Anda di halaman 1dari 77

PROYEK AKHIR

PEMANFAATAN LIDI KELAPA SEBAGAI


PENGGANTI AGREGAT PADA BETON
Proyek Akhir Ini Diajukan Sebagai
Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Ahli Madya Teknik
Program Studi Teknik Sipil Bangunan Gedung FT UNP Padang

Oleh:
Irhas Aulia Marna
NIM 2013/1307617

PROGRAM STUDI D3 TEKNIK SIPIL BANGUNAN GEDUNG


JURUSAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI PADANG
2016

1
BIODATA

Data Diri :

Nama Lengkap : Irhas Aulia Marna


Tempat/Tanggal Lahir : Padang, 24 November 1995
Jenis Kelamin : Laki-laki
Agama : Islam
Anak Ke : 4 (empat)
Jumlah Bersaudara : 3 (tiga)
Alamat : Jalan penjernihan II no 1P, Gunung Pangilun
Padang
Data Pendidikan:
SD : MIN Gunung Pangilun Padang
SLTP : MTsN Model Padang
SLTA : SMA Negeri 12 Padang
Perguruan Tinggi : Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik
Universitas Negeri Padang
Penelitian Tindakan Kelas:
Judul Proyek Akhir : Pemanfaatan Lidi Kelapa Sebagai Pengganti
Agregat Pada Beton
Tanggal Sidang Proyek Akhir : 20 Januari 2017

Padang, 20 Januari 2017

Irhas Aulia Marna


2013/1307617
RINGKASAN
Pemanfaatan Lidi Kelapa Sebagai Pengganti Agregat Pada Beton

Beton merupakan material utama yang digunakan dalam pekerjaan


konstruksi. Beton memiliki kelebihan dan kekurangan, salah satu kelebihan beton
adalah tahan terhadap temperature yang tinggi dan kuat terhadap tekanan. Beton
juga memiliki beberapa kekurangan, salah satunya adalah bahan-bahan material
beton yang mahal, sehingga diperlukan bahan tambahan yang terjangkaudanbisa
menambah kuat tekan dari beton.Solusi untuk mengatasi kelemahan tersebut
adalah mencari inovasi baru terhadap campuran beton berupa lidi kelapa.
Lidi kelapa termasuk kedalam jenis kayu yang mengandung sifat kimia
seperti selulosa,lignin, danzan lain (termasuk zat gula). Penambahan lidi kelapa
ini sebagai bahan Pengganti agregat pada beton merupakan inovasi baru dan
diharapkan bias menghemat biaya dengan harga lidi kelapa sangat murah serta
terjangkau.
Maka dalam penelitian ini diperlu dilakukan pengujian terhadap kuat tekan
beton serta berat beton yang dicampurkan lidi kelapa dan diharapkan dapat
menghasilkan kuat tekan yang lebih baik serta lebih ringan. Setelah melakukan
analisa pembuatan beton diperoleh hasil bahwa beton dengan campuran lidi
kelapa mengalami penurunan nilai kuat tekan untuk tiap campuran varian lidi
kelapa dengan persen pengganti agregat 5%, 10%, dan 15%. Hasil pengujian kuat
tekan beton dengan mencampurkan lidi kelapa lebih rendah dibandingkan beton
control dengan kuat tekan paling rendah pada pencampuran lidi kelapa 15% yaitu
41,07 kg/m. Beton dengan pencampuran lidi kelapa tidak memenuhi syarat kuat
tekan beton kontruksi K-225, beton dengan penambahan lidi kelapa ini termasuk
pada beton ringan (Non Konstruski) dan menurut SNI DT-91-0008-2007 masih
memenuhi syarat kuat tekan minimum untuk beton ringan K-150 dengan kuat
tekan minimum 12,2 kg/m. Daya lekat lidi kelapa terhadap semen sangat baik
dikarenakan lidi di potong sepanjang 2 cm.

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis ucapkan ke hadirat Allah Subhanahu Wataala karena


atas rahmat dan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan proyek akhir yang
berjudul Pemanfaatan Lidi Kelapa Sebagai Pengganti Agregat Pada Beton.
Penulisan proyek akhir ini bertujuan untuk memenuhi salah satu persyaratan
dalam menyelesaikan pendidikan Diploma III di Jurusan Teknik Sipil, Fakultas
Teknik Universitas Negeri Padang. Shalawat beriring salam tidak lupa pula
penulis kirimkan kepada Nabi Muhammad Shallallahu Alaihi Wasallam yang
telah membawa umatnya dari alam kebodohan ke alam yang penuh ilmu
pengetahuan seperti sekarang ini.

Penulisan proyek akhir ini tidak terlepas dari dukungan dan bantuan dari
berbagai pihak, baik bantuan moral maupun materil. Pada kesempatan ini penilis
mengucapkan terima kasih kepada kedua orangtua tercinta serta segenap anggota
keluarga yang telah memberikan dukungan, semangat dan doanya kepada
penulis. Selain itu penulis juga mengucapkan terimakasih kepada:

1. Bapak Iskandar G. Rani, M.Pd selaku Dosen Pembimbng yang telah


membantu dan membimbing penulis dalam menyelesaikan proyek akhir ini.
2. Bapak Fitra Rifwan, S.Pd, M.T selaku penasehat akademik
3. Bapak Dr. Rijal Abdullah, MT selaku Ketua Jurusan Teknik Sipil Fakultas
Teknik Universitas Negeri Padang.
4. Ibu Henny Yustisia, ST, MT selaku Ketua Program Studi D3 Fakultas Teknik
Universitas Padang
5. Bapak Drs. Juniman Silalahi, M.Pd selaku Sekretaris Jurusan Teknik Sipil
Fakultas Teknik Universitas Negeri Padang.
6. Bapak/Ibu dosen serta staf Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas
Negeri Padang.
7. Rekan-rekan Jurusan Teknik Sipil yang telah memberikan semangat dan
dukungan kepada penulis untuk dapat menyelesaikan proyek akhir ini.

2
Penulis menyadari bahwa penulisan proyek akhir ini masih banyak terdapat
kekurangan-kekurangan, namun hal ini merupakan langkah awal bagi penulis
dalam menerapkan ilmu yang telah diperoleh selama ini.Untuk itu kritik dan saran
dari semua pihak yang membangun demi kesempurnaan proyek akhir ini sangat
penulis harapkan.Namun penulis mengharapkan semoga proyek akhir ini berguna
bagi semua pembaca khususnya untuk penulis sendiri.

Padang, Januari 2017

Penulis

3
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL

HALAMAN PERSETUJUAN PROYEK AKHIR

HALAMAN PENGESAHAN PROYEK AKHIR

SURAT PERNYATAAN TIDAK PLAGIAT

BIODATA

RINGKASAN ...................................................................................................i

KATA PENGANTAR ......................................................................................ii

DAFTAR ISI......................................................................................................iv

DAFTAR GAMBAR.........................................................................................vii

DAFTAR TABEL..............................................................................................viii

DAFTAR LAMPIRAN.....................................................................................x

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang.................................................................................1
B. Identifikasi Masalah ........................................................................2
C. Batasan Masalah .............................................................................2
D. Rumusan Masalah ...........................................................................3
E. Tujuan Penelitian ............................................................................3
F. Manfaat Penelitian ..........................................................................3

BAB II LANDASAN TEORI

A. Beton ...............................................................................................4
1. Pengertian Beton ........................................................................4
2. Keunggulan Beton ......................................................................5
3. Kelemahan Beton .......................................................................5
4. Persentase Komposisi Beton ......................................................5
B. BahansusunBeton............................................................................6
1. Air...............................................................................................6
2. Semen.........................................................................................6
3. Pasir.............................................................................................6
4. AgregatKasar..............................................................................6

4
5. BahanTambahan......6
C. Agregat ...........................................................................................7
1. Pengertian Agregat......................................................................7
2. Jenis-Jenis Agregat......................................................................7
3. Golongan Agregat Berdasarkan Berat.........................................8
4. GolonganAgregatBerdasarkanUkuran........................................9
D. Semen ............................................................................................10
1. Pengertian Semen........................................................................10
2. Macam-Macam Semen...............................................................10
E. Air ..................................................................................................12
F. Faktor Air Semen ...........................................................................12
G. BahanCampuran..............................................................................12
H. PerencanaanCampuranBeton(Mix Design)......................................13
I. LidiKelapa.......................................................................................14
J. Pengujian Material...........................................................................15
BAB III METODOLOGI PENELITIAN

A. Jenis Penelitian ...............................................................................20


B. Tempat Penelitian ...........................................................................20
C. Sampel Penelitian ...........................................................................20
D. Pengujian Karakteristik Agregat......................................................21
E. Pembuatan Benda Uji......................................................................22
F. Alat dan Bahan Pembuatan Benda Uji ...........................................22
G. Perawatan Benda Uji.......................................................................23
H. Pengujian Kuat Tekan .....................................................................23
I. Analisa Data.....................................................................................23
J. Prosedur Penelitian .........................................................................24
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Pengujian Karakteristik Agregat Halus dan Kasar..........................25


B. PerencanaanCampuranBeton(Mix Design)......................................40
C. PemeriksaanBeratBeton...................................................................42
D. HasilPengujianKuatTekanBeton......................................................43
E. Pembahasan.....................................................................................48
BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan .....................................................................................51
B. Saran ...............................................................................................51
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................52

5
DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.Flow Chart Penyusunan Proyek Akhir......................................................


24
Gambar 2. Zat Organik Pasir......................................................................................
29
............................................................................................................................
Gambar 3.Grafik Analisa Ayakan Pasir......................................................................
37
Gambar4.GrafikBeratBeton.......................................................................................
43
Gambar 5. Grafik KuatTekanBetonUmur 28 Hari.....................................................
46

6
Gambar 6.GrafikTrent %KuatTekanBetonUmur 28 Hari..........................................
47
Gambar 7.GrafikTrent %BeratBetonUmur 28 Hari...................................................
48

DAFTAR TABEL

Tabel 1.Syarat Agregat Standar Menurut British Standart.........................................


