Anda di halaman 1dari 80

PENGARUH VARIASI CAMPURAN BAHAN BAKAR PERTALITE DAN

BIOETANOL TERHADAP PRESTASI MESIN DAN EMISI GAS BUANG


MESIN BENSIN 4-LANGKAH TECQUIPMENT TD201

(Skripsi)

Oleh

YUDA HELMI

FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG
2018
ABSTRAK

PENGARUH VARIASI CAMPURAN BAHAN BAKAR PERTALITE DAN


BIOETANOL TERHADAP PRESTASI MESIN DAN EMISI GAS BUANG
MESIN BENSIN 4-LANGKAH TECQUIPMENT TD201

Oleh

Yuda Helmi

Menurut Badan Pusat Statistik, pada tahun 2016 jumlah kendaraan bermotor di

Indonesia sebesar 128.503.267 unit, meningkat 5,86% dari tahun 2015.

Meningkatnya jumlah kendaraan ini berakibat ke semakin tingginya konsumsi

bahan bakar minyak di Indonesia, menurut BPH Migas pada tahun 2016 konsumsi

bahan bakar minyak jenis umum di Indonesia sebesar 48.655.005.967 liter atau

terjadi peningkatan sebesar 9,45% dari tahun 2015. Oleh sebab itu, perlu

dilakukannya upaya penghematan pemakaian bahan bakar. Salah satu upayanya

adalah dengan memanfaatkan penggunaan bioetanol sebagai campuran bahan

bakar pertalite.

Karena bioetanol memiliki nilai oktan yang tinggi dan kandungan oksigen yang

banyak sehingga diharapkan proses pembakaran semakin optimal dan prestasi

mesin yang dihasilkan semakin baik. Pada penelitian ini bahan bakar yang

digunakan yaitu pertalite (E0), campuran pertalite dan bioetanol dengan variasi

volume 5% (E5), 10% (E10) dan 15% (E15). Bahan bakar tersebut diuji
ii

menggunakan mesin bensin 4-langkah 1 silinder TecQuipment TD201 yang

terkopel dengan dinamometer tipe water brake dengan variasi putaran mesin 1500

rpm, 2000 rpm, 2500 rpm dan 3000 rpm. Pada pengujian emisi gas buang,

dilakukan pada putaran mesin 2500 rpm dengan bukaan katup beban dinamometer

0,5 putaran.

Berdasarkan hasil pengujian, penggunaan bioetanol sebagai campuran bahan

bakar pertalite terbukti mampu meningkatkan prestasi mesin dan mereduksi emisi

gas buang. Hal ini dapat terjadi karena adanya peningkatan nilai oktan dan

efisiensi termal pada campuran bahan bakar pertalite dan bioetanol sehingga

proses pembakaran pada ruang bakar lebih sempurna. Dari hasil pengujian

menunjukkan bahwa, peningkatan torsi dan daya engkol terbaik didapatkan saat

menggunakan bahan bakar campuran pertalite dan bioetanol 15% (E15) pada

putaran mesin 2500 rpm dan bukaan katup beban dinamometer 1 putaran, yaitu

sebesar 9,52% dan 10,4%. Penurunan konsumsi bahan bakar spesifik engkol

terbaik pada saat menggunakan bahan bakar campuran pertalite dan bioetanol

15% (E15) pada putaran mesin 2500 rpm dan bukaan katup beban dinamometer

0,5 putaran, yaitu sebesar 12,99%. Pada pengujian emisi gas buang, penurunan

kadar CO dan HC terbaik diperoleh pada saat menggunakan bahan bakar

campuran pertalite dan bioetanol 15% (E15), yaitu sebesar 48,46%, dan 47,71%.

Kata kunci : Bioetanol, pertalite, prestasi mesin, emisi gas buang


PENGARUH VARIASI CAMPURAN BAHAN BAKAR PERTALITE DAN
BIOETANOL TERHADAP PRESTASI MESIN DAN EMISI GAS BUANG
MESIN BENSIN 4-LANGKAH TECQUIPMENT TD201

Oleh

YUDA HELMI

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar


SARJANA TEKNIK

Pada

Jurusan Teknik Mesin


Fakultas Teknik Universitas Lampung

FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG
2018
RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan didesa Sarwodadi kecamatan Belitang III

kabupaten OKU Timur provinsi Sumatera Selatan pada

tanggal 07 Februari 1996. Penulis merupakan anak ketiga

dari empat bersaudara dari pasangan Bapak Helmi dan Ibu

Hayani. Penulis menyelesaikan pendidikan sekolah dasar di

SDN 2 Sidowaluyo, Belitang Mulya OKU Timur pada tahun 2007, pendidikan

menengah pertama di SMP Negeri 1 Belitang Madang Raya OKU Timur

diselesaikan pada tahun 2010, dan pendidikan menengah atas di SMK YPPB

Belitang OKU Timur program studi Teknik Mesin diselesaikan pada tahun 2013.

Penulis melanjutkan pendidikan di Universitas Lampung jurusan Teknik Mesin

pada tahun 2013 melalui jalur seleksi bersama masuk perguruan tinggi negeri

(SBMPTN).

Selama menjadi mahasiswa, penulis aktif di berbagai organisasi kemahasiswaan,

diantaranya Himpunan Mahasiswa Teknik Mesin (HIMATEM) menjabat sebagai

Kepala Divisi Advokasi periode 2015/2016 dan Badan Eksekutif Mahasiswa

Fakultas Teknik (BEM-FT) menjabat sebagai Kepala Dinas Internal dan Advokasi

periode 2016/2017. Pada tahun 2016, penulis telah melaksanakan kerja praktek

(KP) di PT. Bukit Asam (Persero) Tbk Bandar Lampung. Penulis juga telah

melaksanakan Kuliah Kerja Nyata Tematik (KKN-Tematik) pada tahun 2017


viii

sebagai koordinator mahasiswa di desa Banjar Agung Mataram kecamatan

Seputih Mataram kabupaten Lampung Tengah provinsi Lampung. Pada tahun

2017, penulis melakukan penelitian di bidang Konversi Energi dengan judul

“Pengaruh Variasi Campuran Bahan Bakar Pertalite Dan Bioetanol Terhadap

Prestasi Mesin Dan Emisi Gas Buang Mesin Bensin 4-Langkah TecQuipment

TD201”, dibawah bimbingan Bapak Ir. Herry Wardono, M.Sc., dan Bapak Dr.

Moh. Badaruddin, S.T., M.T.


Motto

“Dengan nama Allah Yang Maha Pengasih, Maha Penyayang”

“Hanya kepada Engkaulah kami menyembah dan hanya kepada


Engkaulah kami mohon pertolongan”
Persembahan

Segala Puji Bagi Allah SWT, Tuhan Semesta Alam.


Sholawat Serta Salam Selalu Tercurah Kepada Nabi Muhammad SAW.

Kupersembahkan karyaku ini sebagai tanda cinta & kasih sayang kepada:

Mamak & Papa, serta saudara-saudariku yang telah memberikan cinta, kasih
sayang, dukungan, semangat dan do’a kepadaku.

Para pendidik, yang telah memberikan ilmu dengan penuh rasa sayang dan
kesabaran, semoga menjadi amal jariyah yang terus mengalir.

Almamater Universitas Lampung.


SANWACANA

Segala puji bagi Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya

sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi ini. Sholawat serta

salam semoga selalu tercurah kepada Nabi Muhammad SAW yang telah

membawa perubahan luar biasa, menjadi uswatun khasanah di muka bumi ini.

Skripsi yang berjudul “Pengaruh Variasi Campuran Bahan Bakar Pertalite dan

Bioetanol Terhadap Prestasi Mesin Dan Emisi Gas Buang Mesin Bensin 4-

Langkah TecQuipment TD201” adalah salah satu syarat untuk memperoleh gelar

sarjana teknik pada Fakultas Teknik, Universitas Lampung. Penulis menyadari

bahwa terselesaikannya penyusunan skripsi ini tidak terlepas dari bantuan

berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis mengucapkan banyak terima kasih

kepada :

1. Bapak Prof. Dr. Suharno, M.Sc., selaku Dekan Teknik Universitas Lampung

beserta staff dan jajarannya yang telah memberikan bantuan kepada penulis

dalam menyelesaikan skripsi ini.

2. Bapak Ahmad Suudi, S.T., M.T., selaku Ketua Jurusan Teknik Mesin

Universitas Lampung yang telah memberikan kemudahan kepada penulis

dalam menyelesaikan skripsi ini.


xii

3. Bapak Ir. Herry Wardono, M.Sc., selaku Dosen Pembimbing I yang telah

memberikan tugas akhir kepada penulis serta bersedia meluangkan waktunya

untuk membimbing dan mengarahkan serta, memberikan perhatian sehingga

penulis dapat menyusun laporan skripsi ini menjadi lebih baik dan dapat

menyelesaikan studi S1.

4. Bapak Dr. Moh. Badaruddin, S.T., M.T., selaku Dosen Pembimbing II yang

telah bersedia meluangkan waktu untuk membimbing, memberikan masukan

guna membangun laporan skripsi ini menjadi lebih baik lagi.

5. Bapak Agus Sugiri, S.T., M.Eng., selaku Dosen Pembahas yang telah

memberikan masukan dan saran-saran membangun agar penulisan laporan ini

menjadi lebih baik lagi.

6. Kedua orang tuaku tercinta, Papa (Helmi) dan Mamak (Hayani) atas

perhatian, cinta dan kasih sayang yang telah diberikan serta doa yang tak ada

hentinya dilantunkan untuk kesuksesan penulis.

7. Kak Dedi, Yuk Reni dan Yuk Iin terima kasih atas bantuan, serta dukungan

motivasi yang tak henti-hentinya diberikan sehingga penulis dapat

menyelesaikan studi S1.

8. Bapak dan Ibu dosen Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Lampung

yang telah memberikan bekal ilmu pengetahuan kepada penulis sehingga

penulis mampu menyelesaikan program studi S1.

9. Cindy Puri Andini yang selalu memberi semangat, motivasi, saran dan selalu

bersedia meluangkan waktu untuk membantu dan berdiskusi selama penulis

menyelesaikan program studi S1.


xiii

10. Sahabat-sahabatku sekelik ikam Fachri Surya Nugraha, S.T, Adi Suprianto,

S.T, Nurcahya Nugraha, S.T, Rahmad Satria Wijaya, S.T, Rizki Rian Toni,

S.T, Tri bandrio, S.T yang banyak memberikan motivasi dan dorongan.

11. Teman-teman keluarga besar Teknik Mesin Angkatan 2013 yang selalu

menjadi rumah bagi penulis dan telah menemani selama masa-masa indah

perkuliahan.

12. Kakak-kakak dan adik-adik tingkat Teknik Mesin Universitas Lampung serta

teman-teman BEM-FT Universitas Lampung periode 2016/2017 terimakasih

atas kebersamaan dan do’anya.

13. Almamater Universitas Lampung tercinta.

14. Semua pihak yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

Penulis menyadari bahwa dalam penulisan ini masih terdapat kesalahan dan

kekurangan, oleh karena itu penulis memohon maaf yang sebesar-besarnya atas

kekurangan dan kekhilafan tersebut. Dengan segala kerendahan hati penulis

menerima saran, pendapat serta kritik yang membangun untuk kebaikan bersama.

Semoga skripsi ini dapat bermanfaat baik bagi penulis maupun bagi semua yang

membacanya. Semoga Allah SWT membalas amal baik yang telah membantu

dalam penulisan skripsi ini.

