(Skripsi)
Oleh
JESI TIASTUTI
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG
2016
ABSTRAK
Oleh
JESI TIASTUTI
By
JESI TIASTUTI
Oleh
JESI TIASTUTI
Skripsi
Pada
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG
2016
RIWAYAT HIDUP
Lampung diselesaikan pada tahun 2011 dan pada tahun 2011 penulis diterima
Material Teknik Mesin. Penulis juga aktif dalam organisasi Himpunan Mahasiswa
Teknik Mesin (HIMATEM) sebagai anggota Bidang Dana dan Usaha (2013-
2014). Selain itu Penulis juga mengikuti organisasi Badan Eksekutif Mahasiswa
PLTP ULU BELU (UNIT 1 & UNIT 2 255 MW) Lampung pada tahun 2014
dengan mengambil studi kasus mengenai Perhitungan Unjuk Kerja Turbin Uap
Unit 1 di PT. PLN (PERSERO) PLTP ULU BELU TANGGAMUS. Pada Bulan
September 2015 penulis mulai melakukan Tugas Akhir (TA) dengan konsentrasi
Material, dengan judul Analisis Perambatan Retak Fatik Baja AISI 1020 di
hidupmu
(Jesi Tiastuti)
Dengan Kerendahan
Hati
Dan
harapan menggapai
Ridho-Nya kupersembahkan
karya kecilku ini untuk
Adikku Satu-Satunya
Keluarga Besar
Penulis
Teman-teman
seperjuangan
penulis Mesin
2011
Almamater tercinta
SOLIDARITY FOREVER
i
SANWACANA
skripsi ini sebagai salah satu syarat untuk mencapai gelar Sarjana Teknik pada
disampaikan kepada Nabi Muhammad SAW yang akan kita nantikan syafaatnya
Skripsi dengan judul Analisis Perambatan Retak Fatik Baja AISI 1020 Ini dapat
diselesaikan berkat partisipasi, bantuan, dukungan dan doa dari berbagai pihak.
1. Kedua Orang Tuaku, Bapak dan Mamak tercinta, atas segala nasehat yang
telah diberikan, atas semua kasih sayang yang tulus, atas segala pengorbanan
anaknya, serta air mata doa yang tulus yang terus menerus mengalir untuk
mendoakan anak-anaknya.
2. Adikku tercinta Dwiki Prasetyo yang selalu memberikan doa dalam setiap
langkahku.
3. Bapak Drs. Andri Budiman, M.M. dan Ibu Tuti Aminah, S.Pd, yang telah
4. Bapak Mahruri, S.Ag dan ibu Hindun Tati Chosiah, S.E, yang telah
5. Bapak Prof. Suharno, M.S., M.Sc., Ph.D. selaku Dekan Fakultas Teknik
Universitas Lampung.
6. Bapak Ahmad Suudi, S.T., M.T. selaku Ketua Jurusan Teknik Mesin
Universitas Lampung.
9. Bapak Nafrizal S.T., M.T selaku dosen pembahas yang telah menyempatkan
ini.
10. Bapak Dr. Irza Sukmana, S.T., M.T. selaku Koordinator Tugas Akhir yang
11. Seluruh Dosen Jurusan Teknik Mesin atas ilmu yang diberikan selama penulis
melaksanakan studi, baik materi akademik maupun teladan dan motivasi untuk
12. Pak Marta, Pak Wanto, Pak Dadang, Pak Nanang serta seluruh Staf
13. Febrio Martha Mustafa, S.Sos dan Rr. Retno Nurswitar Dwiyanti, S.E. yang
14. Rr. Sekarlangit Jingga Nurtavisha Robbano yang telah memberi inspirasi dan
15. Keluarga Besar Hi. Suhud yang telah memberikan dukungan dan semangat.
16. Sahabat tersayang funtastic four, Budi Tri Utami, S.T., Beby Theta Dertiny,
Ratih Safria Handrika, S.T., yang selalu ada buat penulis dalam keadaan suka
dan duka.
17. Bang Juni Eko Purnomo, S.T, yang selalu memberi semangat, motivasi,
sudah menjadi kakak terbaik dari penulis masuk kuliah sampai lulus.