9

7
Tabel 2. Batas Gradasi Agregat Halus........................................................................
9
Tabel 3.Syarat Mutu Agregat Halus Menurut ASTM C-33-95..................................
10
20
25
26
27
28
29
30
31
31
32
33
33
34
35
35
36
Tabel20.Data AnalisisAyakanKerikil.........................................................................
37
Tabel21.SusunanButiranContoh yang diuji, Jumlah Bola Baja
danJumlahPutaranMesin
...................................................................................................................
38
Tabel22.RekapitulasiHasilPengujianPasir..................................................................
39
Tabel23.RekapitulasiHasilPengujianKerikil..............................................................
40

8
Tabel24.RekapitulasiRancanganAdukanBeton..........................................................
40
Tabel 25.KomposisiCampuranBeton..........................................................................
41
Tabel 26.KomposisiCampuranBetondenganPenambahanLidiKelapa........................
41
Tabel 27.BeratBetonUmur 28 Hari............................................................................
42
Tabel 28.KuatTekanBetondenganPencampuranLidiKelapa 5%................................
43
Tabel 29.KuatTekanBetondenganPencampuranLidiKelapa 10%..............................
44
Tabel 30.KuatTekanBetondenganPencampuranLidiKelapa15%...............................
44
Tabel31.KuatTekanBetonKontrol...............................................................................
45
Tabel32.HasilKuatTekan rata-rata Umur 28 Hari......................................................
45
Tabel33.HasilTrent %KuatTekan Rata-Rata Umur 28 Hari.......................................
46
Tabel34.HasilTrent %BeratBeton Rata-Rata Umur 28 Hari......................................
47

9
DAFTAR LAMPIRAN

53
Lampiran2. Surat IzinPemakaian Labor.....................................................................
54
Lampiran 3. Lembar Konsultasi Dengan Dosen Pembimbing..................................
55
Lampiran4. Dokumentasi Pengujian..........................................................................
57
62
63

BAB I

10
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Beton adalah campuran antara semen atau hidraulik yang lain, agregat
halus, agregat kasar dan air, dengan atau tanpa tambahan yang membentuk
masa padat (SNI - 03 - 2847 - 2002). Pemakaian beton semakin besar
penggunaannya seiring dengan pertumbuhan penduduk yang semakin pesat,
namun bahan penyusun yang digunakan semakin mahal dan terbatas.
Para peneliti telah banyak melakukan inovasi-inovasi bahan
percampuran kontruksi untuk diuji coba agar bahan penyusunnya menjadi
lebih ringan, kuat dan ekonomis. Dengan demikian munculah gagasan untuk
memanfaatkan material oganik sebagai bahan penyusun maupun bahan
tambahan yaitu dengan menambahkan komposit lidi kelapa di bawah 20%
sebagai bahan pengganti agregat pada beton
Lidi kelapa termasuk kedalam jenis kayu yang mengandung sifat kimia
seperti selulosa,lignin, dan zan lain (termasuk zat gula). Menurut Fengel
(1995) Selulosa adalah suatu bahan yang tidak begitu asing lagi bagi manusia
meskipun merupakan karbohidat dan selulosa merupakan bahan kristalin
untuk membangun dinding-dinding sel, sedangkan lignin menurut Haygreen
(1993) adalah suatu campuran zat-zat organik yang terdiri dari zat karbon, zat
air, serta hydrogen atau oksigen. Lidi kelapa yang memiliki sifat selulosa,
lignin dan zat ekstrak kayu lainnya yang membuat kayu tidak akan lapuk
dengan kondisi temperature udaranya yang tetap atau stabil .
Menurut salah seorang pedagang penjual lidi kelapa, nilai ekonomis
lidi kelapa ini amat rendah, yakni 1 (satu) ikat lidi kelapa hanya dijual seharga
Rp 6.000,00 (enam ribu rupiah), setara dengan US$ 0.40 (empat puluh sen
dollar AS) saja, adapun lidi kelapa yang tidak terpakai akan menjadikan
tumpukan sampah yang banyak ditemukan dimana-mana. Oleh karena itu
penulis memiliki inovasi baru untuk memanfaatkan lidi kelapa sebagai bahan
campuran agregat pada beton dikarenakan harganya yang terjangkau, sangan

2
mudah ditemukan dimana-mana, dan memiliki sifat kimia seperti kayu yaitu
selulosa, lignin dan zat ekstraktif kayu.
Pemanfaatan lidi kelapa sebagai bahan pengganti agregat adalah salah
satu usaha untuk mereduksi kuat tekan dari beton ringan (non kontruksi) dan
juga untuk meningkatkan nilai jual lidi kelapa. Berdasarkan permasalahan di
atas, maka penulis tertarik mengangkat proyek akhir yang berjudul
Pemanfaatan Lidi Kelapa Sebagai Pengganti Agregat Pada Beton.

B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan terdahulu,
maka identifikasi masalah dalam penelitian ini sebagai berikut:
1. Salah satu upaya untuk meningkatkan kuat tekan beton dengan mengganti
agregat beton dengan bahan organik dari lidi kelapa.
2. Meningkatkan nilai ekonomis lidi kelapa.

C. Batasan Masalah
Untuk membatasi ruang lingkup masalah yang diteliti agar penulis
dapat terarah, maka penulis membatasi masalah sebagai berikut:
1. Pembuatan beton normal dan beton dengan pencampuran lidi kelapa
berbentuk silinder dengan ukuran diameter 15 cm dan tinggi 30 cm
sebanyak 12 sampel.
2. Pencampuran komposit Lidi kelapa yang digunakan bervariasi sebanyak
5%, 10%, dan 15% untuk masing-masing sampel.
3. Pengujian kuat tekan beton pada umur 28 hari.
4. Mutu beton yang direncanakan adalah K-225.

D. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian diatas, masalah yang akan dibahas pada proyek
akhir ini adalah sebagai beikut:
1. Dapatkah meningkatkan kuat tekan beton bila mencampurkan lidi kelapa
sebagai bahan pengganti agregat pada beton?

3
2. Berapa berat isi yang dapat dihasilkan jika agregat diganti dengan lidi
kelapa?

E. Tujuan Penelitian
Setelah melakukan variasi campuran tambahan material lidi kelapa pada
pembuatan beton, maka penelitian bertujuan untuk:
1. Mengetahui kuat tekan beton dengan pencampuran lidi kelapa sebagai
pengganti agregat.
2. Mengetahui berapa berat isi yang yang dihasilkan jika agregat diganti
dengan lidi kelapa.

F. Manfaat Penelitian
Diharapkan penelitian ini dapat memberikan manfaat antara lain:
1. Penulis dapat mendeskripsikan berapa kuat tekan dan berat isi beton
dengan lidi kelapa sebagai bahan pengganti agregat pada beton.
2. Masyarakat tidak hanya memanfaatkan lidi sebagai sapu lidi atau kerajinan
saja akan tetapi dapat memanfaatkannya sebagai pengganti agregat dalam
pembuatan beton ringan sehingga nilai ekonomis pada lidi kelapa akan
meningkat.

BAB II
LANDASAN TEORI

A. Beton
1. Pengertian Beton
Menurut G. Rani (2009 : 116) Beton adalah bahan yang diperoleh
dengan cara mencampurkan agregat (pasir dan kerikil), air dan semen

4
atau bahan perekat hidrolis lainnya yang sejenis dengan atau tanpa bahan
tambah. Adapun menurut (SNI-03-2847-2002) Beton adalah campuran
antara semen atau hidraulik yang lain, agregat halus, agregat kasar dan air,
dengan atau tanpa tambahan yang membentuk masa padat.
Beton merupakan fungsi dari bahan penyusunnya yang terdiri dari
bahan semen hidrolik (Portland cement), agregat kasar, agregat halus, air
dan bahan tambah (admixture atau additive). Untuk Mengetahui dan
mempelajari prilaku elemen gabungan (bahan-bahan penusun beton) kita
memerlukan pengetahuan mengenai karakteristik masing-masing
komponen. Beton sebagai sekumpulan interaksi mekanis dan kimiawi dari
material pembentuknya. Dengan demikian, masing-masing komponen
tersebut perlu dipelajari sebelum mempelajari beton secara keseluruhan
Nawy (1985: 8).
Perencana (engineer) dapat mengembangkan pemilihan material
yang layak komposisinya sehingga diperoleh beton yang efisien,
memenuhi kekuatan batas yang disyaratkan oleh perencana dan memenuhi
serviceability yang dapat diartikan juga sebagai pelayanan yang handal
dengan memenuhi kriteria ekonomi. Masalah yang dihadapi oleh
perencana adalah bagaimana perencana merencanakan komposisi dari
bahan-bahan penyusun beton tersebut agar dapat memenuhi spesifikasi
teknik yang ditentukan sesuai spesifikasi teknik dalam kontrak atau
pemilik (Try Molyono, 2003: 3).

2. Keunggulan Beton
Tri Mulyono (2003: 4) mendefinisikan keunggulan beton dalam
keadaan yang mengeras, beton bagaikan batu karang dengan kekuatan
tinggi. Dalam keadaan segar, beton dapat diberi bermacam bentuk,
sehingga dapat digunakan untuk membentuk seni arsitektur atau untuk
tujuan dekoratif. Berikut secara umum kelebihan beton yaitu:
a) Dapat dengan mudah dibentuk sesuai dengan kebutuhan konstruksi
b) Mampu memikul beban yang berat
c) Tahan terhadap temperatur yang tinggi
d) Tahan terhadap serangan api dan korosi
e) Biaya pemeliharaan yang kecil

5
3. Kelemahan Beton
Kelemahan beton secara umum yaitu:
a) Bentuk yang telah dibuat sulit diubah
b) Pelaksanaan pekerjaan membutuhkan ketelitian yang tinggi
c) Berat
d) Daya pantul suara yang besar

e) Kuat tarik yang kecil

Sebagian besar bahan pembuat beton adalah bahan lokal (kecuali


semen portland atau bahan tambah kimia), sehingga sangat
menguntungkan secara ekonomi. Namun, pembuatan beton akan menjadi
mahal jika perencana tidak memahami karakteristik bahan-bahan
penyusun beton yang harus disesuaikan dengan perilaku struktur yang
akan dibuat (Try Molyono, 2003: 3).

B. Bahan Susun Beton


Perkembangan sekarang ini, beton merupakan bahan yang paling
banyak dipakai pada pembangunan dalam bidang teknik sipil, baik pada
bangunan gedung, jembatan, bendungan, maupun konstruksi lain (Ali
Asroni, 2010: 2). Adapun persyaratan bahan susun beton diantaranya:
1. Air
Air untuk pembuatan beton sabaiknya digunakan air bersih
yang dapat di minum. Air yang diambil dari dalam tanah atau air
berasal dari Perusahaan Air Minum (PAM), pada umumnya cukup
baik bila dipakai untuk pembuatan beton (Ali Asroni, 2010: 3)
2. Semen
Menurut SII 0031-81 (Tjokrodimuljo, 1996), semen porlandt
yang digunakan untuk pembuatan beton, yaitu semen yang berbutir
halus. Kehalusan butir semen ini dapat diraba/dirasakan dengan
tangan. Semen yang tercamur atau mengandung gumpalan-gumpalan
(meskipun kecil), tidak baik untuk pembutan beton.
3. Pasir
Pasir merupakan agregat halus yang mempunyai ukuran
diameter 1 mm - 5 mm. Pasir yang digunakan sebagai bahan beton,
harus memenuhi syarat seperti berbutir tajam dan keras, tidak boleh

6
mengandung lumpur lebih dari 5% dari berat keringnya, dan tidak
boleh digunakan pasir laut (kecuali dengan petunjuk staf ahli) karena
air pasir laut banyak mengandung garam yang dapat merusak
beton/baja tulangan
4. Agregat kasar (kerikil)
Kerikil merupakan agregat kasar yang mempunyai ukuran
diameter 5 mm - 40 mm. sebagai pengganti kerikil dapat pula dipakai
batu pecah atau bahan organik lainnya.
5. Bahan tambahan organik
Bahan tambah biasanya diberikan dalam jumlah yang
relative sedikit, dan harus dengan pengawasan yang ketat agar tidak
berlebihan yang justru akan dapat memperburuk sifat beton.