Bandar Lampung, 27 Februari 2018


Penulis,

Yuda Helmi
NPM 1315021070
DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK .............................................................................................................. i

LEMBAR PERSETUJUAN ................................................................................ iv

LEMBAR PENGESAHAN ...................................................................................v

LEMBAR PERNYATAAN ................................................................................. vi

RIWAYAT HIDUP ............................................................................................. vii

MOTTO ................................................................................................................ ix

PERSEMBAHAN...................................................................................................x

SANWACANA ..................................................................................................... xi

DAFTAR ISI....................................................................................................... xiv

DAFTAR TABEL ............................................................................................. xvii

DAFTAR GAMBAR........................................................................................ xviii

DAFTAR NOTASI............................................................................................ xxii

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah ............................................................................1

B. Tujuan Penelitian .......................................................................................6

C. Batasan Masalah ........................................................................................6

D. Sistematika Penulisan ................................................................................7


xv

II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Motor Bakar Torak ....................................................................................9

1. Motor Bensin (Otto)..........................................................................10

2. Motor Diesel .....................................................................................15

B. Bahan Bakar Hidrokarbon .......................................................................15

1. Bahan Bakar Bensin..........................................................................16

2. Bioetanol ...........................................................................................18

C. Proses Pembakaran ..................................................................................20

D. Emisi Gas Buang......................................................................................22

1. Hidrokarbon (HC).............................................................................22

2. Karbon Monoksida (CO) ..................................................................23

3. Nitrogen Oksida (NOX).....................................................................23

4. Karbon Dioksida (CO2) ....................................................................23

E. Penelitian Terdahulu ................................................................................24

F. Parameter Prestasi Mesin .........................................................................29

1. Torsi dan Daya..................................................................................29

2. Konsumsi Bahan Bakar Spesifik ......................................................30

III. METODOLOGI PENELITIAN

A. Alat dan Bahan Penelitian........................................................................31

1. Alat Penelitian...................................................................................31

2. Bahan Penelitian ...............................................................................35

B. Persiapan Penelitian .................................................................................38

1. Persiapan Bahan................................................................................38

2. Pengkondisian Alat ...........................................................................39


xvi

C. Prosedur Pengujian ..................................................................................40

1. Prosedur Pengujian Prestasi Mesin...................................................40

2. Prosedur Pengujian Emisi Gas Buang ..............................................44

3. Prosedur Penggantian Bahan Bakar..................................................45

D. Waktu dan Lokasi Penelitian ...................................................................46

E. Analisis Data............................................................................................47

F. Diagram Alir Prosedur Pengujian Prestasi Mesin ...................................48

G. Diagram Alir Prosedur Pengujian Emisi Gas Buang...............................49

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Pengaruh Variasi Bahan Bakar Terhadap Torsi........................................51

B. Pengaruh Variasi Bahan Bakar Terhadap Daya Engkol ...........................66

C. Pengaruh Variasi Bahan Bakar Terhadap Konsumsi Bahan Bakar Spesifik

Engkol (BSFC) .........................................................................................80

D. Pengaruh Variasi Bahan Bakar Terhadap Emisi Gas Buang ....................95

1. Pengaruh Variasi Bahan Bakar Terhadap Kadar Karbon Monoksida

(CO) Gas Buang Yang Dihasilkan......................................................96

2. Pengaruh Variasi Bahan Bakar Terhadap Kadar Hidro Karbon (HC)

Gas Buang Yang Dihasilkan ...............................................................98

V. SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan .................................................................................................100

B. Saran .......................................................................................................102

DAFTAR PUSTAKA .........................................................................................103

LAMPIRAN
DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1. Spesifikasi Bahan Bakar Jenis Bensin 90 (Pertalite) ......................................17

2. Komposisi Campuran Pertalite dan Bioetanol Tiap 1 Liter ............................39

3. Format Data Hasil Pengujian Prestasi Mesin..................................................43

4. Debit Air Rata-rata Bukaan Katup Beban Dinamometer................................44

5. Format Data Hasil Pengujian Emisi Gas Buang .............................................45

6. Waktu Pelaksanaan Penelitian ........................................................................47


DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

1. Langkah Hisap ................................................................................................11

2. Langkah Kompresi..........................................................................................12

3. Langkah Ekspansi ...........................................................................................12

4. Langkah Buang ...............................................................................................13

5. Diagram P-V Siklus Otto Motor Bensin 4 Langkah .......................................14

6. Mesin Bensin Kohler ......................................................................................32

7. Unit Instrumen VDAS ....................................................................................33

8. Software TecQuipment VDAS........................................................................34

9. Gelas Ukur ......................................................................................................34

10. Exhaust Gas Analizer Stargas 898..................................................................35

11. Pertalite ...........................................................................................................36

12. Bioetanol Absolut Kadar 99,39% ...................................................................36

13. Campuran Pertalite dan Bioetanol 5% ............................................................37

14. Campuran Pertalite dan Bioetanol 10% ..........................................................37

15. Campuran Pertalite dan Bioetanol 15% ..........................................................38

16. Diagram Alir Prosedur Pengujian Prestasi Mesin...........................................48

17. Diagram Alir Prosedur Pengujian Emisi Gas Buang ......................................49


xix

18. Grafik Pengaruh Bukaan Katup Beban Dinamometer Terhadap Torsi Pada

Putaran Mesin 1500 rpm .................................................................................51

19. Grafik Pengaruh Variasi Bahan Bakar Terhadap Torsi Pada Putaran Mesin

1500 rpm .........................................................................................................53

20. Grafik Pengaruh Bukaan Katup Beban Dinamometer Terhadap Torsi Pada

Putaran Mesin 2000 rpm .................................................................................55

21. Grafik Pengaruh Variasi Bahan Bakar Terhadap Torsi Pada Putaran Mesin

2000 rpm .........................................................................................................56

22. Grafik Pengaruh Bukaan Katup Beban Dinamometer Terhadap Torsi Pada

Putaran Mesin 2500 rpm .................................................................................58

23. Grafik Pengaruh Variasi Bahan Bakar Terhadap Torsi Pada Putaran Mesin

2500 rpm .........................................................................................................59

24. Grafik Pengaruh Bukaan Katup Beban Dinamometer Terhadap Torsi Pada

Putaran Mesin 3000 rpm .................................................................................61

25. Grafik Pengaruh Variasi Bahan Bakar Terhadap Torsi Pada Putaran Mesin

3000 rpm .........................................................................................................62

26. Grafik Pengaruh Variasi Bahan Bakar dan Putaran Mesin Terhadap Torsi

Pada Bukaan Katup Beban Terbaik (0,5) Putaran ..........................................63

27. Grafik Pengaruh Bukaan Katup Beban Dinamometer Terhadap Daya Engkol

Pada Putaran Mesin 1500 rpm ........................................................................66

28. Grafik Pengaruh Variasi Bahan Bakar Terhadap Daya Engkol Pada Putaran

Mesin 1500 rpm ..............................................................................................67

29. Grafik Pengaruh Bukaan Katup Beban Dinamometer Terhadap Daya Engkol

Pada Putaran Mesin 2000 rpm ........................................................................69


xx

30. Grafik Pengaruh Variasi Bahan Bakar Terhadap Daya Engkol Pada Putaran

Mesin 2000 rpm ..............................................................................................70

31. Grafik Pengaruh Bukaan Katup Beban Dinamometer Terhadap Daya Engkol

Pada Putaran Mesin 2500 rpm ........................................................................72

32. Grafik Pengaruh Variasi Bahan Bakar Terhadap Daya Engkol Pada Putaran

Mesin 2500 rpm ..............................................................................................73

33. Grafik Pengaruh Bukaan Katup Beban Dinamometer Terhadap Daya Engkol

Pada Putaran Mesin 3000 rpm ........................................................................75

34. Grafik Pengaruh Variasi Bahan Bakar Terhadap Daya Engkol Pada Putaran

Mesin 3000 rpm ..............................................................................................76

35. Grafik Pengaruh Variasi Bahan Bakar dan Putaran Mesin Terhadap Daya

Engkol Pada Bukaan Katup Beban Terbaik (0,5) Putaran..............................78

36. Grafik Pengaruh Bukaan Katup Beban Dinamometer Terhadap BSFC Pada

Putaran Mesin 1500 rpm .................................................................................80

37. Grafik Pengaruh Variasi Bahan Bakar Terhadap BSFC Pada Putaran Mesin

1500 rpm .........................................................................................................81

38. Grafik Pengaruh Bukaan Katup Beban Dinamometer Terhadap BSFC Pada

Putaran Mesin 2000 rpm .................................................................................84

39. Grafik Pengaruh Variasi Bahan Bakar Terhadap BSFC Pada Putaran Mesin

2000 rpm .........................................................................................................85

40. Grafik Pengaruh Bukaan Katup Beban Dinamometer Terhadap BSFC Pada

Putaran Mesin 2500 rpm .................................................................................87

41. Grafik Pengaruh Variasi Bahan Bakar Terhadap BSFC Pada Putaran Mesin

2500 rpm .........................................................................................................88


xxi

42. Grafik Pengaruh Bukaan Katup Beban Dinamometer Terhadap BSFC Pada

Putaran Mesin 3000 rpm .................................................................................90

43. Grafik Pengaruh Variasi Bahan Terhadap BSFC Pada Putaran Mesin 3000

rpm ..................................................................................................................91

44. Grafik Pengaruh Variasi Bahan Bakar dan Putaran Mesin Terhadap BSFC

Pada Bukaan Katup Beban Terbaik (0,5) Putaran ..........................................93

45. Grafik Pengaruh Variasi Bahan Bakar Terhadap Kadar Karbon Monoksida

(CO) Gas Buang Yang Dihasilkan..................................................................96

46. Grafik Pengaruh Variasi Bahan Bakar Terhadap Kadar Hidro Karbon (HC)

Gas Buang Yang Dihasilkan ...........................................................................98


DAFTAR NOTASI

Notasi Keterangan Satuan

τ Torsi N.m

Ẇb Daya engkol Watt

N Putaran mesin rpm

bsfc Konsumsi bahan bakar spesifik engkol kg/kWh

ṁbb Laju pemakaian bahan bakar kg/h

sgf Berat jenis bahan bakar kg/m3

v Volume bahan bakar m3

t Waktu pemakaian bahan bakar detik

E0 Bahan bakar pertalite

E5 Bahan bakar campuran pertalite-bioetanol 5%

E10 Bahan bakar campuran pertalite-bioetanol 10%

E15 Bahan bakar campuran pertalite-bioetanol 15%


I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Motor bakar torak atau motor pembakaran dalam (Internal Combustion

Engine) merupakan pesawat kalori yang mengubah energi kimia dari bahan

bakar menjadi energi mekanis. Energi kimia yang berasal dari bahan bakar

yang bercampur dengan udara terlebih dahulu diubah menjadi energi

panas/termal melalui pembakaran atau oksidasi, sehingga temperatur dan

tekanan gas pada saat pembakaran di dalam silinder meningkat. Gas hasil

pembakaran yang bertekanan tinggi di dalam silinder akan berekspansi dan

mendorong piston bergerak translasi sehingga menghasilkan gerak rotasi

poros engkol (crankshaft) sebagai keluaran mekanis dari motor.

Pada motor bakar torak hal yang sangat diperhatikan yaitu pada bahan bakar

yang digunakan. Bahan bakar merupakan kebutuhan utama dalam proses

pembakaran pada mesin untuk menghasilkan tenaga dari mesin itu sendiri.

Sehingga bahan bakar menjadi kebutuhan sehari-hari oleh masyarakat pada

umumnya yang mengakibatkan kelangkaan dari bahan bakar itu sendiri ,

dapat ketahui juga bahwa cadangan minyak bumi diseluruh dunia semakin

tahun semakin menipis sedangkan untuk memperbaharui minyak bumi

tersebut membutuhkan waktu yang sangat lama . Saat ini telah dilaporkan
2

bahwa lebih dari 62,3% minyak bumi dikonsumsi oleh transportasi khususnya

pada kendaraan pribadi (Wei dkk., 2014). Pada tahun 2016 konsumsi bahan

bakar minyak jenis umum di Indonesia sebesar 48.655.005.967 liter atau

meningkat 9,45% dari tahun 2015 yang sebesar 44.453.906.861 liter (BPH

Migas, 2017).

