Pompa (P)


Efesiensi = 80%
Head Pompa (H) = 9,445 m
𝜌𝑔𝑄𝐻
P =𝐸𝑓𝑖𝑠𝑖𝑒𝑛𝑠𝑖 𝑃𝑜𝑚𝑝𝑎
993,49 𝑥 9,81 𝑥 66,2 𝑥 10−6 𝑥 9,445
P= 0,8

P = 0,031 Watt

4. Rekapitulasi Desain Unit Desinfeksi


Dari perhitungan dimensi desain unit Desinfeksi diperoleh data nilai
(dimensi) yang digunakan sebagai perencanaan dimensi unit sebagai berikut :
Tabel 4.43 Data Rekapitulasi Desain Unit Desinfeksi

No Desain Akhir Nilai Satuan


1 Kadar Klor 60 %
2 Konsentrasi Larutan 1 %
3 Dosis Pembubuhan 2 mg/L
4 Sisa Klor 0.3 mg/L
5 Dosis Kaporit 0.03833333 mg/L
6 Kebutuhan Kaporit 0.00046 Kg/hari
7 Periode Larutan 1 /hari
8 Jumlah bak 2 Buah
9 Volume Kaporit 0.46 L/hari
10 Volume Pelarut 45.54 L/hari
11 Volume Larutan Kaporit 46.00 L/hari
12 Panjang (P) 1 Meter
13 Lebar (L) 1 Meter

173
Laporan PBPAM │ TL B │ Kelompok 10

14 Tinggi Air 1 Meter


15 Freeboard 0.3 Meter
16 Tinggi Bak(T) 1.3 Meter
17 Debit Pembubuhan (Qb) 67.2 x 10-9 L/jam
18 Stroke Pompa 78.12 %
19 Head Pompa 9.455 Meter
20 Efisiensi Pompa 80 %
21 Daya Pompa 0.031 Watt

4.28 Reservoir
1. Kriteria Desain
Dalam perencanaan bangunan reservoir diperlukan kriteria desain melalui
beberapa literature sebagai berikut (winarni, 2005) :
Tabel 4.44 Data Kriteria Desain Unit Reservoir

No Kriteria Nilai Satuan


1 Jumlah unit reservoir ≥2 Unit
2 Kedalaman (H) 3-6 meter
3 Tinggi jagaan (Hj) > 30 Cm
Tinggi air minimum
4 (Hmin) 15 Cm
5 Waktu detensi (Td) >1 Jam

2. Desain Terpilih
Dari data kriteria perencanaan bangunan reservoir di atas, diperlukan data
kriteria desain yang dipilih sesuai kondisi sungai agar pengolahannya dapat
berlangsung secara optimal. Berikut terlampir data kriteria desain terpilih.
Tabel 4.45 Data Kriteria Desain Terpilih Unit Reservoir

Deskripsi Nilai Satuan


Jumlah Bak
(rencana) 2 buah
Tinggi air 4.5 m3
P:L 1;1
Freeboard 0.50 m
V inlet 1 m/s