C. Agregat
1. Pengertian Agregat
Agregat adalah butitan mineral yang berfungsi sebagai bahan pengisi
dalam campuran. Agregat dalam adukan beton menempati volume yang
terbesar yaitu 60-80%. Oleh karena itu mutu agregat sangat penting
diketahui, karena agregat yang dipakai dalam campuran beton sangat
mempengaruhi kekuatan betonnya. Agregat berfungsi sebagai bahan
pengisi dalam campuran beton, dengan tujuan untuk memberikan nilai
ekonomis dalam pekerjaan beton, sebab harga agregat jauh lebih murah
dari harga semen, disamping itu agregat banyak memberikan keuntungan
ditinjau secara teknis beton, karena dengan agregat akan didapatkan mutu
beton yang lebih stabil, dan lebih tahan lama dibandingkan dengan sifat
dari pasta semennya (G. Rani, 2009: 34).

2. Jenis - Jenis Agregat


Try Mulyono (2003: 76) mendefinisikan Agregat dapat dibedakan
menjadi dua jenis, yaitu agregat alam dan agregat buatan (pecahan).
Agregat alam dan pecahan inipun dapat dibedakan berdasaarkan berat,
asalnya, diameter butirannya (gradasi), dan tekstur permukaanya. Hal-hal

7
yang perlu diperhatikan berkaitan dengan penggunaan agregat dalam
campuran beton ada lima, yaitu (landgren, 1994):
a) Volume udara
Udara yang terdapat dalam campuran beton akan
mempengaruhi proses pembuatan beton, terutama setelah
terbentuknya pasta semen.
b) Volume padat
Kepadatan volume agregat akan mempengaruhi berat isi dan
beton jadi
c) Berat jenis agregat
Berat jenis agregat akan mempengaruhi proporsi campuran
dalam berat sebagai control.
d) Penyerapan
Penyerapan berpengaruh pada berat jenis.
e) Kadar air permukaan agregat
Kadar air permukaan agregat berpengaruh pada penggunaan
air saat pencampuran.

3. Jenis agregat berdasarkan berat.


Agregat dapat dibedakan berdasarkan beratnya. Ada tiga jenis
agregat berdasarkan beratnya yaitu agregat normal, agregat ringan, dan
agregat berat. Peraturan beton 1989 mencakup agregat normal dan agregat
ringan.
Agregat normal dihasilkan dari pemecahan batuan dengan quarry
atau langsung dari sumber alam. Agregat ini biasanya berasal dari granit,
basalt, kursa, dan sebagainya. Berat jenis rata-rata adalah 2.5-2.7 atau
tidak boleh kurang dari 1.2 kg/dm. beton yang dibuat dengan agregat
normal adalah beton normal, yaitu beton yang mempunyai berat isi 2.200-
2.500 kg/m (SK.SNI.T-15-1990: 1). Kekuatan tekannya sekitar 15-40
Mpa (Try Mulyono,2003: 77).
Agregat ringan digunakan untuk menghasilkan beton yang ringan
dalam sebuah bangunan yang memperhitungkan berat jenisnya. Berat
agregat ini berkisar 350-88- kg/m untuk agregat kasarnya dan 750-1200
kg/m untuk agregat halus. Campuran kedua agregat tersebut mempunyai
berat isi maksimum 1040 kg/m. agregat yang digunakan dalam campuran

8
beton harus memenuhi syarat mtu dari ASTM C-330 (Try Mulyono,2003:
77)
Agregat berat mempunyai berat jenis besar dari 2.800 kg/m.
contohnya adalah magnetic (Fe3O4) barytes (BaSO4) dan serbuk besi. Berat
jenis beton yang dihasilkan dapat mencapai 5 kali lebih berat jenis
bahannya (Try Mulyono,2003: 78).

4. Golongan agregat berdasarkan ukuran :


a) Agregat Kasar

Agregat kasar adalah agregat yang berukuran 5 mm 40


mm, sifat dari agregat kasar adalah padat dan keras, tidak perpori.

Tabel 1. Syarat Agregat Kasar Menurut British Standar


Lubang Ayakan Persen Butir lewat Ayakan, Besar Butir Maks
40 mm 20 mm 12.5 mm
(mm)
40 95-100 100 100
20 30-70 95-100 100

12.5 0 0 90-100
Sumber: Mulyono, Tri (2005) Teknologi Beton

b) Agregat Halus

Agregat halus (pasir) adalah agregat yang memiliki ukuran 1


mm - 5 mm.
Tabel 2. Batas Gradasi Agregat Halus
Lubang Ukuran butir maks 10mm
Ayakan (mm) 1 2 3 4
9.6 100 100 100 100
4.8 30 45 60 75
2.4 20 33 46 60
1.2 16 26 37 46
0.6 12 19 28 34
0.3 4 8 14 20
0.15 0-10 1 3 6
Sumber: SNI-03-2834-200

9
Tabel 3. Syarat Mutu Agregat Halus Menurut ASTM C-33-95

Ukuran lubang ayakan (mm) Persen lolos komulatif

9.5 100

4.75 95-100

2.36 80-100

1.18
50-85
Sumber: Mulyono, Tri (2005) Teknolog Beton

D. Semen
1. Pengertian Semen
Menurut Iskandar G. Rani (2009: 1) Semen adalah hasil industri
yang paduan dari berbagi bahan baku antara lain: batu kapur atau
gamping sebagai bahan utama, lempung atau tanah liat, dan bahan
pengganti lainnya dengan hasil akhir berupa bubuk (bulk) yang dapat
mengeras atau membatu pada pencampuran dengan air.

2. Macam-Macam Semen
Menurut Tri Mulyono (2004: 25) Macam-macam semen hidrolis antara
lain:
a. Semen Pozollan
Semen pozollan adalah sejenis bahan yang mengandung silisium
atau aluminium, yang tidak mempunyai sifat penyemenan. Semen
pozollan adalah bahan ikat yang mengandung silica amorf, yang

10
apabila dicampur dengan kapur akan membentuk benda padat yang
keras. Bahan yang mengandung pozollan adalah teras, semen merah,
abu terbang, dan bubukan terak tanur tinggi (SK.SNI T-15-1990-03:2).

b. Semen Terak
Semen terak adalah semen hidraulik yang sebagian besar terdiri
dari suatu campuran seragam serta kuat dari terak tanur kapur
tinggi dan kapur tohor. Jenis semen terak ada dua, yaitu:
1) Bahan yang dapat digunakan sebagai kombinasi Portland
semen dalam pembuatan beton dan sebagau kombinasi
kapur dalam pembuatan adukan tembok.
2) Bahan yang mengandung bahan pembantu berupa udara,
yang digunakan seperti halnya jenis pertama.

c. Semen Alam
Semen alam dihasilkan melalui pembakaran batu kapur yang
mengandung lempung pada suhu lebih rendah dari suhu
pengerasan.
Semen alam dapat dibedakan menjadi dua jenis, yaitu:
1) Semen alam yang digunakan bersama-sama dengan Portland
sement dalam suatu konstruksi.
2) Semen alam yang telah dibubuhi bahan pembantu, yaitu udara
yang fungsinya sama dengan jenis pertama.

d. Semen Portland
Menurut Standar Industri Indonesia, SII 0013-1981, Semen
portland adalah semen hidrolis yang dihasilkan dengan cara
menghaluskan klinker yang terutama terdiri dari silikat-silikat

11
kalsium yang bersifat hidrolis bersama bahan-bahan yang biasa
digunakan, yaitu gypsum.

E. Air

Menurut SK.SNI S-04-1989-F tentang spesifikasi air sebagai bahan


bangunan yaitu air yang digunakan untuk campuran beton harus bersih,
tidak mengandung minyak, asam, alkali, garam, dan bahan-bahan
organis atau bahan lain yang merusak beton dan baja tulangan.
Jumlah air yang terikat dalam beton dengan faktor air semen 0,65
adalah sekitar 20% dari berat semen pada umur 4 minggu. Dihitung dari
komposisi mineral semen, jumlah air yang diperlukan untuk hidrasi secara
teoritis adalah 35-37% dari berat semen (Nugroho dan Antoni, 2007:73).

F. Faktor Air Semen


Menurut Mulyono, (2003:140) Semakin tinggi nilai faktor air semen
maka mutu beton yang dihasilkan juga semakin rendah. Namun faktor air
semen yang rendah tidak berarti bahwa mutu beton yang dihasilkan semakin
tinggi. Faktor air semen yang rendah akan menyebabkan kesulitan dalam
pengerjaan yaitu pada saat pemadatan sehingga mutu beton yang dihasilkan
akan menurun. Umumnya nilai FAS minimum yang diberikan sekitar 0,4 dan
Maksimum 0,65. Dalam pengerjaan di lapangan untuk mengatasi kesulitan
pengerjaan karena rendahnya nilai FAS, maka ditambahkan bahan tambahan
Admixture Concrete yang bersifat menambah keenceran.

G. Bahan Campuran
Bahan campuran berkisar pada campuran bahan kimia sampai pada
penggunaan bahan buangan atau bahan organic yang dianggap
potensial.penggunaannya untuk beton telah dikenal hamper bersamaan
waktunya penemuan semen.

12
Penggunaan bahan campuran seharusnya hanya dipertimbangkan,
bila beton keras atau yang belum mengeras diinginkan untuk dirubah sifatnya
karena alas an tertentu maupun yang tak dapat dimodifikasi dengan
perubahan proporsi dari komposisi campuran beton normalnya (Murdock,
1981: 85).