Peningkatan jumlah penggunaan bahan bakar minyak ini terjadi juga

disebabkan oleh semakin meningkatnya penggunaan kendaraan bermotor di

Indonesia dari tahun ketahun. Pada tahun 2016 jumlah kendaraan bermotor

sebesar 128.503.267 kendaraan meningkat 5,86% dari tahun 2015 yang

sebesar 121.394.185 kendaraan (BPS, 2017). Meningkatnya jumlah

penggunaan kendaraan ini juga berakibat ke semakin tingginya pencemaran

udara yang dapat mengakibatkan efek gas rumah kaca. Pada tahun 2014, total

emisi gas rumah kaca Indonesia telah mencapai 1.808 juta CO2e, dimana

sektor pertanian, kehutanan dan penggunaan lahan lainnya berkontribusi

sebesar 60,44% diikuti sektor energi dan transportasi sebesar 31,93%, sektor

limbah sebesar 5,44% dan sektor industri dan penggunaan produk sebesar

2,20% (BPS, 2017).

Sebagai bahan bakar, minyak bumi juga menyebabkan efek gas rumah kaca

akibat adanya karbondioksida (CO2), karbon monoksida (CO), nitrogen

oksida (NOX) dan hidrokarbon (HC) dari sisa pembakaran. Adapun berbagai

macam bahan bakar alternatif yang dapat dipergunakan untuk menanggulangi

permasalahan tersebut adalah gas alam, gas hidrogen, LPG (Liquefied

Petroleum Gas), biodiesel, nitrogen cair dan bioetanol. Dari semua jenis
3

bahan bakar alternatif tersebut salah satu yang dapat dimanfaatkan adalah

bioetanol. Bioetanol sendiri adalah etanol yang berasal dari tumbuh-

tumbuhan seperti singkong, jagung dan tebu. Pengenalan energi alternatif ini

juga merupakan upaya untuk mengurangi penggunaan bahan bakar minyak di

Indonesia. Oleh sebab itu, pemanfaatan bioetanol sebagai bahan bakar

terbarukan sangat baik jika dilakukan karena bioetanol sendiri memiliki nilai

oktan yang tinggi. Selain itu, bioetanol juga mampu mengurangi jumlah emisi

karbon monoksida (CO), penurunan emisi Nitrogen Oksida (NOx) serta

hidrokarbon dibandingkan dengan bahan bakar bensin biasa, yang

memungkinkan peningkatan rasio kompresi dan meningkatkan efisiensi

termal mesin (Turner dkk., 2010).

Penelitian mengenai penggunaan bioetanol sebagai campuran bahan bakar

terus di lakukan, adapun meliputi pengaruh berbagai variasi volume

campuran, variasi putaran mesin dan variasi mesin bensin yang digunakan.

Hasil dari penelitian-penelitian tersebut menunjukan peningkatan terhadap

prestasi mesin dan mampu mereduksi emisi gas buang yang dihasilkan.

Adapun penelitian sebelumnya adalah sebagai berikut :

1. Aryanto dan Sutjahjo pada tahun 2016 melaporkan bahwa pengaruh

campuran bioetanol dari limbah blotong dengan premium terhadap kinerja

dan emisi gas buang mesin dibandingkan dengan premium yang terbaik

terdapat pada bahan bakar campuran E15 dengan torsi meningkat sebesar

4,16%, daya efektif meningkat sebesar 3,19%, konsumsi bahan bakar

menurun sebesar 1,65%, konsumsi bahan bakar spesifik menurun sebesar

4,66%. Pada putaran idle kadar CO menurun sebesar 1,54% vol, kadar
4

HC menurun sebesar 74,00 ppm, kadar CO2 meningkat sebesar 12,70%

vol dan kadar O2 menurun sebesar 4,03% vol.

2. Winanda dan Sudarmanta pada tahun 2016 dalam penelitiannya mengenai

unjuk kerja dan durability mobil bensin 1497 cc menggunakan bahan

bakar campuran bensin dan bioetanol 5,10,15 % melaporkan bahwa

kenaikan tertinggi torsi rata-rata sebesar 4,2% pada E10, daya rata-rata

tertinggi pada E10 dengan kenaikan 2,96% dibanding bensin murni.

Penurunan SFC tertinggi terjadi pada E10 sebesar 7,92%. Bmep tertinggi

pada E10 sebesar 2,72%. Emisi gas CO terendah didapatkan oleh E10 dan

E15 dengan penurunan sebesar 15,30% . Emisi gas HC terendah

didapatkan oleh campuran E10 dengan penurunan sebesar 11.79%.

3. Liew dkk pada tahun 2014 dalam penelitiannya menggunakan 5 tipe

bahan bakar etanol dan gasolin yaitu RON95, E5, E10, E15 dan E20 pada

mesin bensin 1 silinder 4 langkah. Adapun hasil penelitian tersebut

dijelaskan bahwa pada analisis emisi, terjadi penurunan emisi CO dan HC

seiring dengan semakin tingginya konsentrasi etanol pada campuran

etanol dan gasoline. Pada bahan bakar E20 terjadi penurunan CO sebesar

45,33% dan HC 25,41%. Dengan menggunakan rasio campuran bahan

bakar yang sama, penurunan kadar CO dalam gas buang lebih banyak dari

pada penuruan kadar HC. Pada pengujian konsumsi bahan bakar, bahan

bakar yang konsumsinya paling sedikit adalah E20 yaitu sebesar 153,17

ml sedangkan konsumsi bahan bakar yang paling besar adalah pada saat

menggunakan bahan bakar RON95 sebesar 157,83 ml. Efisiensi mesin

meningkat dengan penambahan etanol pada bahan bakar karena rasio


5

kompresi yang lebih tinggi, pengurangan ketukan dan meningkatkan

efisiensi pembakaran.

4. Rahim dan Abdullah pada tahun 2016 dalam penelitiannya

membandingkan bahan bakar gasolin murni dengan campuran etanol dan

gasoline 5 dan 15% terhadap performa dan emisi mesin SI. Adapun hasil

penelitian tersebut dijelaskan bahwa hasil pengujian daya engkol

meningkat pada saat menggunakan campuran bahan bakar E15. CO

mengalami penurunan masing-masing sebesar 16,45% dan 48,145%

untuk E5 dan E15. Sementara itu, emisi CO2 meningkat masing-masing

22,74% dan 33,39% pada saat menggunakan E5 dan E15 dari pada saat

menggunakan bensin. Secara keseluruhan, ini membuktikan bahwa

campuran alkohol dan gasoline dapat meningkatkan efisiensi pembakaran

di dalam silinder.

Dari penelitian yang telah dilakukan diatas, disimpulkan bahwa penggunaan

bioetanol sebagai bahan bakar alternatif dapat memberikan dampak positif

dari sisi peningkatan prestasi mesin (torsi, daya engkol dan konsumsi bahan

bakar spesifik engkol) maupun penurunan konsentrasi emisi gas buang. Oleh

karena itu, pada penelitian ini dilakukan pengujian pengaruh variasi

campuran bahan bakar pertalite dan bioetanol menggunakan alat yaitu mesin

bensin 4-langkah TecQuipment TD201, dimana alat ini memiliki akurasi

pengambilan data yang dihasilkan sangat baik dan memiliki variasi beban

terhadap dinamometer. Selain itu, pertalite merupakan bahan bakar baru yang

sesuai dengan kebutuhan masyarakat di-Indonesia dan banyak digunakan saat

ini dengan nilai oktan 90. Sedangkan penggunaan bioetanol sebagai bahan
6

bakar didasari oleh sifat etanol murni yang mudah terbakar dan memiliki nilai

oktan yang tinggi. Penggunaan bioetanol juga mengacu pada besarnya potensi

produksi bioetanol di Provinsi Lampung, menurut Dinas ESDM Provinsi

Lampung pada tahun 2017 potensi produksi bioetanol di Provinsi Lampung

sebesar 1.861.605 kiloliter.

B. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari pelaksanaan dan penulisan proposal tugas akhir ini

adalah:

1. Untuk mengetahui perbandingan torsi, daya engkol dan konsumsi bahan

bakar spesifik engkol (bsfc) motor bensin menggunakan bahan bakar

pertalite (E0), campuran pertalite-bioetanol 5% (E5), 10% (E10) dan

15% (E15).

2. Untuk mengetahui perbandingan kandungan senyawa gas buang yang

dihasilkan motor bensin ketika menggunakan bahan bakar pertalite (E0),

campuran pertalite-bioetanol 5% (E5), 10% (E10) dan 15% (E15).

C. Batasan Masalah

Dalam penelitian tugas akhir ini penulis membatasi masalah pada :

1. Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah mesin bensin 4-langkah

TecQuipment TD201.

2. Bahan bakar yang digunakan adalah pertalite (E0) dan campuran bahan

bakar pertalite-bioetanol 5% (E5) 10% (E10) dan 15% (E15).


7

3. Parameter prestasi mesin yang diuji meliputi torsi, daya engkol, konsumsi

bahan bakar spesifik engkol (BSFC) dan emisi gas buang.

4. Senyawa gas buang yang diamati adalah karbon monoksida (CO) dan

hidrokarbon (HC).

5. Pengujian dilakukan dengan variasi putaran mesin 1500 rpm, 2000 rpm,

2500 rpm dan 3000 rpm.

6. Pengujian torsi dan daya engkol dilakukan pada dinamometer dengan

tekanan laju air 1 bar.

7. Alat uji emisi yang digunakan adalah Exhaust Gas Analyzer Stargas 898.

8. Pada penelitian ini tidak dilakukan pengujian terhadap nilai kalor bahan

bakar.

D. Sistematika Penulisan

Adapun sistematika penulisan dari penelitian tugas akhir ini adalah :

I. Pendahuluan

Berisikan tentang latar belakang, tujuan penelitian, batasan masalah dan

sistematika penulisian dari tugas akhir ini.

II. Tinjauan Pustaka

Tinjauan pustaka berisi tentang teori-teori dasar mengenai hal-hal yang

berkaitan dengan penelitian ini.

III. Metodologi Penelitian

Dalam metodologi penelitian berisikan alat dan bahan penelitian, persiapan

penelitian , prosedur pengujian, waktu dan lokasi penelitian dan diagram alir

penelitian.
8

IV. Hasil dan Pembahasan

Berisikan hasil penelitian dan pembahasan dari data-data yang diperoleh pada

pengujian menggunakan mesin bensin 4-langkah TecQuipment TD201.

Simpulan dan Saran

Berisikan hal-hal yang dapat disimpulkan dari hasil penelitian yang

didapatkan dan saran-saran yang ingin disampaikan dari penelitian ini.

Daftar Pustaka

Memuat referensi yang digunakan penulis untuk menyelesaikan laporan tugas

akhir.

Lampiran

Berisikan data-data pelengkap laporan penelitian tugas akhir ini.


II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Motor Bakar Torak

Motor bakar torak atau motor pembakaran dalam (Internal Combustion

Engine) merupakan pesawat kalori yang mengubah energi kimia dari bahan

bakar menjadi energi mekanis. Energi kimia yang berasal dari bahan bakar

yang bercampur dengan udara terlebih dahulu diubah menjadi energi

panas/termal melaluli pembakaran atau oksidasi, sehingga temperatur dan

tekanan gas pada saat pembakaran di dalam silinder meningkat. Gas yang

bertekanan tinggi didalam silinder akan berekspansi dan mendorong torak

bergerak translasi dan menghasilkan gerak rotasi poros engkol (crankshaft)

sebagai keluaran mekanis dari motor. Begitu pula sebaliknya, gerak rotasi

dari poros engkol akan menghasilkan gerak translasi pada torak sehingga

terjadi gerak bolak-balik dari torak didalam silinder. Disebut motor

pembakaran dalam karena terjadi proses pembakaran dari bahan bakar yang

berlangsung didalam motor bakar itu sendiri.

Motor pembakaran dalam banyak digunakan dalam berbagai aktivitas

manusia, baik sebagai motor penggerak untuk pompa air, generator, mesin

pemotong rumput maupun sebagai sarana transportasi untuk menunjang

mobilitas manusia dan barang (Kristanto, 2015). Motor bakar sendiri terbagi
10

menjadi 2 (dua) kelompok yaitu motor diesel dan motor bensin.