174
Laporan PBPAM │ TL B │ Kelompok 10

3. Perhitungan
Volume air dalam suatu hari yang diproduksi oleh PBPAM Kota dapat
dihitung sebagai berikut :
Produksi = 120 m3/detik = 10368 m3/hari = 432 m3/jam, dengan melihat
operasi PBPAM selama 24 jam penuh dalam sehari. Rekapitulasi perhitungan
kapasitas reservoir yang dibutuhkan dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 4.46 Data Presentase Kebutuhan Air Reservoir Distribusi
Qmasuk Qkeluar
Waktu ΔQ (m3)
% Q (m3) Q Kum (m3) % Q (m3) Q Kum (m3)
00.00 - 01.00 4.17% 432.0 432.0 1.25% 129.60 129.60 302.40
01.00 - 02.00 4.17% 432.0 864.0 1.54% 159.67 289.27 574.73
02.00 - 03.00 4.17% 432.0 1296.0 1.88% 194.92 484.19 811.81
03.00 - 04.00 4.17% 432.0 1728.0 2.67% 276.83 761.01 966.99
04.00 - 05.00 4.17% 432.0 2160.0 4.80% 497.66 1258.68 901.32
05.00 - 06.00 4.17% 432.0 2592.0 5.84% 605.49 1864.17 727.83
06.00 - 07.00 4.17% 432.0 3024.0 6.38% 661.48 2525.64 498.36
07.00 - 08.00 4.17% 432.0 3456.0 6.51% 674.96 3200.60 255.40
08.00 - 09.00 4.17% 432.0 3888.0 5.88% 609.64 3810.24 77.76
09.00 - 10.00 4.17% 432.0 4320.0 5.75% 596.16 4406.40 -86.40
10.00 - 11.00 4.17% 432.0 4752.0 5.30% 549.50 4955.90 -203.90
11.00 - 12.00 4.17% 432.0 5184.0 5.00% 518.40 5474.30 -290.30
12.00 - 13.00 4.17% 432.0 5616.0 4.75% 492.48 5966.78 -350.78
13.00 - 14.00 4.17% 432.0 6048.0 4.88% 505.96 6472.74 -424.74
14.00 - 15.00 4.17% 432.0 6480.0 4.92% 510.11 6982.85 -502.85
15.00 - 16.00 4.17% 432.0 6912.0 5.09% 527.73 7510.58 -598.58
16.00 - 17.00 4.17% 432.0 7344.0 5.46% 566.09 8076.67 -732.67
17.00 - 18.00 4.17% 432.0 7776.0 5.75% 596.16 8672.83 -896.83
18.00 - 19.00 4.17% 432.0 8208.0 5.21% 540.17 9213.00 -1005.00
19.00 - 20.00 4.17% 432.0 8640.0 4.09% 424.05 9637.06 -997.06
20.00 - 21.00 4.17% 432.0 9072.0 2.59% 268.53 9905.59 -833.59
21.00 - 22.00 4.17% 432.0 9504.0 1.88% 194.92 10100.51 -596.51
22.00 - 23.00 4.17% 432.0 9936.0 1.54% 159.67 10260.17 -324.17
23.00 - 24.00 4.17% 432.0 10368.0 1.04% 107.83 10368.00 0
100% 104 100%
432

Prasetya, Indra Dwi, 2006. Perencanaan Pengembangan Pipa Induk Sistem


Distribusi Air Bersih di Delta Mas Cikarang Pusat, Jakarta : Universitas
Trisakti.
Keterangan :
= Volume Suplai
= Volume Defisit

175
Laporan PBPAM │ TL B │ Kelompok 10

Dari tabel 4.46 Dapat dibuat grafik komulatif sebagai berikut :

Grafik Kumulatif Fluktuasi Air


12000.00
Debit kumulatif (m3/jam)

10000.00

8000.00

6000.00
0
4000.00
0
2000.00

0.00
0 5 10 15 20 25 30
Waktu(jam)

Gambar 4.19 Grafik Kumulatif Fluktasi Air

Berdasarkan data di atas, akan direncanakan ground reservoir untuk


menampung air produksi sebelum dialirkan ke pelanggan dengan step
perhitungan seperti di bawah ini :
a) Volume Reservoir (V)
Volume surplus = 996,99 m3
Volume deficit = - 1005,00 m3
Voume reservoir = volume surplus – volume defisit

Volume reservoir = 996,99 m3 - (-1005,00 m3)


Volume reservoir = 1971,99 m3/hari

b) Dimensi Bak
Jumlah bak = 2
Direncanakan tinggi air (T) sebesar 4,5 m dengan perbandingan
sebagai berikut :
P:L=1:1

176
Laporan PBPAM │ TL B │ Kelompok 10

Volume setiap Bak


𝑣𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 𝑟𝑒𝑠𝑒𝑟𝑣𝑜𝑖𝑟
Volume setiap bak = 𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑏𝑎𝑘

1971,99 𝑚3
Volume setiap bak = = 986 m3
2

Luas Bak (Abak)


𝑣𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 1 𝑟𝑒𝑠𝑒𝑟𝑣𝑜𝑖𝑟
A bak = 𝑡𝑖𝑛𝑔𝑔𝑖 𝑎𝑖𝑟

986 𝑚3
A bak = = 219 m3
4,5 𝑚3

Lebar Bak (L)


P:L=1:1
P=L
A bak = P x L
Abak = L x L
219 m3 = L2
L = √219 𝑚3 = 22,50 m
Direncanakan lebar (L) bak sebesar 23 m, maka panjang bak (P) bak =
23 m.