H. Perencanaan Campuran Beton (Mix Design)


Menurut Tri Mulyono (2004: 145) proporsi campuran dari bahan-bahan
penyusun beton ini ditentukan melalui perancangan beton (Mix Design). Hal
ini dimaksud agar proporsi dari campuran dapat memenuhi syarat kekuatan
serta dapat memenuhi aspek ekonomis. Metoda perancangan ini pada
dasarnya menetukan komposisi dari bahan-bahan penyusun beton untuk
kinerja tertentu yang diharapkan.
Menurut Tri Mulyono (2004), penentuan proporsi campuran dapat
digunakan dengan beberapa metoda yang dikenal, antara lain:
1. Metode American Concrete Institute (ACI)
Metode American Concrete Institute (ACI) adalah metode yang
mensyaratkan suatu campuran perancangan beton dengan
mempertimbangkan kondisi ekonomisnya dengan memperhatikan
ketersediaan bahan-bahan di lapangan, kemudahan pekerjaan, serta
keawetan dan kekuaan pekerjaan beton. Cara ACI melihat bahwa dengan
ukuran agregat tertentu, jumlah air perkubik akanmenentukan tingkat
konsistensi dari campuran beton yang pada akhirnya mempengaruhi
pelaksaan pekerjaan (workability).
2. Metode Road Note No. 4

Cara perancangan ini disimpulkan dari hasil penelitian Glan-


ville.,et.al, yang ditekankan pada pengaruh gradasi agregat terhadap
kemudahan pengerjaan.

3. Metode British Standard, Departement Of Enviromment

Metode DOE adalah metode yang paling sederhana. Metode DOE

13
disusun oleh British Departement of Enviromment pada tahun 1975
menggantikan metode Road Note No. 4di Inggris.Untuk kondisi di
Indonesia telah diaadakan penyesuaian pada besarnya variasi kuat tekan
beton dengan kekuatan karakteristik yang direncanakan pada umur 28 hari.

4. Metode Departemen Pekerjaan Umum (SK.SNI.T-15-1990-03)

Perancangan metode ini diadopsi dari cara , Departement Of


Enviromment atau cara Inggris. Pada metode ini perancangan dalam
pembuatan beton harus mengikuti tata cara yang disyaratkan SK.SNI.T-15-
1990-03.Perancangan ini harus mengikuti karakteristik tertentu, misalnya
harus kedap air, tahan sulfat dan serangan terhadap ion-ion klorida.

5. Metode Portland Cement Association(PCA)

Metode desain campuran Portland Cement Association(PCA) pada


dasarnya serupa dengan metode ACI sehingga secara umum hasilnya akan
saling mendekati.

6. Metode Campuran Coba-Coba

Cara ini akan lebih ekonomis namun membutuhkan waktu yang


cukup lama. Cara coba-coba biasanya dikembangkan berdasarkan cara-
cara di atas, setelah dilakukan pelaksanaan dan evaluas.Cara ini berusaha
mendapatkan pori-pori yang minimum atau kepadatan yang maksimum
artinya bahwa kebutuhan agregat harus maksimum untuk mendapatkan
kebutuhan semen yang minimum.

I. Lidi Kelapa
Lidi kelapa termasuk kedalam jenis kayu yang mengandung sifat
kimia seperti selulosa,lignin, dan zan lain (termasuk zat gula). Selulosa adalah
suatu bahan yang tidak begitu asing lagi bagi manusia meskipun merupakan
karbohidat dan selulosa merupakan bahan kristalin untuk membangun
dinding-dinding sel, sedangkan lignin adalah suatu campuran zat-zat organic

14
yang terdiri dari zat karbon, zat air, dan hydrogen serta oksigen. Lidi kelapa
mengandung komponen seperti selulosa, lignin, dan zat ekstraktif kayu. Oleh
karena itu lidi kelapa tidak akan lapuk jika temperature udaranya tetap.

Pemanfaatan lidi kelapa ini merupakan inovasi baru dan penemuan


baru yang berbeda dari yang sudah ada atau yang sudah dikenal sebelumnya
untuk bahan tambahan agregat pada beton.

Lidi memiliki makna filosofis berupa kerjasama dan persatuan, tidak


mungkin satu batang lidi kuat jika digunakan untuk menyapu halaman rumah,
akan tetapi bila lidi itu digabungkan dengan beberapa lidi lainnya maka akan
kuat. Artinya lidi memiliki sifat kuat jika banyak dan juga memiliki sifat
ringan.

J. Pengujian Material
Pengujian ini dilakukan agar material yang digunakan sesuai dengan
standar yang telah ditentukan. Adapun tahap pengujian material sebagai
berikut:
1. Pengujian Kadar Air
Menurut Tri Mulyono (2004: 89) kadar air adalah banyaknya air
yang terkandung dalam satu agregat. Kadar air biasanya dalam persen
dan dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut:

( AB)
Kadar air agregat = x 100% -
B
(1)

Keterangan: A = Berat semula


B = Berat Kering tetap

Agregat basah ditimbang beratnya kemudian dikeringkan dalam


tungku dengan suhu 100oC +5oC sampai beratnya konstan (biasanya

15
selama 16-24 jam) kemudian ditimbang beratnya, maka kadar airnya
dapat diketahui.
2. Pengujian Kadar Lumpur
Tujuan dilakukannya pengujian kadar lumpur pada pasir dan
kerikil yaitu untuk mengetahui persentase kadar lumpur yang terkandung
dalam pasir dan kerikil. Menurut G. Rani (2012: 11) lumpur adalah
partikel yang berukuran antara 0.002 mm dan 0.006 mm (2 6 micron)
yang pada umumnya menutupi pasir dan kerikil. Jumlah kadar lumpur
didalam pasir tidak boleh lebih dari 5%, dan didalam kerikil tidak boleh
lebih dari 1%.

Pengujian Kadar Lumpur pasir digunakan rumus:


100p
kl= x 100 (2)
100
Pengujian Kadar Lumpur kerikil digunakan rumus:
250q
kl= x 100 (3)
250

3. Pengujian Berat Jenis


Menurut Tri Mulyono (2004: 90) berat jenis digunakan untuk
menentukan volume ayng diisi oleh agregat. Berat jenis dari agregat
pada akhirnya akan menentukan berat jenis dari beton sehingga secara
langsung menentukan banyaknya campuran agregat dalam campuran
beton. Pengujian berat jenis pasir dan kerikil dilakukan untuk
menentukan berat jenis pasir dan kerikil dalam kondisi SSD condition.
SSD condition (berat jenis keadaan jenuh kering muka) adalah berat per
volume termasuk volume pori yang tidak tembus air.Untuk pengujian
berat jenis pasir dan kerikil digunakan rumus:
100
Berat jenis = -
( BA )(CA100)
(4)
Keterangan: A = Berat tabung gelas kosong

16
B = Berat tabung gelas+ air
C = Berat tabung gelas+ air+ agregat

4. Pengujian Berat Isi


Menurut Iskandar G. Rani (2002: 49) berat isi adalah berat agregat
yang mengisi suatu tempat atau ruang dalam satuan volume tertentu,
dimana sebagian tempat atau ruangan agregat terisi oleh rongga antar
partikel dari agregatnya. Pengujian berat isi pasir dan kerikil dilakukan
untuk menentukan berat isi gembur dan berat isi padat pasir dan kerikil.

Pengujian berat isi gembur dan berat isi padat pasir dan kerikil
menggunakan rumus:
A
Berat isi = - (5)
B
Keterangan: A = Berat agregat
B = Volume literan

5. Pengujian Daya Serap Air


Menurut Iskandar G. Rani (2002: 59) pengujian daya serap air
dilakukan untuk menentukan banyaknya persentase air yang dapat
diserap oleh pasir dan kerikil. Rumus daya serap air:
AB
Daya serap = x 100% -
B
(6)
AC
Daya serap SSD = x 100%
C
Keterangan: A = Berat agregat
B = Berat kering tetap
C = Berat SSD

6. Kekerasan Agregat Kasar Dengan Los Angeles test

17
Menurut Iskandar G. Rani (2002: 43), kekuatan dan elastisitas
agregattergantung pada jenis batuan, susunan mineral dan tekstur butiran
atau kristalnya, kekuatan agregat sangat berpengaruh terhadap kekuatan
beton, agregat yang lemah tidak akan menghasilkan beton yang kuat,
sedangkan untuk membuat beton berkekuatan tinggi haruslah dipakai
agregat yang tinggi kekuatannya. Untuk berbagai jenis batuan,
kekuatannya dinyatakan dengan kekuatan hancur yang diperoleh dengan
cara menguji kekuatan tekan sampai hancur. ASTM C. 131 dan C. 535,
memakai cara pengujian gesekan dengan mesin Los Angeles dan
ketahan aus dinyatakan dengan persentase bagian yang lewat ayakan 2
mm tidak lebih dari 50%. Jika berlebih, maka agregat kasar tidak dapat
digunakan.

Untuk mengetahui gradasi kerikil dilakukan analisis ayakan kerikil,


hal ini juga bertujuan untuk mengetahui berapa penggunaan bola baja
dan juga jumlah putaran pengujian dengan Los Angeles Test. Langkah
yang harus dilakukan adalah berat tertinggal pada analis ayakan kerikil
dicocokan dengan ketentuan yang terlihat pada Tabel 2 kemudian
didapatkan jumlah butir bola baja dan juga jumlah putaran pengujian
kekerasan kerikil tersebut.
Setelah pengujian selesai maka langkah yang harus dilakukan
adalah kerikil yang hancur diayak dengan ayakan 2 mm dan kerikil yang
tertahan ayakan selanjutnya dibersihkan dan ditimbang. Lalu lakukan
perbandingan antara berat awal kerikil dengan setelah pengujian dan
rumus yang di gunakan sebagai berikut:
AB
Kekerasan Agregat (C) = x 100% - (7)
A
Keterangan : A = Berat contoh semula kering tetap
B = Berat contoh sesudah digiling,
dicuci dan kering tetap
C = Ketahanan agregat
7. Kuat Tekan Beton

18
Kuat tekan beton adalah besarnya beban persatuan luas yang
menyebabkan benda uji beton hancur bila dibebani dengan gaya tekan
tertentu yang dihasilkan oleh mesin tekan (SNI 03-1974-1990).
Kuat tekan beton mengidentifikasikan mutu dari sebuah struktur.
Semakin tinggi tingkat kekuatan struktur yang dikehendaki, semakin
tinggi mutu beton yang dihasilkan.
Kekuatan tekan beton (b) dapat diperoleh dengan menggunakan
rumus karakteristik sebagai berikut:
P
b = A (8)

Keterangan:
b = Kuat tekan beton (kg/cm2)
P = Beban maksimum (kg)
A = Luas penampang benda uji (cm2)

BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

A. Jenis Penelitian
Penelitian pada proyek akhir ini termasuk jenis eksperimen serta
mengumpulkan dan mencari referensi yang berkaitan dengan pembahasan
proyek akhir ini. Referensi dapat berupa buku-buku serta mengumpulkan
berbagai informasi tentang kelayakan pembuatan beton dan peraturan-
peraturan dalam SNI yang berlaku dalam pembuatan beton.