Perbedaannya terletak pada sistem penyalaan campuran udara bahan bakar,

dimana pada motor bensin campuran udara bahan bakar dibakar oleh loncatan

bunga api yang dipercikkan oleh busi atau sering disebut dengan Spark

Ignition Engine (SIE). Sedangkan pada motor diesel penyalaan campuran

udara bahan bakar terjadi karena kompresi yang tinggi didalam silinder yang

membuat bahan bakar terbakar ketika diinjeksikan oleh nozzle, atau dapat

disebut dengan Compression Ignition Engine (CIE). Disamping itu SIE dan

CIE juga dapat bekerja berdasarkan siklus 2 langkah dan siklus 4 langkah ,

dan umumnya pada saat ini lebih banyak menggunakan mesin dengan siklus 4

langkah (Ali dan Widodo, 2011).

1. Motor Bensin (Otto)

Motor bensin sendiri mempunyai pengertian motor dimana gas

pembakarnya berasal dari hasil campuran antara bensin dengan udara

dalam suatu perbandingan tertentu, sehingga gas tersebut terbakar dengan

mudah sekali didalam ruang bakar, apabila timbul loncatan bunga api

listrik tegangan tinggi pada elektroda busi (Wiratno dkk., 2012). Motor

bensin termasuk kedalam motor pembakaran dalam (internal combustion

engine), untuk membedakan motor bensin dan motor diesel dapat dilihat

dari motor bensin yang memiliki busi dan karburator.

a. Motor Bensin 4 Langkah

Motor bensin 4 langkah adalah mesin pembakaran dalam yang setiap

satu kali pembakaran bahan bakarnya memerlukan empat langkah

piston atau dua kali putaran poros engkol. Secara garis besarnya,
11

cara kerja dari motor bensin 4 langkah ini adalah pertama-tama gas

yang dihasilkan dari campuran bahan bakar dan udara yang

dihasilkan oleh karburator dihisap masuk kedalam silinder kemudian

dimampatkan dan dibakar. Akibat panas, gas tersebut mengembang

dan karena ruang didalam silinder terbatas maka tekanan didalam

silinder atau ruang bakar naik dan mengakibatkan terdorongnya

piston, piston yang terdorong akan meneruskan gerakan ke poros

engkol sehingga mengakibatkan poros engkol berputar. Secara

terperinci akan diuraikan masing-masing prosesnya, sebagai berikut :

1) Langkah Hisap

Pada langkah hisap ini, katup hisap terbuka dan katup buang

tertutup. Piston bergerak dari titik mati atas (TMA) ke titik mati

bawah (TMB), bergeraknya piston dari TMA ke TMB ini

mempunyai daya hisap yang kuat sehingga campuran udara

bahan bakar terhisap masuk kedalam ruang bakar.

Gambar 1. Langkah Hisap


(Cengel dan Boles, 2006)
12

2) Langkah Kompresi

Katup hisap dan katup buang tertutup, piston bergerak dari TMB

ke TMA maka volume silinder berkurang membuat tekanan

campuran bahan bakar meningkat.

Gambar 2. Langkah Kompresi


(Cengel dan Boles, 2006)

3) Langkah Ekspansi

Pada langkah ekspansi, katup hisap dan katup buang tertutup.

Beberapa saat sebelum piston mencapai TMA, atau pada akhir

langkah kompresi busi meloncatkan bunga api. Karena adanya

percikan bunga api ini sesaat kemudian bahan bakar terbakar.

Akibat dari terjadinya proses pembakaran, terjadi kenaikan

tekanan yang drastis dan mendorong piston dari TMA ke TMB.

Gambar 3. Langkah Ekspansi


(Cengel dan Boles, 2006)
13

4) Langkah Buang

Katup buang terbuka dan katup hisap tertutup. Piston bergerak

dari TMB ke TMA dan mendorong gas sisa pembakaran keluar

melalui saluran buang dan selanjutnya dibuang keudara atmosfir

melalui knalpot.

Gambar 4. Langkah Buang


(Cengel dan Boles, 2006)

b. Siklus Otto Motor Bensin 4 Langkah

Siklus otto adalah siklus ideal yang menerima panas yang terjadi

secara konstan ketika piston berada pada posisi TMA. Siklus otto

juga didefinisakan sebagai siklus ideal untuk motor bakar torak

dengan pengapian nyala bunga api pada mesin pembakaran, dengan

sistem pengapian ini, campuran udara dengan bahan bakar dibakar

dengan menggunakan percikan bunga api yang dihasilkan oleh busi.


14

Gambar 5. Diagram P-V Siklus Otto Motor Bensin 4 Langkah


(Cengel dan Boles, 2006)

Dari diagram P-V pada gambar 5 dapat dijelaskan bahwa

(Wiratmaja, 2010) :

1) Proses 0 – 1 adalah langkah hisap tekanan konstan yaitu

campuran bahan bakar dan udara yang dihisap kedalam silinder.

2) Proses 1 – 2 adalah langkah kompresi adiabatik reversible yaitu

campuran udara dan bahan bakar dikompresikan.

3) Proses 2 – 3 adalah proses pembakaran volume konstan,

campuran udara dan bahan bakar dinyalakan dengan bunga api.

4) Proses 3 – 4 adalah langkah ekspansi adiabatik reversible, kerja

yang ditimbulkan gas panas yang berekspansi.

5) Proses 4 – 1 adalah proses pembuangan panas pada volume

konstan, panas dibuang melewati dinding ruang bakar.

6) Proses 1 – 0 adalah proses pembuangan kalor, katup buang

terbuka maka gas sisa pembakaran terbuang keluar menuju ke

knalpot.

Proses lengkap dari siklus otto tersebut memerlukan empat langkah

dari torak dan dua kali putaran dari poros engkol.


15

2. Motor Diesel

Motor diesel atau sering disebut mesin penyalaan kompresi (Compression

Ignition Diesel) ditemukan pada tahun1892 oleh Rudolf Diesel. Mesin

diesel termasuk kedalam mesin pembakaran dalam yang dimana mesin ini

tidak membutuhkan loncatan dari bunga api listrik seperti pada motor

bensin. Prinsip kerja pembakaran motor diesel yaitu udara segar dihisap

masuk kedalam silinder atau ruang bakar kemudian udara tersebut

dikompresi oleh torak sehingga udara memiliki temperatur dan tekanan

yang tinggi, dan sebelum torak mencapai titik mati atas, bahan bakar

disemprotkan ke ruang bakar dan terjadilah pemabakaran (Nababan dkk.,

2013). Motor diesel ini memiliki efisiensi panas yang sangat tinggi, hemat

dari segi konsumsi bahan bakar, namun memiliki kecepatan lebih rendah

dibanding mesin bensin, getarannya sangat besar dan bersuara keras,

momen yang didapatkan dari motor diesel lebih besar, sehingga motor

diesel umumnya digunakan pada kendaraan penumpang, kendaraan niaga

dan sebagai motor penggerak lainnya.

B. Bahan Bakar Hidrokarbon

HC atau yang lebih dikenal dengan hidrokarbon adalah senyawa yang dimana

pada setiap molekulnya hanya mengandung hidrogen dan karbon yang dapat

dioksidasi atau dibakar untuk membentuk air (H2O) dan karbon dioksida

(CO2). Bahan bakar hidrokarbon ini mempunyai variasi berat dari karbon

mulai dari 83% sampai dengan 87% dan berat hidrogen mulai dari 11%
16

samapai dengan 14%. Pada umumnya bobot molekular dari komponen-

komponen yang lebih besar mempunyai temperature didih yang lebih tinggi.

1. Bahan Bakar Bensin

Gasoline atau bahan bakar bensin merupakan senyawa hidrokarbon cair

yang mudah menguap (volatile). Bensin sendiri terdiri dari senyawa

parafine, naptalene, aromatic, dan olefin yang mana bersama-sama

dengan beberapa senyawa organik lainnya dan kontaminan. Adapun

struktur molekul dari bensin adalah C4 – C9. Adapun karakteristik penting

dari bahan bakar hidrokarbon adalah volatilitas (penguapan), kandungan

energi dan nilai oktannya.

Volatilitas dari bensin tinggi dalam menguap sangat cepat sedangkan

bensin dengan volatilitas rendah lambat dalam menguap. Bensin yang

baik harus memiliki volatilitas yang tepat pada iklim yang tepat ketika

bensin tersebut digunakan. Angka oktan atau yang sering disebut RON

(Research Octane Number) adalah karateristik dari seberapa tahan bensin

terhadap ledakan prematur (premature detonation) atau ketukan

(knocking). Peringkat oktan didasarkan pada seberapan besar kemampuan

bahan bakar menahan ledakan. Semakin tinggi peringkat oktan,

semakin kecil kemungkinan untuk menghasilkan ledakan dini (pre-

ignition) (Pratama, 2016). Kecenderungan dari proses penyalaan ini akan

menimbulkan gejala ketukan (knocking). Motor dengan rasio kompresi

rendah dapat menggunakan bahan bakar dengan angka oktan lebih

rendah, tetapi motor berkompresi tinggi harus menggunakan bakan bakar


17

berkadar oktan tinggi untuk menghindari pengapian sendiri dan ketukan

(Kristanto, 2015). Salah satu bahan bakar minyak yang beredar

diIndonesia adalah pertalite. Pertalite adalah bahan bakar minyak jenis

baru yang diproduksi oleh Pertamina yang mana pertalite ini

diperkenalkan pertama kali oleh Pertamina pada juli tahun 2015. Pertalite

sendiri diklaim oleh Pertamina bahwa memiliki angka oktan atau research

octane number (RON) 90 yang berarti pertalite ini lebih baik dari pada

premium yang memiliki RON sebesar 88. Hasil penelitian dari Pratama

pada tahun 2016, pertalite memiliki nilai higher heating value (HHV)

sebesar 47.500,12 kJ/kg dan lower heating value sebesar 44.260,12 kJ/kg.

Berikut ini dapat dilihat spesifikasi dari pertalite menurut keputusan

Direktur Jendral Minyak dan Gas Bumi Kementrian Energi dan Sumber

Daya Mineral Republik Indonesia Direktorat Jendral Minyak dan Gas

Bumi Nomor : 313.K/10/DJM.T/2013 pada tabel 1.

Tabel 1. Spesifikasi Bahan Bakar Jenis Bensin 90 (Pertalite)

Batasan Metode Uji


No Karakteristik Satuan
Min. Maks. ASTM Lain
1 Bilangan Oktana
Angka Oktana Riset (RON) RON 90,0 - D 2699
Angka Oktana Motor (MON) MON Dilaporkan D 2700
2 Stabilitas Oksidasi menit 360 - D 525
D 2622
atau D
3 Kandungan Sulfur % m/m - 0,05 4294
atau
D7039
- Injeksi timbal
4 Kandungan Timbal (Pb) g/l tidak diijinkan D 3237
- Dilaporkan
Kandungan Logam (Mangan, IP
Tidak Terdeteksi D 3831
5 Besi) mg/l 74
6 Kandungan Oksigen % m/m - 2,7 D 4815
18

7 Kandungan Olefin % v/v D 1319


8 Kandungan Aromatik % v/v Dilaporkan D 1319
9 Kandungan Benzena % v/v D 4420
10 Destilasi
10% vol penguapan ◦C - 74
50% vol penguapan ◦C 88 125
D 86
90% vol penguapan ◦C - 180
Titik didih akhir ◦C - 215
Residu % vol - 2,0
11 Sedimen mg/l - 1 D 5452
mg/100
12 Unwashed gum ml - 70 D 381
mg/100
13 Washed gum ml - 5 D 381
D 5191
14 Tekanan Uap kPa 45 69 atau D
323
D 4052
15 Berat Jenis (pada suhu 15 ◦C) kg/m3 715 770 atau
D1298
16 Korosi bilah tembaga merit Kelas l D 130
%
17 Sulfur Mercaptan massa - 0,002 D 3227
18 Penampilan Visual Jernih dan terang
19 Bau Dapat dipasarkan
20 Warna Hijau
21 Kandungan Pewarna g/100 l - 0,13
Sumber : (Kementrian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia Direktorat
Jendral Minyak dan Gas Bumi)

2. Bioetanol

Bioetanol atau etanol (C2H5OH) adalalah bahan bakar terbarukan dari

jenis oksigenat (oxygenates). Bioetanol juga merupakan bahan bakar dari

tumbuh-tumbuhan yang memiliki sifat seperti bensin. Molekul dari etanol

sendiri memiliki satu atau lebih oksigen sehingga dapat memberikan

kontribusi dalam proses pembakaran. Produksi etanol sebagai bahan bakar

merupakan kombinasi dari proses biologi dan fisik, proses produksi

utamanya adalah fermentasi dari gula dan ragi, etanol kemudian

terkonsentrasi untuk tingkatan destilasi bahan bakar (Jeuland dkk., 2004).