Kapasitas Setiap Bak


Kapasitas Setiap Bak = P x L x T
Kapasitas Setiap Bak = 23 m x 23 m x 4,5 m = 2380 m3
Direncanakan bak dengan freeboard (f) sebesar 0,5 m
Maka, tinggi bak (T’) menjadi :
T’ = T + freeboard
T’ = 4,5 m + 0,5 m = 5 m

Kapasitas reservoir = Kapasitas air setiap bak x 2 bak


Kapasitas reservoir = 2380 m3 x 2 = 4761 m3

177
Laporan PBPAM │ TL B │ Kelompok 10

Pipa Inlet
Direncanakan :
Qinlet = Qmodul = 0,12 m3/detik
Vinlet = 1 m/s

Luas pipa Inlet


𝑄
A pipa inlet = 𝑣
0,12 𝑚3 /𝑑𝑒𝑡𝑖𝑘
Apipa inlet = = 0,12 m2
1 𝑚/𝑑𝑒𝑡𝑖𝑘

Diameter Pipa
4𝐴
D=√𝜋

4 (0,12 𝑚2 )
D=√ = 0,391 m = 400 m
𝜋

Diameter desain yang digunakan sesuai dengan pasaran yaitu sebesar


400 mm

Luas Pipa Desain


1
A = 4 x 𝜋 x (0,4)2

A = 0,13 m2

Cek v
𝑄
v=𝐴

0,12𝑚2
v = 0,13 𝑚2 = 0,95 m/detik

178
Laporan PBPAM │ TL B │ Kelompok 10

Cek Td

𝑉𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 𝑟𝑒𝑠𝑒𝑟𝑣𝑜𝑖𝑟 1 𝑏𝑎𝑘


Td = 𝑄 1 𝑏𝑎𝑘

986 𝑚3
Td = 0,025𝑚3 /𝑑𝑒𝑡𝑖𝑘 = 16433,28 detik = 273,89 menit = 4,56 Jam

4. Rekapitulasi Desain
Dari perhitungan dimensi desain unit Desinfeksi diperoleh data nilai
(dimensi) yang digunakan sebagai perencanaan dimensi sebagai berikut :

Tabel 4.47 Data Rekapitulasi Desain Unit Desinfeksi

No Desain akhir Nilai Satuan


1 Q modul 120 L/detik
2 Jumlah bak 2 buah
3 Volume 1 bak reservoir 986.00 m3
4 Panjang bak 23.0 m
5 Lebar bak 23.0 m
6 Tinggi air 4.5 m
7 Freeboard 0.50 m
8 Tinggi bak 5 m
9 Diameter pipa inlet 250 mm
10 Kecepatan pipa inlet 2.44 m/detik
11 Volume total reservoir 1971.99 m3
12 Waktu detensi (Td) 4.56 Jam

4.2.9 Profil Hidrolis


Profil hidrolis merupakan gambar yang menunjukkan garis ketinggian muka air
bebas dalam tiap unit paket IPA ketika proses pengolahan berlangsung. Profil
hidrolis adalah factor yang penting demi terjadinya proses pengaliran air. Profil
ini tergantung dari energi tekan/head tekan (dalam tinggi kolom air) yang tersedia
bagi pengaliran. Head ini dapat disediakan oleh beda elevasi (tinggi ke rendah)
sehingga air pun akan mengalir secara gravitasi. Jika tidak terdapat beda elevasi

179
Laporan PBPAM │ TL B │ Kelompok 10

yang memadai, maka perlu diberikan head tambahan dari luar, yaitu dengan
menggunakan pompa.
Selain headloss yang terjadi pada setiap unit pengolahan, dalam menghitung
profil hidrolis juga perlu diperhatikan headloss mayor dan headloss minor pada
saluran penghubung dari unit yang satu ke unit berikutnya. Headloss mayor
ditimbulkan oleh gesekan air denganpermukaan saluran, sedangkan headloss
minor ditimbulkan oleh aksesoris – aksesoris yang berada pada saluran
penghubung.
Berikut ini merupakan rumus untuk perhitungan headloss minor.
𝒗𝟐
HL minor = K x 𝟐𝒈

Dimana : K = koefisien kekasaran aksesoris pipa


v = kecepatan aliran dalam pipa (m/detik)
g = gaya gravitasi (m/detik2)
Unit pengolahan yang terdapat pada alternatif pertama adalah Intake –
Prasedimentasi – Koagulasi Mekanis – Flokulasi Mekanis – Sedimentasi Plate
Settler 45o – Filtrasi – Reservoir. Direncanakan jenis yang digunakan adalah
ground reservoir, dengan dasar reservoir sejajar dengan permukaan tanah.
Rekapitulasi perhitungan headloss minor pada setiap saluran penghubung adalah
sebagai beriku.
Tabel 4.48 Headloss Minor Setiap Unit