18. Temen seperjuangan sekaligus keluarga besarku Teknik Mesin 2011, Yudi
Lamputra, Ahmad Syarif, A. Fadly Wira Putra, Andicha Aulia Putra, Ryan
Ikhwan, Adi Ernadi, Hari, A. Kurniawan Purga, Fahmi Reza, Panli M.E, Dika
Akut Yunanta, Rizki Irawan, Rizki Dwi Printo, M. Husein Manaloe, Benny
Faisal Yamin, Eko Alan Pratama, Wisnu Ismoyo, Andreas Pasca, Ferli Yoga
Kurniansyah, Rifqi serta saudara-saudara mesin 2011 yang lainnya yang tidak
bisa disebutkan namanya satu persatu yang telah membantu penulis dalam
19. Ali Mustofa, Terimakasih sudah menjadi musuh terbaik penulis dari Maba
20. Ria Pratiwi, S.P yang telah menjadi sahabat terbaik penulis.
21. Abang- Abang alumni (bang Evans, bang ameng dan abang-abang yang tidak
dapat disebutkan namanya satu persatu), yang selalu memberi dukungan dan
semangat.
22. Abang-abang tercinta Mesin 2009 Agus Rantaujaya, Irvan, Wawan, Ari,
Ronal, Lambok, Solihin, Iqbal, Thovic, Acong, Bowo, Mei, Rizal, Tunas, Eko,
Lingga, Willi, Ardian serta abang-abang yang lainnya yang tidak bisa
24. Adek-adek tercinta Mesin 2013 Yuda Helmi, Riki Andriyanto, Ahmed, Yogi,
25. Hadi Ari Wijaya, terimakasih atas semua bantuan, doa dan semangat serta
adek-adek Mesin 2014 Rizwan, Riki Yakub, Bayu dkk yang tidak bisa
26. Cewek-cewek Mesin Unila (mbak Rabiah, Dara, Intan, Anggun, Vivi, Izma,
27. Adek-Adek Mesin 2012 dan 2015 Yang tidak dapat penulis sebutkan namanya
satu persatu.
29. Keluarga Besar Teknik Mesin UBL, UM Metro, Unimal dan ATP Pringsewu.
v
30. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan namanya satu persatu, yang
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan skripsi ini masih banyak kekurangan.
Oleh sebab itu, penulis mengharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun
dari semua pihak. Penulis berharap skripsi ini bermanfaat bagi semua yang
Wassalamualaikum Wr. Wb
Penulis,
Jesi Tiastuti
vi
DAFTAR ISI
Halaman
SANWACANA ............................................................................................ i
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang............................................................................................................1
B. Tujuan............................................................................................................................2
C. Batasan Masalah.........................................................................................................3
D. Sistematika Penulisan...............................................................................................3
C Kekuatan tarik.............................................................................................................10
D Fatik...............................................................................................................................12
D. Prosedur Pengujian................................................................................................24
A. Pengujian tarik........................................................................................................29
V. PENUTUP
A. Simpulan.....................................................................................................................46
B. Saran.............................................................................................................................47
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
viii
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
4.2 Data hasil uji perambatan retak fatik baja AISI 1020...........................................34
ix
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
4.18 Pola perambatan retak fatik baja AISI 1020 selama pengujian fatik...............45
1
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Fatik merupakan salah satu jenis kerusakan atau kegagalan yang diakibatkan
oleh beban yang berulang-ulang. Ada tiga fase di dalam kerusakan yang
Fenomena fatik ini biasanya terjadi karena adanya beban dinamis dan adanya
takikan pada material. Fatik sangat bergantung dengan faktor takikan karena
juga akan semakin tinggi. Kerusakan akibat fatik banyak terjadi di dunia
teknik. Biasanya kerusakan ini terjadi karena disebabkan dengan adanya cacat
atau retakan dan juga adanya pembebanan pada saat beroperasi (Hasan,
2007). Retak yang terjadi akan semakin bertambah panjang dan retakan ini
dipengaruhi efek rasio beban perambatan retak fatik di dekat wilayah ambang
frekuensinya juga besar. Selain itu, menurut hasil penelitian Penghui, dkk
(2014) perilaku perambatan retak fatik pada baja butir kasar memiliki
resistensi lebih besar dibandingkan dengan baja butir halus. Ukuran butir
material.
metode Paris law. Dalam penelitian ini material yang digunakan adalah baja
AISI 1020 yang banyak digunakan dalam berbagai aplikasi dan komponen-
komponen teknik.