19

Bahan baku pembuatan bioetanol terbagi menjadi 3 kelompok yaitu

(Pratama, 2016) :

a. Bahan Sukrosa

Bahan bahan yang termasuk kedalam kelompok ini antara lain nira,

tebu, nira nipati, nira sargum manis, nira kelapa, nira aren dan sari

buah mete.

b. Bahan Berpati

Bahan bahan yang termasuk kedalam kelompok ini adalah bahan-

bahan yang mengandung pati. Bahan tersebut antara lain, tepung-

tepung ubi goyang, jagung, sagu, bonggol pisang, ubi kayu, ubi jalar

dan lain-lain.

c. Bahan Berselulosa

Bahan berselulosa (lignoselulosa) artinya adalah bahan tanaman yang

mengandung selulosa (serat), antara lain kayu, jerami, batang pisang

dan lain- lain.

Bioetanol sendiri memiliki warna bening, tidak memiliki nilai toksisitas

yang tinggi, tidak terurai secara biologis dan memiliki emisi CO2 yang

rendah saat terbakar sehingga tidak mencemari lingkungan (Muin dkk.,

2015). Kandungan oksigen dalam bioetanol sendiri dapat mengoksigenasi

bahan bakar sehingga dapat terbakar secara sempurna. Sehingga

mengurangi emisi gas buang sisa pembakaran. Etanol mempunyai density

atau massa jenis sebesar 789 kg/m3 dan nilai kalor bawahnya sebesar

6380 kkal/kg (Hardjono, 2015). Kelebihan lainnya dari bioetanol adalah

memiliki nilai oktan yang tinggi yaitu sebesar 110 (Turner dkk., 2010).
20

C. Proses Pembakaran

Proses pembakaran dapat dijelaskan melalui reaksi dari kimia bahan bakar

dengan udara atau oksigen yang disebut dengan reaktan dan mengalami

proses kimia sambil melepaskan panas untuk membentuk produk dari

pembakaran. Pada motor bakar biasanya bahan bakar terbakar dengan udara

(oksigen), sedangkan nitrogen tidak ikut bereaksi. Oksigen adalah satu-

satunya unsur di dalam udara yang dibutuhkan untuk membakar molekul-

molekul bahan bakar (Wardono, 2004).

Elemen mampu bakar atau combustable substance yang utama adalah

hidrogen, carbon, dan oksigen. Sementara itu, nitrogen adalah gas lembam

yang tidak berpartisipasi dalam proses pembakaran. Selama proses

pembakaran, butiran minyak bahan bakar menjadi elemen komponennya,

yaitu hidrogen dan karbon akan bergabung dengan oksigen untuk membentuk

air, dan karbon bergabung dengan oksigen menjadi karbon dioksida. Jika

oksigen tidak cukup tersedia, maka sebagian dari karbon akan bergabung

dengan oksigen menjadi karbon monoksida. Akibat terbentuknya karbon

monoksida, maka jumlah panas yang dihasilkan hanya 30 persen dari panas

yang ditimbulkan oleh pembentukan karbon monoksida sebagaimana

ditunjukkan oleh reaksi kimia berikut (Wardono, 2004).

Reaksi cukup oksigen : C + O2 CO2 + 393,5 kJ (1)

Reaksi kurang oksigen : C + O2 CO + 110,5 kJ (2)


21

Dalam proses pembakaran sempurna atau dengan istilah lain pembakaran

stoikiometri, semua karbon yang terdapat dalam bahan bakar akan

membentuk karbondioksida (CO2) dan semua hidrogen akan membentuk air

(H2O). Karena setiap mol oksigen yang dibutuhkan untuk mengoksidasi

hidrokarbon perlu ditambah dengan 3,76 mol nitrogen, maka dapat dituliskan

persamaan pembakaran sempurna bahan bakar hidrokarbon umum dari

komposisi molukuler rata-rata CxHy, dengan udara sebagai berikut (Kristanto,

2015).

CxHy + z (O2 + 3,76 N2) aCO2 + bH2O + cN2 + dO2 (3)

Dalam pembakaran stoikiometri, diasumsikan bahan tidak ada kelebihan

oksigen dalam produk d=0. Air yang terbentuk dalam produk dapat dalam

fase uap atau cair, tergantung suhu dan tekanan dari produk pembakaran.

Secara lebih detail dapat dijelaskan bahwa proses pembakaran adalah proses

oksidasi (penggabungan) antara molekul-molekul oksigen (O) dengan

molekul-molekul (partikel-partikel) bahan bakar yaitu karbon (C) dan

hidrogen (H) untuk membentuk karbon dioksida (CO2) dan uap air (H2O)

pada kondisi pembakaran sempurna.

Disini proses pembentukan CO2 dan H2O hanya bisa terjadi apabila panas

kompresi atau panas dari pemantik telah mampu memisah/memutuskan

ikatan antar partikel oksigen (O-O) menjadi partikel “O” dan “O”, dan juga

mampu memutuskan ikatan antar partikel bahan bakar (C-H dan/atau C-C)

menjadi partikel “C” dan “H” yang berdiri sendiri. Baru selanjutnya partikel

“O” dapat beroksidasi dengan partikel “C” dan “H” untuk membentuk CO2
22

dan H2O. Jadi dapat disimpulkan bahwa proses oksidasi atau proses

pembakaran antara udara dan bahan bakar tidak pernah akan terjadi apabila

ikatan antar partikel oksigen dan ikatan antar partikel bahan bakar tidak

diputus terlebih dahulu (Wardono, 2004).

D. Emisi Gas Buang

Gas buang didefinisikan sebagai zat/unsur dari pembakaran didalam ruang

bakar yang dilepas keudara yang ditimbulkan oleh kendaraan bermotor. Gas

buang hasil dari pembakaran atau uap bahan bakar bensin ini dapat dibagi

menjadi tiga macam yaitu CO (carbon monoxide), HC (hydrocarbon) dan

NOx (nitrogen oxide). Bila bensin terbakar maka akan terjadi reaksi dengan

oksigen membentuk CO2 (carbon dioxide) dan H2O. Gas buang atau polutan

yang paling sering diperhatikan adalah CO, HC, CO2 dan O2. Dua gas yang

disebutkan terakhir bukan merupakan polutan tetapi terus diperhatikan karena

menjadi indikator efisiensi bahan bakar (Setiawan dan Romy, 2014).

1. Hidrokarbon (HC)

Hidro karbon adalah bahan bakar yang tidak terbakar selama proses

pembakaran di dalam ruang bakar. Adapun beberapa sumber dari emisi

hidrokarbon adalah rasio udara bahan bakar tidak stoikiometri,

pembakaran tidak sempurna, deposit karbon pada dinding ruang bakar

dan minyak yang terdapat pada dinding ruang bakar. Karena HC

merupakan sebagian bensin yang tidak terbakar, makin tinggi emisi HC


23

berarti tenaga mesin semakin berkurang dan konsumsi bahan bakar

semakin meningkat.

2. Karbon Monoksida (CO)

Emisi karbon monoksida (CO) pada motor pembakaran dalam

dikendalikan terutama oleh rasio udara/bahan bakar. CO dihasilkan

ketika motor beroperasi dengan rasio udara/bahan bakar kaya. Ketika

oksigen yang tersedia tidak cukup untuk mengubah seluruh karbon

menjadi karbon dioksida (CO2), beberapa bahan bakar tidak terbakar dan

beberapa karbon berakhir sebagai CO.

3. Nitrogen Oksida (NOX)

Nitrogen Oksida (NOx), merupakan emisi gas buang yang dihasilkan

akibat suhu kerja yang tinggi. Udara yang digunakan untuk pembakaran

sebenarnya mengandung unsur Nitrogen 80%. Pada temperatur tinggi

(>1370oC), Nitrogen bersatu dengan campuran bahan bakar dan

membentuk senyawa NOx. Motor dengan pembakaran miskin

cenderung beroperasi pada temperatur lebih tinggi yang dengan demikian

akan menghasilkan NOx.

4. Karbon Dioksida (CO2)

Karbon dioksida merupakan hasil pembakaran yang dinginkan pada

proses pembakaran, karena pada umumnya semakin tinggi CO2 yang

diperoleh maka semakin efisien operasi motor. Sebaliknya semakin

rendah kadar CO2 menandakan bahwa efisiensi pembakaran tidak bagus


24

dan berarti pula kinerja mesin tidak bagus. Akibatnya gas buang CO dan

HC berlebih dan konsumsi bahan bakar meningkat (Setiawan dan Romy,

2014).

E. Penelitian Terdahulu

Dalam penelitian Dika Dwi Aryanto dan Dwi Heru Sutjahjo (2016) yang

berjudul “Pengaruh Penggunaan Bioetanol Dari Limbah Blotong Sebagai

Campuran Premium Terhadap Kinerja Dan Emisi Gas Buang Mesin Honda

Supra X 125” menghasilkan kesimpulan sebagai berikut:

1. Pengaruh campuran bioetanol dari limbah blotong dengan premium

terhadap kinerja dan emisi gas buang mesin dibandingkan dengan

premium yang terbaik terdapat pada bahan bakar campuran E15 dengan

torsi meningkat sebesar 4,16%, daya efektif meningkat sebesar 3,19%,

konsumsi bahan bakar menurun sebesar 1,65%, konsumsi bahan bakar

spesifik menurun sebesar 4,66%.

2. Pada putaran idle kadar CO menurun sebesar 1,54% vol, kadar HC

menurun sebesar 74,00 ppm, kadar CO2 meningkat sebesar 12,70% vol

dan kadar O2 menurun sebesar 4,03% vol.

Dalam penelitian Pasca Hariyadi Winanda dan Bambang Sudarmanta (2016)

yang berjudul “Uji Unjuk Kerja dan Durability 5000 Km Mobil bensin 1497

Cc Berbahan Bakar Campuran Bensin-Bioetanol” menghasilkan kesimpulan

sebagai berikut :
25

1. Kenaikan tertinggi torsi rata-rata sebesar 4,2% pada E10, daya rata-rata

tertinggi pada E10 dengan kenaikan 2,96% dibanding bensin murni.

Penurunan SFC tertinggi terjadi pada E10 sebesar 7,92%. Bmep tertinggi

pada E10 sebesar 2,72%.

2. Emisi gas CO terendah didapatkan oleh E10 dan E15 dengan penurunan

sebesar 15,30% . Emisi gas HC terendah didapatkan oleh campuran E10

dengan penurunan sebesar 11.79%.

Dalam penelitian Eko Wahyu Rizaldi dan I Wayan Susila (2017) yang

berjudul “Uji Kinerja Sepeda Motor Honda Supra X 125 Dengan Campuran

Bioetanol Dari Limbah Durian dan Premium” menghasilkan kesimpulan

sebagai berikut :

1. Pengaruh campuran premium dan bioetanol dari limbah durian dapat

meningkatkan kinerja mesin. Campuran terbaik pada penelitian ini ada

pada E15 dengan meningkatkan torsi 6,01% dan torsi maksimal sebesar

1,07 kgf.m pada 5000 rpm, daya efektif meningkat 6,35% dan daya

maksimal sebesar 9,13 PS pada 7000 rpm,konsumsi bahan bakar menurun

7,97%, bmep meningkat 2,74 kg/cm2 pada 5500 rpm.

2. Pengaruh campuran premium dan bioetanol dari limbah durian dapat

menurunkan emisi gas buang mesin. Pada putaran idle, kadar CO sebesar

1,28 %vol, kada HC sebesar 49, 67 ppm dan kadar CO2 sebesar 12,40

%vol.
26

Dalam penelitian Tan Kee Liew, Lim Soo King, Low Chong Yu dan Chang

Seok Li (2014) yang berjudul “Engine Emission Analysis and Performance

Test With Ethanol-Gasoline Blended Fuel’ menghasikan kesimpulan sebagai

berikut :

1. Pada analisis emisi, terjadi penurunan emisi CO dan HC seiring dengan

semakin tingginya konsentrasi etanol pada campuran etanol dan gasoline.