B. Tempat Penelitian

19
Tempat penelitian yang akan dilakukan di Laboratorium Bahan
Bangunan Teknik Sipil Universitas Negeri Padang.

C. Sampel Penelitian
Cara menentukan komposisi pencampuran beton K-225 dengan
mencampurkan lidi kelapa dengan persentase 5%, 10% dan 15% sebagai
pengganti agregat. Agregat yang diganti adalah agregat halus dan agregat
kasar, karena lidi akan dipotong sepanjang 2 cm yang termasuk kedalam
ukuran agregat kasar yaitu >3 mm dan diameter lidi kelapa masuk ke dalam
ukuran agregat halus yaitu <3 mm.
Tabel 4. Sampel Penelitian
Persentase Jumlah Sampel Ukuran Sampel
Penambahan Kubus
LidiKelapa
Beton Kontrol 3 buah 15cm x 15 cm x 15 cm
5% 3 buah 15 cm x 15 cm x 15 cm
10% 3 buah 15cm x 15 cm x 15 cm
15% 3 buah 15cm x 15 cm x 15 cm

Keterangan:
5% 2,5% agregat halus dan 2,5% agregat kasar
10% 5% agregathalusdan 5% agregatkasar
15% 7,5% agregathalusdan 7,5% agregatkasar

D. Pengujian Karakteristik Agregat


Pengujian karakteristik agregat perlu dilakukan untuk mengetahui
mutu agregat yang akan digunakan untuk campuran beton. Pengujian ini
dilakukan untuk material pasir, kerikil, dan lidikelapa.Jenis-jenis pengujian
yang akan dilakukan sesuaiprosedurpengujian yang telahditetapkan di lab
sheet yaitu sebagai berikut:
1. Pengujian Kadar Air Pasir dan Kerikil

21
Pengujian kadar air bertujuan untuk mengetahui banyaknya air
yang terkandung dalam pasir dan kerikil dalam kondisi jenuh permukaan
dan dalam keadaan kering muka(SSD).
2. Pengujian Kadar Lumpur Pasir,danKerikil
Pengujian kadar lumpur bertujuan untuk mengetahui persentase
kadar lumpur yang terkandung dalam pasir dan kerikil.
3. Pengujian Zat Organik
Pengujian zat organik hanya dilakukan untuk pasir.
4. Pengujian Berat jenis Pasir, KerikildanLidiKelapa
Pengujian berat jenis dilakukan untuk mengetahui berat jenis pasir,
kerikildanlidikelapa.Pasir, kerikildanlidikelapa yang digunakan yaitu
dalam kondisi SSD.
5. Pengujian Berat Isi Pasir dan Kerikil
Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui berat isi pasir dan
kerikil dalam keadaan gembur maupun padat.
6. Pengujian Daya Serap AirpadaPasir, KerikildanLidiKelapa
Pengujian ini bertujuan untuk mengetahui persentase daya serap
dari pasir, kerikildanlidikelapa.

7. Analisa Ayak Pasir dan Kerikil


Pengujian ini bertujuan untuk mengetahui gradasi atau susunan
butiran dari pasir maupun kerikil.
8. Pengujian Kekerasan Kerikil dengan Los Angeles Test
Pengujian ini bertujuan untuk mengetahui ketahanan/aus agregat
kasar dengan alat Los Angeles Test.

E. Pembuatan Benda Uji


Tujuan pembuatan benda uji adalah untuk mengetahui mutu beton
yang dapat dicapai dari masing-masing campuran beton. Pembuatan benda uji
dilakukan setelah hasil pengujian dasar material didapatkan. Benda uji yang
dibuat yaitu sebanyak 3 sampel untuk masing-masing campuran dengan
jumlah total 9 sampel dan 3 sampel untuk beton normal, jadi total benda uji
yang akan dibuat adalah 12 sampel. Pesentase lidi kelapa yang dibutuhkan
adalah 5%, 10% dan 15% sebagai pengganti agregat. Pembuatan sample atau
benda uji dengan cetakan kubus ukuran diameter 15 cm x 15 cm x 15cm.

22
F. Alat dan Bahan untuk Pembuatan Benda Uji
1. Alat

Alat yang digunakan pada proses pembuatan beton adalah:


a. Cetakan yang digunakan yaitu cetakan kubus diameter 15 cm x 15 cm
x15 cm

b. Tempat adukan

c. Sendok semen

d. Sekop

e. Ember

2. Bahan

Pada penelitian ini bahan yang digunakan untuk pembuatan beton yaitu:
a. SemenPCC

b. Pasir

c. Spilt

d. LidiKelapa

e. Air

G. Perawatan Benda Uji


Perawatan benda uji (Curing time) dilakukan sampai umur rencana
pengujian kuat tekan beton (28 hari). Perawatan beton dilakukan dengan
meletakkan benda uji di tempat yang lembab (tidak terkena matahari
langsung dan hujan).

H. Pengujian Kuat Tekan


Pengujian kuat tekan betondengancampuranlidikelapa dilakukan di
laboratorium bahan bangunan teknik sipil universitas negeri padang (UNP).

23
Pengujian dilakukan pada umur 28 hari. Alat yang digunakan pada pengujian
ini adalah Universal Testing Mechine (UTM).

I. Analisis Data
Analisis Data yaitu pengolahan data dari beberapa pengujian yang
telah dilakukan di Labor Bahan Bangunan FT UNP.

J. Prosedur Penelitin

Studi Literatur

PengujianKarakteristikLi Pengujian Karakteristik Pengujian Karakteristik


diKelapa Agregat Halus Agregat Kasar

Pembuatan Benda Uji

24
Beton Normal LidiKelapa 5% LidiKelapa 10% LidiKelapa 15%

Perawatan Beton

Pengujian Kuat Tekan


Beton pada Umur 28 Hari

EvaluasiMutuBeton

Kesimpulan

Gambar 1.Flow Chart Penyusunan Proyek Akhir

BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Pengujian Karakteristik Agregat Halus dan Agregat Kasar


Sebelum dilakukan pembuatan benda uji diperlukan pengujian
karakteristik agregat, karena karakteristik agregat mempengaruhi kekuatan
dan sifat dari benda uji itu sendiri.Pada penelitian ini karakteristik yang diuji
yaitu kerikil, pasir, dan lidi kelapa agar agregat yang digunakan sesuai standar
SNI.Berikut hasil pengujian karakteristik agregat:

1. Kadar Air Pasir dan Kerikil


Data:
Tabel5.Hasil Pengujian Kadar Air Pasir
No Jenis Perlakuan Pengujian (gr) Kadar air

25
Rata-rata
I II III

I Berat semula 100 100 100

II Berat kering tetap 92,08 92,23 92,31

III Selisih 7,92 7,77 7,69

Kadar air pasir 8,60% 8,43% 8,33% 8,45%

Pasir SSD

I Berat SSD 100 100 100

II Berat kering tetap 97,73 97,68 98,04

III Selisih 2,27 2,32 1,96

Kadar air pasir 2,32% 2,37% 1,99% 2,22%

Rumus:
100berat kering tetap
Kadar air = x 100%
berat kering tetap
10092,08
1) x 100% = 8,60%
92,08
10092,23
2) x 100% = 8,43%
92,23
10092,31
3) x 100% =8,33%
92,31
8,60+8,43+8,33
Rata-rata = = 8,45%
3
Pasir SSD
10097,73
1) x 100% =2,27 %
97,73
10097,68
2) x 100% = 2,32%
97,68
10098,04
3) x 100% = 1,99%
98,04
2,27 +2,32+1,99
Rata-rata = = 2,22%
3

Tabel 6.Hasil Pengujian Kadar Air Kerikil

26
Pengujian (gr) Kadar air
No Jenis Perlakuan
I II III Rata-rata
I Berat semula 250 250 250
II Berat kering tetap 245,62 242,84 243,72
III Selisih 4,38 7,16 6,28
Kadar air Kerikil 1,78% 2,9% 2,57% 2,4%
Pasir SSD
I Berat SSD 250 250 250
II Berat kering tetap 244,57 243,35 244,31
III Selisih 5,43 6,65 5,69
Kadar air Kerikil 2,22% 2,73% 2,32% 2,42%

Rumus:
250berat kering tetap
Kadar air = x 100%
berat kering tetap
250245,61
4) x 100% = 1,78%
245,61
250242,84
5) x 100% = 2,9%
242,84
250243,72
6) x 100% = 2,57%
243,72
1,78+ 2,9+ 2,57
Rata-rata = = 2,4%
3
Pasir SSD
250244,57
4) x 100% = 2,22%
244,57
250243,35
5) x 100% = 2,73%
243,35
250244,31
6) x 100% = 2,32%
244,31
2,22+2,73+ 2,32
Rata-rata = = 2,42%
3

2. Kada lumpur pasir dan kerikil


Data:
Tabel 7.Hasil Pengujian Kadar Lumpur Pasir
No Jenis Perlakuan Pengujian (gr)

27
I II III

I Berat pasir kering tetap 100 100 100

II Berat pasir kering tetap 97,58 98,20 97,21


yang telah dicuci

III Selisih 2,42 1,8 2,79

Kadar lumpur 2,4% 1,83% 2,87%

Kadar lumpur Rata-rata 2,3%

Rumus:
100berat kering tetap
Kadar lumpur = x 100%
berat kering tetap

10097,58
1) x 100% = 2,4%
97,58
10098,20
2) x 100% = 1,83%
98,20
10097,21
3) x 100% = 2,87%
97,21
2,4 +1,83+2,87
Rata-rata = = 2,3%
3

Data:
Tabel 8.Hasil Pengujian Kadar Lumpur Kerikil
Pengujian (gr)
No Jenis Perlakuan
I II III

I Berat kerikil kering tetap 250 250 250

II Berat kerikil kering tetap 247,03 245,93 246,51


yang telah dicuci

III Selisih 2,97 4,07 3,49

Kadar lumpur 1,2% 1,65% 1,4%

Kadar lumpur Rata-rata 1,41%

Rumus:

28
250berat kering tetap
Kadar lumpur = x 100%
berat kering tetap

250247,03
4) x 100% = 1,2%
247,03
250254,93
5) x 100% = 1,65%
245,93
250246,51
6) x 100% = 1,4%
246,51
1,2+1,65+1,4
Rata-rata = = 1,41%
3

3. Zat Organik Pasir


Pada pengujian zat organik pasir sampel direndam dengan larutan
NaOH 3% selama 24 jam dan hasil menunjukan nomor 2 (No.2) pada alat
test warna standar seperti terlihat pada gambar.