HL
Unit D(m) V(m/s) K Aksesoris Jumlah Headloss(m)
total
0.30 1.04 0.5 elbow 90 4 0.111
Intake- 0.30 1.04 1.5 Tee 1 0.083 0.239
Prasedimentasi check
0.30 1.04 0.8 1 0.044
valve
0.25 2.44 0.5 elbow 90 2 0.305
Prasedimentasi-
0.25 2.44 1.5 Tee 1 0.457 0.807
Koagulasi
0.25 2.44 0.15 gate valve 1 0.046
Koagulasi-
0.30 1.70 0.15 gate valve 1 0.022 0.022
Flokulasi
0.7 0.31 0.5 elbow 90 2 0.005
Fokulasi-
0.7 0.31 1.5 tee 1 0.007 0.013
Sedimentasi
0.7 0.31 0.15 gate valve 1 0.001
180
Laporan PBPAM │ TL B │ Kelompok 10

HL
Unit D(m) V(m/s) K Aksesoris Jumlah Headloss(m)
total
0.4 0.955 0.5 elbow 90 1 0.023
Sedimentasi- 0.4 0.955 1.5 tee 2 0.139
0.240
Filtrasi 0.39 1.005 0.5 elbow 90 1 0.026
0.39 1.005 0.5 gate valve 2 0.051
0.39 1.00 0.5 elbow 90 2 0.051
Filtrasi- 0.39 1.00 1.5 tee 2 0.154
0.350
Reservoir 0.39 1.00 1.8 cross 1 0.093
0.39 1.00 0.5 gate valve 2 0.051

Perhitungan headloss mayor pada saluran penghubung dan pada setiap unit
pengolahan, telah dilakukan pada sub bab sebelumnya. Perhitungan profil
hidrolis dilakukan dengan berdasarkan elevasi dasar reservoir yaitu + 117,740 m
dan ketinggian air pada reservoir sebesar 4,5 m, sehingga elevasi muka air
reservoir yaitu 122,240 m. berikut ini merupakan table perhitungan elevasi muka
air pada setiap unit pengolahan berdasarkan headloss yang terjadi.
Tabel 4.49 Profil Hidrolis

Tinggi
Tinggi Muka Air
Unit HL (m) Muka Air Selisih(m)
Akhir (m)
Awal (m)

Reservoir Datum 122.240 122.240 0


HL Minor Fil--
>Res 0.3497 122.590 122.240 0.3497
Filtrasi
Pipa Outlet 0.0068 122.597 122.590 0.0068
Underdrain 0.0402 122.637 122.597 0.0402
Media 0.1064 122.743 122.637 0.1064
Backwash 0.4193 123.162 122.743 0.4193
SInlet 0.0396 123.202 123.162 0.0396
HL Minor Sed--
>Fil 0.2398 122.983 122.743 0.2398
Sedimentasi
Saluran Outlet 0.0697 123.053 122.983 0.0697
Pengumpul 0.00010 123.053 123.053 0.00010
Gutter 0.0544 123.107 123.053 0.0544
Zona 0.0003 123.107 123.107 0.0003
181
Laporan PBPAM │ TL B │ Kelompok 10

Tinggi
Tinggi Muka Air
Unit HL (m) Muka Air Selisih(m)
Akhir (m)
Awal (m)

Pengendapan
Manifold 0.0049 123.112 123.107 0.0049
Orifice 0.0020 123.114 123.112 0.0020
HL Minor Flo--
>Sed 0.0131 123.127 123.114 0.0131
Flokulasi
Mekanis
Pipa Outlet 0.00034 123.128 123.127 0.00034
Bak Flokulasi 0.0000060 123.128 123.128 0.0000060
HL Minor Koa-
->Flo 0.0221 123.150 123.128 0.0221
Koagulasi
Hidrolis
Pipa Outlet 0.0134 123.163 123.150 0.0134
Terjunan 0.7700 123.933 123.163 0.7700
Receiving Well 0.0022 123.935 123.933 0.0022
HL Minor Pra--
>Koa 0.8072 124.743 123.935 0.8072
Prasedimentasi
Pipa Outlet 0.061 124.804 124.743 0.061
Sal Pengumpul 0.000001 124.804 124.804 0.000
Pelimpah 0.008 124.812 124.804 0.008
Zona
Pengendapan 0.00000129 124.812 124.812 0.0000
Inlet 0.00319 124.815 124.812 0.0032
HL Minor In--
>Pra 0.2388 125.054 124.815 0.2388
Intake
Pompa (H
statis) 8.0000 117.054 125.054 -8.0000
Sumuran 7 124.054 117.054 7
Barscreen 0.0183 124.072 124.054 0.0183
Pembawa 0.0165 124.089 124.072 0.0165
Total 17.8881 17.8881

182
Laporan PBPAM │ TL B │ Kelompok 10

Berikut ini merupakan penjabaran perhitungan profil hidrolis.