Pada bahan bakar E20 terjadi penurunan CO sebesar 45,33% dan HC

25,41%. Dengan menggunakan rasio campuran bahan bakar yang sama,

penurunan kadar CO dalam gas buang lebih banyak dari pada penuruan

kadar HC.

2. Pada pengujian konsumsi bahan bakar, bahan bakar yang konsumsinya

paling sedikit adalah E20 yaitu sebesar 153,17 ml sedangkan konsumsi

bahan bakar yang paling besar adalah pada saat menggunakan bahan

bakar RON95 sebesar 157,83 ml. Efisiensi mesin meningkat dengan

penambahan etanol pada bahan bakar karena rasio kompresi yang lebih

tinggi, pengurangan ketukan dan meningkatkan efisiensi pembakaran.

Dalam penelitian V.S. Khumbar, D.G. Mali, P.H. Pandhare dan R.M. Mane

(2012) yang berjudul “Effect Of Lower Ethanol Gasoline Blends On

Performance And Emission Characteristics Of The Single Cylinder SI

Engine” menghasilkan kesimpulan sebagai berikut :

1. Pada variasi putaran 4000 sampai 6000 rpm telah terjadi peningkatan torsi

dan yang tertinggi diperoleh pada saat penggunaan E20 sebesar 4,77%

pada putaran 6000 rpm.


27

2. Konsumsi bahan bakar meningkat seiring dengan meningkatnya

kandungan campuran etanol pada gasoline.

3. Emisi HC dan CO berkurang pada semua variasi campuran karena

pembakaran CO yang lebih baik akan dikonversi menjadi CO2 dan

dengan demikian terjadi peningkatan pada emisi CO2.

Dalam penelitian Anh Tuan Hoang, Van Vang Le, Van Huong Dong, Quang

Vinh Tran (2017) yang berjudul “Engine performance and emission

characteristics of in-Vietnam motorcycles using biogasoline E10”

menghasilkan kesimpulan sebagai berikut :

1. Sifat fisik dan kimia E10 seperti bilangan oktan, suhu distilasi, dan

densitasnya serupa dengan RON 92. Namun, beberapa karakteristik

penting E10 adalah kandungan aromatik yang lebih rendah, kandungan

sulfur lebih rendah namun kandungan oksigen lebih tinggi dibandingkan

dengan RON 92.

2. Tenaga mesin meningkat 7% dan konsumsi bahan bakar menurun 4% saat

menggunakan bahan bakar biogasolin E10 (Etanol 10%) sebagai bahan

bakar.

3. Tingkat emisi gas buang berbahaya seperti komponen HC dan CO saat

menggunakan bahan bakar E10 cenderung berkurang, sedangkan

komponen CO2 dan NOx cenderung meningkat. Bila menggunakan E10

sebagai bahan bakar, emisi NOx tidak memenuhi persyaratan berdasarkan

peraturan saat ini (EURO II), oleh karena itu perlu dilakukan beberapa

penyesuaian kecil untuk mengurangi komponen emisi tersebut.


28

Dalam penelitian Asiah Ab. Rahim dan Nik Rosli Abdullah (2016) yang

berjudul “Effect Of Alcohol –Gasoline Blends (Ethanol) On Performance And

Emission Of SI Engine” menghasilkan kesimpulan sebagai berikut :

1. Hasil keseluruhan menunjukkan bahwa pada saat mesin beroperasi

dengan bahan bakar E15 dapat mengurangi emisi gas buang tanpa

mengorbankan performa mesin. Hasil pengujian daya engkol meningkat

pada saat menggunakan campuran bahan bakar E15. BSFC meningkat

dengan meningkatnya konsentrasi alkohol karena nilai kalori alkohol

yang lebih rendah dibandingkan dengan gasolin, yaitu 0,61% dan 2,96%

untuk E5 dan E15.

2. Semua campuran gasoline alkohol menghasilkan emisi CO yang lebih

rendah daripada bensin karena kandungan oksigen dalam etanol membuat

proses oksidasi CO yang lebih baik. Selain itu, faktor yang berkontribusi

terhadap gas CO yang lebih rendah adalah nilai karbon yang rendah pada

etanol dibandingkan dengan bensin dan peningkatan AFR dalam

campuran. CO mengalami penurunan masing-masing sebesar 16,45% dan

48,145% untuk E5 dan E15. Sementara itu, emisi CO2 meningkat masing-

masing 22,74% dan 33,39% pada saat menggunakan E5 dan E15 dari

pada saat menggunakan bensin. Secara keseluruhan, ini membuktikan

bahwa campuran alkohol dan gasoline dapat meningkatkan efisiensi

pembakaran di dalam silinder.


29

F. Parameter Prestasi Mesin

Prestasi mesin dapat disebut juga dengan unjuk kerja dari motor bakar

bensin. Prestasi mesin bergantung pada beberapa parameter diantaranya, torsi

dan daya serta konsumsi bahan bakar spesifik. Daya engkol menunjukkan

daya output yang berguna untuk menggerakkan sesuatu atau beban.

Sedangkan konsumsi bahan bakar spesifik engkol menunjukkan seberapa

efisien suatu mesin menggunakan bahan bakar yang disuplai untuk

menghasilkan kerja. Prestasi mesin sangat erat hubungannya dengan

parameter operasi, besar kecilnya harga parameter operasi akan menentukan

tinggi rendahnya prestasi mesin yang dihasilkan (Wardono, 2004).

1. Torsi dan Daya

Torsi dan daya adalah ukuran yang menggambarkan keluaran kinerja

motor bakar. Torsi menyatakan ukuran kemampuan dari motor untuk

melakukan kerja sedangkan daya adalah istilah yang digunakan untuk

menyatakan seberapa kerja yang dapat dilakukan dalam periode tertentu.

Dengan kata lain, jika torsi menentukan apakah suatu motor dapat

menggerakkan kendaraan melalui suatu rintangan, maka daya

menentukan seberapa cepat kendaraan mampu bergerak diatas rintangan

itu. Torsi dan daya engkol dapat dinyatakan melalui persamaan 4 dan 5.

Ẇ (4)
=
2 /60

2 (5)
Ẇ =
60
30

2. Konsumsi Bahan Bakar Spesifik

Dalam kinerja motor, konsumsi bahan bakar diukur sebagai laju aliran

massa bahan bakar per satuan waktu. Konsumsi bahan bakar spesifik

merupakan ukuran bagaimana motor menggunakan bahan bakar yang

tersedia secara efisien untuk menghasilkan kerja, yang dinyatakan sebagai

laju aliran massa bahan bakar per satuan keluaran daya. Untuk mencari

konsumsi bahan bakar spesifik engkol dapat digunakan persamaan 6.

ṁ (6)
=

Laju aliran bahan bakar (ṁbb) dapat diketahui dengan menggunakan

persamaan 7.

× (7)
ṁ = 3600
III. METODOLOGI PENELITIAN

A. Alat dan Bahan Penelitian

Adapun alat dan bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai

berikut :

1. Alat Penelitian

Adapun alat yang digunakan dalam penelitian ini sebagai berikut :

a. Motor Bensin 4 Langkah 1 Silinder

Dalam penelitian ini, mesin yang digunakan adalah motor bensin 4

langkah 1 silinder yang terkopel dengan dinamometer dengan sistem

pembebanan menggunakan laju air bertekanan 1 bar. Motor bensin ini

terdapat di Laboratorium Motor Bakar Universitas Lampung dengan

spesifikasi sebagai berikut:

Merk : Kohler

Dimensi : Lebar 500 mm, Tinggi 430 mm,

Kedalaman 400 mm

Tipe bahan bakar : Bensin tanpa timbal (Gasoline)

Sistem pengapian : Elektrik

Daya : 4,5 kW pada 3600 rev/min

2,2 kW pada 1800 rev/min


32

Diameter silinder : 70 mm

Langkah piston : 54 mm

Panjang batang piston : 84 mm

Kapasitas mesin : 208 cm3 (0,208 L) 208 cc

Rasio kompresi : 8,5 : 1

Mesin Kohler Dinamometer

Air Box Katup Beban

Gambar 6. Mesin Bensin Kohler

b. Unit Instrumen VDAS

Unit instrumen VDAS (versatile data acquisition system) merupakan

panel hasil dari pengukuran putaran mesin, torsi, daya, temperatur

udara lingkungan, temperatur gas buang, tekanan differential pada

airbox dan tekanan udara lingkungan.


33

Panel Air Box Panel Konsumsi Tangki Bahan


dan Exhaust Bahan Bakar Bakar

Panel Torsi, Tabung Bahan


Putaran dan Daya Bakar Otomatis

Gambar 7. Unit Instrumen VDAS

c. Software TecQuipment VDAS

Software tecquiment VDAS berguna untuk menampilkan hasil dari

perhitungan parameter pengujian prestasi mesin seperti putaran mesin,

torsi, daya engkol, konsumsi bahan bakar spesifik engkol, efisiensi

termal, efisiensi volumetrik, panas pembakaran, dan rasio udara bahan

bakar.
34

Gambar 8. Software TecQuipment VDAS

d. Gelas Ukur

Gelas ukur disini berguna untuk mengukur persentase campuran

bahan bakar pertalite dan bioetanol.

Gambar 9. Gelas Ukur


35

e. Exhaust Gas Analizer Stargas 898

Exhaust gas analizer stargas 898 disini digunakan untuk mengukur

kandungan emisi gas buang sisa pembakaran motor bensin.

Gambar 10. Exhaust Gas Analizer Stargas 898

2. Bahan Penelitian

Adapun bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai

berikut:

a. Pertalite

Pertalite adalah jenis bahan bakar yang baru diperkenalkan oleh

Pertamina pada tahun 2015 yang memiliki RON (research octane

number) sebesar 90 (Sumber: PT. PERTAMINA).


36

Gambar 11. Pertalite

b. Bioetanol

Bioetanol disini digunakan sebagai campuran bahan bakar pertalite

dengan kadar 99,39% (Sumber: PT. BRATACO).

Gambar 12. Bioetanol Absolut Kadar 99,39%


37

c. Campuran Pertalite dan Bioetanol 5%

Didalam campuran pertalite dan bioetanol 5% ini memiliki komposisi

tiap 1 liter sebesar 950 ml pertalite dan 50 ml bioetanol.

Gambar 13. Campuran Pertalite dan Bioetanol 5%

d. Campuran Pertalite dan Bioetanol 10%

Didalam campuran pertalite dan bioetanol 10% ini memiliki

komposisi tiap 1 liter sebesar 900 ml pertalite dan 100 ml bioetanol.

Gambar 14. Campuran Pertalite dan Bioetanol 10%


38

e. Campuran Pertalite dan Bioetanol 15%

Didalam campuran pertalite dan bioetanol 15% ini memiliki

komposisi tiap 1 liter sebesar 850 ml pertalite dan 150 ml bioetanol.

Gambar 15. Campuran Pertalite dan Bioetanol 15%

B. Persiapan Penelitian

Adapun persiapan dari penelitan yaitu sebagai berikut :

1. Persiapan Bahan

Setelah semua bahan disiapkan, selanjutnya bahan tersebut dicampur

menggunakan gelas ukur sesuai dengan komposisi campuran yang telah

ditentukan. Adapun proses pencampuran bahan bakar pertalite dan

bioetanol yang digunakan adalah sebagai berikut :

a. Menyiapkan bahan bakar pertalite dan bioetanol yang telah

didapatkan dari PT. PERTAMINA dan PT. BRATACO.


39

b. Mengukur volume campuran bahan bakar pertalite dan bioetanol yang

digunakan menggunakan gelas ukur. Untuk komposisi volume bahan

bakar dapat dilihat pada tabel 2.

c. Memasukkan bahan bakar pertalite dan bioetanol yang telah diukur

volumenya kedalam botol, yang selanjutnya dilakukan proses

pengadukan agar bahan bakar pertalite dan bioetanol tercampur secara

merata.

d. Menyimpan campuran bahan bakar pertalite dan bioetanol tersebut

selama satu malam sebelum digunakan, proses ini dilakukan agar

bahan bakar pertalite dan bioetanol lebih tercampur lagi.