Gambar 2.Zat Organik Pasir

4. Berat Jenis Pasir, Kerikil dan Lidi Kelapa


Data:
Tabel 9.Hasil Pengujian Berat Jenis Pasir
Pengujian (gr)
No Jenis Perlakuan
I II III
I Berat pasir SSD 100 100 100
II Berat tabung gelas kosong 195,50 195,50 195,50

29
(A)
III Berat tabung gelas+air (B) 829,34 823,15 825,35
IV Berat tabung gelas+air+pasir 885,76 879,79 895,93
(C)
Berat jenis pasir 2,30 2,31 2,31
Berat Jenis Pasir Rata-rata 2,3

Rumus:
100
Berat jenis =
( BA )(CA100)

100
1) = 2,30
( 829,34195,50 )(885,76195,50100)
100
2) =2,31
( 823,15195,50 )(879.79195,50100)
100
3) =2,31
( 825,35195,50 )(895,93195,50100)

2,30+ 2,31+ 2,31


Rata-rata = = 2,3
3
Data:
Tabel 10.Hasil Pengujian Berat Jenis kerikil
Pengujian (gr)
No Jenis Perlakuan
I II III
I Berat Kerikil SSD 250 250 250
II Berat tabung gelas kosong 292,85 292,85 292,85
(A)
III Berat tabung gelas+air (B) 1480,89 1478,15 1485,17
IV Berat tabung 1631,66 1645,12 1650,07
gelas+air+kerikil (C)
Berat jenis kerikil 2,51 3,01 2,94
Berat Jenis Kerikil Rata-rata 2,84

Rumus:
250
Berat jenis =
( BA )(CA250)

250
1) ( 1480,89292,85 )(1631,66292,85250) = 2,51

30
250
2) = 3,01
( 1478,15292,85 )(1645,12292,85250)
250
3) = 2,94
( 1485,17292,85 )(1650,07292,85250)
2,51+3,01+2,94
Rata-rata = = 2,84
3
Tabel 11.Hasil Pengujian Berat Jenis Lidi Kelapa
Pengujian (gr)
No Jenis Perlakuan
I II III
I Berat Lidi Kelapa SSD 50 50 50
II Berat tabung gelas kosong (A) 196,3 196,31 196,31
1
III Berat tabung gelas+air (B) 800,1 823,06 815,65
1
IVBerat tabung gelas+air+lidi 808,2 824,74 815,93
kelapa (C) 8
Berat jenis pasir 1,00 1,03 1,01
Berat Jenis Lidi Kelapa Rata-rata 1,01

Rumus:
50
Berat jenis =
( BA )(CA50)
50
4) = 1,00
( 800,11196,31 )(808,28196,3150)
50
5) =1,03
( 823,06196,31 )(824.74196,3150)
50
6) =1,01
( 815,65196,31 )(815,93196,3150)

1+1,03+1,01
Rata-rata = = 1,01
3

5. Berat Isi Pasir dan Kerikil


Data:
Tabel 12. Data Berat Isi Gembur Pasir
Pengujian (gr)
Jenis Perlakuan
I II III
Berat literan (A) 290,11 290,11 290,11
Berat literan+pasir (B) 1492,78 1476,06 1470,17
Berat pasir 1202,67 1185,95 1180,06
Volume literan 1 liter 1 liter 1 liter

31
Berat isi pasir (kg/l) 1,20 1,186 1,18
Berat Isi Pasir Rata-rata 1,18kg/l

Rumus:
BA (Berat pasir)
Berat isi =
Volume Literan

1202,67
1) = 1,20 gram/cm3 = 1,40 kg/l
1000
1185,95
2) = 1,186 gram/cm3 = 1,186 kg/l
1000
1180,06
3) = 1,18 gram/cm3 = 1,18 kg/l
1000
1,20+1,186 +1,18
Rata-rata = = 1,18 kg/l
3

Tabel 13. Data Berat Isi Padat Pasir


Pengujian (gr)
No Jenis Perlakuan
I II III
I Berat literan (A) 290,11 290,11 290,11
II Berat literan+pasir 1733,20 1701,58 1727,33
yang dipadatkan (B)
III Berat pasir 1443,09 1411,47 1437,22
IV Volume literan 1 liter 1 liter 1 liter
Berat isi pasir (kg/l) 1,44 1,41 1,44
Berat Isi Pasir Rata-rata 1,43 kg/l

Rumus:
BA (Berat pasir)
Berat isipasir =
Volume literan

1443,09
1) = 1,44 gram/cm3 = 1,44 kg/l
1000
1411,47
2) = 1,41 gram/cm3 = 1,41 kg/l
1000
1437,22
3) = 1,44 gram/cm3 = 1,44 kg/l
1000
1,44 +1,41+1,44
Rata-rata = = 1,43 kg/l
3

Data:

32
Tabel 14. Data Berat Isi Gembur Kerikil
Pengujian (gr)
Jenis Perlakuan
I II III
Berat literan (A) 863 863 863
Berat literan+kerikil(B) 8070 7867 7810
Berat kerikil 7207 7004 6947
Volume literan 5 liter 5 liter 5 liter
Berat isi kerikil (kg/l) 1,44 1,40 1,38
Berat Isi Kerikil Rata-rata 1,40kg/l
Rumus:
BA (Berat kerikil)
Berat isipasir =
Volume literan

7207
1) = 1,44 gram/cm3 = 1,44 kg/l
5000
7004
2) = 1,40 gram/cm3 = 1,40 kg/l
5000
6947
3) = 1,38 gram/cm3 = 1,38 kg/l
5000
1,44 +1,40+1,38
Rata-rata = = 1,40 kg/l
3
Tabel 15. Data Berat Isi Padat Kerikil
Pengujian (gr)
No Jenis Perlakuan
I II III
I Berat literan (A) 863 863 863
II Berat literan+kerikil 8180 8257 8300
yang dipadatkan (B)
III Berat kerikil 7317 7394 7437
IV Volume literan 5 liter 5 liter 5 liter
Berat isi kerikil (kg/l) 1,54 1,57 1,56
Berat Isi Kerikil Rata-rata 1,47 kg/l

Rumus:
BA (Berat pasir)
Berat isipasir =
Volume literan

7317
4) = 1,46 gram/cm3 = 1,46kg/l
5000

33
7394
5) = 1,47 gram/cm3 = 1,47 kg/l
5000
7437
6) = 1,49 gram/cm3 = 1,49 kg/l
5000
1,46+ 1,47+1,49
Rata-rata = = 1,47 kg/l
3

6. Daya Serap Pasir, Kerikil dan Lidi Kelapa


Data:
Tabel 16. Data Daya Serap Pasir
No Jenis Perlakuan Pengujian (gr)

I Berat pasir (A) 600

II Berat kering tetap (B) 574,30

III Berat SSD (C) 587,82

Daya Serap Pasir 4,06 %

Daya Serap Pasir SSD 2,17 %

Rumus:
AB
Daya serap pasir = x 100%
B
AC
Daya serap pasir SSD = x 100%
C

AB
1) Daya serap pasir = x 100%
B
600574,30
= x 100% = 4,47 %
574,30
AC
2) Daya serap pasir SSD = x 100%
C
600587,82
= x 100% = 2,17%
587,82

Tabel 17. Data Daya Serap Kerikil


No Jenis Perlakuan Pengujian (gr)

I Berat kerikil (A) 1000

34
II Berat kering tetap (B) 957,93

III Berat SSD (C) 986,63

Daya Serap Kerikil 4,39 %

Daya Serap Kerikil SSD 1,35 %

Rumus:
AB
Daya serap pasir = x 100%
B
AC
Daya serap pasir SSD = x 100%
C
AB
3) Daya serap kerikil = x 100%
B
1000957,93
= x 100% = 4,39
957,93
%
AC
4) Daya serap kerikil SSD = x 100%
C
1000986,63
= x 100% = 1,35%
986,63

Tabel 18. Data Daya Serap Lidi Kelapa


Pengujian
No Jenis Perlakuan
(gr)
I Berat Lidi Kelapa (A) 50
II Berat kering tetap (B) 48,76
III Berat SSD (C) 60,24
Daya Serap Lidi Kelapa 2,54 %
Daya Serap Lidi Kelapa SSD 0,16 %

Rumus:
AB
Daya serap pasir = x 100%
B
AC
Daya serap pasir SSD = x 100%
C

AB
5) Daya serap pasir = x 100%
B

35
5048,76
= x 100% = 2,54 %
48,76
AC
6) Daya serap pasir SSD = x 100%
C
5060,24
= x 100% = 0,16%
60,24

7. a. Analisa Ayak Pasir


Tabel 19. Data Analisa Ayak Pasir

Ayakan Tertinggal di ayakan % Kumulatif


No
(mm) Berat (gr) % Tertinggal Tembus
I 4,8 12,80 1,28 1,28 98,72

II 2,4 26,30 2.63 3,91 96,09

III 1,2 45,82 4,58 8,49 91,51

IV 0,6 253,04 25,30 33,79 66,21

V 0,3 386,70 38,67 72,46 27,54


VI 0,15 242,95 24,30 96,76 3,24
VI Pan 32,38 3,24 100
I
Jumlah 999,99 100 216,69
Angka Kehalusan (FM) 2,16

Grafik Analisa Saringan Pasir

% Lolos Pasir Min Max


% Lolos Komulatif

1 2 3 4 5 6 7
Ukuran Saringan

Gambar 3. Grafik Analisi Saringan Pasir

b. Analisa Ayak Kerikil

36
Analisa ayakan kerikil bertujuan untuk mengetahui gradasi
kerikil tersebut, sehingga diketahui juga angka kehalusannya.
Kerikil yang digunakan adalah jenis kerikil baru pecah.Data hasil
pengujian analisa ayakan kerikil terlihat pada Tabel 27 berikut.