1. Reservoir
Elevasi reservoir 117,740 m dengan tinggi air di reservoir 4,5 m.
Emuka air reservoir = Elevasi reservoir + Tinggi air reservoir
= 117,740 m + 4,5 m = 122,240 m
Eminor filtrasi-reservoir = Emuka air reservoir + Hlminor filtrasi – reservoir
= 122,240 m + 0,3497 m = 122,590 m

2. Filtrasi
Epipa outlet = Eminor filtrasi-reservoir + HLpipa outlet
= 122,590 m + 0,0068 m = 122,597 m

Eunderdrain = Epipa outlet + HLunderdrain


= 122,597 m + 0,0402 m = 122,637 m

Emedia = Eunderdrain + HLmedia


= 122,637 m + 0,1064 m = 122,743 m

Ebackwash = Emedia + HLbackwah


= 122,743 m + 0,4193m = 123,162 m

Eminor sedimentasi – filtrasi = Emedia + HLminor sedimentasi-filtrasi


= 122,743 m + 0,2398 m = 122,983 m

3. Sedimentasi
Esaluran outlet = Eminor sedimentasi – filtrasi + HLsaluran outlet
= 122,983 m + 0,0697 m = 123,053 m

Esaluran pengumpul = Esaluran outlet +HLsaluran pengumpul


= 123,053 m + 0,00010 m = 123,053 m

183
Laporan PBPAM │ TL B │ Kelompok 10

Egutter = Esaluran pengumpul + HLgutter


= 123,053 m + 0,0544 m = 123,107 m

Ezona pengendapan = Egutter + HLzona pengendapan


= 123,107 m + 0,0003 m = 123,107 m

Emanifold = Ezona pengendapan + HLmanifold


= 123,107 m + 0,0049 m = 123,122 m

Eorifice = Emanifold + HLorifice


= 123,122 m + 0,0020 m = 123,114 m

Eminor flokulasi-sedimentasi = Eorifice + HLminor flokulasi-sedimentasi


= 123,114 m + 0,0131 m = 123,127 m

4. Flokulasi Mekanis

Epipa outlet = Eminorflokulasi-sedimentasi + HLpipa outlet

= 123,127 m + 0,00034 m = 123,128 m

Ebak flokulasi = Epipa outlet + HLbak flokulasi

= 123,128 m + 0,0000060 m = 123,128 m

Eminor koagulasi-flokulasi = Ebak flokulasi + HLminor koagulasi-flokulasi

= 123,128 m + 0,0221 m = 123,150 m

5. Koagulasi Hidrolis

Epipa outlet = Eminor koagulasi-flokulasi + HLpipa outlet

= 123,150 m + 0,0134 m =123,163 m

Eterjunan = Epipa outlet + HLterjunan

= 123,163 m + 0,7700 m = 123,933 m

184
Laporan PBPAM │ TL B │ Kelompok 10

Ereceiving well = Eterjunan + HLreceiving well

= 123,933 m + 0,0022 m = 123,935 m

Eminor prasedimentasi-koagulasi = Ereceiving well + HLminor prasedimentasi-koagulasi

= 123,935 m + 0,8072 m = 124,743 m

6. Prasedimentasi

Epipa outlet = Eminor prasedimentasi-koagulasi + HLpipa outlet

= 124,743 m + 0,061 m = 124,804 m

Esaluran pengumpul = Epipa outlet + HLsaluran pengumpul

= 124,804 m + 0,000001 m = 124,804 m

Epelimpah = Esaluran pengumpul + HLpelimpah

= 124,804 m + 0,008 m =124,812 m

Ezona pengendapan = Epelimpah + HLzona peengendapan

= 124,812 m + 0,00000129 m = 124,812 m


Einlet = Ezona pengendapan + HLinlet
= 124,812 m + 0,00319 m =124,815 m
Eminor inlet-prasedimentasi = Einlet + HLminor inlet-prasedimentasi
= 124,815 m + 0,2388 m = 125,054 m

7. Intake
Epompa = Eminor inlet-prasedimentasi + Head pompa
= 125,054 m + (-8) m = 117,054 m
Esumuran = Epompa + Tinggi air sumur intake
= 117,054 m + 7 m = 124,054 m
Ebarscreen = Esumuran + ∆H barscreen
= 124,054 m + 0,0183 m = 124,072 m
185
Laporan PBPAM │ TL B │ Kelompok 10

Epembawa = Ebarscreen + HLpembawa


= 124,072 m + 0,0165 m = 124,089 m

186

Anda mungkin juga menyukai