Persentase campuran pertalite dan bioetanol dapat dilihat pada table 2.

Tabel 2. Komposisi Campuran Pertalite dan Bioetanol Tiap 1 Liter

Variasi Pertalite Bioetanol


E0 (Pertalite) 1000 ml 0 ml
E5 (Bioetanol 5%) 950 ml 50 ml
E10 (Bioetanol 10%) 900 ml 100 ml
E15 (Bioetanol 15%) 850 ml 150 ml

2. Pengkondisian Alat

Sebelum memulai pengujian terlebih dahulu melakukan pengkondisian

alat-alat yang digunakan, adapun pengkondisiannya meliputi :

a. Mengisi tangki air sampai penuh, air disini yang digunakan sebagai

beban pada dinamometer.

b. Mengganti oli mesin dengan yang baru.


40

c. Membersihkan karburator dari kotoran sisa bahan bakar, agar proses

pencampuran bahan bakar dan udara didalam karburator semakin

baik.

C. Prosedur Pengujian

Adapun prosedur pengujian dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Prosedur Pengujian Prestasi Mesin

Adapun prosedur pengujian prestasi mesin pada penelitian ini sebagai

berikut :

a. Menyiapkan peralatan uji yaitu tecquipment TD201 dan instrumen

VDAS.

b. Memasang selang bahan bakar ke unit pengukur laju aliran bahan

bakar sesuai dengan yang diinginkan. Pada pengujian ini digunakan

pengukuran aliran bahan bakar otomatis, selanjutnya menggeser

tungkai/tuas pada panel instrumen VDAS untuk volume bahan bakar

8 ml.

c. Menghubungkan unit komputer dan instrumen VDAS ke arus listrik.

d. Mengisi tangki bahan bakar dengan bahan bakar yang ingin

digunakan, dengan terlebih dahulu mengosongkan sisa bahan bakar

pada tangki dan selang bahan bakar, bahan bakar yang digunakan

yaitu E0, E5, E10 dan E15.

e. Memperhatikan dan memastikan tidak ada udara yang terjebak di

dalam saluran selang bahan bakar.


41

f. Mengeluarkan udara dari saluran selang bahan bakar jika terdapat

udara yang terjebak, karena dapat menyebabkan pengambilan data

waktu pemakaian bahan bakar tidak akurat.

g. Menghidupkan pompa air dan memastikan laju aliran air pada tekanan

1 bar.

h. Membuka katup air yang menuju ke dinamometer sebesar ½ (setengah

putaran).

i. Menghidupkan komputer dan instrumen VDAS serta menghubungkan

instrumen VDAS ke komputer dengan cara menghubungkan kabel

USB ke port USB pada komputer.

j. Membuka aplikasi tecquipment VDAS pada komputer.

k. Mengkalibrasi torsi dan tekanan kotak udara dengan cara menekan

dan menahan tombol pada zero torsi dan air box pressure sampai

angka indikator berubah menjadi 0 (nol) pada panel instrumen VDAS.

l. Menyetel penggunaan bahan bakar pada aplikasi tecquipment VDAS

pada menu fuel flow – rate data source pilih otomatis ADA (DVF1).

m. Mengisi data fuel density pada menu aplikasi tecquipment VDAS. Jika

bahan bakar E0 sebesar 742 kg/m3, E5 sebesar 744 kg/m3, E10 sebesar

746 kg/m3 dan E15 sebesar 749 kg/m3.

n. Mengisi data fuel calorific value pada menu aplikasi tecquipment

VDAS. Jika bahan bakar E0 sebesar 44,3 MJ/kg, E5 sebesar 43,4

MJ/kg, E10 sebesar 42,5 MJ/kg dan E15 sebesar 41,7 MJ/kg.

o. Mengisi data pada menu aplikasi tecquipment VDAS yaitu pada

menu, engine capacity yaitu 208 cc , number of cycle yaitu 4, dan


42

orifice diameter yaitu 18,5 mm sesuai dengan spesifikasi mesin yang

digunakan.

p. Menghidupkan mesin dan memanaskan mesin, tujuan memanaskan

mesin adalah untuk menyiapkan mesin dalam kondisi kerja.

q. Proses pengambilan data prestasi mesin.

1) Melakukan langkah a sampai dengan p.

2) Mengkondisikan putaran mesin pada 1500 rpm ± 50 rpm dengan

bukaan katup beban dinamometer ½ putaran.

3) Menunggu torsi sampai dengan stabil dan hasil dari calculated

parameters muncul pada menu aplikasi.

4) Merekam data sebanyak 5 kali dengan cara membuka menu

pada aplikasi tecquipment VDAS yaitu menu start timed data

acquition.

5) Mengisi pada menu timed data capture berupa interval 1 detik

dan berhenti pada 4 detik, lalu klik OK, maka perekaman data

dimulai.

6) Membuka katup beban dinamometer 1 putaran, mengakibatkan

beban dinamometer semakin bertambah sehingga torsi

meningkat dan putaran mesin turun, selanjutnya menggeser tuas

gas sampai putaran mesin kembali 1500 rpm ± 50 rpm.

7) Menunggu torsi sampai dengan stabil dan hasil dari calculated

parameters muncul pada menu aplikasi.


43

8) Merekam data sebanyak 5 kali dengan cara membuka menu

pada aplikasi tecquipment VDAS yaitu menu start timed data

acquition.

9) Mengisi pada menu timed data capture berupa interval 1 detik

dan berhenti pada 4 detik, lalu klik OK, maka perekaman data

dimulai.

10) Menambah bukaan katup beban pada dinamometer sebesar ½

putaran dan merekam data pada tiap-tiap bukaan katup beban

hingga mencapai torsi puncak pada putaran mesin 1500 rpm.

11) Mengulangi langkah 1 sampai dengan 10 untuk tiap-tiap putaran

mesin yaitu 1500, 2000, 2500, 3000 rpm dengan variasi tiap-tiap

bahan bakar yaitu E0, E5, E10 dan E15.

Format data hasil pengujian prestasi mesin dapat dilihat pada tabel 3.

Tabel 3. Format Data Hasil Pengujian Prestasi Mesin

Jenis Mesin : Kohler


Bahan Bakar :
Beban (bukaan katup
Hasil Pengujian dinamometer)
0,5 1 1,5 2 2,5
a. Putaran mesin, rpm
b. Fuel density, kg/m3
c. Fuel calorific value, MJ/kg
d. Torsi, N.m
e. Daya engkol, W
f. Konsumsi bahan bakar spesifik
engkol, kg/kWh
44

Pada pengujian prestasi mesin terdapat variasi bukaan katup beban

dinamometer. Adapun debit air rata-rata yang mengalir dari masing-

masing bukaan katup beban dinamometer yang digunakan dapat dilihat

pada tabel 4.

Tabel 4. Debit Air Rata-rata Bukaan Katup Beban Dinamometer

Bukaan Katup Beban Debit Rata-rata 5 kali


Dinamometer percobaan (ml/menit)
0,5 Putaran 469
1 Putaran 851
1,5 Putaran 1198
2 Putaran 1510
2,5 Putaran 1748

2. Prosedur Pengujian Emisi Gas Buang

Adapun prosedur pada pengujian emisi gas buang adalah sebagai berikut:

a. Memanaskan mesin kurang lebih selama 5 menit agar mesin dalam

kondisi siap kerja.

b. Menghubungkan exhaust gas analizer stargas 898 ke arus listrik.

c. Menghidupkan tombol switch exhaust gas analizer stargas 898 yang

berada dibelakang alat.

d. Memilih menu gas analysys pada menu exhaust gas analizer stargas

898.

e. Memilih menu measurment pada menu exhaust gas analizer stargas

898.

f. Memilih menu standar test pada menu exhaust gas analizer stargas

898. Selanjutnya unit stargas 898 secara otomatis melakukan


45

warming up kurang lebih selama 60 detik, kemudian melakukan auto

zero secara otomatis yang berfungsi untuk mereset data dari awal.

g. Menghidupkan mesin dan mengatur putaran mesin pada 2500 rpm

dengan beban dinamometer pada bukaan katup 0,5.

h. Memasukkan probe sensor kedalam kenalpot.

i. Menunggu sampai angka dilayar exhaust gas analizer stargas 898

sampai stabil.

j. Mencetak hasil pengujian pada exhaust gas analizer stargas 898.

k. Melakukan pengujian dengan variasi bahan bakar yaitu pertalite dan

campuran bahan bakar pertalite dan bioetanol 5%, 10%, 15%, dengan

pengulangan pengujian sebanyak 3 kali.

Format data hasil pengujian emisi gas buang dapat dilihat pada tabel 5.

Tabel 5. Format Data Hasil Pengujian Emisi Gas Buang

Putaran Mesin (rpm) Pada Bukaan Katup (0,5)


Exhaust Gas
Pertalite E5 E10 E15
CO (%)
HC (ppm)
Catatan : Pada pengujian ini putaran mesin dan bukaan katup diambil
yang terbaik.

3. Prosedur Penggantian Bahan Bakar

Setelah dilakukan pengujian prestasi mesin dan emisi gas buang dengan

salah satu jenis bahan bakar, selanjutnya dilakukan prosedur penggantian

bahan bakar yang telah digunakan, agar bahan bakar yang diuji berikutnya

tidak tercampur dengan sisa bahan bakar yang telah diuji sebelumnya,
46

sehingga data yang dihasilkan akurat. Adapun prosedur dalam

penggantian bahan bakar adalah sebagai berikut :

a. Mengosongkan tanki bahan bakar sampai dengan benar-benar tidak

terdapat sisa bahan bakar didalam tanki.

b. Mengosongkan bahan bakar yang terdapat pada selang bahan bakar

yang menuju karburator.

c. Mengosongkan bahan bakar yang masih terdapat didalam karburator

dengan cara membuka baut yang terdapat dibawah karburator.

d. Mengisi kembali bahan bakar yang diuji kedalam tanki bahan bakar.

e. Menghidupkan mesin selama kurang lebih 5 menit sebelum dilakukan

pengujian, agar pada pengujian berikutnya bahan bakar yang terbakar

benar-benar telah berganti.

D. Waktu dan Lokasi Penelitian

Dalam penelitian ini pengujian prestasi mesin dan emisi gas buang dengan

menggunakan mesin bensin 4-langkah TecQuipment TD201 dilakukan di

Laboratorium Motor Bakar Universitas Lampung, sedangkan untuk waktu

pelaksanaan penelitian dilakukan dalam waktu 4 bulan yaitu di mulai dari

bulan September 2017 sampai dengan Desember 2017. Untuk rincian

pelaksanaan kegiatan penelitian dapat dilihat pada tabel 6.


47

Tabel 6. Waktu Pelaksanaan Penelitian

September Oktober November Desember


No Kegiatan
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1 Studi Literatur
Pesiapan Alat
2 dan Bahan
Pengujian
Pengujian dan
3 Pengambila
Data
Pengolahan
4
Data
Pembuatan
5
Laporan Akhir

E. Analisis Data

Data yang didapatkan dari hasil pengujian, selanjutnya dianalisa dan disajikan

dalam bentuk grafik sehingga diperoleh variasi campuran bahan bakar

pertalite dan bioetanol terbaik pada prestasi mesin dan emisi gas buang motor

bakar.
48

F. Diagram Alir Prosedur Pengujian Prestasi Mesin

Adapun dalam pengujian prestasi mesin dapat dijelaskan melalui diagram alir

yang ditunjukkan pada gambar dibawah ini :

Mulai

Pertalite Bioetanol

Pencampuran
Pertalite + Bioetanol

Pertalite (E0)
Campuran Pertalite - Bioetanol E5, E10, E15

Pengujian prestasi mesin (torsi, daya engkol,


konsumsi bahan bakar spesifik engkol)

Variasi putaran mesin (rpm) : 1500, 2000, 2500, 3000

Bukaan katup beban dinamometer (putaran) : (1500 rpm : 0,5,


1, 1,5, 2, 2,5), (2000 dan 2500 rpm : 0,5, 1, 1,5, 2), (3000 rpm :
0,5, 1, 1,5)

Data Hasil

Analisis Data

Hasil dan Pembahasan

Simpulan

Selesai

Gambar 16. Diagram Alir Prosedur Pengujian Prestasi Mesin


49

G. Diagram Alir Prosedur Pengujian Emisi Gas Buang

Adapun dalam pengujian emisi gas buang dapat dijelaskan melalui diagram

alir yang ditunjukkan pada gambar dibawah ini :

Mulai

Pertalite Bioetanol

Pencampuran
Pertalite + Bioetanol

Pertalite (E0)
Campuran Pertalite - Bioetanol E5, E10, E15

Pengujian emisi gas buang (CO


dan HC)

Putaran mesin 2500 rpm

Bukaan katup beban


dinamometer 0,5 putaran

Data Hasil

Analisis Data

Hasil dan Pembahasan

Simpulan

Selesai

Gambar 17. Diagram Alir Prosedur Pengujian Emisi Gas Buang


V. SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Setelah didapatkan data hasil pengujian, maka dapat diberikan kesimpulan

sebagai berikut :

1. Penggunaan bioetanol sebagai campuran bahan bakar pertalite dengan

variasi volume sebesar 5%, 10%, 15% terbukti mampu meningkatkan

torsi dan daya engkol motor bensin, serta dapat menghemat konsumsi

bahan bakar dan mereduksi emisi gas buang sisa pembakaran.