Tabel 20. DataHasil Analisa Ayak Kerikil


Ayakan Tertinggal di ayakan % Kumulatif
No (mm) Berat (gr) % Tertinggal Tembus
1 37,5
2 25,4
3 19,1 314,04 6,28 6,28 93,72
4 12,5 2443 48,86 55,14 44,86
5 9,5 1440,70 28,81 83,95 16,05
6 6,3 619,43 12,39 96,34 3,66
7 4,8 182,77 3,66 100 0,00
8 2,4 100 0,00
9 1,2 100 0,00
10 0,6 100 0,00
11 0,3 100 0,00
12 Pan 0,00 0,00
Jumlah 4999,94 100,00 741,71
Angka Kehalusan (FM) 7,41
8. Kekerasan Agregat kasar dengan mesin Los Angeles

Tabel 21.Susunan Butiran Contoh yang Diuji, Jumlah Bola Baja dan
Jumlah Putaran Mesin
Ayakan
Berat Contoh yang Diuji
(mm)
Terti Te 1 2 3a 3b 4 5 6
ngga mb
l us
63 75 2500+5
0
50 63 2500+5
0
37,5 50 5000+5 5000+5
0 0
25 37, 5000+2 5000+2 1250
5 5 5 +25
19 25 5000+2 1250
5 +25
12,5 19 1250 2500
+10 +10
9,5 12, 1250 2500

37
5 +10 +10
6,3 9,5 2500
+10
4,8 6,3 2500
+10
2,4 4,8 5000
+10
Jumlah 10.000 10.000 10.000 5.000 5.000 5.000 5.000
contoh +100 +75 +50 +10 +10 +10 +10
diuji
Jumlah 12 12 12 12 11 8 8
bola baja Butir butir Butir butir butir butir butir
Jumlah 1000x 1000x 1000x 500x 500x 500x 500x
putaran
bejana
Referensi: Buku Manual Mesin Los Angeles
Berdasarkan hasil dari analisa ayak kerikil maka didapat
penggunaan bola baja sebanyak 11 butir. Hasil pengujian dengan alat
Los Angeles Test yaitu sebagai berikut:

A = 5000 gram
B = 3340,5 gram
AB
Kekerasan Agregat (C) = x 100%
A
50003340,5
= x 100%
5000
= 33,19 %

Berdasarkan hasil analisis pengujian kekerasan kerikil


diketahui persen kehancuran kerikil sebesar 33,19%.
Dari hasil pengujian agregat, didapat Rekapitulasi Hasil
Pengujian Agregat sebagai berikut:

Tabel 22.Rekapitulasi Hasil Pengujian Pasir


SPESIFIKASI
No PARAMETER HASIL SATUAN METODE
MAX/MIN

1 Modulus 2,16 1,5 - 3,8 SII.0052

38
Kehalusan
Kandungan Zat SNI-03-
2 Warna Standar
Organik No.2 2816-1992
Max. No.3

Berat Isi Gembur 1,18 kg/l PB-0204-


3
Min. 1,2 kg/l 76
Berat Isi Padat 1,43 kg/l

SNI-1970-
4 Berat Jenis 2,3 - Min. 2,3
1990-F
5 Kadar lumpur 2,3 % Max. 5% SII.0052
Penyerapan Air
4,06
Nyata SNI-1970-
6 % Max 5%
Penyerapan air 1990-F
2,17
SSD

Tabel 23.Rekapitulasi Hasil Pengujian Kerikil


SPESIFIKASI
No PARAMETER HASIL SATUAN METODE
MAX/MIN
Modulus
1 7,41 SII.0052
Kehalusan
Berat Isi Gembur 1,40 kg/l PB-0204-
2
Min. 1,2 kg/l 76
Berat Isi Padat 1,47 kg/l

SNI-1970-
3 Berat Jenis 2,84 - Min. 2,3
1990-F
4 Kadar lumpur 1,41 % Max. 5% SII.0052
Max. 27% )
5 Keausan 33,19 % 27-30% ) PUBI 1982
40-50% )
Penyerapan Air
4,39
Nyata SNI-1970-
6 % Max 5%
Penyerapan Air 1990-F
1,35
SSD

B. Perencanaan Campuran Beton (Mix Design)


Perencanaan campuran beton adalah perpaduan dari material-
material penyusun beton. Karakteristik dan sifat material akan

39
mempengaruhi hasil rancangan beton. Perencanaan campuran beton untuk
mengetahui komposisi atau proporsi bahan penyusun beton.Hal ini
dilakukan agar proporsi campuran memenuhi syarat teknis dan ekonomis.
Tabel 24.Rekapitulasi Rancangan Adukan Beton

NO URAIAN NILAI

1 Kuat tekan beton yang disyaratkan pada umur 28 18,675 Mpa


hari

2 Nilai tambah (m) 7,0

3 Kuat tekan rata-rata perlu (fcr=fc+m) 25,675 Mpa

4 Jenis semen PCC

5 Jenis Agregat

a. Jenis agregat halus Alami

b. Jenis agregat kasar Batu Pecah

6 Faktor air semen 0,57

7 Nilai Slump 8 cm 12 cm

8 Besar butir agregat maksimum 30 cm

9 Jumlah air per m3 beton 215 kg

10 Jumlah semen per m3 beton 377 kg

11 Proporsi berat agregat halus terhadap campuran 30 %

12 Berat jenis agregat campuran 2,68

13 Perkiraan berat beton per meter3 2380 kg

14 Kebutuahan agregat campuran per m3 beton 1788 kg

15 Kebutuhan agregat halus per m3 beton 500,64 kg

40
16 Kebutuhan agregat halus per m3 beton 1287,36 kg

Tabel 25. Komposisi campuran beton

Rencana pembuatan Kebutuhan bahan dasar beton


beton
Volume Berat (kg) Air (kg) Semen Agr.halus Agr.kasar
(kg) (kg) (kg)
1 m3 2575 215 377 500,64 1287,36
Tiap 1 kubus = 0,726 1,272 1,689 4,344
0,003375
Kebutuhan untuk 12 8,712 15,264 20,268 52,128
kubus beton

Tabel 26.Komposisi campuran beton dengan penambahan Lidi Kelapa

Persen Lidi Semen Air Agr. Agr. Berat persen Berat persen
Kelapa yang (kg) penambahan penambahan
(kg) halus kasar
ditambahka Lidi Kelapa Lidi Kelapa
n (kg) (kg) (kg) untuk (kg) untuk
agr.halus agr.kasar

5 % (3 3,81 2,17 5,06 13,03 2,5% = 2,5% =


sampel) 0,324kg
0,126 kg

10 % (3 3,81 2,1 5,06 13,03 5% = 5% =


sampel) 7
0,253 kg 0,653 kg

15 % (3 3,81 2,1 5,06 13,03 7,5% = 7,5% =


sampel) 7
0,380 kg 0,977 kg

Beton 3,81 2,1 5,06 13,03 - -


normal (3 7
sampel)

Jumlah 15,24 8,68 20,24 52,12 0,759 kg 1,954 kg

C. Pemeriksaan Berat Beton

41
Dari pemeriksaan berat beton dapat diperoleh data sebagai berikut:
Tabel 27.Hasil Berat Beton Umur 28 hari
Persentase Lidi Dimensi Berat Rata-Rata
Sampel
Kelapa (cm) (kg) (kg)
1 15 x 15 x 15 7,29
5% 2 15 x 15 x 15 7,95 7,53
3 15 x 15 x 15 7,36
1 15 x 15 x 15 7,09
10% 2 15 x 15 x 15 7,43 7,40
3 15 x 15 x 15 7,64
1 15 x 15 x 15 6,54
15% 2 15 x 15 x 15 6,38 6,42
3 15 x 15 x 15 6,32
1 15 x 15 x 15 7,76

Beton Normal 2 15 x 15 x 15 8,18 7,88


3 15 x 15 x 15 7,71

Sampel Beton
9000
8000
7000
6000
5000
Berat 4000 7881.17
7533.67 7391
3000 6418
2000
1000
0
5.00% 10.00% 15.00% beton normal
Gambar 4. Grafik berat beton

D. Hasil Pengujian Kuat Tekan Beton


Pengujian kuat tekan beton dilakukan pada umur 28 hari yang
dilakukan di Laboraturium Bahan Bangunan Teknik Sipil FT UNP. Hasil
kuat tekan beton yang diperoleh sebagai berikut:
1. Kuat Tekan Beton dengan Pencampuran Lidi Kelapa 5%

42
Tabel 28.Kuat Tekan Beton dengan Pencampuran Lidi Kelapa 5%

Benda Uji Maximum Luas Kuat tekan umur 28hari


Load (kgf) Penampang (kgf/cm2)
(cm2)

1 21510 225 95,61

2 - - -

3 22770 225 101,2

Rata-rata 98,37

Keterangan: () = Rusak

95,61+101,2
Rata-rata= = 98,73 kgf/cm
2

Berdasarkan hasil dari pengujian kuat tekan beton dengan


pencampuran Lidi Kelap 5% didapat hasil kuat tekan rata-rata pada umur
28 hari adalah 98,37 kgf/cm2.

2. Kuat Tekan Beton dengan Pencampuran Lidi Kelapa 10%


Tabel 29.Kuat Tekan Beton dengan Pencampuran Lidi Kelapa 10%
Benda Maximum Luas Kuat tekan umur 28 hari
Uji Load (kgf) Penampang (kgf/cm2)
(cm2)

1 20450 225 90,89

2 - - -

3 20640 225 91,75

Rata-rata 91,32

Keterangan: () = Rusak

90,89+91,75
Rata-rata= = 91,32 kgf/cm
2

43
Berdasarkan hasil dari pengujian kuat tekan beton dengan
pencampuran Lidi Kelap 10% didapat hasil kuat tekan rata-rata pada
umur 28 hari adalah 91,32 kgf/cm2.

3. Kuat Tekan Beton dengan Pencampuran Lidi Kelapa 15%


Tabel 30.Kuat Tekan Beton dengan Pencampuran Lidi Kelapa 15%
Benda Uji Maximum Luas Kuat tekan umur 28 hari
Load Penampang (kgf/cm2)
(kgf) (cm2)

1 - - -

2 9200 225 40,87

3 9280 225 41,26

Rata-rata 41,07

Keterangan: () = Rusak

40,87+ 41,26
Rata-rata= = 41,07 kgf/cm
2

Berdasarkan hasil dari pengujian kuat tekan beton dengan


pencampuran Lidi Kelap 15% didapat hasil kuat tekan rata-rata pada
umur 28 hari adalah 41,07 kgf/cm2.

4. Kuat Tekan Beton Kontrol (Normal)


Tabel 31.Kuat Tekan Beton Kontrol (Normal)
Benda Maximum Luas Kuat tekan umur 28 hari
Uji Load (kgf) Penampang (kgf/cm2)
(cm2)

1 - - -

2 50610 225 224,9

3 49330 225 219,3

44
Rata-rata 222,1

. Keterangan: () = Rusak

224,9+ 219,3
Rata-rata= = 222,1 kgf/cm
2

Berdasarkan hasil dari pengujian kuat tekan beton Kontrol


(Normal) didapat hasil kuat tekan rata-rata pada umur 28 hari adalah
212,27 kgf/cm2.