B. Tujuan Penelitian
C. Batasan Masalah
m
metode Paris; = C (k) .
D. Sistematika Penulisan
I. PENDAHULUAN
setelah pengujian.
V. PENUTUP
DAFTAR PUSTAKA
Tugas Akhir.
LAMPIRAN
Bahan logam pada jenis besi merupakan material yang paling sering
digunakan dalam membuat paduan logam lain untuk mendapatkan sifat bahan
yang diinginkan. Baja karbon terdiri dari besi dan karbon, karbon merupakan
unsur pengeras besi yang paling efektif dan murah. Oleh karena itu,
seperti Mn, P, Cu, S dan Si. Adapun pengaruh unsur paduan pada bahan baja
karbon adalah :
1. Carbon (C)
Karbon pada baja dapat meningkatkan kekuatan dan kekerasan tetapi jika
2. Mangan (Mn)
dapat sebagai paduan dan tidak mempengaruhi sifat baja, dengan kata lain
6
mangan tidak memberikan pengaruh yang besar pada struktur baja dalam
memiliki sifat kuat dan kenyal. Selain itu mangan juga dapat mencegah
terjadinya hot shortness (kegetasan pada suhu tinggi) terutama pada saat
3. Phospor (P)
Unsur ini membuat baja mengalami retak dingin (cold shortness) atau
getas pada suhu rendah, sehingga tidak baik untuk baja yang diberi beban
benturan pada suhu rendah. Tetapi efek baiknya adalah dapat menaikkan
fluiditas yang membuat baja mudah dirol panas. Kadar phospor dalam
4. Sulfur (S)
Sulfur dapat menjadikan baja getas pada suhu tinggi, karena itu dapat
5. Silicon (Si)
silikon menentukan beberapa bagian dari karbon yang terkait dengan besi
7
yang keras dengan besi, sehingga dapat dikatakan silikon diatas 3,2%
Baja dengan kandungan karbon < 0,3, memiliki kekuatan sedang dengan
laut. Baja karbon rendah ini memiliki ketangguhan dan keuletan tinggi
akan tetapi memiliki sifat kekerasan dan ketahanan aus yang rendah.
Baja ini mengandung karbon antara 0,30% sampai dengan 0,60%. Baja
baja karbon sedang memiliki sifat mekanis yang lebih kuat dengan tingkat
kekerasan yang lebih tinggi daripada baja karbon rendah. Besarnya karbon
perkakas, baut, poros, engkol, roda gigi, ragum, pegas, dan lain-lain
Baja yang mengandung karbon antara 0,70% sampai dengan 1,5%. Baja
karbon tinggi memiliki sifat tahan panas, kekerasan serta kekuatan tarik
yang sangat tinggi akan tetapi memiliki keuletan yang lebih rendah
sehingga baja karbon ini menjadi lebih getas. Baja karbon ini sulit diberi
tinggi sehingga tidak akan memberikan hasil yang optimal pada saat
Pemilihan baja AISI 1020 karena baja ini banyak dipakai dalam pembuatan
yang dapat diperoleh dari baja AISI 1020 (matweb.com, 2016) adalah sebagai
berikut :
Unsur %
Carbon 0.17-0.23
Mangan 0.3-0.6
Pospor 0.04
Sulfur 0.05
Fe 99.08 99.53
Nama Satuan
Tensile strength 420 Mpa
Yield strength 350 Mpa
Elongation 15 %
Modulus elastisitas 200 Gpa
hardness 111 HB
AISI 1020 diberi nama menurut standar American Iron and Steel Institude
(AISI) dimana angka 1xxx menyatakan baja, angka 10xx menyatakan jenis
S
10
C. Kekuatan Tarik
bahan uji. Bahan uji adalah bahan yang akan digunakan sebagai konstruksi,
Sifat mekanik yang dapat diketahui berdasarkan kurva pengujian tarik yang
u = Pmaks
..............................................................................................