2. Peningkatan torsi terbesar adalah pada saat menggunakan campuran

bahan bakar pertalite dan bioetanol 15% (E15) dan 10% (E10), pada

putaran mesin 2500 rpm dan bukaan katup beban dinamometer 1 putaran,

dimana torsi yang dihasilkan meningkat 9,52% dan 8,79% dari pada saat

menggunakan bahan bakar pertalite (E0).

3. Peningkatan daya engkol terbesar adalah pada saat menggunakan

campuran bahan bakar pertalite dan bioetanol 15% (E15) dan 10% (E10),

pada putaran mesin 2500 rpm dan bukaan katup beban dinamometer 1

putaran, dimana daya engkol yang dihasilkan meningkat 10,4% dan

9,11% dari pada saat menggunakan bahan bakar pertalite (E0).

4. Penghematan konsumsi bahan bakar spesifik engkol (BSFC) yang terbaik

adalah pada saat menggunakan campuran bahan bakar pertalite dan


101

bioetanol 15% (E15) dan 10% (E10), pada putaran mesin 2500 rpm dan

bukaan katup beban dinamometer 0,5 putaran, dimana penghematan

BSFC sebesar 12,99% dan 12,06% dari pada saat menggunakan bahan

bakar pertalite (E0).

5. Penurunan kadar CO dan HC terbesar diperoleh pada saat menggunakan

campuran bahan bakar pertalite dan bioetanol 15% (E15) dan 10% (E10) ,

dengan penurunan sebesar 48,46%, dan 34% untuk kadar CO serta

47,71% dan 42,85% untuk kadar HC.

6. Dari keseluruhan pengujian prestasi mesin dan emisi gas buang yang

telah dilakukan, yang terbaik adalah pada saat menggunakan campuran

bahan bakar pertalite dan bioetanol 10% (E10) dan 15% (E15), karena

dapat meningkatkan prestasi mesin dari semua variasi putaran dan

bukaan katup beban dinamometer yang diujikan, serta dapat mereduksi

emisi gas buang sisa pembakaran. Dimana, pada E10 peningkatan torsi

total sebesar 66,69%, daya engkol total sebesar 61,82%, bsfc total

sebesar 92,01%, CO 34% dan HC 42,85%. Pada E15 peningkatan torsi

total sebesar 48,512%, daya engkol total sebesar 56,54%, bsfc total

sebesar 82,83%, CO 48,46% dan HC 47,71%.


102

B. Saran

Adapun saran yang dapat penulis berikan untuk kelanjutan penelitian ini

adalah :

1. Menggunakan variasi putaran mesin yang lebih banyak agar dapat

diketahui bagaimana hasil pengujian bahan bakar pertalite dan campuran

pertalite - bioetanol pada masing-masing putaran mesin yang diujikan.

2. Menggunakan variasi campuran bahan bakar pertalite dan bioetanol yang

lebih spesifik untuk dapat mengetahui campuran mana yang lebih baik

dalam peningkatan prestasi mesin dan mereduksi emisi gas buang.

3. Dilakukan pengaplikasian pada sepeda motor.


DAFTAR PUSTAKA

Ali, Buchari., Eman Slamet Widodo. 2011. Analisis Unjuk Kerja Mesin Sepeda

Motor Type”X” 115 CC Sistem Karburator Dengan Menggunakan

Bahan Bakar Premium Dan Campuran Premium Ethanol (10,15,20)

%. Program Studi Teknik Mesin FTI-ISTN. UPN Veteran. Jakarta.

Aryanto, Dika Dwi., Dwi Heru Sutjahjo. 2016. Pengaruh Penggunaan Bioetanol

Dari Limbah Blotong Sebagai Campuran Premium Terhadap Kinerja

Dan Emisi Gas Buang Mesin Honda Supra X 125. JTM. Vol 04, No

03 : 135-146. Pendidikan Teknik Mesin Otomotif. Universitas Negeri

Surabaya. Surabaya.

Badan Pengatur Hilir Minyak Dan Gas Bumi. Konsumsi BBM Nasional Per

Tahun. http://www.bphmigas.go.id/konsumsi-bbm-nasional. Diakses

pada 17 Agustus 2017.

Badan Pusat Statistik Indonesia. 2017. Statistik Indonesia 2017. BPS. Jakarta.

Badan Pusat Statistik Indonesia. 2017. Statistik Lingkungan Hidup Indonesia

2017. BPS. Jakarta.


104

Cengel, A. Yunus., Michael A. Boles. 2006. Thermodynamics an Engineering

Approach Fifth Edition in SI Units Mc Graw Hiil Book Company :

Singapore.

Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral Provinsi Lampung. 2017. Peta Potensi

Bioethanol Provinsi Lampung. Bandar Lampung. Lampung.

Hardjono, A. 2015. Teknologi Minyak Bumi. Gadjah Mada University Press.

Yogyakarta 55281. 207 halaman.

Hoang, Anh Tuan, Van Vang Le, Van Huong Dong dan Quang Vinh Tran. 2017.

Engine performance and emission characteristics of in-Vietnam

motorcycles using biogasoline E10. Journal Of Applied Sciences

Research. Vol 13, No 4 : 18-26.

Jeuland, N, X. Montagne dan X. Gautrut. 2004. Potentiality Of Ethanol as a Fuel

For Dedicated Engine. Oil & Gas Science and Technology-Rev. IFP,

Vol 59 , No 6 : 559-570.

Kementerian Energi Dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia Direktorat

Jenderal Minyak Dan Gas Bumi. 2013. Surat Keputusan Direktur

Jenderal Minyak Dan Gas Bumi Nomor. 313.K/10/DJM.T/2013

Tentang Standar Dan Mutu (Spesifikasi) Bahan Bakar Minyak Jenis

Bensin 90 Yang Dipasarkan Dalam Negeri.

migas.esdm.go.id/public/images/uploads/posts/gerbang-345-3.pdf. Dia

kses pada 24 Agustus 2017.


105

Khumbar, V.S, D.G. Mali, P.H. Phandare dan R.M. Mane. 2012. Effect Of Lower

Ethanol Gasoline Blends On Performance And Emission

Characteristics Of The Single Cylinder SI Engine. International

Journal of Instrumentation, Control and Automation (IJICA). Vol 1,

Iss 3,4 : 51-54.

Kristanto, Philip. 2015. Motor Bakar Torak :Teori & Aplikasinya. CV Andi

Offset (Penerbit Andi). Yogyakarta 55281. 246 halaman.

Liew, Tan Kee, Lim Soo King, Low Chong Yu dan Chang Seok Li. 2014. Engine

Emission Analysis and Performance Test With Ethanol-Gasoline

Blended Fuel. European International Journal of Science and

Technology. Vol 3, No 7 : 9-22.

Muin, Roosdiana, Italiana Hakim dan Ahmad Febriyansyah. 2015. Pengaruh

Waktu Fermentasi Dan Konsentrasi Enzim Terhadapa Kadar

Bioetanol Dalam Proses Fermentasi Nasi Aking Sebagai Substrat

Organik. Jurnal Teknik Kimia. Vol 21, No 3 : 59-69. Jurusan Teknik

Kimia. Universitas Sriwijaya. Indralaya Ogan Ilir.

Nababan, Hotlan M, Himsar Ambarita dan Tulus B. Sitorus. 2013. Studi Kinerja

Mesin Otto Menggunakan Bahan Bakar Bensin Dan Etanol 96%.

Jurnal e-Dinamis. Vol 4, No 4 : 251-264. Departemen Teknik Mesin.

Universitas Sumatera Utara. Medan.


106

Pratama, M. Hafiz. 2015. Uji Eksperimental Pengaruh Penambahan Bioetanol

Pada bahan bakar Pertalite Terhadap Unjuk Kerja Motor Bakar

Bensin. Skripsi. Universitas Sumatera Utara. Medan.

Rahim, Asiah Ab., Nik Rosli Abdullah. 2016. Effect Of Alcohol –Gasoline Blends

(Ethanol) On Performance And Emission Of SI Engine. ARPN

Journal of Engineering and Applied Sciences. Vol 11, No 20 : 11898-

11901.

Rizaldi, Eko Wahyu., I Wayan Susila.2017. Uji Kinerja Sepeda Motor Honda

Supra X 125 Dengan Campuran Bioetanol Dari Limbah Durian dan

Premium. JTM. Vol 05, No 02 : 43-51. Pendidikan Teknik Mesin

Otomotif. Universitas Negeri Surabaya. Surabaya.

Setiawan, Agus., Romy. 2014. Pengaruh Variasi Putaran Mesin, Komposisi

Campuran Bioetanol Dan Tipe Vacum Tube Terhadap Konsumsi

Bahan Bakar Dan Komposisi Gas Buang Pada Motor Bakar Bensin

Empat Langkah Satu Silinder. Jom FTeknik. Vol 1, No 2 : 1-14.

Jurusan Teknik Mesin. Universitas Riau. Pekanbaru.

Turner, Dale, Hongming Xu, Roger F. Cracknell, Vinod Natarajan dan Xiangdong

Chen. 2011. Combustion Performance Of Bio-ethanol At Various

Blend Ratios In Gasoline Direct Injection Engine. Fuel 90 : 1999-

2006.

Wardono, Herry. 2004. Modul Pembelajaran Motor Bakar 4-Langkah. Bandar

Lampung: Jurusan Teknik Mesin - Universitas Lampung.


107

Wei, Haiqiao, Dengquan Feng, Gequn Shu, Mingzhang Pan, Yubin Guo, Dongzhi

Gao dan Wei Li. 2014. Experimental Investigation On The

Combustion And Emissions Characteristics Of 2-Methylfuran

Gasoline Blend Fuel In Spark-Ignition Engine. Applied Energy 132:

317-324.

Winanda, Pasca Hariyadi., Bambang Sudarmanta. 2016. Uji Unjuk Kerja dan

Durability 5000 Km Mobil bensin 1497 Cc Berbahan Bakar

Campuran Bensin-Bioetanol. Jurnal Teknik ITS. Vol 5, No 2 : B-678-

B-683. Jurusan Teknik Mesin. Institut Teknologi Sepuluh Nopember.

Surabaya.

Wiratmaja, I Gede. 2010. Analisa unjuk kerja motor bensin akibat pemakaian

biogasoline. Jurnal Ilmiah Teknik Mesin CakraM. Vol 4, No 1 : 16-

25. Jurusan Teknik Mesin. Universitas Udayana. Bali.

Wiratno, Tego, Samsudi Rahardjo dan Joko Suwignyo. 2012. Perhitungan Daya

Dan Konsumsi Bahan Bakar Motor Bensin Yamaha LS 100 CC.

TRAKSI. Vol 12, No 2 : 58-75. Teknik Mesin. Universitas

Muhammadiyah Semarang. Semarang.

Anda mungkin juga menyukai