Tabel 32. Hasil Kuat Tekan Rata-Rata Umur 28 Hari

No Persentase Pencampuran Lidi Hasil Kuat Tekan Rata-Rata Umur


. Kelapa 28 hari (kg/cm2)

1 5% 98,37
2 10% 91,32
3 15% 41,07
4 Beton Kontrol 222,1

Chart Title
250 Persentase
222.1 Pencampuran Lidi
200 Kelapa
150 Hasil Kuat Tekan Rata-
98.37 Rata pada Umur 28
91.32
100 hari (Kgf/cm2)
41.07
50
0.0% 5.0% 10.0% 15.0%
0 1 2 3 4
1 2 3 4

Gambar 5. Grafik Kuat Tekan Rata-Rata Beton Umur 28 Hari

5. Trent berat dan kuat Tekan Beton Kontrol (Normal)


Berdasarkan hasil berat benda uji serta kuat tekan yang telah
didapat, maka didapat trent % sebagai berikut:

Tabel 33. Hasil trent % Kuat Tekan Rata-Rata Umur 28 Hari

45
No Persentase Hasil Kuat Tekan Hasil Trent Kuat
. Pencampuran Rata-Rata Umur 28 tekan (%)
Lidi Kelapa hari (kg/cm2)

1 5% 98,37 44,29

2 10% 91,32 41,11

3 15% 41,07 18,49

4 Beton Kontrol 222,1 100

Rumus:

benda uji
Trent (%) = x 100
betonkontrol

98,37
1. Lidi Kelapa5% = x 100 = 44,29%
222,1
91,32
2. Lidi Kelapa10% = x 100 = 41,11%
222,1
41,01
3. Lidi Kelapa 15% = x 100 = 18,49%
222,1
222,1
4. Beton Kontrol = x 100 = 100%
222,1
Dari data tersebut mendapatkan hasil trent (%) kuat tekan paling
tinggi pada pencampuran Lidi Kelapa 5% yaitu 44,29%, berikut grafik
trent (%) kuat tekan beton:

46
Chart Title
120
100
Persentase Hasil trent % Kuat
100
Pencampuran Lidi Tekan Rata-Rata pada
80 Kelapa Umur 28 hari
60 (Kgf/cm2)
44.29
41.11
40
18.49
20
0.0%5.0% 15.0%
10.0%
0 1 2 3 4
1 2 3 4

Gambar 6. GrafikTrent%Kuat Tekan Rata-Rata Beton Umur 28 Hari

Tabel 34. Hasil trent(%) Berat Beton Rata-Rata Umur 28 Hari

No Persentase Hasil Berat Beton Hasil Trent Berat


. Pencampuran Rata-Rata Umur 28 Beton (%)
Lidi Kelapa hari (kg)

1 5% 7,53 95,56

2 10% 7,40 93,91

3 15% 6,42 81,47

4 Beton Kontrol 7,88 100

Rumus:
benda uji
Trent (%) = x 100
betonkontrol

7,53
1. Lidi Kelapa 5% = x 100 = 95,56%
7,88
7,40
2. Lidi Kelapa10% = x 100 = 93,91%
7,88
6,42
3. Lidi Kelapa 15% = x 100 = 81,47%
7,88
7,88
4. Beton Kontrol = x 100 = 100%
7,88

47
Dari data tersebut mendapatkan hasil trent (%) berat beton paling
berat pada pencampuran Lidi Kelapa 5% yaitu 95,56%, berikut grafik
dari trent (%) berat beton:

Chart Title
120
100 95.56 Persentase
100 Pencampuran Lidi
93.91
80 81.47 Kelapa
Hasil Trent (%)
60 Berat Beton
40
20
0.0% 5.0% 10.0% 15.0%
0 1 2 3 4
1 2 3 4

Gambar 7. Grafik Trent (%)Kuat Tekan Rata-Rata Beton Umur 28 Hari

E. Pembahasan
Berdasarkan dari hasil pengujian kuat tekanbeton dengan
pencampuran Lidi Kelapa 28, didapat variasi hasil dari 3 benda uji yang

48
berbeda. Hasil kuat tekan tersebut memperoleh hasil yang kurang baik,
dikarenakan dari hasil penelitian didapat penambahan lidi kelapa sebagai
bahan tambahan agregat pada beton menurunkan kuat tekan beton.Adapun
berat yang didapat lebih ringan dari beton normal.
Dalam pengujian ini, sebelum pembuatan benda uji terlebih dahulu
dilakukan pengujian terhadap material yang digunakan. Material yang
digunakan dalam pengujian ini yaitu split, pasir, dan Lidi Kelapa..
Hasil pengujian berat jenis pasir 2,3%,dan kerikil adalah 2,84%.
Hasil tersebut memenuhi syarat minimal 2,3 menurut SNI-1970-1990-F.
Untuk Pengujian kadar lumpur pasir 2,3%,dan kerikil adalah 1,41%. Hasil
tersebut memenuhi syarat maximum 5% menurut SII.0052.Untuk
pengujian daya serap kering nyata pasir memperoleh nilai 4,06%,
sedangkan daya serap SSD hasilnya yaitu 2,17%. Untuk daya serap kering
nyata kerikil memperoleh nilai 4,39%, sedangkan daya serap SSD kasilnya
yaitu 1,34%. Syarat standar maksimum untuk daya serap adalah 5%
menurut SNI-1970-1990-F. Keausan agregat dengan mesin Los Angeless
menunjukkan hasil 33,19%. Hasil memenuhi standar keausan agregat
<40%. Maka material yang telah diuji dapat dipergunakan sebagai material
campuran pembuatan beton karena memenuhi syarat dari standar yang
telah ditetapkan didalam SNI.
Setelah dilakukan pemeriksaan material, selanjutnya dilakukan
pembuatan benda uji. Kuat tekan beton dilakukan setelah beton berumur
28 hari. Berdasarkan hasil kuat tekan beton dengan kadar pencampuran
Lidi Kelapa 5%,10%, dan 15% memiliki kuat tekan lebih rendah dari
beton normal. Pada persentase pencampuran5% didapat kuat tekan 98,37
kgf/cm dengan trent (%) kuat tekan betonsebesar 44,29%, sedangkan
pada persentase pencampuran 10% didapat kuat tekan 91,32
kgf/cmdengan trent (%) kuat tekan sebesar 41,11% , sedangkan kuat
tekan rata-rata paling rendah pada persentase 15% yaitu 41,07 Kg/cm
dengan trent (%) kuat beton sebesar 18,49%. Berat rata-rata benda uji
beton paling tinggi pada pencampuran lidi kelapa pada 5% yaitu 7,53 kg

49
dengan trent (%) berat betonpada pencampuran lidi kelapa 5% yaitu
95,56%,dan rata-rata berat benda uji paling rendah pada pencampuran lidi
kelapa15% yaitu 6,41 kg dengan trent (%) berat beton pada pencampuran
Lidi Kelapa 15% yaitu 81,47%,. Jika beton kontrol dibandingkan dengan
beton kadarpencampuran Lidi Kelapa maka dapat dilihat terjadi
penurunankuat tekan dari212,27Kg/cm2 keangka 37,33Kg/cm2 pada
pencampuran Lidi Kelapa 15%yang merupakan penurunan kuat tekan
yang paling rendah. Semua benda uji tidak mampu melebihi mutu rencana
yaitu 225 Kgf/cm2. Dengan demikian pencampuran lidi kelapa sebagai
bahan tambah pada beton tidak baik untuk digunakan sebagai beton
kontruksi bangunan dikarenakan lidi kelapa dapat menurutkan kuat beton,
akan tetapi setelah dilakukan pengujian terdapat daya ikat lidi
mendapatkan daya ikat lidi kelapa sangat kuat terhadap semen dan lidi
kelapa tidak lapuk setelah perendaman selama 27 hari di bak air.

BAB V
PENUTUP

A. Kesimpulan
Setelah melakukan penelitian beton dengan pencampuran lidi kelapa,
maka pengaruh pencampuran lidi kelapa sebagai bahan pengganti pada
campuran beton dengan persentase 5%, 10%, dan 15% diperoleh berat beton
paling rendah pada persentase pencampuran lidi kelapa 15% yaitu 6,42 kg
yang merupakan beton yang paling ringan,akan tetapi pada pengujian kuat
tekan beton terjadi penurunan pada semua benda uji dengan pencampuran lidi
kelapa. Kuat tekan beton paling rendah terjadi pada persentase pencampuran
lidikelapa 15% yaitu 41,07Kg/cm2. Berdasarkan data tersebut dapat
disimpulkan pencampuran lidi kelapa sebagai bahan tambah pada beton tidak

50
baik untuk digunakan sebagai beton kontruksi bangunan dikarenakan lidi
kelapa dapat menurutkan kuat beton.

B. Saran
Berdasarkan pengujian yang telah dilakukan, penguji menyarankan
bahwa untuk membuat beton konstruksi lebih baik tambahkan campuran yang
bersifat menambah kuat tekan beton, tidak mengganti dari agregat tersebut.
Penggunaan bahan campuran lidi kelapa sebagai bahan pengganti ini tidak
bagus untuk dijadikan beton kontruksi dikarenakan lidi kelapa membuat nilai
kuat tekan beton berkurang, karena banyaknya pori pada beton dapat
menyebabkan rendahnya mutu beton. Sehingga diharapkan pada penelitian
selanjutnya bias menfaatkan lidi kelapa sebagai bahan penambah agregat
pada beton. Penambahan bahan organic lidi kelapa sebaiknya dibawah 5%
dari berat saja dan jika memotong lidi kelapa 2 cm sebaiknya hanya bahan
penambah agregat kasar saja bukan bahan pengganti.

DAFTAR PUSTAKA

Kemala, Muthia. (2015) Uji Kuat Tekan Beton Menggunakan Pasir Pantai
Sunur Pariaman. Padang: PA UNP
Mulyono, Tri. 2003. Teknologi Beton. Yogyakarta: Andi.

Nugraha, Paul dan Antoni. 2007. Teknologi Beton. Yogyakarta: Andi

Rani, Iskandar G. (2009).Teknologi Beton Teori dan Praktik. Padang: UNP Press.

SK SNI S-04-1989-F Tentang Spesifikasi Air Sebagai Bahan Bangunan.

SNI 03-XXXX-2002. Perancangan Adukan Beton Normal.

SNI 03-1947-1990. Tentang Kuat Beton.

Universitas Negeri Padang. (2014). Buku Panduan Penulisan Proyek Akhir.


Padang: UNP.

52
53

LAMPIRAN 1
54

LAMPIRAN 2
55

LAMPIRAN 3
56
57

LAMPIRAN 4

Pengujian Kadar Air danKeriki

Pengujian Kadar Lumpur PasirdanKerikil

PengujianZatOrganikPasir
58

PengujianBeratJenisPasirdanKerikil

PengujianDayaSerapPasir, Kerikil, danLidiKelapa


59

PengujianBerat Isi KerikildanPasir

Pengujian Analisa Ayakan Kerikil


60

Pembuatan Benda Uji

PengujianSlumpBeton

PengujianBerat Benda Uji


61

Pengujian Kuat Tekan Beton Umur 28 Hari

Kondisi Lidi Kelapa setelah dilakukan Pengujian Kuat Tekan


62

LAMPIRAN 5
63

LAMPIRAN 6
64
65

Anda mungkin juga menyukai