(2.1)
Ao
Dimana :
2
A0 : Luas penampang awal (mm )
Sifat mekanik yang lain adalah kekuatan luluh yang diberi simbol yield.
sering digunakan untuk sifat ini adalah kekuatan luluh offset di tentukan oleh
dengan garis yang sejajar dengan elastis offset kurva regangan tertentu. Di
Amerika Serikat offset biasanya ditentukan sebagai regangan 0,2 atau 0,1
D. Fatik
Fatik atau kelelahan adalah kerusakan material yang diakibatkan oleh adanya
tegangan yang berfluktuasi yang besarnya lebih kecil dari tegangan tarik
Apabila suatu logam dikenai tegangan berulang maka logam tersebut akan
patah pada tegangan yang jauh lebih rendah dibandingkan dengan tegangan
berulang.
3. Patah
menahan beban yang terakhir kali. Pada tahap ini penjalaran retak yang
1. Karakteristik makro
2. Karakteristik mikro.
Perambatan retak adalah tahap kedua dari ketiga tahap proses kegagalan atau
kerusakan. Dalam tahap ini retak tumbuh dan menjalar hingga mencapai
batas kritis (critical size). Dari data perambatan retak suatu prediksi umur
1. Mengontrol tegangan
permukaan.
(http://luvlyly4.wordpress.com, 2009).
15
da/dN yang merupakan fungsi dari sifat material, panjang retak dan tegangan
m
da/dN = C ( K) .................................................................... (2.2)
dimana :
C = Konstanta material
m = Material konstan
Laju perambatan retak merupakan fungsi dari faktor intensitas tegangan. Retak
berawal dari daerah yang paling lemah, kemudian berkembang seiring dengan
perambatan retak dapat diukur secara visual dengan alat teleskop atau bisa
listrik.
panjang retak a di plot dengan siklus N, dapat ditunjukkan oleh Gambar 2.2.
da/dN dievaluasi pada suatu panjang retak, kemudian K untuk panjang retak
konstan dan hanya tegangan yang bervariasi. Hal ini ditunjukkan untuk suatu
kalibrasi K sederhana :
K = Y ........................................................... (2.3)
a
K = Y
.......................................................... (2.4)
a
dimana :
2
A = Luas penampang (mm )
Pertumbuhan panjang retak dan jumlah siklus dapat disajikan dalam kurva a
dan N. Gambar 2.3 adalah kurva yang menunjukan secara skematis tiga
Benda uji mempunyai ukuran retak awal yang sama dan tegangan siklik
minimumnya pun juga sama, yaitu nol. Dari gambar tersebut dapat diambil
kesimpulan bahwa material yang dibebani siklik dengan level tegangan yang
lebih tinggi akan mengalami kegagalan dengan jumlah siklus yang lebih
kecil.
17
Adapun Skema kurva perambatan retak dapat dlihat pada gambar 2.3 yaitu
Kurva tersebut dapat dibagi menjadi tiga daerah. Daerah I menunjukan suatu
daerah harga ambang Kth, dibawah harga ini tidak ada perambatan retak
-10
yang terjadi, kecuali pada orde sekitar 2,5 . 10 m/siklus. Daerah III
retak sulit untuk diamati dimana faktor intensias tegangannya diatas harga
faktor intensitas tegangan kritis, sehingga daerah ini tidak begitu penting
dimana daerah ini menunjukan hubungan linier antara laju perambatan retak
2. Tipe Pembebanan
yang diteliti oleh Ogawa (1989) bahwa baja S45S yang diberikan tipe
lelah yang sangat berbeda, baja S45S dengan pembebanan aksil memiliki
kekuatan lelah yang lebih rendah dari baja yang menerima pembebanan
lentur putar.
3. Faktor Suhu
0
bahwa pada pengujian di suhu 40 C retakan pada spesimen memanjang
0
dari pada pengujian di suhu 20 C. Dengan retakan yang halus, karena
membuat jumlah pit korosi jauh lebih banyak, akibatnya pit korosi cepat
Faktor tegangan sisa yang mungkin timbul pada saat pembuatan spesimen
Bahan dan dimensi spesimen yang digunakan dalam penelitian ini adalah :
Baja AISI 1020 ini berbentuk plat dan memiliki ukuran panjang 185 mm,
lebar 50 mm dan tebal 4 mm. Memiliki kadar karbon kurang dari 0,3%
Gambar 3.1. Spesimen Uji Tarik standar ASTM E 8 (ASTM E8, 2001).
22
standar ASTM E 647. Ukuran panjang spesimen 185 mm, lebar 50 mm,
Gambar 3.2. Bentuk dan ukuran spesimen uji fatik (ASTM E647, 2004)
Alat ini dapat digunakan untuk pengujian tarik statis dan fatik, yang
Universitas Lampung. Alat ini mampu menerima beban sebesar 100 kN.
retak selama pengujian retak fatik. Alat ini mampu mengamati retak
4. Mikroskop Optik
D. Prosedur Pengujian
1. Prosedur pengujian
nol (zero).
dicekam.
6. Kemudian klik auto offset untuk force. Setelah itu grip bagian
berubah.
extensometer.
25
b. Uji Fatik
nol (zero).
dicekam.
6. Kemudian klik auto offset untuk force. Setelah itu grip bagian
berubah.
1000
1200
1400
Dst
27
Metode yang akan digunakan untuk menghitung perambatan retak fatik pada
N C N C
.................................................
2
1 1
a =b
0
+b( )+b
2
( ) (3.1)
1
C2 C2
Dimana :
....................................................(3.2)
N C
1
1 ( )+1
C2
Laju pertumbuhan retak pada Ni diperoleh dari turunan dari parabola di atas,
da b
1
N C
1
2
..........................................................
( )d= +2b
2
( ) (3.3)
i
dN
C2 C2
Nilai K terkait dengan nilai da/dN ini dihitung dengan menggunakan ukuran
tunggal yaitu :
P (2 + )
K= ( 0.886 + 4.6 13.322 + 14.723 5.64 ) ........(3.4)
(1 )3/2
BW
Dimana :
a=W
28
Mulai
Persiapan spesimen
Pengujian SEM
dan OM
Hasil dan
Pembahasan
Simpulan
dan saran
selesai
V. PENUTUP
A. Simpulan
sebagai berikut :
1. Perambatan retak yang diamati secara visual terbentuk pada jumlah siklus
10.000 dengan panjang retak sebesar 4,745 mm. Perilaku laju perambatan
retak yang merambat terjadi secara cepat hingga mencapai batas patah
pada jumlah siklus 13.990 dengan panjang retak sebesar 1,7081 mm. Dari
hasil penelitian ini pada jumlah Siklus 14.000 spesimen mengalami patah
statis.
B. Saran
beban.
sebenarnya.
DAFTAR PUSTAKA
ASTM E647. 2004. Metal Test Methods and Analitycal Prosedures, Annual
Book of STM Standard, Sec. 3, Vol. 03.01, pp.615-657, Bar Harbor
Drive, Weat Conshohocken.
ASTM E8. 2001. Standard Test Method for Tension Testing of Metallic
Materials. USA.
Adam, K. 2011. Faktor Perpatahan dan kelelahan pada kekuatan bahan material.
ILTEK, Volume 6, Nomor 12, Oktober 2011.
Dieter, G, E. 1986. Metalurgi Mekanik edisi ke-3, alih bahasa Sriati Djaprie,
Erlangga. Jakarta.
Hasan, Nur. 2007. Laju Perambatan Retak Plat Aluminium 2024 T3 Dengan Pola
Lubang Pada Beban Fatik Uniaksial Amplitudo Konstan. Jurusan Teknik
Mesin Fakultas Teknologi Industri Institut Teknologi Sepuluh November
Surabaya.
Martelo, D. F. 2015. Crack closure and fatigue crack growth near threshold of a
metastable austenitic stainless steel.
International Journal of Fatigue 77 64-77.